berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn1283-2017.pdf ·...
TRANSCRIPT
BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA
No.1283, 2017 KEMENKEU. Pengelolaan DJPPID.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR125/PMK.08/2017
TENTANG
TATA CARA PENGELOLAAN DANA JAMINAN PENUGASAN
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (6)
danPasal 18 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
174/PMK.08/2016 tentang Pemberian Jaminan kepada
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sarana Multi Infrastruktur
dalam rangka Penugasan Penyediaan Pembiayaan
Infrastruktur Daerah, perlumenetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Tata Cara Pengelolaan DanaJaminan
Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Daerah;
Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.08/2016
tentang Pemberian Jaminan kepada Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Sarana Multi Infrastruktur dalam rangka
Penugasan Penyediaan Pembiayaan Infrastruktur Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor1755);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA
PENGELOLAAN DANA JAMINAN PENUGASAN PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR DAERAH.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -2-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur
Daerah yang selanjutnya disingkat DJPPID adalah dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, hasil pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau
Dana Bagi Hasil, dan/atau sumber-sumber lain yang sah
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam rangka membayar terlebih dahulu Tunggakan
Pemerintah Daerah yang gagal bayar kepada PT Sarana
Multi Infrastruktur dan dikelola dalam suatu Rekening
Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur
Daerah.
2. Tunggakan adalah Kewajiban Daerah yang telah jatuh
tempo namun belum dibayar sebagian atau seluruhnya
berdasarkan Perjanjian Pinjaman Pembiayaan
Infrastruktur Daerah.
3. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sarana Multi
Infrastruktur yang selanjutnya disingkatPT SMI adalah
Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk
Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang
Pembiayaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun
2008tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2007 tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) di Bidang Pembiayaan Infrastruktur.
4. Rekening Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan
Infrastruktur Daerah yang selanjutnya disebut Rekening
DJPPIDadalah rekening tempat penyimpanan uang
negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara untuk mengelola DJPPID.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-3-
5. Anggaran Kewajiban Penjaminan Pemerintah atas
Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Daerah kepada
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sarana Multi
Infrastruktur yang selanjutnya disebut Anggaran
Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMI adalah alokasi
dana yang tersedia yang digunakan untuk memenuhi
terlebih dahulu kewajiban Pemerintah Daerah kepada PT
SMI yang selanjutnya akan ditempatkan di dalam
Rekening DJPPID.
6. Dana Alokasi Umum selanjutnya disingkat DAU adalah
dana yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara kepada daerah dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
7. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah
dana yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
8. Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disingkat KPA BUN dalah pejabat pada
satuan kerja dari masing-masing Pembantu Pengguna
Anggaran Bendahara Umum Negara baik di kantor pusat
maupun di kementerian kantor daerah atau satuan kerja
negara/lembaga yang memperoleh penugasan dari
Menteri Keuangan untuk melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.
9. Jaminan Penugasan kepada PT SMI yang selanjutnya
disebut Jaminan adalah kepastian penyelesaian
Tunggakan Pemerintah Daerah melalui mekanisme
penggunaan DJPPID kepada PT SMI dan pelaksanaan
pemotongan DAU dan/atau DBH sehubungan
pelaksanaan penugasan atas pembiayaan infrastruktur
daerah.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -4-
10. Pinjaman Daerah dari PT SMI yang selanjutnya disebut
Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang
mengakibatkan Pemerintah Daerah menerima sejumlah
uang yang diperoleh dari PT SMI untuk melakukan
penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah
berdasarkan penugasan yang diberikan Menteri
Keuangan kepada PT SMI, sehingga Pemerintah Daerah
dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
11. Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat yang selanjutnya
disebut Kuasa BUN Pusat adalah Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
13. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya
disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada negara.
14. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat
Penandatangan SPM untuk mencairkan dana yang
bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
15. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kewenangan sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara.
16. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya
disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan
SPM.
17. Kewajiban Daerah adalah kewajiban finansial yang
timbul sehubungan dengan Pinjaman Daerah
sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Pinjaman
Pembiayaan Infrastruktur Daerah, yang dapat berupa
sejumlah utang pokok dan/atau bunga yang telah jatuh
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-5-
tempo, beserta seluruh denda dan/atau biaya-biaya lain
yang timbul sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman
Pembiayaan Infrastruktur Daerah.
18. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau
walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
19. Perjanjian Pinjaman Pembiayaan Infrastruktur Daerah
adalah perjanjian yang dibuat antara PT SMI dan
Pemerintah Daerah dalam rangka Pinjaman Daerah.
