berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn431-2015.pdf ·...

31
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.431, 2015 BKPM. Pelayanan Terpadu. Satu Pintu. Pusat. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PUSAT DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1) huruf a dan Pasal 7 ayat (1) huruf a dan huruf c Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan Koordinasi Penanaman Modal menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat; b. bahwa penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilakukan dengan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan/atau penugasan pejabat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal; www.peraturan.go.id

Upload: nguyenhanh

Post on 27-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.431, 2015 BKPM. Pelayanan Terpadu. Satu Pintu. Pusat.Penyelenggaraan. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PUSAT

DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODALREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5ayat (1) huruf a dan Pasal 7 ayat (1) huruf a dan hurufc Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,Badan Koordinasi Penanaman Modalmenyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yangmenjadi kewenangan Pemerintah Pusat;

b. bahwa penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintusebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilakukandengan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dariMenteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementeriankepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modaldan/atau penugasan pejabat Kementerian/LembagaPemerintah Non Kementerian pada Pelayanan TerpaduSatu Pintu Pusat di Badan Koordinasi PenanamanModal;

www.peraturan.go.id

2015, No.431 2

c. bahwa Peraturan Kepala Badan KoordinasiPenanaman Modal Nomor 7 Tahun 2013 tentangPenyelenggaraan Fungsi Pelayanan Terpadu SatuPintu Bidang Penanaman Modal di Badan KoordinasiPenanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisisaat ini;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlumenetapkan Peraturan Kepala Badan KoordinasiPenanaman Modal tentang Penyelenggaraan PelayananTerpadu Satu Pintu Pusat di Badan KoordinasiPenanaman Modal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangPenanaman Modal (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 67, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 112, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentangAdministrasi Pemerintahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5601);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 215, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357);

7. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentangBadan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 86

www.peraturan.go.id

2015, No.4313

Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 210);

8. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 221);

9. Keputusan Presiden Nomor 193/M Tahun 2014;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8Tahun 2010 tentang Pemberian Izin Usaha di BidangPendidikan Nonformal dan Jasa Penunjang PendidikanDalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu SatuPintu di Bidang Penanaman Modal;

11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 122/M-IND/PER/12/2014 tentang PendelegasianKewenangan Pemberian Perizinan Bidang IndustriDalam Rangka Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepadaKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

12. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2014tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu diBidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di BadanKoordinasi Penanaman Modal sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1Tahun 2015;

13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor40 Tahun 2014 tentang Pendelegasian WewenangPenyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuBidang Komunikasi dan Informatika kepada KepalaBadan Koordinasi Penanaman Modal;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 93 Tahun 2014tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu PintuBidang Kesehatan di Badan Koordinasi PenanamanModal;

15. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralNomor 35 Tahun 2014 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Izin Usaha KetenagalistrikanDalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu SatuPintu kepada Kepala Badan Koordinasi PenanamanModal;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan KehutananNomor P.97/MENHUT-II/2014 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Perizinan dan Nonperizinan di

www.peraturan.go.id

2015, No.431 4

Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan DalamRangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu PintuKepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan NomorP.1/Menhut-II/2015;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96/M-DAG/PER/12/2014 tentang Pendelegasian Wewenangdi Bidang Perdagangan Dalam Rangka PelayananTerpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan KoordinasiPenanaman Modal sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/1/2015;

18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor1312/Kpts/SR.340/12/2014 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Izin Usaha di Bidang PertanianDalam Rangka Penanaman Modal kepada KepalaBadan Koordinasi Penanaman Modal;

19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/KepalaBadan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2014tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan PelayananTerpadu Satu Pintu Bidang Agraria, Tata Ruang danPertanahan Dalam Kegiatan Penanaman Modal;

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat Nomor 22 Tahun 2014 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Izin Usaha di Bidang PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat Dalam RangkaPelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BadanKoordinasi Penanaman Modal;

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor258/PMK.011/2014 tentang Pelaksanaan PelayananTerpadu Satu Pintu Bidang Keuangan di BadanKoordinasi Penanaman Modal;

22. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu SatuPintu Bidang Ketenagakerjaan di Badan KoordinasiPenanaman Modal;

