biologi oral

2
Uji terhadap Biuret. 3 ml air liur dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 1 ml  NaOH 10%, kemudian kocok sebentar lalu ditambahkan 1 tetes CuSO 4 . Amati perubahan warna yang terjadi. Hasil reaksi positif berupa larutan berwarna ungu. Uji klorida. Sebanyak 3 tetes larutan HNO 3  10% ditambahkan ke dalam 2 ml saliva, kemudian ditambahkan AgNO 3  2% sampai terdapat endapan putih. Uji Biuret dan Millon bertujuan untuk melihat ada tidaknya protein dalam saliva yang diuji, uji Biuret memiliki hasil reaksi positif berupa larutan berwarna ungu ketika ditambahkan CuSO 4 , sedangkan uji Millon dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah. Hasil uji Biuret dan Millon, yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan hasil positif yang  berarti bahwa sampel saliva yang diuji mengandung protein. Pereaksi CuSO4 pada uji Biuret  berfungsi untuk menyediakan ion Cu 2+  yang akan bereaksi dengan ikatan peptide dalam rantai polipeptida pada suasana basa, hasilnya adalah kompleks warna ungu yang terbentuk (Jane 1993). Uji Molisch adalah uji yang paling umum untuk menyatakan ada atau tidaknya karbohidrat karena memberikan uji positif (cincin ungu) kepada semua karbohidrat yang lebih besar daripada tetrosa. Berdasarkan Uji Molisch oleh praktikan terhadap saliva menunjukkan reaksi yang positif, namun sebenarnya menurut Lehninger (1998) saliva tidak mengandung karbohidrat. Karbohidrat dalam air liur y ang dihasilkan proband us disebabkan oleh masih adanya sisa-sisa makanan yang terkandung dalam air liur. Uji adanya garam anorganik dalam saliva ditunjukkan oleh uji Musin, Klorida, uji Sulfat, dan uji Fosfat. Uji klorida, Uji musin, uji klorida, uji sulfat, dan uji fosfat terhadap saliva juga menunjukkan reaksi positif karena saliva mengandung musin dan garam-garam anorganik yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Keberadaan fosfat dan sulfat di dalam air liur tidak mutlak adanya. Hal tersebut bergantung pada makanan yang kita konsumsi (Metjesh 1996) Prinsip uji Klorida adalah mencampurkan saliva dengan AgNO3 dalam suasana asam sehingga terbentuk endapan putih. Endapan putih pada hasil  pencampuran uji Klorida merupakan AgCl yang mengendap. Pr aktikan menggunakan HNO3 untuk membuat suasana menjadi asam. Hasil yang diamati praktikan ini sudah sesuai dengan literatur yang dirujuk, bahwa air liur mendapat sedikit sumbangan Cl yang berasal dari cairan gigi. Ketika larutan uji dicampurkan dengan AgNO 3  dalam suasana asam akan membentuk endapan putih atau AgCl (Gilvery, Goldstein 1996).

Upload: sistyatita

Post on 14-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uji kandungan saliva

TRANSCRIPT

Uji terhadap Biuret. 3 ml air liur dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 1 ml NaOH 10%, kemudian kocok sebentar lalu ditambahkan 1 tetes CuSO4. Amati perubahan warna yang terjadi. Hasil reaksi positif berupa larutan berwarna ungu.Uji klorida. Sebanyak 3 tetes larutan HNO3 10% ditambahkan ke dalam 2 ml saliva, kemudian ditambahkan AgNO3 2% sampai terdapat endapan putih.Uji Biuret dan Millon bertujuan untuk melihat ada tidaknya protein dalam saliva yang diuji, uji Biuret memiliki hasil reaksi positif berupa larutan berwarna ungu ketika ditambahkan CuSO4, sedangkan uji Millon dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah. Hasil uji Biuret dan Millon, yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan hasil positif yang berarti bahwa sampel saliva yang diuji mengandung protein. Pereaksi CuSO4 pada uji Biuret berfungsi untuk menyediakan ion Cu2+ yang akan bereaksi dengan ikatan peptide dalam rantai polipeptida pada suasana basa, hasilnya adalah kompleks warna ungu yang terbentuk (Jane 1993). Uji Molisch adalah uji yang paling umum untuk menyatakan ada atau tidaknya karbohidrat karena memberikan uji positif (cincin ungu) kepada semua karbohidrat yang lebih besar daripada tetrosa. Berdasarkan Uji Molisch oleh praktikan terhadap saliva menunjukkan reaksi yang positif, namun sebenarnya menurut Lehninger (1998) saliva tidak mengandung karbohidrat. Karbohidrat dalam air liur yang dihasilkan probandus disebabkan oleh masih adanya sisa-sisa makanan yang terkandung dalam air liur. Uji adanya garam anorganik dalam saliva ditunjukkan oleh uji Musin, Klorida, uji Sulfat, dan uji Fosfat. Uji klorida, Uji musin, uji klorida, uji sulfat, dan uji fosfat terhadap saliva juga menunjukkan reaksi positif karena saliva mengandung musin dan garam-garam anorganik yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Keberadaan fosfat dan sulfat di dalam air liur tidak mutlak adanya. Hal tersebut bergantung pada makanan yang kita konsumsi (Metjesh 1996) Prinsip uji Klorida adalah mencampurkan saliva dengan AgNO3 dalam suasana asam sehingga terbentuk endapan putih. Endapan putih pada hasil pencampuran uji Klorida merupakan AgCl yang mengendap. Praktikan menggunakan HNO3 untuk membuat suasana menjadi asam. Hasil yang diamati praktikan ini sudah sesuai dengan literatur yang dirujuk, bahwa air liur mendapat sedikit sumbangan Cl yang berasal dari cairan gigi. Ketika larutan uji dicampurkan dengan AgNO3 dalam suasana asam akan membentuk endapan putih atau AgCl (Gilvery, Goldstein 1996).