dialog - timur-online.com filekota bau-bau 7. kabupaten buton 8. kabupaten buton selatan 9....

32
DIALOG PENGEMBANGAN KAWASAN TELUK BONE

Upload: duongminh

Post on 17-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIALOG PENGEMBANGAN KAWASAN TELUK BONE

Istana LangkanaE Kedatuan Luwu Sabtu, 12 Mei 2018

Let’s start with the first set of slides

Teluk Bone menyimpan kenangan sejarah, budaya dan mitologis tentang kelautan

yang tak terpermanaikan. Mulai dari sebutan “Negeri Panrita Lopi” (pembuat perahu yang handal), sampai wiracarita

tentang pelabuhan transit dan tujuan kapal dagang Majapahit untuk hasil bumi dan mineral seperti yang dituliskan para Empu dan para peneliti. Dikisahkan pula dalam Sureq Galigo sebagai tempat asal pelayaran Sawerigading menuju negeri

Cina. Fakta kebesaran Kesultanan Buton, Kerajaan Bone dan Wajo pun menjadi

bagian dari masa silam Kawasan Teluk Bone yang mengagumkan. Di masa kini, Teluk Bone dengan segala potensinya,

diharap akan menggeliat sebagai salah satu pusat ekonomi di jantung nusantara.

Let’s start with the first set of slides

Jumlah luasan wilayah 9 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan yang masuk dalam Kawasan Teluk Bone berjumlah kl. 37.238,77 Km2, dengan panjang garis pantai 1.361 Km. Sedangkan luas wilayah 9 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara yang tercakup dalam kawasan ini, adalah sejumlah kl. 13.601,37 Km2, dengan panjang garis pantai 1.043 Km. Dengan demikian, maka secara keseluruhan bibir pantai yang menjadi waterfront Kawasan Teluk Bone mencapai panjang 2.405 Km.

PROVINSI SULAWESI SELATAN 1. Kabupaten Selayar 2. Kabupaten Bulukumba 3. Kabupaten Sinjai 4. Kabupaten Bone 5. Kabupaten Wajo 6. Kabupaten Luwu 7. Kota Palopo 8. Kabupaten Luwu Utara 9. Kabupaten Luwu Timur

PROVINSI SULAWESI TENGGARA 1. Kabupaten Kolaka Utara 2. Kabupaten Kolaka 3. Kabupaten Bombana 4. Kabupaten Muna Barat 5. Kabupaten Buton Tengah 6. Kota Bau-Bau 7. Kabupaten Buton 8. Kabupaten Buton Selatan 9. Kabupaten Wakatobi

“ Quotations are commonly printed as a means of inspiration and to invoke philosophical thoughts from the reader.

SEKILAS TENTANG KERJASAMA KAWASAN TELUK BONE

1. Pada bulan September tahun 2000, empat pemerintah provinsi di Pulau Sulawesi, yaitu Sulut, Sulteng, Sulsel dan Sultra (catatan: saat ini enam pemprov termasuk Gorontalo dan Sulbar), telah menyatakan membentuk Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) untuk mendorong kerjasama antar daerah di seluruh Sulawesi;

2. Tercatat pula, bahwa awal mula adanya pengkajian pengelolaan kolaboratif kawasan Teluk Bone secara bersama, diinisiasi oleh oleh SCent dan Universitas Hasanuddin pada tahun 2003-2005, dengan sumber biaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan 7 kabupaten di Sulawesi Selatan, yang selanjutnya diserahkan ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Direktorat Bina Bangda Kemendagri pada tahun 2006; .

3. Untuk menjadikan Teluk Bone sebagai salah satu Kawasan Khusus Andalan Laut Nasional telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan 15 Pemerintah Kabupaten-Kota yang tercakup dalam kawasan Teluk Bone, pada 20 Juni 2008 di Makassar. Selanjutnya, kepada Pemerintah Pusat – melalui Direktorat Jenderal Bina Bangda dimintakan adanya penetapan Rencana Strategis Pengembangan Kawasan Teluk Bone yang hingga kini belum terwujud keberadaannya;

4. Kerjasama Kawasan Teluk Bone (KTB) kemudian diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Perjanjian Kerjasama No. 202/VII/2012 dan No. 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Terpadu Teluk Bone, pada tanggal 18 Juli 2012 dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama 5 (lima) tahun yang akan diadakan evaluasi secara berkala.

5. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi, sejumlah 17 wilayah daerah Kabupaten-Kota dalam 2 Provinsi dalam Kawasan Teluk Bone telah ditetapkan sebagai kawasan andalan yang memerlukan evaluasi tentang pelaksanaanya, dimana juga dimungkinkan perubahan sesuai dengan bunyi pasal 144 angka (2) yang menyatakan bahwa RTRP Sulawesi ditinjau kembali dengan dasar tertentu sekali dalam 5 tahun;

6. Dalam beberapa tahun terakhir, atas inisiatif daerah kabupaten-kota dan BKPRS telah dilakukan pertemuan-pertemuan yang berlangsung terakhir kali pada 31 Oktober 2014 di Kendari – Sulawesi Tenggara dan tanggal 23-24 Februari 2016 di Bulukumba – Sulawesi Selatan namun belum menghasilkan peta jalan (road map) dan rencana tindak (action plan) yang konkrit dan operasional sebagai rujukan.

“ Quotations are commonly printed as a means of inspiration and to invoke philosophical thoughts from the reader. Kolaka, 15 – 18 Maret 2017

HASIL PERTEMUAN NASIONAL KAWASAN TELUK BONE

KERJASAMA DAERAH/ WILAYAH

DAN OTONOMI

DAERAH

1. Diperlukan evaluasi terhadap belum optimalnya pelaksanaan MOU No. 202/VII/Pemprov /2012 – N0. 20/Tahun 2012 - antara Gubernur Sultra dan Sulsel yang ditandatangani pada Tahun 2012 yang berlaku selama 5 Tahun.

2. Diperlukan pengkajian pengelolaan kolaboratif kawasan Teluk Bone secara bersama, sebagai tindaklanjut inisiasi yang dilakukan SCent dan Universitas Hasanuddin pada tahun 2003-2005 yang hasilnya telah diserahkan kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Direktorat Bina Bangda Kemendagri pada tahun 2006;

3. Diharapkan dengan segera adanya insiatif Penyusunan Renstra Pengelolaan Teluk Bone yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sultra dan Sulsel (Hasil Diskusi Pertemuan Nasional Kolaka 2017).

4. Diperlukan adanya langkah pembentukan Badan Pengelola Teluk Bone (Hasil FGD Pertemuan Nasional Kolaka 2017).

5. Perlunya identifikasi awal tentang potensi dan tantangan di Kawasan Teluk Bone sebagai baseline data empiris untuk penyusunan langkah dan rencana selanjutnya.

6. Perlunya revitalisasi tentang keberadaan Badan Kerjasama Pengembangan Regional Sulawesi (BKPRS) selama ini belum bekerja maksimal disebabkan jangkauan (coverage) lembaga yang sangat luas.

7. Dengan memperhatikan eksisting sumberdaya pesisir dan laut Kawasan Teluk Bone yang memiliki arti penting bagi pembangunan nasional, maka tidak bisa lagi pengelolaan-nya dilakukan secara parsial. Oleh karenanya, keterpaduan dan keterlibatan semua stakeholders perlu ditingkatkan baik ditingkat regional maupun nasional, antar pemerintah daerah di sekitar kawasan, antara ekosistem darat dan laut serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen;

8. Diperlukan pengelolaan Kawasan Teluk Bone yang bersifat komprehensif dengan keterpaduan stakeholders pusat dan daerah, eksosistem dan manajemen, data, isu dan program, riset dan penerapan iptek.

SUMBER DAYA

MANUSIA, KEBUDAYAAN

DAN PARIWISATA

1. Diperlukan keberadaan kuantitas dan kualitas SDM yang tersedia yang secara faktual masih sangat terbatas dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan untuk mengelola sumberdaya alam dalam kawasan Teluk Bone;

2. Diperlukan pemetaan dan/atau pendokumentasian existing budaya lokal dan regional dalam kawasan Teluk Bone untuk kepentingan pengembangan kearifan lokal guna kepentingan pembangunan kawasan dan nasional;

3. Diperlukan pemetaan dan/atau pendokumentasian existing dan potensi pariwisata sepanjang garis pantai dalam kawasan Teluk Bone untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata nasional dan internasional;