23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun2015 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu BidangPerhubungan di Badan Koordinasi Penanaman Modal;

www.peraturan.go.id

2015, No.4315

24. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor3/PERMEN-KP/2015 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Izin Usaha di BidangPembudidayaan Ikan Dalam Rangka PelaksanaanPelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala BadanKoordinasi Penanaman Modal;

25. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman ModalNomor 90/SK/2007 tentang Organisasi dan Tata KerjaBadan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimanatelah diubah beberapa kali, terakhir dengan PeraturanKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1Tahun 2011;

26. Keputusan Kepala Kepolisian Republik IndonesiaNomor Skep/638/XII/2009 tentang PendelegasianWewenang Pemberian Izin Usaha di Bidang UsahaJasa Pengamanan Dalam Rangka PelaksanaanPelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang PenanamanModal kepada Kepala Badan Koordinasi PenanamanModal;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMANMODAL TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANANTERPADU SATU PINTU PUSAT DI BADAN KOORDINASIPENANAMAN MODAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:

1. Badan Koordinasi Penanaman Modal, yang selanjutnya disingkatBKPM, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yangbertanggung jawab di bidang penanaman modal yang dipimpin olehseorang kepala dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP,adalah pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan prosesdimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaianproduk pelayanan melalui satu pintu.

www.peraturan.go.id

2015, No.431 6

3. PTSP Pusat adalah pelayanan terkait dengan penanaman modal yangmenjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yang diselenggarakan secaraterintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahappermohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayananmelalui satu pintu di BKPM, yang penyelenggaraannya dilakukandengan:

a. pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari Menteri/KepalaLPNK kepada Kepala BKPM; dan/atau

b. penugasan Pejabat Kementerian/LPNK di BKPM.

4. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untuk melakukanpenanaman modal yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah yang memiliki kewenangan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Nonperizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitasfiskal dan nonfiskal, serta informasi mengenai penanaman modal,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi SecaraElektronik, yang selanjutnya disebut SPIPISE, adalah sistempelayanan Perizinan dan Nonperizinan yang terintegrasi antaraPemerintah Pusat yang memiliki kewenangan Perizinan danNonperizinan dengan Pemerintah Daerah.

7. Service Performance Monitoring Dashboard, yang selanjutnya disebutSPM Dashboard, adalah aplikasi berbasis web yang diakses olehKementerian/LPNK yang menerbitkan Perizinan dan Nonperizinanuntuk melihat kualitas layanan dan jumlah pengajuan yang dilayanidi PTSP Pusat di BKPM.

8. Pejabat Penghubung adalah pejabat Kementerian/LPNK yang ditunjuksebagai Front Officer dan Back Officer untuk memberikan layanankonsultasi dan/atau memproses permohonan Perizinan danNonperizinan terkait dengan penanaman modal yang menjadikewenangan Menteri Teknis/Kepala LPNK dengan uraian tugas, hak,wewenang, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang jelas.

9. Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM adalah tim yang dibentukoleh Kepala BKPM untuk menyelenggarakan pelayanan Perizinan danNonperizinan terkait dengan penanaman modal pada PTSP Pusat diBKPM.

Bagian Kedua

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Maksud penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM adalah sebagai upayamewujudkan hak-hak penanam modal untuk mendapatkan pelayanan

www.peraturan.go.id

2015, No.4317

Perizinan dan Nonperizinan terkait dengan penanaman modal yangcepat, sederhana, transparan dan terintegrasi.

(2) Tujuan penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM adalah:

a. mempercepat proses pelayanan;

b. memberikan kemudahan dan kepastian hukum;

c. mewujudkan proses pelayanan yang transparan; dan

d. memberikan pelayanan yang terintegrasi.

BAB II

VISI, MISI, MOTO PENYELENGGARAAN PTSP PUSAT DI BKPM,

SERTA JANJI DAN MAKLUMAT PELAYANAN

Pasal 3

(1) Visi dan misi penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM mengacu kepadavisi dan misi Presiden.

(2) Dalam penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM, Kepala BKPMmenetapkan moto, janji dan maklumat pelayanan.

(3) Moto pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakansemboyan atau pedoman yang menggambarkan motivasi, semangatdan tujuan dari PTSP Pusat di BKPM.

