bidang arsip dan museum -...

63
RISALAH RAPAT PARIPURNA DPR RI MENGENAI PEMBICARAAN TINGKAT II RUU TENTANG PEMILIHAN UMUM KAMIS, 20 JULI 2017 KETUA RAPAT (H. FADLI ZON, S.S., M.Sc.): Yang terhormat para Anggota Dewan, Hadirin yang kami muliakan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pertama mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa mengikuti Rapat Paripurna ini dalam keadaan sehat wal’afiat dalam melaksanakan tugas konstitusional kita. Menurut catatan Sekretariat Jenderal DPR RI daftar hadir pada permulaan Rapat Paripurna DPR RI hari ini telah ditandatangani 385 Anggota dari seluruh fraksi. Dengan demikian kuorum telah tercapai. Dan dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, perkenankan kami selaku Pimpinan Dewan membuka Rapat Paripurna DPR RI ke- 32 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2016-2017 hari Kamis tanggal 20 Juli 2017 dan kami nyatakan terbuka untuk umum. (RAPAT DIBUKA PUKUL …… WIB) Hadirin yang kami hormati, Mari kita berdiri menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. (MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA) Hadirin kami perilakan duduk kembali. Sidang Dewan yang kami hormati, Sesuai hasil keputusan Rapat Konsultasi pengganti Rapat Bamus DPR RI antara Pimpinan DPR dan Pimpinan Fraksi-fraksi tanggal 10 Juli 2017, acara Rapat Paripurna hari ini adalah: “Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum” Kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah acara rapat tersebut dapat disetujui? (RAPAT: SETUJU) BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

RISALAH RAPAT PARIPURNA DPR RI MENGENAI PEMBICARAAN TINGKAT II RUU TENTANG PEMILIHAN UMUM

KAMIS, 20 JULI 2017 KETUA RAPAT (H. FADLI ZON, S.S., M.Sc.): Yang terhormat para Anggota Dewan, Hadirin yang kami muliakan, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pertama mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa mengikuti Rapat Paripurna ini dalam keadaan sehat wal’afiat dalam melaksanakan tugas konstitusional kita. Menurut catatan Sekretariat Jenderal DPR RI daftar hadir pada permulaan Rapat Paripurna DPR RI hari ini telah ditandatangani 385 Anggota dari seluruh fraksi. Dengan demikian kuorum telah tercapai. Dan dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, perkenankan kami selaku Pimpinan Dewan membuka Rapat Paripurna DPR RI ke-32 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2016-2017 hari Kamis tanggal 20 Juli 2017 dan kami nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL …… WIB) Hadirin yang kami hormati, Mari kita berdiri menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

(MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA) Hadirin kami perilakan duduk kembali. Sidang Dewan yang kami hormati, Sesuai hasil keputusan Rapat Konsultasi pengganti Rapat Bamus DPR RI antara Pimpinan DPR dan Pimpinan Fraksi-fraksi tanggal 10 Juli 2017, acara Rapat Paripurna hari ini adalah:

“Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum”

Kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah acara rapat tersebut dapat disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 2: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terima kasih. Sidang Dewan yang kami hormati, Perlu kami beritahukan bahwa Pimpinan DPR RI menerima Surat Keputusan Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian Pergantian Antar Waktu Anggota DPR dan Anggota MPR Sisa Masa Jabatan Tahun 2014-2019 yaitu Saudara Drs. Erwin T.P.L. Tobing menggantikan Saudari dr. Karolin Margret Natasha dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan daerah pemilihan Kalimantan Barat. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Peraturan DPR RI tentang Tatib yang berbunyi: “Anggota pengganti antar waktu sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Pimpinan DPR dalam Rapat Paripurna DPR.” Berdasarkan hal tersebut kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat apakah kita dapat melakukan pelantikan Anggota Pengganti Antar Waktu DPR RI terlebih dahulul? Setuju? (RAPAT: SETUJU) Baik, terima kasih. Kami persilakan kepada Sekretariat Jenderal untuk menyelenggarakan upacara pelantikan Anggota Pengganti Antar Waktu DPR RI. MC: Persiapan pelantikan Anggota DPR. Anggota DPR yang akan dilantik dipersilakan menempati tempat yang telah ditentukan.

(PROSES PELANTIKAN ANGGOTA PENGGANTI ANTAR WAKTU) KETUA RAPAT: Baik, kita lanjutkan. Sebelum memulai acara, Pimpinan Dewan mengucapkan selamat kepada Anggota Anggota yang baru saja dilantik. Semoga dengan bergabungnya Saudara akan lebih memperkuat pelaksanaan tugas-tugas konstitusional Dewan. Kita berharap kepada Sekretarian Jenderal untuk mengundang Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya. Yang kami hormati Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia beserta Jajaran, INTERUPSI F-PKS (H. ROFI MUNAWAR, Lc.): Interupsi, Pimpinan. Rofi Munawar. KETUA RAPAT: Sebentar ya.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 3: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Yang kami hormati Menteri Keuangan Republik Indonesia beserta Jajarannya, Yang kami hormati Menteri Hukum dan HAM beserta Jajarannya, Sidang Dewan yang kami hormati, Mungkin singkat saja ya. Silakan sebelum kita mulai, Pak. F-PKS (H. ROFI MUNAWAR, Lc.): Terima kasih, Pimpinan. Mungkin kita melihat dinamika akhir-akhir ini yaitu yang terkait dengan agresi Israel di Palestina. Jadi mungkin saya perlu untuk menyampaikan ini dalam kaitan dengan sikap politik Indonesia. Kita tahu bahwa beberapa hari yang lalu Sirael itu menutup Masjidil Aqsa dan kemudian 2 hari kemudian dia menembak imam masjid Masjidil Aqsa yang bernama Syeikh Ikrima Sabri. Karena itu maka pada kesempatan ini penting rasanya untuk kita sampaikan bahwa Indonesia memiliki sikap yang jelas terkait dengan masalah Palestina yaitu mendukung kedaulatan Palestina dan itu sudah diungkapkan di dalam beberapa forum dan sudah disampaikan secara resmi, baik oleh pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi maupun oleh DPR. Pada saat yang sama kita juga mengetahui bahwa Indonesia ini adalah sedikit negara yang memiliki konsulat kehormatan di Palestina. Dan kita juga tahu bahwa di tahun yang lalu ketika kita membuka konsulat ini itu dilarang oleh Israel ke Ramallah dan akhirnya kemudian konsulat ini kita resmikan di Yordan kalau tidak salah waktu itu. Karena itu terkait dengan dinamika akhir-akhir ini saya kira kita mengutuk keras agresi Israel kepada Palestina yang kemarin terjadi itu dan sekarang masih terus berlangsung. Alhamdulillah mungkin dengan desakan dari berbagai macam pihak sekarang ini masjid sudah dibuka dan sudah diperbolehkan untuk adzan. Tapi saya kira mindset agresi mereka ini tentu harus dihentikan. Karena itu pertama-tama kita mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini untuk segera mengakhiri apa yang terjadi di Israel sekarang atau di Palestina sekarang. Kemudian yang kedua tentu kita juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan sikap resmi terkait dengan masalah ini. Karena kita belum mendengar itu dari pemerintah. Tentu dari DPR juga demikian. Karena pertama-tama apa yang terjadi di Palestina sekarang ini bertentangan dengan konstitusi kita, khususnya di Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di alinea yang pertama. Yang kedua, tentu ini adalah pelanggaran HAM berat, karena menghalang-halangi orang untuk melaksanakan kepentingan dan syari’at agamanya. Kita di GKSB Palestina kemarin juga sudah ke sana dan itupun kemudian dilarang dan tidak bisa masuk. Artinya kesewenang-wenangan mereka ini juga sudah berimplikasi kepada negara-negara yang lain, bahwa negara-negara yang ingin berkomunikasi dengan Palestina itu ternyata mereka juga kemudian melarangnya. Karena itu kami ingin mempertegas pada kesempatan ini agar DPR juga mengutuk keras apa yang terjadi di Palestina sekarang, meskipun mungkin sekarang ini dibuat seperti diulur-ulur begitu, dibuka, nanti ketika ada lagi ditutup, dibuka, nanti lagi ditutup. Itu saja, Pimpinan. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 4: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Baik, terima kasih. Pak Rofi adalah Wakil Ketua BKSAP. Saya pikir ini adalah masukan yang perlu dibicarakan dan dibahas bagi sikap DPR.

Perlu kami sampaikan juga di balkon, di sini ada tamu dari Parlemen Republik Ceko yang hadir di sini. Kami persilakan berdiri. Please stand up our college member of Parliament from Czech Republic. Welcome to The House of Representatives. Negara yang paling banyak juga dikunjungi oleh DPR ini.

Baik, mari kita masuki acara Rapat Paripurna Dewan hari ini yaitu Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Berdasarkan ketentuan Pasal 171 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 pembicaraan tingkat II merupakan pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna dengan kegiatan: a. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini

DPD dan hasil pembicaraan tingkat I, b. Pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan Anggota secara

lisan yang diminta oleh Pimpinan Rapat Paripurna, dan c. Pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.

Berkenaan dengan hal tersebut kami persilakan kepada Pimpinan Pansus RUU DPR RI yang terhormat Saudara Ir. H. MUHAMAD LUKMAN EDI, M.Si. untuk menyampaikan laporannya. Kami persilakan. INTERUPSI F-GERINDRA (H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H, M.Hum.): Interupsi, Pimpinan. Raden Syafi’I, Dapil Sumut I. KETUA RAPAT: Mungkin setelah laporan dibacakan ya. INTERUPSI F-GERINDRA (H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H, M.Hum.): Kalau begitu jadikan daftar, Pimpinan. KETUA RAPAT: Ya. F-GERINDRA (H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H, M.Hum.): Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 5: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

PIMPINAN PANSUS (Ir. H. MUHAMAD LUKMAN EDI, M.Si.): LAPORAN PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI KAMIS, 20 JULI 2017 Yang terhormat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia beserta seluruh Jajarannya, Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia beserta Jajarannya, Yang terhormat Menteri Keuangan Republik Indonesia beserta Jajarannya, Yang terhormat Pimpinan dan Anggota DPR RI, serta Hadirin/hadirat sekalian yang berbahagia, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa pada hari ini kita dapat hadir dalam Rapat Paripurna DPR RI dalam keadaan sehat wal’afiat. Berkenaan dengan hal ini pula kiranya kesempatan ini kita dapat mencermati lebih lanjut terhadap apa-apa yang sudah dilakukan terhadap pemilihan umum di Indonesia yaitu dalam konteks RUU tentang Pemilihan Umum sebagai bagian dari agenda legislasi nasional. Ini sebagaimana sudah dimandatkan oleh Rapat Paripurna kepada Pansus untuk tugas membahas lebih lanjut. 1. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 14/PUU-XI/2013 tentang Pengujian

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Surat Presiden Republik Indonesia Nomor R-66/Pres/X/2016 tertanggal 22 Oktober 2016 tentang Penyampaian Draft RUU tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Pembentukan Keanggotaan Pansus RUU tentang Pemilihan Umum ditetapkan dengan surat keputusan Ketua DPR Nomor 15/DPR RI/I/2016 tanggal 28 Oktober 2016.

Agenda Pansus Rapat pemilihan dan penetapan Pimpinan Pansus dilaksanakan pada hari Senin, 21 November 2016, dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI bidang Politik dan Keamanan. Rapat tersebut menetapkan unsur Pimpinan Pansus RUU tentang Pemilihan Umum melalui pengambilan keputusan berdasarkan voting yaitu terhadap sistem paket suara terbanyak dan menetapkan unsur Pimpinan Pansus RUU tentang Pemilihan Umum sebagai berikut: 1. Ir. H. MUHAMAD LUKMAN EDI, M.Si. dari Fraksi PKB sebagai Ketua Pansus 2. Ir. H. AHMAD RIZA PATRIA, M.B.A. dari Fraksi Partai Gerindra sebagai Wakil

Ketua Pansus

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 6: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

3. Dr. BENNY K. HARMAN, S.H. dari Fraksi Partai Demokrat sebagai Wakil Ketua Pansus

4. H. YANDRI SUSANTO dari Fraksi PAN sebagai Wakil Ketua Pansus. Adapun daftar nama Anggota Pansus Pemilihan Umum sesuai SK Pimpinan DPR RI sebagai berikut: 1. ARIF WIBOWO dari PDI Perjuangan 2. H. R. ERWIN MOESLIMIN SINGAJURU, S.H., M.H. dari PDI Perjuangan 3. TRIMEDYA PANJAITAN, S.H., M.H. dari PDI Perjuangan 4. DIAH PITALOKA, S.Sos. dari PDI Perjuangan 5. ESTI WIJAYATI dari PDI Perjuangan 6. Drs. SIRMADJI, M.Pd. dari PDI Perjuangan 7. RAMBE KAMARUL ZAMAN, M.Sc., M.M. dari Fraksi Partai Golkar 8. AGUNG WIDYANTORO, S.H., M.Si. dari Fraksi Partai Golkar 9. Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, M.P.P. dari Fraksi Partai Golkar 10. H. AHMAD ZACKY SIRADJ dari Fraksi Partai Golkar 11. AGUN GUNANJAR SUDARSA, M.Si. dari Fraksi Partai Golkar 12. Ir. ENDRO HERMONO, M.B.A. dari Fraksi Partai Gerindra 13. H. MOH NIZAR ZAHRO, S.H. dari Fraksi Partai Gerindra 14. SUPRATMAN, S.H., M.H. dari Fraksi Partai Gerindra 15. DIDIK MUKRIANTO, S.H. dari Fraksi Partai Demokrat 16. Ir. FANDI UTOMO dari Fraksi Partai Demokrat 17. H. TOTOK DARYANTO, S.E. dari Fraksi PAN 18. VIVA YOGA MAULADI, M.Si. dari Fraksi PAN, 19. NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ, S.Th.I. dari Fraksi PKB 20. Drs. AL MUZZAMMIL YUSUF, M.Si. dari Fraksi PKS 21. SUTRIYONO, S.Pd., M.Si. dari Fraksi PKS 22. Dr. H. MZ. AMIRUL TAMIM, M.Si. dari Fraksi PPP 23. AHMAD BAIDHOWI dari Fraksi PPP 24. JOHNNY G. PLATE, S.E. dari Fraksi Partai Nasdem 25. RUFINUS HOTMAULANA HUTAHURUK dari Fraksi Partai Hanura

Dalam rentang pembahasan Panja, Timus dan Timsin telah terjadi penggantian keanggotaan Pansus tentang Pemilihan Umum sebagai berikut: 1. HENKY KURNIADI dari PDI Perjuangan 2. Dr. JUNIMART GIRSANG, S.H., M.B.A., M.H. dari PDI Perjuangan 3. Ir. BAMBANG WURYANTO, M.B.A. dari PDI Perjuangan 4. ABIDIN FIKRI, S.H. dari PDI Perjuangan 5. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. dari Fraksi Partai Golkar 6. H. BAMBANG RIYANTO, S.H., M.H., M.Si. dari Fraksi Partai Gerindra 7. SITI MASRIFAH dari F-PKB 8. H. MUHAMAD ARWANI THOMAFI dari PPP 9. H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H. dari Fraksi Partai Nasdem

Dalam rangka mencari masukan-masukan terhadap substansi materi RUU, Pansus mengagendakan kegiatan-kegiatan rapat dalam bentuk RDPU dengan berbagai lembaga. Kementerian, organisasi dan/atau akademisi seperti; 1. Konsultasi dengan Mehkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung Republik

Indonesia, 2. Rapat Kerja dengan Kapolri, Jaksa Agung dan Panglima TNI,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 7: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

3. Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP),

4. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Institut Teknologi Bandung, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan PT. INTI,

5. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Sekretariat Bersama (Sekber) Kodidikasi Undang-Undang tentang Pemilihan Umum dan Sindikasi Pemilihan Umum dan Demokrasi,

6. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, antara lain Prof. Topo Santoso, Prof. Harkristuti Harkrisnowo dan Dr. Dian Puji Simatupang dan hakim anggota Mahkamah Agung RI Prof. Dr. Suryajaya, S.H., M.Hum.,

7. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Pers,

8. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), LSM kemitraan dan Ketua Center for Election and Political Party,

9. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Ketua Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan (GPSP), Ketua Majulah Perempuan Indonesia (MPI), Kaukus Perempuan Republik Indonesia, Akademisi dari Universitas Indonesia dan Kepala Pusat Kajian Politik (Puskapol),

10. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Partai Idaman, Partai Perindo, Partai Berkarya, Partai Solidaritas Indonesia, Saudara Effendi Gazali sebagai Pengkaji bisa review ke Mahkamah Konstitusi soal pemilihan umum,

11. Rapat Dengar Pendapat dan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Dirjen APTIKA Kominfo dengan menghadirkan provider Twitter, Google, Yahoo, Facebook dan Instagram dan Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI),

12. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Perkumpulan Kalangan Kaum Disabled dan Asosiasi Diaspora Warga Negara Indonesia di luar negeri dalam memperoleh masukan terkait substansi di dalam RUU Pemilihan Umum ini, dan

13. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan DPRD Aceh dan DPRD Kalimantan Timur.

Selain itu Pansus RUU tentang Pemilihan Umum juga telah menyerap

aspirasi di daerah dengan melakukan kunjungan kerja ke komisi yang terbagi dalam tiga gelombang: - Gelombang pertama ke Provinsi Jawa Timur, Kepulauan Riau dan Nusa

Tenggara Timur, - Gelombang kedua ke Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Kalimantan Timur,

serta - Gelombang ketiga, kunjungan kerja Pansus ke Provinsi Aceh.

Kemudian Pansus RUU tentang Pemilihan Umum ini juga telah menyerap aspirasi dengan melakukan kunjungan lapangan ke berbagai grup media massa seperti Kompas Grup, MNC, GPNM, Trans Media, Viva Grup, Mahaka Media, Media Grup, Tempo Grup, Lippo Grup, Lembaga Penyiaran Publik, TVRI, RRI dan Antara. Pansus RUU tentang Penyelenggara Pemilihan Umum juga telah melakukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 8: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

pendalaman materi ke dua negara yaitu Jerman dan Meksiko pada tanggal 11-17 Maret 2017 dalam rangka mempelajari berbagai substansi yang terdapat di kedua negara tersebut. Dalam kunjungan ini Pansus RUU tentang Pemilihan Umum di Meksiko bertemu dengan KPU di Meksiko, Kemendagri di Meksiko dan Pengadilan Khusus Pemilihan Umum di Meksiko. Sedangkan untuk di Jerman Pansus RUU Pemilihan Umum berkunjung untuk mencari masukan ke Mahkamah Konstitusi di Jerman, KPU di Jerman dan bertemu akademisi dari perguruan tinggi di Jerman. Dengan demikian Pansus telah melakukan berbagai kegiatan rapat dalam rangka penyelesaian RUU tentang Pemilihan Umum. Adapun rapat-rapat tersebut yaitu Rapat Pimpinan sebanyak 4 kali, Rapat Intern Pansus sebanyak 4 kali, Rapat Kerja sebanyak 18 kali, Rapat Dengar Pendapat sebanyak 3 kali, Rapat Dengar Pendapat Umum sebanyak 7 kali, Rapat Panitia Kerja sebanyak 18 kali, Rapat Tim Perumus sebanyak 9 kali, Rapat Tim Sinkronisasi sebanyak 4 kali. Total rapat yang dilakukan oleh Pansus RUU Pemilihan Umum sebanyak 67 kali rapat.

Isu-isu krusial, ini masuk dalam substansi, beberapa isu krusial yang di dalam RUU ini mendapat perhatian dan disepakati untuk dijadikan norma antara lain sebagai berikut: 1. Syarat umur pemilih

Pansus bersepakat bahwa pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah genap 17 tahun atau berumur di atas 17 tahun atau sudah pernah menikah.

2. Kedudukan KPU Pansus bersepakat bahwa KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota bersifat tetap atau permanen.

3. Perlu atau tidaknya kepala daerah yang dicalonkan partai politik, gabungan partai politik sebagai presiden atau wakil presiden minta izin ke presiden. Dalam hal ini Pansus memutuskan untuk diberikan batas waktu paling lama 30 hari. Jika 30 hari tidak terpenuhi, maka izin tidak perlu atau izin tidak diperlukan.

4. Persyaratan verifikasi partai politik menjadi peserta pemilihan umum Pansus bersepakat bahwa syarat-syarat tidak mengalami perubahan dan ditambahkan ayat (3) yang berbunyi: “Partai politik yang telah lulus verifikasi tidak diverifikasi ulang dan ditetapkan sebagai partai politik peserta pemilihan umum”.

