beton lumpur lapindo (1)

Upload: lovely393

Post on 09-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    1/16

    PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI BAHANSUBSTITUSI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATA BETONPEJAL

    Abstrak: Penelitian yang mensubstitusi semen dengan lumpur Lapindodalam konteks volume bertujuan untuk mengetahui komposisi adukan yang

    paling ideal bila ditinjau dari segi kuat tekan dan penyerapan air dari batabeton pejal. Dalam penelitian ini, dibuat 5 jenis adukan yaitu adukan A (100%PC; 0% LL), B (90% PC; 10% LL), C (80% PC; 20% LL), D (70% PC; 30%

    LL), dan E (60% PC; 40% LL).Perbandingan berat antara PC dengan

    pasir adalah 1 : 8 dengan faktor air semen 0,4. Semen yang digunakan dalampenelitian ini adalah semen Gresik dengan benda uji dites dalam umur 28 hari. Biladitinjau dari segi penyerapan air, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwapenggunaan lumpur Lapindo sebagai bahan substitusi semen sebesar 24,56%mampu menurunkan persentase penyerapan air secara optimum yaitu sebesar

    18,21% dan menghasilkan kuat tekan sebesar 71,5 kg/cm2, yangmana termasuk

    dalam mutu B1. Hal ini disebabkan oleh besarnya kandungan SiO 2 (berfungsisebagai bahan pengisi) yang juga mesti didukung kandungan CaO yang berfungsi

    untuk menjaga keterikatan antar material. Kecilnya nilai penyerapan air juga dapatmeningkatkan ketahanan (durability)dari bata beton pejal itu sendiri. Bila ditinjaudari segi kuat tekan, penggunaan lumpur Lapindo sebesar 7,25% dapatmenghasilkan bata beton pejal dengan mutu B2. Pada adukan ini, kuat tekan yang

    dihasilkan sebesar 100,1 kg/cm2dan persentase penyerapan air sebesar 20,72%.

    Kata kunci: bata beton pejal, substitusi semen, lumpur Lapindo, kuat tekan,penyerapan air.

    THE ADVANTAGE OF LAPINDO SILT AS CEMENT SUBSTITUTION

    MATERIAL FOR SOLID CONCRETE BLOCK

    Abstract: This paper presents a determination of compressive strength and waterabsorption of solid concrete block. The research objective was to determine theideal mix composition of the concrete block where Lapindo silt was used as acement substitution. Five types of mixes were made where Type A, B, C, D and Ewas (100% PC; 0% LS), (90% PC; 10% LS), (80% PC; 20% LS), (70% PC; 30%LS), and (60% PC; 40% LS) respectively. The weight ratio between Portlandcement and sand was 1:8 with a water cement ratio of 0.4. The cement used in thisresearch was Gresik Portland cement and the specimens were tested in the age of28 days. The water absorption test results showed that the use of 24.56% ofLapindo silt as a cement substitution optimally decreased the water absorption up

    to 18.21% and gave a compressive strength of 71.5 kg/cm2 that is qualified as

    B1.This was caused by the block contained SiO2 work as a filler and CaO as a bindof the materials. The small water absorption value could also increase the durabilityof solid concrete block. The compressive strength and water absorption of the solid

    concrete block with 7,25% of Lapindo silt was 100,1 kg/cm2(qualified as B2) and20,72% respectively.

    Keywords: solid concrete block, cement substitution material, Lapindo silt,compressive strength, water absorption.

    39

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    2/16

    PENDAHULUAN

    Batako merupakansuatu bahan bangu-nanyang biasanya

    digunakan sebagai din-ding penyekat, dasarlantai, dsb. Padaumumnya batakodibedakan menjadi dua

    jenis, yaitu batakolubang dan batako bun-tu, dimana dalam PUBI-1986 disebut de-nganbata beton berlubangdan bata beton pejal.