(4) Janji dan maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan komitmen yang diketahui, dipahami serta dilaksanakanoleh seluruh pejabat penyelenggara PTSP Pusat di BKPM.

BAB III

LAYANAN PTSP PUSAT DI BKPM

Pasal 4

PTSP Pusat di BKPM menyelenggarakan:

a. Layanan penerbitan Izin Prinsip Penanaman Modal;

b. layanan penerbitan Perizinan dan Nonperizinan terkait denganpenanaman modal yang didelegasikan atau dilimpahkan olehMenteri/Kepala LPNK kepada Kepala BKPM dengan jenis layanansebagaimana tercantum dalam Lampiran I;

c. layanan penerbitan Perizinan dan Nonperizinan terkait denganpenanaman modal yang dilaksanakan oleh Pejabat Penghubung yangditugaskan pada PTSP Pusat di BKPM, dengan jenis layanansebagaimana tercantum dalam Lampiran II;

www.peraturan.go.id

2015, No.431 8

d. layanan penerimaan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM);

e. layanan penerbitan atas permohonan pembatalan atau pencabutanPerizinan penanaman modal;

f. layanan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan PTSPPusat di BKPM;

g. layanan konsultasi terkait dengan penanaman modal;

h. layanan contact center yaitu memberikan layanan informasi melaluitelepon; dan

i. layanan Investor Relation Unit (IRU) melalui surat elektronik danfaksimili.

BAB IV

PENYELENGGARA PTSP PUSAT DI BKPM

Bagian Kesatu

Kelompok Kerja PTSP Pusat di BKPM

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 dilaksanakan oleh Kepala BKPM melalui penugasan kepadaTim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM yang ditetapkan denganKeputusan Kepala BKPM.

(2) Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM diketuai oleh DeputiBidang Pelayanan Penanaman Modal.

(3) Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas Pejabat BKPM dan Pejabat Penghubung.

(4) Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dalam menjalankan tugasnya dikelompokkan menjadi 3(tiga) Kelompok Kerja (Pokja) yaitu:

a. Pokja Pelayanan;

b. Pokja Monitoring; dan

c. Pokja Sistem dan Teknologi Informasi.

(5) Pokja Pelayanan mempunyai tugas:

a. memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan yangdiselenggarakan pada PTSP Pusat di BKPM;

b. menetapkan standar pelayanan pada PTSP Pusat di BKPM;

c. melaksanakan layanan PTSP Pusat di BKPM sesuai standarpelayanan yang telah ditetapkan;

www.peraturan.go.id

2015, No.4319

d. melaksanakan layanan contact center PTSP Pusat di BKPM;

e. melakukan fungsi koordinasi dengan Pokja Monitoring dan PokjaSistem dan Teknologi Informasi pada PTSP Pusat di BKPM terkaitdengan proses penerbitan Perizinan dan Nonperizinan yang telahdidelegasikan atau dilimpahkan kepada Kepala BKPM;

f. melakukan fungsi koordinasi dengan Pokja Monitoring pada PTSPPusat di BKPM terkait dengan proses penerbitan Perizinan danNonperizinan yang belum atau tidak didelegasikan ataudilimpahkan kepada Kepala BKPM;

g. melakukan fungsi koordinasi pelayanan Perizinan danNonperizinan dengan Badan Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) Provinsi, dan BPM-PTSPKabupaten/Kota;

h. melaporkan pelaksanaan layanan Perizinan dan Nonperizinanpada PTSP Pusat di BKPM kepada Deputi Bidang PelayananPenanaman Modal selaku Ketua Tim Penyelenggaraan PTSP Pusatdi BKPM;

i. melaksanakan tugas-tugas lain sesuai arahan pimpinan BKPM.