5. Terkait perselisihan partai politik peserta pemilihan umum Pansus sepakat bahwa dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan partai politik, kepengurusan partai politik tingkat pusat yang menjadi peserta pemilihan umum dan dapat mendaftarkan pasangan calon dan calon Anggota DPR, calon Anggota DPRD Provinsi dan calon Anggota-anggota DPRD Kabupaten/Kota merupakan kepengurusan partai politik tingkat pusat yang sudah memperoleh putusan mahkamah partai atau nama lain dan didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

6. Penataan Dapil yaitu terkait jumlah kursi Anggota DPR RI, jumlah kursi setiap Dapil Anggota DPR, jumlah kursi setiap Dapil Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk Dapil DPR Pansus menyepakati adanya alokasi tambahan 15 kursi bagi beberapa provinsi yaitu untuk Jambi 1 kursi, Kepulauan Riau 1 kursi, NTB 1 kursi, Sulawesi Tengah 1 kursi, Sulawesi Barat 1 kursi, Sulawesi Utara 1 kursi, Sulawesi Tenggara 1 kursi, Riau 2 kursi, Lampung 2 kursi, Kalimantan Barat 2 kursi dan Kalimantan Utara daerah otonom baru 3 kursi. Alokasi penambahan kursi untuk Dapil DPR ini menggunakan formula yakni jumlah penduduk yang harga kursinya di atas 500 ribu orang. Untuk Dapil DPRD Provinsi tetap, tidak berubah, kecuali Dapil Jawa Barat, Jawa Tengah dan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 9: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Jawa Timur yang masing-masing Dapilnya ditambah 20 kursi dengan pertimbangan jumlah penduduknya di atas 20 juta orang. Sedangkan Dapil DPRD Kabupaten/Kota akan diatur lebih lanjut dalam peraturan KPU.

7. Pasangan calon tunggal. RUU ini mengantisipasi adanya pasangan calon tunggal presiden dan wakil presiden dengan memberikan perpanjangan waktu pendaftaran calon presiden dan wakil presidendan memberikan sanksi kepada partai politik yang tidak mengajukan calon presiden dan wakil presiden kalau sudah memenuhi syarat. Namun jika sampai pada perpanjangan waktu tetap tidak terpenuhi, maka pemilihan umum tetap dilanjutkan dengan satu pasangan calon saja.

8. Kampanye yang dibiayai oleh APBN. Pansus bersepakat bahwa biaya pemasangan alat peraga di tempat umum, iklan media massa cetak, media massa elektronik dan internet dan debat pasangan calon tentang materi kampanye pasangan calon difasilitasi oleh KPU serta dapat didanai oleh APBN.

9. Saksi partai politik. Pansus bersepakat bahwa saksi partai politik dilatih oleh Bawaslu dan pelatihan tersebut dibiayai melalui dana APBN.

10. Secara kelembagaan Pansus menyepakati bahwa pengawas pemilihan umum di tingkat pusat hingga tingkat kabupaten/kota bersifat permanen, sehingga bernama Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Hal ini agar setara dengan penyelenggara pemilihan umum yakni KPU yang juga permanen, baik di tingkat pusat hingga tingkat kabupaten/kota.

11. Keanggotaan KPU dan Bawaslu. KPU dan Bawaslu pusat tetap, KPU Provinsi dan Bawaslu Provinsi berjumlah 5 atau 7 orang, KPU Kabupaten/Kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota berjumlah 3 atau 5 orang. Penetapan jumlah anggota KPU Provinsi dan Bawaslu Provinsi serta KPU Kabupaten/Kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota didasarkan pada kriteria jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah wilayah administratif pemerintahan.

12. Penanganan sengketa perkara pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi, Pansus menyepakati bahwa penanganan sengketa pemilihan umum di MK tidak dibatasi prosentase selisih suaranya seperti diatur di dalam Undang-Undang Pilkada.

13. Rekapitulasi penghitungan suara Pansus sepakat menghilangkan rekap di tingkat kelurahan atau desa, sehingga rekapitulasi dimulai di tingkat kecamatan atau PPK.

14. Metode menghitung keterwakilan perempuan, Pansus menyepakati untuk keterwakilan perempuan seperti aturan yang ada saat ini yaitu minimal satu diantara tiga.

15. Afirmasi terhadap penyandang disabilitas, Pansus memutuskan untuk mengakomodasi ketentuan afirmasi terkait akses bagi kaum penyandang disabilitas dalam pemilihan umum sebagai pemegang hak pilih, haknya dalam proses kandidasi dan haknya untuk mencalonkan diri sebagai penyelenggara pemilihan umum.

Bapak/Ibu sekalian, para Pimpinan yang kami hormati, Terakhir 5 (lima) paket isu. Dalam perkembangannya kemudian Pansus juga melaksanakan rapat pengambilan keputusan tingkat I pada tanggal 13 Juli 2017, meskipun masih menyisakan beberapa opsi terkait apa yang diistilahkan publik sebagai isu-isu krusial yaitu: 1. Ambang batas pencalonan presiden adalah ambang batas yang dibutuhkan

untuk pengajuan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang juga

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 10: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

merupakan amanat konstitusi sebagaimana diatur dalam Pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam RUU Pemilihan Umum ini ambang batas untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden diatur dalam Pasal 222. Adapun dalam perkembangan terkait ambang batas presiden ini terdapat beberapa pilihan yaitu: a. Ambang batas pencalonan presiden 20% atau 25% yakni pasangan calon

presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum yang memenuhi persyaratan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada pemilihan umum Anggota DPR periode sebelumnya.

b. Ambang batas pencalonan presiden 10% atau 15% yakni pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 10% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 15% dari jumlah suara sah secara nasional pada pemilihan umum Anggota DPR periode sebelumnya.

c. Ambang batas pencalonan presiden 0% yakni pasangan calon presiden dan wakil presiden dapat diusulkan oleh semua partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum.

2. Ambang batas DPR adalah ambang batas yang dibutuhkan oleh suatu partai politik tertentu untuk mendapatkan kursi Anggota DPR dalam RUU Pemilihan Umum ini terkait ambang batas DPR diatur dalam Pasal 414 ayat (1) dimana suatu partai politik tertentu harus memenuhi ambang batas perolehan suara untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi Anggota DPR. Ambang batas ini berlaku hanya di pusat, tidak berlaku di daerah-daerah. Adapun dalam perkembangnya terkait ambang batas DPR ini terdapat beberapa pilihan yaitu: a. Ambang batas DPR 3,5% yakni suatu partai politik tertentu harus memenuhi

ambang batas perolehan paling minimal sebesar 3,5% untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi Anggota DPR,

b. Ambang batas DPR 4% yaitu suatu partai politik tertentu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling minimal 4% untuk diikutkan dalam penentuan Anggota DPR, dan

c. Ambang batas DPR 6% yaitu suatu partai politik tertentu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling minimal 5% untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi Anggota DPR.

3. Sistem pemilihan umum adalah suatu metode yang mengatur serta memungkinkan bagi warga negara Indonesia untuk memilih para calon wakil rakyat. Terkait dengan pilihan fraksi-fraksi terhadap isu ini, maka telah disepakati sistem pemilihan umum yang akan digunakan pada sistem pemilihan umum proporsional terbuka. Sehubungan dengan sistem pilihan umum yang telah disepakati tersebut, pasal-pasal terkait yakni di dalam Pasal 168 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 342 ayat (2), Pasal 353 ayat (1) huruf b, Pasal 411 ayat (2), Pasal 422 serta Pasal 426 ayat (3).

4. Alokasi kursi per Dapil atau district magnitude adalah alokasi kursi minimal dan maksimal yang tersedia untuk diperebutkan oleh para peserta pemilihan umum dalam suatu Dapil. Adapun dalam perkembangannya terkait alokasi kursi per Dapil ini terdapat dua pilihan yaitu : a. Alokasi kursi per Dapilnya 3 sampai 10 adalah alokasi kursi minimal sebanyak

3 kursi dan maksimal sebanyak 10 kursi yang tersedia untuk diperebutkan oleh para peserta pemilihan umum dalam suatu Dapil tertentu.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 11: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

b. Alokasi kursi Dapil 3 sampai 8 adalah alokasi kursi minimal sebanyak 3 kursi dan maksimal sebanyak 8 kursi yang tersedia untuk diperebutkan oleh para peserta pemilihan umum dalam satu Dapil tertentu.

Pasal terkait dengan alokasi per Dapil ini termuat di Pasal 187 ayat (2) mengenai substansi rumusan jumlah kursi paling sedikit dan paling banyak di setiap Dapil.

5. Metode konversi suara adalah metode yang digunakan untuk mentransfer suara pemilih ke dalam kursi di parlemen. Adapun dalam perkembangannya terkait metode konversi suara ini terdapat dua pilihan yaitu: a. Metode konversi suara Sainte Lague Murni adalah metode untuk mentransfer

suara pemilih ke dalam kursi di parlemen dengan menggunakan bilangan pembagi dengan pecahan 1 dan diikuti secara berturut oleh bilangan ganjil 3, 5, 7 dan seterusnya.

b. Metode Konversi suara Kuota Hare adalah metode untuk mentransfer suara pemilih ke dalam kursi di parlemen yang langkah-langkahnya adalah menentukan kuota suara atau bilangan pembagi pemilih atau dikenal dengan BPP, setelah itu menentukan besarnya kursi yang diperoleh masing-masing partai berdasarkan jumlah suara yang diperoleh. Sementara sisa suara yang belum terbagi akan diberikan kepada partai politik yang mempunyai sisa suara terbesar.

Pasal-pasal terkait dengan metode yang digunakan untuk mentransfer suara pemilih ke dalam kursi ini termuat di Pasal 415 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) serta Pasal 420 di dalam RUU Pemilihan Umum ini.

Isu-isu krusial tadi diputuskan oleh Pansus untuk diformulasikan dalam bentuk 5 paket opsi yang kemudian diserahkan pengambilan keputusannya di tingkat Rapat Paripurna DPR RI hari ini. Adapun paket opsi tersebut adalah sebagai berikut: Paket A: Ambang batas presiden 20% atau 25%, ambang batas parlemen 4%,

sistem pemilihan umum proporsional terbuka, alokasi kursi per Dapil 3 sampai dengan 10 dan metode konversi suara Sainte Lague Murni.

Paket B: Ambang batas presiden 0%, ambang batas parlemen 4%, sistem pemilihan umum proporsional terbuka, alokasi kursi per Dapil 3 sampai 10 dan metode konversi suara Kuota Hare.

Paket C: Ambang batas presiden 10% atau 15%, ambang batas parlemen 4%, sistem pemilihan umum proporsional terbuka, alokasi kursi per Dapil 3 sampai dengan 10 dan metode konversi suara Kuota Hare.

Paket D: Ambang batas presiden 10% atau 15%, ambang batas parlemen 5%, sistem pemilihan umum proporsional terbuka, alokasi kursi per Dapil 3 sampai dengan 8 dan metode konversi suara Sainte Lague Murni.

Paket E: Ambang batas presiden 20% atau 25%, ambang batas parlemen 3,5%, sistem pemilihan umum proporsional terbuka, alokasi kursi per Dapil 3 sampai dengan 10 dan metode konversi suara Kuota Hare.

Bapak/Ibu sekalian Anggota DPR yang terhormat, Para Pimpinan yang terhormat, RUU ini semula berjumlah 543 pasal dan terbagi dalam 6 buku. Dalam perkembangannya pembahasan baik di tingkat Panja, Timus dan Timsin jumlah pasalnya bertambah menjadi 573 pasal dengan daftar isian masalah sebanyak 3.053 daftar isian masalah. Akhir kata Pansus RUU tentang Pemilihan Umum

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 12: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota DPR, Pimpinan dan Anggota Pansus RUU Pemilihan Umum, Menteri Dalam Negeri beserta seluruh jajarannya, Menteri Keuangan beserta seluruh jajarannya, Menteri Hukum dan HAM beserta seluruh jajarannya, KPU, Bawaslu dan DKPP beserta jajarannya, lembaga, institusi dan akademisi yang memberikan dukungan dan masukan dalam pembahasan RUU Pemilihan Umum, LSM dan pemerhati pemilihan umum, media massa, Sekretariat Pansus RUU tentang Pemilihan Umum, Tim Asistensi RUU tentang Pemilihan Umum dari Badan Keahlian DPR RI, Tim Ahli dari Kementerian Dalam Negeri, Tim Ahli dari Kementerian Hukum dan HAM dan Tim Ahli dari Kementerian Keuangan serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungannya terhadap penyelesaian pembahasan RUU tentang Pemilihan Umum ini. Pimpinan dan para Anggota Dewan yang terhormat, Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Keuangan yang mewakili pemerintah yang terhormat, Demikianlah laporan hasil kerja Pansus yang disampaikan dalam Rapat Paripurna pada hari ini dengan harapan kiranya pengambilan keputusan dalam pembicaraan tingkat II ini dapat menghasilkan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum sebagai payung hukum bagi kelangsungan demokrasi untuk memilih wakil rakyat, wakil daerah, presiden, wakil presiden secara serentak sebagaimana diamanatkan oleh Mahkamah Konstitusi guna penataan kehidupan demokrasi yang lebih baik dan efisian dalam rangka penguatan sistem presidensil demi kelangsungan penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang lebih akuntabel. Atas perhatian peserta rapat, seluruh pihak yang telah terlibat dalam kegiatan dan rapat-rapat Pansus kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerjasamanya. Wallaahul Muwafiq Illa Aqwamith Thoriq, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih kami sampaikan kepada Saudara Ir. H. MUHAMAD LUKMAN EDI, M.Si. yang telah menyampaikan laporan Pimpinan Pansus DPR RI terhadap RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Baik, kita ada beberapa yang telah mendaftar secara elektronik. Perlu kami ingatkan bahwa untuk melakukan komentar, interupsi, ini sudah kita atur secara elektronik dan 5 menit akan dengan sendirinya mati mikrofon itu dan harus mendaftar kembali.

Di sini silakan Bapak R. Muhammad Syafi’i. F-GERINDRA (H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H, M.Hum.): Terima kasih, Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan dan Anggota DPR RI yang saya hormati,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 13: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Hadirin yang berbahagia, Kita mengapresiasi kerja Pansus RUU Pemilu yang tadi telah menyampaikan kinerjanya di hadapan kita bersama. Dari paparan yang disampaikan kami ingin menyampaikan bahwa ada keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU/XI/2013. Dalam keputusan ini dinyatakan bahwa pemilihan umum presiden dan wakil presiden serta pemilihan umum Anggota DPR, DPD dan DPRD dilaksanakan serentak pada tahun 2019. Ini adalah momentum yang sangat baik untuk mendesain sebuah sistem Pemilu yang dapat mendukung penguatan sistem pemerintahan presidensil dan sistem kepartaian kita. Namun keserentakan tersebut tidak akan berarti, malah bisa melemahkan sistem pemerintaham presidensial dan sistem kepartaian bila kita keliru dalam mendesain sistem tersebut. KETUA RAPAT: Mohon maaf, ini di sini waktunya telah habis. Kalau belum ini mungkin nanti bisa dilanjutkan ya, Pak. Karena sudah diatur secara elektronik. Selanjutnya sebelum Pak Aria Bima di sini… F-PDIP (ARIA BIMA): Terima kasih, Pimpinan. Waktu saya sudah diambil Pimpinan sekitar 30 detik. Terima kasih. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera buat kita semua, Om Wastiastu. Pimpinan, pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan interupsi ini dan apresiasi kepada Pimpinan Pansus maupun Anggota Pansus yang telah diuraikan atau disampaikan di dalam Rapat Paripurna oleh Pimpinan.

Saya melihat bahwa substansi dari seluruh persoalan sudah dibahas di dalam Pansus dan banyak hal sudah diputuskan di dalam Pansus. Saya berharap dalam Paripurna ini kita sudah tidak lagi bicara yang substansi, tetapi hanya menindaklanjuti proses pengambilan keputusan. Tadi sudah disampaikan ada 67 kali rapat, belum plus lobi-lobinya, dan formulasi hal-hal yang belum bisa diputuskan juga sudah disampaikan ada a, b, c, d, e, 5 paket hal yang bisa diputuskan segera oleh DPR lewat Rapat Paripurna. Untuk itu saya menyepakati sidang hari ini adalah pengambilan keputusan tingkat II setelah tidak bisanya beberapa pasal itu tidak bisa diputuskan di dalam Rapat Pansus. Hanya substansi saya kira kita tidak usah bertele-tele lagi dan kami berharap Pimpinan DPR, Pimpinan Rapat hari ini adalah saudaraku Pak Fadli Zon untuk segera melakukan proses pengambilan keputusan. Kalau toh harus ada lobi, tanpa harus ada skorsing, dan tentunya segera dilakukan mekanisme pengambilan keputusan. Kalau lobi tidak bisa dilakukan dengan jalan musyawarah, mekanisme sesuai dengan Undang-Undang Tata Tertib kita adalah melalui voting. Masyarakat menunggu, KPU menunggu, jangan sampai kita bekerja terlalu lama, sehingga pengambilan keputusan undang-undang ini akan berjalan mulur dan tentunya akan mengganggu proses dalam kinerja didalam melaksanakan proses demokratisasi didalam Pemilu 2019. Sekali lagi kami berharap yang

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 14: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

terhormat Anggota dan Pimpinan marilah kita segera melaksanakan pengambilan keputusan yang formulasinya sudah disodorkan oleh Pimpinan Pansus tanpa harus lagi bicara yang substansi. 67 kali rapat ini belum dihitung dengan lobi-lobinya yang saya dengar sudah berulangkali dilakukan dan tidak menemukan jalan untuk melakukan konsensus atau permufakatan. Sekali lagi secara tegas Fraksi PDI Perjuangan memohon kepada seluruh Anggota Dewan dan juga Pimpinan untuk segera dilaksanakan pengambilan keputusan lewat jalan voting.

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya dalam daftar ini Pak Ramson Siagian, saya persilakan. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Terima kasih, Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera untuk kita semuanya. Pimpinan dan semua Rekan-rekan Anggota yang terhormat juga dari pihak Pemerintah, Bahwa tentunya dengan tata cara persidangan yang ada di Tata Tertib bahwa yang tertinggi adalah Sidang Paripurna. Jadi di sini bisa diaplikasikan hak konstitusional setiap Anggota DPR RI kalau ada hal-hal yang substantif yang memang masih memerlukan penjelasan. Yang kedua bahwa tentunya sistem Pemilu sekarang ini tidak terlepas dari hasil amandemen Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam hal ini di dalam Pasal 6A ayat (2) dan ayat (3) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai pelaksanaan pemilihan umum, ayat (5) tata cara pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden lebih lanjut diatur dalam undang-undang, ini tentunya adalah suatu respon terhadap sistem yang pada saat itu calon tunggal di dalam sistem yang dilaksanakan –maaf saja- pada saat rezim orde baru, saya pada saat itu ada di Panja Konstitusi dengan Pak Tjahjo Kumolo yang sekarang menjadi Mendagri, juga Pak Agun Gunanjar dari Fraksi Partai Golkar yang masih ada di sini, bahwa waktu itu kita ingin betul-betul bahwa pemilihan presiden itu betul-betul demokratis, sehingga potensi-potensi yang menimbulkan adanya calon tunggal harus dihindari. Ini adalah hal yang sangat ideologis dan strategis. Kalau dilihat dari anatomi kekuatan politik sekarang kalau dipaksakan 20%, potensi calon tunggal itu bisa terjadi dan ini adalah tidak sesuai dengan amanat reformasi yang kita perjuangkan di Gedung MPR/DPR ini. Saya bersama Pak Tjahjo Kumolo, Pak Agun Gunandjar, adalah di Panja A waktu amandemen Undang-Undang Dasar 1945, sehingga kalaupun memegang kekuasaan mohon jangan diupayakan kepada aplikasi seperti sistem yang lama bahwa pada saat dulu seakan-akan mengarah ke otoriter bahwa pembangunan ekonomi akan lebih lancar. Tidak juga! Itulah yang diperjuangkan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 15: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

dulu di DPR RI ini dan juga di luar oleh Saudara Adian Napitupulu yang juga berjuang untuk sistem demokrasi saat itu. Kami di dalam, tapi ada yang di luar. Ini yang kita perlu konsisten. Itu sebabnya bahwa saya sangat sependapat dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Bapak Probowo Subiyanto, untuk memperjuangkan bahwa karena ini referensinya adalah hasil Pemilu 2014, sehingga presiden secara threshold tetap 0% yang sudah mempunyai anggota parlemen di DPR RI. Kalau kata Bung Karno,”Jangan kepentingan taktis mengorbankan kepentingan strategis, apalagi kepentingan ideologis.” Ini yang perlu saya ingatkan, sehingga nanti akan ada lobi-lobi bahwa kita kembali ke amanat reformasi yang kita perjuangkan, sehingga 1998 dan puncaknya pada saat amandemen Undang-Undang Dasar 1945 di Gedung MPR/DPR ini. Itulah yang mau saya sampaikan, karena kita ingin agar Republik ini lebih baik. Dengan mekanisme demokrasi kita harus optimis bahwa pembangunan ekonomi tetap bisa berjalan. Itulah dulu ruh daripada perjuangan reformasi kita. Itulah, Bapak Ketua. Karena sudah waktunya cukup, saya mengharapkan kita dapat memahami, sehingga ada solusi yang terbaik. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih. Selanjutnya Pak Mohammad Nizar Zahro. Dimatikan dulu mikrofonnya, Pak Ramson. F-GERINDRA (H. MOH. NIZAR ZAHRO, S.H.): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan yang saya hormati, Anggota DPR yang saya hormati, Sebelum saya menyampaikan beberapa hal pandangan saya sebagai Anggota Fraksi Gerindra memohon dengan hormat kepada Pimpinan agar yang disampaikan oleh Pimpinan Pansus tadi kita setujui dulu, kecuali 5 opsi. Pasal 1 sampai Pasal 572 yang disampaikan oleh Pimpinan Pansus RUU Pemilu menurut saya harus kita setujui dulu, kecuali 5 hal. Kalau itu sudah kita setujui baru Rapat Paripurna ini bisa berlangsung lagi. Apakah usulan saya disetujui, Pimpinan? Setuju ya? Oke. Pimpinan yang saya hormati, Dari beberapa pandangan rekan-rekan Anggota DPR RI yang saya hormati tadi saya ingin menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Pimpinan Pansus tadi tentang 5 opsi itu sudah diputuskan pada rapat 13 Juli 2017 dan kita menginginkan sampai Rapat Paripurna musyawarah mufakat. Tapi perlu djg saya sampaikan diforum yang terhormat ini kita ingin menunjukkan kepada masyarakat Indonesia bahwa RUU Pemilu adalah RUU yang sangat penting sekali. Masyarakat harus tahu apa isi dari RUU. Kita ingin memberikan hak konstitusinal warga negara

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 16: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

sebagaimana diketahui dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak ada yang mengatur tentang presiden threshold. Kalau presiden threshold ini kita atur sementara Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 6 ayat (2) tidak ada batasan, maka ini bisa-bisa menjadi hal yang sangat inkonstitusional. Oleh karena itu agar Warga Negara Republik Indonesia banyak mempunyai pilihan, kita dan saya Fraksi Partai Gerindra mengajak kepada fraksi partai lain yang ada di forum rapat ini agar jernih berpikir sebelum memutuskan musyawarah mufakat atau juga dengan jalan voting demi bangsa dan negara dan demi pemimpin-pemimpin yang baik. Kita sangat bangga bilamana ketua umum partai politik yang pada tahun 2014 akan melaksanakan Pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara serentak mencalonkan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Kalau batasan presiden kita batasi dengan 20% suara DPR RI atau 25% secara sah secara nasional, batasan mana yang akan kita ambil. Padahal Pemilu tahun 2019 berlaku secara serentak dengan hari yang sama dan jam yang sama. Kalau kita lihat dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 di situ telah dilaksanakan simulasi-simulasi. Simulasi dengan 5 sampai 6 atau 7 kotak suara. Kalau pembuat amandemen Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya mengakui bahwa tidak ada batasan threshold, tidak ada ambang batas untuk pencalonan presiden, apakah kita akan menyetujui dengan ambang batas itu?

