bivalvia

Upload: rheey-penu

Post on 03-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bivalvia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBivalvia merupakan salah satu dari delapan anggota fillum molusca dan termasuk dalam kelas pelecypoda, kelas ini termasuk kerang, tiram, remis dan sebangsanya. Mereka biasanya simetri bilateral, mempunyai cangkang setangkup dan sebuah mantel yang berupa dua daun telinga atau kuping. Kerang, tiram dan sebangsanya mempunyai 2 cangkak dikedua sisi tubuhnya. Kelas ini dinamakan bivalvia karena cangkang bivalvia disebut tangkup (valve) dan dua buah jumlahnya. (romimohtarto,2009)Bivalvia tidak mempunyai redula seperti gastropoda. Mereka mendapatkan makanan dengan cara menyaring dengan system sifon. Mereka tidak mempunyai kepala atau kentakel yang nyata. Cangkangnya terdiri dari tiga lapisan, yakni (a) lapisan luar, hamper berupa bahan seperti kulit, hanya lebih keras dan disebut periostrakum (periostracum), yang melindungi; (b) lapisan kedua yang tebal, terbuat darikarbonat; dan (c) lapisan dalam terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput mantel dalam bentuk lapisan tipis. Lapisan tipis ini yang membuat cangkang menebal saat hewannya bertambah tua. Bagian tetua dari cangkang terletak digabungan engsel yang disebut umbo. (romimohtarto, 2009)Menurut romimohtarto, (2009), bivalvia memiliki nilai ekonomis sangat penting seperti kerang mutiara dari suku Pteridae, dengan marga Pinctada, yakni P. margaritifera dan P. maxima. Menghasilkan mutiara yang merupakan perhiasan mahal yang diperdagangkan secara international. Di luar negeri, seperti singapura, Taiwan, hongkong dan india kerang raksasa atau kima dari suku tridacnidae merupakan makanan yang digemari dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Disamping kerang dewasa tiram dari suku Ostreidae banyak dimakan di Indonesia walaupun tidak merupakan hasil laut komersial. Jenis Crassostrea cuculata banyak dijumpai di akar mangrove juga dimakan sebagai sumber makanan. Bivalvia juga mempunyai otot besar di dekat bagian tengah cangkang diolah manusia menjadi makanan mahal harganya, daging bivalvia pula digunakan sebagai suplemen protein untuk budidaya udang-udangan dan makanan burung. Cangkang bivalvia juga digunakan sebagai hiasan, bahan dekorasi, cindera mata, perabot rumah tangga dan campuran alami untuk menghasilkan semen dan kapur. Bivalvia merupakan indicator polutan, karena semakin besar polusi yang terdapat pada suatu perairan maka bivalvia yang mampu bertahan hidup akan lebih sedikit atau hanya jenis tertentu saja yang akan ditemukan (Rosenberg and Resh, 1993). Menurut Meglitsch (1972), Bivalvia menetap didasar laut, membenam didalam pasir, lumpur maupun menempel pada batu karang. Bivalvia melekatkan diri pada supstrat dengan menggunakan byssus yang merupakan benang-benang yang sangat kuat. Khusus daerah litoral memiliki ekosistem yang unik karena tergenang pada waktu pasang dan terekpos pada waktu air laut surut. Dengan demikian tidak semua jenis organism laut yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstrim tersebut. Sehingga organism tersebut berpindah ketengah laut. Di daerah yang kering dan berlumpur, hewan yang dapat bertahan hidup berupa kerang, siput dan lain-lain.Menurut Sumich (1999)dkk, intertidal merupakan wilayah peralihan antara ekosistem laut dan ekosistem darat. Sebagian wilayah peralihan, maka intertidal merupakan wilayah yang sangat menekan baik lagi organism terestrial maupun organism laut. Hanya organism yang memiliki kemampuan adaptasi terhadap tekanan akibat perubahan fisik dan kimia lingkungan intertidal yang dapat menghuni wilayah ini.Wilayah intertidal secara periodic akan mengalami perubahan mendasar sebagai sebuah ekosistem peralihan. Aktivitas pasang air laut yang periodic berlangsung dua kali dalam sehari semalam, menyebabkan daerah intertidal juga mengalami perubahan sebanyak dua kali dalam sehari semalam sebagai ekosistem darat dan juga laut. Aktivitas panas air laut yang terjadi pada siang yang terik menyebabkan intertidal menjadi wilayah daratan yang terbuka dan panas atau sebaliknya aktivitas panas yang terjadi pada saat turun hujan deras menyebabkan intertidal menjadi wilaya laut dengan kadar salinitas rendah karena bercampurnya air hujan. Tekanan- tekanan fisik di atas secara langsung akan menyebabkan perubahan pada parameter kimia intertidal, dan hanya organism dengan adaptasi tertentu yang mampu hidup didaerah intertidal ini.Daerah intertidal memiliki banyak keanekaragaman bivalvia yang sering dijumpai didaerah intertidal yaitu Atrina vexillum; Acrosterigma rugosa; Cardita calyculata; Fimbria sowerbyi; Periglypta purpurea; Mytilus sp; Barbatia fusca; Pinna muricata; Septifer bilocularis; Tridacna sp. (santino,2003).Pantai manikin yang terletak dikabupaten kupang tengah yang memiliki tipe pante berpasir putih, pantai berbatu dan pantai berlumpur yang merupakan habitat yang sangat baik untuk berlangsungnya prosesnya kehidupan berbagai jenis biota laut salah satunya bivalvia yang masih terdapat beraneka ragam jenis dipantai ini.Pantai manikin juga merupakan salah satu tempat wisata, yang terus menerus dikunjungi dan pengambilan organism didaerah intertidal ini terus pula dilakukan oleh wisatawan dan masyarakat sekitar pantai manikin secara terus menerus sepanjang tahun, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya potensi hayati yang dimiliki. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kondisi ini akan merubah tingkat keseimbangaan ekosistem yang pada akhirnya akan menurunkan dan merusak potensi hayati.Dari uraian- uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : identifikasi jenis-jenis bivalvia didaerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. B. RUMUSAN MASALAHMenjadi masalah dalam penelitian ini adalah1) Jenis-jenis bivalvia apa sajakah yang terdapat di daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang2) Bagaimana komposisi jenis-jenis bivalvia yang terdapat didaerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang3) Bagaimana kombinasi lingkungan yang mendukung kehidupan bivalvia di daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