(6) Pokja Monitoring mempunyai tugas:

a. memonitor kehadiran, perilaku dan kepatuhan terhadap tatatertib Pejabat Penghubung dalam menjalankan tugas sesuaidengan ketentuan yang berlaku;

b. memonitor kinerja Pejabat Penghubung terkait pelaksanaanStandard Operating Procedure (SOP) yang mencakup persyaratandokumen dan waktu yang diperlukan untuk setiap Perizinandan/atau Nonperizinan;

c. memfasilitasi sarana dan prasarana layanan sejak penerimaanberkas permohonan, yang dilakukan oleh Pejabat Penghubunguntuk permohonan Perizinan dan Nonperizinan yang prosesnyamasih di Kementerian/LPNK, sampai dengan penerbitan Perizinandan Nonperizinan sesuai SOP;

d. memonitor, mendata dan mengevaluasi layanan yang dilakukanPejabat Penghubung di Front Office dan Back Office;

e. melakukan koordinasi dengan Pejabat Penghubung secara rutindalam rangka perbaikan penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM;

f. melakukan fungsi koordinasi dengan Pokja Pelayanan dan PokjaSistem dan Teknologi Informasi pada PTSP Pusat di BKPM terkaitdengan proses penerbitan Perizinan dan Nonperizinan yang telahdidelegasikan atau dilimpahkan kepada Kepala BKPM;

www.peraturan.go.id

2015, No.431 10

g. melaporkan pelaksanaan layanan Kementerian/LPNK pada PTSPPusat di BKPM kepada Deputi Bidang Pelayanan PenanamanModal selaku Ketua Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM;

h. melaksanakan tugas-tugas lain sesuai arahan Pimpinan BKPM.

(7) Pokja Sistem dan Teknologi Informasi mempunyai tugas:

a. membangun dan mengembangkan sistem Teknologi Informasidalam rangka mendukung penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM;

b. menjamin agar sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi dalamrangka memenuhi kebutuhan PTSP Pusat di BKPM dapat berjalandengan baik;

c. menjamin kerahasiaan data dalam sistem Teknologi Informasidan Komunikasi yang meliputi pengamanan jaringan/server danpengoptimalan kinerja Teknologi Informasi BKPM;

d. membangun dan mengembangkan sistem aplikasi monitoringdalam jaringan (daring) untuk kebutuhan sistem penelusuransecara daring (online tracking system) serta komunikasi datadengan Kementerian/LPNK, dan BPM-PTSP Provinsi dan BPM-PTSP Kabupaten/Kota;

e. melakukan monitoring terhadap performa sistem TeknologiInformasi dan infrastruktur (hardware) pendukung TeknologiInformasi dan Komunikasi PTSP Pusat di BKPM;

f. melakukan koordinasi dengan Kementerian/LPNK terkaitpenyambungan jaringan untuk meningkatkan kinerja layananPTSP Pusat di BKPM;

g. melakukan fungsi koordinasi dengan Pokja Pelayanan dan PokjaMonitoring pada PTSP Pusat di BKPM terkait dengan prosespenerbitan Perizinan dan Nonperizinan yang telah didelegasikanatau dilimpahkan kepada Kepala BKPM;

h. melaporkan pelaksanaan Sistem dan Teknologi Informasi danKomunikasi kepada Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modalselaku Ketua Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM;

i. melaksanakan tugas-tugas lain sesuai arahan Pimpinan BKPM.

Bagian Kedua

Front Officer dan Back Officer

Pasal 6

Pelaksanaan PTSP Pusat di BKPM dilakukan dengan mekanisme FrontOffice dan Back Office.

www.peraturan.go.id

2015, No.43111

Pasal 7

(1) Pelayanan di Front Office dilaksanakan oleh Front Officer, yaitu:

a. pejabat eselon IV/pengawas atau pejabat fungsional/pelaksanaunit Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal;

b. Pejabat Penghubung;

c. pejabat eselon IV/pengawas atau pejabat fungsional/pelaksanaunit Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanan Penanaman Modal;

d. pejabat eselon III/administrator unit Deputi Bidang PelayananPenanaman Modal;

e. pejabat eselon III/administrator, eselon IV/pengawas atau pejabatfungsional/pelaksana Bagian Tata Usaha, Biro Umum,Sekretariat Utama BKPM.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf bbertugas memberikan layanan :

a. penerimaan/penolakan permohonan Perizinan dan Nonperizinanterkait dengan penanaman modal sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 huruf a, huruf b dan huruf c; dan

b. informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, huruf hdan huruf i, dalam rangka pelaksanaan layanan konsultasidilakukan secara tatap muka, telepon, surat elektronik danfaksimili.

