book pti

34
INOVASI PENDIDIKAN Materi Diskusi Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Rabu Pukul: 12.45 WIB Ruang PPG 04 Oleh Yoyok Yuda Wijaya 120210101101 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Upload: yoyokpti

Post on 05-Dec-2014

531 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Pengantar TI

TRANSCRIPT

Page 1: Book pti

INOVASI PENDIDIKANMateri Diskusi Kuliah

Pengantar Ilmu Pendidikan

Rabu Pukul: 12.45 WIB Ruang PPG 04

Oleh

Yoyok Yuda Wijaya 120210101101

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

Semester Genap 2012 – 2013

Page 2: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pengantar ilmu pendidikan

yang berjudul “INOVASI PENDIDIKAN”.

Makalah ini kami susun sebagai bentuk untuk memenuhi syarat

pembelajaran pengantar ilmu pendidikan. Dalam kesempatan ini, kami

menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Misno, M.Pd. selaku dosen

pembina dalam tugas makalah ini serta kepada teman-teman yang telah membantu

dari pertama sampai selesai.

Dengan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun para

pembacanya. Tetapi kami menyadari atas isi/penyusunan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk

memperbaiki laporan selanjutnya.

Jember , Februari 2013

Penulis

Page 3: Book pti

iii | Pengantar Ilmu Pendidikan

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

DAFTAR TABEL....................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................3

2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Inovasi......................................................................3

2.2 Difusi Inovasi Pendidikan................................................................................6

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi Inovasi..........................................6

2.4 Adopsi Inovasi..............................................................................................11

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi......................................13

2.6 Hambatan Dalam Adopsi Inovasi..................................................................14

2.7 Pelaksanaan dan Kontribusi Inovasi Pendidikan...........................................15

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................17

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17

3.2 Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

Page 4: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | iv

DAFTAR GAMBARGambar 2.1........................................................................................................................3

Gambar 2.2........................................................................................................................6

Gambar 2.3......................................................................................................................12

Page 5: Book pti

v | Pengantar Ilmu Pendidikan

DAFTAR TABELTable 1.1............................................................................................................................1

Page 6: Book pti

1 | Pengantar Ilmu Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan

dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Upaya untuk mancari hal yang

baru itu, mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain upaya

memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok. Inovasi

sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari dan

diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk

diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran

cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu

ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang

diterapkan melalui tahapan tertentu. Penerapan hal-hal baru tersebut diyakini

dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan

memperbaiki suatu keadaan tertentu atau proses tertentu yang terjadi

dimasyarakat.

Table 1.1

No. Negara Perangkat Dunia1 Singapura 22 Malasyia 213 Brunei 284 Thailand 395 Indonesia 466 Vietnam 657 Filiphina 758 Kamboja 97

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan

yang sifatnya pembaharuan atau inovasi pendidikan. Usaha tersebut

dilakukan untuk memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi,

khususnya yang berkenaan dengan masalah pemerataan pendidikan,

Page 7: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 2

peningkatan mutu, peningkatan efisiensi1 dan efektivitas2 pendidikan, serta

relevansi pendidikan. Beberapa contoh inovasi antara lain: program belajar

jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pembelajaran kelas rangkap, secara

pembelajaran kontekstual (contectual learning), serta pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan (pakem).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa penertian dan ciri-ciri inovasi?

1.2.2 Apa yang dimaksud difusi inovasi pendidikan?

1.2.3 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi difusi inovasi?

1.2.4 Apa yang dimaksud adopsi inovasi?

1.2.5 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adopsi inovasi?

1.2.6 Sebutkan hambatan dalam adopsi inovasi?

1.2.7 Apa pelaksanaan dan kontribusi inovasi pendidikan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri inovasi

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian difusi inovasi pendidikan

1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi difusi inovasi

1.3.4 Untuk mengetahui pengertian adopsi inovasi

1.3.5 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi

1.3.6 Untuk mengetahui hambatan dalam adopsi inovasi

1.3.7 Untuk mengetahui pelaksanaan dan kontribusi inovasi pendidikan

1 Cara melakukan suatu hal dengan meminimalkan usaha.2 Cara melakukan suatu hal dengan tepat.

Page 8: Book pti

3 | Pengantar Ilmu Pendidikan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1Pengertian dan Ciri-Ciri Inovasi

Pada berbagai macam buku yang berkaitan dengan kegiatan inovasi

terdapat bermacam-macam definisi inovasi. Inovasi dan difusi inovasi

termasuk inovasi pendidikan sudah banyak dirumuskan oleh para ahli. Everett

M. Rogers(1983) mendefinisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan,

praktik atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang

baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.

