breakwater
TRANSCRIPT
PERENCANAAN KONSTRUKSI BREAKWATER YANG DILENGKAPI
BACK FILL PADA REKLAMASI MUARA BARU JAKARTA UTARA
DENGAN MENGGUNAKAN SIGMA/W
(Planning Of Construction Of Breakwater By Back Fill at Reclamation Muara
Baru North Jakarta By Using SIGMA/W)
Nama : Arrayune Pussya Braza
Alamat : Jatimulya Bekasi timur Jawa Barat
Email : [email protected]
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelabuhan adalah daerah yang terlindung dari gelombang pesat dan arus yang
kuat. Tinggi gelombang yang terjadi dikolam pelabuhan maupun didermaga tidak
boleh mengganggu manuver kapal atau aktifitas bongkar muat. Bila tinggi
gelombang yang terjadi terlalu besar sehingga mengganggu aktifitas tersebut
diatas, maka perlu dibangun breakwater untuk memperkecil tinggi gelombang
sesuai dengan yang diizinkan.
Breakwater yang terletak pada Pelabuhan Perikanan Muara Baru Jakarta Utara
mengalami penurunan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan konstruksi
breakwater yang ada, sehingga diperlukan perencanaan ulang untuk rehabilitasi
dan perbaikan konstruksi breakwater.
2. Tujuan
Penulisan ini bertujuan :
1. Merencanakan struktur breakwater beserta spesifikasinya meliputi tinggi
breakwater optimum, disain berat batu breakwater (B/W), disain ukuran batu
breakwater (B/W), lebar overtopping breakwater, lapisan stabil filter.
2. Menghitung penurunan (settlement) dan stabilitas breakwater secara manual
dan menggunakan program SIGMA/W.
3. Batasan Masalah
Merencanakan konstruksi breakwater yang sesuai berdasarkan kondisi area,
kemudian melakukan analisis secara statis terhadap gaya aktif tanah dengan
menggunakan data tanah reklamasi di Muara Baru Jakarta Utara
4. Lokasi
Lokasi yang diambil adalah Pelabuhan Perikanan Muara Baru Jakarta Utara
Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Angin
Angin dan gelombang merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam
perencanaan suatu pelabuhan, oleh sebab itu data angin dan gelombang sangat
diperlukan. Mengingat tidak adanya data gelombang, maka dengan menggunakan
metode Hindcasting data angin dapat dipergunakan untuk menentukan
karakteristik gelombang, seperti tinggi dan periode gelombang. Hal ini bisa
dilakukan karena angin merupakan penyebab utama terbentuknya gelombang
dilautan meskipun gelombang dapat disebabkan oleh macam-macam sebab,
misalnya : letusan gempa didasar laut, tsunami (titik epicentra ada didasar laut),
gerakan kapal dan sebagainya.
Flowchart Hindcasting :
Gambar 1. Flowchart Hindcasting
Program Hindcasting
(g.td)/Ua = 68.8 (gF/Ua2)2/3
<= 7,5104…………………………..(1)
(g.Hmo)/Ua2 = 0,0016 (gF/Ua
2)1/2
<= 0,2433…………………………..(2)
(g.Tp)/Ua = 0,2857 (gF/Ua2)1/3
<= 8,134……………………………(3)
(g.td)/Ua = 7,5104……………………………………………………(4)
Start
Cek gelombang
non
fullydeveloped
Pers.(2.12)
Yes
Cek Durasi
Pers.(2.17)
No
Pers.(2.18)
Yes
Fmin = F
Fetch limited
Pers.(2.12) dan (2.13)
Untuk dapat Hmo dan Tp
No
Pers.(2.15) dan (2.16)
Untuk dapat Hmo dan
Tp
(g.Hmo)/Ua2 = 0,2433……………………………………………………(5)
(g.Tp)/Ua = 8,134……………………………………………………..(6)
68,8 (gF/Ua2) (Ua/g) <= td………………………………………………...(7)
Fmin = ((g.td)/(68,8.Ua))2/3
.(Ua2/g)……………………………...(8)
Dimana :
td = durasi angin dalam dt
F = panjang fetch dalam m
Hmo = tinggi gelombang signifikan dalam m
Tp = perioda puncak gelombang dalam dt
Ts = 0,95 Tp
Ua = 0,71 U101,23
m/dt faktor tekanan angin
U10 = kecepatan angin ketinggian diukur 10 m dari permukaan
Bila kecepatan angin diukur diatas 10m maka perlu dikalibrasi dengan
U10 = Uz (10/Z)1/7
Z = ketinggian pengukuran
2. Gelombang
Adapun proses terbentuknya gelombang adalah proses perpindahan energi,
dari energi yang dikandung oleh angin ke badan laut melalui permukaan. Karena
sifat air yang tidak menyerap energi, maka energi dirubah dalam bentuk
gelombang yang kemudian dibawa ke pantai dan dilepaskan dengan pecahnya
gelombang.