4. Diperlukan banyaknya kajian-kajian budaya di kawasan Teluk Bone yang mestinya dapat disebarluaskan, baik untuk kepentingan pemerkayaan kebudayaan nasional maupun untuk kepentingan kepariwisataan nasional;

5. Diperlukan lebih memadainya promosi pariwisata Kawasan Teluk Bone yang menjadi perhatian nasional maupun internasional;

6. Diperlukan keterlibatan media cetak dan elektronik, media sosial untuk public awareness terhadap Kawasan Teluk Bone;

7. Diperlukan adanya konsep Pengembangan Pariwisata Bahari yang terinterkoneksi antara daerah dalam Kawasan Teluk Bone yang terintegrasi dengan kegiatan techno-maritim (budidaya/tangkap) dan ekoturisme;

8. Diperlukan perumusan rencana penyelenggaraan even pariwisata tingkat nasional yang berwawasan internasional tentang Kawasan Teluk Bone, dengan menciptakan kolaborasi stakeholders (masyarakat-pemerintah daerah/pusat- dunia usaha) yang bermaksud untuk memperkenalkan Kawasan Teluk Bone sebagai kawasan bersejarah dan berpotensi ekonomi di masa depan, misalnya: a. Merumuskan penyelenggaraan “Sail Teluk Bone” yang

diselenggarakan secara terpadu di sepanjang pesisir Kawasan Teluk Bone;

b. Merancang penyelenggaraan kegiatan bersepeda internasional “Tour D’Teluk Bone” dengan etape-etape yang melewati kabupaten/kota dalam Kawasan Teluk Bone.

PERIKANAN DAN

KELAUTAN

1. Pengelolaan perikanan dan kelautan Kawasan Teluk Bone belum diwujudkan dengan aksi nyata secara terpadu, antara lain untuk mengembangkan komoditas unggulan budidaya (misalnya: Vaname, Rumput Laut, Kepiting dan Abalone) yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan ini;

2. Belum adanya konsepsi pengelolaan komoditas perikanan tangkap yang relatif bisa mendongkrak hasil perikanan tangkap secara berkelanjutan di kawasan Teluk Bone dengan pendekatan ekosistem, fishing base dan fishing ground.

3. Belum berkembangnya studi dan riset Kelautan dan Perikanan di Kawasan Teluk Bone untuk mewujudkan perencanaan pengelolaan kawasan secara terpadu dan berkualitas di kawasan ini;

4. Belum berkembangnya investasi dan kerjasama usaha antara dunia usaha internasional, nasional, regional dan lokal untuk pengembangan usaha perikanan dan kelautan di kawasan ini;

LINGKUNGAN HIDUP DAN

KONSERVASI

1. Karena adanya penurunan daya dukung dan kerusakan lingkungan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil maka diperlukan adanya baseline data potensi sumberdaya dan ekosistem pesisir dan laut dan studi ekoregion, maupun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Terpadu Kawasan Teluk Bone;

2. Diperlukan komitmen dan langkah-langkah nyata Pemerintah Daerah untuk mengatasi masih maraknya penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan mengawal secara tegas-serius agar kegiatan pengeboman dan pembiusan ikan dapat diatasi secara terpadu;

3. Diperlukan penanganan dan langkah-langkah nyata tentang isyu degradasi habitat pesisir dan laut, pencemaran akibat limbah tambang dan sampah;

4. Diperlukan ketegasan terhadap isyu pelanggaran UU fishing, penindakan dan edukasi yang dilakukan secara terpadu;

5. Diperlukan adanya perhatian sungguh-sungguh terhadap kegiatan reklamasi dengan kajian Amdal, UKL/UPL dan aturan pengawasan yang ketat;

6. Komitmen peningkatan kualitas lingkungan melalui kebijakan konservasi, penanganan sampah dan sanitasi yang lebih baik.

