biru lautku_ terumbu karang

Upload: bayu-awifan-dwijaya

Post on 03-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    1/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    Terumbu Karang

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kehidupan di laut sama seperti di daratan, tumbuh-tumbuhan merupakan

    produsen yang sesungguhnya, artinya biota ini mampu membuat zat-zat organik

    yang majemuk dari senyawa-senyawa anorganik yang sederhana yang terlarut

    dalam air. Tanpa tumbuh-tumbuhan laut sebagai penghasil makanan primer,

    perkembangan kehidupan hewan laut umumnya tidak akan mungkin berjalan.

    Tumbuhan tingkat tinggi tersebut sering disebut lamun (sea grass), sedangkan

    untuk tumbuhan tingkat rendah disebut rumput laut (sea weed). Tumbuhan yang

    hidup di daerah pantai yang berlumpur biasanya adalah bakau (mangrove).

    Hutan mangrove adalah suatu komunitas yang terdiri dari tumbuhan

    mangrove yang hidup di daerah pasang surut atau intertidal yang berbatasan

    dengan wilayah darat di sebelahnya. Mangrove mempunyai adaptasi yang khas,karena merupakan tumbuhan yang hidup di daerah peralihan antara darat dan laut.

    Luas hutan mangrove di Indonesia diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar atau 3,98%

    dari seluruh luas hutan Indonesia. Areal hutan mangrove yang luas antara lain

    terdapat di pesisir timur Sumatra, pesisir Kalimantan dan pesisir selatan Irian Jaya.

    Hutan mangrove di Jawa telah banyak yang mengalami kerusakan atau telah hilang

    sama sekali karena ulah manusia. Tetapi di Irian Jayater dapat hutan mangrove

    yang sangat luas, 2,94 juta ha, atau 69% dari seluruh hutan mangrove di Indonesia

    dan masih banyak merupakan hutan asli yang belum terganggu (Nybakken,J.W.

    1988)

    Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapatdimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai bebrapa

    fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan

    dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak

    organisme. Menurut Nybakken (1988), biomassa padang lamun secara kasar

    berjumlah 700 g bahan kering/m , sedangkan produktifitasnya adalah 700 g

    karbon/m /hari. Oleh sebab itu padang lamun merupakan lingkungan laut dengan

    produktifitas tinggi (Nybakken,J.W. 1988.. Daerah komunitas ini masih dapat

    ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dengan Terumbu karang

    didominasi oleh karang (koral) yang kelompok Cnidaria yang mensekresikan

    kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya

    dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan

    yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.

    Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan

    ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita,

    bintang laut, dan ikan karnivora (Nybakken,J.W. 1988).

    Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan

    dangkal yang memegang peranan penting sebagai habitat dan tempat berlindung

    berbagai organisme laut. Secara fisik ekosistem terumbu karang juga memainkan

    2

    2

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    2/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    peranan yang penting sebagai pelindung garis pantai. Selain itu keindahan

    terumbu dan penghuninya menjadi daya tarik tersendiri bagi manusia. Mengingat

    hal tersebut diatas, penting bagi kita untuk lebih memahami karang itu sendiri serta

    komponen komponen biatik dan abiotik yang terdapat dalam ekosistem terumbu

    karang, sehingga kita dapat lebih mudah untuk memahami perbedaan komponen

    ekologi yang terdapat pada ekosistem terumbu karang dengan wilayah pesisir

    pantai dan perairan litoral (intertidal) (Nybakken,J.W. 1988).

    1.2. Tujuan

    1.2.1 Karang

    Agar mahasiswa dapat mengamati dan mengidentifikasi komponen

    komponen ekologi yang terdapat dalam ekosistem terumbu karang.

    Agar mahasiswa dapat mengetahui, menguasai dan menerapkan teknik

    line transek pada terumbu karang.

    Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis karang apa yang terdapat dalam

    kawasan tersebut

    Agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan ekosistem hutan

    mangrove, padang lamun , terumbu karang.