(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugasmemberikan layanan:

a. Penerimaan LKPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d;dan

b. penerimaan/penolakan permohonan pembatalan dan pencabutanPerizinan penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 huruf e.

(4) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d bertugasmemberikan layanan pengaduan masyarakat terkait denganpenyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM.

(5) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e bertugasmemberikan layanan pengambilan produk Perizinan dan Nonperizinanserta layanan administrasi persuratan BKPM.

Pasal 8

(1) Pelayanan di Back Office dilaksanakan oleh Back Officer, yaitu:

www.peraturan.go.id

2015, No.431 12

a. Kepala BKPM dan pejabat eselon I/pimpinan tinggi madya, eselonII/pimpinan tinggi pratama, eselon III/administrator, eselonIV/pengawas serta pejabat fungsional umum/pelaksana padaunit Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM;

b. pejabat eselon I/pimpinan tinggi madya, eselon II/pimpinan tinggipratama, eselon III/administrator, eselon IV/pengawas sertapejabat fungsional umum/pelaksana pada unit Deputi BidangPengendalian Pelaksanan Penanaman Modal;

c. Pejabat Penghubung;

d. Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memprosespenerbitan persetujuan atau penolakan atas permohonan Perizinandan Nonperizinan terkait dengan penanaman modal, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b.

(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memprosespenerbitan keputusan pembatalan atau pencabutan Perizinanpenanaman modal, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e.

(4) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugasmemproses dan melakukan koordinasi dengan Kementerian/LPNKterkait penerbitan persetujuan atau penolakan atas permohonanPerizinan dan Nonperizinan terkait dengan penanaman modal,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c.

(5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d menindaklanjutilaporan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4huruf f.

Bagian Ketiga

Manajer Layanan dan Penyelia

Pasal 9

(1) Manajer Layanan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraanseluruh layanan pada PTSP Pusat di BKPM, yang dilaksanakanpejabat eselon II/pimpinan tinggi pratama di BKPM berdasarkanpenugasan.

(2) Penyelia yang juga selaku Front Officer sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (1) huruf d, bertugas membantu dalam pelaksanaantugas Manajer Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalampenyelenggaraan pelayanan di Front Office.

www.peraturan.go.id

2015, No.43113

Bagian Keempat

Kompetensi, Perilaku dan Atribut

Pasal 10

(1) Penyelenggara PTSP Pusat di BKPM harus memiliki kompetensi dankeahlian dalam memberikan pelayanan Perizinan dan Nonperizinanterkait dengan penanaman modal.

(2) Dalam memberikan layanan, penyelenggara PTSP Pusat di BKPMharus memiliki ciri khusus yang dapat dilihat dari:

a. perilaku senyum, sapa, salam, sopan dan santun;

b. pakaian seragam dan atribut;

c. berbahasa dengan baik dan santun.

(3) Pakaian seragam dan atribut sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b, dengan pengaturan sebagai berikut:

a. Senin : laki-laki berpakaian kemeja putih lenganpanjang, berdasi dan bercelana panjangwarna gelap, dan wanita menyesuaikan;

b. Selasa dan Jumat : pakaian batik;

c. Rabu dan Kamis : pakaian dinas Kementerian/LPNK.

(4) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) diberlakukan terhadap Pejabat Penghubung yang pada instansinyadiwajibkan mengenakan pakaian dinas Kementerian/LPNK.

BAB V

MEKANISME LAYANAN

PTSP PUSAT DI BKPM

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 11

Mekanisme layanan PTSP Pusat di BKPM dilakukan secara daring dan luarjaringan (luring).

Bagian Kedua

Layanan Secara Daring

Pasal 12

(1) Layanan daring dilakukan dengan menggunakan SPIPISE mencakupPerizinan dan Nonperizinan yang diterbitkan oleh Kepala BKPM

www.peraturan.go.id

2015, No.431 14

berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dariMenteri/Kepala LPNK.

(2) Dalam hal terjadi keadaan kahar, layanan Perizinan dan Nonperizinansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara luring.

(3) Keadaan kahar ditetapkan oleh Kepala BKPM.

(4) Setelah berakhirnya keadaan kahar, atas data dan informasipenanaman modal yang diproses dalam keadaan darurat, PusatPengolahan Data dan Informasi BKPM bertanggung jawabmemasukkan ke dalam SPIPISE.

