bernafaskan al-qur'an dan sunnah menuju pemimpin ideal harapan kita

8
Berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita Manusia dalam kehidupannya berperan sebagai makhluk sosial yang mana hidup berkelompok pada daerah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu pula. Dalam kata lain manusia dapat diartikan penduduk pada suatu negara. Dalam hidup berkelompok tentulah membutuhkan seorang pemimpin yang mana dapat berperan sebagai panutan, contoh yang baik maupun menjadi penengah dalam permasalahan yang ada diantara orang-orang yang dipimpinnya. Islam adalah karunia bagi semesta alam. Islam telah mengajarkan berbagai aspek kehidupan baik yang berhunbungan dengan ilahi atau pun dengan manusia lainnya. Islam juga mengajarkan adanya seorang pemimpin / pemegang kekuasaan pada suatu kaum dan menaatinya sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 59 “ wahai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.” . Mengenai pemimpin yang ideal menurut islam, pastilah yang seperti nabi Muhammad SAW. Beliau, Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi kita sebagai umatnya. Namun, tidaklah ada manusia yang sempurna. Ideal hanyalah sebuah teori. Akan tetapi, sebagai manusia yang ingin

Upload: dea-arum

Post on 11-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Al-Qur'an

TRANSCRIPT

Page 1: Bernafaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita

Berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, Menuju Pemimpin

Ideal Harapan Kita

Manusia dalam kehidupannya berperan sebagai makhluk sosial yang mana

hidup berkelompok pada daerah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu pula.

Dalam kata lain manusia dapat diartikan penduduk pada suatu negara. Dalam

hidup berkelompok tentulah membutuhkan seorang pemimpin yang mana dapat

berperan sebagai panutan, contoh yang baik maupun menjadi penengah dalam

permasalahan yang ada diantara orang-orang yang dipimpinnya.

Islam adalah karunia bagi semesta alam. Islam telah mengajarkan

berbagai aspek kehidupan baik yang berhunbungan dengan ilahi atau pun dengan

manusia lainnya. Islam juga mengajarkan adanya seorang pemimpin / pemegang

kekuasaan pada suatu kaum dan menaatinya sebagaimana firman Allah dalam

surat An-Nisa ayat 59 “ wahai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.”.

Mengenai pemimpin yang ideal menurut islam, pastilah yang seperti nabi

Muhammad SAW. Beliau, Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi kita sebagai

umatnya. Namun, tidaklah ada manusia yang sempurna. Ideal hanyalah sebuah

teori. Akan tetapi, sebagai manusia yang ingin menjadi lebih baik haruslah

bergerak untuk mendekati keidealan tersebut. Begitu pula dengan seorang

pemimpin. Pemimpin yang ideal dalam islam dapat diartikan sebagai orang yang

mampu mengamalkan sifat-sifat Rasulullah SAW dalam kehidupannya maupun

dalam pemerintahannya dan tentunya tidak meninggalkan Al-Qur’an.

Menurut ajaran islam, yang berhak memimpin adalah laki laki, bukan

wanita. Dalam hal kepemimpinan, Islam mengutamakan laki laki sebagai

pemimpin Hal ini seperti yang difirmankan Allah SWT. dalam surat An Nisa ayat

34 : Kaum laki laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (laki laki) atas sebagian yang lain

(perempuan) dan karena mereka (laki laki) telah menafkahkan sebagian dari

nafkah mereka sebab itu maka wanita yang soleh adalah yang taat kepada Allah

Page 2: Bernafaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita

lagi memelihara diri dst. Berdasarkan ayat tersebut, telah jelas disebutkan bahwa

laki laki adalah pemimpin wanita hal ini dikarenakan Allah telah melebihkan laki-

laki diatas wanita. Sehingga laki laki jauh lebih mampu memimpin daripada

wanita. Selain itu, Rasulullah juga pernah bersabda : Tidaklah sekali kali

beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita (HR. Muslim).

Sehingga jelaslah islam mengajarkan kita untuk memilih pemimipin seorang laki

laki.

Kemudian apabila datang perkara terdapat dua calon pemimin yang mana

keduanya adalah seorang laki-laki, lantas apa dasar kita untuk memilih salah satu

diantara mereka?. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 124 “ Dan

ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan

larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakan dengan baik. Allah berfirman:

sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim

bertanya : Dan dari keturunan ku (dijadikan pemimpin)? Allah SWT menjawab:

Janji (amanat) Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang zalim”.

Berdasarkan penggalan ayat tersebut, Allah telah memperjelas bahwa

amanat-Nya (seseorang untuk dijadikan pemimpin) tidak berhak diperoleh orang

yang zalim. Lantas seperti apakah orang zalim tersebut?.

Zalim dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu zalim kepada Allah dan

zalim kepada ummat. Dalam Al-Quran Allah telah menjelaskan mengenai ciri-ciri

orang zalim kepada Allah seperti dalam firman Allah surat Al-Baqoroh ayat 229

“Dan barang siapa yang melanggar hukum hukum Allah itulah orang orang yang

zalim”. Selain ayat tersebut, Allah juga telah menjelaskan orang zalim yakni

dalam surat Huud ayat 101 dan Al- Baqoroh ayat 165 yaitu Orang yang

menyembah selain Allah. Kemudian zalim kepada umat diterangkan Allah SWT

dalam surat Al Maidah ayat 45 yaitu orang yang mengikuti hawa nafsu dan

merugikan orang lain. Sedangkan menurut para ulama, zalim diartikan sebagai

“menempatkan sesatu bukan pada tempatnya”.

Dalam memilih pemimpin, sepantasnya kita mengenali pribadi calon

pemimpin tersebut. Hal ini penting agar kita tidak dipimpin oleh orang yang salah.

Karena apabila kita dipimpin dengan pemimpin yang tidak mengikuti syariat

Page 3: Bernafaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita

agama maka akan membahayakan rakyat dan juga negara yang dipimpinnya.

Pemimpin sepantasnya adalah orang yang dapat memberikan contoh yang baik

kepada rakyatnya. Karena pemimpin identik sebagai panutan bagi pengikutnya.

Sehingga apabila pemimpin melakukan kezaliman maka tidak menutup

kemungkinan rakyatnya pun akan berbuat zalim. Selain itu, dalam surat An Nisa

ayat 5 Allah berfirman untuk menaati Ulil Amri atau pemimpin diantara kita.

Sehingga sepatutnya Ulil Amri adalah orang yang taat kepada Allah dan tidak

melakukan kezaliman.

Balasan bagi penduduk orang zalim adalah kebinasaan seperti yang telah

diterangkan Allah SWT dalam firmannya surat Al-Qashhas ayat 59 : “Dan

Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri negeri, sebelum Dia mengutus

seorang rasul di ibu kotanya yang membacakan ayat – ayat Kami kepada mereka;

dan tidak pernah pula Kami membinasakan (penduduk ) negeri kecuali

penduduknya melakukan kezaliman”. Sehingga ini menjadi cerminan bagi kita

sebagai para penduduk untuk tidak memilih pemimpin yang zalim guna

menghindari kezaliman diantara kita.

Lawan kata dari zalim adalah adil. Adil dapat diartikan “menempatkan

sesuatu pada tempatnya”. Seorang pemimpin sepatutnya memiliki sifat adil. Sifat

adil dilakukan pemimpin dalam memutuskan suatu perkara sehingga tidak

menimbulkan perselisihan diantara kaumnya (red:rakyat). Allah SWT berfirman

dalam surat Shaad ayat 22, “Wahai Daud, kami telah menjadikan kamu khalifah

dibumi, maka berilah keputusan antara manusia dengan hak(adil) dan janganlah

kamu mengikuti hawa nafsu”. Kemudian dalam surat Al- Maidah ayat 42 ”Dan

jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara

mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil,”

sehingga dapat kita simpulkan bahwa kita membutuhkan pemimpin yang dapat

bersikap adil.

Adil dapat juga diartikan tidak memihak atau condong kepada satu sisi.