    1.3 Kegunaan

    Dalam laporan resmi praktikum ekologi laut ini setidaknya dapat digunakan

    dalam acuan laporan praktikum selanjutnya. Sehingga dalam laporan praktikum

    mendatang lebih baik dari sebelumny

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.3Karang

    2.3.1 Pengertian Terumbu Karang

    Terumbu adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium

    karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum Cnidaria, klas Anthozoa, ordo

    Madreporaria = Sleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan

    organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Meskipun karang

    ditemukan di seluruh lautn di dunia, baik di perairan kutub ataupun di perairan

    ugahari, seperti halnya daerah tropik, terumbu karang hanya berkembang di daerah

    tropik. Hal ini disebabkan karena adanya dua kelompok karang yang berbeda, yangsatu dinamakan hermatipik dan yang lain ahermatipik. (Nybakken, 1992)

    Karang hermatipik dapat menghasilkan terumbu sedangkan ahermatipik

    tidak/ Karang ahermatipik tersebar di seluruh dunia , tetapi karang hermatipik hanya

    ditemukan di wilayah tropik. Perbedaan yang mencolok antara kedua karang ini

    adala bahwa di dalam jaringan karang hermatipik terdapat sel-sel tumbuhan yang

    bersimbiosis yang dinamakan zooxanthellae (Nybakken, 1992)

    2.3.2 Penyebaran Terumbu Karang dan Faktor-faktor Pembatas

    Karang hermatipik dapat bertahan selama beberapa waktu pada suhu sedikit

    di bawah 20 derajat celcius akan tetapi , seperti yang di catat oleh Wells (1957) dala

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    3/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    Nybakken (1992), tidak ada terumbu yan gberkembang pada suhu minimum

    tahunan di bawah 18 drejat celcius. Perkembangan terumbu yang paling optimal

    terjadi di perairan yang rata-rata suhu tahunannya 23 25 derajat celcius. Terumbu

    karang dapat mentoleransi suhu kira-kira 36 40 derajat celcius.(Nybakken, 1992)

    Faktor pembatas karang antara lain yaitu, Kedalaman.Terumbu karang tidak

    dapat berkembang di perairan yang lebih dalam dari 50 70 m. Kebanyakan

    terumbu tumbuh pada kedalaman 25 m atau kurang. Cahay, harus cukup tersedia

    agar fotosintesis oleh zooxanthellae simbiotik dalam jaringan karang dapat

    terlaksana. Titik kompensasi untuk karang nampaknya merupakan kedalaman di

    mana intensitas cahaya berkurang samapai 15 - 20 persen dari intensitas

    permukaan. Salinitas, Karang hermatipik adalah organisme lautan sejati dan tidak

    dapat bertahan pada salinitas yang menyimpang dari salinitas air laut normal (32

    35 / ). Pengendapan, baik di dalam air atau di atas karang berpengaruh negatif

    terhadap karang. Kebanyakan karang hermatipik tidak dapat bertahan dengan

    endapan yang berat, menutupinya dan menyumbat struktur pemberian makananya.

    (Nybakken, 1992)

    2.3.3. Struktur Karang

    Karena anggota-anggota terumbu karang yang dominan adalah karang,maka perlu dimengerti sedikit mengenai anatominya. Karang adalah anggota filum

    Cnidaria, yang termasuk mempunyai bermacam-macam bentuk seperti ubur-ubur,

    hydroid, Hydra air tawar, dan anemon laut. Karang dan anemon laut adalah anggota

    klas yang sama Anthozoa. Perbedaan utama adalah karang menghasilkan kerangke

    luar dai kalsium karbonat sedangkan anemon tidak.(Nybakken, 1992).

    2.3.4 Tipe-tipe Terumbu

    Umumnya mereka dikelompokkan menjadi tiga kategori:Atoll, terumbu

    penghalang (barrier reef), dan terumbu tepi (fringing reef). Atol mudah dikenal

    karena merupakan terumbu yang berbentuk cincin yang muncul dari perairan yang

    dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang memiliki terumbu

    gobah atauterumbu petak.(Nybakken, 1992).

    2. 3.5 Penyebaran Karang dan Zonasi Terumbu

    Jumlah spesies dan genera karang terumbu yang terbesar berada di daerah

    Indo-Pasifik, termasuk di dalamnya kepulauan Filipina, Kepulauan Indonesia, Nugini

    dan bagian utara Australia. Dalam daerah ini, Crossland (1952) dan Wells (1954)

    mencatat 50 negara dan beberapa ratus spesies.(Nybakken, 1992)

    Dimulai dari sisi yang menghadap ke arah datangnya angin (windward).

