binder 1

65
Diktat Las TIG 1 Las TIG Las TIG adalah suatu proses pengelasan dimana cairan logam dilindungi dari udara sekitar dengan suatu gas pelindung. Cairan las ditimbulkan oleh panas dari busur api antara elektroda dan benda kerja yang sedang dilas. Sebagai mana proses-proses las dengan gas pelindung yang lain, las TIG bisa juga menggunakan gas pelindung campuran atau gas murni. Gas pelindung harus mempunyai sifat netral artinya bahwa gas ini tidak akan bereaksi dengan proses penelasan itu sendiri. Gas murni atau gas campuran ini biasanya terdiri dari Helium atau Argon yang berfungsi sebagai pelindung sekitar tempat yang mencair dan melindungi logam dari hubungan dengan udara atmosfir. Dalam proses pengembangan, kita dapat menggunakan bahan tambahan. Apabila menggunakan bahan tambaghan maka tukang las dapat memasukkan ke dalam cairan dengan satu tangan sedang tangan yang satunya lagi memegang pembakar seperti las Otogen. Pembakarnya harus dipertahankan tenang, tidak boleh digoyang atau dimaju mundurkan seperti las Otogen. Pergerakan pembakarnya hanya maju saja yaitu disesuaikan dengan bentuk rigi-rigi las. Gambar 1. Dasar proses las TIG Las TIG ini banyak digunakan untuk mengelas Alumunium, Magnesium, Titanium, Nikel, Paduan Nikel, Stainless Steel dan mudah digunakan untuk mengelas baja yang tebalnya tidak sama. Kualitas las akan memuaskan apabila dilas dengan las TIG, tapi meskipun demikian perlu dilakukan pembersihan setelah selesai pengelasan. Pengelasan dengan TIG dapat dilakukan dengan mudah meskipun pada bermacam-macam posisi pengelasan. Tidak ada percikan karena tidak ada logam yang melewati busur api listrik. Demikian juga tidak akan terjadi keropos terak karena memang tidak ada terak.

Upload: antony-ferri

Post on 07-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sfdsa

TRANSCRIPT

  • DiktatLasTIG

    1

    Las TIG

    Las TIG adalah suatu proses pengelasan dimana cairan logam dilindungi dari udara sekitar dengan suatu gas pelindung. Cairan las ditimbulkan oleh panas dari busur api antara elektroda dan benda kerja yang sedang dilas. Sebagai mana proses-proses las dengan gas pelindung yang lain, las TIG bisa juga menggunakan gas pelindung campuran atau gas murni. Gas pelindung harus mempunyai sifat netral artinya bahwa gas ini tidak akan bereaksi dengan proses penelasan itu sendiri. Gas murni atau gas campuran ini biasanya terdiri dari Helium atau Argon yang berfungsi sebagai pelindung sekitar tempat yang mencair dan melindungi logam dari hubungan dengan udara atmosfir.

    Dalam proses pengembangan, kita dapat menggunakan bahan tambahan. Apabila menggunakan bahan tambaghan maka tukang las dapat memasukkan ke dalam cairan dengan satu tangan sedang tangan yang satunya lagi memegang pembakar seperti las Otogen. Pembakarnya harus dipertahankan tenang, tidak boleh digoyang atau dimaju mundurkan seperti las Otogen. Pergerakan pembakarnya hanya maju saja yaitu disesuaikan dengan bentuk rigi-rigi las.

    Gambar 1. Dasar proses las TIG

    Las TIG ini banyak digunakan untuk mengelas Alumunium, Magnesium, Titanium, Nikel, Paduan Nikel, Stainless Steel dan mudah digunakan untuk mengelas baja yang tebalnya tidak sama. Kualitas las akan memuaskan apabila dilas dengan las TIG, tapi meskipun demikian perlu dilakukan pembersihan setelah selesai pengelasan.

    Pengelasan dengan TIG dapat dilakukan dengan mudah meskipun pada bermacam-macam posisi pengelasan. Tidak ada percikan karena tidak ada logam yang melewati busur api listrik. Demikian juga tidak akan terjadi keropos terak karena memang tidak ada terak.

  • DiktatLasTIG

    2

    Las TIG adalah suatu metode yang mudah digunakan untuk mengelas logam-logam yang dikatakan sulit dilas, demikian juga penyesuaian antara bahan tambahan dan benda kerja yang dilas sangat mudah.

    Dengan las TIG ini sisa bahan dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Tidak perlu pengerjaan mesin, gerinda, pemahatan karena rigi-rigi las bisa diatur sehingga bentuknya baik. Tidak pernah menggunakan FLUX meskipun logam yang dilas termasuk logam yang sulit dilas. Rigi-rigi lasnya tidak pernah kropos gas maupun kropos terak. Pengelasan dapat dilakukan meskipun menggunakan kecepatan pengelasan yang tinggi. Dengan demikian las TIG merupakan suatu proses pengelasan yang banyak sekali dimana dituntut kwalias las yang baik.

    Gambar 2. Kondisi Las TIG dalam area las

    A. MESIN LAS TIG DAN ARUS LAS

    Mesin las kadang juga dinamakan sumber tenaga dan bisa menggunakan arus searah ataupun arus bolak-balik. Tipe mesin las TIG untuk pekerjaan tertentu tergantung pada bahan yang akan dilas dan karakteristik busur api yang diinginkan.

  • DiktatLasTIG

    3

    Contoh gambar mesin las TIG seperti terlihat pada gamabar 3.

    Gambar 3. Mesin Las Argon (TIG)

    B. MESIN LAS TIG ARUS SEARAH

    Yang dimaksudmesin las arus searah adalah suatu mesin las dimana arusnya mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Mesin las arus searah ini ada dua macam yaitu mesin las Arus Searah kutub negatif (DCSP) dan Arus Searah kutun positif (DCRP).

    Yang dimaksud mesin las arus searah kutub negative(DCSP) adalah apabila kutub negatif mesin las dihubungkan dengan elektroda dan kutub positifnya dihubungkan dengan benda kerja. Dengan demikian maka panas yang

    ditimbulkan oleh mesin las dialirkan ke elektroda dan yang panas dialirkan ke benda kerja.

    Sedangkan yang dimaksud mesin las arus searah kutub positif(DCRP) adalah apabila kutub positif dihubungkan dengan elektroda dank utu negatifnya dihubungkan dengan benda kerja. Berarti panas yang ditimbulkan oleh mesin las

    dilalirkan ke elektroda dan yang panas dialirkan ke benda kerja.

    Dengan mesin las arus searah, tukang las memiliki pilihan yaitu DCSP atau DCRP. Tapi meskipun demikian mesin DCRP jarang digunakan untuk las TIG mengingat arus yang dapat dialirkan hanya sedikit, busur api listrik tidak stabil dan penembusannya dangkal. Tetapi mesin las DCRP mempunyai sifat membersihkan Oxsidasi yang merupakan suatu keuntungan pada waktu mengelas logam yang mudah beroxidasi seperti alumunium dan magnesium.

  • DiktatLasTIG

    4

    Stainless Steel, tembaga, nikel, baja karbon, baja paduan rendah dan logam lain yang tidak memerlukan pembersihan oksidasi seperti yang diperlukan untuk almumium dan magnesium lebih baik dilas menggunkan mesin DCSP.

    Kebanyakan tukang las mengatakan bahwa busur api mesin DCSP lebih stabil dan mempunyai penembusan yang lebih dalam dari pada busur api mesin DCRP. Dengan menggunakan mesin DCSP akan diperoleh perubahan sudut dan tegangan las yang lebih kecil karena rigi-rigi las kecil.

    C. MESIN LAS TIG ARUS BOLAK-BALIK

    Arus bolak-balik adalah kombinasi antara arus DCSP dan DCRP seperti terilihat dalam gambar 4.

    Gambar 4. Karakteristik arus bolak-balik dalam las TIG

    Seperti mesin las DCRP, mesin las arus bolak-balik (AC) mempunyai proses pembersihan oksidasi selama setengah siklus bilamana AC sedang pada kedudukan kutub positif. Karena alasan inilah maka mesin arus bolak-balik lebih digemari dari pada mesin DCRP saat mengelas Alumunium, magnesium, dan beryllium-tembaga. Dengan logam-logam ini proses pembersihan oksidasi adalah sangat penting untuk menjamin kehalusan las-lasan dan disamping itu rigi-riginya akan bersih.

    D. MASALAH-MASALH MESIN LAS ARUS BOLAK-BALIK (AC)

    Mesin arus las listrik bolak balik yang biasa tidak menghasilkan voltase yang cukup tinggi untuk menyalakan kembali busur api listrik pada udara terbuka ketika voltase tepat di titik nol dari siklus arus bolak-balik (lihat gambar 4). Untuk memperoleh hasil yang baik, busur api yang stabil, maka arus frekwensi tinggi harus dipaksakan untuk melindungi busur api seperti terlihat dalam gambar 5.

  • DiktatLasTIG

    5

    Gambar 5.

    Hal ini akan mengurangi masalah harga nol. Dalam gambar 5 pengaturan frekwensi tinggi dapat dilihat pada mesin TIG yang lain. Meskipun demikian frekwensi tinggi pada mesin las arus searah hanya untuk memulai busur api. Sedangkan pada mesin las arus bolak-balik frekwensi tinggi yang dipaksakan ini selalu digunakan. Tipe mesin las TIG harus dipakai dengan Ampere sekitar 30-350 Amp. sedang voltage ialah 10-35 volt pada frekwensi 60 Hz

    Unit-unit frekwensi tinggi berguna, yang mana dapat dipasang pada mesin arus bolak-balik dan mesin arus searah. Mesin las arus bolak-balik mempunyai suatu voltase sirkuit terbuka sekurang-kurangnya 75 volt. Karakteristik arus-arus las dapat dilihat pada tabel 1.

    DCSP DCRP AC

    Aliran ion dan electron dan karakteristik penembusan Aksi pembersihan oksidasi Tidak ada Ada

    Ada setiap siklus sekali

    Balance panas di dalam busur api

    70% pada ujung benda kerja, 30% pada ujung elektroda

    30% pada ujung benda kerja, 70% pada ujung elektroda

    50% pada ujung benda kerja dan 50% pada ujung elektroda

    Penembusan - Dalam - Sempit - Dangkal - Lebar - sedang

    Elektoda Kapasitas

    Bagus sekali Contoh 3,2mm 400 amp

    Jelek Contoh 6 mm - 120 amp

    Bagus Contoh 3,2mm 225 amp

    Tabel 1. Karakteristik Sumber Arus Las TIG

    Arus frekwensi tinggi yang dipaksakan untuk mengurangi harga nol dari tiap-tiap siklus dalam frekwensi asal

  • DiktatLasTIG

    6

    Gas Pelindung

    Busur api listrik dan cairan logam harus dilindungi dari atmosfir oleh gas mulia yaitu gas argon atau gas helium, atau campuran keduanya. Gas argon lebih umum digunakan karena dua alasan.

    1. Argon adalh gas umum, jadi mudah didapat 2. Gas argon lebih berat dari gas helium, jadi perlindungan yang didapat

    lebih baik pada nilai aliran yang sama.

    Jika gas helium ditambahkan pada gas argon, maka campuran ini akan menambah panas yang ditimbulkan oleh busur api listrik meskipun arus dan panjang busurnya sama. Dengan alasan ini berarti bahwa apabila menggunakan campuran gas argon dan gas helium maka waktu yang diperlukan untuk mengelas benda yang lebih tebal akan menjadi pendek karena adanya panas tambahan tadi.

    Jika diperlukan panas yang lebih tinggi sebaiknya digunakan gas helium murni. Helium yang mengalir harus dua kali lipat dibandingkan dengan gas argon untuk perlindungan yang sama. Juga pengelasan di atas kepala membutuhkan jumlah aliran gas yang lebih banyak daripada jumlah yang dibutuhkan untuk mengelas di bawah tangan atau vertical. Gas helium dan argon dapat disimpan dalam botol gas yang memiliki tekanan umum seperti yang dipergunakan untuk gas oksigen. Atau bisa juga dialirkan melalui saluran pipa dan manifold ke tempat kerja.

    E. GAS ARGON

    Argon adalah salah satu dari gas-gas yang diperoleh dari udara atmosfir. Gas ini telah digunakan beberapa tahun sebagai gas pengisi untuk menyalakan lampu. Argon adalah satu diantara gas-gas yang paling populer untuk las argon normal. Dengan menggunakan gas argon maka arus busur akan menjadi lebih kecil daripada gas helium. Keadaan ini memungkinkan sedikit perubahan panjang busur api tanpa mematikan busur apinya. Rendahnya temperature busur api juga menguntungkan untuk mengelas logam yang tipis dan bilamana mengelas logam yang tidak sama tebalnya.

