bolo

41
Metod ekonstruksi bab 4. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat Pekerjaan persiapan pekerjaan struktur pekerjaan plumbling Pekerjaan Finishing

Upload: annisa-rachma-oktaviani

Post on 05-Aug-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bolo

Metod ekonstruksi bab 4.

1. Pengertian

Metode Konstruksi Gedung Bertingkat

Pekerjaan persiapan

pekerjaan struktur

pekerjaan plumbling

Pekerjaan Finishing

Page 2: Bolo

Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. (Iman Soeharto, 1999)Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil  penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitasManajemen proyek meliputi proses perencanaan ( planning ) kegiatan, pengaturan ( organizing ),pelaksanaan dan pengendalian ( controlling ). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal dengan proses manajemenTujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan tersebut :√        Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek√        Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya yang telah dianggarkan√        Kualitas yang sesuai dengan persyaratan√        Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancarProses perencanaan ( planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor.Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan.Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik proyek pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.Dan menurut  R. Sutjipto (1985), sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai.Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka maksud dan tujuan manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran yang telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seeffisien dan seefektif mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati, diperlukan sumber-sumber daya (resources) termasuk sumber daya manusia yang merupakan kunci segalanya.

Page 3: Bolo

Sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:1. pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan,

jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,

2. bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya,

3. menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),

4. menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan,

5. menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.Manajemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan, pengaturan (organizing), pelaksanaan dan pengendalian (controlling). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal proses manajemen.Perencanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Bentuk dari perencanaan dapat berupa: perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat langsung terhadap tujuan proyek.Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukanProject ManagerProject Manager dalam struktur organisasi kontraktor memegang posisi sebagai pemimpin dalam pelaksanaan proyek. Tugasnya adalah:

1. menguasai seluruh isi dokumen kontrak,2. menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek,3. memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek,4. melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier,5. menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam rangka pelaksanaan

pekerjaan,6. memberi  pengarahan dalam tahap pembuatan RAPP (Rencana Anggaran Pelaksanaan

Proyek),7. memberi pengarahan pelaksanaan proyek.

2. Kegiatan yang Dilakukan dalam Manajemen ProyekKegiatan yang dilakukan dalam  manajemen proyek yaitu antara lain:1)      Identifikasi Objek yang Akan DikelolaDi bagian ini dilakukan identifikasi profil objek yaitu suatu kegiatan yang berbentuk proyek, dan perbandingannya dengan kegiatan operasional rutin. Perbedaan kedua jenis kegiatan tersebut di antaranya adalah kegiatan proyek bersifat nonrutin, terdiri dari aneka ragam kegiatan yang saling terkait dan mengikuti pola siklus kelangsungan hidup (life cycle)

Page 4: Bolo

tertentu yang memiliki batas jelas kapan proyek dimulai dan berhenti. Pada siklus proyek diadakan penahapan dengan komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan intensitas yang berbeda-beda. Di bagian ini disinggung pula pembagian jenis proyek dan kriteria yang dipakai untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang, dan besar, serta dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada kegiatan proyek. Identifikasi ini semua bermaksud memberi keterangan dan gambaran mengenai kegiatan apa, dengan sifat-sifat dan perilaku yang bagaimana, yang hendak dikelola.2)      Konsep Pengelolaan yang Akan DipakaiSetelah memahami sifat dan perilaku kegiatan proyek, maka penyajian dilanjutkan dengan  membahas konsep pengelolaan yang dianggap sesuai dengan tuntutan dan sifat serta perilaku kegiatan yang dimaksud yang kemudian disebut manajemen proyek. Dalam hal ini penulis mengetengahkan 3 buah pemikiran di antara sejumlah pengamat dan pemikir masalah-masalah yang erat dengan perkembangan dan pertumbuhan konsep manajemen proyek. Pertama, pemikiran yang mencoba merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan menghubungkannya dengan manajemen umum (general management)/klasik/fungsional. Pemikiran kedua yang menghubungkan konsep manajemen  proyek dengan konsep sistem dan pendekatan kontinjensi. Adapun yang ketiga adalah perumusan konsep yang dibuat oleh “Project Management Institute” USA dalam rangka menyusun PM-BOK serta usaha ke arah standardisasi dan sertifikasi profesi manajemen proyek.Menurut pendapat pertama, fungsi manajemen klasik yang terdiri dari merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendahkan tetap berlaku untuk manajemen proyek, dengan catatan perlu mengadakan “restrukturisasi” di sana-sini serta menggunakan metode dan teknik barn agar mampu menghadapi sifat-sifat dan perilaku yang khusus terdapat pada kegiatan proyek. Misalnya, agar dicapai penggunaan sumber daya yang efisien diperkenalkan arus kerja clan komunikasi horisontal sebagai tambahan arus kerja vertikal yang selama ini telah dikenal dalam manajemen klasik/fungsional. Lebih jauh, dipandang dari sudut organisasi, pengelolaan proyek akan efektif bila terdapat tanggung jawab tunggal dengan tugas terpenting adalah bertindak sebagai integrator dan koordinator dari sejumlah organisasi atau bagian organisasi peserta dan pendukung proyek. Seperti halnya manajemen klasik, dalam manajemen proyek fungsi perencanaan dan pengendalian memegang peranan yang amat menentukan. Lebih dari itu, pada kegiatan proyek, mengingat sifatnya yang cepat berubah, kompleks, dan memiliki hubungan keterkaitan yang tinggi, maka perlu adanya keterpaduan antara perencanaan dan pengendalian.Dari sudut pandang konsep sistem, maka pengelolaan suatu kegiatan harus berorientasi ke totalitas. Dengan kata lain, penekanannya terletak kepada keberhasilan tujuan sistem secara keseluruhan, dan bukan hanya kepada komponen-komponennya.Dalam pada itu, Project Management Institute (PMI) di USA, salah satu institusi terkemuka yang bergerak dalam pengembangan ilmu atau profesi manajemen proyek, merumuskan suatu pengertian konsep manajemen proyek. Berbeda dengan yang pertama, formulasi yang disusun oleh PMI tidak langsung mengaitkannya dengan manajemen klasik meskipun diakui banyak praktek-praktek yang tumpang tindih dengannya. Lebih jauh PMI merumuskan dan menjabarkan konsep tersebut dalam suatu “Project Management Body of Knowledge”.3)      Area Ilmu Manajemen Proyek (PM-BOK)

