blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/ajengindah/files/2013/03/tugas-stela... · web viewtanah memiliki...

26
BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN Oleh : Diajeng Indah Nastiti 115040201111091 Dewi Shinta Carolina 115040201111094 Dika Chiqmatul Janah 115040201111090 Dewi Nur Istiqomah 115040201111121 Kelas : F PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: ngocong

Post on 02-May-2018

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2

SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

Oleh :

Diajeng Indah Nastiti 115040201111091

Dewi Shinta Carolina 115040201111094

Dika Chiqmatul Janah 115040201111090

Dewi Nur Istiqomah 115040201111121

Kelas : F

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

1. Tanah sbg suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yang setiap individunya punya

ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yang sempit, sehingga mudah dibedakan 1

dengan lainnya. Jelaskan !

Tanah memiliki batas-batas tertentu yang dimiliki. Di dunia ini terdapat berbagai

macam jenis tanah, yang mana setiap masing-masing individu tanah memiliki karekteristik/

sifat yang berbeda. Tetapi perbedaan dari sifat-sifat tersebut relatif sempit antara tanah yang

stu dengan yang lainnya, sehingga dari berbagai macam tanah di dunia ini dapat dibedakan

dan dikelompokkan sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Dalam menentukan jenis

suatu tanah tidak terlepas dari sifat fisik, kimia, dan keadaan biologi dari suatu tanah

tersebut.

2. Jelaskan definisi TANAH. Pasir pantai apakah termasuk dalam definisi tanah?

Mengapa?

o Tanah merupakan kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam

horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,udara, dan

merupakan media tumbuh bagi tanaman. Selain itu tanah juga terbentuk dari hasil

interaksi antara batuan induk, topografi, iklim,organisme, dan waktu.

o Jika dilihat dari definisi tanah itu sendiri, maka pasir pantai tidak termasuk dalam

pengertian tanah. Ini dikarenakan proses pembentukan pasir bukan dikarenakan oleh lima

faktor pembentuk tanah, melainkan salah satunya dipengaruhi oleh gelombang dari pantai

itu sendiri. Selain itu dari pengertian tanah tersebut, tanah berfungsi sebagai media

tumbuh bagi tanaman, sedangkan pada pasir pantai sangat jarang bahkan tidak pernah

digunakan sebagai media tumbuh bagi tanaman. Pada pembentukan tanah, organisme

juga sangat berperan dalam menghasilkan suatu tanah, tetapi pada pasir pantai tidak

terdapat organisme yang dapat membantu proses pelapukan menjadi butiran yang lebih

halus lagi.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dalam Gambar 2 ? continuum, soilscape, polypedon dll

Penjelasan dari bagian-bagian pada  gambar di atas :

o Continuum merupakan proses pertukaran dalam kesinambungan interaksi antar

komponen tanah dan kelangsungan segala reaksi tanah.

o Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat

berbeda antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya.

o Polypedon merupakan gabungan atau kumpulan dari  pedon – pedon yang

mempunyai sifat hamper sama atau sama.

o Pedon adalah Tubuh tiga dimensi dari tanah dengan dimensi – dimensi lateral,

Pedon biasanya mempunyai luas antara 1 hingga 10 meter. Dimana horizon –

horizon terputus atau siklik.

o Soil Profil merupakan Penampang vertikal tanah yang ditempati horizon –

horizon dan dibawahnya terdapat bahan induk.

o Soil Agregat merupakan Agregat tanah merupakan gumpalan tanah yang tidak

mempunyai bentuk yang jells. Berbeda dengan struktur tanah yang mempunyai

bentuk yang jelas.

4. Tanah sebagai satuan 3-D, perlu disajikan dengan cara 'multifactorial' dalam bentuk

peta tanah. 2-D digambarkan pada peta tanah, sedangkan dimensi vertikal + sifat2

internalnya, disajikan dalam legenda peta. Maksudnya apa?