20. Menteri Keuangan adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan dan kekayaan negara dan bertindak selaku
rapat umum pemegang sahamPT SMI.
Pasal 2
DJPPIDdigunakan untuk memenuhi terlebih dahulu
TunggakankepadaPT SMI selaku pelaksana penugasan
penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah.
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri
inimeliputi:
a. KPA BUN Pengelolaan DJPPID;
b. penganggaran dan penyediaan Anggaran Kewajiban
Penjaminan Penugasan PT SMI;
c. pembukaan Rekening DJPPID;
d. pemindahbukuanAnggaran Kewajiban Penjaminan
Penugasan PT SMI ke Rekening DJPPID;
e. pembayaran Tunggakan dalam rangka
pemenuhanKewajiban Daerah kepada PT SMI;
f. penggantian DJPPID melalui pemotongan DAU dan/atau
DBH;
g. penutupan Rekening DJPPID; dan
h. sistem akuntansi dan pelaporan keuanganpengelolaan
DJPPID.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -6-
BAB II
KPA BUN PENGELOLAAN DJPPID
Pasal 4
(1) Menteri selaku Pengguna AnggaranBendahara Umum
Negara menetapkan Direktur Pengelolaan Risiko
Keuangan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko sebagaiKPA BUN Pengelolaan
DJPPID.
(2) KPA BUN Pengelolaan DJPPID sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)mempunyai tugas dan fungsiKPA BUN
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan
Alokasi Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara, dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran Bendahara Umum Negara.
(3) Selain mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), KPA BUN Pengelolaan DJPPID
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen,Pejabat
Penandatangan SPM, dan operator administrasi
dan/atau pelaporan pengelolaan DJPPID;
b. mengajukan usulan pembukaan Rekening DJPPID;
c. memindahbukukan Anggaran Kewajiban
Penjaminan Penugasan PT SMI ke Rekening DJPPID;
d. melakukan pembayaran Tunggakan dalam rangka
pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI;
e. memindahbukukan dana hasil pemotongan DAU
dan/atau DBH ke Rekening DJPPID;
f. mengajukan usulan penutupan rekening DJPPID;
dan
g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
pengelolaan DJPPID.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-7-
BAB III
PENGANGGARAN DAN PENYEDIAAN ANGGARAN
KEWAJIBAN PENJAMINAN PENUGASAN PT SMI
Pasal 5
(1) KPABUN Pengelolaan DJPPID menyusun rencana
kebutuhan alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan
Penugasan PT SMI yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
Jaminan.
(2) Penghitungan rencana kebutuhan alokasi Anggaran
Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMI dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
dalam hal ini Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan
Negara.
(3) Penghitungan rencana kebutuhan alokasi Anggaran
Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMI sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan mengacu pada
rencana Pinjaman Daerah yang akan disediakan oleh PT
SMI kepada Pemerintah Daerah serta eksposur risiko
Pinjaman Daerah yang dialihkan dari Pusat Investasi
Pemerintah kepada PT SMI.
Pasal 6
Mekanisme perencanaan dan penganggaran Anggaran
Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMI dilaksanakan
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata
Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan Alokasi
Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara
Umum Negara.
BAB IV
PEMBUKAAN REKENING DJPPID
Pasal 7
(1) Dalam rangka penjaminan atas pelaksanaan penugasan
penyediaanpembiayaan infrastruktur daerah, KPA BUN
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -8-
Pengelolaan DJPPID mengajukan usulan pembukaan
RekeningDJPPIDkepada Kuasa BUN Pusat.
(2) Berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kuasa BUN Pusat membuka Rekening DJPPID pada
Bank Indonesia sebagai bank penyimpan DJPPID.
(3) Kuasa BUN Pusat menerbitkan surat pemberitahuan
Rekening DJPPID sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada KPABUN Pengelolaan DJPPID.
(4) Pembukaan Rekening DJPPIDdilaksanakan sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara
Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Milik Bendahara
Umum Negara.
Pasal 8
(1) Rekening DJPPID dikelola oleh Kuasa BUN Pusat secara
tertib, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
(2) Sumber dana pada Rekening DJPPIDberasal dari APBN,
hasil pemotongan DAU dan/atau DBH, dan/atau sumber-
sumber lain yang sah menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Bunga dan/atau jasa giro atas pengelolaan Rekening
DJPPID disetorkan ke Kas Negara sebagai penerimaan
negara bukan pajak.