Page 5: Bolo

Agar ilmu atau profesi manajemen proyek secara sistematis dapat dipelajari, dikodefikasi dan disertifikasi sebagai mana layaknya profesi lain seperti Kedokteran, Akuntansi, Hukum, dan lain-lain, maka oleh berbagai institusi seperti PMI-USA, APM (The Association of Project Management)— Inggris dan INTERNET (The International Association of Project Management)— Eropa, telah dirintis penyusunan atribut clasar berupa PM-BOK yaitu area ilmu manajemen proyek. Dalam PM-BOK, PMI mengelompokkan area ilmu manajemen proyek menjadi 9 butir, yaitu pengelolaan integrasi, lingkup, waktu, biaya, mutu, sumber daya manusia, komunikasi, risiko dan pengadaan. PM-BOK dari PMI dan INTERNET.4)      Metode, Teknik, dan ProsedurSering dikatakan bahwa menyusun konsep dan filosofi merupakan pekerjaan tersendiri, sedangkan merumuskan konsep dan filosofi tersebut menjadi metode, teknik, dan prosedur adalah pekerjaan yang lain. Kata-kata tersebut untuk menggambarkan bahwa menyusun suatu konsep clan filosofi yang kelihatannya sudah cukup jelas arti dan tujuannya ternyata amat sulit untuk menjabarkannya menjadi metode, teknik, clan prosedur yang pada proses berikutnya dimaksudkan dapat merupakan petunjuk pelaksanaan di lapangan. Banyak contoh menunjukkan suatu konsep telah diterima dan dianggap benar oleh banyak pihak tetapi hasil pelaksanaannya jauh menyimpang dari harapan.Metode dan teknik ini dipilih yang kegunaannya dianggap bersifat mendasar dan unik untuk proses mengelola proyek, seperti “WORK BREAKDOWN STRUCTURE” untuk mengelola lingkup, “ANALISIS JARINGAN KERJA” (CPM, PERT, dan PDM) untuk perencanaan proyek, IDENTIFIKASI VARIANS, KONSEP NILAI HASIL, CS/CSC untuk pengendalian biaya dan jadwal, dan lain-lain. Sedangkan untuk metode dan teknik yang penting untuk proyek-proyek tertentu tetapi kegunaannya tumpang tindih dengan disiplin ilmu atau profesi lain, seperti disiplin ilmu ekonomi dan produksi [analisis sensitivitas, program linear, "programming" lainnya, teori optimasi, konsep statistik, "proses control chart", pareto diagram, dan lain-lain].ü  PengendalianPada aspek pengendalian, ini ditekankan pentingnya penggunaan metode dan teknik yang dapat memantau atau mengukur kinerja (performance) suatu pekerjaan. Ini berarti harus ada keterkaitan yang menyatu dalam menganalisis kemajuan pekerjaan dengan jumlah biaya yang telah terpakai untuknya. Dengan mengetahui kinerja suatu pekerjaan pada setiap saat pelaporan, akan dapat dibuat prakiraan atau proyeksi keperluan dana sampai akhir penyelesaian proyek. Demikian pula dengan kemungkinan terjadinya keterlambatan, bilamana faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan kecenderungan di atas tidak berubah. Hal ini berarti pengelola proyek jauh-jauh hari sebelumnya telah memperoleh tanda peringatan perlu tidaknya diadakan perbaikan penyelenggaraan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.ü  Organisasi dan Penyusunan Tim ProyekUntuk menyusun organisasi dan membentuk tim proyek dikenal berbagai pilihan struktur organisasi yang dapat dipakai untuk proyek yang sedang dihadapi, yaitu dengan mengacu pada organisasi proyek fungsional (OPF), organisasi proyek matriks (OPM), dan organisasi proyek mandiri atau “task force” (OPMi). Sedangkan dalam kepemimpinan proyek ditekankan perlunya penggunaan “expert power” dan “referent power” di samping otoritas resmi yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan proyek.ü  Kebijakan dan Tata Laksana

Page 6: Bolo

Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa kebijakan (policy) dan tata laksana (prosedur) memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, yaitu  merupakan sarana komunikasi untuk mengatur, mengkoordinir, dan menyatukan arah gerak organisasi. Keperluan akan adanya sarana tersebut amat terasa bagi proyek yang seperti diketahui seringkali memiliki personil dan/atau peserta yang baru pertama kali bekerja sama.5)      Aplikasi Konsep Manajemen Proyek pada Praktek Penyelenggaraan (Operasional) ProyekPenulis beranggapan bahwa uraian perihal aplikasi konsep manajemen proyek pada praktek operasional untuk proyek tertentu akan banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung menangkap dan memahami konsep, metode maupun tata laksana yang terkandung dalam manajemen proyek, karena pada uraian tersebut akan dijumpai contoh nyata aplikasinya dalam praktek penyelenggaraan proyek. Untuk maksud tersebut, penulis memilih proyek engineering-manufaktur-konstruksi, karena jenis proyek ini adalah model proyek yang melibatkan kegiatan-kegiatan desain-engineering, pengadaan, subkontrak, manufaktur, perakitan (assembly), konstruksi, dan uji coba sistem instalasi atau produk baru yang kompleks. Termasuk golongan ini adalah proyek-proyek pembangunan jaringan telekomunikasi, proyek pembangunan prasarana umum (jembatan, jalan, pelabuhan, dan gedung) dan proyek pembangunan instalasi industri seperti pengilangan minyak (oil refinery), petrokimia, LNG, pupuk, semen, kertas, baja, pembangkit tenaga listrik bahan bakar fosil maupun nuklir, dan lain-lain. Pemilihan ini juga didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

Jenis proyek di atas sedang giat-giatnya dikerjakan di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Dengan demikian, erat keterkaitannya dengan pembangunan di Indonesia.

Mengelola jenis proyek yang berukuran besar dan kompleks akan cukup rumit, kaya persoalan dan permasalahan. Dengan demikian, dalam proses pembahasan akan dapat disajikan keterangan, gambaran, dan contoh yang luas dan beraneka ragam, khususnya dalam aspek manajemen proyek.Bertitik-tolak dari pemahaman pengelolaan proyek E-MK di atas, maka bila diperlukan akan mudah mempelajari jenis proyek lain yang umumnya relatif sederhana dan kurang kompleks. Dalam penyelenggaraan proyek-proyek E-MK akan selalu dijumpai kegiatan-kegiatan utama seperti pengkajian kelayakan, perencanaan sumber daya, pengadaan perangkat dan peserta, serta implementasi fisik dan penutupan proyek.ü  Peranan Pemilik ProyekSepanjang siklus proyek, peranan pemilik berubah-ubah. Misalnya suatu ketika dalam tahap persiapan proyek, pemilik harus langsung memegang “komando” dalam hal-hal yang bersifat strategic seperti memberi keputusan kelangsungan proyek (go or not to go), merumuskan strategi penyelenggaraan, memilih filosofi desain, dan lain-lain. Sedangkan pada tahap implementasi (untuk kontrak lump-sum) dianggap bijaksana bila dapat menempatkan diri sebagai mitra kerja yang waspada, yaitu, misalnya terhadap konsultan dan/atau kontraktor (utama).3. Tahap Siklus Proyek dan Deliverable yang BersangkutanDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya siklus proyek terdiri dari 4 tahap (Iman Soeharto, 1999), yaitu tahap yang diklasifikasikan oleh UNIDO sebagai tahap persiapan, diperinci lebih lanjut oleh PMI menjadi tahap konseptual dan definisi. Tahap

Page 7: Bolo

ini sering pula disebut tahapmerencanaan dan pengembangan (PP) karena pada tahap tersebut kegiatan itulah dominan. Tahap Akhir proyek dikenal sebagai tahap terminasi. Secara lengkap, penahapan menurut PMI adalah sebagai berikut:

1. Tahap konseptual.2. Tahap perencanaan dan pengembangan (planning and development) atau disingkat

PP/Definisi.3. Tahap implementasi.4. Tahap terminasi.