    Gas argon dapat diperoleh dalam botol yang sudah standar. Botol argon sama saja dengan botol oksigen, tetapi dicat warna kuning atau coklat. Gas argon sekurang-kurangnya harus 99,8% (sisanya adalah gas nitrogen) dan harus benar-benar kering. Tiga macam ukuran botol yang umum adalah :

    AS = 78 ft3 S = 150 ft3 T = 330 ft3

  • DiktatLasTIG

    7

    Gas argon adalah gas yang tidak berwarna tidak berbau dan dan tidak ada rasanya. Satu ft3 gas argon pada temperatur 20 C dan pada tekanan atmosfir memiliki berat 47 gram. Karena itu gas argon lebih berat dari udara. Gas ini akan kondensasi ke dalam cairan pada temperatur -185,86 C dan akan padat pada temperatur -189,26 C diperkirakan pada tekanan atmosfir.

    Gas argon akan larut ke dalam air pada perbandingan 4/100 air. Gas argon adalah lembab dan tidak akan terbakar atau meledak. Tidak akan bereaksi secara kimia dengan unsur atau campuran lain. Gas argon dalam pasaran dapat diperoleh dalam dua tingkat.

    - Tingkat untuk menyalakan waktu - Tingkat untuk mengelas

    Tingkat yang untuk menyalakan lampu mengandung kadar nitrogen yang lebih tinggi dan merupakan gas yang paling umum digunakan pada pabrik pembuatan bola lampu. Sedangkan tingkat yang untuk mengelas memiliki komposisi

    - Maksimum mengandung 0,0001% oksigen - Maksimum mengandung 0,001% hydrogen - Maksimum mengandung 0,008% nitrogen - Minimum mengandung 99,99% argon

    Argon adalah gas yang paling ideal digunakan untuk las TIG dan MIG. Gas argon dibuat dari :

    a. Pencairan udara b.Distilasi udara (oksigen, nitrogen, argon dan lain-lain memiliki temperature

    cair yang berbeda dan dapat dipisahkan) c. Penyulingan (membersihkan dengan cara menyuling) d.Mencairkan kembali e. Distilasi (untuk menguragi oksigen dan nitrogen pada batas yang tepat) f. Mengeringkan.

    Gas argon akan menjadu kering (menyebabkan lembab bisanya alumina) pada tekanan tinggi dan lembab akan hilang untuk mencapai temperature titik embun (-60 C). ini berarti kurang dari 0,02 miligram per liter dan mengandung lembab kurang dari 0,00084% dari beratnya.

    F. GAS HELIUM Helium memiliki sifat merubah voltage yang cepat pada saat panjang

    busur berubah, dan perubahan voltage ini dipergunakan untuk melakukan pengaturan elektronik. Karena itu gas helium bekerja denganbaik pada mesin las argon otomatis. Hal ini memerlukan voltage busur yang agak tinggi daripada argon (kira-kira 40% lebih tinggi) maka menghasilkan penembusan yang dalam dan pengelasan yang lebih cepat.

  • DiktatLasTIG

    8

    Helium diproduksi oleh industry gas alam. Untuk memperoleh hasil pengelasna yang baik helium harus murni (99,99%) dan harus sangat kering. Helium dapat diperoleh dalam botol baja yang mempunyai tipe dan bentuk yang sama dengan botol gas oksigen. Gas ini dimanfaatkan sampai tekanan lebih dari 2000 psig pada temperatur 20 C. Maka dari itu gas ini adalah gas teringan yang kedua, hanya gas hidrogen yang lebih ringan. Gas ini memeliki kecenderungan untuk naik dari las-lasan sangat cepat. Karena alasan inilah maka jumlahft3 perjam harus lebih banyak untuk mempertahankan atmosfir lembam di sekitar busur api listrik. Sampai saat ini gas helium yang dapat digunakan adalah gas yang dimanfaatkan.

    Gas helium adalah suatu gas lembam dank arena itu maka berkombinasi dengan unsur lain. Sifat ini tidak akan berkombinasi dengan unsur lain. Sifat ini membuat helium menjadi suatu gas pelindung yang sangat bagus untuk segala las listrik. Gas ini mendidih pada temperatur -22 C dan berat atomnya 4,003. Berarti gas ini adalah gas yang ringan dan cepat sekali meninggalkan sekeliling busur api listrik bilamana sedang digunakan sebagai gas pelindung. Gas argon hamper mendekati (kira-kira) 9 kali lebih berat. Karena itu maka lebih sedikit gas argon yang digunakan/dibutuhkan untuk melindungi busur api listrik.

    Gas helium sudah digunakan sebagai secara luas untuk mengelas alumunium dan magnesium. Meskipun demikian gas argon dan campuran argon + helium lebih banyak digunakan pada saat sekarang ini

    G. GAS CAMPURAN

    Campuran antara helium dan argon telah digunakan pad alas TIG dan MIG. Dengan campuran ini cenderung untuk diperoleh hasil pengelasan yang baik karena keuntungan masing-masing gas. Sebagai contoh dalam pemakaian busur api listrik yang menggunakan gas helium terlalu panas sedangkan gas argon terlalu dingin. Campuran anatra keduanya memberikan keseimbangan. Gas-gas ini mudah dicampur dalam perbandingan bagaimanapun juga. Campuran 75% helium dan 25% argon adalah yang paling banyak untuk semua campuran.

    Stainless steel dapat dilas dengan sempurna menggunakan gas argon sebagai pelindung elektroda dan gas CO2 sebagai pelindung diluarnya. Kombinasi seperti ini dinamakan metode gas pelindung ganda. Jumlah gas argon bisa dikurangi dengan menggunakan metode ini. Suatu penyelidikan telah dilakukan dengan gas campuran, dan hasilnya pada saat sekarang banyak campuran-campuran. Setiap tipe pencampuran bisa digunakan untuk satu macam las atau lebih.

  • DiktatLasTIG

    9

    H. GAS KARBON DIOKSIDA Karbon dioksida digunakan dalam las sebagai gas pelindung. Ini bukanlah

    suatu gas lembam, tapi gas ini adalah campuaran antara satu bagian karbon dan dua bagian oksigen (CO2). Molekul ini adalah suatu agen oksidasi sama seperti aksi oksidasi hingga 91% argon dan 9% campuran oksigen. Maka dari itu kawat lasnya harus mempunyai unsur yang tidak mengandung oksidasi. Dua unsur yang umum adalah manganese dan silicon. Sudah diuji bahwa kira-kira separuh dari 2 unsur ini diputar balik kedalam oksidasi seperti pada kawat melewati busur api listrik.

    Dalam busur api listrik karbon dioksida akan terurai. Kira-kira 7,7% sampai dengan 12% dari gas menjadi korbon monoksida (gas beracun). Untunglah kiranya karena karbon monoksida ini dapat timbul hanya dalam daerah yang bertemperatur tinggi dan akan bergabung lagi dalam ke dalam karbon dioksida dengan cepat apabila ventilasinya cukup baik. Pada jarak 175 mm dari busur hanya 0,01% dari gas adalah karbon monoksida. Ini adalah dari ambang batas aman untuk karbon monoksida.

    Karbon monoksida biasanya disimpan dalam bentuk cair di dalam botol-botol, fas biasanya diisi kurang lebih 2/3 dari batas penuh. Tekanan dalam botol adalah suatu fungsi karakteristik tekanan uap karbon dioksida.

    Contoh :

    Temperature Tekanan dalam botol (atm) -14 C -1 C 21 C 38 C

    21 atm 34 atm 59 atm

    100 atm Gas karbon dioksida harus selalu dijaga dalam keadaan kering karena

    apabila gas ini lembab, akan cenderung mengakibatkan keropos di dalam las-lasan. Yang boleh digunakan sebagai gas pelindung adalah gas karbon dioksida yang khusus untuk mengelas. Karena gas ini terlalu kering maka gas harus didinginkan sampai -40 C dan akan mulai kondensasi gas. Keadaan semacam ini berarti bahwa gas hanya mempunyai 0,0065% kelembaban. (1% = 0,01 __ karena itu 0,0065% = 0,01 x 0,0065 = 0,000065 atau .. ). Gas dengan - 62 C jauh

    lebih baik dalam hal ini. Sebab hanya .. dari lembab 0,003%. Karbon dioksida banyak digunakan untuk mengelas baja lunak. Suatu

    keuntungan dari gas CO2 adalah harganya jauh lebih murah yaitu dari gas

    argon.

  • DiktatLasTIG

    10

    Tidak seperti gas-gas yang lain, karbondioksida mengikat karbon monoksida dan oksigen yang ada dalam busur-busur api listrik. Meskipun demikian gas akan kembali lagi menjadi CO2 apabila dingin. Oksidasi dan gas yang ada didalam cairan meninggalkan logam las selama logamnya membeku. Arus yang lebih tinggi kira-kira 25% digunakan oleh CO2 yang menyebabkan cairan las mudah digerakkan, dengan demikian memudahkan gas-gas lepas/keluar dari permukann logam berarti akan mengurangi kekeroposan.

    Mesin las arus searah kutub positif biasanya banyak digunakan. Sebab gas karbon monoksida dibebaskan selama proses ini berlangsung. Maka dari itu tempat las harus berventilasi baik. Gas karbon monoksida (gas racun) ini tidak boleh dibiarkan berkumpul disekeliling tukang las. Jadi jelasnya gas karbon monoksida jangan sampai mengenai wajah tukang las. Gas karbon dioksida yang digunakan harus bebas dari lembab karena itu apabila ada gas hidrogen hasil las-lasan akan rapuh dan keropos.

    I. PEMBAKAR LAS TIG

    Pembakar TIG adalah alatperlengkapan las yang dipergunakan untuk memegang elektroda. Apabila didekatkatkan dengan benda kerja dan tombol penghubung arus (yang biasanya terletak pada pembakar atau terpisah yaitu dengan menggunakan sakelar kaki) ditekan, maka akan timbul busur api listrik. Busur api listrik inilah yang digunakan untuk memanaskan benda kerja.

    Mengingat elektroda yang dipasang pada pembakar ini berhubungan dengan temperatur tinggi 3200 C, perlulah kiranya untuk mendinginkan elektroda agar tidak mencair pada waktu dipergunakan untuk mengelas. Juga pembakar ini dilengkapi dengan saluran-saluran untuk menghantarkan gas pelindung dari botol prnyimpan gas sampai ke elektroda. Aliran gas ini dimaksudkan untuk melindungi busur api listrik dan logam yang mencair agar tidak berhubungan langsung dengan udara atmosfir.

    Gambar 6. Pembakar Las TIG

  • DiktatLasTIG

    11

    J. PENDINGINAN Karena proses las TIG menimbulkan panas yang tinggi, maka pembakar

    las TIG harus didinginkan. Hal ini dilakukan demi keamanan dan kenyamanan pekerja las, lagi pula membantu bagian-bagian pembakar agar lebih awet.

    Pembakar las TIG dengan arus rendah biasanya didinginkan dengan udara, karena panasnya yang rendah. Gambar 7 menunjukkan pembakar arus rendah yang didinginkan dengan udara.

    Gambar 7. Pembakar las TIG pendinginan udara Pembakar las TIG arus tinggi bagaimanapun juga harus didinginkan

    dengan air. Pembakar yang didinginkan dengan air juga mempunyai pengaman kapasitas-ampere sampai dengan 500 ampere. Air pendinginan dapat disalurkan langsung dari saluran air minum atau bisa menggunakan radiator. Dengan menggunakan radiator akan lebih sederhana dan mudah dalam pengerjaannya.

    Gambar 8. Penampang pembakar pendingin air Ada satu lagi jenis pembakar las TIG yang khusus yaitu perlu adanya

    flexible jacket (yang dapat dibengkokan). Dengan cara ini pembakar dapat

  • DiktatLasTIG

    12

    dibengkokan untuk memperoleh sudut tertentu sesuai yang kita inginkan untuk sebuah pekerjaan tertentu.

    Gambar 9. Pembakar las TIG khusus

    K. PEMEGANG ELEKTRODA

    Elektoda dipegang oleh collet yang disekrupkan ke dalam pembakar sebelah dalam. Collet adalah semacam baut dengan lubang ditengahnya. Jika baut dikencangkan tentunya lubang baut akan tertekan oleh baut dan akan tetap kencang. Ketika elektroda dimasukkan kedalam lubang baut, elektroda tersebut tidak akan lepas.

    Ukuran dari collet tergantung dari elektroda yang akan digunakan. Bisa juga elektroda mudah dilepas dari pegangannya dengan alat pembuka cepat.

    L. PENJURUS GAS

    Arah dan banyaknya gas pelindung yang dihembuskan disekitar elektroda dan tempat yang dilas dapat diatur dengan tup gas atau NOZZLE yang diskrupkan ke dalam pembakar. Kadang jika diperlukan penjurus gas atau untuk mengatur gas yang tidak teratur keluarnya pada ujung pembakar.

  • DiktatLasTIG

    13

    Dengan menggunakan penjurus gas, pengelasan dapat dilakukan dengan

    tinggi nozzle kira-kira 1 inchi di atas benda kerja. Ini memudahkan tukang las untuk mengamati cairan logam dan memungkinkan untuk mencapai tempat-tempat yang sulit seperti sudut dalam. Kabel las yang menghubungakan antara mesin las dengan pembakar harus direncanakan secara hati-hati, betul-betul cukup kuat, ringan dan mudah bagi tukang las untuk melayaninya. Kabel yang menghubungkan ke pempembakar berfungsi sebagai penghantar arus las, gas pelindung dan harus mengalirkan air pendingin yang digunakan dalam pembakar.