BAB V
PEMINDAHBUKUAN ANGGARAN KEWAJIBAN PENJAMINAN
PENUGASAN PT SMI KE REKENING DJPPID
Pasal 9
(1) Dalam hal Anggaran Kewajiban Penjaminan Penugasan
PT SMIsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tidak
dipergunakan sampai dengan akhir triwulan III tahun
anggaran berjalan, Pejabat Pembuat Komitmen membuat
SPPsebagai dasar penerbitan SPM untuk
pemindahbukuanAnggaran Kewajiban Penjaminan
Penugasan PT SMI ke dalam Rekening DJPPID.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-9-
(2) Berdasarkan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pejabat Penandatangan SPM melakukan pengujian SPP.
(3) Berdasarkan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Pejabat Penandatangan SPM membuat,
menandatangani, dan menyampaikan SPM dengan
dilampiri copysurat pemberitahuan Rekening
DJPPIDkepada Kepala KPPN.
Pasal 10
(1) Kepala KPPN melakukan pengujian atas SPM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3).
(2) Kepala KPPN menerbitkan SP2D untuk
memindahbukukan Anggaran Kewajiban Penjaminan
Penugasan PT SMI ke dalam Rekening DJPPID dalam hal
SPM yang diajukan telah memenuhi kesesuaian
pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Atas pelaksanaan pemindahbukuan Anggaran Kewajiban
Penjaminan Penugasan PT SMI sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), KPA BUN Pengelolaan DJPPID
menyampaikan pemberitahuan kepada Kuasa BUN Pusat
c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
(4) PengujianSPP, pengujian SPM, penerbitan SP2D, dan
pengembalian SPMdilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pencairan APBN
atas beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara
pada KPPN.
Pasal11
(1) Dana dalam Rekening DJPPID dikelola sampai dengan
berakhirnya masa penugasan PT SMI dan telah
terpenuhinya seluruh Kewajiban Daerah yang diberikan
pembiayaan oleh PT SMI.
(2) Batas tertinggi jumlah akumulasi dana dalam Rekening
DJPPID disetujui oleh Menteri berdasarkan rekomendasi
yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dalam hal ini Direktorat
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -10-
Pengelolaan Risiko Keuangan Negara.
(3) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risikodapat mengusulkan penambahan atau
pengurangan jumlah dana/batas tertinggi jumlah
akumulasi dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Menteri Keuangan.
BAB VI
PEMBAYARAN TUNGGAKAN DALAM RANGKA
PEMENUHANKEWAJIBAN DAERAH KEPADA PT SMI
Pasal 12
(1) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan perhitungan
besaran pembebanan atas Anggaran Kewajiban
Penjaminan Penugasan PT SMI pada APBN tahun
anggaran berjalan dan/atau Rekening DJPPID, dalam hal
terdapat surat permintaan pembayaran Tunggakan dari
PT SMI pada tahun anggaran berjalan.
(2) Hasil perhitungan besaran pembebanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara
besaran pembebanan.
Pasal 13
Dalam hal:
a. Anggaran Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMIyang
dianggarkan dalam APBN tahun anggaran berjalan tidak
mencukupi; atau
b. Anggaran Kewajiban Penjaminan Penugasan PT SMI tidak
dianggarkan dalam APBN tahun anggaran berjalan,
maka pemenuhan terlebih dahulu Kewajiban Daerah kepada
PT SMI dilakukan melalui RekeningDJPPID.
Pasal 14
(1) Dalam hal pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI
ditetapkan melalui Anggaran Kewajiban Penjaminan
Penugasan PT SMI, berdasarkan berita acara besaran
pembebanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-11-
(2), Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada
Pejabat Penandatangan SPM dengan melampirkan paling
sedikit:
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengeluaran
Pembiayaan yang ditandatangani oleh KPA BUN
Pengelolaan DJPPID;
b. berita acara verifikasi atas permintaan pembayaran
Tunggakan dari PT SMI;
c. salinan berita acara rekonsiliasi atau salinan surat
pernyataan tanggung jawab mutlak PT SMI atas
rincian hasil perhitungan Tunggakan dalam hal
Pemerintah Daerah tidak bersedia melakukan
rekonsiliasi;
d. salinan Perjanjian Pinjaman PembiayaanInfrastruktur
Daerah; dan
e. surat permintaan pembayaran Tunggakan dari PT
SMI.
(2) Berdasarkan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan SPM dan
menyampaikan kepada Kepala KPPN dengan
melampirkanSurat Pernyataan Tanggung Jawab
Pengeluaran Pembiayaan dan/atauberita acara besaran
pembebanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12ayat
(2).
(3) Berdasarkan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Kepala KPPNmenerbitkan SP2D sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pelaksanaan pembayaran Tunggakan dalam rangka
pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI melalui
Anggaran Kewajiban Penjaminan Penugasan PT
SMIdilakukan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
dokumen permintaan pembayaran dari PT SMI diterima
dengan lengkap dan benar.