Pasal 13

(1) Pengguna layanan yang akan mengajukan permohonan secara daringmelalui SPIPISE wajib terlebih dahulu memiliki hak akses.

(2) Permohonan untuk mendapatkan hak akses diajukan ke PusatPengolahan Data dan Informasi BKPM dengan tata cara danpersyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BKPMtentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi SecaraElektronik.

Pasal 14

(1) Verifikasi atas permohonan Perizinan dan Nonperizinan penanamanmodal yang diajukan secara daring dilaksanakan pada hari kerja:

a. Senin sampai dengan Kamis mulai pukul 07.30 – 16.00 WIB; dan

b. Jum’at mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB.

(2) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikomunikasikanlangsung kepada pengguna layanan melalui SPIPISE.

(3) Apabila isian formulir permohonan dan persyaratan yang diunggahtelah dinyatakan lengkap dan benar, Front Officer akan menerimapermohonan untuk diproses.

(4) Pengguna layanan dapat mencetak tanda terima permohonan daridashboard pengguna layanan.

Bagian Ketiga

Layanan Secara Luring

Pasal 15

Layanan penerimaan permohonan Perizinan dan Nonperizinan secaraluring dilakukan di area Front Office, dan pelayanan pemrosesan Perizinandan Nonperizinan di area Back Office dilaksanakan di PTSP Pusat di BKPMpada hari kerja:

www.peraturan.go.id

2015, No.43115

a. Senin sampai dengan Kamis mulai pukul 07.30 - 16.00 WIB; dan

b. Jum’at mulai pukul 07.30 - 11.30 WIB dan pukul 13.30 - 16.30 WIB.

Pasal 16

Pengguna layanan secara luring pada PTSP Pusat di BKPM sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15:

a. diharuskan berperilaku sopan dan berpakaian rapih;

b. tidak merokok;

c. tidak berbicara keras yang dapat mengganggu lingkungan;

d. tidak merusak dan ikut menjaga kebersihan di lingkungan PTSP Pusatdi BKPM;

e. tidak berada di ruang nonpublik;

f. tidak membawa senjata tajam dan senjata api.

Bagian Keempat

Nomor Antrian

Pasal 17

Pengguna layanan PTSP Pusat di BKPM wajib mengambil nomor antrianlayanan untuk:

a. layanan konsultasi oleh BKPM;

b. layanan konsultasi dan penyampaian permohonan Perizinan danNonperizinan penanaman modal yang pelayanannya dilakukan olehKementerian/LPNK;

c. penyampaian LKPM dan permohonan pembatalan/ pencabutanPerizinan penanaman modal oleh BKPM;

d. layanan pengambilan produk Perizinan dan Nonperizinan penanamanmodal oleh Tata Usaha BKPM;

e. layanan pengaduan masyarakat oleh BKPM.

Pasal 18

(1) Pengambilan nomor antrian:

a. untuk pengambilan nomor antrian layanan oleh BKPM, dimulaipada pukul 07.30 – 12.00 WIB;

b. untuk pengambilan nomor antrian layanan olehKementerian/LPNK dimulai pada pukul 07.30 – 14.00 WIB;

c. untuk pengambilan nomor antrian layanan oleh Tata UsahaBKPM, dimulai pada pukul 07.30 - 16.00 WIB.

www.peraturan.go.id

2015, No.431 16

(2) Ketentuan pengambilan nomor antrian sebagaimana dimaksud padaayat (1) untuk bulan Ramadhan akan diatur lebih lanjut dengan SuratEdaran Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal selaku Ketua TimPenyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM.

(3) Front Officer dilarang melayani tamu tanpa nomor antrian.

(4) Front Officer memanggil nomor antrian maksimal 3 (tiga) kali.

(5) Apabila setelah dilakukan 3 (tiga) kali pemanggilan namun pemiliknomor antrian tidak menghadap, maka Front Officer akan memanggilnomor antrian berikutnya.

(6) Apabila nomor antrian telah terlewati, pengguna layanan wajibmengambil nomor antrian baru.