    Bata beton pejal terbuatdari campu-ran agregatdan semen sebagaiperekat hi-drolisnya.

    Belakangan ininegara kita dipusing-kan oleh adanyabencana semburan lum-pur panas (lebih dikenaldengan LumpurLapindo) dari lapisanperut bumi saat dila-

    kukannya pengeboransumur migas oleh PT.Lapindo Brantas padatanggal 27-28 Mei 2006di kecamatan Porong,Sidoarjo. Berdasarkandata statistik yangdidapat dari harian JawaPos, luapan lumpur la-pindo perharinyatanggal 29 Mei - 29 Juni

    mencapai 5.000 m3,

    tanggal 29 Juni - 29 Julimencapai 25.000 m3,tanggal 29 Juli-29Agustus mencapai

    50.000 m3, tanggal 29Agustus - September

    mencapai 126.000 m3

    [Jawa Pos, 25September 2006].Besarnya luapan lumpurperhari-nya membuat

    masyarakat sekitarberusaha untukmemanfaatkan lumpuryang dapat dikatakanlimbah tersebut menjadisesuatu yang memilikinilai guna. Hal ini juga

    di-benarkan olehpernyataan MenteriLing-kungan HidupRachmat Witoelar yangmenyatakan lumpurLapindo bisa dijadi-kanproduk batu bata,

    paving stone, bata-ko,genting, dan sejenisnya(www. cybermq.com, 3Agustus 2006).

    Keberhasilanpemanfaatan limbah su-dah lebih dulu munculdi Papua. Ratusan ributon tailling (limbahpasir kasar dan halus)yang dihasilkan PT.Freeport Indo-nesia per

    hari bisa menjadi bahancampur-an pembuatbeton dan menghematpeng-gunaan semenhingga 40%. Temuan inisejak 1998 sudahdipatenkan atas namatiga peneliti LembagaAfilasi Penelitian danIndustri (LAPI) ITB,dimana paten itu

    menyangkut metodedan hitungan berat

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    3/16

    campuran semen,tailling, air, dan polimer

    jika diperlukan (Gatra,30 Agustus 2006).

    Lumpur Lapindomemiliki kandungan

    silikat (SiO2) yang lebih

    tinggi dari semennamun kandungankapurnya (CaO) lebihrendah dari semen.Kandungan silikat ber-fungsi sebagai materialpengisi (filler), se-dangkan kandungankapur berperan dalamproses pengikatan.Berdasarkan kandu-ngan tersebut, maka

    lumpur Lapindo diha-rapkan bisadimanfaatkan sebagaibahan substitusi semendalam konteks volumepada pembuatan batabeton pejal.

    Berdasarkan uraiandi atas, maka dia-dakanpenelitian tentangpemanfaatan lumpur

    Lapindo sebagai bahansubstitusi semen dalamkonteks volume padapem-buatan bata betonpejal. BerdasarkanPUBI-1986, makakarakteristik dari batabeton pejal yang mestiditinjau adalah kuattekan dan penyerapanairnya. Pada penelitianini diharapkan parapembuat batako dapatmengetahui komposisiadu-kan paling idealyang ditinjau dari segi

    kuat tekan maupunpenyerapan airnya un-tuk dapat menghematpenggunaan semen.

    Bata Beton Pejal

    Bata beton pejaladalah bata beton yangmempunyai luaspenampang pejal 75%atau lebih dari luaspenampang selu-ruhnya, dan mempunyaivolume pejal lebih dari75% volume seluruhnya(PUBI-1986).

    Menurut PUBI-1986 (PersyaratanUmum Bahan

    Bangunan diIndonesia), berdasarkanpemakaiannya batabeton pe-jal dapatdiklasifikasikanmenjadi 4 ma-cam,yaitu :1. Bata Beton Pejal

    mutu A1

    Adalah bata betonpejal yang hanyadigunakan untukkonstruksi yangtidak memikulbeban, dindingpenyekat dan lain-lain serta konstruksiyang terlin-dungdari cuaca luar.

