bioethics core curriculum

2
Bioethics Core Curriculum 1. Berdasarkan dari teori Persamaan, Keadilan dan Kesetaraan (Pasal 10) Isu yang diambil Gattaca adalah isu yang sudah lama menjadi perbincangan di dalam filsafat kesadaran dan filsafat moral, terutama setelah berkembangnya ilmu neurosains dan genetika. Hanya dengan sedikit sampel, seorang dokter bisa memvonis bayi yang baru lahir dengan penilaian genetis: apakah kelak si bayi akan menjadi orang yang berguna atau malah menjadi sampah masyarakat. Maka lahirlah Vincent yang ternyata "cacat" secara genetis: ia divonis oleh neurologist yang membantu kelahirannya akan tumbuh sebagai anak laki-laki yang lemah, sakit-sakitan, dan hanya akan hidup sampai umur 30 tahun. Dengan vonis semacam itu, Vincent masuk ke dalam kategori sosial yang disebut sebagai orang-orang "invalid", yakni orang-orang yang diramalkan menjadi beban masyarakat akibat bawaan genetisnya. Pada hari pertamanya di dunia, Vincent Anton Freeman telah dikurung ke dalam kasta sosial yang dibentuk atas nama ilmu pengetahuan. 2. Berdasarka Teori Non Diskriminasi (Pasal 11) Pelan tapi pasti, sebuah diskriminasi jenis baru mulai terbentuk. Orang-orang yang memiliki nilai genetis yang baik akan diterima secara sosial, sedangkan orang-orang yang memiliki nilai genetis yang buruk (bahkan berbahaya) akan terjerembab ke dalam

Upload: nuril-fajeriyati

Post on 07-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bioethics Core Curriculum

TRANSCRIPT

Bioethics Core Curriculum1. Berdasarkan dari teori Persamaan, Keadilan dan Kesetaraan (Pasal 10)Isu yang diambil Gattaca adalah isu yang sudah lama menjadi perbincangan di dalam filsafat kesadaran dan filsafat moral, terutama setelah berkembangnya ilmu neurosains dan genetika. Hanya dengan sedikit sampel, seorang dokter bisa memvonis bayi yang baru lahir dengan penilaian genetis: apakah kelak si bayi akan menjadi orang yang berguna atau malah menjadi sampah masyarakat. Maka lahirlah Vincent yang ternyata "cacat" secara genetis: ia divonis oleh neurologist yang membantu kelahirannya akan tumbuh sebagai anak laki-laki yang lemah, sakit-sakitan, dan hanya akan hidup sampai umur 30 tahun. Dengan vonis semacam itu, Vincent masuk ke dalam kategori sosial yang disebut sebagai orang-orang "invalid", yakni orang-orang yang diramalkan menjadi beban masyarakat akibat bawaan genetisnya. Pada hari pertamanya di dunia, Vincent Anton Freeman telah dikurung ke dalam kasta sosial yang dibentuk atas nama ilmu pengetahuan.2. Berdasarka Teori Non Diskriminasi (Pasal 11)Pelan tapi pasti, sebuah diskriminasi jenis baru mulai terbentuk. Orang-orang yang memiliki nilai genetis yang baik akan diterima secara sosial, sedangkan orang-orang yang memiliki nilai genetis yang buruk (bahkan berbahaya) akan terjerembab ke dalam kasta paling bawah dalam masyarakat. Pada latar sosial semacam itulah film Gattaca mengambil tempat.Perlakuan diskriminatif yang dialami Vincent bahkan sudah dimulai sejak di dalam rumah. Mengingat fisiknya yang lemah, orang tua Vincent cenderung memfavoritkan Anton, adik Vincent yang (setelah orang tuanya kapok dengan proses kelahiran alamiah) lahir melalui rekayasa genetis. Dalam hal pendidikan, Vincent tidak diterima masuk ke sekolah yang bagus dan mahal. Pihak sekolah tidak mau mengambil resiko tidak mendapatkan premi asuransi jika terjadi apa-apa terhadap Vincent. Ketika beranjak dewasa, Vincent menghadapi kenyataan bahwa orang-orang seperti dirinya hanya boleh bekerja sebagai tenaga kerja kasar.Vincent terlahir ke dunia ini dengan berbagai kekurangan, terutama kondisi jantungnya yang lemah. Lebih parah lagi, Antonio (Elias Koteas) skeptis terhadap Vincent dan merasa lebih antusias dengan persiapan kelahiran putra keduanya yang kini menggunakan teknologi modifikasi gen. Tetapi rupanya dengan segala keterbatasan yang ada pada dirinya, Vincent berusaha mati-matian mewujudkan cita-citanya menjadi astronot Gattaca, institusi antariksa swasta prestisius meski harus meninggalkan identitasnya sebagai Vincent untuk selama-lamanya.