Jika melihat keadaan dilapang, tanah merupakan sesuatu yang dapat dikategorikan

sbagai bentuk 3 dimensi, karena didalam tanah terdapat suatu profil tanah yang didalamnya

terdapat horison-horison yang menjadi ciri satu jenis tanah dan perbedaan bentuk muka bumi

disuatu wilayah (topografi). Keadaan tanah disuatu daerah tentunya berbeda dengan keadaan

tanah di daerah lainnya. Hal seperti ini dapat menjadi suatu informasi yang dapat disajikan

dalam gambar (peta tanah) di berbagai wilayah. Penyajian ini tidak hanya berupa keadaan

tanah dan topografi di suatu daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan faktor-faktor

yang berada didalamnya juga. Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam

bentuk 2 dimensi sesuai keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala..

Sedangkan faktor-faktor yang berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur,

kelembaban, konsistensi, dll, disajikan dalam bentuk legenda. Bisanya dapat disajikan

dengan tanda-tanda, warna tertentu, dll. Legenda peta ini yang nantinya dapat membantu

seseorang untuk membaca suatu peta tanah dan memberikan informasi tentang satuan-satuan

tertentu yang terdapat di dalam peta tanah.

5. Jelaskan pengertian Peta tanah. Untuk membuat peta tanah, peta apa saja yg

diperlukan sebagai dasar/ penunjang? Mengapa?

o Peta tanah merupakan peta yang dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah

dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi..

o Pada umumnya diperlukan suatu peta dasar yang digukan sebagi acuan dalam

membuat suatu peta tanah. Peta dasar yang biasa digunakan adalah peta topografi.

Digunakan peta topografi sebagai dasar karena apabila akan membuat suatu peta

tanah, harus mengetahui keadaan nyata dari suatu objek wilayah secara 3 dimensi

terlebih dahulu. Apabila keadaan topografi suatu wilayah berbeda, maka keadaan

atau kondisi suatu tanah juga akan berbeda. Bentuk suatu muka bumi (topografi)

berbeda-beda antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, begitu pula

keadaan tanahnya. Oleh karena itu diperlukan peta topografi sebagai dasar apabila

membuat suatu peta tanah. Peta topografi dapat diperoleh melalui foto udara

(skala besar) dan citra satelit (skala kecil).

6. Apa yg dimaksud dengan Poligon di dalam peta tanah? Bagaimana membuatnya?

Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titik-

titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak.

Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang

diperlukan untuk pembuatan peta.

Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :

-Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris 

-Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris

      Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah :

a. Pengukuran Polyangon Terbuka Bebas

1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.

2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik

3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat

kedataran.

4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci

kembali dengan memutar skrup piringan bawah.

5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut

horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.

Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.

6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam,

kemudian putar teropong  180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.

7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.

Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.

8. Pindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.

9. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa

untuk bacaan muka).

10. Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.

11. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat

sudut horisontalnya, baik bacan biasa maupun luar biasa.

Bacaan ini merupakan bacaan belakang.

12. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai P

akhir.

13. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.

14. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-

masing titik.

15. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.

b. Pengukuran Polyangon Tertutup

1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.

2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik

3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat

kedataran.

4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci

kembali dengan memutar skrup piringan bawah.

5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut

horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.

Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.

6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam,

kemudian putar teropong  180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.

7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.

Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.

8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut

horisontal pada bacaan biasa dan luar biasa.

Bacaan ini merupakan bacaan belakang.

9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga

kembali ke titik P1.

10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.

11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-

masing titik.

12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.

7. Apa yg dimaksud dengan taksa tanah?

Tanah taksa merupakan satuan yang diperoleh dari menentukan suatu selang sifat tertentu

dari sifat – sifat tanah yang didefinisikan oleh suatu sistem klasifikasi tanah. Hal ini berhubungan

dengan peta tanah karena soil taxonomy bisa digunakan untuk satuan sistem klasifikasi tanah ,

masing – masing diwakili oleh suatu profil tanah. Peta tanah dapat semakin terlihat jelas dan

detai dengan soil taxonomy.

