biomedik
TRANSCRIPT
CIRI-CIRI UMUM JAMURJamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat JamurSemua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
a. Parasit obligatmerupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumoniacarinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatifadalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yangcocok.
c. Saprofitmerupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yangmati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telahmati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamursaprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untukmendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsungmenyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yangdikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan ReproduksiReproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan JamurPeranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitudalam pembuatan tempe dan oncom.c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industrikeju, roti, dan bir.d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakitrebah semai.b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanamankentang.c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-parumanusia.f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia
Definisi/Pengertian Bakteri, Ciri-Ciri Dan Peranan Bakteri Bagi Kehidupan Manusia
Mon, 26/05/2008 - 11:37pm — godam64
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :- Umumnya tidak berklorofil- Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen- Bentuknya beraneka ragam
- Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron- Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot- Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)- Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :1. Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat2. Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan3. Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman4. Penghasil obat-obatan seperti antibiotik5. Mengurai sampah untuk menghasilkan energi6. Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll
Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:1. Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen)2. Membusukkan makanan yang kita miliki3. Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri parasit/patogen)4. Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas pembusukan5. Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan
Mikroorganisme, Bakteri dan Virus
Perkembangan Mikrobiologi
Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi
menjadi tiga periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia suatu
dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun 1675.
Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asalmula
kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun 1860an, ketika teori
generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis
diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif
semata-mata.
Perkembangan Teknik dan Cara Kerja di Laboratorium Mikrobiologi
Selama periode berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan
penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah panyakit dalam
tahun1876, hal ini secara tiba-tiba menimbulkan minat terhadap prosedur
laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Didalam periode
ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode
untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi
kedokteran membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik
kedokteran.
Penelaah mikroorganisme di laboratorium dilakukan untuk berbagai tujuan.
Misalnya untuk mengetahui identitas masing-masing mikroorganisme yang
berbeda, atau proses biologi dasar yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada
umumnya metode-metode yang tersedia bagi para mikrobiologiawan
memungkinkan untuk pencirian mikroorganisme.
Aplikasi Mikrobiologi dalam Kehidupan Manusia
Mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba
memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba yang
menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan
produknya sekaligus. Sementara itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.
Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroba, maka manusia
menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi mikroba itu.
Pengendalian dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis dan sebagainya.
Protista Prokariotik
Keragaman bakteri sangat luas. Tidak seperti organisme lain yang mempunyai
kisaran cirri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan menyamai bakteri.
Sebagai contoh, riketsia adalah parasit intraselular, yang sepenuhnya bergantung
pada sel inang untuk melakukan beberapa proses vital ataupun untuk memperoleh
produk tertentu. Sebaliknya, bakteri genus Thiobacillus memperoleh energi dari
oksidasi sulfur dan memperoleh karbon dari karbondioksida. Mikoplasma bentuk
tubuhnya sederhana, dan bentuk terkecil tidak dapat dilihat jelas dengan
mikroskop cahaya. Sebaliknya, Streptomicetes tumbuh menjadi filamen dengan
panjang lebih dari 100 m
Protista Eukariotik
Algae adalah organisme eukariotik fotosintetik aerobik, yang mengandung klorofil
a, klorofil lain, dan pigmen-pigmen fotosintetik lain. Pigmen-pigmen tersebut
terletak di dalam kloroplas. Habitat algae di mana-mana, selama tersedia cahaya
matahari, kelembagaan dan nutrien sederhana. Algae dapat uniselular atau
multiselular dan dapat tertata dalam koloni filamen, atau bentuk-bentuk
multiselular lainnya. Ada yang mikroskopik dan ada pula yang makrokospik.
Algae bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Pada setiap tipe reproduksi
mereka menggunakan banyak cara. Beberapa algae mempunyai daur hidup yang
rumit yang mencakup cara-cara aseksual maupun seksual.
Protozoa mempunyai keragaman yang luas dalam ukuran dan bentuk. Beberapa
spesies bersifat polimorfik. Banyak di antara mereka dapat membentuk sista, dan
sista itu penting di dalama penularan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
protozoa. Secara struktural protozoa lebih rumit dan biasanya lebih besar daripada
protista prokariotik.
Reproduksi pada protozoa ialah melalui proses aseksual dan seksual, tergantung
kepada spesies dan kondisi lingkungannya. Beberapa protozoa mempunyai daur
hidup yang sangat rumit.
Protozoa memperoleh makanannya melalui banyak cara. Beberapa adalah
fotosintetik, yang lain menyerap nutrient terlarut dan yang lain lagi menelan
partikel-partikel makanan padat.
Berdasarkan cara pengerakannya terdapat empat kelompok utama protozoa.
Kelompok-kelompok ini adalah amoeba, siliata, flagelata, dan sporozoa. Protozoa
yang penting secara medis dijumpai di dalam ke empat kelompok tersebut.
Klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri morfologis, terutama struktur-struktur
yang berkaitan dengan reproduksi, yaitu spora aseksual dan seksual serta tubuh
buahnya. Namun demikian identifikasi khamir uniselular, seperti halnya bakteri,
membutuhkan evaluasi terhadap banyak ciri fisiologis dan reaksi-reaksi biokimia
terutama pada gula.
