blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-pestisida2.docx · web viewpestisida ini...

24

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh
Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman

Materi : Pestisida

Oleh :

Novita Inka Sari W ( 115040201111019 )

Asisten : Amalia Hakiki

Kelompok : Senin, jam 11.00

Kelas : F

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman yang modern ini, teknologi sudah semakin canggih, tidak hanya

dalam bidang pendidikan, social, budaya yang menggunakan teknologi, melainkan

pada bidang pertanian pun menggunakan teknologi,yaitu dengan pestisida.

Cara pengendalian organisme pengganggu tanaman ada beberapa cara

pengendalian,antara lain pengendalian hayati, pengendalian fisik, pengendalian

biotic, pengendalian dengan hormone ecdison, dan yang terakhir adalah

pengendalian dengan menggunakan pestisida, baik yang sintetik maupun yang

alamiah.

1.2 Tujuan

Mahasiswa dapat memahami pengertian pestisida, formulasi, macam-macam,

cara kerja dan sasaran penggunaannya

Mahasiswa mampu menganalisa jenis pestisida berdasarkan brosurnya

Mahasiswa paham kelebihan dan kekurangan penggunaan pestisida sintetik

dan nabati

Mahasiswa mengetahui dan memahami cara penggunaan pestisida

Mahasiswa dapat memahami efektifitas pestisida

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. (Ghadia,2011)

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang

mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman. (Ghadia,2011)

Pesticides are substances or mixture of substances intended for preventing,

destroying, repelling or mitigating any pest. “Pestisida adalah zat atau

campuran zat yang dimaksudkan untuk mencegah, menghancurkan,

memukul mundur atau mengurangi hama apapun ”. ( Harris,2011)

2.2 Sasaran penggunaan pestisida

1. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti

tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk

membunuh tungau atau kutu.

2. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut,

berfungsi untuk membunuh alge.

3. Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya

sebagai pembunuh atau penolak burung.

4. Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron,

berfungsi untuk membunuh bakteri.

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

5. Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang

artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat

bersifat fungitoksik (membunuh cendawan) atau fungistatik (menekan

pertumbuhan cendawan).

6. Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun,

berfungsi untuk membunuh gulma.

7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan

segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.

8. Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis

atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.

9. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema

berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda.

10. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk

merusak telur.

11. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi

untuk membunuh kutu atau tuma.

12. Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk

membunuh ikan.

13. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi

untuk membunuh binatang pengerat.

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

14. Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang

kayu berfungsi untuk membunuh rayap. (Suprapti,2011)

2.3 Kelebihan dan kekurangan pestisida kimia

Kelebihan 

o  Mudah di dapatkan di berbagai tempat 

o Zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida 

o Kemasan lebih praktis 

o Bersifat tahan lama untuk disimpan 

o Daya racunnya tinggi ( langsung mematikan bagi serangga

Kekurangan 

o Hama menjadi kebal (resisten)

o Peledakan hama baru (resurjensi)

o Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen

o Terbunuhnya musuh alami

o Pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia

o Tidak ramah lingkungan 

o Harganya mahal 

o Matinya musuh alami hama tanaman 

o Matinya organisme yang berguna  (Anonymousa,2011)

2.4 Kelebihan dan kekurangan pestisida nabati

Kekurangan

o Kelebihan musuh alami dapat menimbulkan kerusakan lingkungan

yang baru 

o Dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

Kelebihan 

o Merupakan pengendalian hama yang ramah lingkungan 

o Tidak mengeluarkan biaya yang besar 

o Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah

maupun pada aliran air alami. 

o Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman

(Anonymousb , 2011)

2.5 Formulasi pestisida

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam

bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat

diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama.

Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)

Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang

nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble

concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut

tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka

tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi

pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta

bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa

cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.

(Ghadia,2011)

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

a. Pekatan yang diemulsikan

Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan atau Emulsifiable Concentrate

(yang lazim disingkat EC) merupakan formulasi dalam bentuk cair yang dibuat

dengan melarutkan bahan aktif dalam pelarut tertentu dan ditambah surfaktan atau

bahan pengemulsi. Formulasi untuk penyemprotan penggunaan perlu diencerkan

dengan air, sehingga formulasi ini akan segera menyebar dan membentuk emulsi

serta memerlukan sedikit pengadukkan.

