bersatu lawan covid (blc)
TRANSCRIPT
Bersatu Lawan Covid (BLC)
SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI:
SATU DATA COVID-19 INDONESIA
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
“Berkaitan data-data
informasi, saya minta data-
data informasi ini betul-betul
terintegrasi semua
kementerian masuk ke
Gugus Tugas," kata
Jokowi.”
- Presiden Joko Widodo
13 April 2020
Narasi Utama: Integrasi Data
10,155 Puskesmas
548 Dinkes
1684 Rumah Sakit
Gudang
Sistem New All Record
BERSATU LAWAN COVID (BLC)
PenyelidikanEpidemiologi oleh Dinkes
Data pasien COVID-19 dan Penyelidikan
Epidemiologi di RS
Data barang masuk dan barang keluar
Data pemeriksaan spesimen dan kasus di Laboratorium
Permohonan logistik RS
Data PenyelidikanEpidemiologi (ODP, PDP, Positif, kontak erat, PP)
ALUR PERCEPATAN & UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAPORAN DATA
Laboratorium
Pe
ngi
rim
anSp
esi
me
n
ALUR INTEGRASI PELAPORAN DATA COVID-19:
● BLC mengintegrasikan data darisurveilans, laboratorium, dan rumahsakit
● Data Penyelidikan Epidemiologi yang berasal dari puskesmas, RS, dan DinasKesehatan masuk ke dalam BLC, dicleaning, diolah, dan disinkronisasimenjadi luaran grafik & informasi
● Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah(Gubernur, Bupati, Walikota) mendapatkan dashboard analisis untukmengetahui data yang diterima oleh Gugus Tugas
● Perhitungan indikator kesehatanmasyarakat dan zonasi risiko daerahdapat diakses menggunakan BLC
● Peningkatan INTEROPERABILITAS antarinstitusi dan sektor
Gubernur, Bupati,
Walikota
GT Pusat dan daerah
Kementerian dan Lembaga
DinasKesehatan
DATA PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI76,813 data PE (ODP, PDP, kontakerat, pelaku perjalanan, positif) drPuskesmas, Dinkes dan RS
MANAJEMEN KASUS245,126 data OTG, ODP, PDP, Positifdi 1687 Rumah Sakit- Data RS Dirjen Yankes- ZiCare CMMS
KONFIRMASI KASUS380,013 data suspect covid19 ygdilakukan pemeriksaan laboratorium- Allrecord Litbangkes & SITB- Surveilans Dirjen P2P
DATA LOGISTIK- Data Gudang - Logistik RS & Lab- Ketersediaan & Distribusi
DATA MOBILITAS PENDUDUK- Mobile apps BLC- Peduli Lindungi
MOBILE APPS- Pelaku perjalanan- Mengetahui daerah rawan- Konsultasi online dengan dokter
dan psikolog
BLC SEBAGAI MUARA/INTEGRATOR
Seluruh Dinkes Kab/Kota dan Prov dapat mengaksesseluruh data yang ada di wilayahnya
Seluruh fasyankes yang melaporkan data melalui sistemBLC dapat mengakses seluruh data yang dilaporkan
KOLABORASI ANTAR KOMPONEN GUGUS TUGAS
TEKNOLOGI SEBAGAI PENDUKUNG
• Integrasi Big Data
• Otomasi dgn machine learning
• Sistem membantu pencatatankelengkapan data
• Analisis data
• Pengolahan informasi untukmasyarakat
PETA SEBARAN COVID-19 DI INDONESIA
DATA SURVEILANS COVID-19 DI INDONESIA
DATA RUMAH SAKIT PASIEN COVID-19 DI INDONESIA
MOBILE APPS UNTUK MASYARAKAT
PERKEMBANGAN KASUS MINGGUAN & ANGKA POSITIF
BERDASARKAN PROVINSI
Top 5 Provinsi Jumlah Kasus Terbanyak:
1. Jawa Timur (9,515)
2. DKI Jakarta (9,168)
3. Sulawesi Selatan (3,816)
4. Jawa Barat (2,830)
5. Jawa Tengah (2,682)
Top 5 Provinsi Jumlah Kasus Terendah:
1. Aceh (49)
2. Sulawesi Barat (104)
3. Nusa Tenggara Timur (111)
4. Jambi (113)
5. Bengkulu (116)
5 Kenaikan Kasus Tertinggi:
Kalimantan Tengah naik 97.8% (90 vs 178)
Bali naik 93.7% (159 vs 309)
Sumatera Selatan naik 49.2% (262 vs 391)
Jawa Tengah naik 37.2% (444 vs 609)
Jawa Barat naik 32.5% (197 vs 261)
7,191
4,775
4,2254,773
3,448
13%
12%10%
11%
14%
Positivity Rate
7,744
14%
*per tanggal 21 Juni 2020
LAJU KEMATIAN BERDASARKAN PROVINSI
Jumlah Kematian Kumulatif Terbanyak:
1. DKI Jakarta (529)
2. Jawa Timur (483)
3. Jawa Barat (158)