1. Tahap KonseptualPeriode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyeluruh (“comprehensive”), dalam tahap ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian yang dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lingkup dan aspek pengkajian yang lebih lugs, mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus terhadap kendala dan keterbatasannya.Deliverable Akhir Tahap KonseptualDeliverable akhir tahap konseptual adalah paket atau dokumen hasil studi kelayakan. Dokumen tersebut umumnya berisi analisis berbagai aspek kelayakan seperti pemasaran, permintaan, teknik, produksi, manajemen dan organisasi. Dokumen tersebut juga berisi perkiraan garis besar biaya dan jadwal proyek.2. Tahap PP/ DefenisiTelah disebutkan sebelumnya bahwa pada masa permulaan siklus proyek, kegiatan ditujukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan, mengembangkannya menjadi alternatif, lengkap dengan indikasi lingkungan kerja, jadwal dan biaya. Meskipun demikian, semua itu masih dalam taraf konseptual, dalam arti pengkajian sudah melebar dan meluas mencakup aspek yang mempunyai kaitan erat antara gagasan dan peluang yang tersedia, tetapi belum cukup mendalam untuk dapat dipakai sebagai dasar mengambil keputusan akhir jadi tidaknya menanam investasi atau melaksanakan proyek. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian yang lebih mendalam agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap. Sejalan dengan usaha tersebut, mulailah dirintis rencana kesiapan perangkat dan pelaksanaan proyek ataupun strategi penyelenggaraan. Dengan demikian, kegiatan utama dalam tahap PP/Definisi adalah sebagai berikut:

Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam dan terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek.

Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik, engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan kontrak.

Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategic yang berkaitan dengan garis penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan dipakai, bobot sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan.

Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor, konsultan, arsitek, dan lain-lain.Ditinjau dari segi penyelenggaraan proyek secara keseluruhan dengan empat sasaran utama, yaitu lingkup, jadwal, biaya dan mutu, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam

Page 8: Bolo

tahap PP/Definisi ini (dalam hubungannya dengan persiapan memasuki tahap berikutnya) adalah usaha untuk menetapkan dan menjelaskan kedudukan  keempat sasaran tersebut. Artinya, dalam tahap PP/Definisi ditetapkan letak batas dan kriterianya. Dengan kata lain, tahap ini menentukan batasan berbagai parameter yang menyangkut sasaran, strategi untuk mencapainya dan cumber daya yang diperlukan. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi kekaburan interpretasi sebelum proyek sampai ke tahap implementasi fisik. Akhir tahap definisi ditandai oleh kegiatan menyiapkan segala kelengkapan dokumen (kontrak, prosedur) yang berisi penjabaran rencana tindakan (action plan) yang mengikat organisasi peserta proyek (pemilik, kontraktor, konsultan) untuk melakukan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam rangka mencapai sasaran proyek.Deliverable Akhir Tahap PP/DefinisiDeliverable tahap ini adalah sebagai berikut:

Dokumen berisi hasil analisis lanjutan kelayakan proyek. Dokumen berisi rencana strategis dan operasional proyek. Dokumen berisi definisi lingkup, anggaran biaya (ABP), jadwal induk dan garis besar kriteria

mutu proyek. RFP atau paket lelang. Dokumen hasil evaluasi proposal dari para peserta lelang.

Kegiatan menyiapkan “deliverable” pada penyelenggaraan proyek E-MK dengan jenis kontrak lump sum dilakukan oleh pihak pemilik proyek. Namun demikian, kegiatan tersebut sering pula dilakukan dengan menggunakan bantuan konsultan.3. Tahap ImplementasiKomponen kegiatan utama pada tahap ini berbeda dari proyek ke proyek. Tetapi untuk proyek E-MK umumnnya terdiri dari kegiatan desain-engineering terinci fasilitas yang hendak dibangun, desain-engineering produk, pengadaan material dan peralatan, manufak-tur atau pabrikasi dan instalasi atau konstruksi. Kegiatan desain-engineering terinci meru-pakan tindak lanjut jenis pekerjaan yang sama yang telah dirintis di tahap PP/Definisi. Tahap implementasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut:Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek.

Melakukan pekerjaan desain-engineering terinci, pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi atau konstruksi.

Melakukan perencanaan dan pengendalian aspek biaya, jadwal dan mutu. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya ialah memobilisasi tenaga kerja, melatih dan melakukan supervise.Deliverable Tahap ImplementasiDeliverable tahap ini adalah produk atau instalasi proyek yang telah selesai secara “mekanis”. Dare segi “contractual” ini ditandai dengan penyerahan sertifikat mechanical completion dari pemilik proyek kepada organisasi pelaksana atau kontraktor.4. Tahap TerminasiKegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut:

Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up, dan performance test.

Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim.

Page 9: Bolo

Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau kepada induk perusahaan.

Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.Bela langkah di atas telah selesai maka disusun laporan penutupan proyek.Deliverable Akhir Tahap TerminasiDeliverable tahap ini berupa:

Instalasi atau produk yang siap pakai atau siap beroperasi. Ini ditandai dengan diterbitkannya sertifikat “operational acceptance” oleh pemilik proyek untuk pelaksana atau kontraktor.

Dokumen pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim dan jaminan (warranty).1. Tahap Operasi atau Utilisasi

Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi hasil proyek tidak termasuk dalam siklus proyek, tetapi sudah merupakan kegiatan operasional. Kita mencantumkannya di sini hanya untuk memperjelas batas kegiatan yang bersangkutan; di mana kegiatan proyek berhenti dan organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan instalasi atau produk hasil proyek.

4. Siklus Proyek untuk PemilikKelayakan proyek dilanjutkan dengan menyusun perencanaan strategis penyelenggaraan proyek, menyiapkan perangkat (dokumen lelang, SIMP, clan lain-lain) dan peserta (tim proyek pemilik, kontraktor dan mungkin juga konsultan).

