beton sni

14
TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG [ SNI ] PASAL 9 : DETAIL PENULANGAN 9.1 : Kait standar Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sbb : 9.1.1 : bengkokan 180 o ditambah perpanjangan 4d b , tapi tidak < 60 mm, pada ujung bebas kait. 9.1.2 : bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 12d b , pada ujung bebes kait. 9.1.3 : untuk sengkang dan kait pengikat : a.) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 6d b , pada ujung bebas kait / b.) Batang D-19, D-22 dan D-25, bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 12d b , pada ujung bebas kait / c.) Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 o ditambah perpanjangan 6d b , pada ujung bebas kait. 9.2 : Diameter bengkokan minimum TABEL 6 : DIAMETER BENGKOKAN MINIMUM Ukuran tulangan Diameter minimum D-10 s/d D-25 6d b D-29, D-32, dan D-36 8d b D-44 dan D-56 10d b TABEL 7 : TOLERANSI UNTUK TINGGI SELIMUT BETON Toleransi untuk d Teleransi untuk selimut beton minimum d ≤ 200 mm ± 10 mm - 10 mm d > 200 mm ± 13 mm - 13 mm 9.7 : Pelindung beton untuk tulangan 9.7.1 : untuk beton bertulang, tebal selimut beton minimum harus memenuhi ketentuan : a.) Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah......75 mm b.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca : Batang D-19 hingga D-56 ……………………………………………………………..… 50 mm Batang D-16 jaring kawat polos P16 atau kawat ulir d16 dan yang lebih kecil……...40 mm c.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca / beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah :

Upload: astri-fidyawati

Post on 30-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sesuai dengan buku SNI

TRANSCRIPT

Page 1: Beton SNI

TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG [ SNI ]

PASAL 9 : DETAIL PENULANGAN

9.1 : Kait standar

Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sbb :

9.1.1 : bengkokan 180o ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak < 60 mm, pada ujung bebas kait.

9.1.2 : bengkokan 90o ditambah perpanjangan 12db, pada ujung bebes kait.

9.1.3 : untuk sengkang dan kait pengikat :

a.) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90o ditambah perpanjangan 6db, pada ujung bebas kait /

b.) Batang D-19, D-22 dan D-25, bengkokan 90o ditambah perpanjangan 12db, pada ujung bebas kait /

c.) Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 90o ditambah perpanjangan 6db, pada ujung bebas kait.

9.2 : Diameter bengkokan minimum

TABEL 6 : DIAMETER BENGKOKAN MINIMUM

Ukuran tulangan Diameter minimum

D-10 s/d D-25 6db

D-29, D-32, dan D-36 8db

D-44 dan D-56 10db

TABEL 7 : TOLERANSI UNTUK TINGGI SELIMUT BETON

Toleransi untuk dTeleransi untuk selimut beton

minimumd ≤ 200 mm ± 10 mm - 10 mmd > 200 mm ± 13 mm - 13 mm

9.7 : Pelindung beton untuk tulangan

9.7.1 : untuk beton bertulang, tebal selimut beton minimum harus memenuhi ketentuan :

a.) Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah......75 mmb.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :

Batang D-19 hingga D-56 ……………………………………………………………..… 50 mmBatang D-16 jaring kawat polos P16 atau kawat ulir d16 dan yang lebih kecil……...40 mm

c.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca / beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah :

Pelat dinding, pelat berusuk :Batang D-44 dan D-56……………………………………………………………….…….40 mmBatang D-36 dan yang lebih kecil………………………………………………….….….20 mm

Balok, kolom :Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral……………...…………………….40 mm

Komponen struktur cangkang, pelat lipat :Batang D-19 dan yang lebih besar……………………………………………………….20 mmBatang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil…..…………….15 mm

Page 2: Beton SNI

9.7.2 : untuk beton pracetak, tebal minimum selimut beton sbb :a.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :

Panel dinding :Batang D-44 dan D-56……………………………………………………………….…….40 mmD-36 dan yang lebih kecil……………………. …………………………………….….….20 mm

Komponen struktur lain nya :Batang D-44 dan D-56……………………………………………………………….…….50 mmBatang D-19 sampai batang D-36……………………. ………………………….…..….40 mmBatang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil…..……………..30 mm

b.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah / cuaca :

Pelat dinding, pelat berusuk :Batang D-44 dan D-56……………………………………………………………….…….30 mmBatang D-36 dan yang lebih kecil………………………………………………….….….15 mm

