bkm

11
BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Dari sisi pertumbuhannya, jumlah mesjid dari tahun ke tahun jumlahnya kian bertambah. Untuk daerah Sumatera Utara menurut data BPS jenis sektoral tahun 2007 sekitar 9201 mesjid, Kendati demikian, secara jujur harus diakui, bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diupayakan berbagai usaha untuk memakmurkannya, di samping memfungsikannya semaksimal mungkin secara terus menerus karena itu merupakan tanggung jawab umat Islam khusus para pengelolanya untuk mengembalikan mesjid sesuai fungsinya semula, sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Walau diketahui, untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya tersebut di atas tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri. Setidaknya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain, Perlunya pemahaman akan pentingnya peran dan fungsi masjid sebagai wadah dalam perbaikan umat, mengaktifkan kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian terhadap amanah mesjid, meningkatkan kualitas manajemen

Upload: luthfi-smailing

Post on 03-Jan-2016

436 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Bkm

BAB IPENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Dari sisi pertumbuhannya, jumlah mesjid dari tahun ke tahun jumlahnya

kian bertambah. Untuk daerah Sumatera Utara menurut data BPS jenis sektoral

tahun 2007 sekitar 9201 mesjid, Kendati demikian, secara jujur harus diakui,

bahwa pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu, perlu diupayakan

berbagai usaha untuk memakmurkannya, di samping memfungsikannya

semaksimal mungkin secara terus menerus karena itu merupakan tanggung

jawab umat Islam khusus para pengelolanya untuk mengembalikan mesjid

sesuai fungsinya semula, sebagai pusat segala kegiatan kaum muslimin. Walau

diketahui, untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan

fungsinya tersebut di atas tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial

(idarah) dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid. Tentunya harus ada

pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri. Setidaknya, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, antara lain, Perlunya pemahaman akan pentingnya

peran dan fungsi masjid sebagai wadah dalam perbaikan umat, mengaktifkan

kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian

terhadap amanah mesjid, meningkatkan kualitas manajemen (idarah) mesjid

dan pemeliharaan fisik (ri’ayah) masjid.

Dengan luasnya fungsi dan tugas masjid tidak mungkin pengelolaan masjid

dilaksanakan oleh satu orang atau sekompok kecil orang. Sebab bila masih

dilakukan oleh perorangan atau sekelompok kecil maka masjid hanya akan

kecil saja peranannya dimasyarakat, atau pengelolaan masjid tidak rapi karena

kurang orang dan kurang kerja sama. Mesjid sebagai pusat

pembinaaan/pendidikan mengandung pengertian bahwa pembinaan harus

dilakukan secara berkelanjutan, baik materil maupun spritual sehingga tercipta

sosok pribadi muslim yang berkpribadian islami. Jika berdasarkan

pengelolaannya masjid itu ada tiga tipe:

• Pertama, masjid pemerintah. Masjid yang dikelola dan pengrusannya ditunjuk

oleh pemerintah. Pembiayaan masjid ini semua ditanggung pemerintah, baik

Page 2: Bkm

dari anggaran pendapatan belanja negara atau anggaran pendapatan belanja

negara.

• Kedua, masjid swasta. Masjid yang didirikan dan dikelola oleh lembaga

swasta, seperti masjid-masjid digedung perkantoran dan kampus. Pendanaan

masjid ini biasanya dibebankan secara penuh kepada lembaga yang

mendirikan, misalnya tipe ini adalah masjid.

• Ketiga, masjid masyarakat umum. Masjid yang yang didirikan atas inisiatif

warga, tidak ada kepemilikan tunggal. Pengurus masjid ditetapkan berdasarkan

musyawarah antar warga. Semua pembiayaan bersumber dari swadaya

masyarakat.1

B. Perumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai :

a. Apa itu BKM?

b.      Apa Fungsi dan Tujuan Terbentuknya BKM?

C. Tujuan Kajian

a. Agar Mengerti BKM.

b. Agar Memahami Fungsi dan Tujuan BKM.