Stephan Robbins (1994), mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan

baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk

atau proses, dan jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih

memfokuskan pada tiga hal utama, yaitu (1) gagasan baru, (2) produk dan

jasa, serta (3) upaya perbaikan. Hal pertama adalah adanya gagasan baru

(new ideas) dari suatu olah pikir dalam mengamati sutu fenomena yang

sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Gagasan baru ini dapat

berupa penemuan (invention) dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem,

sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.

Gambar 2.1

Hal yang kedua adalah produk dan jasa, yaitu hasil langkah lanjutan dari

adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian,

penelitian, dan percoabaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret,

dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan

diimplementasikan termasuk hasil inovasi dibidang pendidikan.

Page 9: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 4

Hal yang ketiga adalah usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan

dan melakukan improvement3 yang terus menerus sehingga buah inovasi itu

dapat dirasakan manfaatnya.

Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdulhak (2000) menyatakan bahwa

inovasi merupakan suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda

dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan

kemampuan guna mencapai tujuan tertentu.

Sementara itu, Mattew B. Miles (1973) dalam bukunya Innovation in

Education mendefinisikan inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan

(Innovation is a spesies of the genus change). Inovasi adalah suatu perubahan

yang sifatnya khusus (specific), memiliki nuansa kebaruan (novel), dan

disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu

(planned and deliberate), serta dirancang untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the system). Menurut Mile,

(1973) terdapat empat ciri utama inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan.

Keempat ciri utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memiliki kekhasan/ khusus. Artinya, suatu inovasi memiliki ciri yang

khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan

hasil yang diharapkan.suatu inovasi bercirikan spesifik dalam arti suatu

inovasi memunculkan kondisi khusus, dan bukan asal tersebar saja.

2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Suatu inovasi harus memiliki

karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang yang memiliki kadar

orisinalitas4 dan kebaruan. Dengan demikian, inovasi merupakan suatu

proses penemuan (invention) baik berupa ide, gagasan, hasil, sistem,

ataupun produk yang dihasilkan.

3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Bahwa

suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa,

namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang

jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

3 Perbaikan4 Keaslian

Page 10: Book pti

5 | Pengantar Ilmu Pendidikan

4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Program inovasi yang dilakukan

harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk

mencapai tujuan tersebut. Suatu inovasi bukan asal digulirkan atau asal

beda dengan program sebelumnya.

Huberman seperti dikutip Ishak Abdulhak (2000) membagi sifat

perubahan dalam inovasi kedalam enam kelompok berikut.

1. Penggantian (substitution), misalnya inovasi dalam penggantian jenis

sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat, atau sistem ujian yang

lama diganti dengan yang baru.

2. Perubahan (alternation), sebagai contoh upaya mengubah tugas guru yang

tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru

bimbingan dan penyuluhan atau mengubah kurikulum sekolah menengah

umum yang semula bercorak teoretis akademis, menjadi kurikulum dam

mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan hidup praktis.

3. Penambahan (addition). Dalam inovasi yang bersifat penambahan ini

tidak ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang berubah maka

perubahan tersebut hanya berupa perubahan dalam hubungan

antarakomponen yang terdapat dalam sistem yang masih perlu

dipertahankan.

4. Penyusunan kembali (restructuring), yaitu upaya penyusunan kembali

berbagai komponen yang ada dalam sisterm dengan maksut untuk

menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan.

5. Penghapusan(elimination), adalah upaya pembaharuan dengan cara

menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau pengurangan

komponen-komponen tertentu dalam pendidikan, atau penghapusan pola

atau cara-cara lama.

6. Penguatan (reinforcement), yaitu upaya peningkatan untuk meperkokoh

atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang sebelumnya

terasa lemah.. (Arifin, 2000, p. 123)

Page 11: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 6

2.2Difusi Inovasi Pendidikan

Everett M. Rogers (1983), mendefinisikan difusi inovasi sebagai proses

untuk mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem sosial

melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.