Balok, kolom :Tulangan utama……………………………………db (tetapi tidak < 15 dan tidak perlu > 40 )Sengkang pengikat, sengkang, lilitan spiral……………...…………………….10 mm

Komponen cangkang, pelat lipat :Batang D-19 dan yang lebih besar……………………………………………………….15 mmBatang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil…..……………..10 mm

9.7.3 : Beton prategang

9.7.3.1 : Tebal selimut minimum beton prategang / non-prategang, selongsong :

a.) Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah......75 mmb.) Beton yang berhubungan dengan tanah / cuaca :

Dinding panel, slab, balok berusuk………………………………………………………25 mmc.) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca / beton yang tidak langsung

berhubungan dengan tanah :

Pelat dinding, pelat berusuk………………………..……………………………………..20 mm

Balok, kolom :Tulangan utama, ……………………………………..……………...…………………….40 mmSengkang engikat, sengkang, lilitan spiral………………………………………………25 mm

Komponen struktur cangkang, pelat lipat :Batang D-16, jaring lawat polos P16 / ulir D16 dan yang lebih kecil…..…………….10 mmTulangan lainnya…………………………………………………………. db (tetapi tidak < 15)

9.10.4.2 : untuk konstruksi yang dicor di tempat, ukuran diameter batang spiral tidak boleh kurang dari 10mm.

9.10.4.3 : Jarak bersih antar tulangan spiral tidak boleh melebihi 75mm dan tidak kurang dari 25mm.

9.10.4.4 : penjangkaran tulangan atau kawat spiral harus disediakan dengan memberikan 1 ½ lilitan ekstra pada tiap ujung unit spiral.

9.10.4.5 : Penyambungan spiral harus menggunakan metode antara lain :

a.) Sambungan lewatan yang tidak kurang dari nilai terbesar dari 300mm dan panjang yang dihasilkan dari salah satu ketentuan :

Page 3: Beton SNI

1.) Batang / kawat ulir tanpa lapisan……………………………………………………….48db2.) Batang / kawat polos tanpa lapisan…………………………………………………….72db3.) Batang / kawat ulir berlapis……………………………………………………………...72db4.) Batang atau kawat polos tanpa lapisan dengan sengkang / kait pengikat standar

(9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral………...…48db

5.) Batang atau kawat ulir berlapis epoksi dengan sengkang / kait pengikat standar (9.1.3) pada ujung-ujung tulangan spiral yang disambung lewatkan. Kait-kait tersebut harus tertanam didalam inti beton yang terkekang oleh tulangan spiral…………...48db

b.) Sambungan mekanis dan las penuh yang sesuai dengan (14.14.3)

9.10.5.1 : semua batang tulangan non-prategang harus di ikat dengan sengkang ikat lateral, paling sedikit ukuran D10 untuk tulangan longitudinal lebih kecil dari D-32, dan paling tidak D-13 untuk tulangan D-36, D-44, D-56, dan bundle tulangan longitudinal. Boleh menggunakan kawat ulir / jarring kawat las dengan uas penampang ekivalen.

9.10.5.2 : spasi vertical sengkang dan sengkang ikat tidk boleh melebihi 16 kali diameter longitudinal, 48 kali diameter batang / kawat sengkang / sengkang ikat, / ukuran kecil dari komponen struktur.

9.12.2.1 : Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sbb, tetapi tidak kurang dari 0,0014.

a.) Pelat dengan batang tulangan ulir mutu…………………………………………………0,0020b.) Pelat dengan batang tulangan ulir / jarring kawat las (polos/ulir) mutu 400………....0,0018c.) Pelat dengan tulangan tegangan leleh melebih 400 MPa yang diukur pada regangan

leleh sebesar 0,35%......................................................................................0,0018 x 400/ fy

9.12.2.2 : tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari 5 kali tebal pelat / 450 mm.

PASAL 10 : ANALISIS DAN PERENCANAAN

10.3.3.5 : Komponen struktur adalah prismatic.