    2. Bata Beton Pejal

    mutu A2

    Adalah bata betonpejal yang diguna-

    kan hanya untukkonstruksi sepertiter-sebut dalam

    jenis A1, hanyapermuka-

    40

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    4/16

    an dinding konstruksi dari bata betonpejal tersebut boleh tidak diplester.

    3. Bata Beton Pejal mutu B1

    Adalah bata beton pejal yang diguna-kan untuk konstruksi yang memikul

    beban, tetapi penggunaannya hanyauntuk konstruksi yang terlindung daricuaca luar (untuk konstruksi di bawahatap).

    4. Bata Beton Pejal mutu B2

    Adalah bata beton pejal yang diguna-kan untuk konstruksi yang memikulbeban dan bisa digunakan juga untuk

    konstruksi yang tidak terlindung (un-tuk konstruksi diluar atap).

    Bata beton pejal harus memenuhi

    persyaratan mutu sebagai berikut :a) Bata beton pejal untuk semua jenis

    mutu harus memenuhi persyaratanfisik sesuai dengan ketentuan dalamTabel 1.

    Tabel 1. Persyaratan Fisik Bata Beton

    Pejal

    Kekuatan tekan

    Bata

    minimum

    Penyerapan

    (kg/cm2)

    beton air

    Rata- Masing-

    pejal maksimum

    rata dari masing

    mutu (% olume)

    benda benda

    uji uji

    !" 2# 2" -

    !2 $ -

    B" ' #

    B2 " 2#

    b) Bata beton pejal untuk semua jenismutu sebaiknya memenuhi syaratukuran standar dan toleransi sesuaidengan ketentuan dalam Tabel 2.

    Tabel 2. Persyaratan Ukuran Standardan Toleransi

    Ukuran Nominal Toleransi (mm.*)Jenis

    Panjang Lebar Tebal

    Besar 400 3 2003 1002

    Sedang 300 3 1503 1002

    Kecil 200 3 1002 802

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    5/16

    *) Ukuran nominal sama dengan ukuran batasesungguhnya ditambah 10mm tebal siar/adukan.

    Batas-batas Atterberg

    Pemeriksaan batas-batas atterbergdimaksudkan untuk memperoleh gambar-an secara garis besar sifat-sifat tanah yang

    digunakan. Sifat-sifat tersebut dapat di-lihat dari nilai-nilai batas cair, batas plas-tis, batas susutnya. Secara skematis hu-bungan antara kadar air dengan atterberglimit dapat dilihat dalam Gambar 1.

    Padat Semipadat

    Plastis

    C

    a

    ir

    Kadar air

    bertambah

    Batas susut Batas plastisBatas cair

    Gambar 1. Hubungan Antara Kadar

    Air Dengan Atterberg Limit

    Penjelasan Gambar 1 adalah sebagaiberikut :1. Batas Susut / Shrinkage Limit (SL)

    Batas susut tanah merupakan batasdimana pengurangan air lebih lanjuttidak menyebabkan berkurangnyavolume tanah atau kadar air batasantara semipadat dengan padat.

    2. Batas Plastis / Plastis Limit (PL)Batas plastis adalah kadar air mini-mum dimana tanah masih dalam ke-adaan plastis yaitu dapat diubah ben-tuk tanpa retak-retak sampai dengandiameter tertentu (3,2 mm).

    3. Batas Cair / Liquid Limit (LL)

    Batas cair adalah suatu kadar air mini-mum, dimana tanah masih dalam kea-daan cair atau kadar air batas dari fasecair dan plastis.

    4. Indeks PlastisitasPenentuan indeks plastisitas didapatdari data-data nilai batas cair dan nilaibatas plastis sesuai dengan rumus : IP= LL PL, nilai indeks plastisitasyang diperoleh dari setiap campuranbahan menunjukkan sifat plastisitasdari bahan tersebut.