    M. ELEKTRODA LAS TIG

    Elektroda adalah sutu bagian dari alat perlengakapan las yang digunakan untuk memasukkan benda kerja apabila telah timbul busur api. Dengan proses las TIG, elektroda tidak boleh meleleh seperti pada proses las listrik yang menggunakan elektroda bersalutan.

    N. ELEKTRODA TUNGSTEN MURNI

    Asal mula elektroda untuk las listrik TIG adlah logam tungsten, yang mempunyai titik cair 3300 C. Berarti tungsten termasuk elektroda jenis NON CONSUMABE (tidak habis). Dan selanjutnya telah dikembangkan menjadi electrode paduan tungsten. Electrode semacam ini lebih banyak digunakan karena lebih cocok daripada electrode tungsten murni masih dapat digunakan untuk bermcam-macam proses las TIG dan masih dipertahankan untuk las alumunium. Apabila mengguanakan elektrode Tungsten murni yang murahan, tukang las harus mengguanakan arus bolak-balik supaya hasilnya baik. Pengaturan arus untuk diameter tungsten murni bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.

    Dengangaslenstukanglasdapatmelihatlebihmudahdaripada dengan nozzlepembakarTIGbiasa.

  • DiktatLasTIG

    14

    Diameter elektrode tungsten murni

    (dalam mm)

    Ampere untuk las TIG aris bolak-balik (untuk mengelas bermacam-macam

    logam dengan frekwensi tinggi) 0,5 1

    1,6 2,4 3,2 4 5 6

    0 -7 10-40 30-70

    70-100 100-150 150-225 200-300 275-400

    Tabel 2. Arus las untuk elektrode tungsten murni Seperti halnya elektrode las TIG, elektrode tungsten murni pada ujungnya

    diberi kode warna, yaitu warna hijau. Disamping itu juga terdapat kode huruf yaitu EWP. Kebanyakan pada proses las TIG, elektrode paduan akan menghasilkan pengelasan yang lebih baik. Adapun elektrode paduan tergantung pada banyak arus yang dipergunakan untuk mengelas. Elektrode paduan masih menngandung unsur tungsten sebagai unsur dasar, dan tungsten ini dicampur dengan unsur-unsur yang lain, tergantung sifat dan kebutuhannya. Dua tipe umum dari elektrode Tungsten paduan adalah Elektrode Tungsten Zirconium dan Elektrode Tungsten Thorium

    O. Elektrode Tungsten Zirconium

    Elektrode ini banyak digunakan untuk mengelas alumunium. Elektrode tungsten zirconium pada umumnya lebih awet dan tidak mengotori benda kerja seperti elektrode tungsten murni. Meskipun demikian elektrode tungsten zirconium akan lebih baik apabila mengguanaka arus bolak-balik. Elektrode tungsten zirconium menghasilkan kualitas las yang sangat baik meskipun diuji dengan X-ray. Kode warna pada ujung elektrode tungsten zirconium adalah coklat, dengan kode huruf EWZr.

    Diameter elektrode tungsten zirconium

    (dalam mm)

    Ampere untuk las TIG arus bolak-balik dengan frekwensi tinggi

    0,5 1

    1,6 2,4 3,2 4 5 6

    0 -7 10-30

    20-115 100-185 150-225 190-300 200-340 300-445

    Tabel 3. Arus Las untuk Elektrode Tungsten Zirconium

  • DiktatLasTIG

    15

    P. Elektrode Tungsten Thorium Elektrode tipe ini digunakan untuk menglas semua jenis baja paduan

    rendah. Umumnya elektrode ini menggunakan ampere yang lebih rendah daripada elekttrode tungsten murni, dan harus mengguanakan mesin arus searah (DC). Karena elektrode ini digunakan pada ampere rendah maka elektrode ini tidak akan cepat berubah seperti elektrode tungsten murni, elektrode ini juga tidak akan mengotori benda kerja apabila ternyata menyentuh cairan pada waktu pengelasan.

    Elektrode tungsten thorium dibedakan menjadi dua tipe, yaitu 1% thorium dan 2% thorium, sedangkan arus yang bisa digunakan tercantum pada tabel 4.

    Tipe 1 : elektrode tungsten dengan 1% Thorium yang memeiliki ujung warna kuning dan kode huruf EW Th 1.

    Tipe 2 : elektrode tungsten dengan 2% Thorium yang memiliki warna ujung merah dan kode huruf EW Th 2 Diameter elektrode tungsten Thorium

    (dalam mm)

    Ampere untuk las TIG arus searah kutub negative

    (DCSP) 0,5 1

    1,6 2,4 3,2 4 5 6

    0 -25 12-100 20-190 35-325 50-475 65-600

    (tidak diberikan) (tidak diberikan)

    Tabel 3. Arus Las untuk Elektrode Tungsten Thorium Q. Cara Memilih Elektrode Tungsten

    Agar memperoleh hasil pengelasan yang baik, perlu bagi tukang untuk mengetahui cara-cara memilih elektrode ang baik. Apakah elektrode yang kita pakai termasuk tungsten murni, zirconium atau thorium bisa digunakan dua macam pengelasan yaitu :

    a. Standar b. Yang perlu digerinda Hasul pengelasan dengan elektrode penyelesaian standar bisa dibersihkan

    mengguanakan zat kimia atau etch, kemudian ukurannya disesuaikan debgan diameter yang tepat untuk las TIG.

    Elektrode dengan hasil pengelasan yang perlu digerinda digunakan untuk pekerjaan yang lebih teliti. Elektrode ini benar-benar lebih baik karena toleransinya lebih kecil. Jadi jelas bahwa harga ellektrode yang digerinda akan lebih mahal. Semua tipe elektroda tungsten akan digunakan dalam praktik dan mempunyai diameter sekitar 0,5 mm sampai dengan 6 mm, dan panjangnya 75 mm, 150 mm, 175 mm dan 450 mm, bahkan ada yang mencapai 600 mm juika memang diperlukan.

  • DiktatLasTIG

    16

    Seperti yang kita tahu bahwa argon adalah gas yang sampai sekarang umum digunakan pad alas TIG. Karena alasan inilah maka tabel-tabel yang telah ada menyarankan agar untuk las TIG menggunakan gas argon sebagai gas pelindungnya. Sebagaimana yang tercantum dalam ketiga tabel diaas yang lebih r\tinggi. Sudah menjadi suatu hukum umum bahwa daftar ampere yang sudah tercam\ntum dalam tabel-tabel harus dikurangi 10% jika kita mengguanakan gas helium sebagai gas pelindung.

    R. Cara Merawat Elektrode Elektrode harus lurus, jika meleset dari pusatnya mleset dari tutup, hal ini

    dapat menyebabkan adanya kotoran pada hasil pengelasan. Oleh karena elektrode apabila digunakan maka akan menjadi rapuh sampai 9,5 mm dari ujung elektrode yang menyala. Jika anda menggukan tang dan kemudian menjepit ujung elektode elektrode akan mudah hancur dan dngan mudah kita membntuk ujung elektrode yang bersih dan baik.

    Tungsten harus bersih, harus memiliki hubungan lisrik yang baik dengan colletnya, dan harus diatur untuk keluar dari nozzle 3,2 mm. selang argon atau helium dan semua sambungan supaya kencang, sebab udara atdau kelembaban dalam gas lindung akan berbahaya bagi las-lasan.

    Gambar-gambar dibawah ini menunjukkan cara yang tepat untuk memotong dan atau elektrode tungsten untuk memperoleh hasil yang paling baik. Jika mengasahnya tidak tepat, maka elktrode bisah pecah atau patah.

    S. Regulator dan Flowmeter Untuk Las TIG Pemgaturan tekanan gas pad pross las TIG adalah sangat penting. Dengan

    alasan inilah maka tukang las harus menggunakan regulator dan perlngkapan untuk mengatur gas yang sedang digunakan. Seperti gas-gas yang digunakan untuk las otogen, gaspelindung juga harus diatur pada waktu keluar dari botol atau tempat penampungan yang lain. Las TIG dengan satu botol gas pelindung perlu digunakan system pipa dan manifold yang diperlengakapi dengan regulator untuk mengatur keluarnya gas pelindung.

    Regulator yang biasa digunakan untuk las TIG sedikit berbeda dengan yang digunakan untuk las otogen. Pada las otogen tekananyang lewat melalui pembakar diukur dalam satuan psi atau Kg/cm2 pada manometer tekanan kerja. Sedangkan untuk las TIG gas yang lewat melalui pembakar tidak diukur dengan psi atau Kg/cm2, mlainkan diukur dengan Cfh atau 1/menit.

    Cfh diukur dengan garis-garis yang dinamakan flowmeter. Pada waktu aliran gas bertambah, maka bola baja ajan terdorong ke atas. Untuk membaca berapa gas yang mengalir yaitu apabila sudah melewati garis ukuran. Sama seperti yang digunakan untuk aliran gas okgen yang digumnakan pada las otogen, metr pertama digunakan untuk menunjukkan teknan gas yang da di dalam botol. Tipe

  • DiktatLasTIG

    17

    dari flowmeter ini ada dua yaitu menggunakan tabung gelas kaca dengan bola baja dan seperti regulator gas oksigen pada las otogen.

    Gambar11.FlowmeteruntukgaspelindungpadalasTIG

    Gambar12.KombinasiFlowmeterdanregulatoruntukgasargonpadalasTIG

  • DiktatLasTIG

    18

    T. Bahan Pengisi Las TIG Seperti halnya las otogen, bahan bakar pengisi boleh atau tidak boleh

    digunakan pada las TIG, ini tergantung pada tipe sambungan dan jenis bahan yang akan di las. Bahan pengisi yang biasanya digunakan untuk las TIG adlah mempunyai ukuran yang lebih tebal, karena plat yang lebih tipis biasanya dapat dilaksanakan dengan mencairkan bersama-sama tanpa bahan pengisi. Seperti metode-metode las yang lain, komposisi dari bhan induk dan bahan pengisi harus sesuai. Sebab proses las TIG l;ogam yang sedang cair dilindungi dari udara dengan hati-hati sekali. Ini mempunyai keuntungan bahwa batangan-batangan atau sisa-sisa logam dasar bisa digunakan sebagai bahan pengisi. Meskipun bisa juga menggunakan elektrode yang proses penambahannya secara otomatis. Tapi kebnyakan las TIG dilakukan dengan tidak otomatis (manual) ukuran bahan pengisi atau logam tergantung pada besarnya arus yang digunakan dan tebal bahan yang dilas. Tabel 4 memperlihatkan kondisi las TIG, diameter bahan pengisi dan tebal bahan yang dilas untuk bahan alumunium.

    Alumunium dan paduannya termasuk logam ringan yang mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap karat dan merupakan konduktor listrik yang cukup baik. Kemajuan akhir-akhir ini dalam teknik pengelasan busur listrik dengan gas mulia menyebabkan pengelasan alumunium dan paduannya menjadi mudah dan dapat dipercaya. Karena hal ini maka penggunaan alumunium dan paduannya telah berkembang disegala bidag.

    Alumunium dan paduannya dapat dikalifikasikan dalam dua kelompok yaitu paduan konstruksi dan paduan tuangan.

    Gambar 13. Flowmeter denganduameteranbundar

  • DiktatLasTIG

    19

    Paduan konstruksi

    Paduan tuangan

    Paduanyangtidakbisadipanaskan

    Paduanyangbisadipanaskan

    99%minAl

    AlMn

    AlSI

    AlMg

    Unsuryanglain

    AlZn(Mg)Cu

    AlMgSi

    AlCu

    Paduanyangtidakbisadipanaskan

    Paduanyangbisadipanaskan

    Alumuniummurni

    AlSI

    AlMg

    AlMgSi

    AlCuMgSi

  • DiktatLasTIG

    20

  • DiktatLasTIG 2014

    21

    DASAR-DASAR LAS TIG

    Tukan las yang baru mungkin akan mendapatkan kesulitan pada waktu menyetel dan mengatur alat perlengkapan las TIG meskipun sudah mengikuti buku petunjuk dari pabrik. Malahan terkadang seorang tukang las yang baru tidak bisa mengelas dengan menggunakan arus yang dianjurkan oleh pabrik. Meskipun demikian cara menghidupkan dan mematikan mesin las DC dan AC hampir sama.

    Bab ini akan membicarakan secara terperinci tentang pengelasan TIG pada bahasa Aluminium. Sebab Aluminium ini adalah logam yang paling mudah di kerjakan dengan las TIG. Apakah pekerjaan itu bersifat produksi maupun perbaikan.

