bioenergi

11
KERANGKA ACUAN KERJA 1. Latar Belakang a. Dasar Hukum 1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi; 2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3) Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, Indonesia memiliki visi “Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari”; 4) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional; 5) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain; 6) Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana yang telah diubah pertama kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 dan diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2014; 7) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 8) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup; 9) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. b. Gambaran Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Upload: adnanmuhudi

Post on 21-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Bioenergi

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KERJA

1. Latar Belakang

a. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;

2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3) Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, Indonesia memiliki visi Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari; 4) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional;

5) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain;

6) Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana yang telah diubah pertama kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 dan diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2014; 7) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 8) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup; 9) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

b. Gambaran Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat operasional. Pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbuI, berupa: Penurunan kualiltas udara; Penurunan kebersihan Iingkungan; Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.

Bioenergi adalah salah satu energi terbarukan yang berasal dari biomassa/hayati yang dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Bioenergi memiliki potensi besar untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Pengembangannya bahkan telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam bentuk cair, kebijakan untuk mewajibkan penambahan bahan bakar nabati pada bahan bakar minyak mulai dirasakan manfaatnya pada perkembangan industri bioenergi, khususnya biodiesel.

Dalam bentuk gas, pengembangan biogas untuk rumah tangga telah berhasil meningkatkan ketahanan energi dan perekonomian di beberapa desa dan dalam skala besar dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Demikian pula dalam bentuk padat yang bisa menjadi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri serta pembangkit listrik.

Seiring dengan terus menurunnya jumlah cadangan energi fosil serta meningkatnya kepedulian terhadap kualitas lingkungan hidup, pemanfaatan bioenergi akan terus meningkat di Indonesia maupun dunia. Peningkatan ini diselaraskan dengan pertumbuhan industri bioenergi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Skala industri bioenergi umumnya di Indonesia masih belum terlalu besar sehingga AMDAL belum diwajibkan kepada industri bioenergi pada umumnya. Sehingga peraturan terkait lingkungan hidup yang diwajibkan kepada industri bioenergi adalah UKL/UPL.

Oleh karena itu, meskipun bersifat terbarukan dan mendukung kelestarian lingkungan, jika dilakukan dengan cara yang tidak bijaksana, implementasi bioenergi dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itu perlu disusun dilakukan pemantauan/monitoring upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) Industri bioenergi dalam rangka meminimalisasi dampak yang tidak diharapkan dari implementasi bioenergi.

2. Maksud dan Tujuan a. Maksud kegiatan

Maksud kegiatan ini adalah untuk memonitoring upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) pada aktifitas industri/usaha di bidang bioenergi berdasarkan panduan/pedoman UKL/UPL bidang bioenergi dan peraturan lain (lingkungan hidup). b. Tujuan kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah terlaksananya pengawasan terhadap upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) sehingga terciptanya pengembangan bioenergi yang selaras dengan upaya pelestarian lingkungan hidup.

3. Sasaran

Terlaksananya upaya monitoring upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan UKL/UPL di industri bioenergi. Dokumen hasil monitoring ini dapat dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan mengenai izin penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan oleh industri di bidang bioenergi.

4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan dengan pusat kegiatan di Jakarta dan daerah daerah lain di Indonesia sebagai lokasi monitoring.

5. Sumber Pendanaan

DIPA Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015.

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru,

Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Tahun Anggaran 2015.

DATA PENUNJANG7. Data Dasar Data dasar yang harus disediakan oleh konsultan terkait dengan kegiatan ini, adalah data-data terupdate, minimal antara lain Data badan usaha di bidang bioenergi;

Data terkait proses produksi usaha di bidang bioenergi;

Data terkait limbah atau cemaran lain yang dihasilkan usaha di bidang bioenergi;

Regulasi terkait dengan pengaturan UKL dan UPL dari Kementerian terkait;

Prosedur/Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

8. Standar/Prosedur/Pedoman Teknis

Standar/prosedur/pedoman teknis yang dapat digunakan dalam kegiatan ini antara lain terkait dengan: Pedoman upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) industri bioenergi; Pedoman/regulasi terkait ambang batas emisi;

Pedoman terkait UKL/UPL lainnya. 9. Studi-studi terdahulu Konsultan perlu mengidentifikasi dan menjadikan referensi, studi/pustaka yang terkait dengan Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan(UKL/UPL) Industri Bioenergi.