Bentuk/besaran dari gelombang laut tergantung dari empat faktor yaitu :
a. Kecepatan angin (u);
b. Lamanya angin bertiup (Tu);
c. Kedalaman laut (d) dan luasnya perairan; dan
d. Fetch (F), yaitu jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang
tersebut.
Tinggi Gelombang Rencana
Untuk tinggi gelombang rencana tergantung pada jenis konstruksi yang akan
dibangun. Beberapa pedoman untuk menentukan tinggi gelombang untuk
beberapa keperluan :
a. Konstruksi kaku (fixed virgid structure)
Misal : menara bor lepas pantai, tinggi gelombang dipakai Hmax dengan
periode ulang 100 tahun.
b. Konstruksi flexibel (flexible structure)
Tinggi gelombang rencana dipakai Hs dengan periode ulang yang lebih kecil
dari konstruksi kaku. Dalam memilih periode ulang harus ditinjau dengan
analisa ekonomi.
c. Konstruksi semi kaku (semi rigid structure)
Misal :sea wall, tinggi gelombang rencana dipakai H10.
d. Proses yang terjadi di pantai
Misal : peramalan angkutan sedimen
Tinggi gelombang rencana dipakai Hs atau Hrms tahunan.
Tinggi Gelombang Izin
Tinggi gelombang yang terjadi pada kolam pelabuhan maupun di dermaga
tidak boleh mengganggu kegiatan bongkar muat. Bila tinggi gelombang yang
terjadi terlalu besar sehingga dapat menganggu aktifitas tersebut, maka perlu
dibangun breakwater untuk memperkecil tinggi gelombang sesuai dengan yang
diizinkan.
3. Breakwater
Pelabuhan dapat diartikan sebagai pintu masuk “pintu” gerbang yang masuk
dari laut ke darat, atau dengan kata lain adalah tempat dimana terjadinya
perubahan moda dari moda laut ke moda darat, atau tetap dalam moda laut ke
moda laut .
Pemecah gelombang merupakan pelindung utama bagi pelabuhan buatan.
Tujuan utama mengembangkan pemecah gelombang adalah melindungi daerah
pedalaman perairan pelabuhan, yaitu memperkecil tinggi gelombang laut,
sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang guna dapat melakukan bongkar
muat. Untuk memperkecil gelombang pada perairan dalam, tergantung pada tinggi
gelombang (H), lebar muara (b), lebar perairan pelabuhan (B) dan panjang
perairan pelabuhan (L), mengikuti rumus empiris Thomas Stevenson.
Gambar 2. Bentuk umum lingkungan pelabuhan dengan lindungan pemecah geolmbang
4. Perencanaan Breakwater
Analisa yang harus dilakukan dalam perencanaan breakwater adalah :
a) Analisa Hs, tinggi gelombang signifikan.
Pada keadaan dilapangan, kita memerlukan data angin perjam yang diukur
oleh BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Data tersebut kemudian
dicari tinggi gelombang signifikan dengan metode hindcasting. Maka, dari
data angin perjam tersebut didapat tinggi gelombang setiap 1 jam dalam
10 tahun. Untuk mendesain sebuah pelabuhan diperlukan 1 besar tinggi
gelombang Hs dan Ts yang besarnya tergantung periode ulang yang
direncanakan sehingga terdapat tinggi gelombang dan periodenya.
b) Menentukan tinggi elevasi SWL, HHWL, MHWL/HWS, MLWL/LWS,
LLWL.