Pada kedua tahap ini kontraktor belum ada. Umumnya barn pada akhir tahap PP/Definisi mereka (melalui bidang Business atau Pemasaran) mengadakan pendekatan- pendekatan kepada pemilik untuk ikut lelang.Bagi kontraktor, perencanaan intensif dimulai setelah penandatanganan kontrak EPK atau penerimaanletter of intent, yaitu dalam rangka menyusun Rencana Implementasi Proyek (RIP-k). RIP-kontraktor ini dipresentasikan dalam suatu internal kick-off meeting dan setelah diadakan perubahan yang diperlukan kemudian dipakai sebagai dasar materi kickoff meeting dengan pemilik dan pembuatan “control budget” atau disebut juga Anggaran Definitif Proyek (ADP) dan jadwal induk. Selanjutnya, ADP dan jadwal induk digunakan sebagai tolak ukur proses pengendalian sampai proyek selesai (u-v) Setelah menyerahkan pekerjaan implementasi fisik kepada kontraktor, tugas utama pemilik- adalah melakukan pemantauan dan pengendalian seperti pengendalian perubahan lingkup, change order, pembayaran, jadwal dan pengendalian mutu. Gambar di atas menunjukkan garis besar langkah yang ditempuh pemilik dan kontraktor selama siklus proyek.ü  Studi Kelayakan (Feasibility Study)Proyek-proyek bangunan konstruksi umumnya sebelum dibuatkan perencanaan yang mendetail, harus dipelajari apakah proyek yang akan dibangun akan memberikan manfaat yang bersifat komersil (laba) atau yang bersifat non komersil (peningkatan export, penciptaan lapangan pekerjaan baru, dampak yang positif terhadap lingkungan sekitarnya)Hasil studi kelayakan ini merupakan informasi yang amat berguna bagi pemilik proyek yang dalam hal ini dapat merupakan sebuah organisasi perusahaan, badan pemerintah, badan swasta, yayasan, dalam rangka memudahkan pengambilan keputusan, apakah proyek tersebut dapat dipertanggungjawabkan pelaksaannya untuk layak dibangun atau tidak. Hasil studi kelayakan ini dapat juga merupakan pegangan dasar bagi lembaga keuangan, pemberi modal, dalam rangka pemberian kredit pinjaman untuk membiayai proyek tersebut.

Page 10: Bolo

Studi kelayakan ini harus berisikan pernyataan yang jelas tentang :1. Lingkup dan Tujuan proyek

Lingkup proyek adalah penentuan batasan-batasan dari pekerjaan pembangunan yang akan diliputi oleh proyek. Tujuan proyek dalam studi kelayakan ini dimaksudkan adalah investasi untuk memperoleh berbagai macam manfaat yang cukup layak kelak dikemudian hari. Manfaat tadi dapat berupa manfaat keuangan (laba) dan manfaat non keuangan (pendayagunaan bahan baku dalam negeri berlimpah dan lain-lain).

1. Aspek EkonomiEvaluasi ini mempertimbangkan manfaat pembangunan proyek secara makro. Sumbangan apa yang dapat diberikan dalam pembangunan ekonomi dan daerah sekitarnya dan terhadap negara secara langsung atau tidak langsung seperti kemampuan proyek dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan penghasilan secara nasional, menunjang pendapatan devisa dan merangsang peningkatan standar kehidupan lingkungannya2. Aspek KeuanganSesudah dilakukan penelaahan tentang aspek ekonomi, maka hal berikutnya yang perlu diselidiki yaitu analisa keuang an proyek yang meliputi antara lain :

Darimana sumber dana yang akan diperoleh dan persyaratannya Jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan harta tetap dan modal kerja awal Struktur pembiayaan yang paling menguntungkan Pengembalian dan pengembangan dana berdasarkan penghasilan yang akan diperoleh Keuntungan yang akan diperoleh dibandingkan dengan beberapa alternative yang lain

3.Aspek Teknis dan TeknologiDalam aspek ini harus dikaji hal-hal yang meliputi type dan fasilitas-fasilitas yang akan didirikan (misalkan pabrik gula, proyek PLTA), kapasitas produksi ekonomi proyek, jenis teknologi yang dipakai, pengalaman kerja yang didapat dari proyek sejenis, peralatan yang dipergunakan, persediaan bahan material setempat dan sumber daya manusia yang tersedia dan siap pakai.Mesin/peralatan atau bahan baku yang masih perlu diimport memerlukan pemikiran tambahan dari segi prosedur pengadaan barang( pemesanan, pengiriman, proses deklarasi pelabuhan dan lain-lain), sehingga  bahan dan peralatan yang dibutuhkan dapat tiba pada waktunya. Disamping itu lokasi proyek dan letak bangunan pabrik memerlukan saran dan alternative untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat yang optimum dari berbagai macam segi.4. Aspek Pasar dan PemasaranAspek ini membahas apakah jasa pelayanan yang diciptakan atau hasil produksi yang dihasilkan oleh suatu produk akan memenuhi kebutuhan lingkungannya akan jasa dan barang produknya. Faktor-faktor diatas harus memperhitungkan kebutuhan jasa dan barang pada masa silam hingga kini dan permintaan akan jasa dan barang dimasa yang mendatang berdasarkan daya beli yang mampu direalisir oleh perkembangan ekonomi.Dengan demikian aspek pemasaran dalam studi kelayakan perlu dipertimbangkan dari segi :

Kemudahan dan kemampuan mendapatkan jasa atau barang yang akan dihasilkan oleh proyek apabila telah selesai

Saluran distribusi (transportasi) dari titik penghasil produk sampai ke pihak konsumenLatihan Personil

Page 11: Bolo

Pembangunan dan pengoperasian proyek sukses melibatkan orang-orang yang terampil sehingga diperlukan latihan yang berkesinambungan guna menyiapkan orang-orang yang siap pakai untuk menggarap proyek tersebut dan mengoperasikannya. Perusahaan yang besar dapat mengadakan program latihan ini dalam perusahaannya sendiri dengan cara incompany training/ on the job training atau dikirim ke  lembaga latihan dan pendidikan di luar perusahaan.Persiapan personil harus sudah dipikirkan untuk tahapan operasional (tenaga manajemen) bilamana proyek sudah selesai dan mulai dioperasikan. Proyek tak dapat beroperasi dengan sukses tanpa dukungan dari tenagan manajemen yang mampu dan terampil, berdedikasi tinggi dan memiliki motivasi kerja yang baik.Aspek Sosial dan Lingkungan HidupMasalah kemungkinan pencemaran lingkungan sebagai akibat didirikannya proyek tersebut harus diteliti dampaknya terhadap masyarakat setempak dan kemungkinan yang terjelek yang akan timbul perlu diperhitungkan seandainya cara penanggulangannya kurang efektif.Dari hasil pengkajian berbagai macam aspek tersebut di atas mungkin akan didapat kesimpulan hasil dari studi kelayakan proyek sebagai berikut :

Pembangunan proyek dapat dipertanggungjawabkan dan dengan demikian investasi dapat diteruskan

Pembangunan proyek dapat diteruskan apabila persyaratan-persyaratan tertentu dapat dipenuhi.

Proyek secara global tak memberikan manfaat yang cukup, sehingga rencana investasi seyogyanya dibatalkan.Bilamana hasil dari studi kelayakan merekomendasikan bahwa pembangunan proyek layak untuk diteruskan, maka biasanya ada beberapa usulan sebagai alternative yang dibuat. Dari beberapa alternative  ini akan direkomendasikan yang terbaik dari sekian alternative dengan disertai perhitungan ekonomisnya.

Manajemen Proyek

Cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. 

Page 12: Bolo

Penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. 

Seni mengontrol baik hal selama proyek, dari sejak dimulai sampai dengan selesai proyek tersebut. Gabungan antara sumber daya manusia, material, machine dan modal/biaya dalam suatu wadah organisasi

untuk mencapai tujuan dalam sasaran dan mutu.Kemajuan dan perkembangan dalam industri konstruksi khususnya, mendorong untuk melakukan beberapa pengelolaan manajemen yang dituntut memiliki Kinerja, Kecermatan,ke-Ekonomisan, Kecepatan, Ketepatan, Ketelitian serta Keamanan yang tinggi dalam mengelola sebuah proyek.

Manajemen suatu kegiatan baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu metode yang sudah teruji, sumber daya yang berkualitas dan penerapan ilmu pengetahuan yang tepat.

Sifat dari suatu proyek adalah bersifat sementara, dan dalam kurun waktu yang dibatasi.

Suatu proyek biasanya terjadi karena suatu keperluan yang mendesak karena tuntutan pengembangan dari suatu lokasi tertentu ataupun hasil dari kemenangan mengikuti proses tender.

OK, disini Jenis proyek dikelompokkan berdasarkan komponen kegiatan utama dan hasil akhirnya, yaitu :

1. Proyek konstruksi.

Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya, dsb.

2. Proyek Industri Manufaktur.

Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya suatu produk baru.

3. Proyek Penelitian dan Pengembangan.

Melakukan penelitian dan pengembangan hingga tercuptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.

4. Proyek Padat modal.

Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.

5. Proyek Pengembangan Produk Baru.

Page 13: Bolo

Merupakan gabungan dari proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal.

6. Proyek Pelayanan Manajemen.

Berhubungan dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari perusahaan. Misalnya pengembangan sistem informasi perusahaan, Peningkatan produktivitas dari karyawan, dsb.

7. Proyek Infrastruktur.

Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana transportasi, Waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.

Dalam Manajemen Proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki Keterbatasan, sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Yang perlu dikelola dalam area Manajemen Proyek yaitu biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.

Penjelasan diatas dapat dirangkum menjadi tiga bagian, Suatu Proyek agar bisa terlaksana dengan baik diperlukan :

1. Perencanaan

2. Penjadwalan

3. dan Pengendalian Proyek

Ketiganya akan saya jabarkan di artikel selanjutnya, sekaligus penjelasan untukManajemen Konstruksi dan Tutorial Penggunaan Microsoft Project untuk membantu dalam Proses Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek.

ujuan dan Manfaat Manajemen Proyek Bagian Konstruksi

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbtas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangnan atau infrastruktur.

Page 14: Bolo

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunkan sumber daya yang ada secara efktif dan efsien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Manajemen Proyek Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikrenakan manajemen perecanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Manajemen proyek konstruksi memiliki beberapa fugsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

2. Mengantisipasi terjdinya perubahan kondisi lapngan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicpai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan

4. Hasil evaluasi dpat dijadikan tindakan pengmbilan keptusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan

5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan

Tujuan Manajemen Proyek Konstruksi

Sasaran Manajemen Proyek Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) ,

Page 15: Bolo

pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MPK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut

1. Manajemen Proyek Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem Manajemen Konstruksi, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim Manajemen Proyek Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.

3. Tim Manajemen Proyek Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai.

4. Manajemen Proyek Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan.

Page 16: Bolo

ORGANISASI PROYEKStruktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahlianya masing – masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi.

Page 17: Bolo

Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen konstruksi ( MK ) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer.

dalam sebuah proyek konstruksi, bagian – bagian manajemen dari struktur organisai yang ada didalamnya antara lain:

Pemilik proyek atau owner

konsultan perencana

konsultan pengawas

kontraktor

Project manajer

Site Enginer

Pengedali operasional proyek

logistik proyek

arsitek atau drafter gambar kerja

Quantity surveyor

Quality Qontrol.

Safety atau K3

Page 18: Bolo

Pelaksana proyek

Surveyor

administrasi proyek

Perpajakan

Akutansi

Teknik informatika proyek

mekanikal elektrikal

mandor

tukang bangunan

kepala tukang

pekerja bangunan

satpam

warung makan

preman setempat

pemerintah daerah

aparat kepolisian

dll

masing – masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas yang memuaskan. seluruh bagian dalam organisasi proyek adalah satu kesatuan secara utuh yang apabila salah satu tidak bekerja dengan baik maka dapat mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan proyek, misalnya apabila bagian administrasi tidak terampil dalam mengatur arus keluar masuk keuangan proyek maka dapat menyebabkan kendala dalam pengadaan pembelian material atau keterlambatan upah pekerja sehingga mengurangi motivasi dan semangat dalam bekerja

Page 19: Bolo

ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSIDear`All...

Page 20: Bolo

Banyak organisasi bisnis yang menghadapi masalah ketika mencoba membentuk sebuah organisasi proyek yang baru padahal pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/kegiatan utama perusahaan. Hal ini karena, umumnya organisasi didesain untuk mengefesienkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Efesiensi tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas kedalam bentuk yang sederhana dan aktivitas yang berulang-ulang. Padahal, proyek sering melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan kerja yang berbeda-beda.Sebelum anda membentuk sebuah organisasi untuk proyek anda, sebelumnya kenali dahulu unsur-unsur yang terlibat dalam proyek tersebut, berikut hak dan kewajibannya.

Unsur-unsur Organisasi Proyek KonstruksiPihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pihak :1. Pemiliki Proyek/owner2. Pihak Konsultan (perencana/pengawas)3. Pihak Kontraktor (pelaksana)

1.  Pemilik ProyekPemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut.Hak dan kewajiban pengguna jasa/pemilik proyek

        Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)        Meminta Laporan secara periodik mengenai pelaksnaaan

pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa        Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan

Page 21: Bolo

        Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan        Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak

penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan

        Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik

        Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)        Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai

dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikendaki.Wewenang Pemberi Tugas

        Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masingmasing kontraktor

        Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi halhal diluar kontrak yang ditetapkan.

2.  KonsultanPihak atau badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : konsultan perencana dan konsultan pengawas

a.    Konsultan PerencanaKonsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah system bangunan.Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana :

        Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.

        Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa

Page 22: Bolo

        Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat.

        Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan        Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyekb.     Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan.Hak dan Kewajiban Konsultan Pengawas :

        Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan        Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic

dalam pelaksanaan pekerjaan        Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan        Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta

aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

        Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.

        Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

        Menerima/menolak material/peralatan yang didatangkan oleh kontraktor

        Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

        Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).

        Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan.

3.  Kontraktor

Page 23: Bolo

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan pertaturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.Hak dan Kewajiban Kontraktor :

        Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

        membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

        Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat

        Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan, bulanan.

        Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku

Page 24: Bolo

Kontrak merupakan dokumen yang penting dalam proyek. Segala hal terkait hak dan

kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman

kontrak mutlak diperlukan oleh Tim proyek dalam menjalankan proyek agar semua

masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan

kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya.Kerugian proyek terbesar

disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola kontrak konstruksi. Sayang

kesadaran tentang pemahaman kontrak belum tinggi. Saya berusaha berbagi ilmu yang

saya dapat ketika penelitian mengenai kontrak. Ini adalah tulisan pertama sebagai

pendahuluan. Isinya banyak teori. Yah, begitulah kontrak. Kerjaan kertas, kurang

diperhatikan manajemen, dan kurang dipahami pelaku. Begitu risiko kontrak terjadi, baru

sadar. Mudah2an tidak panas2 soto ayam..:-)

Definisi Kontrak

Definisi kontrak adalah:

PMBOK : Dokumen yang mengikat pembeli dan penjual secara hukum. Kontrak merupakan

persetujuan yang mengikat penjual dan penyedia jasa, barang, maupun suatu hasil, dan

mengikat pembeli untuk menyediakan uang atau pertimbangan lain yang berharga.

FIDIC Edisi 2006 : Kontrak berarti Perjanjian Kontrak (Contract Agreement), Surat

Penunjukan (Letter of Acceptance), Surat Penawaran (Letter of Tender), Persyaratan

(Conditions), Spesifikasi (Spesifications), Gambar-gambar (Drawings), Jadual/Daftar

(Schedules), dan dokumen lain (bila ada) yang tercantum dalam perjanjian kontrak atau

dalam Surat Penunjukan.

UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi dijelaskan bahwa

kontrak kerja konstruksi merupakan keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum

antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Kontrak kerja konstruksi adalah juga kontrak bisinis yang merupakan suatu perjanjian dalam

bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat di dalamnya

terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan bisnis. Sedangkan yang dimaksud bisnis adalah

tindakan yang mempunyai aspek komersial. Dengan demikian kontrak kerja konstruksi yang

juga merupakan kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis antara dua atau lebih pihak yang

mempunyai nilai komersial (Hikmahanto Juwana, 2001).

Dokumen kontrak yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah dokumen Syarat-

syarat Perjanjian (Condition of Contract) karena dalam dokumen inilah dituangkan semua

ketentuan yang merupakan aturan main yang disepakati oleh kedua belah pihak yang

membuat perjanjian.

Syarat, Aspek, dan Asas Kontrak

Page 25: Bolo

Dalam kontrak kerja konstruksi pada umumnya merupakan kontrak bersyarat yang

meliputi:

1. Syarat validitas, merupakan syarat berlakunya satu perikatan

2. Syarat waktu, merupakan syarat yang membatasi berlakunya kontrak tersebut. Hal

ini berkaitan dengan sifat proyek yang memiliki batasan waktu dalam

pengerjaannya.

3. Syarat Kelengkapan, merupakan syarat yang harus dilengkapi oleh satu atau

kedua pihak sebagai prasyarat berlakunya perikatan bersyarat tersebut.

Kelengkapan yang dimaksud dalam kontrak kerja konstruksi, diantaranya

kelengkapan desain, kelengkapan gambaran dan kelengkapan jaminan.

Aspek-aspek kontrak adalah teknik, keuangan dan perpajakan, serta aspek hukum. Aspek

teknik antara lain terdiri atas:

a.   Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract)

b.   Lampiran-lampiran (Appendix)

c.   Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract / Conditions of Contract –

Particular)

d.   Spesifikasi Teknis (Technical Spesification)

e.   Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing)

Aspek Keuangan / Perbankan terdiri atas:

a.       Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan

b.      Cara Pembayaran (Method of Payment)

c.       Jaminan (Guarantee / Bonds)

Aspek yang terkait dengan Perpajakan adalah:

a.       Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

b.      Pajak Penghasilan (PPh)

Aspek Perasuransian, Sosial Ekonomi dan Administrasi antara lain:

a.   CAR dan TPL

b.   ASKES

c.   Keharusan penggunaan Tenaga kerja lokal, lokasi perolehan material dan dampak

lingkungan.

d.  Sisi administrasi antara lain keterangan mengenai para pihak, laporan keuangan, surat-

menyurat dan hubungan kerja antara pihak.

Menurut KUH Perdata, tiga asas hukum kontrak yang berlaku di Indonesia yaitu

asas kebebasan berkontrak, asas mengikat sebagai undang-undang dan asas

berkonsensualitas. Asas kebebasan berkontrak merupakan kebebasan membuat kontrak

Page 26: Bolo

sejauh tidak bertentangan hukum, ketertiban, dan kesusilaan. Meliputi lima macam

kebebasan, yaitu:

1.      Kebebasan para pihak menutup atau tidak menutup kontrak

2.      Kebebasan menentukan dengan siapa para pihak akan menutup kontrak

3.      Kebebasan para pihak menentukan bentuk kontrak

4.      Kebebasan para pihak menentukan isi kontrak

5.      Kebebasan para pihak menentukan cara penutupan kontrak

Asas mengikat sebagai undang-undang secara tersurat tercantum di dalam pasal 1338

KUH Perdata. Pasal tersebut menyatakan bahwa semua kontrak yang dibuat secara sah

akan mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak di dalam kontrak tersebut. Asas

konsensualitas yang tersirat dalam Pasal 1320 KUH Perdata berarti sebuah kontrak sudah

terjadi dan karenanya mengikat para pihak di dalam kontrak sejak terjadi kata sepakat

tentang unsur pokok dari kontrak tersebut.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Pasal 2 yang menjelaskan asas-

asas kontrakyang digunakan sebagai landasan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi,

yaitu :

1        Adil, yaitu melindungi kepentingan masing-masing pihak secara wajar dan tidak

melindungi salah satu pihak secara berlebihan sehingga merugikan pihak lain.

2        Seimbang, yaitu pembagian risiko antara pengguna jasa dan penyedia jasa harus

seimbang.

3        Setara, yaitu hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa harus setara

Kontrak konstruksi, bagaimanapun bentuk dan jenisnya haruslah mentaati peraturan yang

ada. Artinya kontrak tidak boleh melanggar prinsip-prinsip kontrak yang terdapat dalam

peraturan atau perundang-undangan di negara dimana proyek konstruksi dilaksanakan.

Ilustrasi keberadaan kontrak secara hukum ditunjukkan dalam gambar berikut:

Kontrak konstruksi di negri ini, pada umumnya belum sesuai dengan peraturan yang ada.

Terutama untuk proyek swasta. Pihak swasta ingin memindahkan segala risiko ke pihak

kontraktor. Padahal, ini akan jadi bumerang bagi pihak swasta tersebut.

Page 27: Bolo

Bentuk dan Jenis Kontrak

Banyaknya jenis dan standar kontrak yang berkembang dalam industri konstruksi

memberikan beberapa alternatif pada pihak pemilik untuk memilih jenis dan standar

kontrak yang akan digunakan. Beberapa jenis dan standar kontrak yang berkembang

diantaranya adalah Federation Internationale des Ingenieurs Counseils(FIDIC), Joint

Contract Tribunal (JCT), Institution of Civil Engineers (I.C.E), General Condition of

Goverment Contract for Building and Civil Engineering Works (GC/Works), dan lain-lain.