Oleh karena itu saya ingin mengajak dalam forum yang terhormat ini, dengan munculnya ketua umum partai politik yang mencalonkan calon presiden masing-masing partai politiknya yang telah disahkan oleh KPU ketentuan tentang partai politik untuk bisa mengikuti tahun 2019, betapa senang Warga Republik Indonesia untuk memilih calon-calon pemimpin yang baru. Kita tidak akan terstigma dengan pelajaran Pemilu tahun 2014, Pemilu tahun 2009, Pemilu tahun 2004 dengan pemimpin-pemimpin yang sudah seperti itu juga. Oleh karena itu saya ingin mempertanyakan, kalau memang ada batasan threshold dengan batasan ambang batas, ambang batas yang mana kalau mau dipakai? Padahal menurut Pasal 221 yang ada di buku ini yang akan dipakai adalah Pemilu tahun 2014. Kalau Pemilu tahun 2014 itu berarti berarti dua kali batasan yang kita ambil, berarti itu akan menyebabkan Pemilu presiden yang inkonstitusional. Kita ingin memilih presiden yang konstitusional, bukan presiden yang inkonstitusional. Sebagai wakil rakyat saya ingin memperjuangkan tanpa batas atau ambang batas presiden threshold agar terpilih menjadi presiden yang konstitusional sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Demikian pandangan saya dari Anggota Fraksi Partai Gerindra. Kurang lebihnya mohon maaf. Akhirul Kalam, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya Pak Johnny Plate. F-NASDEM (JOHNNY G. PLATE, S.E.): Terima kasih, Pimpinan. Johnny Plate, Nomor Anggota 27, daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur I.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 17: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Pimpinan dan Segenap Anggota yang kami hormati, Wakil Pemerintah, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM serta seluruh Jajaran yang kami hormati, Yang pertama, kami adalah bagian dari Anggota Pansus RUU Pemilu. Perlu disampaikan bahwa setelah 9 bulan pembahasan, setelah berdebat, berdiskusi, lobi-lobi yang disampaikan secara luar biasa dan bernas dari segenap peserta yang mewakili 10 fraksi DPR RI, maka telah dilakukan pandangan mini fraksi pada tanggal 13 Juli yang lalu dimana seluruh fraksi bersepakat bahwa Rapat Paripurna perlu ditindaklajuti hari ini dalam rangka mengambil keputusan. Karenanya semua perdebatan terkait dengan argumen-argumen konstitusional menyangkut ambang batas presiden telah disampaikan dan telah didengar dengan baik. Argumentasi perlu adanya ambang batas dan argumentasi membutuhkan ambang batas dan tidak membutuhkan ambang batas yang mempunyai argumen-argumen konstitusionalnya masing-masing sudah disampaikan, didengar dan didalami secara matang. Namun kami dapat memastikan dan memahami sepenuhnya bahwa kewenangan pengambil keputusan akhir terkait dengan argumentasi konstitusional sepenuhnya menjadi domain dan kewenangan Mahkamah Konstitusi. Perdebatan apapun yang kita lakukan hari ini setuju atau tidak setuju nanti apabila dilakukan judicial review, maka keputusan final dan mengikat akan ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi. Untuk itu agar apat yang terhormat ini dapat berjalan dengan baik sebagaimana amanat Undang-Undang MD3, kami mengusulkan kepada Pimpinan Rapat untuk segera menindaklanjuti rapat ini berupa pandangan akhir fraksi-fraksi dan selanjutnya mekanisme pengambilan keputusan boleh diambil, apakah itu terutama dan pertama dilakukan melalui musyawarah mufakat, lobi-lobi dalam waktu terbatas yang tersisa dan/atau kami tentu siap dengan penuh tanggung jawab untuk melaksanakan pengambilan keputusan secara suara terbanyak melalui mekanisme terbuka yang disaksikan oleh segenap warga bangsa kita di seluruh penjuru tanah air. Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik, selanjutnya Ibu Neng Eem. Saya persilakan. F-… (………): Kok pindah jadi Ibu Erma itu? INTERUPSI F-PD (ERMA SURYANI RANIK, S.H.): Pak Ketua, Pimpinan, menurut daftar Ibu Neng Eem duluan sebelum saya. KETUA RAPAT: Ya, tetapi sistem kita ini seperti ini ya, digital. Jadi di layar ini Ibu Erma Suryani. Tadi mungkin ada salah pencet itu ya.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 18: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

F-PD (ERMA SURYANI RANIK, S.H.): Baik, atas izin Pimpinan, saya Erma Suryani Ranik, Fraksi Partai Demokrat, Nomor Anggota A-446, Kalimantan Barat. Pimpinan DPR, Rekan-rekan Anggota DPR yang saya hormati, Terkait dengan pembahasan kita hari ini tentang RUU Pemilu, perkenankanlah saya menyampaikan beberapa hal. Pertama-tama saya atas nama konstituen saya masyarakat Kalimantan Barat menyampaikan apresiasi penuh terhadap teman-teman Anggota Pansus Pemilu yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Ada beberapa hal yang mengganggu saya dan konstituen saya, Bapak/Ibu PImpinan yang terhormat. Yang pertama-tama ingin saya sampaikan bahwa tadi Ketua Pansus Pemilu membaca dengan jelas bahwa ada beberapa pilihan terkait dengan opsi presidential threshold. Terkait dengan ambang batas pengajuan calon presiden, calon pemimpin Indonesia di 2019 mendatang, secara tegas Ketua Pansus menyatakan bahwa ada opsi-opsi, ada pilihan-pilihan menyangkut ini, salah satunya adalah memakai hasil Pemilu 2014 lalu atau disebut tadi adalah memakai hasil Pemilu lalu. Menggugah nalar saya, Pimpinan dan Anggota DPR yang terhormat, hasil Pemilu mana yang hendak dipakai dengan kata ‘lalu’. Apakah hasil Pemilu tahun 2004 ketika Partai Golkar menang Pemilu? Apakah hasil Pemilu tahun 2009 ketika Partai Demokrat menang Pemilu? Atau hasil Pemilu tahun 2014 ketika PDI Perjuangan menang Pemilu? Ketiganya tiket itu sudah dipakai. Tahun 2004 para calon presiden sudah memakai tiket ketika partai-partai politik menang Pemilu. Tahun 2009 juga tiket sudah dipakai. Tahun 2014 tiket juga sudah dipakai. Jangan merusak nalar dan logika politik rakyat! Kita bernegara dan dipilih untuk menjalankan konstitusi. Arah putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan dengan jelas bahwa pemilihan presiden dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan legislatif. Sekarang apa dasar kita memakai hitungan-hitungan tidak benar itu? Saya paham bahwa Pansus Pemilu sudah 67 kali melakukan rapat-rapat, lobi-lobi dan sebagainya. Tapi forum Rapat Paripurna adalah forum rapat tertinggi yang mensyaratkan hak dan keanggotaan Angota DPR siapapun dia, dari partai manapun dia.

Karena itu saya mengajukan dua hal pada forum rapat ini. Pertama, saya menginginkan di forum rapat ini dibacakan pandangan resmi partai-partai politik, 10 fraksi yang ada di DPR ini terkait dengan pandangannya. Yang kedua, saya mengimbau pemilihan atau kalaupun ada voting dilakukan secara tertutup.

Demikian yang saya sampaikan, Pimpinan. Terima kasih banyak. Tuhan memberkati bangsa kita, Indonesia. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya Pak Yandri Susanto, kami persilakan. F-PAN (H. YANDRI SUSANTO):

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 19: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terima kasih, Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Yandri Susanto dari Dapil Banten II. Pimpinan yang saya hormati, Seluruh Anggota Paripurna yang saya hormati, Terhadap agenda hari ini tentu kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pembahasan Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu hari ini. Seperti kita dengarkan tadi dari Pimpinan Pansus bahwa rapatnya sangat marathon tetapi semangatnya selalu musyawarah mufakat. Dari 20 isu sudah disepakati 15 isu. Dan kami bagian yang tidak terpisahkan dari rapat-rapat di Pansus itu, Pimpinan. Semangatnya selalu mengedepankan mufakat satu sama lain. Dan faktanya hari ini kita masih menyisakan 5 isu krusial di atas krusial sebenarnya, terutama mengenai presiden threshold. Oleh karena itu mendengar rekan-rekan sebelum tadi saya berbicara kami semua mengapresiasi juga. Artinya sudah terlihat jelas saat ini kita juga disaksikan oleh rakyat Indonesia bahwa masih banyak perbedaan diantara kita. Argumentasi masing-masing sudah dibangun, kemudian usul-usul sudah kita sampaikan semua dan perjalanan panjang Pansus ini sekali lagi kami dari FRaksi PAN merasakan betul kebersamaan yang selalu kita bangun. Artinya mufakat. Karena dasar negara kita adalah Pancasila, khususnya sila keempat, mari kita utamakan dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu terhadap hal ini pengambilan keputusan tingkat II yang melibatkan semua unsur Anggota dan fraksi, jika saja karena perjalanan panjang itu sudah kita lalui dan masih ada perbedaan-perbedaan, kami usulkan dari Fraksi PAN beri ruang dan waktu kembali untuk kita lobi-lobi. Siapa tahu karena ini adalah Paripurna, pengambil keputusan yang paling tinggi, jika saja misalkan dari 5 paket yang disampaikan oleh Ketua Pansus tadi belum ada titik temu, bisa jadi dari musyawarah mufakat ada paket baru yang bisa kita sepakati secara bersama-sama sebagai jalan tengah, sehingga rakyat Indonesia menyatakan bahwa kita memang mengamalkan Pancasila sila keempat itu yaitu musyawarah mufakat. Oleh karena itu Fraksi PAN mengusulkan secara konkret bahwa terhadap pandangan-pandangan tadi masih terdapat perbedaan-perbedaan, kami mengusulkan untuk dilakukan lobi-lobi terlebih dahulu antar Pimpinan dan Pimpinan Fraksi, termasuk dengan pemerintah. Siapa tahu kami meyakini bahwa sifat-sifat kenegarawanan kita akan muncul ketika menyangkut masalah nasib bangsa kita, terutama derajat demokrasi kita, yang untuk pertama kalinya tahun 2019 akan dilaksanakan serentak antara Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Oleh karena itu kami usul secara langsung mohon kiranya kita skors sidang ini untuk diberi ruang. Dan jika saja masih ada perbedaan, ini adalah hak Anggota, Pimpinan. Jangan dibatasi Pimpinan kepada Anggota untuk berbicara. Mungkin ada ide-ide yang brilian, ide-ide cerdas di Paripurna ini, sehingga itu menjadi masukan bagi kita semua sebelum kita mengambil keputusan yang final dan terakhir yang akan kita jadikan rujukan kita untuk pesta demokrasi tahun 2019. Saya kira itu usul dari Fraksi PAN, Pimpinan. Intinya kami minta lobi-lobi untuk mengarah kepada musyawarah mufakat. Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 20: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya kami persilakan Saudara Adian Yunus. F-PDIP (ADIAN YUNUS YUSAK NAPITUPULU): Selamat siang semuanya. Terima kasih untuk waktunya. Saya berterima kasih untuk yang disampaikan oleh Bang Ramson. Paling tidak dia tidak melupakan sejarah tahun 1998, walaupun yang disampaikan juga tidak tepat-tepat sekali dalam proses apa yang diinginkan dalam demokratisasi dan reformasi tahun 1998. Kalau tadi Bang Ramson menyampaikan bahwa ketika kemudian kita memilih opsi 20% itu identik dengan calon tunggal sepertinya harus dibaca kembali Pasal 235 ayat (4) dan ayat (5) yang memang tidak memungkinkan adanya calon tunggal dalam rancangan undang-undang ini. Artinya bahwa kemungkinan calon tunggal itu sudah dimentahkan sendiri di pasal yang ada di dalam undang-undang itu sendiri. Sebaiknya dibaca ulang kalau kemudian kita menggunakan argumentasi itu untuk mengulur-ulur waktu. Apa sih yang menjadi masalah di parlemen saat ini? Penghormatan. Penghormatan terhadap apa? Penghormatan terhadap proses-proses yang sudah dilewati, penghormatan terhadap keringat yang sudah dikeluarkan oleh seluruh Anggota Pansus, penghormatan terhadap letihnya rakyat menunggu di luar sana terhadap keputusan kita. Apakah kita masih mau menunda lagi ini? Bagi saya penghormatan yang lebih tinggi adalah penghormatan terhadap Pimpinan DPR RI sendiri yang melalui Sekretariat Jenderal sudah memerintahkan kita hadir hari ini dengan undangan bukan untuk membahas Rancangan Undang-Undang, tapi untuk mengambil keputusan hari ini juga. Menurut saya kalau kemudian Pimpinan tidak konsisten terhadap apa yang sudah disampaikan oleh Sekretariat Jenderal dalam undangannya yang dikirimkan kepada kita, tidak akan bagus untuk parlemen ini ke depannya. Artinya bahwa saya berharap segeralah kita memutuskan siang hari ini, mengakhiri perdebatan panjang yang tidak henti-henti yang sudah dihabiskan selama 9 bulan, menghemat energi kita untuk hal-hal lain yang lebih penting tentunya di sana. Jangan biarkan rakyat menunggu terlalu lama dari perdebatan-perdebatan kita, ayo segera kita putuskan sekarang. Kalau misalnya harus voting ayo kita voting bersama-sama sekarang juga. Terima kasih. Merdeka! KETUA RAPAT: Baik, saya sekaligus juga mengumumkan kehadiran Anggota sampai saat ini adalah 534 Anggota. Selanjutnya saya persilakan Bapak Raden Syafi’i yang tadi terputus ya. Silakan.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 21: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

F-GERINDRA (H. R. MUHAMMAD SYAFI’I, S.H, M.Hum.): Terima kasih, Pimpinan. Pimpinan dan Segenap Anggota yang saya hormati, Mohon maaf, menyambung yang tadi terputus, saya ingin menyampaikan bahwa memang kita sudah terbiasa dengan presiden threshold. Tetapi harus diingat ketika kita menggunakan presiden threshold, ketika itu antara Pemilu legislatif dengan Pemilu presiden itu tidak dilakukan secara bersamaan, sehingga diperoleh dulu perolehan suara partai, baru kemudian dilakukan pemilihan presiden. Tapi dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 Tahun 2013 yang menyatakan Pemilu presiden dan Pemilu legislatif dilaksanakan secara serentak, maka presiden threshold ini pasti menjadi sebuah persoalan. Kenapa? Karena sebenarnya belum ada partai yang memiliki perolehan suara, karena Pemilunya juga baru akan dilaksanakan. Sementara menurut Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 presiden itu dicalonkan oleh partai atau gabungan partai sebelum Pemilu. Ini berarti penetapan presiden threshold sementara partai belum memiliki perolehan suara dalam Pemilu yang bersamaan waktunya dengan Pemilu presiden jelas dan telanjang inkonstitusional. Kemudian yang kedua, kalau yang akan digunakan adalah threshold 2014, ini berdasarkan ketentuan siapa? Karena masih ada presiden threshold 2009, ada presiden threshold 2004. Siapa yang memutuskan kita harus menggunakan presiden threshold 2014? Ini jelas akal-akalan dan merampok nalar akal sehat demokrasi kita. Kemudian yang ketiga, meninggalkan menggunakan presiden threshold berarti kita meninggalkan prinsip-prinsip demokrasi, karena presiden threshold merampok hak konstitusional partai untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden, padahal hak itu sudah diberikan oleh konstitusi kita di dalam Pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Karena itu kita tidak persoalkan voting atau tidak voting. Pertanyaannya adalah apakah kita pantas memvoting sesuatu yang jelas-jelas bertentangan dengan Undang-Undang Dasar kita. Barusan kita mendengar sumpah Anggota bahwa salah satu sumpahnya adalah melaksanakan konstitusi. Kemudian hari ini dengan begitu semangat kita ingin minuju voting, padahal yang divoting itu adalah pelanggaran konstitusi. Bapak/Ibu Hadirin dan seluruh Rakyat Indonesia yang mengikuti acara ini, Saya ingin mengatakan mari kita kembali kepada konstitusi kita. Kita sudah pernah melihat pelanggaran konstitusi, mengangkat menteri yang warga negara asing, menetapkan penggerek bendera yang warga negara asing, mengubah APBN-P tahun lalu tanpa Sidang Paripurna DPR, penetapan Perpu tanpa hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Kita tidak ingiin itu kita ulangi lagi. Karena itu saya malah menghindari voting. Saya m inta kepada kita semua untuk melaksanakan lobi, bukan lobi untuk menetapkan voting ini, tapi mari kita hindarkan pelanggaran konstitusi apabila kita setuju dengan presiden threshold. Merdeka!