Sebelumnya kita harus meramalkan tinggi muka air akibat pasang surut
berdasarkan pengukuran muka air selama 15 hari atau 30 hari setiap
jamnya atau data dari dihidros dengan metode least square. Dengan
demikian kita bisa mendapatkan tinggi muka laut selama 18,6 tahun. Dari
B
L
b
Hdl = tinggi gelombang pada
perairan pelabuhan
Hlr = Tinggi gelombang laut
b = Lebar muara
B = Lebar perairan pelabuhan
L = Panjang perairan
data tersebut dicari nilai SWL, HHWL, MHWL/HWS, MLWL/LWS,
LLWL.
c) Analisa Refraksi dan Difraksi
Analisa ini adalah proses pencarian bentuk breakwater sehingga tinggi
gelombang yang disyaratkan untuk keperluan bongkar muat atau hal-hal
lainnya dapat terpenuhi. Dalam menganlisa refraksi dan difraksi kita perlu
memasukkan beberapa data sebagai dasar perhitungan seperti :
1. Tinggi gelombang signifikan. Didapat dari merata-ratakan 1/3 data
terbesar dari tinggi gelombang yang didapat dari hindcasting dari
setiap arah angin datang.
2. Kedalaman kolam rencana dilihat dari besar kapal terbesar yang
dilayani dalam pelabuhan.
3. Topografi peta barimetri sebagai denah awal.
5. Konstruksi Turap
Struktur turap (sheet pile) sering dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan
sementara, seperti tebing galian dan bendungan elak. Kecuali itu, turap banyak
digunakan untuk struktur penahan tanah pada pelabuhan-pelabuhan , pemakaian
turap antara lain dimaksudkan untuk mencegah kelongsoran tanah disekitar galian
maupun untuk mencegah rembesan air.
TURAP BETON
Turap beton banyak dipakai untuk pekerjaan dinding penahan tanah, yang
permanent atau struktur permanent seperti quaywalls, revetments, breakwater,
reclamation walls, dan struktur lain yang sulit digunakan dengan turap baja.
Keunggulan turap beton adalah bebas perawatan (free maintenance),
mempunyai bending momen yang tinggi, kedap air dan harga material yang lebih
murah dibandingkan dengan turap baja.
Jenis-jenis Turap Beton
1. Berombak dengan jenis lembaran tiang pancang beton pratekan.
Tabel 1. Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
Tipe Panjang Ketebalan Dinding Crack Moment Berat
(m) (mm) (t.m) (kg/m’)