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    6/16

    4

    Material-material

    Pembentuk

    Bata

    Beton Pejal- Agregat Halus

    Agregat halusadalah pasir alamseba-gai hasildisintegrasi alamibatuan atau pasiryang dihasilkanoleh industripemecah batu danmempunyai ukuran

    butir terbesar 5,0mm [SK SNI T-15-1990-03].

    - Semen Portland

    Semen portland(SP) adalah semenhi-drolis yangdihasilkan dengancara menggilinghalus klinker, yangterdiri terutama darisilikat-silikat

    kalsium yangbersifat hidrolis dangips sebagai bahanpembantu [PUBI-1986].

    Kandungan terbesardalam semen ada-lah kandungan CaOyang memiliki

    fungsi dalam prosesperekatan/ peng-ikatan, sedangkan

    SiO2 berfungsi se-bagai bahan pengisi(filler), dimanakedua bahan inimemiliki peranan

    dalam menentukankekuatan semen.Al2O3 memilikifungsi dalammemper-

    cepat prosespengerasan.Sedangkan Fe2O3memiliki suhu leleh

    yang

    rendah yangmenyebabkannyasebagai bahan bakardalam prosespembakaran klinker,oleh karena itu

    Fe2O3 bukanmerupakan unsuryang aktif dalamsemen.

    - Air

    Air pada campuranpembuatan batabeton pejalmempunyai perananyang penting yaitumemungkinkanterjadi-nya reaksi

    kimia dengan semenyang menyebabkanpengikatan danberlang-sungnyapengerasan, selainitu air jugaberfungsi sebagaipelembab campuransehingga campuranmenjadi mudahdicetak dan tidakpecah.

    - Lumpur LapindoBerdasarkan hasil

    pemeriksaan panda-

    huluan lumpur panas

    Lapindo Sidoarjo

    untuk produk

    keramik yang

    dilakukan oleh Dr. Ir.

    Aristanto dari Balai

    Besar Keramik

    Bandung

    Departemen Perin-

    dustrian dapat

    dibuatkan tabel kan-

    dungan kimia untuk

    lumpur Lapindo,

    seperti pada Tabel 3.

    Dimana pada tabel

    tersebut juga

    ditampilkan kan-

    dungan kimia semen

    Portland tipe I.

    Tabel 3. Kandungan Kimia Lumpur Lapindo

    dan Semen

    Kandungan

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    7/16

    Kimia (%)Nama

    Material SiO

    2 CaO

    Fe2

    O3Al2

    O3

    TiO

    2

    Mg

    O

    Na2

    O

    K2

    O

    S

    O2

    Lumpur 53,0

    8 2,07 5,60

    18,2

    7 0,57 2,89 2,97 1,44

    2,

    Lapindo

    Semen 20,8 65,3 3,0 6,9 -

    Max

    - - -

    2,0

    METODOLOGI

    Tempat Penelitian

    Pembuatan bendauji berupa bata be-ton

    pejal dilakukan padaUD. Karya In-dah,Abianbase-Badung.Sedangkan pene-litianuntuk pengujian kuattekannya di-laksanakandi Laboratorium BahanFakul-tas TeknikUniversitas Udayanadan untuk pengujianterhadap penyerapan air

    dilak-sanakan diLaboratorium MekanikaTanah Fakultas TeknikUniversitas Udayana.

    Bahan-bahan yang

    Digunakan

    Bahan-bahan yangdigunakan dalampenelitian ini adalah:Pasir Benoa yang lo-los

    ayakan nomer 4, semenPortland tipe I denganmerek Gresik, airsumur, lumpur Lapindodalam kondisi keringoven yang dihancurkandan lolos ayakan nomer200.

    Jumlah Benda Uji

    Dalam penelitian ini

    benda uji yang dibuatberupa bata beton pejaldengan ukuran 20cm x10cm x 8cm dengan

    jum-lah sesuai Tabel 4.