10. Referensi hukum

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain;

Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana yang telah diubah pertama kali dengan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 dan diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri ESDM No.20 Tahun 2014; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

RUANG LINGKUP

11. Lingkup Kegiatan a. Menyiapkan kuesioner monitoring UKL/UPL untuk biodiesel, bioetanol, PLTBm, dan PLTBg; b. Melakukan pendataan industri di bidang bioenergi yang wajib amdal dan atau UKL/UPL dari instansi terkait; c. Melakukan identifikasi industri di bidang bioenergi yang perlu dilakukan monitoring UKL/UPL berdasarkan kegiatan huruf b; d. Melakukan identifikasi proses produksi industri bioenergi secara spesifik;

e. Melakukan monitoring kegiatan UKL/UPL pada industri bioenergi;

f. Melakukan analisis besaran dampak lingkungan terhadap hasil monitoring UKL/UPL pada industri bioenergi dan analisis besaran dampak lingkungan jika ada rencana peningkatan usaha yang akan datang; g. Menyusun masukan/saran terhadap hasil analisa monitoring;

h. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan seminar masing-masing 1 (satu) kali.

i. Menyusun laporan monitoring upaya pengelolaan lingkungan/upaya pemantauan lingkungan di industri bioenergi.12. Keluaran Keluaran dari kegiatan ini adalah: 1 paket laporan hasil kegiatan termasuk soft copy.Yang antara lain berisi tentang : Hasil monitoring kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada industri bioenergi; Analisa hasil monitoring kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada industri bioenergi; Masukan/saran terhadap hasil analisa monitoring kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada industri bioenergi. 13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitasi dari P2K SPK;

Pendampingan staff sebagai counterpart dalam pelaksanaan kegiatan. 14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Bahan dan peralatan;

Memiliki kemampuan dan fasilitas dalam penyusunan dan presentasi laporan;

Bahan dan peralatan FGD;

Komputer dan kelengkapannya;

Peralatan penunjang lainnya. 15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Melakukan pengambilan data terkait UKL/UPL pada industri bioenergi dan instansi terkait; Melakukan analisis dari data yang dihasilkan serta melakukan analisa terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan di industri bioenergi.

16. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan Penyelesaian keseluruhan pekerjaan ini, diharapkan dapat selesai dalam waktu 5 (lima)bulan

17. Personel

Personil yang terlibat dalam kegiatan ini adalah tenaga ahli dan tenaga pendukung sebagai berikut

a. Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kajian ini antara lain: - Tim Leader (1 orang x 5 bulan), ahli di bidang lingkungan dengan pendidikan minimum S2 Bidang Lingkungan yang memiliki pengalaman kerja di bidang pengelolaan lingkungan, khususnya di bidang industri selama 5 tahun dan kegiatan sejenis minimal 2 kali.

Tanggung jawab dari ketua tim adalah : Menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam kegiatan monitoring UKL/UPL; Mengadakan koordinasi dengan user dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data awal, serta mencari data sekunder lainnya dari berbagai sumber; Melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi;

Mengadakan rapat koordinasi untuk semua tahapan kegiatan;

Mengadakan monitoring dan evaluasi pencapaian pelaksanaan setiap jenis kegiatan;

Melakukan validasi terhadap kualitas data hasil monitoring;

Membuat semua laporan pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang ditentukan dalam kerangka acuan kerja;

Sebagai counterpart dari user dalam pembahasan aspek teknissetiap kegiatan

- Tenaga Ahli Madya Teknologi Lingkungan (1 orang x 5 bulan), ahli di bidang teknologi pengolahan bioenergi dengan pendidikan minimal S1 Teknologi Lingkungan yang memiliki pengalaman di bidang energi terbarukan, khususnya bioenergi minimal 5 tahun dan kegiatan sejenis minimal 1 kali. Tanggung jawab dari tenaga ahli teknik lingkungan adalah : Bertanggungjawab atas kualitas teknis atas output pekerjaan;

Membantu tim dalam menjelaskan upaya teknis terkait pengelolaan lingkungan dari segi teknik lingkungan, lebih khusus pada aspek teknis dampak pemanfaatan bioenergi terhadaplingkungan;

Membantu ketua tim dalam menjaga kualitas teknis atas output pekerjaan; Memberi masukan kepada ketua tim terhadap output yang diharapkan guna mendapatkan hasil kerja yang maksimal, sesuai ruang lingkup kegiatan.

- Tenaga Ahli Madya Teknologi Pertanian (1 orang x 5 bulan), ahli di bidang teknologi pengolahan bioenergi dengan pendidikan minimal S1 Teknologi Pertanian yang memiliki pengalaman di bidang energi terbarukan, khususnya bioenergi minimal 5 tahun dan kegiatan sejenis minimal 1 kali. Tanggung jawab dari tenaga ahli teknologi pertanian adalah : Bertanggungjawab atas kualitas teknis atas output pekerjaan;

Membantu tim dalam menjelaskan upaya teknis terkait pengelolaan lingkungan di bidang bioenergi, lebih khusus pada aspek bahan baku nabati dan limbahnya; Membantu ketua tim dalam menjaga kualitas teknis atas outputpekerjaan; Memberi masukan kepada ketua tim terhadap output yang diharapkan guna mendapatkan hasil kerja yang maksimal, sesuai ruang lingkup kegiatan;

- Tenaga Ahli Madya Teknik Industri (1 orang x 5 bulan), ahli di bidang manageman perencanaan sampai dengan operasional di Industri khususnya industri bioenergi dengan pendidikan minimal S1 Teknis Industri yang memiliki pengalaman minimal 5 tahun. Tanggung jawab dari tenaga ahli industri adalah memberikan penelaahan terhadap pengusahaan bioenergi berikut manajemen industrinya.

b. Tenaga Pendukung

1. Administrasi (1 orang x 5 bulan) minimal S1 dengan pengalaman kerja di bidang admninistrasi selama 1 tahun.

2. Surveyor (2 Orang x 3 Bulan) minimal S1 dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun. 3. Operator Komputer (1 orang x 5 bulan), minimal D3 dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun.

Tabel-1 Kualifikasi Tenaga AhliNoTenaga AhliKualifikasiPengalaman (Tahun)Jumlah (Orang)

1Team LeaderMin S2 di bidangLingkungan51

2Ahli Madya Teknik LingkunganMin S1 TeknikLingkungan51

3Ahli Madya Teknologi PertanianMin S1 Teknologi

Pertanian51

4Ahli Madya Teknik IndustriMin S1 TeknikIndustri51

18. Metodologi dan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Penyedia jasa harus menyusun detail metodologi dan jadwal tahapan kegiatan (dalam bentuk time table maksimal perminggu) mulai dari persiapan sampai dengan laporan akhir, dengan mengacu pada ruang lingkup kegiatan seperti tersebut pada butir 11 dan disampaikan pada presentasi laporan pendahuluan. LAPORAN

19. Laporan Pendahuluan a. Laporan Pendahuluan berisi minimal detail rencana pelaksanaan kegiatan, metodologi pelaksanaan kegiatan Monitoring Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) Industri Bioenergi, dan kuesioner yang mengacu pada hasil kick off meeting dan presentasi pendahuluan;

b. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (Tiga Puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK Diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan. 20. Laporan Antara/Interim Laporan Antara memuat perkembangan/laporan kemajuan hasil Laporan Monitoring Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) Industri Bioenergi harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan pulluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Laporan Akhir a. Draf Laporan Akhir Hasil Monitoring Upaya Pengelolaan Lingkungan /UpayaPemantauan Lingkungan (UKL/UPL) Industri Bioenergi, diserahkan selambatlambatnya 130 (seratus tiga puluh) hari sejak SPMK diterbitkan, digandakan sebanyak 5 (lima) buku laporan. b. Laporan Akhir hasil perbaikan draft laporan akhir Penyusunan Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) Industri Bioenergi, diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari sejak SPMK diterbitkan, digandakan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan termasuk softcopy dan data-data pendukung lainnya.