W-325-A-1000 8-13 110 11,4 330
W-325-B-1000 8-14 110 13,3 330
W-350-A-1000 9-15 120 15,6 367
W-350-B-1000 10-15 120 17,0 367
W-400-A-1000 10-16 120 20,1 400
W-400-B-1000 11-16 120 23,4 400
W-450-A-1000 11-17 120 26,9 454
W-450-B-1000 12-17 120 30,7 454
W-500-A-1000 12-17 120 35,2 460
W-500-B-1000 13-18 120 40,4 460
W-600-A-1000 14-20 120 50,6 525
W-600-B-1000 15-21 120 59,6 525
SUMBER : JIS A 5326-1983 Prestressed Concrete Sheet Pile Codes
2. Rata dengan jenis lembaran tiang pancang beton.
Tabel 2. Flat Prestressed Concrete Sheet Pile (FPC)
Tipe Panjang Ketebalan Dinding Crack Moment Berat
(m) (mm) (t.m) (kg/m’)
FPC-220-A-500 6-14 220 3,32 275
FPC-220-B-500 6-14 220 3,70 275
FPC-220-C-500 6-14 220 4,05 275
FPC-220-D-500 6-14 220 4,39 275
FPC-220-E-500 6-14 220 4,71 275
FPC-220-F-500 6-14 220 5,22 275
FPC-220-G-500 6-14 220 5,97 275
FPC-320-A-500 6-14 320 6,05 400
FPC-320-B-500 6-14 320 6,65 400
FPC-320-C-500 6-14 320 7,24 400
FPC-320-D-500 6-14 320 7,81 400
FPC-320-E-500 6-14 320 8,37 400
FPC-320-F-500 6-14 320 8,91 400
FPC-320-G-500 6-14 320 9,43 400
FPC-320-H-500 6-14 320 9,94 400
FPC-320-I-500 6-14 320 10,43 400
FPC-320-J-500 6-14 320 10,91 400
FPC-320-K-500 6-14 320 11,37 400
FPC-320-L-500 6-14 320 11,81 400
FPC-320-M-500 6-14 320 12,24 400
FPC-320-N-500 6-14 320 13,88 400
SUMBER : JIS A 5326-1983 Prestressed Concrete Sheet Pile
3. Rata dengan jenis lembaran tiang pancang beton bertulang.
Tabel 3. Flat Reinforced Concrete Sheet Pile (FRC)
Tipe Panjang Ketebalan Dinding Crack Moment Berat
(m) (mm) (t.m) (kg/m’)
FRC-220-A-500 4-10 220 1,45 275
FRC-220-B-500 6-14 220 1,70 275
FRC-320-A-500 4-12 320 3,22 400
FRC-320-A-500 6-14 320 3,61 400
SUMBER : JIS 5325-1981 Reinforced Concrete Sheet Pile
METODOLOGI
Dalam penulisan tugas akhir ini melakukan pengkajian permasalahan
breakwater yang sudah ada di Muara Baru Jakarta Utara dengan melakukan
survey lokasi ditambah kajian pustaka untuk metode dan data yang diperlukan,
kemudian melakukan perencanaan konstruksi breakwater meliputi:
a. Spesifikasi kondisi perencanaan.
b. Ukuran penampang breakwater.
c. Ukuran batu/tipe dan persyaratan lapisan bawah.
d. Ujung struktur dan penapis atau lapisan dasar.
e. Melakukan analisa penurunan fondasi serta daya dukung dan stabilitasnya
Gambar 3. Diagram Alir Stabilitas Penurunan
Dimensi
Breakwater
Daya Dukung
qu = c1 x Nm + Df x γ
Penurunan
Ok
Ok
Tidak
Ok
Tidak
Stabilitas Penurunan :
25,1Md
Mr
Ok
Hasil Akhir
Tidak
Gambar 4. Diagram Alir Stabilitas Penurunan Dengan Menggunakan SIGMA/W
A
Specify the analysis type
Define soil properties
Generate finite element
View the node numbers
B
Specify boundary conditions
Verify the problem
C
Solving the problem
Start solving
Finishing solve
D
ANALISIS DATA
Perencanaan breakwater merupakan perencanaan dalam pelabuhan yang
digunakan untuk menghitung breakwater yang sesuai dengan stabilitas keamanan
sehingga kegiatan yang dilakukan dalam pelabuhan tidak terganggu.
Tabel 4. Keadaan Klimatologi DKI Jakarta Tahun 1990
Bulan
CLIMATOLOGY/Climate
Curah
Hujan
Tekanan
Atmosfir
Kelembab
-an
Arah
Angin
Kec.