    PEMASANGAN ALAT PERLENGKAPAN LAS TIG

    Sebelum kita melaksanakan pengelasan terlebih dahulu kita harus mempersiapkan alat perlengkapan las TIG selengkap-lengkapnya agar tidak akan mendapatkan kesulitan. Setelah perlengkapan kita siapkan dan kita periksa, selanjutnya dipasanglah perlengkapan las sesuai dengan buku petunjuk. Tidak cukup kiranya kalau kita hanya memasang alat perlengkapannya saja. Maka dari itu untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik proses pengelasan harus dilindungin oleh gas pelindungyang di alirkan melalui REGULATO dan FLOWMETER dari botol gas atau dengan menggunakan sistem MANIFLOD. Sedangkan air pendingin bisa dialirkar dari saluran pengaturan air dalam bengkel atau sistem pompa yang diatur menggunakan regulato (pengaturan tekanan air).

    Agar lebih mudah dan aman, maka hubungan antara las, botol, air pendingin dan pembakaran dengan menggunakan kabel. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada gambar 21.

    Gambar 21. Alat perlengkapan las TIG yang sudah terpasang.

    Mesin las, Arus dan Gas Pelindung

    Suatu mesin las TIG mempunyai satu panel pengatur dengan REMOTE CONTROL untuk gas pelindung, air pendingin dan arus gas, kebanyakan pengaturan pada gas TIG khusus utuk gas pelindung dan air pendingin dibiarkan terus mengalir

  • DiktatLasTIG 2014

    22

    meskipun mesin lasnya sudah dimatikan dalam waktu yang pendek saja sebagai suatu pengaman. Dalam pelaksanaan pengaturan ini bisa dilakukan dengan menggunakan tangan atau kaki.

    Untuk pembakar yang didinginkan dengan udara supaya dipertahankan jangan terlalu panas cara yang hampir. Sakelar/tombol pengatur dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

    Gambar 22. Mesin las TIG dan Panel pengatur.

    Mesin yang dipergunakan untuk mengelas logam tertentu akan tergantung dari bahan yang akan dilas. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan sebelum praktik adalah memilih type mesin las atau pengatur arusnya. Harus selalu menggunakan tabel untuk mendapatkan pengaturan arus yang tepat. Pengaturan mesin las yang menggunakan mesin las arus bolak-balik (AC).

    Tabel 6. Sumber arus las yang disarankan untuk mesin las TIG.

    Jenislogamataupaduan

    SumberarusdanhasilnyaArusbolakbalikfrekuensi

    tinggi ArussearahkutubnegatifAluminium Bagussekali TidakdisarankanAluminiumBronze Bagus BagussekaliBeryliunTembaga Bagussekali TidakdisarankanKuningan Bagussekali BagussekaliTembaga Bagus BagussekaliInconel Kurangbaik BagussekaliMagnesium Bagussekali TidakdisarankanMonel Kurangbaik Bagussekali

  • DiktatLasTIG 2014

    23

    Nikel Kurangbaik BagussekaliSiliconBronze Bagus BagussekaliStainlesssteel Bagussekali Bagussekali*)Baja Bagussekali Bagussekali*)*)Arussearahkutubnegatifdisarankanuntuklogamyangtebalnyalebihdari3

    mm.

    Penambahan pengaruh frekuensi tinggi untuk mesin las arus searah hanya digunakan untuk membantu pada waktu menyalakan busur. Apabila busur api listrik sudah menyala maka pengatur frekuensi tinggi dan tenaga pendorong sudah tidak diperlukan lagi.

    Arus yang digunakan untuk praktik las TIG sebaiknya menggunakan arus menengah (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah). Selanjutnya arus bisa dirubah-rubah apabila ternyata terlalu tinggi atau terlalu rendah.

    Gas Argon adalah gas pelindung yang paling baik untuk mengelas Aluminium. Keluarnya gas pelindung tentunya diukur dalam Cfh atau 1/menit dan harus di atur letak botol gas agar mudah pelayanannya. Untuk mengelas logam yang lain diperlukan tabel untuk jenis gas dan jumlah aliran gas yang diperlukan untuk pemakaian tertentu.

    Elektrode

    Ukuran dan tipe elektrode akan tergantung pada type dan tabel benda yang akan dilas. Selanjutnya, elektrode dimasukkan ke dalam collet (lihat gambar 23). Ketika memasukkan kedalam pembakar, elektrode harus tepat dengan lubang pembakar. Dan seandainya tidak dapat ditengah akan mengakibatkan rusaknya saluran gas. Dengan demikian pelindung gas akan menjadi kurang sempurna.

    Apabila memasang elektrode ke dalam collet dan badan collet, kita harus mengatur penjang elektrode yang keluar dari pembakar sependek mungkin. Karena dengan panjang elektrode yang sependek mungkin akan memberikan perlindungan gas disekitar cairan logam menjadi lebih baik. Pada kondisi tertentu, bisa juga keluarnya elektrode dari ujung pembakar agak lebih panjang. Contohnya yaitu apabila kita mengelas sudut yang sempit.

  • DiktatLasTIG 2014

    24

    Gambar 23. Bagian-bagian dari pembakar las TIG

    Dengan memperpanjang keluarnya elektrode ini akan memudahkan pengamatan kita kepada benda yang di las. Pada umumnya panjang elektrode yang keluar dari ujung pembakar tidak lebih dari 1,5 mm, khususnya untuk sambungan kampuk. Tapi meskipun demikian sebenarnya bisa diperpanjang sampai 6,5 mm untuk mengelas sudut dalam. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 24.

    Gambar 24. Panjang elektrode yang keluar dari ujung pembakar kira-kira 1,5 mm.

    Urutan untuk Memasang Perlengkapan Las TIG

    Untuk memperoleh hasil pemasangan yang baik perlulah bagi tukang las untuk mengikuti peraturan umum yang telah ada. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :

    1. Memasang REGULATOR dan FLOWMETER dengan cara yang sama seperti pada waktu memasang REGULATOR dan Gas Oxygen.

  • DiktatLasTIG 2014

    25

    2. Meyakinkan bahwa semua kran dalam keadaan tertutup dan mesin dalam keadaan mati pada waktu dilakukan pemasangan.

    3. Semua bagian sambungan kabel listrik harus dibersihkan. 4. Yakinkan bahwa pengeluaran air pendingin adalah menuju ke tempat yang aman,

    dimana air tidak akan kembali kelantai atau mengenai mesin las. 5. Tempatkan botol gas pelindung pada tempat yang aman sehingga tidak mudah

    roboh, ikat bila perlu. 6. Atur kabel las supaya aman dari jangkauan percikan api dan lagi pula tidak

    mengganggu lalu lintas pekerja. 7. Periksa keseluruhan pemasangan sekali lagi apabila sudah selesai.

    Menghidupakan Perlengkapan Las

    Apabila pemasangan seluruh perlengkapan las sudah selesai dilakukan dan semua sambungan sudah diperiksa kembali, maka perlengkapan las telah siap untuk dinyalakan. Sedangkan urutan yang pasti dari menghidupkan mesin dan memebuka katub-katub tidaklah diharuskan. Tapi meskipun demikian ada suatu aturan umum yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain pada waktu menghidupkan perlengkapan las TIG.

    Perlu diketahui bahwa pelayanan setiap mesin kadang berbeda. Tetapi pada dasarnya setiap mesin las TIG mempunya tiga masalah yang perlu diperhatikan, yaitu :

    o Arus listrik o Aliran gas pelindung o Aliran air pendingin

    Semua ini dapat diatur secara tersendiri pada mesin las (panel) atau bisa diatur dengan remote control kaki. Setidaknya menyalakan serta mematikan arus listrik ini dengan menggunakan remote control kaki. Pada umumnya langkah yang harus diikuti untuk menghidupkan mesin las TIG adalah sebagai berikut :

    1. Letakkan elektrode dan pembakar pada tempat yang tidak mungkin akan terjadi penyalaan apabila mesin las dihidupkan. Juga harus ditempatkan pada tempat yang aman dari timpaan benda-benda yang keras.

    2. Buka kran air pendingin dari sumber. 3. Buka kran gas pelindung dengan perlahan. Alasannya yaitu apabila membuka

    kran dengan perlahan REGULATOR tidak akan cepat rusak karena kotoran dari botol gas.

    4. Pegang pembakar dengan tangan satu dan hidupkan mesin. 5. Dalam kondisi mesin las hidup, periksa aliran gas pelindung dengan membuka

    dan menutup katup tangan atau katup kaki. 6. Dengan gas pelindung dalam keadaan mengalir, atur FLOW METER untuk

    memberikan gas yang dikehendaki.

  • DiktatLasTIG 2014

    26

    Apabila langkah diatas sudah lengkap, berarti kita sudah siap untuk melakukan penyalaan busar api dan siap untuk melakukan praktik las TIG. Meskipun demikian sebelum menyalakan busur api sebaiknya dilakukan lagi pemeriksaan keseluruhan. Memastikan Perlengkapan Las Setelah selesai mengelas atau apabila akan istirahat, kita harus mengetahui bagaimana cara mematika perlengkapan las dengan baik dan aman. Untuk itu ikutilah langkah-langkah berikut ini :

    1. Pertama pembakar las harus diletakkan pada tempat yang tidak mungkin terjadi penyalaan busur api listrik.

    2. Kran botol gas pelindung supaya ditutup dengan putaran tangan sampai rapat. 3. Kran selenoide gas pelindung pada mesin las atau pada remote control

    selanjutnya dibuka. Hal ini akan mengakibatkan gas pelindung yang ada di dalam pembakar akan keluar semua. Dan dengan kran selenoide masih dalam keadaan terbuka, lakukan langkah 4.

    4. Kran pengaturan aliran gas pada mesin las supaya ditutup secara perlahan. Ini akan mengeluarkan gas pelindung yang ada di dalam selang antara botol dan mesin las. Selanjutnya, bola baja yang ada di dalam flow meter akan berhenti pada kedudukan paling bawah dari tabung flow meter. Kemudian kran pengatur aliran gas dan kran selenoide ditutup yang rapat.

    5. Tutup kran air pendingin. 6. Kran selenoide air pendingin selanjutnya dibuka dengan pengaturan pada panel

    mesin las atau remote control. Dengan ini akan maka sisa air yang ada didalam pembakar akan keluar semua (habis).

    7. Kemudian matikan mesin dengan memetik sakelar pada panel mesin dan sakelar utama. Apabila kita sudah memakai secara penuh tentang cara menghidupkan dan mematikan mesin las, maka sudah siap untuk melakukan praktek las TIG.

    MEMBUAT RIGI-RIGI LAS PADA ALUMINIUM

    1. Membersihkan Permukaan Logam yang Akan di Las Pengelasan aluminium sangat sulit dilaksakan, maka dari itu perlu kiranya dibersihkan dahulu permukaannya dari oksidasi. Kita harus membersihkan permukaan aluminium sebelum mulai menyalakan busur api. Membersihkan permukaan aluminium bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan mudah yaitu dengan menggunakan sikat stainless steel atau steel wood yang akan menghilakan partikel kotoran. Juga kita bisa menggunakan cairan caustic soda yang dioleskan pada permukaan logam yang akan di las. Hal ini adalah suatu cara untuk membersihkan permukaan logam yang sangat baik. 2. Elektrodde Elektrode Tungsten untuk mengelas aluminium atau paduan aluminium-magnesium agar ujungnya dibentuk seperti bola, sedang untuk mengelas baja atau stainless steel ujung elektrode supaya dibentuk lancip.

  • DiktatLasTIG 2014

    27

    Gambar 25. Elektrode Tungsten untuk aluminium

    Gambar 26. Elektrode untuk baja carbon dan Stainless Steel

    Apabila telah dipilih elektrode yang tepat, elektrode supaya dijepit pada collet kira-kira 3,2 mm keluar dari Nozzle untuk memudahkan pengamatan pada waktu membuat rigi-rigi las. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 27.

    Gambar 27. Keluarnya elektrode dari Nozzle o3,2 mm (1/8)

    3. Cara Menyalakan Busur Api Jika menggunakan mesin las arus searah dan mesin las arus bolak-balik frekuensi tinggi, maka pada waktu menyalakan busur api dapat dilaksanakan tanpa menyinggung ujung elektrode pada permukaan benda kerja. Yaitu dengan menggunakan pembakar langsung pada sambungan benda kerja, maka busur api akan menyala karena frekuensi tinggi. Frekuensi tinggi akan meloncat lewat celah antara elektrode dan benda kerja dan menimbulkan busur api listrik. Sebagaimana hanya dengan las listrik biasa, busur api harus dipertahankan untuk menyala terus sebelum diatur panjang busur api sesuai dengan keinginan. Busur api harus ditunjukkan pada bagian yang diikat dengan permulaan rigi-rigi las hingga cairan menjadi bersih, mengkilat serta besarnya cairan sesuai dengan ukuran yang kita hendaki. Seanjutnya pembakar dapat digerakkan sesuai dengan arah pengelasan.