Sehingga pemimpin haruslah bersikap netral dan tidak mengutamakan

kepentingan suatu kelompok atau bahkan kepentingan keluarganya. Allah SWT

berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 8, ”Hai orang-orang yang beriman,

Page 4: Bernafaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita

hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena

Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu

terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku

adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” sedangkan

penjelasan mengenai sikap adil pemimpin antara keluarganya dan orang yang ia

pimpin berdasarkan hadist Rasulullah SAW, “Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin ‘Ash

Radhiyallahu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam:

Sesungguhnya mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Ta’ala, kelak

mereka akan berada di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah

ArRahman ‘Azza wa Jalla. Dan kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Mereka

adalah orang-orang yang adil dalam menghukumi sesuatu bahkan terhadap

keluarga mereka sendiri, juga terhadap orang-orang yang mereka pimpin. (Hr.

Imam Muslim)

Selain sikap adil, seorang pemimpin sapatutnya memiliki sifat – sifat baik

lainnya dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutannya. Allah berfirman

dalam surat Al- Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”. Adapun

sifat-sifat Rasulullah yang dapat dijadikan panutan bagi seorang pemimpin adalah

sifat shiddiq, amanah, fathonah dan tabligh.

Sifat shiddiq dapat diartikan benar atau jujur, sebagai seorang pemimpin

yang menjadi panutan bagi umatnya (red:rakyatnya) haruslah besifat benar/jujur.

Banyak dijumpai para pemimpin yang berbuat dusta. Seperti contohnya adalah

tindakan korupsi. Semakin tinggi jabatan seseorang maka akan semakin mudah ia

berbuat khilaf. Sehingga seorang pemimpin sepatutnya memiliki sifat yang jujur

sehingga dapat dipercaya oleh rakyatnya dan tidak melakukan hal yang

menyimpang.

Amanah artinya dapat dipercaya. Jabatan atau kedudukan adalah suatu

amanah atau kepercayaan sehingga sepatutnya seorang pemimpin menjaga

kepercayaan tersebut dengan sebaik baiknya karena dalam amanah menjadi

Page 5: Bernafaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Menuju Pemimpin Ideal Harapan Kita

seorang pemimpin menyimpan banyak harapan rakyat untuk dapat menjadi lebih

baik. Allah SWT berfirman dalam surat Al Anfaal ayat 27, “Hai orang-orang

yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan

(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan

kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Fathonah dapat berarti cerdas, cerdik dan berwawasan luas. Seorang

pemimpin dalam memimpin suatu Negara hendaknya memiliki sifat fathonah.

Misalnya dalam hal menyusun strategi kekutan Negara hendaknya ia cerdik.

Selain itu cerdas dan berwawasan luas, hal ini penting karena apabila seorang

pemimpin bodoh maka ia akan mudah untuk dibodoh bodohi. Seseorang

berwawasan luas derajatnya lebih tinggi daripada orang yang bodoh. Sehingga

apabila seorang pemimpin bodoh maka ia dapat dengan mudah diperalat oleh

orang orang yang lebih berwawasan luas daripadanya.

Tabligh, menyampaikan. Seorang pemimpin sepatutunya dapat

menyampaikan yang hak (kebenaran) kepada rakyatnya. Menyampaikan segala

kebenaran dan tidak menutup nutupinya. Selain itu, tabligh dapat juga diartikan

sebagai da’wah dimana seorang pemimpin juga berperan untuk berda’wah dijalan

yang benar. Sehingga dapat mengangkat derajat rakyatnya dalam arti mengangkat

kejahilan (baik kebodohan ilmu dunia atau agama) dan menyampaikan serta

mempraktekan ajaran agama Allah SWT. Dengan demikian diharapkan selama

pemerintahannya tidak ada penyimpangan dan dapat mengajak rakyatnya pada

jalan yang benar. Sehingga diharapkan, seseorang yang akan menjadi pemimpin

kelak tidak hanya dapat memimpin negara saja melainkan juga sebagai pemimpin

agama yang hak (benar).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang

ideal menurut islam adalah seperti yang telah Allah SWT jelaskan dalam Al-

Qura’an yaitu seorang laki-laki yang mana ia tidak bersifat zalim melainkan

bersifat adil serta menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladannya dengan

cara menjadikan sifat - sifat Rasulullah SAW shiddiq, amanah, fathonah dan

tabligh sebagai panutannya baik dalam kehidupannya pribadinya ataupun dalam

menjalankan kepemimpinannya.