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 22: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya Ibu Rahayu Saraswati. F-GERINDRA (RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO): Terima kasih, Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Shaloom, Om Swastiastu, Sukhi Hotu, Namo Buddhaya, Salam sejahtera bagi kita semua. Pimpinan, Rekan-rekan DPR RI yang saya hormati, Saya ingin mengingatkan bahwa tadi mendengarkan sumpah jabatan yang telah kita lakukan bersama-sama di awal masa jabatan kita di DPR RI ini, bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan dan memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi perorangan maupun golongan. Pertama-tama izinkan…, mohon maaf tadi belum melakukan protokol. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari Fraksi Partai Gerindra, Dapil Jawa Tengah IV Sragen, Karanganyar dan Wonogiri. Walaupun hasil diskusi antar DPR dan pemerintah telah disepakati di Pansus, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada semua rekan-rekan saya di Pansus tersebut saya menyayangkan satu hal yang tidak menjadi hasil dari diskusi tersebut. Setiap warga negara memiliki hak yang sama, termasuk dalam bidang politik. Kita tidak bisa mengingkari fakta bahwa setengah penduduk Indonesia belum mendapatkan jumlah keterwakilan suaranya yang selayaknya. Karena dari jumlah wakil rakyat perempuan menurun dari satu Pemilu ke Pemilu yang lain. Demi mendukung peningkatan partisipasi perempuan dalam politik sudah merupakan sebuah kelaziman di negara manapun di dunia untuk memberikan kebijakan khusus sementara (special temporary measures). Pada kesempatan kali ini saya dan rekan-rekan pejuang hak perempuan sangat menyayangkan bahwa hanya ada Gerindra beserta 3 fraksi lain yang mendukung penempatan Caleg perempuan di nomor urut 1 di 30% daerah pemilihan, mengingat sistem Pemilu kemungkinan besar adalah sistem terbuka. Kita adalah Dewan Perwakilan Rakyat seluruh Indonesia, sudah sepatutnya menunjukkan sikap kenegarawanan dengan memahami arti pentingnya keterwakilan setengah dari penduduk Indonesia yaitu kaum perempuan. Yang kedua, saya ingin mengingatkan dan menegaskan bahwa tidak ada negara di dunia ini dengan sistem open democracy partai peserta Pemilu tidak dapat mengusungkan calon presiden. Maka jika diadakan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden dimana artinya kita harus menggunakan hasil Pemilu tahun-tahun yang sebelumnya, ini artinya perampokan hak berdemokrasi partai peserta Pemilu. Saya berharap rekan-rekan dari fraksi-fraksi partai yang relatif baru bisa mengingat saat pertama kali terbentuk dengan harapan dapat

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 23: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

berpartisipasi penuh dalam Pemilu, termasuk mengusung pasangan Capres maupun Cawapresnya sendiri. Bayangkan jika saat itu fraksi-fraksi yang berada di DPR memonopoli kebijakan peluang berdemokrasi anda. Cukup sekian, terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya Pak Benny K. Harman. F-PD (Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.): Pimpinan, Wakil Pemerintah yang kami hormati, Saya bangga sekali melihat dan menyaksikan Pimpinan Dewan lengkap duduk di depan kita semua. Tentu sebagai sahabat sesama Anggota Dewan saya menyampaikan keprihatinan yang begitu mendalam atas musibah hukum yang menimpa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat kita. Kita doakan semoga Pak Ketua kuat dan tegar menghadapi cobaan ini. Yang kedua, saya mengusulkan supaya agenda rapat kita fokus dan jelas. Setelah tadi dibacakan oleh Ketua Pansus ada 5 isu yang belum disepakati di tingkat Pansus untuk diputuskan di tingkat… (suara tidak jelas/mic mati). KETUA RAPAT: Maaf, itu tadi dimatikan itu. jadi kita sulit. Jadi jangan dipencet lagi, itu jadi mematikan, Pak Benny. Mohon maaf, ini kita sulit untuk kembali lagi. Mungkin bisa mendaftar lagi ya. Silakan, Pak Taufiqulhadi. F-NASDEM (Drs. T. TAUFIQULHADI, M.Si.): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Yang saya hormati Pimpinan Paripurna dan seluruh Anggota Sidang Paripurna, Pertama yang perlu harus saya ingatkan kembali, kalau berbicara apakah ini adalah konstitusional atau tidak konstitusional, itu harus berpikir lebih panjang lagi. Amar putusan MK tidak pernah membatalkan Pasal 9 tentang ambang batas presiden threshold 20%. Ini harus kita ingat selalu. Yang ditegaskan dalam pasal ini adalah masih terkait dengan keserentakan Pemilu ini. Jadi jangan sekali-kali kalau kita tidak paham kita berbicara dan menafsirkan sendiri tentang masalah inkonstitusional. Yang kedua harus diingat semua fraksi terlibat di dalam pembahasan undang-undang ini. Kalau kemudian sekarang berbeda berbicara saya yakin fraksi tersebut barangkali tidak pernah masuk. Ada fraksi lain itu adalah bekerja di dalam, mungkin fraksi ini bekerja di luar, lantas dia mengatakan ini tidak konstitusional. Ini

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 24: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

penyakit yang selalu harus kita hadapi di tempat kita ini. Karena itulah bicara masalah demokrasi, prinsip demokrasi itu tidak perlu kita bicarakan di sini lagi. Demokrasi itu adalah apabila kita telah sepakat, kita setuju semua, itu demokrasi. Jangan kemudian kita putuskan begini kemudian kita berbeda di belakang. Itu pencuri namanya, menafsir sendiri. Karena itulah saya dalam kesempatan ini ingatkan kepada Pimpinan, kita telah memiliki sejumlah alternatif di sini. Ini adalah kesempatan yang dibuat oleh Pansus. Sekarang kita putuskan. Tidak ada yang tidak konstitusional kalau tidak ada di sini. Kalau memang kita tidak setuju, kita bawa ke MK, kita GR, tidak ada masalah. Jangan kita bicarakan di sini seperti orang lain tidak mengerti tentang apa itu konstitusional dan tidak konstitusional. Sekarang saya minta kepada Pimpinan jangan berbicara tentang substansi, karena itu telah dibicarakan oleh Pansus dan semuanya terlibat. Kecuali orang yang tidak pernah ikut, karena fraksi itu barangkali tidak suka ikut bekerja bersama-sama. Karena itu menurut saya sekarang adalah kita putuskan pengambilan keputusannya ini kita ambil sekarang. Demikian dari saya. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Baik, selanjutnya Pak Ace Hasan. F-PG (TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan DPR RI dan seluruh Anggota yang hadir pada Rapat Paripurna DPR RI siang hari ini, Pertama, saya Ace Hasan Syadzily, Dapil I Banten, dari Fraksi Partai Golkar. Pertama saya mengapresiasi atas kerja yang dilakukan oleh Pansus yang memakan waktu yang sangat lama dan semua publik, rakyat Indonesia melihat, memantau, mendengarkan dan memberikan masukan dengan berbagai tahapan di dalam Pansus. Dan saya kira perdebatan-perdebatan yang berlangsung di Pansus maupun masukan-masukan yang diberikan oleh seluruh masyarakat teah betul-betul menjadi masukan yang sangat penting bagi Pansus untuk menentukan substansi yang sekarang ini telah dihasilkan. Saya kira apa yang disampaikan oleh Pimpinan Pansus tadi menunjukkan bahwa di dalam Pansus sendiri terjadi proses dinamika yang luar biasa. Tidak ada pandangan dari masing-masing fraksi yang salah. Semua pasti memiliki argumentasi, baik argumentasi yang bersifat konstitusional maupun argumentasi yang bersifat praktikal dalam konteks bagaimana kita membangun demokrasi yang berkualitas. Oleh karena itu kami mengusulkan mungkin pelaksanaan Pemilu dan Pilpres yang serentak ini semakin dekat, tahap-tahapnya pun juga sudah harus mulai dilalui dari sejak awal. Oleh karena itu kita tidak lagi harus berdebat hal-hal yang sebetulnya sudah sering didebatkan di dalam proses Pansus tersebut. Oleh karena itu kami mengusulkan agar pada kesempatan yang sangat terhormat ini lebih baik segera diambil keputusan melalui Rapat Paripurna ini. Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 25: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Baik, ini sudah ada 13 orang yang melakukan interupsi dan masih banyak yang menunggu dalam antrean di layar ini. Saya ingin menawarkan, apakah kita berikan kepada fraksi yang belum bicara? Setuju? Atau perwakilan fraksi saja? perwakilan fraksi secara resmi berbicara. Karena ini kalau tidak kita akan terlalu banyak. Setuju?

(RAPAT: SETUJU) Baik, kita mulai dari perwakilan Fraksi PDI Perjuangan. F-PDIP (………): Terima kasih, Pimpinan. Yang terhormat Pimpinan dan Rekan-rekan Anggota, (Suara tidak jelas/mic mati) INTERUPSI F-… (………): Itu masih tertera nama-nama yang anu, Pimpinan. Tolong dihapus, Pimpinan. Terima kasih, Pimpinan. KETUA RAPAT: Ini saya sudah hapus. Tolong jangan…, ini masih terus. Oke. Silakan, Pak. INTERUPSI F-… (………): Pimpinan, alat IT juga punya kecerdasan, Pimpinan. Jadi tidak bisa dihapus begitu saja, Pimpinan. Jadi ini demokrasinya sudah diatur, Pimpinan. Jangan membatasi Anggota Dewan, Pimpinan. KETUA RAPAT: Tadi kita sudah ketok. Tidak apa-apa, kita sudah ketok tadi, sudah disepakati. Biar perwakilan dari fraksi dulu ya. Nanti kita bisa melakukan musyawarah. F-PDIP (………): Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera untuk kita semua. Yang kita hormati Pimpinan dan Rekan-rekan Anggota DPR RI yang hadir dalam Rapat Paripurna ini,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 26: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Perwakilan Pemerintah, Saya mewakili Fraksi PDI Perjuangan menghadiri Rapat Paripurna ini dengan undangan untuk pengambilan keputusan. Tanpa mengurangi rasa hormat, dengan pidato dari kawan-kawan tadi yang sangat luar biasa dan mencerahkan, kami Fraksi PDI Perjuangan meminta agar Pimpinan segera memimpin pengambilan keputusan untuk Paripurna dapat kita selesaikan, karena ada kegiatan lain yang sangat penting. Terima kasih, Pimpinan. Wabillaahit Taufiq Wal Hidayah, Wallaahul Muwafiq Illa Aqwamith Thoriq, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Golongan Karya. Mungkin semuanya bisa di depan saja. siapa yang akan berbicara? Oh Pak Rambe? Silakan. F-PG (RAMBE KAMARUL ZAMAN, M.Sc., M.M.): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera bagi kita sekalian. Saudara Ketua dan Wakil Ketua, Pemerintah dan seluruh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang berbahagia, Tadi Pansus sudah melaporkan secara resmi hasil kerjanya. Di dalam Pansus tetap kita mengedepankan musyawarah mufakat. Sampai pada Rapat Kerja pegambilan keputusan di tingkat I fraksi-fraksi menyampaikan pandangan mini fraksi tentang beberapa hal khususnya 5 isu krusial yang dibuat dalam sistem paket dan opsinya juga kita tidak batasi. Opsinya 5 opsi paket. Oleh karena itu kita tidak usah perpanjang lagi. Kita sudah pagi ke pagi dan saya sendiri dari Fraksi Partai Golkar berada pada posisi kita musyawarah mufakat. Hasil musyawarah mufakat kita di Paripurna ini untuk kita ambil keputusan dari salah satu opsi itu. Oleh karena itu fraksi kami berpendapat bahwaqt selesaikan soal yang belum selesai pada Sidang Paripurna ini. Terserah bagi Pimpinan sebelum misalnya kita ambil keputusan, kita coba lagi untuk musyawarah mufakat terserah. Tapi jangan lama-lama ini. Kita bahas apa lagi? Substansi sudah sangat dalam kita bicarakan di dalam Pansus dengan waktu yang panjang 9 bulan itu. Jadi tidak usah kita ulangi lagi. Di Pansus itu seluruh fraksi ada dan kita bicarakan juga secara matang. Kita tahu betul fraksi-fraksi yang ada, Anggota Pansus adalah perwakilan daripada partai politik yang ada. Oleh karena itu fraksi kami tanpa berpanjang-panjang kalau tidak kita dahului dengan musyawarah mufakat dulu untuk apa kita ambil keputusan. Bila perlu sekarang langsung saja kita ambil keputusan atas opsi dimaksud. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 27: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terima kasih. Selanjutnya mungkin dari juru bicara Partai Gerakan Indonesia Raya. Pak Muzani, silakan. F-GERINDRA (H. AHMAD MUZANI): Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Para Pimpinan Fraksi, Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Sidang Dewan Paripurna yang kami hormati, Perwakilan Pemerintah, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

PANDANGAN FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA (PARTAI GERINDRA) Dibacakan oleh: Ahmad Muzani Daerah Pemilihan: Lampung I

Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum yang akan segera disahkan dalam forum Paripurna hari ini dalam pandangan Partai Gerindra adalah undang-undang yang sangat penting bagi proses demokrasi. Undang-undang ini menggabungkan 3 undang-undang sekaligus menjadi satu undang-undang yakni Undang-Undang tentang Penyelenggara Pemilu, Undang-Undang tentang Pemilu dan Undang-Undang tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pentingnya undang-undang ini sebagai puncak dari proses demokrasi, karena undang-undang ini mengatur tentang tata cara dan mekanisme pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi dan DPD yang merupakan perwakilan lembaga parlemen. Undang-undang ini juga mengatur tentang mekanisme dan tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden yang merupakan puncak dari pimpinan eksekutif. Hadirin yang kami muliakan, Karena itu bagi Partai Gerindra undang-undang ini teramat penting bagi proses penyelenggaraan demokrasi. Jika dalam perdebatan di Pansus yang berlangsung selama 9 bulan, bahkan 67 kali sidang dan beberapa kali lobi yang tidak tercatat berpuluh mungkin, bahkan beratus-ratus jam berlangsung, menghasilkan seperti yang telah dilaporkan oleh Ketua Pansus, Fraksi Partai Gerindra menyampaikan penghargaan yang sangat tinggi dan apresiasi yang luar biasa kepada kawan-kawan Anggota Pansus, sehingga menghasilkan banyak isu krusial yang dicapai kata mufakat dalam undang-undang tersebut. Begitu besar perhatian para pemerhati politik, bahkan rakyat Indonesia terhadap undang-undang ini, karena undang-undang ini sesungguhnya mengatur tentang bagaimana demokrasi ke depan akan kita usung. Karena itu Partai Gerindra merasa sebenarnya 9 bulan perdebatan dianggap cukup, dikatakan telah cukup. 67 persidangan pun demikian. Banyak perdebatan yang sesungguhnya dilakukan perdebatan tetapi selalu saja kita dibatasi oleh ruang dan waktu. Forum hari ini adalah forum Paripurna yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi. Jika kemudian ada

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 28: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

pengulangan pandangan, pengulangan pemikiran, pengulangan perdebatan, bahkan pengurangan alasan-alasan, baik dari fraksi ataupun Anggota, Partai Gerindra menyampaikan penghargaan dan itu adalah sesuatu yang lazim bagi sebuah upaya mencari pandangan dan demokrasi yang lebih genuin. Hadirin yang kami muliakan, Terhadap isu yang sudah mendapatkan kesepakatan, baik dari Pansus DPR maupun pemerintah, Fraksi Gerindra menyampaikan penghargaan dan menerima pandangan itu untuk ditetapkan sebagai undang-undang. Terhadap 5 masalah krusial yang tadi disampaikan oleh Ketua Pansus, izinkan Partai Gerindra menyampaikan pandangan-pandangannya. Hadirin yang kami muliakan, Dalam pandangan Partai Gerindra pemilihan umum adalah sesuatu yang sangat penting dan pemilihan presiden adalah sesuatu yang sangat penting, karena kita akan memilih calon pemimpin eksekutif, kita akan memilih calon kepala negara, kita akan memilih calon kepala pemerintahan. Memang benar pernah diuji dalam Mahkamah Konstitusi bahwa threshold menurut Mahkamah Konstitusi bukan problem, artinya telah sesuai dengan hukum. Tetapi masalahnya menurut keputusan Mahkamah Konstitusi bahwa penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019 diselenggarakan secara serentak atau bersama dengan pemilihan umum parlemen dan pemilihan presiden. Jika kata ‘serentak’ atau ‘bersama-sama’, maka itu yang menjadi problem buat kami. Kalau masih ada threshold, maka pertanyaannya adalah threshold atau hasil Pemilu apa yang mau kita gunakan sebagai landasan untuk mencalonkan seseorang menjadi calon presiden dan wakil presiden? Bukankah partai-partai pada tahun 2014 telah mencalonkan Pak Prabowo dan Pak Hatta menjadi calon presiden dan wakil presiden menggunakan hasil pemilihan umum tahun 2014? Bukankah sebagian partai yang lain juga mencalonkan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden ketika itu hasil Pemilu 2014? Apakah mungkin tiket yang sudah kita robek untuk pertunjukan pesta demokrasi presiden mau kita gunakan pada pesta demokrasi berikutnya? Pimpinan Sidang Dewan yang kami hormati, Inilah logika yang kami tidak terima hari ini. Inilah logika yang belum bisa kami terima, kata hati yang belum bisa kita terima. Logika ini yang kemudian kami selalu pertanyakan, bukan soal thresholdnya. Penggunaan threshold dua kali ini yang menyebabkan pandangan kami ini belum sesuai, bahkan bertentangan dengan undang-undang yang ada. Melalui forum ini kami berharap mata hati kawan-kawan semua yang terhormat, melalui mimbar ini kami membuka mata semua bangsa agar kita memikirkan. Memang benar ini adalah proses demokrasi, tetapi kita menginginkan landasan demokrasi dilakukan dengan asas konstitusionalitas. Menurut pandangan kami jika ini diteruskan dengan 20%, 10%, 5% atau 25% menurut pandangan Partai Gerindra, ini tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan undang-undang. Tetapi jika saudara-saudara semuanya tetap berkehendak terhadap problem ini, Partai Gerindra menawarkan solusi, mari kita bicara bersama-sama agar sesuatu yang kami anggap benar bisa diterima oleh tuan-tuan yang terhormat.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 29: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Hadirin, hadirat yang kami muliakan, Didalam pembahasan Pansus yang lalu semua perdebatan sudah dilakukan, semua pikiran sudah dikemukakan. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama mengemukakan pandangan-pandangan ini dengan benar dan kami menawarkan, kami meminta agar pikiran yang benar, pikiran yang sehat dan kata hati kita semua dikemukakan dengan cara-cara yang baik. Partai Gerindra menginginkan agar musyawarah tetap dikedepankan. Namun jika forum ini tetap berkehendak, mari kita mengambil suara terbanyak. Tetap saja Partai Gerindra ingin mengemukakan bahwa pandangan Fraksi Gerindra sekali lagi bahwa threshold 20%, threshold berapapun tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan undang-undang. Kami tidak ingin pesta demokrasi pemilihan umum 2019, Pilpres 2019 sebagai pesta demokrasi akan dicederai dengan pandangan-pandangan yang kita anggap inkonstitusional. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih kepada Ketua Fraksi Partai Gerindra. Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Demokrat. F-PD (Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.):

PANDANGAN FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG MENGENAI

PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM Dibacakan oleh: Benny K. Harman Nomor Anggota: A-444 Dapil: NTT I Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera untuk Bapak/Ibu sekalian, Om Swastiastu, Demokrat Peduli, Serap Aspirasi dan Beri Solusi untuk rakyat Indonesia! Yang kami hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Bapak/Ibu Anggota Dewan, Presiden Republik Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM, Sebelum kami membacakan pandangan ini kami mengajak kita semua untuk sama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas segala rahmat dan hidayah-Nya pagi ini kita dapat melaksanakan tugas konstitusional kita yang sangat penting yaitu mengambil keputusan tentang Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum yang akan menentukan nasib bangsa ini ke depannya.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 30: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Bapak/Ibu, Saudara-saudara sekalian, Fraksi Partai Demokrat menyampaikan terima kasih kepada Pansus dan Panja yang telah bersusah payah, yang telah bekerja sungguh-sungguh menuntaskan dan membahas pasal demi pasal, DIM demi DIM, dalam Rancangan Undang-Undang Pemilu, sehingga pada saat ini sampai pada tahapan kita mengambil keputusan. Kami Fraksi Partai Demokrat sungguh terlibat aktif dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang ini. Boleh dikata tidak ada pembahasan yang tidak kami kawal secara sungguh-sungguh. Saudara Pimpinan, Anggota Dewan, para Menteri yang kami hormati, Mendahului pernyataan persetujuan atau penolakan fraksi-fraksi terhadap Rancangan Undang-Undang ini perkenankan kami Fraksi Partai Demokrat menyampaikan pokok-pokok pandangan sebagai bagian dan yang pada pokoknya sudah kami kemukakan juga di tingkat Panja dan tingkat Pansus. Kami sungguh berterima kasih bahwa Fraksi Partai Demokrat diberi kesempatan untuk membacakan pandangan fraksinya, sebab kami yakin forum ini tidak semata-mata untuk mengambil keputusan sebagaimana yang tadi disampaikan. Tetapi ini adalah forum kita mempertanggungjawabkan apapun sikap, apapun pandangan politik, apapun penilaian-penilaian politik yang kami lakukan, baik di tingkat Panja maupun tingkat Pansus. Saudara Pimpinan, Anggota Dewan, para Menteri yang kami hormati, Pandangan fraksi pada Sidang Paripurna yang terhormat ini kami susun dengan mencermati dinamika pembahasan rancangan undang-undang ini sejak awal hingga akhir pembahasan dengan berbagai argumentasi dan cara pandang yang berbeda. Namun sebagaimana kita ketahui dalam semangat kebersamaan yang kuat dan produktif, dengan tujuan memperkuat iklim demokrasi yang lebih baik dan memberikan kepastian hukum terhadap penyelenggaraan Pemilu, pada akhirnya terdapat 5 isu utama yang gagal diputuskan di tingkat Pansus untuk selanjutnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang MD3 dipersilakan kepada Rapat Paripurna yang terhormat ini untuk diambil keputusannya. Terhadap 5 isu utama dengan dinamika perbedaan pandangan dan pendapat yang sangat tajam, baik antara fraksi maupun antar fraksi-fraksi dengan pemerintah ketika dilakukan pembahasan di tingkat Pansus fraksi kami berpandangan sebagai berikut: Berkaitan dengan ketentuan ambang batas 20% atau 25% untuk pemilihan presiden dan wakil presiden Fraksi Partai Demokrat berpendapat bahwa tidak ada relevansinya hal itu diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum. Oleh sebab itu Fraksi Partai Demokrat secara tegas menolak ketentuan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden dalam Undang-Undang Pemilu ini. Tetapi Fraksi Partai Demokrat tentu tidak sekedar menolak. Ada sejumlah alasan dan mohon perkenan kami membacakan alasan-alasan Demokrat ketentuan itu. Alasan yang pertama, ketentuan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden yang pada intinya bahwa yang berhak mencalonkan Paslon presiden dan wakil presiden adalah partai politik peserta Pemilu atau gabungan Parpol peserta Pemilu yang memperoleh 20% kursi di Dewan atau 25% perolehan suara sah dalam Pemilu 2014 yang lalu jelas tidak sesuai dengan hukum dan juga tidak