  • DiktatLasTIG 2014

    28

    Untuk mesin las arus searah yang tidak dilengkapi dengan tenaga pendorong frekuensi tinggi, busur api dapat dinyalakan dengan jalan menyatukan eleketrode dengan logam yang akan dilas. Karena elektrode Tungsten type Thorium baik sekali pada waktu permulaan pembuatan busur api, maka elektrode ini banyak disukai dari pada elektrode Tungsten murni khusus untuk pekerjaan ini. Untuk menghindari kemungkinan kotor pada permulaan penyalaan busur api, khususnya pada waktu mengelas aluminium, sebaiknya kita gunakan logam pembantu yang biasa dinamakan Starting Block (benda khusus untuk menyalakan busur api) dibuat dari bahan tembaga. Pada umunya dikatakan bahwa panjang busur api yang paling cocok untuk las TIG adalah 11/2 kali diameter elektrode Tungsten yang digunakan. Apabila busur apinya pendek akan menghasilkan rigi-rigi las yang kecil dan penembusannya dalam karena panasnya dipusatkan pada satu titik. Dan apabila busur apinya panjang, maka pemusatan panas akan berkurang dan akan mengakibatkan penembusannya dangkal. Sebaiknya kecepatan pengelasan ditambah sebelum mematikan busur api untuk mengurangi kemungkinan terjadinya retak pada kawat las (biasanya pada ujung akhir rigi-rigi las). Kebanyakan tukang las suka mematikan busur api dan selanjutnya cepat-cepat menyalakan kembali. Dan biasanya bahan pengisi yang mencair akan mengakibatkan terjadinya kawah las.

    Gambar 28. Ketika mulai menyalakan busur api, kotoran dari udara

    dapat dibatasi dengan menggunakan Starting Block untuk menyalakan busur api sebelum melakukan pengelasan pada benda kerja

    4. Sudut Kemiringan Pembakar Untuk mengelas sambungan kampuh seperti terlihat pada gambar 29 kemiringan sudut pembakar yang normal adalah 90o. Tetapi meskipun demikian, banyak juga yang lebi suka memiringkan pembakar kira-kira 60o dari garis horizontal ke arah jalannya pengelasan, dan bahan pengisi dimiringkan 20o dari garis horizontal seperti yang terlihat pada gambar 30.

  • DiktatLasTIG 2014

    29

    Gambar 29. Sudut kemiringan pembakar.

    Gambar 30. Sudut kemiringan pembakar dan bahan pengisi.

    Untuk sambungan T dan sambungan tumpang, hampir semua tukang las memilih sudut kemiringan pembakar kira-kira 45o terhadap kedua plat yang dilas dengan sudut kemiringan kearah jalannya pengelasan berkisar antar 5o-15o (lihat gambar 31). Apabila mengelas benda yang tebalnya tidak sama, sebaiknya pembakar diarahkan ke benda yang lebih tebal. Dengan demikian benda kerja akan cair bersama-sama.

  • DiktatLasTIG 2014

    30

    Gambar 31. Sudut kemiringan pembakar untuk pengelasan sambungan T.

    Tabel 7. Contoh Daftar Spesifikasi untuk Las Aluminium Paduan.

    Banyak nya jenis aluminium paduan yang digunakan dalam industri pada saat ini serta perbedaan komposisi bahan pengisi akan mempunyai akibat tertentu pada harga pencairannya. Sebaliknya faktor ini akan membantu menentukan bagaimana setiap paduan harus di las. Untuk memperoleh hasil yang baik, bagi orang yang baru mengenal las TIG harus selalu melihat daftar spesifikasi pabrik untuk paduan tertentu bilamana mungkin. Gambar dibawah ini menunjukkan suatu contoh daftar spesifikasi untuk sambungan T posisi horizontal pada aluminium paduan.

    ProseduruntukLasPaduan:1100,3003,5052,5083,5454,6061,6063,6351.

    Tabe

    lbeban(

    inchi)

    Diam

    eter

    elektrode

    (in

    chi)

    Diam

    eter

    beban

    (inchi)

    Jarakla

    spen

    gikat

    (inchi)

    Arus

    bolakb

    alik

    (Ampe

    re)

    Kecepatan

    pengelasan

    (ipm)

    GasA

    rgon

    (cfh)

    Diam

    eter

    nozzle

    Gas

    Pelindu

    ng(in

    chi)

    Gambard

    etail

    sambu

    ngan

    Simbo

    lLasA

    WS

    1/16 3/32 3/32 3 90 8 10

    3/8Lebarcelah0

    5/64 3/32 3/32 3 110 7,5 16 3/8

  • DiktatLasTIG 2014

    31

    5. Prosedur Membuat Rigi-Rigi Las

    Gambar 32. Mesin Las TIG lengkap dengan botol gas pelindung

    Gambar 32. Menunjukkan suatu kelengkapan mesin las TIG yang telah selesai dipasang dan siap untuk digunakan. Di belakang mesin terpasang suatu botol gas argon dan tangki air pendingin. Handel pembakar terjadi dari sakelar untuk menghidupkan dan mematikan. Untuk praktik membuat rigi-rigi las, alangkah baiknya bagi orang yang baru agardiberi mesin las yang sudah dipasang lengkap. Jadi dengan demikian mudah bagi orang yang masih baru untuk melakukan pembuatan rigi-rigi las pada plat aluminium.

    Bagi orang yang masih baru dapat melakukan praktik las dengan menggunakan elektrode Tungsten Zirconium untuk berdiameter 2 mm, aliran gas Argon sekitar 15 Cfh dan arus las sekitar 160 Ampere. Setelah itu kita hubungkan arus dengan sakelar utama.

    Untuk menyalakan busur api, pertama pembakar harus dipertahankan tegak diatas benda kerja dengan posisi elektrode siap digerakkan untuk membuat cairan pada benda kerja. Sudut kemiringan pembakar sekitar 20o terhadap garis horizontal. Kemudian tameng las (Helmet) kita pakai dan selanjutnya busur api dapat kita nyalakan dengan jalan menekan tombol pada pembakar atau pada sakelar kaki.

    Setelah busur api menyala dan stabil, maka buatlah cairan sesuai ukuran yang dikehendaki dan masukan bahan pengisi pada cairan las.

  • DiktatLasTIG 2014

    32

    Gambar 33. Kedudukan yang tepat antara pembakar dan bahan pengisi.

    6. Cara Menambahkan Bahan Pengisi Cara menambahkan bahan pengisi pada benda kerja dapat dilakukan dengan baik, yaitu pertama-tama dengan membuat cairan pada benda kerja dengan ukuran yang sesuai untuk memperoleh penembusan yang tepat.

    Gambar 34. Membuat cairan las

    Setelah cairan las dibentuk dengan ukuran yang tepat, busur apinya agar ditarik kebelakang pada posisi dibelakang cairan. Pada saat busur api ditarik kebelakang, ujung bahan pengisi supaya dicelupkan kedalam sisi depan dari cairan las dengan kedudukan seperti yang terlihat pada gambar 35.

  • DiktatLasTIG 2014

    33

    Gambar 35. Gerakan pembakar kebelakang agar bahan pengisi

    dapat dicelupkan ke dalam cairan sebelah depan. Selama mengelas menggunakan TIG, kita tidak boleh menggunakan busur api untuk memanaskan bahan pengisi. Apabila bahan pengisi dicairkan dengan busur api, kemungkinan akan terjadi bentuk bola api di depan cairan las (tidak akan berpadu dengan cairan las). Dengan jalan mencelupkan bahan pengisi kedalam sisi depan cairan las, bahan pengisi akan cukup meleleh untuk membentuk rigi-rigi las. Setelah ukuran rigi-rigi las sesuai dengan lebar cairan, bahan pengisi supaya dipindahkan dari ujung cairan dan selanjutnya pembakar agar digerakkan ke ujung depan cairan untuk mencairkan logam yang belum di las sepanjang jalur rigi-rigi las.

    Gambar 36. Setelah bahan pengisi ditarik, pembakarnya supaya di pindahkan

    ke sisi depan cairan untuk mengulangi proses pembuatan rigi-rigi las.

    Prosedur seperti ini agar diulang terus sampai rigi-rigi las mencapai panjang yang kita kehendaki. Setelah rigi-rigi las selesai, matikan busur api dan mesinnya dengan cara seperti yang sudah diterangkan. Sebelum latihan menyambung dengan las, kita harus terus berlatih membuat rigi-rigi hingga diperoleh hasil yang bersih, mengkilap dengan sisi rigi-rigi las dan ukuran yang tepat dapat diperoleh dengan mudah. Untuk menganalisa hasil rigi-rigi, kita bandingkan dengan yang telah dikerjakan oleh seorang ahli beserta masalah-masalah yang ada seperti terlihat dalam gambar 37. Apabila sudah bisa mengelas rigi-rigi dengan baik dan mudah, selanjutnya kita dapat mencoba unutk mengelas aluminium yang masih sederhan.

  • DiktatLasTIG 2014

    34

    INSPEKSI KUALITAS LAS

    Terlalubanyaktumpukandiatasrigirigilas

    Sisinyatidakberpadu

    Penembusankurang

    AmpereTerlaluRendah

    Undercuttingsepanjangrigirigiakanmengurangikekuatansambungan

    Terlalubanyakpercikan.Rigirigilasdatardanlebar

    AmpereTerlaluTinggi

    Rigirigilastidakteratur,hitam,penembusankurang

    Rigirigilastidakterlindungiolehgassecarasempurna

    BusurApiTerlaluPanjang

    Rigirigilasterlalukecil,bentuktidakteratur

    PenembusankecilKecepatanPengelasanTerlaluCepat

    Terlalubanyaktumpukandiatasrigirigilas,rigirigilasterlalulebar

    Penembusanterlaludalam

    KecepatanPengelasanTerlalurendah

  • DiktatLasTIG 2014

    35

    7. Sambungan Kampuh Setelah kita dapat mengelas pada plat aluminium dengan mudah, maka kita bisa menyambung beberapa plat aluminium dengan jalan pengelasan. Seperti biasa bagi orang yang mukai praktik harus melakukan pengelasan pada plat aluminium sambungan kampuh I seperti pada gambar 38.

    Gambar 38. Hal-hal yang penting untuk las TIG aluminium sambungan kampuh I.

    Pengelasan ini bisa dilaksanakan pada posisi dibwah tangan, horizontal dan vertikal. Sedang kan pada posisi diatas kepala tidak dibicarakan disini. FAKTOR-FAKTOR UNTUK PRAKTIK LAS Untuk melakukan pengelasan pada tiap-tiap posisi, perlulah kiranya kita menegtahui beberapa masalah yang harus diperhatikan untuk ketiga macam posisi pengelasan. Pada umumnya mengatakan bahwa faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan untuk praktik las TIG sambungan kampuh. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

    1. Tebal plat yang dipakai untuk latihan adalah 2 mm dan mempunyai ukuran 50 x 50 mm.

    2. Permukaan benda kerja harus disikat dahulu dengan sikat stainless steel atau steel wool sekuran-kurangnya 20 mm dari sisi yang akan di las. Hal ini akan menjamin kebersihan hasil pengelasan.

    3. Sebaiknya menggunakan elektrode Tungsten Zirconium dengan diamter 3 mm. 4. Bahan pengisi berdiameter 3 mm dan mempunyai komposisi kimia yang sama

    dengan bahan yang di las. 5. Diameter mozzle pembakar adalah 10 mm. 6. Keluarnya ujung elektrode dari pembakar adalah 10 mm. 7. Mesin las yang digunakan sebaiknya menggunakan arus bolak-balik frekueinsi

    tinggi dengan penyetelan 120 ampere. 8. Gas pelindung yang digunakan adalah gas argon dengan aliran 16 Cfh.

  • DiktatLasTIG 2014

    36

    9. Jarak las pengikat sekurang-kurangnya 7-12 mm dari pinggir benda kerja yang akan di las. Dengan menempatkan las pengikat jauh dari ujung benda yang akan di las ini, berati kita tidak perlu lagi mencairkan las pengikat ketika mulai menyalakan busur api listrik.

    Faktor-faktor diatas bisa dipergunakan untuk praktik pada sambungan kampuh I dalam ketiga macam posisi pengelasan (di bawah tangan, horizontal dan vertikal).

    Sambungan Kampuh I Posisi dibawah Tangan

    Untuk melakukan pengelasan pada sambungan kampuh I posisi di bawah tangan, kita harus menggunakan celah akar antara kedua plat sama dengan tabel plat yang dilas. Selanjutnya benda kerja dilas pengikat pada kedudukan yang tepat untuk mencegah terjadinya pelentingan.

    Selama mengelas pada posisi di bawah tangan, kita boleh memiringkan pembakar sampai 15o (lihat gambar 39).

    Gambar 39. Dengan memiringkan pembakar TIG sampai 15o memungkinkan untuk mengamati dan membersihkan cairan.

    Hal ini akan mengakibatkan pencairan dan pembersihan yang baik dari busur api sepanjang cairan las. Jika kita memiringkan pembakar melebihi batas maksimum (15o), rigi-rigi las tidak akan terlindungi oleh gas pelindung sempurna. Dengan adanya busur api, kita dapat melakukan pengelasan rigi-rigi las yang kita kehendaki dengan jalan mencairkan dan selanjutnya mencelupkan bahan pengisi pada saat pembakar digerakkan ke belakang. Prosedur seperti ini supaya di ulang lagi dengan cara dan urutan yang sama seperti pada waktu membuat rigi-rigi las. Dan pada akhir pengelasan busur api dapat dimatikan dengan cara seperti yang telah diterangkan. Sambungan kampuh pada plat aluminium yang tebalnya berbeda-beda dapat dilas dengan atau tanpa menggunakan plat penahan (Backing Plat).