4. Jawa Tengah (98)
5. Kalimantan Selatan (97)
Angka Kematian Tertinggi (per jumlah penduduk):
1. DKI Jakarta (4.62 per 100,000 penduduk)
2. Kalimantan Selatan (1.47 per 100,000 penduduk)
3. Jawa Timur (0.70 per 100,000 penduduk)
4. Sulawesi Selatan (0.67 per 100,000 penduduk)
5. Banten (0.62 per 100,000 penduduk)
Mortality Rate Tertinggi:
1. Maluku Utara (10.22%)
2. Sulawesi Utara (9.09%)
3. Jawa Timur (8.12%)
4. Lampung (7.64%)
5. Sumatera Utara (7.6%)
*per tanggal 7 Juni 2020
LAJU KEMATIAN BERDASARKAN PROVINSI
Jumlah Kematian Kumulatif Terbanyak:
1. Jawa Timur (716)
2. DKI Jakarta (593)
3. Jawa Barat (175)
4. Kalimantan Selatan (169)
5. Jawa Tengah (148)
Angka Kematian Tertinggi (per jumlah penduduk):
1. DKI Jakarta (5.47 per 100,000 penduduk)
2. Kalimantan Selatan (4.20 per 100,000 penduduk)
3. Sulawesi Utara (2.61 per 100,000 penduduk)
4. Kalimantan Tengah (1.79 per 100,000 penduduk)
5. Jawa Timur (1.77 per 100,000 penduduk)
Mortality Rate Tertinggi:
1. Sulawesi Utara (7.85%)
2. Jawa Timur (7.49%)
3. Bengkulu (6.9%)
4. Lampung (6.63%)
5. Kalimantan Tengah (6.02%)
*per tanggal 21 Juni 2020
JUMLAH KASUS & ANGKA KEMATIAN PER 100,000
PENDUDUK BERDASARKAN KAB/KOTA
Top 10 Kab/Kota dengan Insiden Kasus Tertinggi:
1. Jakarta Pusat, DKI (149.2 per 100,000 penduduk)
2. Kota Jayapura, Papua (108 per 100,000 penduduk)
3. Kota Surabaya, Jatim (107.6 per 100,000 penduduk)
4. Kota Banjarmasin, Kalsel (94.5 per 100,000 penduduk)
5. Kota Mataram, NTB (20.10 per 100,000 penduduk)
6. Luwu Timur, Sulsel (87.6 per 100,000 penduduk)
7. Mimika, Papua (87.3 per 100,000 penduduk)
8. Kota Manado, Sulut (79.6 per 100,000 penduduk)
9. Jayapura, Papua (78.5 per 100,000 penduduk)
10.Kota Makassar, Sulsel (73.7 per 100,000 penduduk)
Top 5 Kab/Kota dengan Insiden Kasus Terendah:
1. Tegal, Jateng (0.06 per 100,000 penduduk)
2. Blora, Jateng (0.11 per 100,000 penduduk)
3. Lebak, Banten (0.15 per 100,000 penduduk)
4. Aceh Utara, Aceh (0.17 per 100,000 penduduk)
5. Rokan Hulu, Riau (0.18 per 100,000 penduduk)
Jumlah Kasus
Angka Kematian
Top 5 Kab/Kota dengan Angka Kematian Tertinggi:
1. Kota Surabaya, Jatim (9.8 per 100,000 penduduk)
2. Kota Banjarmasin, Kalsel (9.4 per 100,000 penduduk)
3. Kota Manado, Sulut (8.02 per 100,000 penduduk)
4. Jakarta Pusat, DKI (8.01 per 100,000 penduduk)
5. Kota Makassar, Sulsel (4.9 per 100,000 penduduk)*per tanggal 7 Juni 2020
*per tanggal 7 Juni 2020
JUMLAH KASUS & ANGKA KEMATIAN PER 100,000
PENDUDUK BERDASARKAN KAB/KOTA
Top 10 Kab/Kota dengan Insiden Kasus Tertinggi:
1. Jakarta Pusat, DKI (220.64 per 100,000 penduduk)
2. Kota Surabaya, Jatim (167.38 per 100,000 penduduk)
3. Luwu Timur, Sulsel (159.13 per 100,000 penduduk)
4. Kota Makassar, Sulsel (158.39 per 100,000 penduduk)
5. Kota Banjarmasin, Kalsel (156.1 per 100,000 penduduk)
6. Kota Jayapura, Papua (142.86 per 100,000 penduduk)
7. Kota Manado, Sulut (140.91 per 100,000 penduduk)
8. Kota Ambon, Maluku (125.83 per 100,000 penduduk)
9. Kota Mataram, NTB (125.13 per 100,000 penduduk)
10. Kota Palangkaraya, Kalteng (116.9 per 100,000 penduduk)
Top 5 Kab/Kota dengan Insiden Kasus Terendah:
1. Rokan Hulu, Riau (0.17 per 100,000 penduduk)
2. Labuhanbatu, Sumut (0.19 per 100,000 penduduk)
3. Tasikmalaya, Jabar (0.22 per 100,000 penduduk)
4. Parigi Moutong, Sulteng (0.22 per 100,000 penduduk)
5. Pidie, Aceh (0.23 per 100,000 penduduk)
Jumlah Kasus
Angka Kematian
Top 5 Kab/Kota dengan Angka Kematian Tertinggi:
1. Kota Banjarmasin, Kalsel (14.3 per 100,000 penduduk)
2. Kota Surabaya, Jatim (12.7 per 100,000 penduduk)
3. Jakarta Pusat, DKI (11.8 per 100,000 penduduk)
4. Kota Manado, Sulut (11.2 per 100,000 penduduk)