Pasal 15
(1) Dalam hal pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI
ditetapkan bersumber dari Rekening DJPPID,
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -12-
berdasarkan berita acara besaran pembebanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Pejabat
Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat
Penandatangan SPM dengan melampirkan paling sedikit:
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pengeluaran
Pembiayaan yang ditandatangani oleh KPA BUN
Pengelolaan DJPPID;
b. berita acara verifikasi atas permintaan pembayaran
Tunggakan dari PT SMI;
c. salinan berita acara rekonsiliasi atau salinan surat
pernyataan tanggung jawab mutlak PT SMI atas
rincian hasil perhitungan Tunggakan dalam hal
Pemerintah Daerah tidak bersedia melakukan
rekonsiliasi;
d. salinan Perjanjian Pinjaman PembiayaanInfrastruktur
Daerah; dan
e. surat permintaan pembayaran Tunggakan dari PT
SMI.
(2) Berdasarkan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pejabat PenandatanganSPM menerbitkan SPM dan
disampaikan melalui surat permintaan pencairan DJPPID
kepada Kuasa BUN Pusat dengan melampirkanSurat
Pernyataan Tanggung Jawab Pengeluaran Pembiayaan
dan/atauberita acara besaran pembebanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12ayat (2).
(3) Berdasarkan surat permintaan pencairan DJPPID
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kuasa BUN Pusat
melakukan pencairan DJPPID atas beban Rekening
DJPPID dengan menerbitkan warkatuntuk rekening PT
SMI.
(4) Pelaksanaan pembayaran Tunggakan dalam rangka
pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI yang
bersumber dari Rekening DJPPID dilakukan paling lama
20 (dua puluh) hari kerja sejak dokumen permintaan
pembayaran dari PT SMI diterima dengan lengkap dan
benar.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-13-
Pasal 16
Berdasarkan penerimaan pembayaran Tunggakan dalam
rangka pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) danPasal 15
ayat (4), PT SMI menerbitkan lembar konfirmasipenerimaan
dan menyampaikan kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dalam hal ini Direktorat Pengelolaan
Risiko Keuangan Negara.
BAB VII
PENGGANTIAN DJPPID MELALUI PEMOTONGAN
DAU DAN/ATAU DBH
Pasal 17
(1) Berdasarkan lembar konfirmasi penerimaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16, Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko menyampaikan permintaan
penggantian atas penggunaanDJPPIDmelalui pemotongan
DAU dan/atau DBH kepada Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan, dengan melampirkan paling
sedikit:
a. lembar konfirmasi penerimaan pembayaran Tunggakan
untuk pemenuhan Kewajiban Daerah kepada PT SMI;
b. berita acara rekonsiliasi atau surat pernyataan
tanggung jawab mutlak PT SMI atas rincian hasil
perhitungan Tunggakan dalam hal Pemerintah
Daerah tidak bersedia melakukan rekonsiliasi;
c. salinan surat permintaan pembayaran Tunggakan dari
PT SMI; dan
d. salinan Perjanjian Pinjaman Pembiayaan Infrastruktur
Daerah.
(2) Permintaan penggantian atas penggunaan DJPPID
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling
lama 5 (lima) hari kerja setelah lembar konfirmasi
penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
diterima oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko dalam hal ini Direktur Pengelolaan Risiko
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -14-
Keuangan Negara.
(3) Berita acara rekonsiliasi antara PT SMI dengan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b paling sedikit memuat:
a. nama Pemerintah Daerah;
b. nomor dan tanggal Perjanjian Pinjaman
PembiayaanInfrastruktur Daerah;
c. jumlah dan rincian Tunggakan; dan
d. kesepakatan besaran dan tahapan pemotongan DAU
dan/atau DBH.
(4) Dalam hal tidak terdapat berita acara rekonsiliasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, surat
permintaan penggantian atas penggunaan DJPPID
melalui pemotongan DAU dan/atau DBH disampaikan
dengan melampirkan surat ketetapan mengenai besaran
dan tahapan pemotongan DAU dan/atau DBH
berdasarkan hasil verifikasi permintaan pembayaran
Tunggakan dari PT SMI.
(5) Berdasarkan permintaan penggantian atas penggunaan
DJPPID melalui pemotongan DAU dan/atau
DBHsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri
Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan
mengenai pemotongan DAU dan/atau DBH sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara
Penyelesaian Tunggakan Pinjaman Pemerintah Daerah
melalui Pemotongan DAU dan/atau DBH.