  • DiktatLasTIG 2014

    37

    Gambar 40. Dengan menggunakan plat penahan, rigi-rigi penembusan akan lebih baik.

    Seperti biasa, kita harus berpedoman pada spesifikasi pabrik apabila mengelas plat yang tebal dan tipis. Spesifikasi ini juga menunjukkan arus las yang tepat, aliran gas, diameter elektrode, diameter bahan pengisi dan petunjuk-petunjuk lain yang perlu untuk las TIG. Sambungan las yang dibuat dari plat aluminium yang tebalnya kurang dari 3 mm harus mempunyai rigi-rigi penembusan pada permukaan sebelah bawah bahan yang dilas. Penembusan luas yang melewati tebal plat biasanya dinamakan rigi-rigi penembusan. Rigi-rigi penembusan ini harus halus/rata dan bebas dari gumpalan-gumpalan.

    Sambungan kampuh las aluminium yang baik pada posisi di bawah tangan akan menjadi 2 kali tebal plat dari atas sampai ke bawah rigi-rigi penembusan seperti terlihat dalam gambar 41.

    Gambar 41. Perbandingan antara tebal plat dan tebal rigi-rigi las.

    Sambungan kampuh aluminium pada posisi di bawah tangan sampai dengan ketebalan 3 mm dapat di las dari satu sisi saja. Untuk itu harus digunakan celah antara plat yang akan dilas sekitar 2 mm. Dan untuk plat yang mempunyai tebal 5-6 mm tanpa menggunakan plat penahan (Backing) dapat dilas dengan sambungan kampuh I atau kampuh V tunggal. Untuk mengelas plat yang tebalnya berbeda-beda dari bahan aluminium biasanya ditentukan dalam spesifikasi pabrik. Daftar di bawah ini adalah rekomendasi yang dibuat untuk mengelas paduan pada posisi horizontal. Bentuk sambungan, ukuran celah dan urutan pengelasan semua digambarkan dalam simbol las AWS.

  • DiktatLasTIG 2014

    38

    PROSEDUR UNTUK LAS PADUAN Te

    bal b

    enda

    ker

    ja

    (inch

    i)

    Jum

    lah

    lapi

    san

    las

    Dia

    met

    er e

    lekt

    rode

    (in

    chi)

    Dia

    met

    er b

    ahan

    tam

    baha

    n (in

    chi)

    Jara

    k la

    s pen

    gika

    t (in

    chi)

    Aru

    s bol

    ak-b

    alik

    (a

    mpe

    re)

    Kec

    epat

    an p

    enge

    lasa

    n (ip

    m)

    Gas

    arg

    on

    (cfh

    )

    Dia

    met

    er g

    as p

    elin

    dung

    (in

    chi)

    Det

    ail s

    ambu

    ngan

    dan

    ur

    utan

    pen

    gela

    san

    Sym

    bol l

    as A

    WS

    3/64 1 1/16 3/32 3 55 11 10 3/8

    1/16 1 3/32 3/32 3 90 12,5 10 3/8

    5/64 1 3/32 3/32 3 105 18 16 3/8 3/32 1 1/8 1/8 3 120 12 16 3/8

    1/8 1 1/8 1/8 4 155 10 16 3/8

    3/16 1 B2R 3/16 3/16 4 230 250

    10 10 16 1/2

    1 B2R 3/16 3/16 4 260 260

    9 9 20

    5/16

    3/8

    1 2 3

    B4R

    1 2 3

    B4R

    1/4

    1/4

    5/32

    3/16

    6

    6

    275 275 275 275

    340 340 340 340

    9 9 9 9

    9 9

    20

    20

    B. Menunjukkan bahwa dibuat alur sebelum membuat rigi-rigi las R. menunjukkan dibuat lapisan pengelasan pada sisi sebaliknya yaitu rigi-rigi las yang pertama

    Arus las tidak boleh naik turun 3% selama pengelasan. Daftar spesifikasi dari pabrik yang lengkap untuk paduan dan sambungan

  • DiktatLasTIG 2014

    39

    Sambungan Kampuh I Posisi Vertikal

    Setelah dapat mengelas aluminium pada posisi di bawah tangan dengan baik, kita masih akan mendapatkan kesulitan pada waktu mengelas posisi vertikal. Kebanyakan tebal plat umum dipakai untuk latihan las posisi vertikal adalah 1,5-10 mm.

    Langkah pertama untuk mengelas sambungan kampuh pada posisi vertikal adalah membersihkan permukaan benda kerja dan melakukas las pengikat antara 2 plat yang akan dilas. Ukuran tebal plat sama dengan yang dipergunakan untuk latihan mengelas posisi di bawah tangan. Setelah dilas pengikat selanjutnya dipasang pada posisi di bawah tangan. Setelah dilas pengikat selanjutnya dipasang pada posisi vertikal dengan menggunakan penjepit. Sebaiknya sambungan kampuh I dengan lebar celah 0,7 mm dan jumlah lapisan pengelasan adalah satu lapis.

    Las posisi vertikal biasanya dilaksanakan dari bawah ke atas, dengan cara ini kita akan memperoleh penembusan yang baik. Tapi banyak juga yang melaksanakan pengelasan dari atas ke bawah untuk lapisan terakhir supaya diperoleh permukaan rigi-rigi yang baik.

    Gambar 42. Sambungan kampuh I posisi vertikal dari bawah ke atas.

    Setelah alat perlengkapan diatur dengan tepat, kita dapat memulai membuat busur api dengan pembakar menghadap ke atas. Selanjutnya nyala api kita tarik ke bawah untuk membuat cairan dan mengatur panjang busur api. Bila cairan telah berwarna jernih, bahan pengisi dapat dimasukkan ke dalam cairan dengan cara seperti pada waktu mengelas posisi di bawah tangan. Sudut bahan pengisi dan pembakar seperti terlihat pada gambar 42.

    Bagi orang yang masih baru, apabila mengelas posisi vertikal perlu juga melakukan pengangkatan pembakar sebentar untuk membiarkan cairan menjadi beku. Dengan cara demikian ini berarti cairan tidak akan pernah menetes. Untuk mengelas

  • DiktatLasTIG 2014

    40

    aluminium yang mempunyai tebal kurang dari 5 mm dapat dikerjakan dengan baik tanpa menggunakan kampuh. Tetapi meskipun demikian pembuatan kampuh tetap diperlukan untuk plat yang yang lebih tebal dari 5 mm. Untuk mengetahui secara terperinci tentang cara mengelas sambungan vertikal dan urutannya pada plat aluminium yang tebalnya berbeda, kita bisa melihat pada tabel 8. Tabel ini khusus untuk las TIG posisi vertikal.

    Sambungan Kampuh I Posisi Horizontal

    Setelah kita memahami akibat dari grafitasi pada pengelasan posisi vertikal, kita dapat menggunakan gerakan pembakar yang sama pada pengelasan posisi horizontal. Sambungan kampuh aluminium yang dilas menggunakan TIG pada posisi horizontal biasanya tidak memerlukan plat penahan (Backing Plat). Aluminium yang mempunyai ketebalan 1,5-10 mm mudah sekali dilas pada posisi horizontal.

    Pelaksanaan pengelasan sambungan kampuh pada posisi horizontal harus dilaksanakan dengan tebal plat dan ukuran yang sama seperti pada waktu mengelas sambungan posisi dibawah tangan dan vertikal. Dengan menggunakan daftar petunjuk spesifikasi pabrik. Untuk mengelas aluminium yang tebalnya 2 mm pada posisi horizontal harus melihat tabel 8 untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan.

    Setelah menyalakan busur api, kita supaya menggeser pembakar kekanan untuk membuat cairan yang pertama dengan cara yang sama seperti pada waktu mengelas posisi di bawah tangan. Pembakar dan bahan pengisi harus diatur kedudukannya seperti terlihat dalam gambar 43.

    Gambar 43. Las Kampuh posisi horizontal dari kiri ke kanan.

    Selanjutnya bahan pengisi dicelupkan ke dalam cairan sebelah depan pada saat pembakar digerakkan ke sisi sebelah belakang dari cairan. Mencelupkan bahan pengisi

  • DiktatLasTIG 2014

    41

    sambil menarik busur api akan mengakibatkan logam yang cair menjadi beku. Pengelasan posisi horizontal seperti halnya posisi di bawah tangan dan vertikal bisa dilaksanakan dari kedua sisi untuk menambah kekuatan. Jika sisi baliknya akan dilas, sebaiknya di buat alur yang kecil pada rigi-rigi las akar sebelum dilakukan pada sisi sebaliknya. Dengan ini akan menjamin bahwa tidak akan ada kotoran-kotoran yang masih ada akibat kurang sempurnanya gas pelindung pada rigi-rigi las akar (lapisan pertama).

    SAMBUNGAN TUMPANG dan SAMBUNGAN T

    Setelah kita merasa telah dapat melakukan pengelasan TIG dengan bagus pada plat aluminium sambungan kampuh, pelaksanaan seperti ini akan berguna untuk belajar mengelas sambungan tumpang dan sambungan T. Seperti halnya sambungan kampuh, sambungan tumpang dan sambungan T bisa dilaksanakan pada posisi di bawah tangan, horizontal dan vertikal. Tapi meskipun demikian, mengelas sambungan tumpang dan sambungan T harus lebih berhati-hati apalagi pada posisi di atas kepala.

    Faktor-faktor Praktis

    Untuk mengelas sambungan tumpang dan sambungan T pada tiap-tiap posisi, perlu kita memperhatikan faktor-faktor yang bermanfaat untuk empat macam posisi pengelasan. Pada umumnya mengatakan bawah faktor-faktor di bawah ini bisa digunakan untuk semua sambungan tumpang dan sambungan T.

    1. Tebal plat aluminium yang digunakan untuk praktik sebaiknya 2 mm dengan tanpa dimiringkan sisinya (kampuh I).

    2. Mesin las yang digunakan adalah mesin arus blak-balik frekuensi tinggi dengan penyetelan arus 140 ampere.

    3. Regulator dan Flowmeter gas argon diatur 16 Cfh 4. Nozzel pembakar berukuran 10 mm. 5. Sebaiknya digunakan elektrode jenis Tungsten Zirconium yang berdiameter 3

    mm.

    Gambar 44. Pengatur las TIG aluminium sambungan tumpang dan sambungan T.

  • DiktatLasTIG 2014

    42

    6. Keluarnya elektrode dari ujung pembakar sebaiknya 6 mm. 7. Bahan pengisi yang digunakan sebaiknya berdiameter lebih besar dari 2 mm. 8. Kedudukan pembakar selalu 45o dari kedua plat yang dilas (lihat gambar 44).

    Prosedur untuk mengelas setiap posisi dari sambungan tumpang dan sambungan T mungkin berbeda. Teknik-teknik dan metode-metode yang telah diterangkan di atas dapat membantu kita agar lebih hati-hati dalam mengelas. Sambungan Tumpang dan Sambungan T Posisi di Bawah Tangan Apabila mengelas sambungan tumpang dan sambungan T posisi di bawah tangan seperti terlihat dalam gambar II-25, kita harus mencoba mengatasi lelehan penembusan. Meskipun demikian perlu juga bagi kita pada saat mengelas kampuh aluminium yang tipis pada posisi di bawah tangan. Teknik untuk mengelas sambungan tumpang dan sambungan T sama seperti semua type las TIG, bahan pengisi terus-menerus dicairkan didalam cairan sepanjang jalannya pembakar. Biasanya pembakar tidak diayun selama pengelasan untuk mendapatkan hasil yang baik dan rigi-rigi las yang teratur. Dengan menggunakan plat aluminium tebal 2 mm untuk latihan pengelasan, kita akan menjadi terbiasa dengan memperkirakan sejumlah panas yang dibutuhkan untuk mencairkan aluminium. Pembakar harus dimiringkan hingga elektrodenya membentuk sudut 45o dengan kedua plat seperti terlihat pada gambar 44. Jika plat yang satu lebih tebal dari plat yang lain, elektrode harus sedikit diarahkan ke plat yang lebih tebal untuk memperoleh pencairan yang merata dan untuk mengurangi terjadinya undercutting. Ini akan mengakibatkan hasil rigi-rigi las menjadi baik dan kuat. Untuk membuat prosedur las lebih mudah, kita harus selalu mencoba menempatkan sambungan yang akan dilas sedemikian rupa sehingga bisa dilakukan pengelasan dari kanan ke kiri. Dengan jalan menyalakan dan menepatkan busur api pada ujung sebelah kanan dari sambungan yang akan dilas, selanjutnya kita dapat menggunakan teknik seperti yang telah dikembangkan untuk latihan las aluminium posisi di bawah tangan.

    Gambar 46. Sambungan tumpang dan sambungan T plat aluminium yang dilas dengan TIG

  • DiktatLasTIG 2014

    43

    Dengan seddikit memiringkan pembakar akan memungkinkan bagi kita untuk mengamati cairan. Bahan pengisi dapat dicelupkan ke dalam cairan ketika cairan sudah terlihat putih mengkilat. Seperti halnya dengan posisi di bawah tangan, bahan pengisi tidak boleh dicairkan dengan menggunakan busur api itu sendiri, jika hal ini terjadi maka akan terbentuk gumpalan-gumpalan seperti peluru di depan cairan las.

    Dengan menggunakan spesifikasi yang sudah diberikan untuk sambungan tumpang dan sambungan T pada posisi di bawah tangan dan beberapa latihan lainnya, kita masih akan mendapatkan kesulitan pada waktu mengelas sambungan seperti ini pada posisi di bawah tangan dari plat yang mempunyai ketebalan 10-1,5 mm.

    Sambungan Tumpang dan Sambungan T Posisi Horizontal

    Dengan menggunakan plat aluminium yang tebalnya sama seperti untuk posisi di bawah tangan, kita harus membersihkan dan mengelas pengikat untuk membentuk sambungan tumpang dan sambungan T pada latihan mengelas horizontal. Selanjutnya menempatkan benda kerja yang akan dilas pada posisi horizontal dengan menggunakan mal atau penjepit.

    Gambar 47. Sambungan tumpang dan sambungan T yang diatur untuk dilas posisi horizontal.

    Untuk las sudut posisi horizontal pada sambungan tumpang dan sambungan T, seperti biasa agar pembakarannya dimiringkan membentuk sudut 45o terhadap kedua plat. Disamping itu kita juga harus memiringkan pembakar ke arah jalannya pengelasan 5o 15o. Dengan cara demikian ini akan bisa diperoleh penembusan yang baik seperti yang terlihat pada gambar 48. Sambungan tumpang dan sambungan T dalam posisi ini dapat dilakukan pada plat aluminium yang mempunyai ketebalan 10 1,5 mm.

  • DiktatLasTIG 2014

    44

    Gambar 48. Pandangan samping dari sambungan T Horizontal.

    Selanjutnya busur api dapat dinyalakan setelah semua penyetelan dengan tebal plat yang dilas. Seperti pada gambar 44, kita harus menjaga panjang busur apii, usahakan panjang busur api sama dengan besarnya diameter elektrode. Dengan mempertahankan panjang busur api ini, kemungkinan terjadinya under cutting bisa dikurangi, sedangkan penembusan masih bisa dipertahankan dengan baik.

    Kecepatan pengelasan akan menentukan ukuran dari rigi-rigi las. Karena alasan ini maka kita harus mencoba untuk mengelas dengan cukuo cepat dan dengan penembusan yang sempurna. Sehingga lebar rigi-rigi las kira-kira dua kali diameter elektrode yang sedang digunakan.

    Gambar 49. Lebar rigi-rigi las sebaiknya 2x diamter elektrode pada sambungan tumpang.

    Pada waktu mengelas sambungan tumpang posisi horizontal, kita harus mencoba mengelas dari dua sisi sambungan dengan mencelupkan bahan pengisi masuk dan keluar pada sisi yang sebelah atas dari cairan las (lihat gambar 50). Pengelasan dua sisi sambungan dengan bahan pengisian dimiringkan akan menjamin untuk memperoleh sambungan yang kuat dan tidak ada under cutting.

  • DiktatLasTIG 2014

    45

    Gambar 50. Bahann pengisi harus dicelupkan dan diangkat pada sisi sebelas atas dari cairan.

    Sambungan Tumpang dan Sambungan T Posisi Vertikal

    Pengelasan sudut dalam sambungan tumpang dan sambungan T posisi vertikal dapat dilaksanakan dengan mudah pada plat aluminium yang mempunyai tebal 10-1,5 mm. Dengan mengikuti spesifikasi pabrik untuk setype sambungan. Setelah menyetel dua potong plat aluminium yang telah dibersihkan permukaannya, bentuklah sambungan T dan sambungan tumpang. Plat-plat tadi harus dilas pengikat. Setelah itu agar diatur untuk pengelasan posisi vertikal seperti terlihat pada gambar 51.

    Apabila hal ini sudah dilaksanakan, selanjutnya kita bisa menyalakan busur api yaitu sebelah bawah sambungan. Sebaiknya benda kerjanya dijepit supaya tidak goyang sehingga akan memudahkan pembuatan busur apinya. Disarankan untuk membuat busur api sedikit diatas sambungan paling bawah dan kemudian tarik keujung paling bawah untuk membentuk cairan yang pertama. Setelah menyalakan dan menempatkan pada titik yang diingkan, pembakar dan bahan pengisi harus dipertahankan tetap pada sudut seperti pada gambar 52.

  • DiktatLasTIG 2014

    46

    Gambar 51. Benda kerja yang diatur untuk pengelasan posisi vertikal.

    Apabila busur api sudah menyala, pembakar dan busurnya sudah diatur, bahan pengisi dicelupkan pada cairan dengan cara seperti yang telah diterangkan untuk mengelas posisi vertikal. Seperti biasa busur api ditarik kebelakan sampai ujung paling bawah dari cairan selagi bahan pengisi dicelupkan, demikian akan membiarkan cairan membeku sebelum pengelasan selanjutnya.

    Dengan mempertahankan lingkaran cairan tetap kecil pada permulaannya kita dapat mengatur banyaknya bahan pengisi yang dicelupakan dan akan mengatasi masalah gravitasi. Dengan banyak latihan kita akan dapat mengelas sambungan yang besar pada posisi vertikal untuk sambungan tumpang dan sambungan T dengan satu kali jalan. Kita harus mempertahankan ujung pembakar tetap 450 dari dua plat kecuali apabila salah satu plat dari plat dari pada plat yang lain. Maka pembakar agar ditunjukkan kearah plat yang lebih tebal untuk menjamin pencairan yang sama dari kedua plat.

  • DiktatLasTIG 2014

    47

    Gambar 52. Kedudukan pembakar TIG untuk mengelas posisi vertikal.

    Sambungan Tumpang dan Sambungan T diatas Kepala

    Pengelasan aluminium poosisi diatas kepala tidak di haruskan apabila masih bisa dilakukan pada posisi di bawah tangan. Tapi apabila hal initidak mungkin dilakukan maka petunjuk-petunjuk dibawah ini bisa membantu pekerrjaan menjadi lebih mudah.

    Pertama-tama arus las dapat dikurangi 5-10% dari arus yang digunakan untuk las posisi vertikal. Dalam hal ini akan membantu kita untuk mengamati cairan bilamana terpengaruh oleh tarikan grafitasi. Pembakaran dan bahan tambahan harus diatur pada sudut yang hampir sama dengan sudut yang digunakan untuk mengelas posisi di bawah tangan. Tetapi meskipun demikan kita bisa menggunakan sudut pembakar dan bahan pengisi seperti terlihat pada gambar 53.

    Gambar 53. Sudut pembakar dan bahan pengisi untuk las TIG sambungan tumpang posisi di atas kepala.

    Dengan cara ini kita bisa mengamati cairan las dengan mudah. Dengan mengatur mesin sesuai dengan petunjuk untuk sambungan tumpang dan sambungan T posisi di atas kepala, kita dapat menyalakan busur api pada sisi sebelah kanan dari las pengikat. Pembakarnya diatur pada sudut 450 dari kedua plat yang akan dilas. Dengan mengatur

  • DiktatLasTIG 2014

    48

    ukuran cairan las sedikit lebih kecil dari pada posisi pengelas yang lain, kita akan memperoleh sisi-sisi sambungan menimbulkan suatu kohesi (menempel) pada cairan dan ushakan cairan tetap kedudukannya.

    Selanjutnya bahan pengisi dapat dicelupkan ke dalam cairan seperti pada posisi pengelasan yang lain. Bagaimanapun juga kita boleh mengayun bahan pengisi dari sisi ke sisi yang lain dalam lingkaran cairan untuk memperoleh penembusan dan pencairan yang lebih baik. Selama mengelas diatas kepala, kita supaya menggerakkan busur api ke belakang agar cairan bahan pengisi lebih cepat membeku. Dengan cara demikian ini pengaruh tarikan grafitasi akan berkurang.

    SAMBUNGAN SUDUT dan SAMBUNGAN SISI

    Sambungan sudut dan sambungan alat dapat dilaksanakan pada semua posisi. Sambungan-sambungan ini dapat dibentuk dengan menggunakan plat aluminium yang mempunyai ketebalan 0,8-6 mm.

    Sambungan Sisi

    Sambungan alat biasanya tidak memerlukan bahan tambahan kecuali pada plat aluminium yang tebal. Spesifikasi seperti ini akan menjamin kita untuk mencapai sukses las sambungan sisi dengan menggunakan TIG. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pengalaman yang baik akan membantu kita dalam memahami prosedur yang diperlukan untuk sambungan sisi dengan las TIG.

    Gambar 54. Las sambungan sisi.

  • DiktatLasTIG 2014

    49

    Sambungan sudut

    Untuk sambungan sudut kemungkinan juga tidak membutuhkan bahan pengisi, kecuali plat aluminium yang tebal.

    Gambar 55. Sambungan sudut

    MENGELAS LOGAM TERTENTU dengan LAS ARGON

    Logam yang paling banyak dilas dengan menggunakan TIG adalah aluminium. Prosedur serta rekomendasi tentang las TIG aluminium yang telah diterangkan pada bab sebelum ini. Sebelum kita mencoba untuk mengelas logam lain, kita harus latihan mengelas aluminium dengan TIG sampai memperoleh hasil yang cukup baik.

    Di samping aluminium banyak jenis logam yang dapat dilas dengan hasil yang baik dengan menggunakan las Argon. Masalah utama las argon adalah mengelas dengan menggunakan gas pelindung supaya tidak kemasukan udara atmosfir. Hal ini dapat membantu kita untuk memperoleh hasil yang bagus hampir pada semua logam. Juga kebanyakan logam selain aluminium dan mgnesium tidak perlu adanya proses pembersihan oksidasi seperti pada mesin las DCRP dan pada setengah dari mesin las AC. Logam lain ini selanjutnya bisa dilas dengan menggunakan mesin las DCSP untuk memperoleh busur api yang stabil dan penembusan yang dalam.

    1. Mengelas Magnesium Bagi yang sudah baik dalam mengelas aluminium pada semua posisi pengelasan,kemungkinan masih akan memenuhi kesulitan dalam mengelas magnesium. Aluminium dan magnesium memang mempunya sifat yang sama pada waktu dilas dengan menggunakan las argon (TIG). Magnesium dan aluminium membutuhkan tindakan atau proses pembersihan oksidasi pada mesin DCRP atau pada setengah dari arus mesin AC. Pengelasan aluminium dengan menggunanakan las argon (TIG) dapat dilaksankan dengan tangan (manual) atau dengan mesin otomatis. Sampai pada saat ini, plat yang tebalnya 4 mm atau lebih tebal lagi di las dengan otomatis. Tetapi meskipun demikian las argon (TIG) dengan tangan masih digunakan untuk mengelas magnesium yang mempunyai ketebalan dari 1mm 9,5mm.

  • DiktatLasTIG 2014

    50

    Mesin las yang digunakan Untuk mengelas magnesium sebaiknya menggunakan mesin las AC. Kestabilan busur api bisa dipertahankan dengan menggunakan frekuensi tinggi yang dilaksanakan. Demikian juga arus AC mempunyai tindakan pemebersihan oksidai agar bisa diperoleh hasil pengelasan dengan perubahan sudut yang kecil. Kecepatan pengelasan bisa ditambah apabila menggunakan arus AC tanpa khawatir adanya kotoran oksidasi. Dengan menambah kecepatan ini sebaliknya akan mengurangu biaya pengelasan. Tabel 9 menunjukkan rekomendasi arus AC frekuensi tinggi untuk mengelas magnesium.

    Gambar 86. Mesin las TIG dengan arus AC frekuensi tinggi.

    Demikian juga mesin las DCRP akan memperoleh kualitas yang baik untuk mengelas Magnesium karena mempunyai tindakan pembersihan oksidasi. Namun dengan ampere yang rendahpun sudah bisa mengakibatkan elektrode Tungsten terlalu panas, dan ini adalah suatu masalah pada saat menggunakan arus AC. Dimana kemungkinan terjadinya perubahan sudut juga suatu masalah. Tetapi meskipun demikian DCRP bisa dipakai sebagai pengganti mesin AC.

    Tabel 9. Rekomendasi Las TIG untuk Mengelas Magnesium.