1.) Momen positif

Batang ujung :

- Ujung tak menerus tak terkekang…………………………………………………….....wu ln2/11- Ujung tak menerus menyatu dengan pendukung……………………………………..wu ln2/14- Bentang interior……………………………………………………………………………wu ln2/16

2.) Momen negative pada muka eksterior pendukung interior pertama- 2 bentang…………………………………………………………………………………..wu ln2/19- Lebih dari 2 bentang……………………………………………………………………...wu ln2/10

3.) Momen negative pada muka lain nya dari pendukung interior………………………wu ln2/11

4.) Momen negative pada muka dari semua pendukung untuk :

- Pelat dengan bentang tidak lebih dari 3m da balok dengan rasio dari jumlah kekakuan kolom terhadap kekakuan balok melebihi 8 pada masing* tumpuan……………….wu ln2/12

5.) Momen negative pada muka interior dari pendukung eksterior untuk komponen struktur yang dibuat menyatu dengan pendukung

- Pendukung adalah balok keliling (spandrel)………………………………………….. wu ln2/24- Pendukung adlah kolom………………………………………………………………… wu ln2/16

Page 4: Beton SNI

6.) Geser pada komponen struktur ujung pada muka dari pendukung interior pertama………………………………………………………………………………1,15 wu ln2/19

7.) Geser pada mka dari semua pendukung lainnya……………………………………... wu ln2/2

10.5 : Modulus Elastisitas

10.5.1 : untuk nilai wc diantara 1500 kg/m3 dan 2500 kg/m3, nilai modulus elastisitas beton Ec

dapat diambil sebesar wc1,50,043√(fc') (MPa). Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar 4700√(fc').

10.5.2 : Modulus elastisitas untuk tulangan non prategang Ec boleh diambil sebesar 200.000 MPa.

10.5.3 : modulus elastisitas untuk tendon prategang Es’ ditentukan melalui pengujian atau data pabrik.

10.7 : Panjang Bentang

10.7.1 : Panjang bentang dari komponen struktur yang tidak menyatu dengan struktur pendukung dihitung sebagai bentang bersih ditambah dengan tinggi dari komponen struktur. Besarnya bentang tsb tidak perlu melebihi jarak pusat ke pusat dari komponen struktur yg ada.

10.7.2 : dan analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur menerus, panjang bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat komponen strukktur pendukung.

10.7.3 : balok yang menyatu dgn komponen strutur pendukung, momen pd bidang muka tumpuan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan penanmpang.

10.7.4 : pelat/pelat berusuk, yang bentang bersihnya tidak lebih dari 3m dan dibuat menyatu dengan komponen struktur pendukung dapat d analisis sebagai pelat menerus.

10.10 : Konstruksi Balok T

10.10.2 : lebar pelat efektif sebagai bagian dari sayp balok T tidak boleh melebihi ¼ bentang balok dan lebar efektif sayap dari masing* sisi badan balok tidak boleh melebihi :

10.10.2.1 : 8 kali tebal pelat.

10.10.2.2 : ½ jarak bersih antar balok yg bersebelahan

10.10.3 : balok dengan pelat hanya pada satu sisi, lebear efektif sayap dari sisi badan tidak boleh lebih dri :

10.10.3.1 : 112

dari bentang balok

10.10.3.2 : 6 kali tebal pelat.

10.10.3.3 : ½ jarak bersih antara balok yang bersebelahan.

10.10.5.2 : tulangan transversal harus dipasang dengan spasi tidak melebihi 5 kali tebal pelat dan tidak melebih 500 mm.

Page 5: Beton SNI

PASAL 11 : KETENTUAN MENGENAI KEKUATAN & KEMAMPUAN LAYAN

11.2 : kuat perlu

11.2.1 : kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan U= 1,4 D

Kuat perlu U untuk beban mati D, beban hidup L & beban atap A / beban hujan R tidak harus sama dengan U = 1,2 D + 1,6L + 0,5(A / R)…….(5)

11.2.2 : Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan maka pengaruh kombinasi beban D, L & W harus ditinjau untuk menentukan nilai U yg terbesar U = 1,2 D + 1,0L ± 1,6W + 0,5(A / R)

Kombinasi beban jga harus memperhitungkan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yg paling berbahaya ; U = 0,9D ± 1,6W

Perlu dicatat untuk setiap kombinasi beban D, L & W kuat perlu U tidak boleh kurang dari persamaan 5

11.3 : Kuat Rencana

11.3.2 : factor reduksi kekuatan Ø sbb :

11.3.2.1 : lentur tanpa beban aksial………………………………………………….………………0,80

11.3.2.2 :beban aksial, & beban aksial dengan lentur (untuk beban aksial dengan lentur, kedua nilai kuat nominal dari beban aksial dan momen harus dikalikan dengan nilai Ø tunggal yang sesuai.

a.) Aksial tarik dan aksial tarik degnan lentur……………..…………………………………...0,80b.) Aksial tekan dan aksial dengan lentur.