Pestisida yang termasuk formulasi pekatan yang dapat diemulsikan

mempunyai kode EC di belakang nama dagangnya.

b. Pekatan yang larut dalam air

Formulasi yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (SL)

merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan dalam pelarut

tertentu yang dapat bercampur baik dengan air. Formulasi ini sebelum digunakan

terlebih dahulu diencerkan dengan air kemudian disemprotkan. Pestisida yang

termasuk formulasi ini mempunyai kode SL di belakang nama dagangnya.

c. Pekatan Dalam Air

Formulasi pekatan dalam air atau Aqueous Concentrate (AC) merupakan

pekatan pestisida yang dilarutkan dalam air. Biasanya pestisida yang diformulasikan

sebagai pekatan dalam air adalah bentuk garam dari herbisida asam yang mempunyai

kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode

AC di belakang nama dagangnya.

d. Larutan Dalam Minyak

Pekatan dalam minyak atau Oil Miscible Concentrate (OL) adalah formulasi

cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tinggi yang dilarutkan dalam

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

pelarut hidrokarbon aromatic seperti xilin atau nafta. Formulasi ini biasanya

digunakan setelah diencerkan dalam hidro karbon yang lebih murah seperti solar

kemudian disemprotkan atau dikabutkan (Fogging). Pestisida yang termasuk

formulasi ini mempunyai kode OL di belakang nama dagangnya.

e. Aerosol

Formulasi pestisida aerosol adalah formulasi cair yang mengandung bahan

aktif yang dilarutkan dalam pelarut organik. Ke dalam larutan ini ditambahkan gas

yang bertekanan dan kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi kemasan

yang siap pakai dan dibuat dalam konsentrasi yang rendah. Pestisida yang termasuk

formulasi ini mempunyai kode A di belakang nama dagangnya.

f. Gas yang dicairkan atau Liquefied Gases

Formulasi ini adalah formulasi pestisida bahan aktif dalam bentuk gas yang

dipampatkan pada tekanan dalam suatu kemasan. Formulasi pestisida ini digunakan

dengan cara fumigasi ke dalam ruangan atau tumpukan bahan makanan atau

penyuntikan ke dalam tanah. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode

LG di belakang nama dagangnya.

2. Formulasi Padat

a. Tepung yang dapat disuspensikan/ dilarutkan

Formulasi tepung yang dapat disuspensikan atau Wettable Powder (WP) atau

disebut juga Dispersible Powder (DP) adalah formulasi yang berbentuk tepung kering

yang halus, sebagai bahan pembawa inert (misalnya : tepung tanah liat), yang apabila

dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan ditambah dengan bahan aktif

atau pestisida. Ke dalam formulasi ini juga ditambahkan surfaktan sebagai bahan

pembasah atau penyebar. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode WP

di belakang nama dagangnya.

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

b. Tepung yang dapat dilarutkan

Formulasi yang dapat dilarutkan atau Soluble Powder (SP) sama dengan

formulasi tepung yang dapat disuspensikan, tapi bahan aktif pestisida maupun bahan

pembawa dan bahan lainnya. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode

SP di belakang nama dagangnya. (Suprapti,2011)

c. Butiran (granulars)

Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai

insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi

tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan

aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat.

Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80

mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain.

Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G

atau WDG (water dispersible granule). (Ghadia,2011)

d. Pekatan Debu

Pekatan debu atau Dust Concentrate (DC) adalah tepung kering yang mudah

lepas dengan ukuran dari 75 micron, yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi

yang relatif tinggi, berkisar antara 25 %-75 %. Pestisida yang termasuk formulasi ini

mempunyai kode DC di belakang nama dagangnya. (Suprapti,2011)

e. Debu (dust)

Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan

zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini

kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja

apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).

(Ghadia,2011)

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

f. Umpan

Formulasi umpan atau Block Bait (BB) adalah campuran bahan aktif pestisida

dengan bahan penambah yang inert. Formulasi ini biasanya berbentuk bubuk, pasta

atau butiran. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode BB di belakang

nama dagangnya.

g. Tablet

Formulasi ini ada 2 macam, bentuk yang pertama tablet yang terkena udara

akan menguap menjadi fumigant. Bentuk ini akan digunakan untuk fumigasi di

gudang atau perpustakaan. Pestisida dalam formulasi ini mempunyai kode TB

(Tablet) di belakang nama dagangnya. Bentuk kedua adalah tablet yang merupakan

umpan racun perut untuk membunuh hama (kecoa).

3. Padatan Lingkar

Formulasi padatan lingkar adalah campuran bahan aktif pestisida dengan

serbuk gergaji kayu dan perekat yang dibentuk menjadi padatan yang melingkar.

Formulasi ini mempunyai kode MC di belakang nama dagangnya. (Suprapti,2011)

4. Tepung (powder)

Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif

dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk

mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum

singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).

5. Oli (oil)

Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO

(solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,

karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada

tanaman kapas.

6. Fumigansia (fumigant)

Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap

yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.

Fumigan adalah pestisida yang mudah menguap; jenis fumigan tertentu dalam

kondisi normal sudah berbentuk gas. Penggunaan fumigan dapat dikatakan hampir

tidak meninggalkan residu, kecuali pestisida tertentu yang dapat terserap oleh bahan

tertentu yang diaplikasi. Fumigan efektif untuk pengendalian OPT yang tersembunyi.