Gambar 2.2

Difusi inovasi pendidikan diartikan sebagai penyebarluasan dari gagasan

inovasi pendidikan melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara

anggota sistem sosial masyarakat. Dengan demikian, inovasi pendidikan

adalah proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi dalam bidang

pendidikan kepada anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi

tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi Inovasi

Dalam kaitan dengan proses difusi inovasi Rogers (1983) mengemukakan

empat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi, termasuk inovasi

pendidikan, yaitu

1. esensi5 inovasi itu sendiri

Dalam esensi inovasi ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu teknologi,

informasi pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi.

5 Kandungan/isi

Page 12: Book pti

7 | Pengantar Ilmu Pendidikan

Dalam kadar tertentu, makna “inovasi” sering identik dengan “teknologi”

yang digunakan. Kata “teknologi” itu sendiri diartikan sebagai suatu

desain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian

dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai. Dengan

demikian, adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi

dalam difusi inovasi, adalah antara lain untuk menjawab persoalan yang

berkaitan dengan upaya mengurangi ketidakpastian masa depan.

2. Saluran Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana partisipan berbagai

informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Dari pengertian

tersebut tampak bahwa kata kunci komunikasi adalah diperolehnya saling

pengertian. Lasswell (1948) menyatakan bahwa komponen dasar

komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa mengatakan atau

menhemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan

apa dampaknya(hasil yang dicapai)”. Sementara itu, Shannon dan Weaver

menganggap komunikasi adalah semua prosedur yang memungkinkan

pikiran seseorang dapat mempengaruhi pihak lain. (Dahrin, 2000)

Dalam komunikasi terdapat berbagai ragam komunikasi yaitu

komunikasi satu arah dan multi arah, yang keduanya merupakan proses

saling mempengaruhi dan menyampaikan informasi sehingga pada

akhirnya diperoleh saling pengertian. Komunikasi linier yang sering

disebut komunikasi satu arah atau one way communication. Salah satu ciri

komunikasi ini adalah adanya penyandian yang dilakukan pengirim dan

interpretasi oleh penerima, serta antisipasi kemungkinan adanya gangguan

(noises) dalam proses komunikasi yang berlangsung.

Pada tahun 1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model

komunikasi konvergen. Menurut Kincaid komunikasi adalah suatu proses

konvergen dimana terjadi pembagian informasi bersama untuk mencapai

suatu kesepakatan bersama. Ciri utama komunikasi konvergen adalah

adanya informasi (information), ketidakmenentuan (uncertainty),

konvergen (convergence), adanya saling pemahaman (mutual

Page 13: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 8

understanding), adanya saling persetujuan (mutual agreement), kegiatan

bersama (collective action), dan hubungan jaringan (network relationship).

(Degeng, 1999)

Disamping komunikasi linier dan komunikasi konvergen, saluran

komunikasi dapat diklasifikasikan pada 2 bentuk, yaitu komunikasi

homofil dan komunikasi heterofil. Komunikasi homofil adalah proses

komunikasi yang dilakukan oleh dua individu atau kelompok yang

dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain. Sedangkan komunikasi

heterofil , yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih, dimana pengirim pesan memiliki latar belakang yang berbeda, baik

dilihat dari sosial budaya, pendidikan, agama, maupun karakteristik sosial

lainnya.

3. Faktor Waktu dan Proses Pengambilan Keputusan

Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi.

Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilalui

individu atau kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi, kemudian

dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan

untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan konfirmasi atas

keputusan inovasi yang dipilih. Berikut adalah beberapa tahapan dari

model proses keputusan inovasi.

a. Tahap pengetahuan (knowledge)

Tahap ini berlangsung pada saat individu/kelompok membuka diri

terhadap suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan

peran inovasi tersebut memberi kontribusi perbaikan dimasa

mendatang.

b. Tahap bujukan (persuasion)

Tahap ini berlangsung pada saat individu atau kelompok mulai

membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi

terhadap inovasi.

c. Tahap pengambilan keputusan ( decision making)

Page 14: Book pti

9 | Pengantar Ilmu Pendidikan

Tahap ini berlangsung pada saat seseorang atau kelompok

melakukan aktivitas yang mengarah kepada keputusan untuk

menerima atau menolak inovasi tersebut.

d. Tahap implementasi

Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok

menerapkan atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan

organisasinya.

e. Tahap konfirmasi (confirmation)

Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok mencari

penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.

4. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan dalam

tatanan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa hal

yang dikelompokkan sebagai bagian atau unit dalam sistem sosial

kemsyarakatan, meliputi individu anggota masyarakat, tokoh masyarakat,

pemimpin formal, kiai, kelompok tertentu dalam masyarakat. Disamping

itu, struktur sosial serta norma sosial dan difusi juga turut mempengaruhi

proses difusi inovasi.

a. Struktur sosial

Sistem sosial terdiri dari berbagai komponen yang saling

berhubungan dan sangat mempengaruhi proses difusi inovasi. Salah

satu komponen sistem sosial adalah struktur sosial. Struktur sosial

pada dasarnya merupakan susunan yang terpola dari berbagai unit

dalam suatu sistem.

b. Norma sosial dan difusi

Norma merupaka hal yang penting dalam proses difusi inovasi.

Norma itu sendiri bisa berciri budaya lokal, bernapas keagamaan,

ataupun ciri khusus suatu masyarakat tertentu, yang memberi warna

tersendiri terhadap sosial budaya msyarakat yang bersangkutan.

Berikut ini beberapa sistem sosial yang melaksanakn kegiatan

inovasi pendidikan.

Page 15: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 10

1. Kegiatan pemeliharaan terbatas (boundary maintenance operation),

yaitu suatu sistem sosial dalam garapan pendidikan yang secara

nyata membatasi (melalui in dan out) dari pelaksanaan suatu

perubahan pendidikan yang dilakukan.

2. Ukuran dan kewilayahan (size and territoriality), yaitu suatu sistem

sosial yang yang secara jelas mempersyaratkan kelompok orang

ataupun geografis untuk melaksanakan suatu inovasi.

3. Fasilitas fisik (physical facilities), yaitu sistem sosial yang

mengaitkan berbagai fasilitas dan teknologi termasuk sumber daya

manusia yang akan terlibat untuk melaksanakan suatu proyek

inovasi pendidikan.

4. Penggunaan waktu (time use), yaitu suatu sistem sosial yang

mempersyaratkan faktor waktu sebagai ciri dominan suatu inovasi

pendidikan.

5. Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu suatu sistem sosial yang

mempersyaratkan faktor tujuan sebagai ciri dominan. Memang

sepatutnya, semua inovasi pendidikan yang dilakukan harus

memiliki tujuan yang jelas.

6. Prosedur yang digunakan (procedure), yaitu suatu sistem sosialyang

mengaitkan berbagai prosedur dan teknologi untuk melaksanakan

suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.

7. Definisi peran (role definition), yaitu suatu sistem sosial yang

mengaitkan berbagai peran sosial, seperti peran guru atau peran

kepala sekolah, sesuai dengan tugas dan kewenangannya untuk

melaksanakan proyek inovasi.

8. Kondisi normatif (normative beliefs), yaitu sistem sosial

mengaitkan mempersyaratkan perlunya norma dan ciri normatif

lainnya untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.

9. Sistem stuktur sosial (structure), yaitu sistem sosoal yang

mengaitkan bebagai struktur dan hubungan antarmanusia dalam

Page 16: Book pti

11 | Pengantar Ilmu Pendidikan

organisasi atau sistem sosial lainnya untuk melaksanakan suatu

proyek inovasi.

10. Metode sosialisasi (socialization method), yaitu suatu sistem sosial

yang menghubungkan berbagai metode sosialisasi atau prosedur

tertentu untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.

11. Keterkaitan dengan sistem/instansi lain (linkage eith other system),

yaitu suatu kondisi sistem sosial dalam inovasi yang mengaitkan

berbagai sistem lain atau instansi lain dalam implementasi inovasi

yang akan dilakukan.

2.4Adopsi Inovasi

Tahapan proses keputusan inovasi, yaitu:

1. tahap pengetahuan (knowledge), yaitu tahapan dima individu/kelompok

membuka diri terhadap adanya suatu inovasi;

2. tahap bujukan (persuasion), yaitu tahap pada saat individu atau kelompok

mulai membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap

inovasi;

3. tahap pengambilan keputusan (decision making), yaitu tahap dimana

seseorang/kelompok melakukan aktivitas yang mengarah kepada

keputusan untuk menerima atau menolak inovasi;

4. tahap implementasi (implementation), yaitu ketika seseorang atau

kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi;

5. tahap konfirmasi (confirmation), yaitu tahap dimana seseorang atau

kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukan.

Page 17: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 12

Gambar 2.3

Dengan demikian, proses adopsi inovasi dipengaruhi oleh sistem internal

organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan. Organisasi atau tatanan

kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi

memenuhi syarat-syarat berikut.