Ada empat kelas fungi : Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes. Kebanyakan fungi yang merupakan patogen bagi manusia
dijumpai dalam kelas Deuteromycetes. Meskipun bukan merupakan kelompok
taksonomi tunggal, kapang lendir (Mycomycetes) merupakan sekumpulan
mikroorganisme renik yang mempunyai ciri-ciri serta daur hidup morfogenetik
(berubah bentuk) seperti amoeba.
Isolasi Mikroba
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan
dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk
mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu:
metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang.
Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu menye-
diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan untuk
membuat media telah dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis tertentu.
Medium pilihan dan diferensial bermaafaat untuk memisahkan beberapa jenis.
Identifikasi jenis menggunakan semua sifat yang berkaitan dengan jenis. Hal ini
mencakup morfologi, daya gerak, sifat biokimianya, kebutuhan akan oksigen,
reaksi pewarnaan Gram, dan beberapa diantaranya sifat kekebalan.
Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi dapat juga
memperta-hankan sifat-sifat genotip dan fenotipnya.
Terdapat 3 metode dalam pemeliharaan kultur, antara lain penyimpanan kultur
dengan cara pengeringan; metabolisme terbatas; dan penyimpanan kultur dengan
cara liofilisasi. Metode yang sering digunakan adalah pengeringan beku.
Pertumbuhan dan Multiplikasi
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter
lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan
jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda,
yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan
fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum
pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan
zat kimia toksik, panas atau radiasi.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan
menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat
agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan
dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan
jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel secara
mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan
most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel dapat
menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer.
Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang
menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau koloni, dan satu atau
lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit ini dapat dilakukan
dengan metode Kjeldahl.
Virus Bakterial
Bakteriofage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat
bereproduksi di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif dalam penanganannya dan
kesederhanaan infeksi fage bakteri membuatnya menjadi suatu sistem model bagi
penelaahan patogenesitas virus maupun banyak masalah dasar di dalam biologi,
termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi.
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang terkemas di
dalam selubung protein pelindung. Reproduksi virus bakterial yang virulen
mencakup urutan umum sebagai berikut: adsorbsi partikel fage, penetrasi asam
nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel fage baru, dan
pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan bersamaan dengan
terjadinya lisis sel inang. Fage-fage virulen telah digunakan untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi bakteri patogenik.
Virus Hewan dan Tumbuhan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler obligat yang sangat
kecil. Setiap virion mempunyai sebuah inti pusat asam nukleat dikelilingi oleh
kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan virus tumbuhan dapat ikosashedral,
helikal, bersampul atau kompleks.
Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa
ini disusul dengan penetrasi dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-
komponen virus dan perakitan serta pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan
pembebasan virus dari sel inang.
Dasar-dasar Klasifikasi
Penelaahan mengenai organisme untuk menetapkan suatu sistem klasifikasi yang
mencerminkan dengan sebaik-baiknya semua persamaan dan perbedaannya
dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam penyusunan taksonomi mikroorganisme
adalah pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasi yang kesemuanya disebut
dengan sistematika mikroba.
Sistem klasifikasi biologi didasarkan pada hierarki taksonomi atau penamaan
kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada satu ujung dunia dan di
ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies – genus – famili ordo – kelas – filum
atau divisi – dunia. Mikroorganisme, sebagaimana bentuk-bentuk kehidupan yang
lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology pada
umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi secara berkala untuk
memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan mikroorganisme dan
melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang diperoleh. Bergey’s
Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi semua bakteri menjadi 19
bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh sifat-sifat morfologi atau
metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada pengelompokan bakteri yang
memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak ada usaha untuk mengatur
penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema suatu perkembangan
evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya. Alasannya ialah
karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai mikroorganisme belum
lengkap.
Bakteri, sebagaimana tampak melalui uraian singkat mengenai 19 kelompok,
memperlihatkan keragaman yang luas. Tidak ada organisme lain yang mempunyai
kisaran ciri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan menyamai bakteri.
Enzim dan Metabolisme Bakteri
Klasifikasi enzim berlaku hanya untuk enzim-enzim tunggal, penamaan
berdasarkan reaksi yang dikerjakan oleh enzim tersebut dan ditambah akhiran –
ase.
Menurut Comission on Enzymes of the International Union of Biochemistry
terdapat enam kelas utama Enzim yaitu:
1.Oksidoreduktase —>
Reaksi transfer elektron (atau pemindahan atom hidrogen)
2.Transferase —>
Transfer gugusan fungsional (mencakup fosfat, amino,metil, dsb)
3.Hidrolase —>
Reaksi hidrolisis (penambahan molekul air untuk memecahkan ikatan kimiawi)
4.Liase —>
Penambahan ikatan ganda pada molekul dan pengusiran non hidrolitik gugusan kimia
5.Isomerase —> Reaksi Isomerasi
6.Ligase —>
Pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP
Keadaan yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah:
1. Konsentrasi enzim.
2. Konsentrasi substrat.
3. pH dan
4. Suhu
Setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan temperatur tertentu. Suhu yang
sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim tetapi tidak
menghancurkannya. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara yaitu
1. Pengendalian katalisis secara langsung dan
2. Pengendalian genetik.
Metabolisme pada bakteri pada dasarnya seperti yang terjadi pada sel-sel
organisme lain secara umum. Reaksi metabolisme terdiri atas dua proses yang
berlawanan. Metabolisme pertama adalah sintesis protoplasma dan penggunaan
energi disebut anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi substrat
yang diikuti perolehan energi disebut katabolisme.
Virus dalam arti biologi Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).