    Zona pertama terumbu karang adalah lereng terluar yan gmenghadap ke laut (outer

    seaward slope), zona susuk dan parit (apur and groove) atau zona penopang, dan

    zona dataran terumbu yang sangat dangkal, dan berakhir di daerah pantai yang

    menghadap ke laut.(Nybakken, 1992)

    2.3.6. Bencana Kematian dan Pemulihan Terumbu Karang

    Mungkin sumber terbesar dari kematian terumbu masif antara lainperusakan

    mekanik oleh badai tropik yang hebat, dimana topan atau angin puyuh yang kuat

    ketika melalui suatu daerah terumbu sering merusak daerah yang luas di

    terumbu. Ledakan populasi Acanthaster Plancii, serta Kegiatan mausia secara

    000

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    4/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    langsung. (Nybakken, 1992).

    2.3 .7Cara perbaikan terumbu karang dengan Transplantasi Terumbu Karang

    Prinsip transplantasi terumbu karang adalah memotong cabang karang dari karang hidup, lalu

    ditanam pada terumbu karang yang mengalami kerusakan atau pada substrat buatan. Teknik

    ini diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat pula

    dipakai untuk membangun daerah terumbu karang yang baru . http://www.coremap-

    pangkep.or.id

    Metode transplantasi karang ada dua yaitu, metode substrat dasar dan metodeakresimineral yang memberikan tingkat keberhasilan berbeda dalam rehabilitasi terumbu karang.

    Keberhasilan kedua metode ini perlu dikaji guna mencari alternatif metode yang tepat untuk

    rehabilitasi ekosistem terumbu karang, terutama di Kepulauan Seribu, karena kerusakan

    ekosistem terumbu karangnya tertinggi di Indonesia. Apabila tidak segera diatasi

    dikhawatirkan akam menurunkan produksi perikanan terutama di Laut Jawa dan Selat Malaka

    .http://www.coremap-pangkep.or.id

    Teknik transplantasi karang yang pertama kali diujicobakan di Indonesia ialah teknik

    transplantasi dengan metode substrat dasar. Metode ini merupakan metode transplantasi karang

    dengan pembuatan substrat dari bahan-bahan yang disesuaikan dengan dasar perairan di habitat

    karang alami. Hal ini dimaksudkan agar karang yang ditransplantasikan mudah melekat padasubstrat tersebut. http://www.coremap-pangkep.or.i

    Beberapa bahan substrat yang telah dicoba adalah beton, semen, keramik, dan

    gerabah. Karang yang akan ditransplantasikan diambil dengan cara memotongfragmen karang

    donor kurang lebih sepanjang 5 cm. Karang yang telah dipotong diikatkan pada substrat

    dengan menggunakan cable tie.http://www.coremap-pangkep.or.id

    Substrat yang telah diikatkan pada karang diletakkan di atas kerangka besi yang

    dilapisi jaring untuk memudahkan pengikatan substrat, dan untuk mencegah agar substrat tidak

    lepas. Rangkaian substrat, karang dan kerangka besi diletakkan di dasar laut pada kedalaman 5

    m, ditempatkan sepanjang tali nilon yang telah dipancangkan. http://www.coremap-

    pangkep.or.id

    Metode akresi mineral pertama kali dikembangkan oleh W. Hilbertz pada tahun 1977.

    Metode ini merupakan teknik transplantasi karang dengan pembentukan substrat dari

    pengendapan mineral Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang terdapat pada air laut pada

    struktur baja melalui proses elektrolisis. Proses ini diawali saat arus listrik yang dialirkan

    melalui sumber listrik mengakibatkan mineral kalsium dan magnesium mengendap dengan

    cepat pada katoda, sedangkan gas khlor dan oksigen meningkat di sekitar anoda. Material yang

    terbentuk terdiri dari sebagian substrat kalsium karbonat dan bahan kimia lainnya menyerupai

    substrat ataupun endapan yang dihasilkan karanghttp://www.sinarharapan.co.id.

    Bahan yang digunakan sebagai katoda adalah baja dan struktur baja tersebut dapat

    dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kondisi perairan setempat.