Komponen struktur dengan tulangan spiral yang sesuai dengan 12.9.3…………..……0,70Komponen strutur lain nya…………………………………………………………..……… 0,65Kecuali untuk nilai aksial tekan yang rendah, nilai Ø boleh ditingkatkan berdasarkan aturan sbb :Untuk komponen struktur dimana fy tidak melampaui 400 MPa dengan tulangan simetris dan dengan ( h-d’-ds)/h tidak kurang dari 0,70, maka nilai Ø boleh ditingkatkan secara linear menjadi 0,80 dgn berkurangnya nilai ØPn dari 0,10fc’Ag ke nol.

11.3.2.3 : Geser dan torsi…………………………………………………………………….……….0,75

Kecuali pada struktur yang bergantung pada system rangka pemikul momen khusus atau system dinding khusus untuk menahan pengaruh gempa :

a.) Factor reduksi untuk geser pada komponen struktur penahan gempa yang kuat geser nominalnya lebik kecil dari pada gaya yang timbul sehubungan dengan pengembangan kuat lentur nominalnya……………………………………………… 0,55

b.) Factor reduksi untuk geser pada diafragma tidak boleh melebihi factor reduksi minimum untuk geser yang digunakan pada komponen vertical dari system pemikul beban lateral.

c.) Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok perangkal yang diberi tulangan diagonal…………………………………………………………………………………… 0,80

11.4 : Kuat rencana tulangan

perencanaan tidak boleh didasarkan pada kuat leleh tulangan fy yang melebihi 550 MPa kecuali untuk tendon pategang.

Page 6: Beton SNI

Tabel 8 : TEBAL MINIMUM BALOK NON-PRATEGANG / ALAT PELAT SATU ARAH BILA LENDUTAN TIDAK DIHITUNG

Tebal minimum,h

Komponen struktur

Terdukung sederhana

Satu ujung menerus

Kedua ujung menerus

kantilever

Komponen struktur tidak mendukung atau tidak dihubungkan dengan partisi atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar

Pelat masif satu arah

l/20 l/24 l/28 l/10

Balok atau pelat rusuk satu-arah

l/16 l/18,5 l/21 l/8

Catatan :

Panjang bentang dalam mm

Nilai yang diberikan harus digunaan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal (wc = 2400 kg/m3 ) dan tulangan BJTD 40, untuk kondisi lain :

a.) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis diantara 1500 kg/m3 sampai 2000 kg/m3

nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003wc)tetapi tidak kurang dari 1,09 dimana wc adalah berat jenis dalam kg/m3

b.) Untuk fy selain 400 MPa nilainya harus dikalikan dengan ( 0,4 + fy/700)

Tabel 9 : Lendutan ijin maksimum

Jenis komponen struktur Lendutan yang diperhitungkanBatas

lendutanAtap datar yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstructural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar

Lendutan seketika akibat beban hidup (L)

la

180

Lantai yang tidak menahan / tidak disatukan dengan komponen nonstructural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar

Lendutan seketika akibat beban hidup (L) l

360

Konstruksi atap / lantai yang menahan / tidak disatukan dengan komponen nonstructural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar

Bagian dari lendutan total yang terjadi setelah pemasangan komponen nonstructural (jumlah dari lendutan jangka panjang akibat semua beban tetap yang bekerja dan lendutan seketika akibat penambahan beban hidup )

lb

480

Konstruksi atap / lantai yang menahan / tidak disatukan dengan komponen nonstructural yang mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar

ld

240

Page 7: Beton SNI

11.5.3.2 : tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan* dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, harus memenuhi ketentuan tabel 10 dan tidak boleh kurang dari nilai :

a.) Pelat tanpa penebalan……………………………………………………………… 120 mmb.) Pelat dengan penebalan……………………………………………………………. 100 mm