Bentuk kontrak konstruksi bermacam-macam dipandang dari aspek-aspek tertentu. Ada

empat aspek atau sisi pandang bentuk kontrak konstruksi, yaitu:

1.   Aspek Perhitungan Biaya

a.   Fixed Lump Sum Price

b.    Unit Price

2.   Aspek Perhitungan Jasa

a.   Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee)

b.   Biaya Ditambah Jasa (Cost Plus Fee)

c.   Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee)

3.   Aspek Cara Pembayaran

a.   Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment)

b.   Cara Pembayaran atas Prestasi (Stage Payment)

c.   Pra Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor’s Full Pre-financed)

4.   Aspek Pembagian Tugas

a.   Bentuk Kontrak Konvensional

b.   Bentuk Kontrak Spesialis

c.   Bentuk Kontrak Rancang Bangun (Design Construction/Built, Turn-key)

d.  Bentuk Kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC)

e.   Bentuk Kontrak BOT/BLT

f.   Bentuk Swakelola (Force Account)

Isi Kontrak

Secara substansial, kontrak konstruksi memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk kontrak

komersial lainnya, hal ini dikarenakan komoditas yang dihasilkan bukan merupakan produk

standar, namun berupa struktur yang memiliki sifat yang unik dengan batasan mutu,

waktu, dan biaya. Dalam kenyataannya, kontrak konstruksi terdiri dari beberapa dokumen

yang berbeda dalam tiap proyek. Namun secara umum kontrak konstruksi terdiri dari:

1.   Agreement (Surat Perjanjian)

Menguraikan pekerjaan yang akan dikerjakan, waktu penyelesaian yang diperlukan, nilai

kontrak, ketentuan mengenai pembayaran, dan daftar dokumen lain yang menyusun

kelengkapan kontrak..

Page 28: Bolo

2.   Condition of the Contract (Syarat-syarat Kontrak)

Terdiri dari general conditions (syarat-syarat umum kontrak) yang berisi ketentuan yang

diberikan oleh pemilik kepada kontraktor sebelum tender dimulai dan special

condition (syarat-syarat khusus kontrak) yang berisi ketentuan tambahan dalam kontrak

yang sesuai dengan proyek.

3.   Contract Plan (Perencanaan Kontrak)

Berupa gambar yang memperlihatkan lokasi, dimensi dan detil pekerjaan yang harus

dilaksanakan.

4.   Spesification (Spesifikasi)

Keterangan tertulis yang memberikan informasi detil mengenai material, peralatan dan

cara pengerjaan yang tidak tercantum dalam gambar.

Dokumen kontrak adalah kumpulan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan

kontrak yang sekurang-kurangnya berisi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah No 29/2000 Pasal 22, yaitu:

a.       Surat Perjanjian

b.      Dokumen Tender

c.       Penawaran

d.      Berita Acara

e.       Surat Pernyataan Pengguna Jasa

f.       Surat Pernyataan Penyedia Jasa

Isi Perjanjian/Kontrak harus memuat antara lain:

a.   Uraian para pihak

b.   Konsiderasi

c.   Lingkup Pekerjaan

d.   Nilai Kontrak

e.   Bentuk Kontrak yang Dipakai

f.   Jangka Waktu Pelaksanaan

g.   Prioritas Dokumen

Prinsip dari urutan kekuatan (prioritas untuk diikuti/dilaksanakan) adalah dokumen yang

terbit lebih akhir adalah yang lebih kuat/mengikat untuk dilaksanakan. Apabila tidak

ditentukan lain, sesuai dengan prinsip tersebut diatas, maka urutan/prioritas

pelaksanaan pekerjaan di Proyek adalah berdasarkan:

1.   Instruksi tertulis dari Konsultan MK (jika ada)

2.   Addendum Kontrak (jika ada)

3.   Surat Perjanjian pemborongan (Article of Agreement) dan syarat-syarat Perjanjian 

(Condition of Contract)

Page 29: Bolo

4.   Surat Perintah Kerja (Notice to Proceed), Surat Penunjukan (Letter of Acceptance)

5.   Berita Acara Negosiasai

6.   Berta Acara Klarifikasi

7.   Berita Acara Aanwijzing

8.   Syarat-syarat Administrasi

9.   Spesifikasi/Syarat Teknis

10. Gambar Rencana Detail

11. Gambar Rencana

12. Rincian Nilai Kontrak

Pasal-pasal Penting Kontrak

Berdasarkan pengalaman, terdapat pasal-pasal kontrak yang sering menimbulkan

kesalahpahaman (dispute) antara Pemilik proyek dan Kontraktor. Pasal-pasal ini perlu

mendapat perhatian pada saat penyusunan kontrak sebelum

ditandatangani. Pasal-pasal penting dalam kontrak adalah sebagai berikut:

a.   Lingkup pekerjaan : berisi tentang uraian pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.

b.  Jangka waktu pelaksanaan, menjelaskan tentang total durasi pelaksanaan,

Pentahapan (milestone) bila ada, Hak memperoleh perpanjangan waktu, Ganti rugi

keterlambatan.

c.  Harga borongan, menjelaskan nilai yang harus dibayarkan oleh pemilik proyek

kepada kontraktor  untuk melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan, sifat kontrak lumpsum

fixed price atau unit price, biaya-biaya yang termasuk dalam harga borongan.

d.  Cara pembayaran, berisi ketentuan tentang tahapan pembayaran, cara pengukuran

prestasi, Jangka waktu pembayaran, Jumlah pembayaran yang ditahan pada setiap tahap

(retensi), Konsekuensi apabila terjadi keterlambatan pembayaran (misalnya denda).

e. Pekerjaan tambah atau kurang, berisi Definisi pekerjaan tambah/kurang, Dasar

pelaksanaan pekerjaan tambah/kurang (misal persetujuan yang diperlukan), dampak

pekerjaan tambah/kurang terhadap harga borongan, Dampak pekerjaan tambah/kurang

terhadap waktu pelaksanaan, Cara pembayaran pekerjaan tambah/kurang.

f.  Pengakhiran perjanjian, berisi ketentuan tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan

pengakhiran perjanjian, Hak untuk mengakhiri perjanjian, Konsekuensi dari pengakhiran

perjanjian.

Page 30: Bolo

Teori Perencanaan proyek konstruksi12 Januari 2011 

 

 

 

 

 

7 Votes

Page 31: Bolo

Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan

perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan perencanaan diperlukan pengendalian. Sebelum pembahasan lebih lanjut maka

pengertian dari ketiga kegiatan pokok itu diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran

termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan

pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan

(Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan

dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.

Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti

perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan

itu yang disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal

meliputi :

a. Menentukan tujuan.

Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang

akan dilakukan.

b. Menentukan sasaran.

Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang

lelah ditetapkan sebelumnya

c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.

Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap

posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

d. Memilih alternatif.

Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan

sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang

hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang

dipilih tidak merugikan kelak.

e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan

Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah

memperhatikan berbagai batasan.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai

urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan

penjadwalan.

2. Penjadwalan

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan

aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka

Page 32: Bolo

waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat

waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992). Penjadwalan meliputi tenaga kerja,

material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa

macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan

perselisihan.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penjadwalan antara lain :

a) Bagi pemilik :

(1) Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek.