    Bentuk kubah merupakan uji coba metode akresi mineral yang dilakukan di Bali. Sedangkan

    bahan yang dapat digunakan sebagai anoda adalah plat baja, karbon, grafit dan

    titanium.http://www.sinarharapan.co.id

    Dalam metode ini, arus listrik dengan tegangan rendah (3,5 volt dan 2 Amp/m2)

    dialirkan melalui struktur baja tempat karang transplan diletakkan. Listrik yang mengalir pada

    katoda dan anoda akan bereaksi dengan air laut dalam kondisi dan tipe reaksi yang

    berbeda.http://www.sinarharapan.co.id

    2.3.8 Aliran energi pada karang

    http://www.sinarharapan.co.id/http://www.coremap-pangkep.or.id/http://www.coremap-pangkep.or.id/http://www.coremap-pangkep.or.i/http://www.coremap-pangkep.or.id/http://www.coremap-pangkep.or.id/
  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    5/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    Pada umumnya, secara alami terumbu karang akan mengeluarkan energi metabolisme

    untuk menciptakan kondisi pH yang tinggi, untuk pertumbuhan skeleton. Tapi, dengan metode

    akresi mineral ini kondisi tersebut akan tercipta secara tidak langsung dan energi yang dimiliki

    dapat dialihkan pada pertumbuhan, reproduksi, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.

    Metode ini terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan terumbu karang 3-5 kali lebih cepat dari

    keadaan normal. Pada kasus tertentu bahkan dapat 10 kali lebih

    cepat.http://www.sinarharapan.co.id

    Hasil analisis menunjukkan, tingkat kelangsungan hidup karang jenis Acroporasp.pada metode akresi mineral berkisar 85-97%, dengan pertumbuhan panjang 10 cm dalam

    tiga bulan. Hasil ini lebih baik dari metode substrat dasar yang berkisar 33,3%-100%, dan

    pertumbuhan panjang 4,89 cm dalam lima bulan. http://www.sinarharapan.co.id

    Pertumbuhan karang yang cepat pada metode akresi mineral menyebabkan terumbu

    dapat terbentuk lebih cepat pula, sehingga menghasilkan asosiasi dengan biota laut lain yang

    lebih beranekaragam. Hal inilah yang menunjukkan pentingnya peran terumbu karang bagi

    kehidupan ikan http://www.tempointeraktif.com

    BAB IIIMATERI DAN METODE

    1.1 Waktu dan Tempat

    Hari / Tanggal : Sabtu - Minggu , 19 -20 Desember 2009

    Waktu : 07.00 Wib Selesai

    Tempat : Laboratoium biotic , kampus Ilmu Kelautan,

    Teluk Awur, Jepara

    1.2 Alat dan Bahan

    Karang

    a. Roll meter

    b. Snorkle dan masker

    c. Plastik

    d. Sabak

    e. Alat tulis

    1.2.1 Bahan

    a .Buku identifikasi Karang

    b. Buku identifikasi Organisme laut dan estuary

    c. Data sheet

    1.3 Materi

    Materi dalam praktikum ini meliputi identifikasi Ekosistem Coral. Untuk

    identifikasi ekosistem coral parameter yang diukur adalah spesies coral dan biota

    indikator yang dilalui transek garis.

    1.4 Cara Kerja

    http://www.sinarharapan.co.id/
  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    6/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    1.4.1 Karang

    Cara kerja :

    1. Transek dilakukan di perairan Ujung Piring Jepara dengan penentuan

    koordinat yang terdapat karang dengan GPS

    2. Di buat transek dengan menggunakan rool meter dari arah garis pantai

    menuju ke perairan terumbu karang dengan jarak 50 m. dan pada ujung tali

    diberi pelampung sebagai tanda transek awal dan akhir.

    3. Di lakukan pengamatan dan pendataan jenis terumbu karang dengan

    metode LIT . Dari titik 0 50 m pada tiap cm jika terdapat perubahan tipe

    substrat dan jenis biota yang menempatinya.

    4. Dalam pelaksanaan dilakukan dengan hati - hati sehingga ikannya tidak

    pergi dan jtidak membuat keruh perairan sehingga hasilnya yang didapatkan

    data yang baik dan mendekati kebenaran

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Karang

    Pada praktikum Ekologi Laut khususnya praktikum mengenai terumbu

    karang yang dilakukan di Perairan Ujung Piring dilakukan sampling dengan metode

    transek garis yaitu dengan membentangkan meteran sepanjang 50 meter sejajar

    dengan garis pantai pada kedalaman kurang lebih 1 meter. Setelah garis 50 meter

    dibentangkan maka masing masing kelompok mulai mengidentifikasi dan

    mencatat life form masing masing karang yang dilewati oleh transek garis dimana

    satu kelompok hanya mengidentifikasi dan mencatat life form masing masing

    karang untuk jarak sepanjang 50 meter.