INFRA STRUKTUR

1. Diperlukan komitmen bersama bahwa dalam memper-bincangkan Teluk Bone sebaiknya berbasis riset untuk menjadi dasar perencanaan pembangunan dan kegiatan masyarakat;

2. Karena belum Optimalnya Fungsi Pusat-pusat Kegiatan (Kota-kota) pada Kawasan Teluk Bone Diperlukan langkah-langkah bersama untuk mendorong pembangunan infrastruktur dalam menunjang kegiatan ekonomi di Kawasan Teluk Bone, terutama dalam kaitan pengembangan ekonomi maritim dan sumberdaya alam lainnya di kawasan ini;

3. Karena belum memadainya daya dukung Infrastruktur Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Teluk Bone, maka diperlukan adanya pendokumentasi data secara utuh baik segregasi maupun disegregasi data/kajian, guna ketersedian “living document” untuk penerapan fakta pendampingan kadang-kadang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dimulai dari akuisisi data, kemudian analisis dan artikulasi data semuanya diharapkan pijakan untuk membuat rencana tindak lanjut pembangunan yang nyata dan benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat. Perlu adanya data, analisis spasial, transparansi dan collective action planning di Kawasan Teluk Bone.

IG CONCEPT Jejaring Teluk Bone TELUK BONE NETWORK

MAKSUD DAN

TUJUAN

1. Mengupayakan terdapatnya komunikasi inklusif

multipihak yang akan memandang positif perbedaan potensi dan keadaan untuk mempelajari perbedaan yang ada, serta menemukan sisi-sisi universal guna memperoleh manfaat kehidupan bersama, demi menunjang cita-cita kemajuan bersama di Kawasan Teluk Bone;

2. Mendorong keterbukaan cara pandang para pihak terkait dan berkepentingan (stakeholders) dalam memandang posisi Teluk Bone sebagai kawasan andalan nasional di masa depan, demi meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat dan kemajuan daerah provinsi/kabupaten/kota di kawasan tersebut.

3. Mendorong jalinan kerjasama antar pihak-pihak terkait dan berkepentingan (stakeholders) dalam upaya mengembangkan potensi budaya, ekonomi, pariwisata, industri pengolahan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan hidup di Kawasan Teluk Bone.

4. Mewujudkan aksi komunikasi, pengkajian, sosialisasi

data, fakta dan potensi Kawasan Teluk Bone untuk kepentingan pengembangan kawasan tersebut di masa-masa yang akan datang dalam berbagai bentuk kegiatan.

BENTUK INSTITUSI

1. Institusi JEJARING TELUK BONE (BONE GULF

NETWORK) ini berbentuk forum terbuka, dimana pihak-pihak terkait dan berkepentingan (stakeholders) Kawasan Teluk Bone, dapat mengakses informasi, data, dan kegiatan yang diselenggarakan oleh institusi jejaring;

2. Institusi JEJARING TELUK BONE (BONE GULF NETWORK) ini didirikan oleh sejumlah tokoh yang memiliki kepedulian tentang pengembangan dan kemajuan masyarakat dan daerah provinsi/kabupaten/kota dalam Kawasan Teluk Bone sebagai bagian dari Pembangunan Nasional Indonesia;

3. Institusi JEJARING TELUK BONE (BONE GULF

NETWORK) ini melakukan kegiatan sehari-hari untuk melaksanakan program kerjanya, dilaksanakan oleh Badan Pengelola yang terdiri atas Majelis Pakar yang berfungsi supervisi, Presidium yang berfungsi sebagai pimpinan penetapan kebijakan dan Kesekretariatan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang membawahi sejumlah unit kerja sesuai kebutuhan yang berkembang dari waktu ke waktu;

4. Institusi JEJARING TELUK BONE (BONE GULF NETWORK) ini melakukan usaha dengan mengembangkan kegiatan (a) advokasi/kampanye lingkungan dan kultural; (b) mengelola penerbitan; (c) kerjasama riset dan pengembangan; (d) event organizer dan (e) pengelolaan web-site JEJARING TELUK BONE (BONE GULF NETWORK).

1. MAJELIS PAKAR 2. PRESIDIUM JARINGAN 3. SEKRETARIAT JENDERAL 4. PENGELOLA PROGRAM 5. JARINGAN WILAYAH

PENGELOLA JARINGAN

TELUK BONE

STRUKTUR DAN

KEDUDUKAN JARINGAN

MAKASSAR KENDARI

JAKARTA

SELAYAR

BULUKUMBA

SINJAI

BONE

WAJO

LUWU

PALOPO

LUWU UTARA

LUWU TIMUR

WAKATOBI

BUTON

BAU-BAU

BUTON SELATAN

BUTON TENGAH

MUNA BARAT

BOMBANA

KOLAKA

KOLAKA UTARA

TERIMAKASIH