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 31: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

sesuai dengan logika dan akal sehat. Di mana tidak sesuai dengan logika dan akal sehatnya? Hasil Pemilu legislatif pada 2014 itu telah digunakan untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden dalam pemilihan umum presiden 2014 itu juga dimana telah terpilih Bapak Joko Widodo sebagai presiden dan Bapak Muhammad Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Dan tentu masuk akal, sebab Pemilu legislatif dan Pemilu presiden dalam Pemilu 2014 itu tidak diadakan serentak. Alasan yang kedua, ketentuan mengenai ambang batas 20% dan 25% dengan menggunakan hasil Pemilu 2014 yang lalu jelas tidak sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan Pemilu legislatif dan Pemilu presiden pada 2019 diadakan serentak. Dengan demikian maka sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi maka seharusnya partai politik atau setiap partai politik peserta Pemilu 2019 memiliki hak yang sama, memiliki kedudukan yang sama untuk mengajukan calon presiden dan wakil presidennya. Dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang demikian pula semua pratai politik peserta Pemilu mempunyai kedudukan, memiliki hak dan kewajiban yang sama di depan hukum konstitusi. Adanya ketentuan ambang batas 20% dan 25% jelas bersifat diskriminatif, membeda-bedakan status dan kedudukan setiap partai politik peserta Pemilu, khususnya dalam hal mengajukan calon presiden dan wakil presiden. Alasan yang ketiga, partai politik peserta Pemilu 2019 bukan hanya partai politik peserta Pemilu 2014, tetapi juga ada partai politik yang pada 2019 baru menjadi peserta Pemilu. Maka oleh sebab itu hasil Pemilu legislatif 2014 yang digunakan sebagai rujukan untuk Pemilu presiden 2019 sangat jelas akan membatasi hak partai pada 2019 baru menjadi peserta Pemilu. Lebih daripada itu ketentuan tersebut jelas sekali telah merugikan hak konstitusional partai politik peserta Pemilu 2019 yang hendak mengajukan calon presiden dan calon wakil presidennya. Alasan yang keempat, adanya ketentuan ambang batas itu juga sangat jelas menurut Fraksi Partai Demokrat terkandung maksud dan niat untuk membatasi dan menutup peluang bagi munculnya tokoh-tokoh alternatif dalam kontestasi Pemilu presiden pada 2019 yang akan datang. Pilihan rakyat dibatasi, sehingga rakyat yang berdaulat menjadi apatis dalam pemilihan umum. Alasan yang kelima, masih terkait dengan alasan yang keempat tadi, kami Fraksi Partai Demokrat berpandangan hukum atau Undang-Undang Pemilu sejatinya haruslah memfasilitasi munculnya calon-calon pemimpin alternatif supaya persaingan dalam demokrasi elektoral semakin meningkat dan semakin baik, termasuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemimpinnya. Demokrasi yang mempersempit pilihan rakyat, apalagi menutup peluang munculnya persainagn sehat dalam Pemilu jelas akan gagal menghasilkan pemimpin yang berkualitas dengan dasar legitimasi yang kuat dari rakyat. Kami perlu ingatkan dalam kehidupan demokrasi rakyatlah yang berdaulat, rakyatlah yang memilih pemimpinnya dan bukan partai-partai politik. Alasan penolakan yang keenam, sesuai dengan konstitusi kita, siklus kepemimpinan nasional berlangsung 5 tahunan, baik untuk memilih Anggota legislatif maupun memilih presiden dan wakil presiden. Apabila hasil Pemilu legislatif 2014 digunakan dalam penentuan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019, maka siklus penggantian kepemimpinan nasional kita bukan lagi 5 tahunan, tetapi 10 tahunan. Sangat mungkin hasil Pemilu legislatif 2019 hasilnya akan berbeda jauh dengan hasil Pemilu legislatif 2014. Siapa yang dapat menjamin hasil Pemilu legislatif 2014 akan sama dengan Pemilu legislatif 2019,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 32: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

sehingga hasil Pemilu legislatif 2014 kita jadikan sebagai rujukan untuk menentukan ambang batas dalam pencalonan presiden dan wakil presiden. Alasan yang ketujuh, selain daripada itu Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa hukum Pemilu yang didesain pada saat ini hendaknya mampu memfasilitasi, mendorong terjadinya penguatan sistem presidentil dimana presiden tidak disandera oleh partai-partai politik pendukungnya, sehingga akan menyulitkan presiden memenuhi janji-janjinya dalam kampanye. Putusan Mahkamah Konstitusi yang secara (suara tidak jelas) memerintahkan pelaksanaan Pemilu legislatif harus serentak dengan Pemilu presiden pada intinya dimaksudkan untuk memperkuat presiden dalam sistem presidentil multipartai tanpa tersandera oleh kepentingan partai politik pendukung. Bukankah itu kehendak rakyat? Dan bukankah itu perintah konstitusi kita? Alasan yang kedelapan yang terakhir soal ini, sekali lagi ingin ditegaskan bahwa adanya ketentuan menggunakan hasil Pemilu legislatif 2014 untuk Parpol dan gabungan Parpol dalam mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2019 bagi Fraksi Partai Demokrat jelas merupakan ketentuan yang kontradiktif (contradictio in terminis) dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang pada intinya menegaskan Pemilu legislatif pada 2019 dan Pemilu presiden harus diadakan serentak. Itu terkandung maksud tidak ada lagi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden dalam Pemilu presiden 2019, sebab Pemilu legislatif dan Pemilu presiden itu dilaksanakan pada saat yang sama.

Atas dasar alasan-alasan yang kami sam paikan di atas, kami Fraksi Partai Demokrat memandang ketentuan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden dalam Pemilu presiden dalam Pemilu presiden 2019 dengan menggunakan hasil pemilihan umum legislatif tahun 2014 yang lalu adalah sebuah kesesatan dalam cara pikir yuridis yang harus segera kita luruskan sebelum bangsa dan negara ini jatuh ke dalam kondisi yang disebut dengan constitutional fallacy. Bapak/Ibu, Saudara-saudara sekalian yang kami hormati, Itu tadi satu dari 5 opsi. Opsi yang lainnya yang berkaitan dengan…. F-… (………) Lampu merah, lampu merah! Adil, Pimpinan! F-PD (Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.): Apa boleh saya lanjutkan? Kalau boleh saya lanjutkan, tidak lebih dari 2 menit. KETUA RAPAT: Oke, silakan. F-PD (Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.): Karena tadi ada interupsi, hilang fokus jadinya, hilang konsentrasi. Berkaitan dengan isu yang kedua, Fraksi Partai Demokrat berpandangan yaitu mengenai ambang batas parlemen, kami setuju dengan 4% untuk penguatan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 33: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

sistem kepartaian dan juga sistem presidensil multipartai. Sedangkan yang berkaitan dengan isu yang ketiga sistem Pemilu, Fraksi Partai Demokrat jelas mendukung sistem Pemilu terbuka untuk menjunjung tinggi kompetisi sehat dalam pemilihan umum dan juga menghargai kedaulatan rakyat. Sedangkan berkaitan dengan isu yang keempat, alokasi kursi di daerah kami sepakat untuk DPR pusat 3-10, sedangkan untuk provinsi, kabupaten dan kota 3-12. Terkait dengan item yang kelima dari paket yang diusulkan, Fraksi Partai Demokrat mengusulkan mendukung metoda Kuota Hare dalam menentukan konversi suara. Ini lebih menjamin adanya representasi wakil-wakil rakyat kita. Bapak/Ibu, Saudara-saudara sekalian yang kami hormati, Fraksi Partai Demokrat sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua fraksi di Dewan yang telah bekerja sama selama ini. Fraksi kami sebagai fraksi penyeimbang telah berusaha sungguh-sungguh menyeimbangi berbagai kepentingan yang kadangkala bertolak belakang di tingkat Pansus dan Panja, tetapi kami belum berhasil, sehingga muncullah 5 opsi yang mudah-mudahan pada siang ini bisa kita putuskan. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sejak awal telah bekerja sama sungguh-sungguh dan ingin sekali supaya Pemilu ke depan menjadi semakin baik. Dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim, Fraksi Partai Demokrat menyatakan persetujuannya terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Pemilu ini dengan memilih opsi jelas sekali, kalau Bapak/Ibu sekalian tadi mengikuti secara cermat tidak ada opsi lain selain opsi B. Selanjutnya kami akan serahkan kepada Rapat Paripurna ini untuk mengambil keputusan disertai dengan usulan kalau bisa setelah ini rapat lobi, musyawarah mufakat. Dan kalau gagal juga, kita menempuh mekanisme voting yang juga dibenarkan oleh konstitusi dan adat istiadat kita yang selama ini berlaku di lingkungan Dewan. Demikian pandangan Fraksi Partai Demokrat pada Paripurna ini. Atas perhatian dan kerja samanya kami menyampaikan terima kasih. Wabillaahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KETUA,

EDHIE BASKORO YUDHOYONO, M.Sc. Anggota Nomor A-434

SEKRETARIS,

DIDIK MUKRIANTO, S.H., M.H. Anggota Nomor A-437

Sedangkan yang membacakan saya ulangi lagi Benny K. Harman, A-444, Dapil NTT I, itu yang penting supaya tidak lupa. Sekian, terima kasih banyak. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 34: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Selanjutnya Fraksi Partai Amanat Nasional. Silakan Fraksi Partai Amanat Nasional. F-PAN (H. YANDRI SUSANTO): Terima kasih, Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan yang saya hormati, Seluruh Anggota DPR peserta Paripurna yang saya hormati, Pak Menteri beserta seluruh Jajarannya, Hadirin yang berbahagia, Izinkan kami dari Fraksi Partai Amanat Nasional atas izin Ketua Fraksi, Saudaraku Mulfachri Harahap, saya Yandri Susanto, Dapil Banten II Serang, Cilegon, menyampaikan pandangan Fraksi PAN dalam Rapat Paripurna yang terhormat ini terhadap satu agenda yaitu Pengambilan Keputusan Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Bapak/Ibu yang kami hormati, Sebagaimana awal tadi sudah kami sampaikan bahwa dinamika perjalanan panjang Pansus ini sudah sungguh luar biasa. Awalnya Pansus dan pemerintah sepakat untuk mengambil keputusan tingkat I itu di akhir April tahun 2017. Tetapi karena dinamika yang begitu panjang dan tinggi, sehingga disepakati sebelum Lebaran Idul Fitri, itupun tidak disepakati. Kita mulur lagi 1 minggu setelah lebaran, itupun mulur lagi, sehingga tingkat I baru disepakati tanggal 13 Juli. Apa yang ingin kami sampaikan, Bapak/Ibu? Kami pertegas kembali, dinamika itu kami lalui dengan semangat kebersamaan dan selalu menjunjung tinggi mufakat untuk semua pengambilan keputusan. Tadi sudah kami sampaikan, dari inventarisir 20 isu Rancangan Undang-Undang ini Alhamdulillah 15 isu dilalui dengan sempurna tanpa ada perbedaan apapun diantara rapat-rapat di Pansus. Oki terhadap agenda hari ini Pansus memang merekomendasikan terhadap 5 paket yang belum diputuskan untuk diberi secara leluasa kepada seluruh Anggota fraksi masing-masing untuk ikut andil dalam mengambil keputusan. Oki kami menghargai segala jerih payah kerja panjang Pansus dan pemerintah, sehingga pada akhirnya kita sampai pada hari ini untuk mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu bagi PAN sekali lagi mari kebersamaan itu kita kedepankan, mari musyawarah itu kita utamakan, sehingga rakyat Indonesia bisa melihat kita semua bahwa Anggota DPR sesungguhnya persoalan apapun yang begitu penting diantara kita banyak perbedaan, itupun bisa kita selesaikan secara musyawarah mufakat. Terhadap 5 isu yang memang sangat krusial bagi PAN sebenarnya kalau dilihat dari 5 paket itu kami bisa menyimpulkan terhadap 5 isu itu sebenarnya 3 isu sudah selesai bisa kita sepakati. Pertama, sistem Pemilu. Semua kita sepakat dengan sistem terbuka. Karena itu memang juga di Anggaran Dasar Rumah Tangga Partai Amanat Nasional menganut sistem terbuka. Kemudian yang kedua tentang parliament threshold. Semua fraksi pun sudah sepakat dengan angka 4%. Selanjutnya jumlah kursi per Dapil 3 sampai 10. Saya yakin kita juga semua sudah sepakat, karena dalam pembahasan di Pansus semua kita mengacu kepada 3-10 dalam melihat pertambahan-pertambahan kursi

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 35: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

kepada Dapil-dapil yang mendapat tambahan dari 15 kursi yang disepakati oleh Pansus dan pemerintah. Pemerintah, Hadirin yang berbahagia, seluruh Peserta Paripurna pada hari ini, Oleh karena itu terhadap 5 isu itu tinggal 2 isu lagi yaitu presiden threshold dan konversi suara menjadi kursi. Bagi PAN dari awal sebenarnya apa yang disampaikan oleh teman-teman terdahulu kami berpandangan…, karena secara serentak Pemilu itu dilakukan, maka daftar inventaris masalah (DIM) kami menginginkan angka nol. Tetapi bagi kami karena ingin membangun kebersamaan, kami buka dialog dengan semua fraksi. Oleh karena itu kami menawarkan jalan tengah sebenarnya kalau tidak ada angka nol ataupun di angka 20, Fraksi PAN menawarkan di angka 10%. Oleh karena itu terhadap dialog seperti ini, dinamika seperti ini, saya yakin peserta Paripurna seperti yang kami sampaikan tadi, jika saja ada paket baru yang bisa kita sepakati secara bersama-sama, itu bisa jadi jalan tengah untuk kita semua. Terhadap konversi suara PAN dari awal ingin menganut sistem seperti yang sudah pernah kita lakukan yaitu Kuota Hare. Oleh karena itu bagi PAN sekali lagi kami usulkan diantara perbedaan itu kami meyakini kita dengan rasa kenegarawanan kita bisa mengambil satu kata mufakat. Oleh karena itu setelah pandangan ataupun sikap masing-masing fraksi ini dan kami tangkap tadi belum ada kata sepakat diantara kita dan itu salah satu rekomendasi dari Pansus ketika mengambil keputusan tingkat I bahwa jika saja di Paripurna juga belum ad akata mufakat sebelum kita mengambil sebuah keputusan, maka dianjurkan untuk forum lobi-lobi. Oleh karena itu kami rekomendasikan di mimbar yang berbahagia ini, kami merekomendasikan kepada Pimpinan untuk memberi ruang dan waktu kepada fraksi-fraksi untuk melakukan lobi-lobi. Insya Allah kita bisa mencapai kata mufakat. Terima kasih. Mohon maaf atas segala kekurangan. Wabillaahit Taufiq Wal Hidayah, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam. Terima kasih Fraksi Partai Amanat Nasional. Selanjutnya kami persilakan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. F-PKB (………): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan, seluruh Sahabat Anggota DPR RI, Pak Menteri Dalam Negeri, Menkumham yang saya hormati, Fraksi PKB berpandangan sudah panjang perjalanan Pansus ini dan Fraksi PKB mengapresiasi kepada seluruh Anggota Pansus yang merupakan representasi dari seluruh Anggota DPR RI yang ditunjuk oleh fraksi sudah melakukan perdebatan yang panjang, sudah melakukan pembahasan yang panjang apa yang tadi

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 36: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

disampaikan oleh masing-masing Anggota. Untuk itu sesuai dengan keputusan di tingkat I memberikan opsi-opsi yang harus diambil keputusan pada hari ini, Fraksi PKB berpandangan untuk segera Pimpinan tidak lama-lama mengambil jalan. Bisa dilakukan musyawarah mufakat dulu. Kalau tidak ketemu, opsi-opsi yang sudah disampaikan pada pembahasan tingkat I di Pansus bisa dilakukan melalui mekanisme voting yang merupakan bagian daripada mekanisme yang biasa kita ambil di forum DPR RI yang terhormat ini. Sekian, terima kasih. Pandangan fraksi nanti kami akan sampaikan secara tertulis. Wallaahul Muwafiq Illa Aqwamith Thoriq, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Selanjutnya Fraksi Partai Keadilan Sejahteran, kami persilakan. F-PKS (………): Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Yang terhormat Pimpinan dan Segenap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yang saya hormati Saudara Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Segenap Jajaran, Yang saya hormati Saudara Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dan Segenap Jajaran, Yang saya banggakan Rekan-rekan Anggota Pansus RUU Pemilu yang tadi telah menyampaikan laporannya, Hadirin sekalian yang saya hormati, Sebagaimana tadi telah disampaikan oleh Ketua Pansus bahwa Pansus RUU Pemilu telah menyelesaikan tugasnya, telah bekerja dengan sekian kali rapat pembahasan-pembahasan. Dan pada kesimpulannya Pansus telah merekomendasikan ada 5 opsi yang dihasilkan oleh Pansus yang didalam perkembangannya di dalam Rapat Pansus belum bisa diputuskan, sehingga direkomendasikan untuk diambil keputusan di dalam Rapat Paripurna sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi. Oleh karena itu akhirnya diagendakan Rapat Paripurna pada hari ini. Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati, Setelah tadi Ketua Pansus menyampaikan laporannya kita semuanya menyimak bahwa terjadi banyak dinamika, argumentasi-argumentasi dan pemikiran-pemikiran yang berkembang di dalam Rapat Paripurna ini. Oleh karena itu Fraksi PKS memandang bahwa berbagai argumentasi, berbagai dinamika pemikiran yang berkembang dalam Rapat Paripurna ini perlu diapresiasi, perlu dihargai sebagai bentuk komitmen untuk memberikan pandangan-pandangan, masukan-masukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 37: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

bagi pembahasan RUU Pemilu yang hari ini rencananya akan kita paripurnakan. Fraksi PKS meminta agar Pimpinan dan kita semuanya memperhatikan bahwa terkait dengan pengambilan keputusan dalam Rancangan Undang-Undang Pemilu bukan sekedar bicara kalah-menang, tetapi kita juga ingin bicara agar undang-undang yang tengah dibahas ini betul-betul menjadi undang-undang yang berkualitas dan bisa menjadi landasan yang konstitusional dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 nanti. Hadirin sekalian yang kami hormati, Di dalam pandangan ini PKS menyampaikan bahwa terhadap opsi yang direkomendasikan untuk dibawa di dalam Rapat Paripurna ini antara lain isu krusialnya yaitu terkait dengan presidential threshold, ambang batas parlemen sistem Pemilu, alokasi kursi per daerah pemilihan dan koversi suara. Sesungguhnya dalam 5 isu krusial ini terhadap sistem Pemilu sesungguhnya di Pansus telah mencapai hampir kata sepakat, semuanya sepakat dengan sistem terbuka. Kemudian terkait dengan ambang batas parlemen, mayoritas fraksi juga berpandangan bahwa angkanya berada pada 4%. Kemudian terhadap alokasi kursi per Dapil hampir semua fraksi juga berpendapat bahwa alokasi yang dipilih adalah 3 sampai 10 kursi per daerah pemilihan. Kemudian yang masih krusial terjadi banyak perbedaan pendapat adalah pada ambang batas presiden. Dalam ambang batas presiden ini Fraksi PKS menyampaikan pandangannya sebagai berikut: PKS memandang bahwa ambang batas presiden terkait dengan pelaksanaan Pemilu serentak pada tahun 2019 perlu ditiadakan. Pertimbangannya ambang batas presiden dalam pelaksanaan Pemilu 2019 itu adalah Pemilu serentak dimana Mahkamah Konstitusi telah memutuskan mengenai Pemilu serentak tersebut dan oleh karena itu ketika kita melaksanakan Pemilu serentak kami berpendapat landasan yang bisa dijadikan untuk angka threshold itu adalah tidak bisa menggunakan angka pada Pemilu sebelumnya.