    42

    Tabel 4. Jumlah Benda

    Uji

    *ampel Benda!duka

    +ji

    (!)

    (B)

    Kuat ,ekan # #

    aya *erap !ir # #

    .umla " "

    ,otal benda uji yangdiper

    gunak

    anadala/#bua/

    Dalam penelitian iniakan dibuat 5 je-nisadukan denganperbandingan berat an-tara semen Portlanddengan pasir adalah 1:8dengan faktor air semen

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    8/16

    (f.a.s) 0,4. Adapunkelima jenis adukantersebut, yaitu :

    - Adukan (A) :Adukan dengankom-posisi semenPortland 100% dariberat perekat

    hidrolisnya.- Adukan (B) :

    Adukan dengankom-posisi semenPortland 90% danlumpur Lapindo10%.

    - Adukan (C) :Adukan dengankom-posisi semenPortland 80% danlumpur Lapindo

    20%.- Adukan (D) :Adukan dengankom-posisi semenPortland 70% danlumpur Lapindo30%.

    - Adukan (E) :Adukan dengankom-posisi semenPortland 60% danlumpur Lapindoadalah 40%.

    Langkah-langkah

    Penelitian

    - Pembuatan Adukan

    Adukan dapatdibuat denganlangkahmenyiapkan bahan-bahan terlebih da-hulu, kemudianmenentukan

    komposi-si adukandan masukkankedalam mik-ser,baru kemudianmemasukkan air kedalam adukan tadi.

    - Pembuatan BataBeton Pejal

    Setelah adukanteraduk dengan rata,maka bata beton

    pejal dapat dicetak.Kemudiandilakukanpemeliharaan awaldengan meletakkanbata beton pejal

    pada tempat yangterlindung daricuaca luar.Pemeliharaan caraalami dapatdilakukan setelahbata beton pejalberumur 3 hari

    dengan meletak-

    kannya pada tempatterbuka. Dalamproses ini, batabeton pejal disiramdengan air setiaphari hingga batabeton berumur 28hari.

    - Pengujian Kuat

    TekanPengujian kuat tekan

    pada bata beton pejal

    adalah untuk

    mendapatkan besar-

    nya beban tekan

    maksimum yang bisa

    diterima oleh bata

    beton pejal. Alat uji

    yang digunakan

    adalah mesin desak

    merek ControlsMilano Italy dengan

    kapasitas 2000 KN.

    Pengujian ini da-pat

    dilakukan dengan

    meletakkan ben-da

    uji pada alat uji,

    dimana di bawah dan

    di atas benda uji

    diletakkan pelat baja.

    Kemudian jalankan

    mesin desak dandicatat gaya tekan

    maksimum.

    - PengujianPenyerapan Air

    Pengujian untukpenyerapan air dila-kukan dengantujuan untukmengeta-huibesarnya tingkatpenyerapan olehbenda uji berupabata beton pejal dan

    juga untukmenentukan apakah

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    9/16

    benda uji tersebutdapat memenuhipersyarat-an mutufisik bata betonpejal. Pera-latanyang digunakanmeliputi timba-ngan, ember, dan

    oven. Pengujian inidapat dilakukandengan cara meren-dam benda ujiselama 24 jamterlebih dahulukemudian ditimbang(Wr). Se-

    telah itu benda ujidioven selama 22-24 jam dengan suhu1000-1100.

    - Analisis Data

    Data yang diperolehdari hasil peneli-tianditabelkan dandiplot dalam suatugrafik untukmemudahkan dalammembandingkan

    setiap perlakuanben-da uji masing-masing adukan.Selan-jutnyadilakukan analisaregresi danpembahasanmasing-masing

    adukan untukmenentukankesimpulan daripenelitian yangtelah dilakukan.