    Setelah masing masing kelompok mendapatkan data life form masing

    masing karang untuk jarak per Cm maka masing masing kelompok tersebut harus

    mengumpulkan data life form karang secara keseluruhan sepanjang 50 meteruntuk kemudian data tersebut diolah sehingga diperoleh prosentase penutupan

    karang di Perairan Ujung Piring dan perbandingan antara prosentase Acropora dan

    Non-Acropora serta dapat diketahui kondisi perairan di Perairan Ujung Piring.

    Dari hasil pengolahan data terumbu karang diketahui bahwa di Perairan

    Ujung Piring terdapat beberapa life form karang antara lain :

    ACB : Acropora Branching

    CB : Coral Branching

    CM : Coral Massive

    CSM : Coral SubMassive

    DC : Dead Coral

    DCA : Dead Coral with Algae

    SC : Soft Coral

    Sedangkan tipe substratnya adalah S : Sand

    Masing masing life form karang tersebut mempunyai prosentase

    penutupan yang berbeda beda. Dengan melihat prosentase penutupan karang

    yang berbeda tersebut dapat diketahui bahwa kondisi ekosistem di Perairan Ujung

    Piring termasuk kategori yang cenderung baik dan lengkap karena adanya

    beberapa Acropora yang mendiami perairan ujung piring tersebut.

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    7/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    Kondisi perairan di Perairan ujung piring yang tingkat kekeruhannya

    rendah menyebabkan sinar matahari mudah menembus kolom air sehingga

    memadai bagi zooxanthella untuk melakukan fotosintesis yang tentu saja sangat

    berpengaruh terhadap pertumbuhan terumbu karang. Selain itu, kadar salinitas

    yang stabil juga menyebabkan pertumbuhan terumbu karang baik, karena salinitas

    yang dibutuhkan bagi pertumbuhan terumbu karang adalah tetap diatas

    tetapi dibawah . Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan terumbu

    karang adalah kecepatan sedimentasi, semakin tinggi kecepatan sedimentasi makasemakin rendah pertumbuhan terumbu karang sebab permukaan terumbu karang

    dimana terdapat zooxanthella akan tertutupi oleh sedimen sehingga tidak dapat

    berfotosintesis dan sebaliknya.

    Tingkat salinitas yang baik di perairan ujung piring menyebabkan

    pertumbuhan terumbu karang cukup baik. Pertumbuhan terumbu karang juga

    dipengaruhi oleh substrat terutama substrat keras. Substrat yang terdapat disekitar

    terumbu karang di perairan ujung piring yaitu Sand ( pasir ).

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Karang

    Ekosistem terumbu karang yang ditemukan di Perairan Ujung Piring

    sekitar 85 % adalah hidup.

    Biota yang ditemukan dalam ekosistem terumbu karang yang

    ditemukan hanya sedikit.

    Gastropoda yang ditemukan adalah 1 spesies dalam koordinat yang

    sama.

    Saran

    Praktikum disarankan untuk kedepan agar peralatan yang memadai

    sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan praktikum.

    Asistennya ditambah sehingga praktikan tidak terlalu menunggu lama

    apabila ada keperluan tentang praktikum.

    Diharapkan kepada semua mahasiswa ( praktikan ) agar benar

    benar serius, dan memperhatikan prosedur praktikum yang telah

    dibuat, agar praktukum dapat berjalan lancar sesuai dengan apayang diinginkan.

    Para Praktikan hendaknya memperhatikan penjelasan asisten pada

    pelaksanaan praktikum dan tidak lalai sendiri.

  • 7/26/2019 Biru LautKU_ Terumbu Karang

    8/8

    6/10/2016 Biru LautKU: Terumbu Karang

    http://hendar08.blogspot.co.id/2011/04/terumbu-karang.html

    DAFTAR PUSTAKA

    Endrawati, Hadi.2000.Biologi Laut ( Botani Laut ) Klasifikasi Dan Ciri

    Lamun. Semarang Universitas Diponegoro Fakultas Perikanan Dan Ilmu

    Kelautan.

    Nantji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan.

    Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Jakarta Gramedia.

    Philips,C.R. and E.G. Menez. 1988. Seagrass. Smith Sonian. Institutions Press.

    WashingtonD.C.

    Romimohtarto,K. dan S, Juwana. 1999.Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang

    Biota Laut. Jakarta Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.