Kemudian yang perlu kami sampaikan pula bahwa ambang batas parlemen ketika ditiadakan, maka ini akan memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menggunakan haknya untuk dipilih sebagai presiden. Disamping itu kami juga berpandangan bahwa peniadaan ambang batas presiden akan membuat Pemilu menjadi berkeadilan dan membentuk kesetaraan karena setiap partai politik dapat mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden sendiri. Dengan demikian rakyat Indonesia akan diuntungkan oleh tersedianya banyak alternatif calon pemimpin bangsa. Bapak/Ibu sekalian, Selanjutnya penghapusan ambang batas presiden lebih sejalan dengan Pasal 6A Undang-Undang Dasar 1945. Penghapusan ambang batas presiden juga sejalan dengan hasil kajian dari Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi yang menyimpulkan bahwa presidential threshold sebaiknya ditiadakan. Bapak/Ibu yang kami hormati, Selanjutnya pandangan kami terhadap isu krusial yang lain secara umum tadi telah kami sampaikan untuk ambang batas parlemen kami sepakat dengan angka 4%, kemudian dengan sistem Pemilu semuanya sudah sepakat dengan sistem

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 38: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

terbuka, kemudian terkait dengan alokasi kursi kami sepakat dengan 3 sampai 10, kemudian terkait dengan metode konversi suara kami memandang bahwa Fraksi PKS lebih memilih kepada Kuota Hare, karena Kuota Hare ini disadari atau tidak Kuota Hare lebih menjamin keberagaman. Dan kita melihat bahwa rakyat kita, bangsa kita Indonesia ini terdiri dari banyak suku, banyak agama, banyak etnis. Dan kami memandang bahwa salah satu yang menjadi representasi perwakilan di Dewan Perwakilan itu adalah kalau kita menggunakan Kuota Hare. Yang kedua, Kuota Hare juga lebih mencermati keadilan bagi semua partai politik. Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati, Demikianlah sekilas penjelasan dari pandangan kami terkait dengan Rancangan Undang-Undang Pemilu yang hari ini akan diparipurnakan. Perlu kami sampaikan bahwa terhadap dinamika dan argumentasi yang berkembang pada hari ini Fraksi PKS memandang ini perlu kita analisasi dan perlu diperhatikan. Oleh karena itu Fraksi PKS menyarankan agar kita bisa lakukan musyawarah mufakat terhadap perbedaan pandangan-pandangan tadi. Kami memandang ketika terjadi perbedaan pendapat dan alternatif pemikiran yang berkembang dalam forum ini, mari kita pandang itu sebagai bentuk untuk memperbaiki dan memberikan input yang berkualitas bagi Undang-Undang Pemilu. Jadi Fraksi PKS menyarankan agar sebelum diambil keputusan secara mekanisme voting, kita bisa terlebih dahulu melaksanakan musyawarah mufakat. Untuk itu kami berharap ini bisa diadakan forum lobi terlebih dahulu dan PKS terbuka untuk diajak berkomunikasi, berdialog, sehingga kita bisa menghasilkan rumusan yang terbaik bagi bangsa kita, bagi rakyat kita, bagi pelaksanaan demokrasi yang akan datang dalam pelaksanaan Pemilu serentak pada tahun 2019. Terima kasih.

FRAKSI PKS DPR RI KETUA,

Dr. H. JAZULI JUWAINI, Lc. M.A.

SEKRETARIS,

Dr. H. SUKAMTA, Ph.D.

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih kepada Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Selanjutnya Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Kami persilakan. F-PPP (………): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan DPR, Anggota DPR dan Para Menteri yang kami hormati,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 39: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Fraksi PPP sebagaimana sudah disampaikan dalam pandangan mini fraksi pada Rapat Pansus tanggal 13 Juli 2017 sudah menentukan sikap dan menghormati terhadap 5 isu krusial yang belum disepakati untuk dibawa ke Paripurna. Tadi sejak awal sudah disampaikan oleh sebagian Anggota DPR terkait dengan pandangan-pandangannya yang sebenarnya itu sudah menjadi perdebatan panjang dalam pembahasan kami di Pansus RUU Pemilu maupun Panja, termasuk juga Timus dan Timsin. PPP berpendapat bahwa putusan Mahkamah Konstitusi yang mengharuskan Pemilu serentak tidak ada satu kalimat pun yang membatalkan tentang ketentuan presidential threshold. Artinya meskipun undang-undang ini mengatur tentang threshold presiden juga tidak melanggar konstitusi. Terkait dengan pandangan akhir dari Fraksi PPP nanti kami sampaikan secara tertulis kepada Pimpinan. Pada intinya PPP ingin segera menuntaskan pembahasan RUU Pemilu ini pada hari ini tanggal 20 Juli 2017. Untuk kesempatan pertama mari kita memberikan kesempatan kepada Pimpinan Fraksi melakukan lobi-lobi politik untuk mencapai sebuah kesepakatan. Apabila hal itu tidak tercapai, maka pengambilan keputusan melalui suara terbanyak merupakan hal yang lumrah dalam pengambilan keputusan di DPR RI. Demikian pandangan singkat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

ATAS NAMA FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KETUA,

Dr. Hj. RENI MARLINAWATI

SEKRETARIS,

H. M. AMIR USKARA, M. Kes. Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Ada dua fraksi lagi. Fraksi Partai Nasdem kami persilakan. F-NASDEM (JOHNNY G. PLATE, S.E.): Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Pimpinan dan segenap Anggota DPR RI yang kami hormati, Pemerintah dalam hal ini Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kumham beserta seluruh Jajaran yang kami hormati, Hadirin/hadirat sekalianyg kami banggakan, Pertama-tama izinkan kami untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja bersama pemerintah 7 Panitia Khusus RUU Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang dalam waktu 9 bulan telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghasilkan kodifikasi undang-undang yang sedemikian rupa yang memungkinkan bangsa ini menghasilkan pemimpinnya … (terputus) dengan batas pemilihan Presiden bahwa ambang batas 20% kursi DPR RI atau 25% suara sah nasional telah digunakan 2 kali di dalam pemilihan Presiden Republik Indonesia dan menghasilkan Presiden yang legitimate, menghasilkan Presiden legal konstitusional dan karenanya ambang batas itu tidak

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 40: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

menabrak dan tidak bertentangan dengan konstitusi kita Undang-Undang Dasar 1945. Yang kedua saudara/saudari sekalian, Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 Tahun 2013 di dalam amar putusannya sama sekali tidak terdapat amar yang membatalkan Pasal 9 Undang-Undang Pemilihan Presiden yang saat ini masih berlaku dan karenanya juga penerapan dan penggunakan ambang batas terhadap pemilihan Presiden tidak bertentangan dengan konstitusi yang kita hormati dan kita cintai bersama. Saudara-saudara sekalian, Banyak argumentasi yang sudah disampaikan di pembahasan Pansus, perdebatan, diskusi dan lobby-lobby, argumentasi yang sama, argumentasi yang hebat-hebat yang sama hari ini kembali ditampilkan di dalam ruangan ini. Perbedaannya, hari ini kita tidak saja mengandaikan kita sebagai Anggota Parlemen, Anggota DPR RI tetapi juga seolah-olah kita sekalian adalah hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi kita. Perlu kita pahami bersama bahwa keputusan akhir terkait penafsiran konstitusi apakah Undang-Undang menabrak atau bertentangan dengan Undang-Undang Dasar adalah menjadi domain dan sepenuhnya kewenangan Mahkamah Konstitusi, masing-masing kita mempunyai argument yang valid, argument yang kuat dengan landasan konstitusinya terkait dengan dibutuhkannya ambang batas Presiden. Saudara-saudara sekalian, Ambang batas Presiden kita butuhkan, ingat kita membutuhkan politik akal sehat sebagaimana tadi disampaikan. Akal sehat seperti apa? Akal sehat agar kita mampu menghasilkan Presiden dalam Pemerintahan Presidensial yang efektif, presiden yang kuat, Presiden yang didukung dengan dukungan parlemen yang juga memadai sebagaimana peraturan dan perundang-undangan kita dimana tidak saja keewenangan-kewenangan eksekutif itu ada di pemerintahan, ada di kewenangan presidensial tetapi juga sebagiannya membutuhkan mandate dan keputusan bersama Anggota DPR RI disini. Saudara-saudara sekalian, Atas materi yang penting ini, atas isu yang super krusial ini, kami sependapat bahwa Indonesia untuk masa depan yang lebih cerah masih membutuhkan ambang batas yang memadai demi seleksi awal pemimpin nasional kita. Kita membutuhkan, Presiden membutuhkan modal dasar politik yang kuat sedari awal, sedari masa pencalonan presiden dan wakil presiden. Saudara-saudara sekalian, Di samping itu, kita juga memperhatikan hal yang fundamental di dalam berpolitik, hal yang fundamental di dalam demokrasi Indonesia adalah kegotongroyongan politik. Dalam kaitan dengan kegotongroyongan politik itu kami mengundang, Fraksi Nasdem mengundang segenap partai politik termasuk partai politik baru nanti yang akan menjadi peserta pemilu untuk secara bersama-sama mengusung dan mendukung calon presiden yang sudah terseleksi, calon presiden

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 41: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

yang hebat untuk ditampilkan bagi pemilih-pemilih di segenap penjuru tanah air kita untuk mendapatkan presiden kepala pemerintahan dan kepala negara yang dibutuhkan bangsa kita, presiden hebat, pemerintahan yang efektif. Bapak/Ibu, saudara-saudara sekalian, Dan karenannya kami tetap mendukung dan usulkan ambang batas presiden 20% atau 25% suara sah nasional. Yang kedua saudara/saudari sekalian terkait dengan sistem pemilihan umum. Kita bersama-sama telah melaksanakannya dengan baik. Konstituen kita telah mengetahui dengan baik kalau tidak kita sebutkan sebagai ahli bahwa sistem pemilihan umum proporsional terbuka adalah sistem yang cocok dan tepat dengan kondisi politik masyarakat dan bangsa kita. Yang ketiga saudara/saudari sekalian, ambang batas parlemen. Kami menyadari dan berulang-ulang kali lebih dari 8 bulan menyampaikan kepada public dibutuhkan restrukturisasi politik di DPR RI melalui penataan fraksi yang lebih memadai. Karenanya sedari awal kami mengusulkan ambang batas parlemen sebesar 7%. Akan tetapi menyadari dan dalam semangat gotong royong yang sama, berdiskusi, berbicara, lobby bersama sahabat-sahabat yang lain, akhirnya kami memaklumi, memahami dan menyetujui ambang batas parlemen sebesar 4% sebagaimana yang mayoritas fraksi-fraksi memberikan dukungan. Yang keempat saudara-saudara sekalian, district parktitude 310 merupakan konfigurasi politik yang saat ini dapat diterima dan memadai. Karenanya tanpa alasan yang berlebihan, kami menggarisbawahi dan mendukungnya itu. Dan terakhir saudara-saudara sekalian, metode konversi suara. Lebih dari 7 bulan kami kemukakan dan sampaikan argumentasi betapa pentingnya metode konversi suara kuota … Memahami bahwa konstituen kita di seluruh pelosok tanah air termasuk konfigurasi politik daerah-daerah khususnya terkait dengan pemilihan Anggota DPRD yang telah begitu memahami dan mengetahui cara perhitungan konversi suara menjadi kursi. Akan tetapi dengan memahami, dengan mendalami dengan seksama, mencermati situasi politik dan lobby-lobby yang berlaku dan demi keadilan politik, kami menerima argumentasi bahwa santilak murni merupakan pilihan yang juga bagi untuk diterapkan sebagai metode konversi suara pada pemilihan umum yang akan datang dan oleh karena itu saudara-saudara ku yang kami hormati Fraksi Partai Nasdem demi pemerintahan yang efektif, demi terpilihnya politisi-politisi secara nasional yang hebat-hebat dan demi Indonesia yang jaya, Indonesia yang hebat yang merupakan esensi dari perjuangan restorasi Indonesia, resensi dari perjuangan Fraksi Partai Nasdem, esensi dari perjuangan Partai Nasdem untuk mengajak Indonesia menjadi lebih hebat di masa yang akan datang, kami memilih Paket A. Terima kasih. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik terima kasih Fraksi Partai Nasdem. Selanjutnya terakhir dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat. Kami persilakan.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 42: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

F-P.HANURA: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. Yang kami hormati Pimpinan DPR RI; Teman-teman Anggota DPR RI yang kami banggakan; Yang kami hormati para Menteri yang ada dalam rapat ini beserta jajarannya; dan Hadirin sekalian yang kami banggakan. Izinkan kami dari Fraksi Partai Hanura memberikan apresiasi kepada Pansus Undang-Undang Pemilu yang telah bekerja siang malam untuk menyelesaikan daripada Undang-Undang Pemilu kita yang berkualitas untuk kepentingan bangsa dan negara kita. Memang ada beberapa hal isu krusial dari 20 isu yang diselesaikan ada masih tinggal 5 isu yang harus diselesaikan dan diputuskan dalam rapat paripurna ini. Kami dari Fraksi Partai Hanura menilai bahwa mekanisme yang dilakukan oleh Pansus Pemilu sudah tepat dan benar, sehingga hasil yang mereka telorkan harus kita lakukan suatu keputusan di Paripurna ini sesuai dengan undangan daripada Sekretariat Jenderal buat seluruh Anggota DPR RI yang kita hargai dan kita hormati. Kami berpendapat dari Fraksi Partai Hanura beberapa isu krusial, pertama adalah mengenai presidensial threshold. Teman-teman dari fraksi lain tadi telah berpendapat ada pelanggaran konstitusi di dalam memutuskan itu. Kami dari Fraksi Partai Hanura melihat putusan MK tentang Pemilu serentak merupakan open legal policy, tidak ada parlementary threshold yang dilanggar. Artinya, parlementary threshold adalah mengisi open legal policy untuk kita bisa mendapatkan calon Presiden yang kredibel yang betul-betul bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang sejahtera, dan bangsa yang semuanya diakui oleh rakyatnya, tidak mungkin kita membuat presidensial threshold untuk mendapatkan calon presiden yang presidensial.

Itu pendapat dari Fraksi Partai Hanura. Untuk itu, kami tidak melihat tidak ada pelanggaran konstitusi disini. Sehingga

kami menyarankan kepada teman-teman fraksi yang lain marilah kita melihat bahwa ini adalah sesuatu hal untuk kepentingan bangsa, tidak ada pelanggaran konstitusi, dan kita mengisi apa yang diputuskan Mahkamah Konstitusi di dalam Pemilu serentak merupakan open legal policy yang kita isi dari DPR RI maupun Pemerintah maupun seluruh pemangku jabatan yang ada di republic ini dan masyarakatnya.

Yang kedua adalah masalah pemilihan terbuka. Itu yang kami pilih. Kenapa? Ini lebih berkeadilan. Kemudian ambang batas parlemen adalah 4% dan yang kemudian mengenai daripada konversi suara 310 dan sistem perhitungan scientelogo murni itu adalah merupakan pilihan kami.

Untuk itu, kami sarankan kepada Pimpinan Rapat agar segera menyelesaikan daripada masalah ini pada hari ini karena ini sudah terlalu lama, apakah kita melakukan lobby sebentar untuk musyawarah mufakat. Kalau musyawarah mufakat tidak bisa didapat, mari kita selesaikan sesuai dengan aturan yang juga berlaku yaitu melakukan voting di dalam pengambilan keputusan terakhir.

Saya kira itu adalah merupakan keputusan kami dari Fraksi Partai Hanura untuk mempercepat Undang-Undang Pemilu segera supaya kita semuanya bisa

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 43: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sisa setelah Undang-Undang Pemilu ini dalam Pemilu Parlemen dan Pemilu Presiden.

Sekian. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Sidang Dewan yang terhormat, Kita sudah mendengar sejumlah pendapat dan juga pendapat dari fraksi-fraksi yang ada. Sekarang pukul 14.00 WIB dan tadi juga banyak aspirasi dan sesuai dengan tata cara pengambilan keputusan yang ada pada kita, kita utamakan dulu melakukan suatu proses musyawarah untuk mencapai mufakat melalui forum lobby. Saya kira itu menjadi aspirasi sebagian besar kita. Untuk itu, sekaligus juga sebagian ada yang mau melaksanakan ibadah shalat dzuhur dan juga makan siang, kita akan skors, tadi kami berunding kurang lebih 2 jam begitu ya. Setuju?

(RAPAT DISKORS PUKUL 14.00 WIB)

Terima kasih. Kita persiapan untuk memulai kembali Rapat Paripurna ini, Para Anggota bisa menempati kursi masing-masing dan juga mohon ada ketertiban sehingga kita bisa memulai acara sidang paripurna dengan baik. Yang terhormat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia beserta jajaran; Yang terhormat Menteri Keuangan atau yang mewakili beserta jajarannya; Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia atau yang mewakili beserta jajarannya; Yang terhormat Para Anggota Dewan; Hadirin yang kami muliakan. Dengan ini, skors rapat saya cabut, Rapat Paripurna Dewan kita lanjutkan kembali.

(SKORS RAPAT DICABUT)

Sidang Dewan yang terhormat, Untuk menyingkat waktu, kami selaku Pimpinan Sidang akan menyampaikan hasil musyawarah atau lobby Pimpinan DPR RI dengan Pimpinan Fraksi-Fraksi mengenai RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang tadi telah kita skors sejak jam 14.00 WIB, kemudian musyawarah dimulai pada pukul 15.00 WIB, diskors kembali untuk membicarakan sejumlah hal. Dari hasil lobby menyepakati beberapa hal sebagai berikut:

1. Bahwa sepakat menyetujui 573 pasal RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu yang dibahas oleh Pansus di luar dari 5 isu krusial yang ada di dalam paket yang dilaporkan oleh Pansus.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 44: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

2. Dari 5 paket yang ada telah berhasil dikerucutkan dalam musyawarah tersebut menjadi 2 pilihan paket yaitu Paket A dan Paket B. Paket A untuk menjadi catatan kita ambang batas presiden 20%, 25%, ambang batas anggota DPR RI 4%, sistem pemilu terbuka alokasi kursi DPR RI per dapil 3 sampai 10 kursi, konversi suara … lagu murni. Paket B ambang batas Presiden 0%, ambang batas Anggota DPR RI 4%, sistem pemilu terbuka, alokasi kursi DPR RI per dapil 3 hingga 10 kursi, konversi suara …

3. Lobby menyepakati bahwa untuk mengambil keputusan terhadap waktu pengambilan keputusan terhadap 2 paket tersebut ada 2 opsi yaitu apakah akan diputuskan pada malam hari ini dan ada juga permintaan untuk ditunda hingga Hari Senin.

Berdasarkan hasil lobby di atas, pengambilan keputusan pertama kali adalah

terhadap waktu untuk pengambilan keputusan apakah akan dilaksanakan pada malam ini atau ditunda pada Hari Senin karena ada permintaan untuk musyawarah mufakat.

Untuk itu mungkin untuk mempersingkat waktu ada baiknya saya kira jika kita putar per fraksi sehingga kita bisa mendapatkan pandangan sikap untuk keputusan yang pertama mengenai waktu pengambilan keputusan tersebut.