    HASIL DAN

    PEMBAHASAN

    Analisis Kandungan

    Kimia

    Analisis kandungankimia dari pe-rekathidrolis masing-masingadukan sa-ngatdibutuhkan untukmemudahkan da-lammenganalisa pengaruhdari pengguna-

    43

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    10/16

    an lumpur lapindosebagai bahan sub-stitusi semen.

    Tabel 5-9merupakan

    perbandingankandungan kimia dariperekat hidrolismasing-masing adukan.

    Tabel 5. Kandungan

    Kimia Adukan A

    *emen 0umpur

    Kandungan

    "%

    0apindo%

    Kimia (%) (%)

    *i1223

    4a1(#&

    !l21&

    5e21&&

    Tabel 6. Kandungan

    Kimia Adukan B

    *emen 0umpur

    Kandungan %

    0apindo"%

    Kimia (%) (%)

    *i12"3'

    2 #&"

    4a1#3'

    ' 2"

    !l21&2

    " "3&

    5e21&2'

    #

    Tabel 7. Kandungan

    Kimia Adukan C

    *emen 0umpur

    Kandungan 3%

    0apindo2%

    Kimia (%) (%)

    *i12"((

    $"(

    2

    4a1 #22 $

    $ " #

    !l21#

    2&

    #"

    '

    5e21&2$

    ""

    2

    2

    Tabel 8. Kandungan

    Kimia Adukan D

    *emen 0umpur !dukan

    -Kandungan '%

    0apindo&%

    (%)

    Kimia (%) (%)

    *i12"$#

    ( "#2&$

    3

    4a1$#'

    " 2$(&

    &

    !l21&$3

    & #$3"&

    "

    5e21&2"

    "3&'

    3

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    11/16

    Tabel 9. Kandungan

    Kimia Adukan E

    *emen 0umpur

    Kandungan %

    0apindo$%

    Kimia (%) (%)

    *i12"2$

    32"2

    &

    4a1&)"

    33

    &

    !l21& $"$'&

    "

    5e21& "322

    $

    Pemeriksaan Batas-

    batas Atterberg

    Rangkuman hasilpenelitian batas-batasatterberg dapat dilihatpada tabel 10.

    Tabel 10. Batas-batas

    Atterberg Lumpur

    Lapindo

    Kadar Batas Batas Batas

    !ir *usut Plastis 4air(%) (sl) (pl)

    (%) (%) (%)

    $"&22

    (22##

    3(22

    Dari tabel di atasdapat dilihat nilai batassusut lumpur Lapindosebesar 13,226%.Kecilnya nilai batassusut ini menunjukkan

    lumpur Lapindomemiliki butiran yangsangat halus.Sedangkan nilai indeksplastisitas yang besarmenunjukkan bahwalumpur Lapindomemiliki sifat sangatplastis.

    Pengujian KuatTekan BataBeton Pejal

    Grafik dari hasilpengujian kuat tekanrata-rata kelima jenisadukan bata beton pejaldapat dilihat pada

    Gambar 2.

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    12/16

    120

    ,00

    )

    107,4

    0

    2100,00

    9

    5,

    7

    9

    g /cm

    89,29

    80,00

    ( KKuat Tekan

    Rata-

    an

    60,00

    5

    9

    ,

    6

    9

    Rata

    ek42,86

    T40,00

    u a t 20,

    00

    K

    0,0

    0

    A B CD

    E

    Jenis

    Gambar 2. Grafik

    Kuat Tekan Rata-

    rata

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    13/16

    Sedangkan grafik hubungan antarakuat tekan dan persentase kandungan lum-pur lapindo dalam semen yang diperolehdari persamaan regresi linier dapat dilihatpada Gambar 3.

