biokimia praktikum
DESCRIPTION
biokimia gituTRANSCRIPT
BIOKIMIA PRAKTIKUM
BLOK 11
VITAMIN A (Axerophthol)“REAKSI CARR”
• Prinsip : Vit. A + SbCl3 dlm chloroform BIRU• Bahan :
– 1 tetes Vit. A– 5-6 tetes Chloroform kering (CHCl3) Pelarut organik (melarutkan lemak pada minyak
ikan) atau ekstraksi vit. A– 1-2 tetes As. Cuka anhidrida Menghilangkan sisa air– 20 tetes Antimonium triklorida (SbCl3) dlm chloroform baru dan jenuh
• Hasil :1. Biru :
• Tergantung kadar Vit. A pada bahan yg digunakan. • Vit. A pada makanan dalam bentuk prekursor.
2. Biru Abu-abu :• Tidak stabil pada kondisi basa• Lebih stabil pada kondisi asam/netral• Mudah terurai (pemanasan/sinar matahari)
• Catatan :– Vit. A dari hewan : Refinoid (Retinol, Retinaldehid, As. Retinoat)– Vit. A dari tumbuhan : Karotenoid (Prekursor Vit. A)
– Sumber : 1. Hewan : mentega, telur, hati2. Provit. A (karoten) : sayuran dan buah (wortel, pepaya, tomat)3. Retinol : susu
– Fungsi :1. Komponen pigmen visual2. Pemeliharaan jar. Epithelium3. Antioksidan 4. Mencegah kerusakan lipid membran sel
– Kelainan :1. Hipovitaminosis A :
– Ggn. Pertumbuhan dan perkembangan jar. tulang, – Ggn. Pengelihatan : Nyctalopia Xerophtalmia Keratomalacia BUTA– Kelainan kulit
2. Hipervitaminosis A :– Nyeri kepala– Ggn. Kulit : Desquamasi, Alopesia, Kekeringan– Ggn. Pertumbuhan rambut
VITAMIN B1 (Thiamin)• Prinsip :
Vit. B1 Thiochroom + Isobuthyl alkohol Flouresensi biru (dibawah sinar UV)
• Bahan :– 1 ml Vit. B1– 1 ml metal alkohol– 0,6 ml NaOH 40 %
Memberikan suasana basa, karena Vit. B1 tidak bereaksi dalam suasana asam/netral– 3 tetes Kalium ferricyanida /K3Fe(CN)6
Sebagai oksidator lemah– 5 ml Isobuthyl alkohol
Ekstraksi Thiochroom
Oksidasi oleh Oksidator lemah dalam suasana alkali
K3Fe(CN)6
• Catatan :– Vit. B1 dapat menyerap radiasi sinar UV
– Sumber : 1. Beras merah2. Kacangan-kacangan dan polong-polongan3. Kuning telur4. Ikan
– Fungsi :1. Pertumbuhan dan Memperbaiki fungsi saluran pencernaan2. Metabolisme karbohidrat3. Memelihara nafsu makan dan jaringan syaraf4. Koenzim untuk pengeluaran CO2 dari senyawa organik
– Kelainan :1. Hipovitaminosis B1 :
– Beri-beri : Mudah lelah, BB turun– Sindrom Wernicke-Korsakoff– Kelainan syaraf emasiasi : Kurus, anemia
2. Hipervitaminosis B1 :– Reaksi hipersensitivitas : Kelelahan, mudah marah, sakit kepala
VITAMIN B2 (Riboflavin)• Prinsip :
Vit. B2 Flouresensi hijau (dibawah sinar UV)
• Bahan :– 2 ml Susu sapi– 5 ml Alkohol 80% Ekstraksi Vit. B2 dalam susu sapi
• Cara :– 2 ml Susu sapi + 5 ml Alkohol 80% suspensi dan sentrifugasi– Filtrat dipindahkan ke tabung kering lihat dibawah sinar UV
• Catatan :– Vit. B2 merupakan pigmen berwarna dan berpendar– Vit. B2 relatif stabil terhadap pemanasan dan terurai cahaya
– Sumber : 1. Hati, Ginjal2. Ragi3. Susu, keju
– Fungsi :1. Metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein2. Pembentukan SDM3. Antibodi4. Koenzim untuk reaksi oksidasi dan reduksi gugus prostetik flavoprotein.
– Hipovitaminosis B2 : – Peradangan di mulut, bibir pecah-pecah– Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya matahari mata merah– Sakit tenggorokan– Anemia, Ggn. syaraf
VITAMIN C (As. Askorbat)
• Prinsip: – Penentuan kadar Vit. C bedasarkan daya reduksi yang kuat dg 2,6 dichlorophenol-indolphenol.
• Dasar teori :– 2,6 dichlorophenol-indolphenol :
• Suasana basa : biru• Suasana asam : merah• Direduksi Vit. C : tidak berwarna
– Pembuatan larutan 2,6 dichlorophenol-indolphenol :• 130 mg garam dari 2,6 dichlorophenol-indolphenol dilarutkan dalam 500 ml air mendidih• Setelah dingin saring + 150 mg NaHCO3
• Simpan dalm ruang gelap selama 3 hari (tidak > 1 bulan) saring
– Standarisasi 2,6 dichlorophenol-indolphenol :• Tujuan : menentukan kadar Vit. C tiap 1 ml larutan 2,6 dichlorophenol-indolphenol • Cara : Buat larutan Vit. C standart (kadar 50mg/L)
1. 5 ml larutan Vit. C standart masukkan mangkok porselin + 2 ml larutan As. cuka triklorida 10 %
2. Titrasi dg larutan 2,6 dichlorophenol-indolphenol (dg mikro buret) dalam duplo3. Warna merah muda (30 detik) 4. Untuk mempermudah : bandingkan dg mangkok berisi air
• Bahan :– 20 ml Urin– 5 ml As. Metafosfat 20%– 3 ml As. Fosfowolframat Mengendapkan bahan yang tidak diperlukan
• 10 g As. Fosfowolframat• 25 ml H2SO4 15 %• 10 ml Aquadest
– 2,6 dichlorophenol-indolphenol
• Cara :– Urin 4 jam (setelah minum Vit. C 200 mg) ukur volume– Ambil 20 ml + 5 ml As. Metafosfat 20%– Ambil 9 ml + 3 ml As. Fosfowolframat sentrifugasi– Ambil 3 ml lapisan atas mangkok porselin titrasi
• Perhitungan : 1,7 ml DPIP = 12,5 mg Vit. C– Kadar Vit. C = X . 12,5 . 25 . 12 . ∑ Urine
1,7 9 3 20 ml
• Catatan :– Vit. C peka pemanasan dan oksidasi– Vit. C berlebihan beracun (As. Oxalit)
– Sumber : 1. Jeruk, tomat, strawberry2. Sayuran hijau
– Fungsi :1. Pembentukan zat kolagen oleh fibroblast2. Pematangan eritrosit, pembentukan tulang dan dentin3. Penyerapan zat besi4. Antioksidan5. Memperlancar pembuangan feses
– Kelainan :1. Hipovitaminosis C :
– Stomatitis– Pecah-pecah di kulit, mulut, lidah, gusi– Perdarahan di bawah kulit– Anemia dan infeksi– Ggn. Imun dan GIT
2. Hipervitaminosis C : > 1000mg/hari– Diare– Batu ginjal– Perubahan siklus menstruasi
TAMBAHAN• Vitamin larut lemak : ADEK• Vitamin larut air : B kompleks dan C
• Flouresensi dibawah sinar UV : Vit. B1 dan B2• Perbedaan :
– Flouresensi : Perpendaran sinar selama senyawa disinari oleh sinar UV– Fosforesensi : Perpendaran sinar selama dan setelah senyawa disinari
oleh sinar UV
• Titrasi : – Prinsip : netralisasi asam basa– Tujuan : menentukan konsentrasi larutan– Titik equivalen titrasi : asam tepat dinetralkan oleh basa