5. Kota Palangkaraya, Kalteng (8.9 per 100,000 penduduk)*per tanggal 21 Juni 2020
*per tanggal 21 Juni 2020
Penggunaan Indikator Kesehatan Masyarakat sebagai
Navigasi Zonasi Risiko Daerah
1. Penurunan jumlah kasus positif pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
2. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
3. Penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
4. Penurunan jumlah meninggal kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
7. Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif
8. Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir
9. Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk
10. Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk
11. Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir
12. Positivity rate rendah (target ≤5% sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)
13. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah pasien positif COVID-19
yang dirawat di RS
14. Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19
yang dirawat di RS
15. Rt - Angka reproduksi efektif <1 (sebagai indikator yg ditriangulasi)
Indikator Kesehatan Masyarakat Berbasis Data
EpidemiologiSurveilans Kesehatan
Masyarakat Pelayanan Kesehatan
INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT PRODUKTIF & AMAN COVID-19 BERBASIS DATA
KATEGORISASI RISIKO KENAIKAN KASUS
1) Sumber data untuk menghitung indikator berasal dari data surveilans dandatabase Rumah Sakit Online (RS Online) Kementerian Kesehatan.
2) Data diterima oleh Gugus Tugas setiap hari, namun data yang dianalisismerupakan data kumulatif mingguan, status risiko kenaikan kasus akandiupdate setiap minggu.
3) Setiap indikator (indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat,dan pelayanan kesehatan) diberikan skoring dan pembobotan laludijumlahkan. Hasil perhitungan dikategorisasi menjadi 4 zona risiko yaitu :
• Zona Risiko Tinggi : 0 - 1.80
• Zona Risiko Sedang : 1.81 - 2.40
• Zona Risiko Rendah : 2.41 - 3.0
• Zona Tidak Ada Kasus : Tidak tercatat kasus COVID-19 positif atau
pernah terdapat kasus namun tidak ada penambahan kasus
baru dalam 4 minggu terakhir & angka kesembuhan 100%
RESIKO KENAIKAN KASUS COVID19 PER KAB/KOTA
57 Kab/Kota Resiko Tinggi 157 Kab/Kota Resiko Sedang 188 Kab/Kota Resiko Rendah112 Kab/Kota Tidak Terdampak
atau Tidak Ada Kasus Baru
*Update per tanggal 21 Juni 2020
PERUBAHAN PETA ZONASI RISIKO COVID19 PER KAB/KOTA
108 Resiko Tinggi
166 Resiko Sedang
138 Resiko Rendah
102 Tidak Terdampak
65 Resiko Tinggi
221 Resiko Sedang
136 Resiko Rendah
92 Tidak Terdampak
51 Resiko Tinggi
193 Resiko Sedang
185 Resiko Rendah
85 Tidak Terdampak
57 Resiko Tinggi
157 Resiko Sedang
188 Resiko Rendah
112 Tidak Ada Kasus
per 21 Juni 2020
58.37%52.53%
per 14 Juni 2020per 7 Juni 2020
44.36%
per 31 Mei 2020
46.70%
DATA ADALAH KUNCI NAVIGASI PENGAMBILAN KEBIJAKAN
1) Laboratorium memegang peran kunci dalampelaporan konfirmasi kasus ke Gugus Tugas
2) Pemerintah daerah adalah ujung tombakpelaporan & penanganan COVID-19
3) Kolaborasi lintas sektor menentukan kecepatan& kualitas penanganan COVID-19
4) Pencatatan data yang cepat, lengkap dan akurat dari seluruh institusi pelayanankesehatan baik di Puskesmas, Rumah Sakit & Dinas Kesehatan di seluruh provinsi di Indonesia berperan penting dalammenghasilkan informasi yang kredibel
5) Integrasi data adalah kekuatan utama dalammelawan COVID-19 di Indonesia
“Indonesia adalah bangsa yang besar dan berjaya.
Dengan gotong royong, kekompakan, dan solidaritas
antar masyarakatnya sebagai modal utama.
Bersama kita saling menjaga, bersatu kita BISA!”
#BersatuLawanCOVID