    Berdasarkan dari grafik kuat tekanrata-rata (Gambar 2) dapat dilihat bahwakuat tekan rata-rata bata beton pejal dariadukan A hingga adukan E semakin me-ngecil. Hal ini disebabkan karena kan-dungan CaO dari adukan A hingga adukanE terjadi penurunan, dimana CaO merupa-kan kandungan kimia yang berfungsisebagai bahan pengikat, sedangkan

    kandu-ngan SiO2 yang berfungsi sebagaibahan pengisi dari adukan A hinggaadukan E terus meningkat. Jadi yang lebih

    dominan mempengaruhi menurunnya kuattekan adalah menurunnya kandungan

    CaO, walaupun kandungan SiO2ditingkatkan.

    1 2 0

    Y = 1 1 2 ,0 4 2 - 1 ,6 5 1 8 X

    1 0

    0

    ) 8 0

    2

    (Kg/cm

    7 1,5

    TEKAN

    6 0

    KUAT

    4 0

    2 0

    0 7 ,2 5

    1

    0 2 0

    2 4 ,

    5 6

    3

    0

    4

    0

    K A N D U N G A N L U M P U R L A P IN D O D A L A M S E M E N (% )

    Dimana :

    y = 112,042- 1,6518x

    r = 0,910985 =0,9545

    Gambar 3. Grafik Hubungan antaraKuat Tekan dan Persentase KandunganLumpur Lapindo Dalam Semen

    Pengujian Penyerapan Air BataBeton Pejal

    Grafik dari hasil pengujian volumepenyerapan air rata-rata kelima jenisadukan bata beton pejal dapat dilihat pada

    Gambar 4.

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    14/16

    Volume Penyerapan Air Rata-rata

    a n

    25

    ,0

    022,

    86

    a p

    20

    ,84

    20

    ,00 20,58

    e r 18,28

    17

    ,7

    6

    y 15

    ,0

    0e

    n)

    Volume

    Penyerapan

    P

    %

    Airs

    e(

    10,00

    e n t

    a

    5,

    0

    0

    P e r

    s

    0,

    0

    0

    A B C E

    Jenis

    Gambar

    4.

    Grafik

    Volume

    Penyerapan

    Air

    Sedangkan grafik hubungan antarapenyerapan air dan persentase kandunganlumpur lapindo dalam semen yangdiperoleh dari persamaan regresi polynomkuadratik dapat dilihat pada Gambar 5.

    25

    2

    Y = 0,008371 X - 0,411 X +23,266320,

    72

    20

    18,

    21

    (

    %)

    15A

    irP

    eny

    erap

    an

    10

    5

    0 7,25 10 20

    24,

    5630 40

    KANDUNGAN

    LUMPURLAPINDODALAM SEMEN

    (%)

    Dimana :

    yyyyyyyy

    = 0,0084x2- 0,4113x+23,2663 r

    = 0,910985 =0,9545

    Gambar 4. Grafik Hubungan antara

    Penyerapan Air dan Persentase Kan-dungan Lumpur Lapindo DalamSemen

    Berdasarkan dari grafik volumepenyerapan air rata-rata (Gambar 4) dapatdilihat bahwa terjadi penurunan penyerap-an air dari adukan A hingga D, namun pe-nyerapan air kembali meningkat padaadu-kan E.

    Pada Tabel 5 hingga Tabel 9 dapat

    dilihat bahwa kandungan SiO2yang ber-

    45

    fungsi sebagai bahan pengisi dari adukanA hingga adukan E terus meningkat, se-dangkan kandungan CaO menurun. Me-

    ningkatnya kandungan SiO2pada tiap-tiapadukan telah mengakibatkan porositas ba-

    han semakin kecil, sehingga volume pe-nyerapan air dari adukan A hingga adukanD menurun. Berdasarkan analisis regresi,titik jenuh menurunnya volume penyera-pan air terdapat antara adukan D dan E(tepatnya pada kandungan lumpur sebesar

    24,56% dengan besar penyerapan air18,215%), dimana hal ini diakibatkanoleh kecilnya kandungan CaO yangmenyebab-kan menurunnya keterikatanantara mate-rial. Jadi kecilnya daya serapair lebih dipengaruhi oleh besarnya

    kandungan SiO2, tetapi juga mesti

    didukung oleh pe-ranan kandungan CaOdalam menjaga ke-terikatan antaramaterial dalam bata beton pejal