(6) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan pemberitahuanpemotongan DAU
dan/atau DBH sebagai penggantian penggunaan
DJPPIDkepada Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dengan tembusan kepada
Pemerintah Daerah.
Pasal 18
Dalam hal pemotongan DAU dan/atau DBHdigunakan sebagai
penggantian penggunaan DJPPID, dana hasil pemotongan
DAU dan/atau DBHdipindahbukukandari Rekening Kas
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-15-
Umum Negara ke Rekening DJPPID.
Pasal 19
(1) Berdasarkan pemberitahuan pemotongan DAU dan/atau
DBH sebagai penggantian penggunaan
DJPPIDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (6),
KPA BUN Pengelolaan DJPPIDmenetapkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak untuk
pemindahbukuan hasil pemotongan DAU dan/atau DBH
ke dalam Rekening DJPPID.
(2) Berdasarkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pembuat
Komitmen mengajukan SPP dana hasil pemotongan DAU
dan/atau DBH kepada Pejabat Penandatangan SPM.
(3) Berdasarkan SPP dana hasil pemotongan DAU dan/atau
DBH,Pejabat Penandatangan SPM melakukan
pemeriksaaan dan pengujian SPP dana hasil pemotongan
DAU dan/atau DBH.
(4) Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan surat
permintaan pemindahbukuandana hasil pemotongan
DAU dan/atau DBH untuk disampaikan kepada Kuasa
BUN Pusat dalam hal ini Direktorat Pengelolaan Kas
Negara.
(5) Penerbitan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengajuan SPP
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan penerbitan
SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
paling lama7 (tujuh) hari kerja setelah pemberitahuan
pemotongan DAU dan/atau DBH diterima oleh KPABUN
Pengelolaan DJPPID.
(6) Berdasarkan surat permintaan pemindahbukuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kuasa BUN Pusat
melaksanakan pemindahbukuan danahasil pemotongan
DAU dan/atau DBH ke Rekening DJPPID sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -16-
BAB VIII
PENUTUPAN REKENING DJPPID
Pasal20
(1) Rekening DJPPID ditutup setelah berakhirnya masa
penugasan dari Menteri Keuangan kepada PT SMI dan
telah terpenuhinya seluruh Kewajiban Daerah yang
diberikan pembiayaan oleh PT SMI.
(2) KPA BUN Pengelolaan DJPPIDmengajukan surat
permintaan penutupan Rekening DJPPIDkepada Kuasa
BUN Pusat.
(3) Berdasarkan surat permintaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kuasa BUN Pusat melakukan penutupan
Rekening DJPPID dengan mengirimkan surat penutupan
Rekening DJPPIDkepada Bank Indonesia.
(4) Dalam hal terdapat sisa dana dalam Rekening DJPPID
sebelum penutupan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Kuasa BUN Pusat memindahbukukan sisa dana
dimaksud ke Kas Negara.
BAB IX
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PENGELOLAAN DJPPID
Pasal 21
DJPPID disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya
pada kelompok dana cadangan dalam neraca pemerintah.
Pasal 22
(1) Dalam rangka pelaksanaan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan pengelolaan DJPPID, dibentuk Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negara.
(2) Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pengelolaan
DJPPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian dari sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
investasi pemerintah yang dilaksanakan dalam rangka
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-17-
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan
Investasi Pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Investasi Pemerintah.
(3) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan
Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko selaku KPA BUN Pengelolaan DJPPID.
(4) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memproses dokumen sumber transaksi keuangan dan
melakukan proses akuntansi dengan mengidentifikasi
dan mengumpulkan informasi terkait pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan kejadian
transaksi pengelolaan DJPPID, yang paling sedikitterdiri
atas:
a. DJPPID;
b. realisasi pembiayaan pengeluaran penjaminan;
c. realisasi penerimaan non-anggaran; dan
d. kewajiban penjaminan kepada PT SMI.
(5) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara
Umum Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyusun laporan keuangan tingkat Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negaraberdasarkan pemrosesan data transaksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan Operasional;
d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
(6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan kepada Unit Akuntansi Pembantu
Bendahara Umum Negara investasi pemerintah setiap
periode semesteran dan tahunan dengan mengikuti
www.peraturan.go.id
2017, No.1283 -18-
jadwal penyampaian laporan keuangan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata
Cara Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Bendahara Umum Negara.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 23
Ketentuan mengenai:
a. format berita acara besaran pembebanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2);
b. format surat permintaan pencairan DJPPID sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2); dan
c. format lembar konfirmasi penerimaan pembayaran
Tunggakan dalam rangka pemenuhan Kewajiban Daerah
kepada PT SMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2017, No.1283-19-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2017
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id