1. Memiliki tujuan yang jelas,

2. Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas,

3. Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan,

4. Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum,

5. Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.

Dalam adopsi inovasi terdapat ada lima kategori perubahan, individu atau

kelompok yang harus diperhatikan. Kelima kelompok tersebut adalah sebagai

berikut,

1. Para pembaharu atau pioneer/perintis (innovator), yaitu mereka yang

paling cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.

2. Para adopter awal (early adopters), orang-orang yang tergolong cepat

mengikuti kelompok innovator.

3. Para kelompok mayoritas awal (early majority). Kelompok ini

merupakan kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru apabila hal

tersebut telah benar-benar menunjukan hasil yang diharapkan.

Page 18: Book pti

13 | Pengantar Ilmu Pendidikan

4. Kelompok mayoritas akhir (late mayority). Kelompok ini merupakan

kelompok massal yang umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru.

5. Adopter akhir (late adopters), yaitu kelompok yang sangat skeptis, dan

senantiasa menolak perubahan.

2.5Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi

Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adopsi inovasi adalah

pemimpin yang berpengaruh (opinion leaders) dan agen perubahan.

Pemimpin yang berpengaruh (opinion leaders) memiliki peran yang sangat

penting pada perubahan perilaku individu. Kepemimpinan yang berpengaruh

merupakan suatu tingkat dimana seorang individu dapat mempengaruhi

individu lainnya atau mengatur perilaku infividu secara tidak normal kea rah

kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma uang berlaku. Sementara itu,

agen perubahan (change agen) merupakan individu yang mempengaruhi

pengambilan inovasi kearah yang dapat diharapkan.

Selain faktor agen perubahan, tingkat percepatan adopsi suatu hasil inovasi

juga bergantung pada karakteristik atau ciri dari inovasi itu sendiri.

Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi cepatnya adopsi inovasi

adalah sebagai berikut.

1. Adanya keuntungan relatif (relative advantages), artinya sampai sejauh

mana suatu inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat dan keuntungan

bagi perorangan atau masyarakat yang akan mengadopsinya.

2. Memiliki kekompakan dan kesepahaman (compatibility), artinya sampai

sejauh mana suatu inovasi dapat sejalan dan sesuai dengan sistem nilai

yang ada, atau sejalan dengan pengalaman masa lalu masyarakat yang

akan mengadopsi.

3. Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya sampai sejauh mana

derajat kompleksitas, kesukaran dan kerumitan suatu produk inovasi

dirasakan oleh masyarakat.

4. Dapat dicobakan (trialability), artinya sampai sejauh mana suatu inovasi

dapat diujicobakan keandalan dan manfaatnya. Suatu hasil inovasi dapat

Page 19: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 14

dengan mudah diadopsi, apabila hal tersebut dapat dilihat dan

diujicobakan melalui pengalaman lapangan.

5. Dapat diamati (observability), yaitu sampai sejauh mana suatu hasil

inovasi dapat diamati. Semakin mudah suatu hasil inovasi diamati maka

akan semakin tinggi peluang inovasi tersebut diadopsi.

2.6Hambatan Dalam Adopsi Inovasi

Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh beberapa faktor. Ada 3

hambatan utama, yang berpotensi timbul dalam setiap adopsi inovasi.

Pertama, Mental block barriers, yaitu hambatan yang lebih disebabkan

oleh sikap mental, seperti:

1. Salah persepsi atau asumsi,

2. Cenderung berpikir negatif,

3. Dihantui oleh kecemasan dan kegagalan,

4. Tidak mau mengambil risiko terlalu dalam,

5. Malas,

6. Sudah merasa berada pada daerah “nyaman dan aman”, serta

7. Cenderung resisten/menolak terhadap setiap perubahan.

Kedua, hambatan yang sifatnya culture block (hambatan budaya). Hal ini

lebih dilatar belakangi oleh hal-hal berikut, seperti:

1. Adat yang sudah mengakar dan mentradisi,

2. Ketaatan terhadap tradisi setempat, dan

3. Ada perasaan berdosa bila mengubah tradisi yang sudah berlaku.

Ketiga, hambatan social block (hambatan sosial), yaitu hambatan inovasi

sebagai akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar. Hambatan

tersebut, antar lain disebabkan oleh:

1. Perbedaan suku dan agama ataupun ras,

2. Perbedaan sosial ekonomi,

3. Nasionalisme yang sempit,

4. Arogansi primordial, serta

5. Fanatisme daerah yang kurang terkontrol.

Page 20: Book pti

15 | Pengantar Ilmu Pendidikan

2.7Pelaksanaan dan Kontribusi Inovasi Pendidikan

Poenson dalam Santoso S. Hamidjojo (1974) mengungkap secara

gemblang tentang tiga kecenderungan kontribusi dan misi difusi inovasi,

khususnya dalam bidang pendidikan, sebagai berikut.