8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks. Jelaskan.

Beri ilustrasi dengan gambar, sehingga perbedaan ketiganya jelas

1.      Konsosiasi

Konsosiasi tanah adalah suatu jenis peta tanah yang tersusun dari delineasi, dimana

tiap delineasi menunjukkan ukuran, bentuk, dan lokasi dari suatu satuan lanskap yang

tersusun atas suatu jenis komponen tanah, atau satu jenis lahan miselaneus, ditambah

inklusi yang diperbolehkan.

Cara penamaannya mengikuti ketentuan sebagai berikut :

Nama pertama terdiri dari satua tanah atau taxon yang kemudian diikuti dengan

fase.

Untuk fase tekstur lapisan atas atau lapisan organik dipermukaan tidak disertai

dengan tanda ‘koma’.

Contoh : Ciawi liat. Tidak ditulis Ciawi, liat.

Jika fase tekstur lapisan atas tidak digunakan tetapi karena berbatu, berkerikil

dsbnya, maka penulisannya menggunakan ‘koma’. Contoh : Cobanrondo, berbatu.

Untuk dua atau tiga fase digunakan ‘koma’. Contoh : pujian liat, lereng 15-20%,

tererosi.

Penulisan fase erosi ditulis paling belakang.

Penulisan fase lereng ditu;s paling belakang kecuali jika ada fase erosi. Contoh :

pujian skeletal berliat, substratum padas, leren 5-30%, tererosi.

2. Asosiasi

Asosiasi tanah, yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis, tersebar

dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya, tetapi karena

kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan.

Setiap komponenen dideskripsi secara terperinci tanpa ada perbedaan

Posisi geografis masing-masing anggota satuan peta dalam bentang-alam

diterangkan denan jelas, sehinga memungkinkan untuk diperhalus oleh pemakaian

peta.

Berbeda dengan kompleks, maka kata asosiasi selalu digunakan. Perhatikan contoh

berikut :

Asosiasi Cangar-Batu, terjal (dua seri tanah dengan fase lereng terjal)

Asosiasi Cangar, terjal-Batu (fase lereng terjal hanya pada seri cangar)

Asosiasi Typic Frgiochrepts-Aeric Fragioaquepts (asosiasi sub-group)

3. Kompleks

Kompleks tanah, merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur

satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola tertentu

atau menunjukkan pola yang tidak beraturan. Meskipun ada komponen tanah yang

berasosiasi secara geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detail.

Menurut Wambeke dan Forbes (1986) satuan peta tanah dikatan kompleks jika

komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak dapat membentuk satuan peta tersendiri

jika dipetakan dalam skala 1 : 24.000. pada skala tersebut luasan 0,4 cm2 pada peta adalah

2,3 ha dilapangan. Komponen utama dalam satuan peta asosiasi jika dipetakan pada skala

tersebut dapat membentuk satuan peta tersendiri.

Cara penamaanya:

Ditulis kata ‘kompleks; jika fase dari masing-masing taxon tersebut tidak sama,

misalnya tekstur lapisan atas tidak sama. Contoh : Kompleks Cobanrondo-Sebaluh.

Kata ‘kompleks’ tidak ditulis jika fase tekstur lapisan atas seri-seri tanah yang

menyusunnya sama. Contoh : Jeho-Cula liat.

Perhatikan beberapa contoh berikut :

Kompleks Sedep-Pali, berbatu (kedua seri tersebut mempunyai fase berbatu di

permukaan).

Kompleks Batu-Tandem, lereng 5 – 8%  (keduanya mempunyai fase lereng yang

sama).

Tandem-Toki liat, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase tekstur lapisan atas dan

lereng yan sama).

Kompleks Toki berbatu-Lante (hanya seri toki yang mempunyai fase berbatu).

9. Beri contoh single value map. Cari di internet. Mengapa peta tersebut dikatakan bukan

peta tanah?.

Peta tanah adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah disuatu

daerah. Peta ini dilengkapi degan legenda yang secara singkat menerangkan sifat-sifat tanah dari

masing-masing satuan peta. Peta tanah biasanya disertai dengan “Laporan Pemetaan Tanah”

yang menerangkan lebih lanjut sifat-sifat kemampuan tanah yang digambarkan dalam peta tanah

tersebut khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan

sebagainya.

Sedangkan peta karakteristik tunggal (soil value map) merupakan peta yang hanya

menyajikan salah satu nilai, atau marginal dari sebuah landform. Misalnya administrasi,

ketinggian tempat, kedalaman tanah, tekstur produktifitas lahan, dan sebagainya. Gambar

diatas merupakan peta drainase yang mana peta ini hanya mengambarkan kelas kerapatan

drainase tanpa menjabarkan satuan peta tanah.

10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini?

Gambar di atas menyajikan teknik pelaksanaan sintetik.

1. gambar pertama dilakukan dengan menggunakan metode survey grid, dimana pemetaan

dengan menganalisis atau menentukan sifat tanah terlebih dahulu.

Rigid survey :

Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Grid Kaku (Rigid

Grid). Penentuan batas tanah ini diterapkan pada survey tanah detil sampai dengan sangat

detil, dimana tidak tersedia foto udara. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin :

Skalanya terlalu kecil

Mutunya sangat rendah

Daerah yang disurvey tertutup awan atau kabut

Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogeny dan datar

Daerah yang disurey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat

Daerah survey berrawa, padang rumput atau savana yang tidak menampakkan gejala

permukaan.

2. gambar kedua merupakan gabunga dari survey metode grid dan fisiografis

Adapted Grid Survey :

Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Grid bebas (adapted

grid survey). Metode ini merupakan perpaduan antara metode grid kaku dengan metode

fisiografi. Metode ini dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil yang

kemampuan foto udara dianggap terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan

cukup sulit. Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak

titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi.

Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada

pengamatan adalah rapat. Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-

titik pada pengamatan adalah renggang. Metode ini sangat baik diterapkan oleh penyurvey

yang belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara.

3. gambar ketiga pendekatan analitik menggunakan metode fisiografis, yaitu dengan jalan

menentukan batas ( mendelineasi) satuan fisiografi/wujud-lahan (landform)terlebih dahulu

sebelum kelapangan.

Physiographic Survey :

Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Fisiografik (bantuan

foto udara). Metode ini sangat efektif pada survey tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia

foto udara berkualitas cukup tinggi. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU,

sedangkan kegiatan lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi

sifat dan cirri tanah masing-masing satuan peta. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat

tertentu pada masing-masing satuan peta.

Pada penentuan batas tanah menggunakan metode fisiografik, jumlah pengamatan pada tiap-

tiap satuan peta tergantung pada :

- Ketelitian IFU, keahlian dan kemampuan penyurvey dalam memahami hubungan

fisiografi dan keadaan tanah.

- Kerumitan (kompleks atau tidaknya) satuan peta tersebut. Semakin rumit, maka semakin

banyak luasan satuan peta. Semakin luas, maka jumlah pengamatan yang dilakukan juga

semakin banyak.

Pada survey skala kecil, pendekatan kedua lebih sering digunakan, sedangkan pada skala besar

biasanya digunakan pendekatan sintetik.

11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di

Indonesia. Bandingkan nama peta-peta tersebut dengan nama yang digunakan di

Amerika, Kanada, Inggeris dan negara lainnya. Cari dari internet.

Jenis-jenis peta tanah

a. Peta Tanah Bangun peta tanah bangun (Skala 1 : 2.500.000 Atau Lebih Kecil); fungsi

dari peta ini untuk memberikan petunjuk kasar mengenai penyebaran jenis-jenis

tanah.

b. Pata Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.000.000 – 1 : 2.500.000); peta tanah eksplorasi

berfungsi untuk memberikan gambar kemungkinan penelitian terarah, menunjukkan

potensi sumberdaya alam (tanah), adanya problem area suatu daerah serta

kemungkinan pengembangan daerah.

c. Peta Tanah Tinjau (Skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000); peta tanah tanah tinjau berfungsi

memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah suatu wilayah untuk

keperluan tertentu.

d. Peta Tanah Semi Detil (Skala 1 : 25.000 – 1 : 100.000); peta tanah semi detil

berfungsi untuk pelaksanaan-pelaksanaan tertentu dari suatu wilayah yang luasnya

dibatasi pada maksud tersebut. Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi

mengnai hal-hal yang dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan

(jelaskan).

e. Peta Tanah Detil (Skala 1 : 5.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk

proyek-proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun

percobaan dan sebagainya.

12. Apa yang dimaksud dengan luas minimum yang masih dapat disajikan pada peta?.

Mengapa perlu ada batasan tersebut?

Luas Minimum : luas terkecil dari suatu peta yang berfungsi untuk menentukan daerah

efektif pengamatan.

Batasan tersebut dianggap perlu agar tidak meluas ke daerah yang tidak perlu diamati dan

dianalisis

13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tersebut? Masing-masing kelompok

agar menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala yang berbeda 3.

Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim serta persyaratan tumbuh tanaman,

kelapa sawit mempunyai adaptabilitas yang tinggi di berbagai kondisi lahan. Hasil

penilaian kesesuaian lahan menunjukkan bahwa kelapa sawit dapat dikembangkan di

seluruh propinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulsel, Sulteng, Sultra, dan Papua. Hal ini

memberikan petunjuk bahwa peluang pengembangan kelapa sawit di Indonesia masih

cukup luas.

Total lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit, seluas 54,1 juta ha,

namun lahan yang sesuai tersebut saat ini sebagian besar telah digunakan untuk

komoditas pertanian lain (perkebunan, tegalan/ladang, dll) dan mungkin juga untuk

aktivitas non pertanian.

Untuk mengetahui berapa lahan yang masih tersedia untuk pengembangan kelapa

sawit perlu melakukan overlay (tumpang tepat) antara peta kesesuaian lahan dengan peta

penggunaan lahan terbaru (present land use) serta peta status lahan saat ini. Data/peta

kesesuaian lahan kelapa sawit yang tersedia saat ini adalah pada skala tinjau (1:250.000)

yang berguna untuk perencanaan umum tingkat propinsi dan skala eksplorasi

(1:1.000.000) untuk perencanaan pengembangan tingkat nasional. Apabila

pengusaha/investor memerlukan data/peta yang lebih detil yang dapat digunakan untuk

operasional di lapangan, maka perlu ditindaklanjuti dengan inventarisasi yang lebih detil

(skala 1:50.000).

14.

Metode Survei Grid bebas

Yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survey yaitu Metode Survei

Grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan interpretasi

foto udara (menggunakan prinsip amalitik). Biasanya dalam metode grid bebas, pemeta ‘bebas’

memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan

menentukan komposisi satuan peta.

Survei dan pemetaan tanah tidak hanya dapat memberikan gambaran tentang macam

tanah yang dijumpai, tetapi harus dapat menggambarkan secara tepat dimana tanah tersebut

dijumpai. Hal ini tidak berarti bahwa tanah yang dijumpai haruslah homogen, melainkan harus

dapat menggambarkan bahwa pada suatu polygon yang dicantumkan dalam satuan peta tanah

dapat diketahui satuan tanah utama (yang mendominasi) dan satuan peta tanah pendamping

(Foth, 1994).