Bagian Kelima

Tanda Terima dan Pengembalian Berkas

Pasal 19

(1) Dalam hal berkas permohonan dapat diproses karena telahdinyatakan lengkap dan benar, baik isian formulir maupunkelengkapan persyaratan, Front Officer akan mencetak tanda terimayang mencantumkan:

a. nomor permohonan bagi permohonan atas layanan Perizinan danNonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a danhuruf b;

b. Quick Response Code bagi permohonan atas layanan Perizinandan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c.

(2) Dalam hal berkas permohonan tidak dapat diproses karenadinyatakan tidak lengkap dan benar, baik isian formulir maupunkelengkapan persyaratan, Front Officer akan mengembalikan berkaspermohonan kepada pemohon.

Bagian Keenam

Sistem Penelusuran Secara Daring

Pasal 20

(1) Dalam rangka keterbukaan informasi pelayanan Perizinan danNonperizinan penanaman modal kepada pengguna layanan,penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM dilengkapi dengan sistempenelusuran secara daring yang dapat diakses melalui website BKPM.

(2) Penelusuran secara daring sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yangdigunakan oleh pengguna layanan, antara lain:

www.peraturan.go.id

2015, No.43117

a. penelusuran secara daring melalui SPIPISE, untuk memantauproses penerbitan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b;

b. penelusuran secara daring melalui SPM Dashboard untukmemantau proses Perizinan dan Nonperizinan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 huruf c.

(3) Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM dapat memantau secaradaring atas proses penyelesaian Perizinan dan Nonperizinan yangdilaksanakan oleh:

a. Pejabat BKPM melalui SPIPISE; dan

b. Pejabat Penghubung melalui SPM Dashboard.

Bagian Ketujuh

Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan

Penanaman Modal

Pasal 21

(1) Produk Perizinan dan Nonperizinan penanaman modal yangdidelegasikan atau dilimpahkan kepada Kepala BKPM dinyatakan sahsetelah ditandatangani oleh Kepala BKPM atau Pejabat BKPM yangditugaskan.

(2) Produk Perizinan dan Nonperizinan terkait dengan penanaman modalyang tidak didelegasikan atau tidak dilimpahkan kepada Kepala BKPMdinyatakan sah setelah ditandatangani oleh PejabatKementerian/LPNK yang berwenang.

Bagian Kedelapan

Pengambilan Produk dan Biaya Layanan

Pasal 22

(1) Produk Perizinan dan Nonperizinan penanaman modal yangditerbitkan pada PTSP Pusat di BKPM diambil melalui Tata UsahaBKPM.

(2) Pengambilan produk Perizinan dan Nonperizinan harus dilakukanoleh:

a. pengguna layanan yang menyampaikan permohonan kepadaFront Officer bagi Perizinan dan Nonperizinan yang diproses luringdengan menunjukkan kartu identitas dan tanda terimapermohonan asli; atau

b. pengguna layanan yang menyampaikan permohonan kepadaPTSP Pusat secara daring dengan menunjukkan kartu identitasdan tanda terima elektronik.

www.peraturan.go.id

2015, No.431 18

Pasal 23

Layanan yang diselenggarakan oleh PTSP Pusat di BKPM tidak dipungutbiaya, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangansektoral.

BAB VI

SARANA DAN PRASARANA PTSP PUSAT DI BKPM

Pasal 24

(1) Ruangan penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM terdiri atas:

a. ruang publik yaitu:

1. ruang resepsionis;

2. ruang tunggu;

3. ruang layanan Front Office;

4. ruang tata usaha;

5. ruang layanan pengaduan masyarakat;

6. toilet;

7. ruang menyusui.

b. ruang nonpublik yaitu:

1. ruang contact center dan Investor Relation Unit (IRU);

2. ruang Back Office;

3. ruang arsip.

(2) Prasarana penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan fasilitas bagipenyandang cacat.

Pasal 25

Penyelengaraan PTSP Pusat di BKPM dilengkapi dengan sarana kerjaberupa komputer, printer, scanner, jaringan internet, telepon, faksimili,dan mesin pengganda dokumen.

Pasal 26

(1) PTSP Pusat di BKPM dilengkapi dengan media informasi berupa tandaarah lokasi kantor, papan nama kantor, petunjuk (panduan) layanan,dan leaflet/brosur jenis layanan.