Fumigan akan mudah menguap dan hilang di tempat terbuka. Oleh karena itu

fumigan tidak digunakan di lahan pertanian; tetapi diaplikasikan hanya di ruang

tertutup dan umumnya untuk produk pasca panen. Kekurangan dari fumigan adalah

cara aplikasinya yang memerlukan peralatan dan keahlian khusus; sehingga tidak

setiap orang mampu melakukannya, tetapi hanya aplikator profesional atau

bersertifikat yang diizinkan untuk menggunakannya. (Ghadia,2011)

Ada bermacam-macam ukuran partikel:

Macrogranules : >300 µm

Microgranules : 100-300 µm

Coarse dusts : 44-100 µm

Fine dusts : < 44 µm

Smoke : 0,001-0,1 µm (Anonymousc, 2011)

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan (fungsi)

Alat

a. Cawan petri : untuk mengamati bahan yang diuji coba

b. Aqua gelas : untuk meracik pestisida

Bahan

a. Aphis craccivora, Myzus parsicae, Rophalosium maydis

b. Bagian tanaman yang diserang kelompok Aphididae

c. Insektisida : untuk mengendalikan Aphididae

3.2 Cara Kerja

Siapkan alat (cawan petri & aqua gelas) dan bahan (Aphis craccivora, tanaman, insektisida)

Semprotkan insektisida pada daun

Masukkan daun ke dalam cawan petri

Masukkan Aphis craccivora ke cawan petri

Tutup cawan petri (diamkan selama 15 menit)

Amati (catat hasil pengamatan berapa serangga yang mati)

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil analisa brosur

Nama Dagang : Betafog 15 EC

Bahan aktif : Pyrethroid

Sasaran : Insektisida

Cara Kerja : Kontak

Formulasi : 15 EC

( Anonymousd, 2011)

4.2 Hasil pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan, setelah 15 menit Aphis craccivora di diamkan

di dalam cawan petri yang berisi daun yang telah disemprotkan insektisida, Aphis

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

tersebut mati. Dan jumlah Aphis craccivora yang mati ada 3, dan insektisida yang

digunakan adalah Arrivo 30EC dengan cara kerja kontak dan lambung.

4.3 Pembahasan dan perbandingan literature

Berdasarakan hasil pengamatan dan perbandingan literature, Aphis craccivora

dapat dikendaliakan, yaitu dengan pencegahan sementara adalah dengan cara

mencabut tanaman yang terserang, karena sampai saat ini belum ada anjuran

pengendalian virus secara tuntas, dan penyemprotan insektisida yang efektif untuk

mengendalikan vektir kutu daun ( Aphis craccivora Koch.) misalnya dengan

Hostathion 40EC pada konsentrasi 0,1% - 0,2%. (Rukmana, 1995)

Selain itu, penyemprotan insektisida pada daun juga tidak dianjurkan kecuali

kerusakan sudah membahayakan tanaman, karena sabagian besar insektisida

pembunuh Aphis bersifat sistemik dan menimbulkan fitotoksin. Insektisida yang

dapat digunakan antara lain Decis berdosis 0,25 – 0,5 ml/liter, Confidor 0,25 ml/liter

dengan interval perlakuan 7-10 hari sekali dan harus dihentikan jika tingkat serangan

sudah menurun. Bagaimanapun juga, penggunaan media steril adalah cara paling

aman untuk mencegah serangan hama ini. (Lingga, 2007)

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa cara pengendalian

hama Aphididae adalah dengan cara pencegahan dan penyemprotan insektisida bila

tingkat serangan sudah membahayakan. Selain itu, cara yang paling aman untuk

pencegahan serangan hama Aphididae adalah dengan menggunakan media steril.

5.2 Saran untuk penggunaang pestisida

Untuk pengendalian hama Aphididae ada beberapa saran insektisida yang dapat

digunakan,antara lain : Decis berdosis 0,25 – 0,5 ml/liter, Confidor 0,25 ml/liter,

Arrivo 30EC, Hostathion 40EC pada konsentrasi 0,1% - 0,2%

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh

Daftar Pustaka

Anonymousa. 2011. Pestisida Kimia Vs Alami.

http://www.hdrfarm.com/?p=243 Di akses 1 Desember 2011

Anonymousb. 2011. Pestisida Kimia Vs Alami.

http://www.hdrfarm.com/?p=243 Di akses 1 Desember 2011

Anonymousc. 2011. Kimia Pestisida. http://biotis.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:apa-itu pastisida&catid=14:berita Di akses 27 November 2011

Anonymousd. 2011. Betafog 15EC. http://www.google.com Di akses 27

November 2011

Ghadia, Mubqi. 2011. http://dr-plant.blogspot.com/2011/02/pengaturan-cara

aplikasi-pestisida.html Di akses 29 November 2011

Harris, Brandon. 2011. Pesticide. http://en.wikipedia.org/wiki/Pesticide Di akses 4 Desember 2011

Lingga, Lanny. 2007. Philodendron. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Rukmana, Rahmat, Ir. H. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Kanisius : Yogyakarta

Suprapti. 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. http://www.google.com Di akses 1 Desember 2011

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/05/laporan-PESTISIDA2.docx · Web viewPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh