blog dongguk biaya hidup minimalis di seoul

Upload: acintyapada

Post on 18-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bertahan Hidup Dengan Biaya Minimalis di Seoul.Seoul merupakan salah satu kota dengan biaya hidup yang relatif tinggi, apa lagi bila dibandingkan dengan biaya hidup di kota kota di Indonesia. Seperti Jakarta, Semarang apalagi Jogja. Dengan nominal yang sama untuk biaya hidup sehari di Seoul mungkin temen-temen bisa hidup tiga hari di Jogja. Dari beberapa sumber, rata-rata biaya hidup minimal disini berkisar 400.000 500.000 won. Nah pada tulisan ini kita akan coba mengurai, ngakalin gimana supaya bisa tetap bertahan hidup dengan biaya yang lebih rendah. Eits.. jangan berprasangka dulu ya klo yang nulis ini kantongnya cekak. So cari seribu satu cara buat berhemat, hehe... . Ada seribu satu alasan untuk kita menghemat dan menekan pengeluaran kita serendah mungkin ketika kita hidup disini. Yang pertama mungkin karena beasiswa yang tidak tergolong wah dari segi nominal. Yang kedua, perbandingan harga yang bikin emosi. Contohnya nih.. disini harga iPhone itu sekitaran 900.000 won. Kalau dirupiahkan mungkin sekitar 8 jutaan lah. Nah di Seoul harga sebuah iPhone itu cuman bisa ditebus dengan biaya hidup selama dua bulan. Coba kalau kita mahasiswa di Jogja misalnya. Bisa setahun tuh kita nabung dari uang jajan kita.. hehe.. Ok. kita mulai dengan biaya yang tidak bisa diakalin dulu deh. Biaya pemondokan atau kost. Yang paling murah di Seoul itu sekitar 170.000 an lalu biaya transportasi anggaplah kita cuman bepergian naik subway seminggu 2x PP, ongkos subway itu 900 won normalnya. So buat transportasi kita butuh 900 x 2 x 2 = 3600 won seminggu. Dan dalam sebulan kita butuh 14.400. ya buletin aja jadi 15.000. Nah sekarang kita coba yang bisa diakalin. Dan biaya yang paling bisa diakalin adalah biaya makan. Di Seoul harga makanan cenderung sangat mahal. Untuk sekali makan dikantin kampus itu berkisar 2.200 5.000 won, dan jauh lebih mahal kalau makan direstaurant atau bahkan sekedar warung makan di luar kampus, jadi solusinya adalah masak sendiri. Mari kita berhitung, dimulai dari belanja bulanan seperti beras, telur dll. Harga beras Thailand per 10 kg adalah 11.000 won dan itu cukup buat sebulan. Minyak goreng ukuran 1,2 Liter harganya kurang lebih 5.000 won, kecap, saus, bumbu instan (merica bubuk, cabe bubuk, dll) dan garam anggaplah 10.000 won . Lalu telur beli yang paket besar isi 30 harganya 6.000 won, Lalu daging, anggap aja daging ayam untuk kemasan 2kg harganya 10.000. Nah telur itu anggaplah untuk menutup lauk makan malam selama sebulan. Dan dagingnya untuk menutup lauk makan siang selama 2 pekan. Lalu bumbu bawang merah dan bawang putih dalam sebulan rata-rata membutuhkan 2 pack bawang merah seharga 3.000 won dan 2 pack Bawang Putih juga dengan harga 3.000 won. So untuk bumbu kita butuh 12.000 won .

Terakhir adalah pulsa, sebulan rata-rata 10.000 won untuk pulsa lokal dan untuk Internasional kalau mau telpon2 ke Indonesia, harga international calling card adalah 12.000 won dan klo bagi saya itu bisa tahan 2 bulan. Jadi untuk pulsa internasional anggap saja perbulan kita keluar 6.000 won. Nah dari sini, untuk belanja bulanan didapatkan nominal 63.000 won. Nah sekarang belanja sayurannya untuk lauk pauk, oke kita anggap kita belanja sayuran tiga hari sekali ke minimarket deket kampus (bisa lebih murah kalau ke pasar). Dari pengalaman saya selama ini ratarata sekali belanja sayuran + lauk nya (yang sebagian udah dicover sama ayam dan daging) untuk kebutuhan 3 hari adalah di kisaran 5.000 won, jenis dan macamnya bisa divariasikan tergantung selera dan ketersediaan. Bisa untuk makan 3 kali sehari. So untuk sayuran dan lauk didapat angka 5.000 x 10 = 50.000 won. Coba sekarang kita kalkulasikan berapa kebutuhan biaya perbulannya : 170.000 + 15.000 + 63.000 + 50.000 = 298.000 won. So, untuk kebutuhan pokok perbulan kita dapet 298.000 hanya untuk kebutuhan pokok. Nah tetapi hal yang sulit adalah kebutuhan-kebutuhan diluar dugaan yang tidak direncakan misalnya jajan-jajan di seven eleven, main-main keluar dll. Memang sulit untuk mengaturnya tapi kalau itu tidak terkontrol bisa jadi pengeluaran kita akan bocor disitu. Salah satu caranya adalah kita buat semacam restriksi atau paksaan. Misal dalam sebulan tidak boleh keluar sejumlah tertentu. Baiklah kita anggap sebulan jumlah paliiing maksimal yang kita keluarkan untuk kebutuhan lain adalah 40.000 won, menurut saya itu nominal yang wajar, tidak terlalu mepet juga tidak terlalu wah. So. Total untuk kebutuhan perbulan kita butuh 338.000 won, ini ukurannya untuk hidup sendiri kalau kita hidup bareng-bareng itunganya bisa lebih murah. Nah, coba bandingkan dengan standard hidup minimal yang 400.000 won tadi. Dalam sebulan kita bisa berhemat sekitar 62.000 won. Anggaplah kita kuliah disini selama 2 tahun (master) maka total penghematan yang kita buat adalah 62.000 x 24 = 1.488.000 won. Dengan nominal itu pulang ke Indonesia kita bisa beli iPhone, pun masih dapet kembalian. Ok.. semoga bermanfaat dan selamat berhemat. (Rifqi)