1 http://abdullah-ubaid.blogspot.com/2006/11/mengelola- rumah-tuhan.html

2

Page 3: Bkm

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian BKM (Badan Kesejahteraan Masjid)

BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) merupakan badan atau lembaga

resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan

dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat islam,

yaitu organisasi yang bertujuan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan

meningkatkan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat islam lainya atas

dasar takwa melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah),

dan pemeliharaan (riayah).2 BKM ini ada di semua tingkat daerah baik pusat,

Tk I bahkan Tk II.

Objek program manajemen masjid secara umum meliputi seluruh bidang

kehidupan yaitu kehidupan pribadi, keluaarga, masyarakat dan bangsa, dengan

tumpuan pada kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Program

kehidupan beragama berupaya untuk menanam, memelihara, memantapkan

dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan berbagai macam kegiatan;

seperti pengajian al-Qur’an, hadist, fiqih, tauhid, tasawwuf, akhlak dan ilmu-

ilmu lain serta berbagai kegiatan ibadah termasuk sembahyang, ibadah sosial

dan ibadah zakat. Program kehidupan bermasyarakat di masjid merupakan

sarana pembinaan kehidupan bersama, bersilahturahmi, saling membantu dan

memberi pertolongan dan bantuan.3

Pada dasarnya keberadaan suatu lembaga akan membawa pengaruh

terhadap hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada

perasaan dan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh

pengalaman emosional bersama yang dalam hal ini adalah BKM. Ikatan ini

lebih mendasar dari pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan

rasional., karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-

kurangnya satu derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moril yang menjadi

2 Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 20063 www.pdf. search engine, bio-kksprofahmad.pdf

3

Page 4: Bkm

dasar kontrak. Kesadaran kolektif juga memberikan warna pada solidaritas

sosial. Hal ini memperkokoh ikatan saling ketergantungan fungsional.

BKM ini sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya masayarakat

desa karena pada dasarnya, ketua dari BKM ini sendiri dipilih oleh masyarakat

dari kalangan yang diangap mengetahui agama atau sering disebut ulama.

Karena pada masayrakat ini kewibawaan seorang ulama masih dijunjung

tinggi. Oleh karena itu, keadaan ini haruslah dimanfaatkan untuk kesejahteraan

masyarakat itu sendiri dengan memanfaatkan status yang diperankan oleh

kelompok atau individu sebagai kelompok atau individu yang dianggap ulama

atau pengikutnya.

B. Fungsi dan Tujuan BKM

Menurut Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia nomer

505 tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Kesejahteraan Masjid, BKM adalah badan kesejahteraan masjid dibawah

pembinaan Dep. Agama. BKM beraqidah Islam dan berazaskan Pancasila.

BKM mempunyai susunan organisasi secara vertikal di Propinsi, di

Kabupaten/Kota, di Kecamatan dan di Kelurahan /Desa se Indonesia dan

berkedudukan di ibukota masing-masing.4

Dalam KMA pasal 5 disebutkan bahwa tujuan BKM adalah:

a. Menjaga martabat, kesucian, kehormatan dan kesejahteraan masjid serta

tempat ibadah umat islam atas dasar taqwa;

b. Meningkatkan idarah, imarah dan riayah mesjid dan tempat ibadah umat

islam lainnya, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat ibadah, pusat

pendidikan agama Islam non formal dan pemberdayaan ekonomi umat serta

media kesehatan umat.

4 Proyek Perencanaan Peraturan Perundangan Keagamaan, Tahun 197911980;

4

Page 5: Bkm

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pasal 6 disebutkan beberapa usaha

BKM yaitu:

a. Membantu pembentukan dan penyempurnaan pengurus masjid

b. Memberikan bantuan yang diperlukan baik fisik, maupun non-fisik

untuk pembangunan/rehabilitasi dan pemeliharaan masjid;

c. Membantu pembinaan perpustakaan dan balai kesehatan masjid;

d. Membantu pembinaan organisasi dan administrasi pemberdayaan

masjid;

e. Memberikan bimbingan peningkatan mutu khutbah Jum’at, idul fitri dan

idul adha dengan mengadakan orientasi, penerbitan buku-buku pedoman

dan bimbingan pemberdayaan masjid;

f. Membantu penyelenggaraan pendidikan keagamaan bagi jamaah masjid

dan remaja masjid, TPA/TPQ dan Majlis Ta’lim yang berada di masjid;

g. Mengusahakan agra terselenggarakanya radio siaran sebagai media

dakwah;

h. Kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan BKM.