Baik. Saya persilakan untuk kali pertama kepada Fraksi PDI Perjuangan. Ya itu yang tadi pilihannya adalah apakah kita mengambil keputusan pada

malam hari ini, atau pada hari Senin. Mohon yang lain bisa dimatikan terlebih dahulu. F-PDIP: Terima kasih. Fraksi PDI Perjuangan menginginkan voting malam hari ini. KETUA RAPAT: Terima kasih. Kemudian kami persilakan kepada Fraksi Partai Golkar. F-PG: Terima kasih Pimpinan. Fraksi Partai Golkar memutuskan untuk kita mengambil keputusan malam hari ini. KETUA RAPAT: Kami persilakan kepada Fraksi Partai Gerindra. F-P.GERINDRA:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 45: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terhadap pilihan opsi A dan opsi B, dalam pandangan Fraksi Gerindra karena ada 3 hal yang kita anggap sama, pertama tentang ambang batas 4%, kedua sistem pemilihan umum terbuka, yang ketiga tentang jumlah kursi dapil 3 sampai 10, maka Fraksi Partai Gerindra menawarkan agar prinsip-prinsip ini bisa disetujui bersama untuk selanjutnya 2 masalah penting yakni tentang ambang batas Presiden dan konversi suara kita bicarakan kembali agar kita tetap menjaga kebaikan dan kebersamaan DPR. KETUA RAPAT: Baik. Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Demokrat. Fraksi Partai Demokrat belum masuk? Baik kita berikan kesempatan dulu kepada Fraksi PAN. Kami persilakan. F-PAN: Ya terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Sebagaimana sudah saya sampaikan tadi apakah dimulainya rapat paripurna dari tadi pagi kemudian di lobby-lobby, Fraksi PAN bermaksud untuk kita mencapai kata mufakat tetapi itu kelihatannya masih tarik ulur. Oleh karena itu, berpandangan untuk kita beri waktu untuk lobby-lobby dan musyawarah mufakat terhadap isu-isu yang krusial. Saya kira itu Pimpinan karena kita mengutamakan kebersamaan. DPR ini adalah milik kita bersama. Oleh karena itu, kita mohon kiranya diberi waktu untuk mencapai kata mufakat. Terima kasih. Mohon maaf kalau ada salah. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih kepada Fraksi PAN. Selanjutnya kami persilakan Fraksi PKB. F-PKB:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 46: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Malam ini malam jumat, saya kira malam yang baik dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengambil keputusan malam hari ini harus diambil keputusannya. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Saya persilakan kepada Fraksi PKS. F-PKS: Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Dari 2 paket untuk 5 isu krusial yang kita bicarakan, Fraksi PKS menganggap 4 isu adalah wilayah yang memungkinkan kita voting. 4 isu yaitu sistem pemilu, besaran dapil, parlementary threshold, dan konversi suara adalah wilayah memungkinkan untuk kita voting, tetapi untuk item terakhir yaitu Presiden Threshold yang menjadi bagian dari 2 paket yang akan kita pilih, menurut Fraksi PKS bukanlah pada wilayah voting karena pesan konstitusi jelas 6A ayat (2) pasangan capres dan wapres diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu sebelum pelaksanaan Pemilu. Parpol dan Gabungan Parpol peserta Pemilu jelas dalam konstitusi memiliki hak yang sama dalam hal mencalonkan. Kata-kata sebelum pelaksanaan pemilu, sebelum 2019 kita merujuk kepada Pemilu legislative karena memang ada basis pada Pemilu Legislatif yang berbeda dengan Pemilu Pilpres. Pada kondisi saat ini ketika terjadinya keserentakan, maka menurut Fraksi PKS poin ini bukan pada wilayah voting tetapi poin ini adalah wilayah yang harus menunjukan kenegarawan kita untuk bisa mensepakati pada Pemilu 2019 adalah seluruh Parpol memiliki hak yang sama. Oleh karena itu, Fraksi PKS setuju divoting manakala poin presiden threshold dikeluarkan dari 2 paket voting ini. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik selanjutnya kami persilakan dari Fraksi PPP. F-PPP: Terima kasih Pimpinan.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 47: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan yang kami hormati; Bapak/Ibu Anggota Dewan yang kami banggakan yang alhamdulillah masih tetap semangat. Berdasarkan hasil lobby yang telah kita lakukan sejak pagi hingga baru selesai dan kemudian hasil lobby tersebut disepakati bahwa keputusannya 2 hal yang akan diambil keputusan di dalam pada malam hari ini. Hal yang pertama adalah voting dilakukan terhadap apakah pengambilan keputusan terhadap opsi A atau B dilakukan malam hari ini atau besok. Keputusan lobby yang kedua apakah voting nanti dilakukan untuk memilih opsi A dan opsi B sebagaimana yang telah diuraikan oleh Pimpinan tadi. Maka dari itu dalam rangka menjunjung tinggi dan menghormati kesepakatan yang telah diambil dalam forum lobby yang cukup lama dan intens, maka Fraksi PPP memutuskan bahwa pengambilan keputusan untuk A dan B harus dilakukan malam hari ini. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya kami persilakan kepada Fraksi Partai Demokrat dulu atau Nasdem. F-P.NASDEM: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat Malam Pimpinan yang terhormat. Karena kita mengikuti sejak dari awal pembahasan dan pada hari ini juga sudah berkali-kali dilakukan lobby-lobby dan menghasilkan keputusan, kita memutuskan ada 2 yang harus kita selesaikan maka Fraksi Partai Nasdem memandang bahwa keputusan untuk menyelesaikan Rancangan Undang-Undang Pemilu harus segera untuk kita laksanakan. Maka kami meminta voting dilaksanakan pada malam hari ini. Terima kasih. Wallahumma Fiqilla Aquamitoriq, Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 48: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

KETUA RAPAT: Terima kasih. Selanjutnya kepada Fraksi Partai Hanura kami persilakan. F-P.HANURA: Pimpinan Dewan yang terhormat, Teman-teman Anggota DPR RI yang kami hormati, Para Menteri dan jajarannya yang kami hormati juga. Saya kira lobby hari ini adalah sangat produktif walaupun kita ada berbeda pendapat tetapi kita semua yang ada di lobby, semua menginginkan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Kami dari Fraksi Partai Hanura sejak dari tadi kami ingin melihat bagaimana sebenarnya keinginan kita semua untuk kebersamaan, tetapi ternyata kebersamaan dan apa yang kita putuskan dalam lobby ada opsi A dan opsi B, tentunya kita harus mengambil keputusan sehingga Fraksi Partai Hanura memilih opsi A dan dilakukan pemilihannya malam hari ini juga. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih kepada Fraksi Partai Hanura. Selanjutnya kami persilakan kepada Fraksi Partai Demokrat. F-PD: Terima kasih Pimpinan. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat malam; dan Salam sejahtera untuk kita semua. Pimpinan DPR RI yang kami hormati; Para Anggota DPR RI yang kami hormati; Wakil dari Pemerintah, Bapak Mendagri, Bapak Menkumham beserta jajaran yang kami hormati. Setelah sekian lama kita bersama-sama dengan suasan kekeluargaan yang cukup dekat dengan kebersamaan yang dibangun dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu melalui Pansus, akhirnya hari ini Pansus melaporkan kepada Paripurna tentang selesainya tugas dan tanggung jawab Pansus. Hari ini juga atas apa yang dilaporkan oleh Pansus, dengan semangat yang

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 49: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

sama, dengan menjunjung tinggi kebersamaan untuk mencapai musyawarah mufakat di dalam mengambil keputusan terbaik untuk bangsa ini, sejak dari siang tadi kita sudah berembug bersama melalui musyawarah dan lobby-lobby bersama. Namun demikian tentu kami menyadari bahwa standing dan sikap fraksi-fraksi terkait dengan lobby dengan mengedepankan kebersamaan ini pada akhirnya malam hari ini ada keputusan yang harus kita pilih dan tidak bisa kita musyawarahkan. Terkait dengan standing dari hasil lobby yang tadi sudah diputuskan, kami prinsipnya memahami bahwa dari 5 opsi atau 5 paket yang sudah disampaikan oleh Ketua Pansus, lobby menyepakati untuk mengerucutkan menjadi 2 opsi paket yaitu opsi A dan opsi B. terkait dengan 2 opsi ini, tentu kami dari Fraksi Demokrat berpandangan bahwa dari 4 isu diantara 2 opsi ini, tentu ini sudah ada kesamaan ataupun bahkan kedekatan pilihan untuk kita musyawarahkan. Kami menyadari bahwa selain 5 isu krusial, seluruh pasal-pasal di luar 5 isu krusial prinsipnya kami Fraksi Demokrat bisa menyetujui dan bisa memahami. Namun pengkerucutan 5 isu krusial yang kemudian terimplementasi dalam 2 paket yang diputuskan lobby Paket A Paket B, secara prinsip kami untuk 4 isu kita memahami, namun 1 isu tentu ini menjadi standing sikap bagi kami yang sungguh-sungguh fundamental dan isu yang tidak bisa kita tawar-tawarkan terkait dengan konstitusionalitas. Isu presiden threshold adalah menjadi sebuah isu, sebuah substansi yang menurut hemat kami harus dipertahankan standing atau mandatory konstitusional. Kami berpandangan bahwa penetapan presiden threshold di dalam RUU Pemilu pada RUU saat ini sudah kehilangan legitimasi yuridisnya, karena kita harus pahami dan kami memahami bahwa sejak MK memutuskan tentang keserantakan antara Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden sejak saat itulah legitimasi yuridis dari penetapan threshold sudah kehilangan. Untuk itu Ketua, kami siap prinsipnya untuk mengambil keputusan malam hari ini. Namun karena keputusan malam hari ini didadalkan kepada voting dimana ada pilihan bahwa ada penetapan presiden threshold, tentu kami tidak ikut bertanggungjawab karena menurut hemat kami landasan konstitusional sudah tidak ada lagi dan legitimasi prinsipnya tidak ada. Demikian yang dapat kami sampaikan pandangan dari Fraksi Demokrat. Akhirulkalam Billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Kita telah mendengarkan pandangan dari 10 fraksi terkait apa yang telah menjadi hasil lobby dan kesepakatan yang telah dilaksanakan dalam rangka untuk memaksimalkan upaya musyawarah untuk mencapai mufakat. Saudara-saudara, Hadirin yang kami hormati, para Anggota Dewan yang kami muliakan.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 50: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Kita harus melangkah karena sekarang ini ada 6 fraksi yang memilih untuk mengambil keputusan pada malam hari ini dan ada 4 fraksi yang memilih untuk mengambil keputusan untuk menunda pada Hari Senin. Sekarang apakah kita akan mengambil keputusan? F-P.GERINDRA (H. AHMAD MUZANI): Interupsi Pimpinan. KETUA RAPAT: Silakan. F-P.GERINDRA (H. AHMAD MUZANI): Yang terhormat, Seperti yang dikemukakan oleh kami bahwa opsi a dan opsi b adalah hasil kerja pansus, kami menghargai kerja pansus tersebut. Sebagaimana dalam pandagan fraksi kami bahwa presidensial threshold adalah suatu hal yang diusung dalam salah satu opsi tersebut. Menurut pandangan kami hal tersebut bukanlah sebuah hal yang patut divoting atau diambil suara karena itu adalah suatu prinsip yang jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu jika 4 hal yakni poin 2, 3, 4, dan 5 akan dilakukan pengambilan keputusan suara malam ini, Partai Gerindra menyatakan setuju untuk diambil keputusan mala mini. Akan tetapi jika masih terdapat presidensial threshold untuk diambil keputusan malam ini, menurut Pandangan Gerindra hal tersebut bertentangan dengan konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1945.

Atas dasar tersebut sekali lagi Fraksi Gerindra dengan tidak mengurangi penghargaan dan penghormatan kepada hasil pansus, kami meminta dengan hormat agar hal yang menurut kenyakinan kami prinsip tersebut tidak masuk dalam arena pengambilan suara atau voting.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Saudara-saudara, Saya kira hasil lobby tadi telah memutuskan seperti itu. Tentu kita harus sesuai dengan apa yang telah kita hasilkan pada lobby. Untuk itu, langkah selanjutnya adalah kita perlu memutuskan voting atau pengambilan suara tentang pengambilan keputusan itu akan dilaksanakan pada malam hari ini atau Hari Senin sesuai dengan apa yang telah menjadi hasil.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 51: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Bisa disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Baik. Saudara-saudara, Saya kira sesuai dengan ketentuan tersebut untuk mengambil keputusan, mekanisme pemungutan suara untuk mengambil keputusan apakah kita akan mengambil keputusan pada malam hari ini atau ditunda pada Hari Senin itu bisa kita tetapkan secara berdiri per fraksi. F-PAN: Pimpinan, Izin Pimpinan. Kalau misalkan tadi Pimpinan sudah menginventarisir mayoritas fraksi minta malam hari ini, saya kira itu tidak ada masalah bagi kami tetapi ketika diputuskan untuk voting, Fraksi PAN meminta untuk diberi kesempatan menyampaikan beberapa hal dan karena ini 5 menit waktunya, kami mohon untuk di tempat sana. Jadi begitu Pimpinan. Kalau diputuskan malam ini silakan, tetapi kami minta waktu untuk menyampaikan beberapa hal sebelum keputusan itu dilaksanakan. Terima kasih Pimpinan. F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.): Interupsi Pimpinan. Sesuai dengan tadi hasil musyawarah kita forum lobby tidak melebar lagi, kita mengambil keputusan:

1. Berdiri voting terbuka, siapa yang setuju malam ini, siapa yang ditunda. 2. Nanti votingnya adalah siapa yang ambil opsi A, siapa ambil opsi B.

Titik, tidak ada lebih itu hasil keputusan lobby. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Ya saya kira kita memang menuju ke arah sana tetapi inikan ada permintaan, bagaimana apakah kita, ya silakan siapa yang bicara, Pak Henry Yoso. F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.): Pimpinan, F-PDIP (H. KRH. HENRY YOSODININGRAT, S.H.):

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 52: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Henry Yosodiningrat. Tadi sudah disepakati, jadi tidak perlu melalui berdiri-diri lagi tentang mala mini atau besok, sudah disepakati voting dilakukan malam ini, bahwa opsi A atau opsi B itu silakan berdiri lagi. Kalau ini sudah dari Pimpinan sudah ketok palu. Jadi laksanakan voting malam ini. KETUA RAPAT: Ya saya kira kita sepakat dan saya sudah ketok palu bahwa kita akan memilih voting apakah malam ini atau Hari Senin kan begitu, tinggal mekanismenya. Baik kita lanjutkan saja. Jadi begini saudara-saudara ada 2 hal yang akan diambil keputusan. Yang pertama adalah apakah akan diambil keputusan malam hari ini atau Senin, yang kedua adalah Paket A atau Paket B. Itu hasil lobby. Saya kira itu yang kita sepakati. Ya silakan. Baik. Saudara-saudara, Sebentar, ini banyak sekali yang interupsi disini. Apakah kita skors perwakilan fraksi ke depan sini sebentar? Oke baik. Kalau begitu bisa kita lanjutkan dengan menghitung dulu. Baik sebentar. Ini ada fraksi yang mau menyatakan pendapat, apakah bisa kita persilakan. Keputusan tidak berubah, apa yang telah tadi kita putuskan tidak berubah. F-PD (H. DARIZAL BASIR): Pimpinan, Bisakah saya menggunakan kesempatan yang anda berikan kepada saya atas nama teknologi ini. Pimpinan, Yang namanya usaha bolehlah, tetapi menurut saya tolong jangan kemudian kita membatalkan apa yang telah kita sepakati. Sudah diputuskan, maka untuk itu Pimpinan dengan segala hormat saya kepada teman-teman yang telah berusaha melahirkan sebuah Undang-Undang, maka lebih baik dan lebih cepat kita mengambil keputusan seperti yang telah kita sepakati sebelumnya. Menurut saya itu yang terbaik Pimpinan. Saya menghormati betul, kami menghormati betul apa yang telah teman-teman upayakan semuanya tetapi menurut saya tidak lebih baik pula kalau kita menunda persoalan ini. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 53: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Ya baik, kita mau mengambil keputusan yang sangat penting, kita perlu berhati-hati dan menjaga kebersamaan. Mungkin saya serahkan kepada Sekretariat …. F-PDIP: Pimpinan, Kami ingatkan Pimpinan PDI Perjuangan pun ketika tidak menang melanjutkan KMP dan kalah, kami menerima dengan legowo. Kalau malam hari inipun terjadi silakan mau tidak puas untuk ke Mahkamah Konstitusi. Itulah cara berdemokrasi yang kita dalami selama ini. Kembali Pimpinan, PDI Perjuangan menjadi pajak demokrasinya sebagai pemenang pemilu. Jadi hari inipun mari sama-sama kita jalankan kesepakatan yang ada. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Baik. Saudara-saudara, Di meja Pimpinan, kami barusan sedikit berembug karena tadi secara jumlah, kita kan mau menghitung jumlah dari 6 fraksi dan 4 fraksi yang ada, kalau misalnya ini memang tidak perlu lagi dihitung karena mekanismenya kan perlu dihitung, mekanismenya perlu dihitung, karena kita tidak tahu, ini mau saya serahkan untuk dihitung kepada sekretariat, kemudian berdiri dan sebagainya supaya mekanisme kita itu jelas. Apakah ini bisa disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Baik. Silakan dihitung. Mungkin per fraksi ya. Fraksi PDI Perjuangan silakan berdiri. F-PAN: Sekali lagi Pimpinan, kalau nanti voting malam ini, Fraksi PAN minta waktu untuk menyampaikan beberapa hal, mohon. KETUA RAPAT: Sebentar, ini mungkin kita perlu saksi dari masing-masing fraksi yang ada. Kami persilakan saksi dari masing-masing fraksi untuk maju ke depan. Kami persilakan. Baik apakah sudah ada 10 saksi dari masing-masing fraksi? Baik.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 54: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Kalau bisa dari sekretariat dan juga saksi untuk ikut membantu menghitung. Jadi saya ingatkan lagi saudara-saudara bahwa kita akan mengambil 2 tahap pengambilan keputusan, ini untuk apakah malam ini atau Hari Senin ya. Kalau sudah ada data, tolong kami diberitahu. Ya baik mohon sekretariat segera bekerja untuk menghitung didampingi saksi ya dan kami diberitahukan supaya bisa langsung menghitung. Apakah dari rekan-rekan Fraksi PDI Perjuangan sudah terhitung? Baik. Kalau dari Fraksi PDIP sudah selesai, kami persilakan untuk duduk dan kami persilakan dari Fraksi Partai Golkar. Baik apakah sudah selesai Fraksi Partai Golkar? Kalau dari Fraksi Partai Golkar sudah selesai, kami persilakan untuk duduk kembali. Saya kira sudah selesai ya. Kemudian untuk dihitung Fraksi Partai Gerindra. Dari Fraksi Partai Gerindra mungkin bisa berdiri. Nanti kita umumkan hasilnya setelah semua dihitung ya. Oke ada permintaan untuk disampaikan penghitungannya dari Fraksi PDI Perjuangan hadir 107, dari Fraksi Golkar hadir, oh sedang dihitung ulang, baik. Baik dari Fraksi Partai Golkar sudah selesai dihitung? Berapa? 85 yang hadir. Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Gerindra untuk dihitung, 72 Anggota. Selanjutnya dari Fraksi Partai Demokrat bisa langsung dihitung ya. Apakah sudah ada berapa anggota Fraksi Demokrat yang hadir? 60 anggota yang hadir dari Fraksi Partai Demokrat. Selanjutnya Fraksi Partai Amanat Nasional. Baik anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional yang hadir adalah 46. Selanjutnya dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dimohon untuk berdiri dan bisa dihitung. Baik kami sudah mendapatkan angkanya, 43 yang hadir dari Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Selanjutnya kami persilakan untuk dihitung Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dimohon untuk berdiri. Baik dari Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang hadir 37 Anggota. Selanjutnya Fraksi Partai Persatuan Pembangunan … (tidak terekam) Partai Persatuan Pembangunan yang hadir. Selanjutnya dari Fraksi Partai Nasdem. Kami persilakan untuk berdiri untuk bisa dihitung. Nasdem, Anggota yang hadir dari Fraksi Partai Nasdem 36 Anggota. Kemudian terakhir dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat silakan untuk berdiri dan dihitung. Hadir 15 Anggota Fraksi. Ada permintaan dari PKS minta dihitung ulang. Kalau memang demikian diharapkan untuk berdiri bisa lebih cepat untuk, ada kesalahan hitung, baik-baik, kelebihan atau kekurangan? Baik. Kita sudah mendapatkan hasil penghitungan anggota yang hadir per fraksi. Dari Fraksi PDI Perjuangan 107, Golkar 85, Fraksi Gerindra 72, Demokrat 60, PAN 46, PKB 43, PKS 39, PPP 36, Nasdem 36, Hanura 15. Jika kita hitung berdasarkan Fraksi pengambilan keputusan apakah malam ini atau hari Senin, berarti dijumlahkan. Yang menginginkan untuk mengambil keputusan pada malam hari ini adalah 322, dan yang menginginkan untuk pengambilan keputusan RUU ini pada Hari Senin 217.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 55: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Oleh karena itu, kalau kita melihat dari angka yang ada maka bisa kita tanyakan kepada sidang apakah bisa disetujui bahwa malam ini untuk mengambil keputusan berdasarkan, setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

F-PAN (H. YANDRI SUSANTO): Sebelum voting Pimpinan, kami mohon dikasih waktu Pimpinan. KETUA RAPAT: Ada permintaan beberapa fraksi ingin menyampaikan pandangan sebelum mengambil keputusan berikutnya, kita setujui?