TABEL 10 : TEBAL MINIMUM PELAT TANPA BALOK INTERIOR

Tegangan leleh, fy

a

MPa

Tanpa penebalan b Dengan penebalan b

Panel luarPanel dalam

Panel luarPanel dalam

Tanpa balok pinggir

Dengan balok pinggir

Tanpa balok pinggir

Dengan balok pinggir

300 ln/33 ln/36 ln/36 ln/36 ln/40 ln/40400 ln/30 ln/33 ln/33 ln/33 ln/36 ln/36500 ln/28 ln/31 ln/31 ln/31 ln/34 ln/34a.) Untuk tulangan dengan tegangan leleh diantara 300 MPa dan 400 MPa dan 500 MPa

gunakan interpolasi linear.b.) Penebalan panel didefinisikan dalam 15.3.7.1 dan 15.3.7.2.c.) Pelat dengan balok diantara kolom*nya disepanjang tepi luar. Nilai α untuk balok tepi

tidak boleh kurang dari 0,8.

11.5.3.3 : tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisi nya harus memenuhi ketentuan sbb :

a.) Untuk αm yang sama / lebih kecil dari 0,2 harus menggunakan 11.5.3.2b.) Untuk αm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0 ketebalan pelat minimum harus

memenuhi

h¿ln(0,8+ f y

1500 )36+5 β ¿¿

dan tidak boleh kurang dari 120 mm.

c.) Untuk αm lebih besar dari 2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

h¿ln(0,8+ f y

1500 )36+9 β

dan tidak boleh kurang dari 90 mm.

d.) Pada tepi yang tidak menerus balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan α tidak kurang dari 0,8 / sebagai alternative ketebalan minimum yang ditentukan persamaan 16 / 17 harus dianikan paling tidak 10% pada panel dengan tepi yang tidak menerus.

PASAL 14 : PENYALURAN DAN PENYAMBUNGAN TULANGAN

14.1.2 : nilai √ f ' c yang dipakai pasal ini tidak boleh melebihi 25/3 MPa

14.1.2 : Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik

Page 8: Beton SNI

TABEL 11 : PANJANG PENYALURAN BATANG ULIR DAN KAWAT ULIR

Batang D-19 dan lebih kecil / kawat ulir

Batang D-22 lebih besar

Spasi bersih batang* yang disalurkan / disambung tidak kurang dari db, dan sengkang / sengkang ikat yang dipasang sepanjang ld persyaratan minimum sesuai peraturan

Atau

Spasi bersih batang* yang disalurkan / disambungkan tidak kurang dari 2db dan selimut beton bersih tidak kurang dari db.

lddb

=12 f y αβλ

25√ f 'clddb

=3 f y αβλ

5√ f 'c

Kasus*lain lddb

=18 f y αβλ

25√ f 'clddb

=9 f y αβλ

10√ f ' c

14.2.3 : untuk batang ulir / kawat ulir, ld/db harus diambil :

lddb

=9 f y10√ f ' c

αβγλ

( c+k trdb )Dalam persamaan diatas nilai ( c+k trdb ) tidak boleh diambil lebih besar dari 2,5.

14.2.4 : factor yang digunakan pada persamaan* untuk penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik pada pasal 14 sbb :

α = factor lokasi penulangantulangan horizontal yang ditempatkan sedemikian hingga lebih dari 300 mm beton segar dicor pada komponen dibawah panjang penyaluran / sambungan yang ditinjau………..1,3Tulangan lain ……………………………………………………………………………………1,0

β = factor pelapisbatang / kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3db atau spasi bersih kurang dari 6db ………………………………………………………………………….1,5batang / kawat tulangan berlapis epoksi lainnya…………………………………………….1,2tulangan tanpa pelapis…………………………………………………………………………1,0

ɣ = factor ukuran batang tulanganbatang D-19 / lebih kecil dari kawat ulir……………………………………………………....0,8batang D-22 atau lebih besar …………………………………………………………………1,0

λ = factor beton agregat ringan apabila digunakan agregat ringan…………………………………………………………….1,3walupun demikian, apabila fct disyaratkan maka λ boleh diambil sebesar √ f ' c / (1,8 fct) tetapi tidak kurang dari ………………………………………………………………………1,0apabila digunakan beton berat normal……………………………………………………….1,0

Page 9: Beton SNI

c = spasi atau dimensi selimut beton, mm

Ktr = indeks tulangan transversal

= A tr f yt10 sn

dimana : Atr =luas penampangtotal dari semua tulangan transversal yang berada dalam rentang daerah berspasi s dan yang memotong bidang belah potensial melalui tulangan yang disalurkan, mm2

f yt = kuat lele yang disyaratkan untuk tulangan transversal, MPas=¿ spasi maksimum sumbu ke sumbu tulangan transversal yang dipasang sepanjang ld

mmn=¿jumlah batang / kawat yang disalurkan sepanjang bidang belah.