Pertama, difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi

demokratis.

Kedua, inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari

konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan

pribadi di antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan, menuju pada konsepsi

pendidikan yang mengembangkan pola dan isi yang lebih komprehensip

dalam rangka pengembangan seluruh potensi manusia secara menyeluruh dan

utuh.

Ketiga, pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari

konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju kearah

konsepsi pendidikan yang menggunakan pendekatan yang lebih kooperatif.

Dalam inovasi pendidikan, unsur strategi merupakan suatu hal penting.

Strategi dalam inovasi a means (usually involving sequences of activities) for

causing and advocated innovation to become successful (Miles, p.18). salah

satu dimensi strategi yang digunakan adalah Tipologi Strategi Inovasi

Pendidikan (Miler, 1983) yang pada dasarnya membedakan antara target

system dan other system.

1. Target system, yaitu sistem target yang menjadi sasaran inovasi

dilaksanakan. Misalnya, sekolah atau kelompok masyarakat tertentu.

2. Other system, yaitu sistem lain diluar menjadi target. Misalnya, lembaga

swadaya masyarakat atau institusi pemerintahan (dari luar)

Baik dalam strategi target system maupun other system, terdapat empat

tahapan yabg dilakukan dalam mengadopsi inovasi. Keempat tahapan tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Design, yaitu tahapan perencanaan dan perancangan.

2. Wareness-interest, yaitu tahap komunikasi untuk penyadaran terhadap

masyarakat yang diharapkan dapat mengadopsi inovasi yang ditawarkan.

Page 21: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 16

3. Evaluation, yaitu melakukan kajian atau evaluasi terhadap kemungkinan

pro-kontra ataupun kajian terhadap masyarakat yang menerima atau

menolak.

4. Trial, yaitu uji coba atas produk inovasi untuk melihat sampai sejauh

mana kemungkina diterima atau ditolaknya inovasi kepada target sistem.

Sementara itu, pada sisi yang lain penerapan strategi target system ataupun

sistem lain dalam penyebarluasan inovasi, menurut dua struktur sosial,

berikut.

1. Existing structure, yaitu struktur sosial ataupun struktur organisasi

kemasyarakatan yang sudah ada.

2. New structure, yaitu struktur kemasyarakatan yang baru sebagai

konsekuensi atas adanya inovasi.

Page 22: Book pti

17 | Pengantar Ilmu Pendidikan

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, suatu inovasi

merupakan ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadarai dan

diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang/kelompok untuk

memecahkan suatu permasalahan yang timbul serta memperbaiki keadaan

sebelumnya. Dan proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi kepada

anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan

berlangsung sepanjang waktu dilakukan dengan difusi inovasi, sehingga dapat

diadopsi oleh masyarakat.

3.2 Saran

Adapun saran dari kami tentang pembuatan makalah pengantar ilmu

pendidikan yang berjudul inovasi pendidikan adalah sebagai berikut:

3.2.1 Kami mengharapkan pembuatan makalah ini dapat di lakukan oleh

semua orang, sebab dari materi ini pesan yang disampaikan sangat jelas

terutama bagi perkembangan pendidikan khususnya tentang inovasi

pendidikan.

3.2.2 Kami mengharapkan kritik atau saran dari pembaca makalah ini, agar

makalah selanjutnya lebih baik dari makalah ini

Page 23: Book pti

I n o v a s i P e n d i d i k a n | 18

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. (2000). Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Budiman. (2012, Januari 5). Inovasi Pendidikan. Retrieved from Budiman Website:

http://www.budiman.com

Dahrin, D. (2000). Memperbaiki Kinerja Pendidikan Nasional Secara Komprehensip:

Transformasi Pendidikan. Jakarta: Forum Rektor Indonesia.

Degeng, N. (1999). Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan

Demokrasi. Surabaya: Jurnal edisi 6 tahun III.

Mulyasa, E. (2011, April 6). Model Pembelajaran. Retrieved from Mulyana Web Site:

http://www.Mulyasa,com