    PENUTUP

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    15/16

    Berdasarkan hasil penelitian ini, makadapat diambil beberapa simpulan sebagaiberikut. Bila ditinjau dari segi kuat tekan,adukan untuk mendapatkan bata beton pe-

    jal mutu B2 adalah adukan dengan peng-gunaan lumpur Lapindo sebesar 7,25%,sedangkan bila ditinjau dari segi penyera-pan air, maka adukan untuk mendapatkan

    penyerapan air terendah adalah adukandengan penggunaan lumpur Lapindosebe-sar 24,56%. Dan adukan yang palingideal adalah adukan dengan menggunakanlum-pur Lapindo sebesar 24,56%, karenapada adukan ini terjadi penggunaanlumpur se-cara optimum bila ditinjau darisegi pe-nyerapan air, dimana adukan initermasuk dalam bata beton pejal mutu B1.

    Dari hasil yang dicapai, maka dapatdiberikan saran-saran sebagai berikut. Un-

    tuk konstruksi yang memikul beban dantidak terlindung dari cuaca luar, maka se-baiknya digunakan adukan dengan meng-gunakan lumpur Lapindo sebesar 7,25%.Dan untuk konstruksi yang memikul be-ban, terlindung dari cuaca luar, serta ling-kungan dengan kelembaban udara tinggi,

    maka sebaiknya digunakan adukandengan menggunakan lumpur Lapindosebesar 24,56%.

    DAFTAR PUSTAKA

    Purba, A., 2006, Tren Teknologi BetonMutu Tinggi, Majalah Konstruksi.

    Anonim, Kursus Teknologi Beton, F.T.Sipil ITS.

    Anonim, 1986, Persyaratan UmumBahanBangunan di Indonesia (PUBI-1986), Pusat Litbang Pemukiman,Departe-men Pekerjaan Umum.

    Anonim, Pemanfaatan Agregat Halus(Pasir) Untuk Komponen Bangunan,Makalah, Google search:CampuranBata Beton.

    Anonim, 3 Agustus 2006, Witoelar : Lum-pur Panas Lapindo Bisa dijadikanBa-han Bangunan,www.cybermq.com.

    Aristianto, 2006, Pemeriksaan Pendahu-luan Lumpur Panas Lapindo SidoarjoUntuk Produk Keramik, Balai BesarKeramik, Bandung.

    Frick, H.Ch.K., 1999, Ilmu Bahan Ba-ngunan (Seri Konstruksi Arsitektur 9),Kanisius (anggota IKAPI), Yogyakar-ta.

    Gambhir, M.L., 1998, Concrete Techno-logy, Tata McGraw-Hill PublishingCompany Limited, New Delhi.

    Paramartha, K.I., 2001, Karakter Meka-nik Berbagai Semen Portland Tipe I

    Ditinjau dari Segi Kuat Tarik Lenturdan Kuat Tekan, Tugas Akhir ProgramS1, Jurusan Sipil Fakultas TeknikUniversitas Udayana.

    Wirawan, N., Januari 2002, Statistik 2,Keraras Emas, Denpasar.

    Naz/dyn/sat, 25 September 2006,LumpurLapindo Diuji Coba Bakau, Jawa Pos.

    Neville, A.M. dan Brooks, J.J., 1987,

    Concrete Technologi, Longman, Si-ngapore.

    Hidayat, N., dkk, 30 Agustus 2006, KeLaut Lumpur Dibuang, Lumpur TerusMenyembur, Batako Lumpur VanMojokerto, Gatra.

  • 7/22/2019 Beton Lumpur Lapindo (1)

    16/16

    46

    Dikutip dari : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 1, Januari 2009

    Ngk. Made Anom Wiryasa dan I Wayan Sudarsana Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar E-mail : [email protected]