Angin
Penyinaran Penguapan Awan Radiasi Temperatur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari 425,8 1.009,78 56 W 1,7 16 * 93 * 26,1
Februari 98,0 1.011,07 82 N 1,3 38 * 84 * 27,3
Maret 103,4 1.010,98 80 W 2,0 41 * 85 * 27,5
April 134,9 1.008,90 77 N 1,9 66 * 81 * 28,5
Mei 63,3 1.008,83 75 E 1,8 59 * 79 * 28,3
Juni 95,7 1.010,03 73 E 1,8 45 * 81 * 27,9
Juli 31,9 1.010,57 71 E 2,1 65 * 81 * 27,6
Agustus 303,8 1.010,95 76 N 1,7 54 * 84 * 27,2
September 5,4 1.010,99 68 N 2,2 81 * 73 * 28,1
Oktober 62,6 1.010,32 68 N 2,1 78 * 63 * 28,4
November 49,1 1.010,23 71 N 1,8 60 * 82 * 28,3
Desember 225,5 1.010,10 80 W 1,8 28 * 91 * 26,7
Keterangan : *) = Data tidak tersedia
SUMBER : Pusat Meteorologi dan Geofisika
Analisa Gelombang
1. Tinggi Gelombang
2
1
2
20016,0
A
effAs
U
Fxgx
g
UxH
2
1
2
2
45,8
539298,9
8,9
14,80016,0 xx
xH s
mH s 91,1
2. Periode Gelombang
3
1
2
2857,0
A
effAP
U
Fxgx
g
UxT
3
1
245,8
539298,9
8,9
14,82857,0 xx
xTP
ikTP det29,4
Gambar 5. Rencana Breakwater
Tabel 5. Dimensi Penampang Breakwater
Dimensi Kepala Badan
h 7,5 m 4,5 m
ht 4,7 m 3,1 m
hi 2,8 m 1,4 m
Bt 1,37 m 1,21 m
Dt 1,06 m 0,94 m
r1 0,91 m 0,80 m
r2 0,42 m 0,37 m
E 5,3 m 4,05 m
W 0,22 ton 0,15 ton
W/10 22 kg 15 kg
LWS=0
W/200
r1
W W/10
r2
W50
Bt
Wt
E
ht h
hi
W/200 Pasir Pasir
W/50 0,48 ton 0,57 ton
Wt 8,07 kg 9,78 kg
SUMBER : Hasil Perhitungan
Penurunan
Tekanan pada dasar pondasi akibat beban bangunan q = 13,5 t/m2.
Data masing-masing tanah adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Data Tanah
Jenis Tanah γd (t/m3) γsat (t/m
3) Cc eo
Lempung 1 82 1,51 - -
Lempung 2 - 1,52 0,46 1,41
SUMBER : Data Tanah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Gambar 6. Analisis Penurunan
o
o
o
c
p
pp
e
HCS log
1
Muka Tanah
6 m
5 m Lempung 1 γd = 82 t/m3
γsat = 1,51 t/m3
Lempung 2 γsat = 1,52 t/m2
Cc = 0,46
eo = 1,41
Muka Air
Tanah A
B
q = 13,5 t/m2
7 m
C
6 m
Tabel 7. Perhitungan Settlement
Jenis Tanah q (t/m3) I ΔP (t/m
2) S (m)
Lapisan 1 13,5 0,23 12,42 0,012
Lapisan 2 13,5 0,14 7,67 0,0065
Lapisan 3 13,5 0,09 5,18 0,0022
SUMBER : Hasil Perhitungan
Gambar 7. Nodal Displacement SIGMA/W
Perbandingan Hasil Penurunan Manual dengan Program
Tabel 8. Perbandingan Hasil Penurunan Manual dengan Program
Metode Manual Program
Penurunan 0,0207 m 0,036 m
Sumber : Hasil Perhitungan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menarik kesimpulan bahwa :
1. Breakwater direncanakan dengan menggunakan bentuk rubble mounds
dengan modifikasi penambahan back fill dan turap beton gunanya untuk kapal
menyandar.
2. Dari hasil perhitungan dimensi breakwater tingginya 7,5 m dan lebarnya
5,3 m.
3. Penurunan lapisan lempung yang dihasilkan dengan perhitungan secara
manual sebesar 0,0207m sedangkan perhitungan penurunan dengan
menggunakan program SIGMA/W sebesar 0,036 m.
4. Turap yang dipakai tipe Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
W-600-A-100 yang memiliki panjang tiang dibutuhkan 21 m.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan antara lain :
1. Untuk mencegah korosi diperlukan proteksi katodik.
2. Pemancangan turap beton didasar laut harus dilakukan dengan hati-hati, agar
pada saat pemancangan tidak terjadi keretakan yang dapat menyebabkan air
masuk sehingga mengurangi kekuatan beton tersebut