C. TUJUANTujuan dari penelitian ini adalah1) 1Mengetahui jenis-jenis bivalvia yang terdapat didaerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang2) Mengetahui komposisi jenis-jenis bivalvia yang terdapat di daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang3) Mengetahui kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan bivalvia di daeah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

D. KEGUNAANKegunaan dari yang diperoleh dari penelitian ini adalah1) Memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat mengenai jenis-jenis bivalvia yang terdapat pada daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang2) Sebagai informasi untuk penelitian lanjutan mengenai bivalvia yang terdapat di daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang3) Memberikan informasi kepada masyarakat setempat untuk turut menjaga kelestarian bivalvia di daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan (Agustus Septembr 2016). Pada daerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang dan Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang.

B. Alat dan Bahanb.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Saringan dengan ukuran 1 mm untuk memisahkan specimen dengan substratnya dan mengambil substrat untuk siamati Sekop untuk mengambil specimen yang membenamkan diri kedalam substrat Refraktometer untuk mengukur salinitas Ember plastic untuk menampung specimen Alat tulis menulis untuk mencatat tabel data pengamatan Kamera digital untuk memotret specimen sebagai bukti dan dokumentasi Stoples untuk mengawetkan sampel Kertas universal (kertas lakmus) untuk mengukur pH substrat Kertas label untuk melabeli specimen yang ditemukan Thermometer untuk mengukur suhu lingkungan Cool box untuk menampung bivalvia di pantai GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui letak garis lintang tepat dilakukan penelitian dan ketinggian tempat dari permukaan air laut Buku identivikasi Bivalvia yaitu Dance S.P (1990) dan Dherma, (1992)

b.2. Bahanbahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel bivalvia Alcohol 10 %, dan 70 %, untuk mengawetkan bivalvia Air bersih untuk mencuci bivalvia Kantong plastic untuk menampung bivalvia

C. Metode PenelitianMetode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode observasi, dan mengoleksi mengoleksi bivalvia dilokasi target penelitian yaitu dikawasan intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

D. Prosedur Penelitian1) PersiapanMelakukan observasi awal untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian. Dalam kaitannya dengan penilitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap lokasi penelitian menyangkut : keadaan lokasi penelitian, keadaan pasang surut air laut, dan penentuan lokasi pengambilan sampel, serta persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian.