PASAL 16 : DINDING

16.3 : Tulangan minimum

16.3.2 : Rasio minimum untuk luas tulangan vertical terhadap luas bruto beton adalah :

- 16.3.2.1 : 0,0012 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /

- 16.3.2.2 : 0,0015 untuk batang ulir lainnya.- 16.3.2.3 : 0,0012 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada

P16 / D16

16.3.3 : Rasio minimum untuk lluas tulangan horizontal terhadap luas bruto beton harus :

- 16.3.3.1 : 0,0020 untuk batang ulir yang tidak lebih besar darp pada D16 dengan tegangan leleh yang kurang dripada 400 MPa /

- 16.3.3.2 : 0,0025 untuk batang ulir lainnya.- 16.3.3.3 : 0,0020 untuk jaring kawat baja las (polos / ulir) yang tidak lebih besar daripada

P16 / D16

16.3.5 : jarak antara tulangan* vertical dan horizontal tidak boleh lebih besar dari pada 3 kali ketebalan dinding dan tidak lebih besar dari 500 mm.

16.3.6 : tulangan vertical tidak perlu di beri tulangan pengikat lateral bila luas tulangan vertical tidak lebih besar daripada 0,01 kali luas bruto.

16.5 : Metode perencanaan empiris

16.5.1 : Dinding dengan penampang persegi empat yang masih boleh direncanakan bila resultan seluruh beban terfaktor terletak didalam daerah sepertiga tengah ketebalan dinding total.

16.5.2 : kuat aksial rencana ØPnw sebuah dinding yang memenuhi :

∅ Pnw=0,55∅ f ' c Ag[1−( klc32h )]2

Dimana Ø = 0,70 dan factor panjang efektif k adalah :

Untuk dinding yang ditahan pada bagian puncak dan dasarnya terhadap tranlasi lateral

16.5.2.1 : di kekang terhadap rotasi pada salah satu atau kedua ujungnya (puncak&/dasar)….0,8

Page 10: Beton SNI

16.5.2.2 : bebas berotasi pada kedua ujung………………………………………………………… 1,0

Untuk dinding yang tidak ditahan terhadap translasi lateral……………………………………….. 2,0

16.5.3 : ketebalan minimum dinding yang direncanakan dengan metode empiris.

16.5.3.1 : ketebalan dinding pendukung tidak boleh kurang dari pada 1/25 tinggi / panjang bagian dinding yang ditopang secara lateral, diambil yang terkecil, dan tidak < 100 mm.

16.5.3.2 : ketebalan dinding luar bawah tanah dan dinding fondasi tidak bolek < 190 mm.

16.6 : Dinding non pendukung

Tebal dinding non pendukung tidak boleh < 100 mm, dan tidak < 1/30 jarak terpendek antara komponen* struktur yg memberikan topangan lateral.

16.8 : Perencanaan alternative untuk dinding langsing

16.8.2.3 : Rasio tulangan, ρ tidak boleh melebihi 0,6 ρb.

16.8.2.4 : tulangan harus direncanakan agar ØMn ≥ Mcr

16.8.3 : Kuat momen renvana ØMn untuk kombinasi beban* lentur dan aksial pada penampang melintang setengah tinggi harus memenuhi :

ØMn ≥ Mu

Dimana :

Mu = Mua + Pu∆u

Mua adalah momen pada penampang setengah tinggi dinding akibat beban terfaktor, dan ∆u

adalah :

∆u=5M ul c

2

(0,75 )48 Ec I cr

Mu dapat diperoleh melalui iterasi lendutan atau melalui perhitungan langsung menggunakan persamaan :

M u=M ua

1−5 Pulc

2

(0,75 )48 Ec I cr

Dimana :

I cr=nA se(d−c )2+lwC

3

3

Dan :

A se=Pu+A s f yf y

Page 11: Beton SNI

16.8.4 : lendutan maksimum ∆s akibat beban layan, termasuk pengaruh P∆, tidak boleh melebihi l/150. Defleksi setengah tinggi ∆s harus dihitung dengan persamaan* sbb :

∆u=(5M ) lc

2

48 Ec I eM=

M sa

1−5 Ps lc

2

48 Ec I e