    TabelPlatMagnesium

    2*TypeSambungan

    3*DiameterTungsten

    4*DiameterBahan

    TambahanDiameterNozzle

    AliranGas

    Pelindung(Cfh)

    1*ArusLasACHF

    (Ampere)

    Jumlahlapisanlas

    KecepatanpengelasanInc/menit

    1mm KampuhI 1,6mm 2,4mm 6,4mm 15 2540 1 201mm Sudutdalam 1,5mm 2,4mm 6,4mm 15 3045 1 201,6mm KampuhI 1,6mm 2,4mm 6,4mm 15 4560 1 201,6mm Sudutdalam 1,6mm 2,4mm 6,4mm 15 4560 1 202mm KampuhI 1,6mm 2,4mm 6,4mm 15 6075 1 172mm Sudutdalam 1,6mm 2,4mm 6,4mm 15 6075 1 172,8mm KampuhI 2,4mm 3,2mm 8mm 15 80100 1 17

  • DiktatLasTIG 2014

    51

    2,8mm Sudutdalam 2,4mm 3,2mm 8mm 15 80100 1 173,2mm KampuhI 2,4mm 3,2mm 8mm 25 95115 1 173,2mm Sudutdalam 2,4mm 3,2mm 8mm 25 95115 1 174,8mm KampuhV 3,2mm 3,2mm 9,5mm 25 95115 2 196,4mm KampuhV 3,2mm 4,8mm 12,7mm 25 110130 2 249,5mm KampuhV 3,2mm 4,8mm 12,7mm 30 135165 2 20

    1* Tambah ampere apabila menggunakan Back Up (pelapis bawah).

    2* Data untuk posisi di bawah tangan, kurangi 10% sampai dengan 20% bilamana mengelas pada posisi horizontal, vertikal dan diatas kepala.

    3* elektrode Tungsten : pilihan pertama adalah Zirconium EWZr. Pilihan kedua adakah Tungsten Murni EWP.

    4* Bahan tambahan yang paling umum digunakan untuk paduan Magnesium yang populer adalah Az-A61.

    5* Gas pelindungyang diguuakan umumnya adalah argon, meskipun demikian campuran 75% helium + 25% argon adalah populer. Untuk plat yang lebih tebal digunakan gas helium (2x gas argon).

    Gas Pelindung

    Pada umunya gas helium lebih disukai dari pada gas argon untuk gas pelindung pada waktu mengelas magnesium, sebab busur nyala api bisa lebih stabil. Meskipun demikian gas argon juga tetap digunakan terutama jika terdapat masalah Under Cutting. Busur api yang lebih panas ini akan diperoleh dengan menggunakan gas helium sebagai pelindungnya yang akan mengakibatkan Under Cutting dan sulit dipakai untuk mengelas plat Magnesium yang tipis. Bagi plat Magnesium yang tebal, gas helium akan mengakibatkan penembusan yang lebih dalam.

    Pada waktu mengelas plat yang tipis kita akan menemukan bahwa dengan menggunakan argon murni atau kombinasi argon-helium akan membantu kita untuk dapat mengamati lebih baik agar tidak terjadi sambungan las menjadi rusak. Apabila menggunakan kombinasi gas argon-helium, campurannya adalah 25% argon dan 75% helium, seperti yang terlihat dalam tabel 8.

    Elektroda

    Untuk mengelas Magnesium dengan TIG, kestabilan busur api listrik akan berbeda apabila diperhatikan. Apakah kita menggunakan Tungsten murni, Tungsten Zirconium atau Tungsten Thorium 2%. Kebanyakan orang yang bekerja dengan menggunakan las TIG untuk mengelas magnesium lebih senang menggunakan Tungsten

  • DiktatLasTIG 2014

    52

    Zirconium. Pada umumnya elektrode Tungsten Zirconium dapat dipakai untuk arus las yang lebih tinggi daripada Tungsten murni. Hal ini mengakibatkan Tungsten Zirconium lebih populer untuk mengelas pekerjaan yang sedemikian ini.

    Tabel 8 memberikan petunjuk tentang diameter elektrode sesuai dengan Nozzle yang digunakan. Bentuk ujung dari elektrode Tungsten sama dengan untuk mengelas aluminium yang berbentuk bola.

    Gambar 57. Elektrode untuk mengelas Magnesium dan Aluminium mempunyai ujung bentuk bola.

    Posisi dan Sambungan-sambunngan Las.

    Magensium dapat dilas pada posisi di bawah tangan, horizontal, vertikal dan di atas kepala dengan menggunakan arus seperti yang tertera dalam tabel 8. Apabila pengelasan dilaksanakan selain posisi di bawah tangan, amperenya harus dikurangi kira-kira 10% - 20% dari nilai yang ada pada tabel untuk memudahkan pengamatan cairan las.

    Sambungan kampuh I dapat dilaksanakan dengan menggunakan plat magnesium yang tebalnya sekitar 1 mm 1,8 mm pada posisi pengelasan seperti tersebut di atas. Sedangkan sambungan T dan sambungan tumpang dapat dilaksanakan dengan menggunakan plat magnesium yang tebalnya dari 1 mm sampai dengan 3,2 mm tanpa menggunakan kampuh V.

    Magnesium yang lebih tebal (5 mm 10 mm) sisinya harus dibuat kemiringan (kampuh V) sebelum dilas termasuk sambungan T dan sambungan tumpang.

    Prosedur khusus

    Pada umumnya teknik yang digunakan untuk mengelas aluminium sama dengan yang digunakan untuk mengelas magnesium. Hal ini adalah benar terutama dalam hal membersihkan benda kerja dari oksidasi, karena magnesium memerlukan pembersihan yang benar-benar seperti yang dilaksanakan pada aluminium sebelum memulai megelas seperti terlihat dalam gambar 58.

  • DiktatLasTIG 2014

    53

    Gambar 58. Permukaan Magnesium harus dibersihkan kira-kira sejarak 20 mm pada tempat yang akan dilas sams seperti pada

    aluminium. Cara membersihkannya sama.

    Kita harus membersihkan permukaan benda kerja maupun tambahannya untuk meyakinkan bahwa oksidasi yang dapat menyebabkann kotoran pada las-lasan bisa hilang sama sekali. Apabila gagal pada waktu mengelas Magnesium dengan TIG biasanya kegagalan terjadi pada daerah yang terkena pengaruh panas (HAZ) yang disebabkan oleh butiran-butiran yang timbul dari panas las.

    Pada waktu mengelas benda yang tebal, kita harus menggunakan gas Helium 100% sebagai pelindung agar penembusan busur api lebih dalam, aliran gas helium diatur kira-kira 2 Cfh untuk gas argon. Teknik yang lain sama seperti untuk aluminium.

    Gambar 59. Kebanyakan kegagalan dalam mengelas magnesium dengan menggunakan TIG adalah karena retakan terjadi pada daerah

    yang terkena pengaruh panas (HAZ).

    2. Mengelas Stainless Steel Dirasakan bahwa mengelas stainless steel lebih mudah daripada aluminium dan magesium, karena ada perubahan warna pada logam dan waktu yang diperlukan saat mengelas, sebab pemencaran panas pada aluminium sangat cepat. Jadi aluminium membutuhkan panas yang lebih banyak dan kecepatan pengelasan yang lebih tinggi daripada stainless steel.

  • DiktatLasTIG 2014

    54

    Dengan menggunakan kecepatan yang lebih rendah, pengamatan bisa dilakukan lebih cermat pada waktu mengelas stainless steel, dan biasanya akan lebih meyakinkan bagi kita untuk memperoleh hasil pengelasan yang lebih mantap.

    Ujung permulaan las stainless steel memerlukan panas yang sedikit saja, meskipun aluminium tidak memberikan perubahan warna yang dapat dilihat, sedangkan stainless steel membantu kita dengan perubahan warna yang menunjukkan semakin lama semakin panas. Panas yang diberikan pada stainless steel sangat banyak apabila cairan las tidak bisa diamati dan daerah las nampak berwarna ungu tua.

    Dengan pengalaman kita akan dapat belajar mengatur panas dan kecepatan las sembari mengawasi perubahan warna ini.

    Mesin yang digunakan

    Mesin las DCSP biasanya lebih disukai untuk mengelas satinless steel. Meskipun DCSP lebih banyak digunakan untuk mengelas aluminium dan magnesium karena adanya tindakan membersihkan oksidasi. Las TIG untuk stainless steel dan baja carbon lebih baik dilaksanakan dengan DCSP. Arus frekuensi tinggi sering digunakan untuk permulaan membuat busur api pada mesin DC.

    Gas pelindung

    Biasanya digunakan gas argon sebagai pelindung pada waktu mengelas satinless steel dangan TIG. Biasanya juga digunakan campuran 25% argon dan 75% helium untuk memperoleh penembusan plat stainless steel yang tebal. Tabel 10 adalah rekomendasi gas pelindung dan aliran Cfh untuk mengelas stainless steel dengan TIG.

    Gambar 60. Bentuk ujung Tungsten untuk mengelas stainless steel dan baja carbon.

    Bagan tambahan

    Bahan tambahan stainless steel harus mempunyai type yang sama dengan bahan yang dilas. Tabel 11 memperlihatkan rekomendasi dari bahan tambahan untuk bermacam-macam type stainless steel. Dalam beberapa hal, bahan tambahan yang lebih kecil akan diperoleh hasil pengelasan yang lebih baik sebab hanya membutuhkan panas

  • DiktatLasTIG 2014

    55

    yang sedikit untuk mencairkan. Diameter yang lebih besar akan sulit mencairkan dan lebih sulit bagi orang yang baru.

    Tabel 11. Rekomendasi bahan tambahan stainless steel untuk las TIG dan MIG

    TypeAISI

    Typekomposisibahantambahan1*Penggunaan

    C Mn Si Cr Ni yanglain308L3* 0,025 1,8 0,4 20,6 9,7

    untukmengelastype304,398,321dan347

    308L 0,025 1,8 0,85 20,6 9,7 untukmengelastype301,304,terutamapipa

    HiSil2* 0,025 1,8 0,4 24 13,5 untukmengelastype309danyangmengandungCrsajabilatidakperlu

    diHeatTreatment301 0,12 1,8 0,45 26 21 untukmengelas310,lapisandan304316 0,025 1,8 0,35 19,5 13 2,3Mo untukmengelastype316L3316L 0,025 1,8 0,85 19,5 13 2,3Mo untukmengelastype316,terutama

    pipa317L 0,025 1,8 0,4 19 12,5 3,3Mo untukmengelastype317347 0,06 1,3 0,4 19,5 9,5 0,9Cb

    untukmengelastype321dan347dimanadibutuhkantahankarat

    makimum

    1* Sisanya adalah besi

    2* Hi Sil berarti mengandung Si yang tinggi hampir 2 kali lipat

    3* L berarti karbon rendah, maksimum 0,03% C

    Posisi dan Sambungan Las

    Staunless steel dapat dilas dengan mudah pada semua posisi pengelasan, meskipun demikian disarankan agar amperenya dikurangi kira-kira 10% - 20% untuk mengelas pada posisi horizontal, vertikal dan di atas kepala supaya pengamatan cairan las lebih cermat. Setelah mengatur ampere untuk mengelas di bawah tangan, kita harus mempraktikan mengelas pada posisi yang lain dengan mengurangi sedikit demi seddikit arus lasnya dari 10% - 20%. Jika pengelasan posisi di bawah tangan bisa diperoleh hasil yang bagus dengan 100 Ampere, maka posisi pengelasan di atas kepala harus dilaksanakan antara 80 90 Ampere dengan perubahan-perubahan hingga diperoleh hasil pengelasan yang baik. Untuk stainless steel yang tebalnya kurang dari 1,5 mm biasanya dilas dengan kampuh I.

  • DiktatLasTIG 2014

    56

    Sambungan sudut dan tumpang bisa dilaksanakan dengan tebal plat dari 1,5 sampai 12,5 mm. Kampuh V biasanya tidak diperlukan pada stainless steel kurang dari 6mm.

    Posisi Khusus

    Bagi orang yang baru praktik mengelas pada bahan stainless steel, pertama-tama harus melakukan las pengikat dan menjepit plat stainless steel tadi. Karena perubahan sudut pada bahan stainless steel lebih besar dari pada baja karbon dan baja paduan. Dalam hal ini diperlukan pengikat yang bagus untuk mengatasi terjadinya perubahan sudut selama pengelasan.

    Pengelasan sambungan T dari bahan stainless steel biasanya dikerjakan selagi masih dijepit/diikat dengan plat tembaga (Backing). Plat tembaga ini akan menekan cairan yang akan mengakibatkan sambungan las rusak. Ini adalah merupakan masalah yang ada ppada pengelasan stainless steel. Rusaknya sambungan las adalah masalah khusus yang sulit bagi orang yang baru untuk mengamatinya. Dengan melakukan pemanas pendahuluan pada plat temabag dengan las otogen sekitar 3000 C akan menjamin untuk memperoleh penembusan yang baik dan pencairan akan sama.

    Apabila mengelas stainless steel dengan TIG, seperti logam yang lain, kita harus mendorongkan bahan tembaga pada saat mencelupkan ke dalam cairan untuk memperoleh hasil rigi-rigi yang bagus demikian juga penembusannya.

    Pada waktu mengelas sambungan T cairan las akan bergerak ke atas apabila pembakar digerakkan, tidak seperti cairan baja karbon yang mudah bergerak ke atas pada sambungan T. Pada sambungan T