2) Prosedur kerjaa) Pengambilan sampelPengambilan sampel dilakukan didaerah intertidal pantai (dilakukan pada saat air laut surut) : Pengambilan sampel dilakukan dua kali dalam seminggu. Pengambilan sampel dilakukan secara bebas pada kawasan intertidal pantai manikin Jalan menyusuri area pantai untuk menemukan bivalvia jelajah Bivalvia yang berada pada permukaan substrat, diambil dengan cara langsung dan menampungnya didalam kantong plastic, sedangkan bivalvia yang berada di dalam substrat diambil dengan cara mengambil semua supstrat dengan bantuan sekop sampai kedalaman 30 cm dan menampungnya didalam ember plastic. Kedalaman pengambilan sampel tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa sebagian bivalvia mempunyai kemampuan untuk membenamkan diri kedalam substrat dasar sampai kedalaman 5 25 cm. Pemisahan antara bivalvia dengan substrat dilakukan dilapangan dengan bantuan air bersih serta saringan dengan mempunyai ukuran 1 mm. Bivalvia yang telah dibersihkan, didokumentasikan, dimasukan kedalam botol sampel dan diawetka dengan larutan alcohol 10 % selama 1 hari untuk selanjutnya dimasukan dalam larutan alcohol 70 %

b) Kegiatan IdentifikasiKegiatan identifikasi dilakukan di laboratorium :Kegiatan identifikasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang.Untuk penanganan sampel dilaboratorium dilakukan dengan cara : Sampel yang telah diawetkan dicuci dan dikeringkan Sampel difoto dan kemudian diberi nomor pada setiap bivalvia yang ditemukan Sampel dimasukan kedalam kantong plastic Mengidentifikasi jenis-jenis bivalvia dengan melihat ciri morfologi dan klasifikasi, menggunakan buku identifikasi untuk sampel bivalvia yaitu Dance S.P (1990) dan Dharma, (1992)

c) Pengukuran data penunjang SuhuSuhu diukur dengan menggunakan thermometer air raksa, thermometer dimasukan dalam media skala yang ditujukan thermometer tersebut merupakan suhu saat itu. pHpada waktu pengambilan sampel dilakukan juga pengukuran pH menggunakan indicator universal (kertas lakmus) dengan cara membenamkannya pada substrat, selanjutnya perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dicocokan dengan warna standar yang berada pada kemasan indicator kemudian mencatat angkanya Yang ditunjukan pada kertas indicator pH. SubstratCara pengamatan substrat dilakukan dengan berjalan dari pesisir pantai menuju laut dengan kedalaman 50 cm, kemudian mengambil substrat dengan menggunakan saringan 1mm dan dilanjutkan dengan pengamatan. SalinitasSalinitas diukur dengan menggunakan refraktometer, prosedur pengukuran dilakukan dengan meneteskan air uji kedalam kaca refraktometer diarahkan ketempat yang terang cahaya dan lihat dari lensa okulernya, angka yang ditunjukan adalah angka skala salinitas air uji. Sebelum dan sesudah melakukan pengujian dibersihkan menggunakan aquades dan kapas Kecepatan ArusKecepatan arus diukur menggunakan alat manual yaitu stopwatch dan bola pimpong yaitu dengan cara diikat tali sepanjang 4 meter, dilepaskan kepermukaan hingga tali tegang kemudian dihitung waktunya.

d) Analisis DataData yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan dalam bentuk sejumlah tabel, gambar, dan grafik sedangkan identifikasi jenis-jenis bivalvia dilakukan menggunakan buku identifikasi bivalvia.

identifikasi jenis-jenis bivalvia didaerah intertidal pantai Manikin Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang

OLEHDEBBY SUEK1206057054

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNIKUNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANG2015