Dalam KMA pasal 20 disebutkan bahwa Kekayaan BKM berasal dari

sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu

kekayaan BKM dapat diperoleh dari :

a. Sumbangan atu bantuan yang tidak mengikat;

b. Wakaf;

c. Hibah;

d. Hibah wasiat;dan

e. Perolehan lain yang tidak bertentangan denan Anggaran Dasar BKM dan

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam setiap hal yang berkaitan dengan kebijakan yang akan di ambil

yaitu tentang laporan perkembangan, laporan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan BKM harus diketahui oleh Mentri Agama RI,

Kanwil Depag Propovinsi, Ketua BKM Propovinsi.

Dalam pasal 10 KMA no. 505 tahun 2003, Pengurus BKM

Kabupaten/Kota terdiri dari :

5

Page 6: Bkm

a. Pegawai Kantor Departemen Agam Kabupaten/Kota dan satuan kerja

lainnya yang terkait serta unsur Majlis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid

Indonesia (DMI) dan tokoh masyarakat sebagai anggota;

b. Kepala seksi pemberdayaan masjid/Kepala Seksi Pendidikan Al-Qur’an dan

pemberdayaan Masjid/Kepala Seksi Penamas pada Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota karena jabatannya diangkat menjadi Ketua BKM

Kabupaten/Kota dan salah satu pegawai seksi Pemberdayaan Masjid/Seksi

Pendidikan Al Qur’an dan Pemberdayaan Masjid/Seksi Penamas menjadi

sekretaris BKM Kabupaten/kota;

c. Pengurus BKM Kabupaten/Kota minimal 9 (sembilan ) orang terdiri Ketua,

Sekretaris,, Bendahara dan Bidang Idarah, Imarah dan Riayah serta anggota

sesuai dengan kebutuhan.

6

Page 7: Bkm

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan

BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) merupakan badan atau lembaga

resmi yang dibentuk oleh Departemen Agama untuk meningkatkan peranan

dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat islam,

yaitu organisasi yang bertujuan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan

meningkatkan kesejahteraan masjid serta tempat ibadah umat islam lainya atas

dasar takwa melalui peningkatan manajemen (idarah), kemakmuran (imarah),

dan pemeliharaan (riayah).5 BKM ini ada di semua tingkat daerah baik pusat,

Tk I bahkan Tk II.

Dalam KMA pasal 5 disebutkan bahwa tujuan BKM adalah:

a. Menjaga martabat, kesucian, kehormatan dan kesejahteraan masjid serta

tempat ibadah umat islam atas dasar taqwa;

b. Meningkatkan idarah, imarah dan riayah mesjid dan tempat ibadah umat

islam lainnya, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat ibadah, pusat

pendidikan agama Islam non formal dan pemberdayaan ekonomi umat serta

media kesehatan umat.

DAFTAR PUSTAKA5 Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 2006

7

Page 8: Bkm

Peraturan menteri agama RI nomor 54 tahun 2006

www.pdf. search engine, bio-kksprofahmad.pdf

http://abdullah-ubaid.blogspot.com/2006/11/mengelola- rumah-tuhan.html

Muzhor. M. Atho, Pengaruh Faktor Sosial Budaya terhadap Produk Pemikiran

Hukum Islam, dalam Jurnal Mimbar Hukum No. 4 tahun II (Jakarta: A1- Hikmah

dan Ditbinbapera Islam, 1991

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi

Jawa Tengah; Majalah Rindang Nomor 10 Tahun VII/1983.

8