(2) Merencanakan aliran kas.

(3) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

b) Bagi kontraktor:

(1) Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.

(2) Merencanakan kebutuhan material, peralalan, dan tenaga kerja.

(3) Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.

(4) Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.

(5) Merencanakan aliran kas

(6) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek.

3. Pengendalian

R.J. Mockler, 1972, dalam Imam Soeharto (1997) memberikan pengertian tentang

pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan

standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,

membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya

penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan

pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam

rangka mencapai sasaran.

Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Mockler, maka proses pengendalian proyek

dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan sasaran.

b. Definisi lingkup kerja.

c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran.

d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan

pekerjaan.

e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang

telah ditentukan.

f. Mengadakan tindakan pembetulan.

Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan

koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan.

Page 33: Bolo

Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan

patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan

efisien.

4. RDM, Konstrain, Lead dan Lag

PDM (Precedence Diagram Methode) disebut juga metode preseden diagram yang

menggambarkan jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity on Node) di mana

kegiatan ditulis di dalam kotak alan lingkaran. Anak panah dipakai hanya  untnk

menjelaskan hubungan ketergantungan di antara kegiatan-kegiatan. Hubungan antar

kegiatan pada AON digambarkan :

PDM dapat dinyatakan dengan simbol :

Konstrain menunjukkan hubungan logis antar kegiatan dengan satu garis

dari nodeterdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan

dua node.  PDM memiliki empat macam konstrain :

a. Konstrain Finish to Start (FS)

b. Konstrain Start to Start (SS)SS (i-j) =b

c. Konstrain Finish to Finish (FF)

d. Konstrain Start to Finish(SF)

Catatan :

b dan d disebutLead time(waktu mendahului).

a dan c disebut Lag time (waktu tertunda)

5. Metode Pengendalian Biaya dan Waktu

Penyimpangan terhadap perencanaan sering terjadi, baik terhadap biaya maupun waktu

untuk mengetahui terjadinya penyimpangan secara dini daput dipergunakan metode varian

dan metode earned value alau metode nilai hasil. Melode-metode ini dipakai untuk

pengendalian terhadap biaya dan waktu.

a. Metode Varian

Pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi varian pada data pengeluaran

biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara periodik atau dalam kurun waktu

tertentu.

b. Metode Nilai Hasil {earned value}

Dalam metode ini memakai dasar-dasar asumsi tertentu agar dapat dikembangkan untuk

membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa depan proyek. Metode ini digunakan

untuk :

(1) Mengetahui performance proyek dari sisi biaya pada suatu waktu;

Page 34: Bolo

- apakah pengeluaran biaya > dari rencana.

- apakah pengeluaran biaya < dari rencana.

- apakah pengeluaran biaya = dari rencana.

(2) Mengetahui performance proyek dari sisi jadwal/waktu pada suatu waktu;

- apakah waktu pelaksanaan lebih cepat dibanding rencana.

- apakah waktu pelaksanaan lebih lambat dibanding rencana.

- apakah waktu pelaksanaan sama dengan rencana.

(3) Prediksi biaya untuk menyelesaikan proyek setelah waktu evaluasi ; proyek untung atau

rugi.

(4) Prediksi waktu untuk menyelesaikan proyek setelah evaluasi, lebih cepat atau lebih

lambat.

6. Indikator dan Formulasi

Indikator yang digunakan dalam konsep nilai hasil :

a. ACWP (Actual Cost Work Performed) ; jumlah biaya aktual/yang sesungguhnya untuk

suatu pekerjaan yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu, didapat dan laporan

akuntansi.

b. BCWP (Undated Cost of Work Performed); jumlah nilai hasil pekerjaan yang telah

diselesaikan untuk suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, didapat dari laporan

prestasi mingguan.

c. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled) ; biaya/anggaran yang direncanakan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan, didapat dari time schedule, Bar Chard dan kurva S.

Ketiga indikator ini memperlihatkan varian biaya dan varian waktu.

Varian biaya adalah penyimpangan pengeluaran biaya aktual untuk pelaksanaan pekerjaan

terhadap prestasi riil dalam satuan biaya Varian biaya =  Cost Varian = CV.

Formulasi:

CV = BCWP – ACWP

Varian waktu/jadwal adalah penyimpangan prestasi riil (dalam satuan biaya) terhadap biaya

rencana. Varian Jadwal = Schedule Varian = SV.

Formulasi :

SV = KCWP – BCWS

Kinerja proyek dari analisis varian biaya dan varian waktu yang mungkin terjadi dapat dilihat

sebagai berikut :

- CV Positif berarti pekerjaan dilaksanakan dengan biaya kurang dari anggaran; untung.

- CV negatif berarti pekerjaan dilaksanakan dengan biaya lebih dan anggaran; rugi.

- CV nol berarti pekerjaan dilaksanakan dengan biaya sama dengan anggaran.

- SV positif berarti pekerjaan dilaksanakan lebih cepat.

- SV negatif berarti pekerjaan dilaksanakan terlambat.

Page 35: Bolo

- SV nol berarti pekerjaan dilaksanakan sesuai waktu rencana.

Untuk mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya pada proyek digunakan indeks

kinerja biaya dan indeks kinerja jadwal yang formulasinya adalah :

a. Indeks Kinerja Biaya = Cast Performance Indeks CPI

CPI =  BCWP

ACWP

b. Indeks Kinerja Jadwal = Schedule Performance Indeks SPI

SPI = BCWP

BCWS

Keterangan :

- Jika CPI < 1 berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran.

- Jika CPI > 1 berarti pengeluaran lebih kecil dari anggaran, pelaksanaan baik.

- Jika CPI = 1 berarti pengeluaran sesuai dengan anggaran.

- Jika SPI < 1 berarti pekerjaan terlambat.

- Jika SPI > 1 berarti pekerjaan lebih cepat

- Jika SPI = 1 berarti pekerjaan sesuai dengan rencana.

Perkiraan Biaya Pekerjaan Tersisa (ETC)

Formulasi :

ETC = Anggaran – BCWP

CPI

= X � BCWP1 X = total anggaran

C1

Perkiraan biaya Sampai Akhir Proyek (EAC)

Formulasi :

EAC = E T C + ACWP1

Keuntungan /kerugian = Anggaran – EAC

Perkiraan Waktu Sampai Penyelesaian Proyek

Rencana Waktu Keseluruhan = X bulan

Waktu tersisa = X � Waktu Pelaporan

Waktu Pelaporan = t1 = X � t1

Indeks Kinerja Jadwal, Formulasi : SPI = BCWP1 = S1

BCWS1

Perkiraan Waktu Pekerjaan Tersisa (ETS)

Formulasi :

ETS = Rencana � waktu pelaporan = X � t1

SPI                                S1

Perkiraan Waktu Sampai Akhir Proyek (EAS)

Page 36: Bolo

EAS = ETA + waktu pelaporan = ETS + t1

Keterlambatan / cepat = rencana waktu � EAS

(sumber moery Alfatih Web)