(2) Petunjuk (panduan) layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),digambarkan sebagai bisnis proses yang dibedakan atas:

www.peraturan.go.id

2015, No.43119

a. bisnis proses dalam rangka menyelenggarakan layanan Perizinandan Nonperizinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf adan huruf b yang dilakukan secara daring dengan menggunakanSPIPISE sebagaimana tercantum dalam Lampiran III;

b. bisnis proses dalam rangka menyelenggarakan layanan Perizinandan Nonperizinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf cyang dilakukan secara daring dengan menggunakan sistemteknologi informasi yang dibangun oleh Kementerian/LembagaPemerintah Non Kementerian sebagaimana tercantum dalamLampiran IV;

c. bisnis proses dalam rangka menyelenggarakan layanan Perizinandan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf adan huruf b yang dilakukan secara luring sepenuhnya oleh BKPMsebagaimana tercantum dalam Lampiran V;

d. bisnis proses dalam rangka menyelenggarakan layanan Perizinandan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf cyang dilakukan secara luring dan masih memerlukan keahlianteknis dari Kementerian/LPNK teknis sesuai bidang usahanyasebagaimana tercantum dalam Lampiran VI.

BAB VII

PEMBINAAN, PENGAWASAN, MONITORING

DAN EVALUASI

Pasal 27

Pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh DeputiBidang Pelayanan Penanaman Modal selaku Ketua Tim PenyelenggaraanPTSP Pusat di BKPM.

BAB VIII

PENGHARGAAN DAN HONORARIUM

Bagian Kesatu

Penghargaan

Pasal 28

Anggota Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM diberikan penghargaandalam hal kedisiplinan dan perilaku baik, dengan mempertimbangkan:

a. kesanggupan memberikan pelayanan yang cepat, sederhana,transparan dan terintegrasi; dan

b. ketepatan dalam melaksanakan SOP.

www.peraturan.go.id

2015, No.431 20

Pasal 29

Penghargaan kepada anggota Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPMsebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 akan diatur lebih lanjut.

Bagian Kedua

Honorarium

Pasal 30

Tim Penyelenggaraan PTSP di BKPM diberikan honorarium sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX

SANKSI

Pasal 31

Pejabat pelaksana PTSP Pusat di BKPM diberikan sanksi dalam halketidakdisiplinan dan perilaku buruk dengan mempertimbangkan:

a. ketidaksanggupan memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat,transparan dan akuntabel; dan

b. ketidaktepatan dalam melaksanakan SOP.

Pasal 32

Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 berupa sanksi administratifsesuai ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai NegeriSipil.

BAB X

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 33

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam proses evaluasi ataspelayanan yang diselenggarakan oleh PTSP Pusat di BKPM.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalambentuk survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

BAB XI

PELAPORAN

Pasal 34

Atas penyelenggaraan PTSP Pusat di BKPM, Deputi Bidang PelayananPenanaman Modal selaku Ketua Tim Penyelenggaraan PTSP Pusat diBKPM membuat laporan tertulis secara berkala kepada Kepala BKPMmengenai penyelenggaraan pelayanan Perizinan dan Nonperizinan terkaitdengan penanaman modal.

www.peraturan.go.id

2015, No.43121

BAB XII

PEMBIAYAAN

Pasal 35

Seluruh biaya yang ditimbulkan dalam rangka penyelenggaraan PTSPPusat di BKPM dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara BKPM.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 36

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Kepala Badan KoordinasiPenanaman Modal Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan FungsiPelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal di BadanKoordinasi Penanaman Modal dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada saat diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 20 Maret 2015

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODALREPUBLIK INDONESIA,

FRANKY SIBARANI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 24 Maret 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

2015, No.431 22

www.peraturan.go.id

2015, No.43123

www.peraturan.go.id

2015, No.431 24

www.peraturan.go.id

2015, No.43125

www.peraturan.go.id

2015, No.431 26

www.peraturan.go.id

2015, No.43127

www.peraturan.go.id

2015, No.431 28

www.peraturan.go.id

2015, No.43129

www.peraturan.go.id

2015, No.431 30

www.peraturan.go.id

2015, No.43131

www.peraturan.go.id