(RAPAT: SETUJU)

Baik silakan dari Fraksi PAN dan mohon dibatasi waktunya ya 5 menit. F-PAN (H. YANDRI SUSANTO): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirrabil’alamin Assaratalsalam Mu’alasrafil Amya Mursalin Wa’alalihi Wasabihi Ajma’in Amabadu. Pimpinan yang saya hormati, Pak Menteri, Pemerintah dan seluruh peserta Paripurna; dan Hadirin yang berbahagia. Pada malam hari ini tentu kami berterima kasih kepada seluruh yang berpartisipasi sehingga kita bisa sampai detik ini masih bisa bersama-sama di forum yang terhormat ini. Tentu bagi Fraksi PAN kami semenjak awal memang menghendaki musyawarah mufakat karena menurut kami itulah cara yang terbaik sebenarnya, tetapi apapun keputusan sudah kita ambil dan menurut kami, kami tetap berpegang teguh dengan prinsip kami, kami berpandangan bahwa kita dengan adanya Pancasila sila keempat itulah sebenarnya yang patut kita kedepankan, tetapi bagi kami apapun yang sudah diputuskan kami hormati, silakan saudara-saudara untuk mengambil sebuah keputusan dan kami sampaikan kepada kesempatan yang berbahagia ini bahwa PAN dalam proses pengambil keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang Penyelegngaraan Pemilu yang saya katakana tadi sungguh luar biasa kita siang malam di Pansus dan malam hari ini juga kita sampai tengah malam masih ramai seperti ini, ada hikmahnya juga saudara-saudara ku karena tanpa begini mungkin kita tidak saling ketemu seperti serame sebenarnya. Ada hikmahnya juga, jarang kita ramai seperti ini. Nah oleh karena itu, kami tetap menghargai silaturahmi diantara kita, menghargai perbedaan diantara kita, karena itulah Indonesia. Oleh karena itu kami atas nama Fraksi Partai Amanat Nasional untuk tahapan berikutnya pengambilan tingkat kedua atau pengambilan di forum paripurna ini, kami nyatakan kami tidak akan ikut dan tidak bertanggungjawab atas keputusan pada malam hari ini.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 56: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Sekali lagi saudara-saudara ku kami menghargai semua perbedaan. Inilah Indonesia, inilah kita, maka perbedaan biasa saja dan kami yakin kita tetap bisa tersenyum satu sama lagi, tetap menghargai satu sama lain karena lobby-lobby sudah sangat panjang, tidak ada kata mufakat. Oleh karena itu, sekali lagi kami mengatakan terima kasih atas segala perhatian dan kerja samanya. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Selanjutnya dari Fraksi Partai Gerindra. F-P.GERINDRA (H. AHMAD MUZANI): Saudara Pimpinan yang kami hormati, Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari semua fraksi yang kami hormati, Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, Hadirin yang kami muliakan. Berbagai macam pembicaraan panjang telah kita capai dan pembicaraan-pembicaraan itu telah mencapai pada suatu titik-titik yang ketemu, ada titik-titik juga yang tidak ketemu. Fraksi Partai Gerindra sebagai bagian dari konsistensi pandangan kami sejak awal, kami merasa bahwa Undang-Undang Pemilihan Umum ini adalah Undang-Undang yang teramat penting buat kita bagi proses demokrasi, bagi pemilihan legislative dan bagi pemilihan puncak Pimpinan eksekutif. Oleh karena itu, kami menganggap apa yang akan kita bicarakan dan kita sahkan hari ini adalah sesuatu yang penting bagi keberlangsungan demokrasi kita. Kami merasa bahwa bagian dari konsistensi itu kami telah memperjuangkan dalam berbagai macam tahapan di Pansus, di Paripurna bahkan di lobby-lobby tetapi kami juga memegang prinsip bahwa ambang batas Presiden yang kami ajukan enol persen dalam pandangan kami itu adalah suatu yang prinsip karena inilah prinsip kesesuaian dengan Undang-Undang Dasar 1945. Kami telah menawarkan ini sebagai sebuah solusi bagi penyelesaian problem-problem ke depan untuk menyelenggarakan pemilihan umum Presiden. Namun demikian sebagian besar Anggota DPR RI sebagian besar fraksi ingin agar persoalan ini diselesaikan lewat mekanisme voting malam hari ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada seluruh Fraksi dan Kawan-kawan yang telah mengambil keputusan ini, maka dengan ini Fraksi Partai Gerindra menyatakan tidak ikut dalam pengambilan voting tersebut. Kami tidak bertanggungjawab atas keputusan putusan politik tersebut dan kami berharap proses pemilihan umum dan pemilihan presiden dan wakil presiden yang digunakan dengan alas Undang-Undang yang akan kita lakukan dilakukan dengan cara yang lebih baik dan lebih beradab dari hal-hal yang tidak kita inginkan dan kualitas demokrasi akan meningkat pada masa-masa mendapat. Kami berharap persahabatan, persaudaraan diantara kita semua antar fraksi, antar partai, antar anggota akan semakin akrab dan akan semakin baik di tengah perbedaan pandangan kita.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 57: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Baik terima kasih Fraksi Partai Gerindra. Selanjutnya dari Fraksi Partai Demokrat. F-PD (Dr. BENNY K. HARMAN, S.H.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan, Bapak/Ibu Anggota Dewan, Pimpinan Fraksi-fraksi, Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Hukum dan HAM. Fraksi kami sungguh secara sungguh-sungguh ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang telah dibangun selama ini. Kami sungguh menyadari bahwa berbulan-bulan teman-teman di Pansus telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai titik temu melalui diskusi-diskusi yang begitu tajam, mendalam, bahkan satu sama lain tidak jarang bertentangan. Terima kasih telah menjaga kebersamaan selama membahas Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum yang sejak awal kita yakini sebagai upaya kita bersama untuk membangun sistem demokrasi presidensial ke depan yang lebih baik, yang lebih berkualitas dan tentunya yang lebih demokratis. Meskipun demikian masih terdapat 1 isu yang belum tentu yang belum berhasil kita selesaikan melalui mekanisme musyawarah mufakat. Kami sudah berkali-kali mengajak semua pihak, mengajak teman-teman di tingkat pansus bahkan di tingkat lobby pada rapat paripurna tadi tetapi nampaknya musyawarah mufakat yang menjadi sila keempat Pancasila seringkali enak kita ucapkan di bibir tetapi sulit kita laksanakan dalam prakteknya. Kami berpandangan bahwa ketentuan ambang batas yang menjadi salah satu isu utama dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilu dipandang sebagai bentuk pengingkaran terhadap putusan Mahkamah Konstitusi. Oleh sebab itu, kami Fraksi Partai Demokrat tidak ingin menjadi Partai Politik yang secara jelas dan nyata-nyata melanggar konstitusi. Atas dasar pertimbangan tersebut, kami Fraksi Partai Demokrat memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dan tidak bertanggungjawab atas keputusan yang diambil melalui voting. Memang betul voting adalah mekanisme pengambilan keputusan yang demokratis tetapi ingat menurut Fraksi Partai Demokrat dan konstitusionalitas sebuah norma tidak boleh divotingkan. Bapak/Ibu, saudara-saudara sekalian yang kami hormati, Kebersamaan, musyawarah, mufakat telah kita upayakan berkali-kali. Namun apalah daya kebersamaan yang menjadi inti musyawarah mufakat, yang menjadi inti sila keempat Pancasila yang selalu kita canangkan sebagai kita Pancasila, kita Indonesia gagal kita capai, gagal kita praktekan dalam kasus ini.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 58: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Oleh karena itu Bapak/Ibu, saudara-saudara sekalian, perkenankan Fraksi Partai Demokrat menyatakan sikap tidak ikut ambil bagian dalam mekanisme voting sebagai bentuk pengambilan keputusan untuk isu Presidensial Threshold yang menurut kami terlalu telah melanggar konstitusi. Demikian pernyataan kami. Untuk selanjutnya, kami Fraksi Partai Demokrat bersama 60 Anggota akan melakukan langkah Walk Out. Demikian. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih kepada Fraksi Partai Demokrat. Kemudian dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera kami persilakan. F-PKS (Drs. AL MUZZAMMIL YUSUF, M.Si.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang kami hormati Pimpinan DPR RI dan seluruh Anggota, seluruh Fraksi yang hadir, dan wakil dari Pemerintah, wakil dari Presiden, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM, Para Hadirin yang hadir disini. Dan lebih luas kami menyampaikan kepada Kampus-kampus, Lembaga-lembaga, Pakar-pakar yang telah memberikan masukan kepada kami untuk kami perjuangkan pada kesempatan kali ini, dan kepada seluruh bangsa Indonesia, bahwa Fraksi PKS telah berusaha memahami dengan seksama, menerima kajian berbagai pihak dan memperjuangkannya, dan setiap perjuangan ada masanya menang dan kalah, tetapi pada putusan kali ini ketika akan diambil keputusan bentuk voting fraksi PKS tidak menolak untuk musyawarah mufakat, dalam tiga isi yang sudah kita sepakati. Tetapi itu tidak ketemu dalam bentuk loby, dan fraksi PKS tidak menolak untuk voting dalam satu isi yang tidak bertemu kita.

Tetapi dalam satu isu tentang Presidensial threshold berdasarkan kajian daripada kampus, lembaga dan pakar yang telah kami terima, maka dalam poin itu memang kami tidak akan melakukan voting. Karena disitu ada konsekuensi dari keserentakan pemilu legislative dan pemilu Presiden (Pilpres) pada masa reformasi ini yang baru kita lakukan pada saat ini, dan menghormati putusan nomor 14 tahun 2013 MK, dan sejalan dengan bunyi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 60A ayat (2).

Oleh karena itu kami menghormati putusan lembaga terhormat ini, dan kamipun meminta semua fraksi, semua Anggota untuk menghormati sikap kami bahwa kami tidak akan ikut mengambil keputusan voting pada sore hari ini.

Demikian pernyataan dari fraksi PKS. Terima kasih atas kerjasama kita semua, saling menghormati kita semua,

mudah-mudahan kedepan Indonesia akan lebih baik lagi. Dan kedepan masih akan memilih Presiden yang lebih baik Insyaallah. Allahuakbar. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 59: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih. Saudara-saudara yang terhormat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Yang terhormat Menteri Hukum dan Hak Asazi Manusia atau yang mewakili beserta jajarannya.

Karena fraksi saya Fraksi Partai Gerindera menolak dan juga fraksi dari PAN dan Fraksi Partai Demokrat dan fraksi PKS menolak untuk mengambil keputusan, pada malam hari ini saya pamit undur diri dan saya serahkan palu sidang, kepada Ketua DPR RI saudara Setya Novanto. KETUA RAPAT (SETYA NOVANTO, S.E.):

Bisa kita mulai! Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sidang dewan yang kami hormati,

Izinkan saya meneruskan rapat paripurna ini, ini adalah merupakan suatu proses demokrasi yang harus kita hormati. Sidang paripurna yang saya hormati,

Tanpa mengurangi rasa hormat dan apresiasi kepada kawan-kawan fraksi

yang mungkin berbeda pendapat, kalau saya usulkan tetap mengambil keputusan dalam RUU Pemilu ini.

Apakah dapat disetujui?

(RAPAT: SETUJU) Apakah RUU Pemilu dapat disetujui?

WAKIL KETUA (FAHRI HAMZAH, S.E.):

Izin, izin sebentar bapak-bapak! Supaya tidak ada pemandangan yang tidak bisa dijelaskan, saya ingin

menjelaskan bahwa saya bertahan sebagai Pimpinan Sidang. Karena kepemimpinan sidang dewan di dalam Tata Tertib kita memang, meskipun tadi sebetulnya sudah kuorum karena dihadiri oleh 5 (lima) Anggota, tetapi secara etis memang harus ada minimal 2 pimpinan sidang didepan.

Jadi saya menghadiri itu. Yang kedua kalau saya ditanya sikap tentang paket yang sudah disebutkan,

tadi pak Ketua langsung menyebutkan karena mungkin saya yang satu-satunya yang berbeda dengan bapak-bapak terhadap paket itu. Saya tetap memilih paket B tetapi saya tidak walk out itu saja bedanya.

Saya kira itu pak Ketua, terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 60: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

KETUA RAPAT (SETYA NOVANTO, S.E.): Terima kasih saudara Fahri, saya memberikan apresiasi yang besar kepada

sahabat saya saudara Fahri, dan tentu ini menjadikan perhatian kita semua. Untuk itu saudara-saudara setelah kita lihat bersama berdasarkan perhitungan jumlah kehadiran anggota secara fisik, dalam rapat paripurna ini tadi kita lihat bersama dengan jumlah total 538 dan yang pro opsi A jumlahnya 322, dan opsi B 216 karena mempunyai pemikiran yang masih berbeda maka kita putuskan bahwa opsi A secara aklamasi kita minus satu kita putuskan kita setujui.

Apakah setuju?

(RAPAT: SETUJU) Dengan demikian seluruh dewan menyetujui RUU tentang Penyelenggaraan

Pemilihan Umum untuk disahkan menjadi undang-undang. Sidang dewan yang terhormat,

Berikutnya saya persilakan saudara Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia untuk menyampaikan pendapat akhir mewakili Presiden. Untuk itu saya persilakan. MENTERI DALAM NEGERI RI: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semuanya. Oom swastiastu Yang saya hormati saudara Ketua dan Wakil Ketua DPR selaku pimpinan sidang paripurna, Yang saya hormati Ketua dan Pimpinan Fraksi serta Anggota DPR RI yang saya hormati, Teman-teman pers, dan Hadirin sekalian yang saya hormati.

Secara singkat ingin kami sampaikan dalam sambutan pemerintah, dengan tadi telah diputuskan oleh paripurna mengesahkan Rancangan Undang-undang tentang Pemilu menjadi undang-undang maka pemerintah setuju untuk dilaksanakan tahapan-tahapan berikutnya, sebagaimana tadi telah diadakan pengesahan di dalam rapat paripurna yang terhormat ini.

Yang kedua dengan telah disahkan Rancangan Undang-undang tentang Pemilu dalam rapat paripurna ini maka setidaknya pelaksanaan pemilu serentak tahun 2019 memiliki landasan hukum, sekaligus menunjukkan kepatuhan pemerintah dan seluruh partai politik terhadap keputusan MK dan prinsip daripada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sehingga apa yang telah dibahas yang berkaitan dengan 3055 DIM, 373 pasal selama 9 bulan ini yang telah dibahas oleh Pansus RUU Pemilu, yang merupakan sebuah keputusan dari paripurna untuk dibahas bersama-sama dengan pemerintah dengan prinsip musyawarah mufakat juga didasarkan dengan pasal 6A ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berkaitan dengan Tata Cara

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 61: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur didalam undang-undang, dengan demikian segala pengaturan didalam RUU yang telah diputuskan disahkan dalam rapat paripurna hari ini termasuk masalah yang berkaitan dengan presidensial threshold adalah sudah sesuai dengan amanat konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 secara konstitusional.

Demikian secara umum pandangan daripada pemerintah dan pada kesempatan yang berbahagia ini, atas nama pemerintah kami mengucapkan terima kasih, kepada seluruh Anggota Pansus RUU Pemilu yang telah 9 bulan dari pagi hingga pagi, telah melaksanakan tugas dengan baik, secara musyawarah mufakat untuk bisa menyelesaikan tanggungjawab kita bersama karena undang-undang Pemilu ini adalah undang-undangnya partai politik, dalam upaya untuk pelaksanaan Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden serentak yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi.

Yang kedua kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan DPR, Pimpinan Fraksi, dan seluruh Anggota DPR yang telah ikut mendukung suksesnya pembahasan mulai dari Pansus, Panja, Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi sampai pada malam hari ini kita bersama-sama untuk bisa mengesahkan hasil kerja Pansus bersama pemerintah.

Yang ketiga kami menyampaikan terima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat para pengamat, perguruan tinggi, elemen-elemen demokrasi, kepada DKPP, KPU, dan Bawaslu dan semua pihak yang telah memberikan saran masukan opini, dalam rangka menambah kasanah pembahasan didalam Pansus RUU Pemilu ini.

Yang ketiga kami menyampaikan terima kasih kepada pemret baik media cetak, maupun elektronik, teman-teman pers yang selama 9 bulan ini terus menerus memberitakan, mengopinikan masalah-masalah yang dibahas, dalam Pansus sampai acara paripurna tengah malam hari ini.

Yang terakhir pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat Jenderal DPR, kemudian Sekretariat Pansus yang telah menunggui kami selama 9 bulan baik di gedung DPR sampai di Bandung, kemudian menyertai Anggota Pansus di dua negara dalam upaya untuk bisa mempercepat dan melaksanakan tugas-tugas sebagaimana yang sudah kita sepakati pada hari ini.

Saya kira ini yang ingin saya sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan senantiasa memberikan kekuatan, kebijakan kepada kita semua, untuk melaksanakan tugas-tugas konstitusional.

Atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih dan mohon maaf apabila selama 9 bulan ini khususnya kepada teman-teman Pansus, kepada Tenaga Ahli DPR yang telah bersama-sama membahas rancangan undang-undang ini dengan tertib dan selesai sebagaimana target waktu yang harus selesai pada tanggal 20 Juli ini.

Mohon maaf kami sampaikan kepada saudara Pimpinan, kalau ada hal-hal dari pemerintah khususnya jajaran Kemendagri, jajaran Kementerian Hukum dan HAM yang dipimpin langsung oleh Pak Laolly, jajaran Kementerian Keuangan baik oleh Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan dan saudara Dirjen lengkap disini yang telah bersama-sama melaksanakan tugas sebagaimana perintah daripada Presiden untuk membahas bersama-sama DPR.

Saya kira ini singkat yang ingin kami sampaikan, sekali lagi terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Oom santi, santi, santi oom

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 62: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

F-PDIP (ARIA BIMA):

Interupsi Pimpinan! Ario Bimo. KETUA RAPAT (SETYA NOVANTO, S.E.):

Silakan pak Ario Bimo.

F-PDIP (ARIA BIMA): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua. Yang terhormat Pimpinan, kawan-kawan Anggota Dewan, dan pemerintah

Ada sesuatu yang sangat penting dan mendasar yang perlu saya sampaikan

dalam forum yang terhormat ini, terkait dengan alasan kawan-kawan dengan rasa hormat saya menghargai untuk melakukan walk out.

Tapi satu hal yang mengusik pikiran saya alasan mengenai antara konstitusional dan tidak konstitusional terkait dengan pengambilan keputusan dengan opsi A, mungkin yang perlu saya pertegas disini bahwa satu-satunya lembaga yang memang itu mendapatkan kewenangan untuk menafsirkan undang-undang itu konstitusional atau tidak hanya satu-satunya adalah Mahkamah Konstitusi, itu yang diatur didalam Undang-Undang Dasar 1945. Saya perlu pertegas bahwa tidak ada satu orangpun atau lembaga satupun yang berhak untuk mengatasnamakan sesuatu itu konstitusional atau tidak konstitusional. Maka menurut saya ini adalah cara pandang yang lebih politis, pengambilan keputusan opsi A dari cara pandang kita atau fraksi PDI Perjuangan dan fraksi-fraksi lain tetap melihat itu dalam merangka konstitusional yang merupakan suatu sikap dasar kami didalam memaknai tugas-tugas kedewanan.

Untuk itu kami perlu mempertegas, sekali lagi bahwa tidak ada seorangpun atau satu lembagapun kecuali Mahkamah Konstitusi untuk menafsirkan konstitusional dan tidak konstitusionalnya mengenai masalah produk undang-undang yang kita buat. Ini perlu kita pertegas dengan tetap menghormati suatu sikap walk out untuk tidak mengambil keputusan yang kami kritisi adalah alasan bahwa alasan yang digunakan adalah melihat bahwa opsi A khususnya pengambilan keputusan pada ambang batas pemilihan Presiden dianggap tidak konstitusional.

Saya kira itu yang perlu kami pertegas, bahwa semua hal yang kita putuskan adalah konstitusional dari keputusan paripurna ini. Dan bagi kawan-kawan yang melakukan walk out silakan menggunakan haknya melakukan yudisial review ke Mahkamah Konstitusi. Tidak ada yang punya hak seseorang atau lembaga untuk menafsirkan konstitusional atau tidak konstitusional selain Mahkamah Konstitusi. Karena itu diatur didalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, KETUA RAPAT (SETYA NOVANTO, S.E.):

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 63: BIDANG ARSIP DAN MUSEUM - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200721-104129-2468.p… · Presiden Nomor 86/P/2017 tertanggal 14 Juli 2017 tentang Peresmian

Terima kasih Pak Aria Bima, Biarlah itu menjadi dinamika sementara tugas kita adalah mengesahkan

undang-undang ini untuk keperluan persiapan Pemilu 2019 yang akan datang. Terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat saudara Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia yang telah menyampaikan pendapat akhirnya, mewakili Presiden.

Sekarang saya akan menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah Rancangan Undang-undang tentang Penyelenggaran Pemilihan Umum dapat disahkan menjadi Undang-undang setuju?

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih. Melalui forum ini saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat saudara Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, saudara Menteri Keuangan Republik Indonesia, dan Menteri Hukum dan Hak Asazi Manusia Republik Indonesia beserta seluruh jajarannya atas segala peran serta dan kerjasama yang telah diberikan selama pembahasan Rancangan Undang-undang tersebut.

Perkenankan saya atas nama Pimpinan Dewan menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Pansus RUU tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum DPR RI serta Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI yang bersama-sama telah menyelesaikan Rancangan Undang-undang. Sidang Dewan yang kami hormati,

Dengan demikian selesailah acara rapat paripurna dewan pada hari ini,

selaku Pimpinan rapat kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat para Anggota Dewan dan hadirin sekalian, atas ketekunan dan kesabarannya dalam mengikuti rapat paripurna dewan hari ini.

Dengan seizing sidang dewan maka perkenankan kami menutup rapat paripurna dengan ucapan alhamdulillahirabil’alamiin. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 23.45 WIB)

Jakarta, 20 Juli 2017 Ketua Rapat, H. FADLI ZON, S.S., M.Sc.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM