berita daerah kota cilegon tahun : 2012 nomor :...

21
PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi lahan perkotaan yang intensitas pembangunan fisiknya semakin tinggi dan semakin menurunnya daya tampung ruang, serta menyikapi keterbatasan penyediaan lahan bagi pelaksanaan pembangunan di Kota Cilegon maka orientasi pengembangan lahan perkotaan secara horizontal sudah perlu dialihkan ke arah konsep pengembangan secara vertikal; b. bahwa dengan diaturnya ketentuan pengklasifikasian bangunan gedung berdasarkan ketinggian sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung, maka perlu ditetapkan pengaturan atas penyelenggaraan bangunan gedung bertingkat tinggi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828); 3. Undang ... BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24

Upload: duongdang

Post on 03-May-2019

288 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

PERATURAN WALIKOTA CILEGON

NOMOR 24 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CILEGON,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi lahan perkotaan yang

intensitas pembangunan fisiknya semakin tinggi dan

semakin menurunnya daya tampung ruang, serta menyikapi

keterbatasan penyediaan lahan bagi pelaksanaan

pembangunan di Kota Cilegon maka orientasi pengembangan

lahan perkotaan secara horizontal sudah perlu dialihkan ke

arah konsep pengembangan secara vertikal;

b. bahwa dengan diaturnya ketentuan pengklasifikasian

bangunan gedung berdasarkan ketinggian sebagaimana

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5

Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung, maka perlu

ditetapkan pengaturan atas penyelenggaraan bangunan

gedung bertingkat tinggi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu

menetapkan Peraturan Walikota tentang Penyelenggaraan

Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2013);

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah

Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3828);

3. Undang ...

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

TAHUN : 2012 NOMOR : 24

Page 2: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4247);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4444);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5025);

9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5188);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Peraturan ...

Page 3: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 3 -

11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3956) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000

tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3956);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4385);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2002 Tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4655);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5104);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak Serta Manajemen

Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5221);

18. Peraturan ...

Page 4: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 4 -

18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5285);

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006

tentang Pedoman Persyaratan Teknis Keandalan Bangunan

Gedung;

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 30/PRT/M/2006

tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada

Bangunan Gedung dan Lingkungan;

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2008

tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada

Bangunan Gedung dan Lingkungan;

22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2010 tentang

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan;

23. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012

tentang Jenis Rencana/Kegiatan Yang Wajib Menyusun AMDAL;

24. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota

Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 4);

25. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pencegahan

dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran (Lembaran Daerah

Kota Cilegon Tahun 2009 Nomor 10);

26. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 3 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon Tahun 2010-2030

(Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2011 Nomor 3);

27. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2012

tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kota Cilegon

Tahun 2012 Nomor 5);

28. Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi (Berita Daerah Kota

Cilegon Tahun 2009 Nomor 32);

29. Peraturan Walikota Nomor 40 Tahun 2011 tentang Ketentuan

Teknis Pengamanan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan (Berita Daerah Kota Cilegon

Tahun 2011 Nomor 40);

30. Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun 2012 tentang Garis

Sempadan (Berita Daerah Kota Cilegon Tahun 2012

Nomor 21);

MEMUTUSKAN ...

Page 5: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 5 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENYELENGGARAAN

BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Cilegon.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Cilegon.

3. Walikota adalah Walikota Cilegon.

4. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan

konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,

sebagai atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam

tanah dan/atau air yang berfungsi sebagai tempat manusia

melakukan kegiatannya baik untuk hunian atau tempat

tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,

budaya, maupun kegiatan khusus.

5. Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi adalah bangunan gedung

yang masuk klasifikasi bangunan sedang dan bangunan tinggi

dengan jumlah lantai bangunan lebih dari 4 (empat) lantai.

6. Penyelenggara Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi adalah

adalah orang atau badan hukum yang melaksanakan

pengembangan lahan, penyediaan jasa konstruksi, dan pihak

yang melaksanakan pembangunan bangunan gedung.

7. Ruang Milik Jalan atau disebut RUMIJA adalah ruang

sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu

yang dikuasai oleh pembina jalan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan meliputi ruang

manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat

jalan serta diperuntukkan bagi ruang milik jalan, pelebaran

jalan maupun penambahan jalur lalu lintas dikemudian hari

serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

8. Persil ...

Page 6: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 6 -

8. Persil adalah batas hak pemilikan/penguasaan atas sebidang

tanah yang dimiliki oleh individu maupun badan hukum.

9. Saluran Pembuangan adalah suatu saluran buatan yang

berfungsi untuk pengaturan sanitasi dan pembuangan limbah

cair suatu daerah tertentu.

10. Ruang Bebas adalah ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal

dan horizontal di sekeliling dan di sepanjang konduktor SUTT

atau SUTET di mana tidak boleh ada benda di dalamnya demi

keselamatan manusia, mahluk hidup, dan benda lainnya

serta keamanan operasi SUTT dan SUTET.

11. Instansi terkait adalah instansi yang melaksanakan

pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penyelenggaraan

bangunan gedung.

12. Garis Sempadan adalah garis yang membatasi jarak bebas

minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan gedung

terhadap batas lahan yang dikuasai, antar massa bangunan

lainnya, jalan, tepi sungai, garis pantai, jalan kereta api,

saluran, waduk, mata air, pipa gas, dan/atau jaringan listrik

tegangan tinggi.

13. Garis Sempadan Bangunan adalah garis batas dalam

mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak

boleh dilewatinya membatasi bidang terluar bangunan ke

arah depan, belakang atau pun samping kiri dan kanannya.

14. Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) adalah surat

informasi tentang persyaratan tata bangunan dan lingkungan

yang diberlakukan oleh pemerintah daerah sebagai acuan

bagi penyusunan rencana teknis.

15. Rencana Teknis Bangunan Gedung adalah dokumen

perencanaan teknis dalam proses penyelenggaraan bangunan

gedung meliputi rencana tapak (site plan), rencana tata letak

bangunan, rencana arsitektur, rencana struktur bangunan

gedung, dan rencana utilitas umum dan instalasi bangunan

gedung.

16. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap

orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib

Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasarat memperoleh

izin Usaha dan/atau Kegiatan.

17. Dokumen ...

Page 7: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 7 -

17. Dokumen Lingkungan adalah dokumen yang disusun atas

penyelenggaraan suatu kegiatan berdampak penting berupa

Amdal atau UKL-UPL.

18. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah perizinan yang diberikan

oleh pemerintah daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk

membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi,

dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan

administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

19. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase

berdasarkan perbandingan antara luas seluruh lantai dasar

bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah

perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan

rencana tata bangunan dan lingkungan.

20. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase

perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung

dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

bangunan dan lingkungan.

21. Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka persentase

perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar

bangunan gedung yang diperuntukan bagi

pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah

perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan

rencana tata bangunan dan lingkungan.

22. Koefisien Tapak Basemen (KTB) adalah angka persentase

berdasarkan perbandingan antara luas tapak basemen dan

luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

bangunan dan lingkungan.

23. Rencana Rinci Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata

ruang pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis

beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan aspek fungsioanl dan berdasarkan

nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan sebagai

perangkat operasionalisasi rencana tata ruang wilayah.

24. Keandalan ...

Page 8: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 8 -

24. Keandalan Bangunan Gedung adalah keadaaan bangunan

gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung sesuai

dengan kebutuhan fungsi yang telah ditetapkan.

25. Konsultan Pengawas Konstruksi adalah orang atau badan

hukum yang memiliki sertifikasi dalam penyelenggaraan

pengawasan pelaksanaan kegiatan konstruksi.

26. Peil Banjir adalah acuan ketinggian tanah minimum yang

diperkenankan untuk proses pengembangan lahan sebagai

pedoman bagi penyelenggaraan bangunan dan pembuatan

jaringan drainase agar tapak dan kawasan sekitarnya

terhindar dari banjir.

27. Sirkulasi Kendaraan adalah sistem pengaturan kendaraan

meliputi sistem pengaturan pergerakan dan sistem penataan

parkir.

28. Gambar Rencana Struktur Bangunan adalah gambar teknis

yang memvisualisasikan rencana penyelenggaraan fisik

bangunan gedung.

29. Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan adalah

wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara di

sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan

operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan

penerbangan.

30. Tim Ahli Bangunan Gedung adalah tim yang terdiri dari para

ahli yang terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung

untuk memberikan pertimbangan teknis dalam proses

penelitian dokumen rencana teknis dengan masa penugasan

terbatas, dan juga untuk memberikan masukan dalam

penyelesaian masalah penyelenggaraan bangunan gedung

tertentu yang susunan anggotanya ditunjuk secara kasus per-

kasus disesuaikan dengan kompleksitas bangunan gedung

tersebut.

31. Fleksibilitas Lahan adalah kemungkinan suatu lahan untuk

berkembang.

32. Struktur ...

Page 9: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 9 -

32. Struktur Bangunan adalah komponen bangunan yang

berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja baik

horizontal maupun vertikal terhadap tanah.

33. Lift adalah sarana pada bangunan gedung bertingkat yang

berfungsi sebagai pengangkut barang dan orang secara

vertikal.

BAB II

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

BERTINGKAT TINGGI

Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan yang akan melaksanakan pendirian

bangunan bertingkat tinggi wajib mentaati ketentuan

bangunan gedung bertingkat tinggi yang ditetapkan oleh

Pemerintah Kota Cilegon sebagaimana dalam Peraturan

Walikota ini.

(2) Penetapan ketentuan bangunan gedung bertingkat tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

maksud sebagai dasar bagi pemberian arahan

penyelenggaraan bangunan gedung bertingkat tinggi dalam

proses penyusunan Keterangan Rencana Kota, rekomendasi

perizinan pemanfaatan ruang, evaluasi Rencana Teknis

Bangunan Gedung, dan kajian penataan bangunan dan

lingkungan bagi penyelenggaraan bangunan gedung

bertingkat tinggi.

(3) Tujuan Penetapan ketentuan bangunan gedung bertingkat

tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk

mewujudkan bangunan gedung vertikal yang sesuai dengan

fungsi, persyaratan tata bangunan, memenuhi aspek

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan serta

keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

(4) Lingkup pengaturan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Bertingkat Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi Persyaratan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Bertingkat Tinggi dan Pembinaan, serta Pengawasan

Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi.

BAB ...

Page 10: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 10 -

BAB III

PERSYARATAN PENYELENGGARAAN

BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

Bagian Kesatu

Ketentuan Administratif

Pasal 3

(1) Dalam melakukan pembangunan bangunan gedung

bertingkat tinggi, penyelenggara bangunan gedung bertingkat

tinggi harus memenuhi ketentuan administratif meliputi:

a. Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK);

b. Rencana Teknis Bangun Gedung;

c. Izin lingkungan dan dokumen lingkungan;

d. Izin mendirikan bangunan (IMB).

(2) Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan landasan teknis

dalam penyusunan Rencana Teknis Bangunan Gedung.

(3) Rencana Teknis Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. Gambar rencana tapak (site plan);

b. Gambar rencana arsitektur yang memuat denah, tampak,

dan potongan bangunan gedung yang menunjukan

dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal dari

satuan unit bangunan gedung;

c. Gambar rencana struktur beserta analisis strukturnya;

d. Gambar rencana utilitas umum dan instalasi bangunan

gedung;

e. Gambar jalur evakuasi bencana.

(4) Jenis dokumen lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d disesuaikan dengan dampak dan intensitas

kegiatan.

(5) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d diajukan oleh penyelenggara bangunan

gedung bertingkat tinggi dengan melampirkan persyaratan

sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis IMB disertai

penyertaan persyaratan tambahan sebagai berikut:

a. Izin tidak keberatan dari masyarakat sekitar yang

disetujui oleh unsur Kelurahan dan Kecamatan setempat;

b. Rekomendasi dari landasan udara setempat mengenai

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP);

c. Surat Persetujuan tentang Pemasangan Alat Pencegahan

dan Penanggulangan Kebakaran;

d. Rekomendasi ...

Page 11: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 11 -

d. Rekomendasi Peil Banjir dan sistem drainase;

e. Rekomendasi Analisis Dampak Lalu Lintas;

f. Rekomendasi bukaan jalan dan trotoar;

g. Rekomendasi Keandalan Bangunan Gedung dari Tim Ahli

Bangunan Gedung;

h. Surat Penunjukan Konsultan Pengawas Konstruksi; dan

i. Izin/Rekomendasi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 4

Rencana Teknis Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (1) huruf c dikaji oleh instansi terkait dan kemudian

disahkan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

Bagian Kedua

Ketentuan Teknis

Pasal 5

Ketentuan teknis bangunan bertingkat tinggi meliputi:

a. Konsep pengembangan bangunan bertingkat tinggi;

b. Kriteria lokasi bangunan bertingkat tinggi;

c. Ketentuan teknis tata bangunan yang meliputi kesesuaian

peruntukan lokasi dan intensitas pemanfaatan ruang;

d. Ketentuan teknis keandalan bangunan meliputi persyaratan

keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.

Pasal 6

Konsep penyelenggaraan bangunan bertingkat tinggi adalah green-

development (pengembangan lahan berbasis penghijauan) dan

menjunjung tinggi keselamatan, keamanan, dan ketertiban

bangunan gedung.

Pasal 7

Kriteria lokasi penyelenggaraan bangunan bertingkat tinggi adalah

sebagai berikut:

a. Bukan merupakan kawasan lindung atau kawasan bersifat

lindung, daerah resapan air, lahan pertanian produktif,

dan areal konservasi lainnya;

b. Tidak pada areal rawan longsor;

c. Kemiringan lahan tidak melebihi 5%;

d. Tidak berada pada ruang bebas jalur listrik tegangan tinggi;

e. Fleksibilitas lahan tinggi;

f. Terdapat keterkaitan dan keserasian tata bangunan sekitar;

g. Tidak mengganggu privasi dan kenyamanan visual lingkungan

sekitar.

Pasal ...

Page 12: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 12 -

Pasal 8

(1) Bangunan gedung bertingkat tinggi harus diselenggarakan

sesuai dengan rencana peruntukan lokasi yang diatur dalam

ketentuan tata ruang dan atau ketentuan tata bangunan dan

lingkungan sesuai dengan kriteria yang diatur dalam Rencana

Rinci Tata Ruang.

(2) Dalam hal Rencana Rinci Tata Ruang belum disahkan/

tersedia, pertimbangan kesesuaian peruntukan

diselenggarakan melalui kajian keterkaitan fungsional antara

rencana peruntukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dengan rencana pengembangan lahan yang akan

dilaksanakan, potensi dampak yang ditimbulkan terhadap

fungsi dominan kawasan, daya dukung terhadap lingkungan

eksisting, daya dukung fisik lahan, kelayakan lokasi, dan

tidak mengganggu lalu lintas darat dan udara.

Pasal 9

(1) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk bangunan

gedung bertingkat tinggi adalah sebagai berikut:

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 80%;

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal dihitung

berdasarkan persentase KDB maksimal dikalikan dengan

jumlah lantai bangunan;

c. Koefisien Dasar Hijau (KDH) ditetapkan sekurang-

kurangnya 15%;

d. Koefisien Tapak Basemen (KTB) ditetapkan setinggi-

tingginya 85%.

(2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menjadi materi dan substansi Surat

Keterangan Rencana Kota (SKRK).

Pasal 10

(1) Bangunan gedung bertingkat tinggi harus memenuhi

ketentuan garis sempadan bangunan dan jarak bebas antar

bangunan gedung dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak melanggar arahan garis sempadan yang ditetapkan

sesuai ketentuan berlaku;

b. Pengaturan ...

Page 13: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 13 -

b. Pengaturan garis sempadan bangunan bertingkat tinggi

meliputi garis sempadan muka bangunan, belakang

bangunan, samping kiri, dan samping kanan bangunan

ditetapkan seluruhnya sebagai aturan wajib;

c. Jarak bebas bangunan gedung bertingkat tinggi terhadap

bangunan lainnya sekurang-kurangnya 4 meter dari lantai

dasar dan pada setiap penambahan lantai ditambah

0,5 meter dari jarak bebas lantai di bawahnya sampai

mencapai jarak bebas terjauh 12,5 meter.

(2) Jarak bebas antar dua bangunan gedung bertingkat tinggi

dalam satu tapak diatur sebagai berikut:

a. Dalam hal kedua-duanya memiliki bidang bukaan yang

saling berhadapan, maka jarak antara dinding atau bidang

tersebut minimal dua kali jarak bebas yang ditetapkan;

b. Dalam hal salah satu dinding yang berhadapan merupakan

dinding tembok tertutup dan yang lain merupakan bidang

terbuka dan/atau berlubang, maka jarak antara dinding

tersebut minimal satu kali jarak bebas yang ditetapkan;

c. Dalam hal kedua-duanya memiliki bidang tertutup yang

saling berhadapan, maka jarak dinding terluar minimal

setengah kali jarak bebas yang ditetapkan.

Pasal 11

Dalam hal denah bangunan gedung berbentuk U, L, atau T atau

panjang melebihi 50 meter, maka harus dilakukan pemisahan

struktur atau delatasi untuk mencegah terjadinya kerusakan

akibat gempa atau penurunan tanah.

Pasal 12

(1) Sirkulasi kendaraan harus memberikan pencapaian yang

mudah, jelas, dan terintegrasi dengan sarana transportasi.

(2) Sistem sirkulasi yang direncanakan telah memperhatikan

kepentingan bagi aksesibilitas pejalan kaki termasuk

penyandang cacat dan lanjut usia.

(3) Sirkulasi harus memungkinkan adanya ruang gerak vertikal

(clearance) dan lebar jalan yang sesuai untuk pencapaian

darurat oleh kendaraan pemadam kebakaran, dan kendaraan

pelayanan lainnya.

(4) Sirkulasi perlu diberi perlengkapan seperti tanda penunjuk

jalan, rambu-rambu, papan informasi sirkulasi, elemen

pengarah sirkulasi guna mendukung sistem sirkulasi yang

jelas dan efisien serta memperhatikan unsur estetika.

(5) Setiap ...

Page 14: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 14 -

(5) Setiap bangunan bertingkat tinggi diwajibkan menyediakan

area parkir dengan rasio sekurang-kurangnya 1 (satu) lot

parkir kendaraan untuk setiap 5 (lima) unit bangunan.

(6) Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi lahan penghijauan

yang telah ditetapkan.

(7) Perletakan prasarana parkir tidak mengganggu kelancaran

lalu lintas atau mengganggu lingkungan sekitarnya.

Pasal 13

(1) Penempatan elemen penanda (signage), termasuk papan

iklan/reklame, harus membantu orientasi dengan tidak

mengganggu karakter lingkungan yang ingin

diciptakan/dipertahankan, baik yang penempatannya pada

bangunan, persil, pagar, atau ruang publik.

(2) Untuk penataan bangunan dan lingkungan yang baik, perlu

diatur pembatasan ukuran, bahan, motif, dan lokasi dari

signage.

Pasal 14

(1) Pencahayaan ruang luar bangunan harus disediakan dengan

memperhatikan karakter lingkungan, fungsi dan arsitektur

bangunan.

(2) Pencahayaan yang dihasilkan harus memenuhi keserasian

dengan pencahayaan dari dalam bangunan dan pencahayaan

dari jalan umum.

(3) Pencahayaan yang dihasilkan menghindari penerangan ruang

luar yang berlebihan, silau, mengganggu visual, dan

memperhatikan aspek operasi dan pemeliharaan.

Pasal 15

Setiap kegiatan dalam penyelenggaraan bangunan bertingkat

tinggi tidak menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan

meliputi:

a. Perubahan pada sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang

melampaui baku mutu lingkungan menurut ketentuan

berlaku;

b. Perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang

melampaui kriteria yang diakui berdasarkan pertimbangan

ilmiah;

c. Hal-hal yang menimbulkan kerusakan atau gangguan

terhadap kawasan yang dilindungi;

d. Pengerusakan ...

Page 15: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 15 -

d. Pengerusakan bangunan peninggalan sejarah yang bernilai

tinggi (situ, bangunan bersejarah);

e. Mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai nilai

keindahan alami yang tinggi;

f. Dampak dari pelaksanaan pembangunan bangunan gedung

bertingkat tinggi yang mengakibatkan kerugian terhadap

lingkungan sekitar menjadi tanggungjawab penyelenggara

bangunan gedung;

g. Hal yang mengakibatkan konflik dengan masyarakat, dan atau

pemerintah daerah.

Pasal 16

(1) Perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung bertingkat

tinggi beserta seluruh komponen bangunan gedung yang ada

wajib memenuhi standar dan ketentuan keselamatan dan

keamanan bangunan gedung.

(2) Penyelenggaraan bangunan gedung bertingkat tinggi wajib

dilengkap dengan komponen penunjang keselamatan dan

keamanan bangunan gedung yang memenuhi standar sesuai

ketentuan berlaku sehingga dapat mendukung keselamatan

dan keamanan pengguna bangunan gedung. (sesuai

ketentuan berlaku, disederhanakan/simplify).

(3) Struktur bangunan direncanakan dan dilaksanakan agar

kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi

beban dan memenuhi persyaratan keselamatan (safety), serta

memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama

umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan

fungsi bangunan gedung, lokasi, keawetan, dan kemungkinan

pelaksanaan konstruksinya.

(4) Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap

pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban

yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik

beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang

timbul akibat gempa, angin, pengaruh korosi, jamur, dan

serangga perusak.

(5) Semua unsur struktur baik bagian dari sub struktur maupun

struktur gedung harus diperhitungkan dapat memikul pengaruh

gempa rencana sesuai dengan zona gempanya (zona IV).

(6) Struktur bangunan harus direncanakan secara detail

sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang

direncanakan apabila terjadi keruntuhan kondisi strukturnya

masih dapat memungkinkan penghuni menyelamatkan diri.

Pasal ...

Page 16: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 16 -

Pasal 17

(1) Dalam menentukan tingkat keandalan struktur bangunan,

perlu dilakukan pemeriksaan keandalan bangunan secara

berkala.

(2) Pemeriksaan keandalan bangunan dilaksanakan secara

berkala untuk mencegah potensi kerusakan struktur yang

mempengaruhi keselamatan bangunan gedung.

(3) Perbaikan atau penguatan struktur bangunan harus segera

dilakukan sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan

bangunan gedung.

Pasal 18

Bangunan bertingkat tinggi harus dilengkapi dengan sistem

proteksi kebakaran meliputi sistem proteksi pasif dan sistem

proteksi aktif sesuai dengan ketentuan berlaku.

Pasal 19

(1) Setiap bangunan bertingkat tinggi harus dilengkapi dengan

proteksi terhadap petir, dalam upaya untuk mengurangi

secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan oleh petir

terhadap bangunan gedung yang diproteksi, termasuk

di dalamnya manusia serta perlengkapan bangunan lainnya.

(2) Persyaratan proteksi petir harus memperhatikan perencanaan

sistem proteksi petir, instalasi proteksi petir, dan pemeriksaan

dan pemeliharaan.

Pasal 20

Setiap penyelenggaraan bangunan bertingkat tinggi perlu

menyediakan ventilasi mekanik/buatan tanpa meninggalkan

pengaturan ventilasi alami.

Pasal 21

(1) Setiap bangunan bertingkat tinggi harus memenuhi

persyaratan sistem pencahayaan alami dan atau pencahayaan

buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan

fungsinya.

(2) Bangunan bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan

untuk pencahayaan alami yang optimal, disesuaikan dengan

fungsi bangunan dan fungsi masing-masing ruang

di dalamnya.

Pasal ...

Page 17: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 17 -

Pasal 22

Setiap penyelenggaraan bangunan gedung bertingkat wajib

menyediakan sumber energi listrik cadangan.

Pasal 23

(1) Sistem air minum harus direncanakan dan dipasang dengan

mempertimbangkan sumber air minum, kualitas air bersih,

sistem distribusi, dan penampungannya.

(2) Perencanaan sistem distribusi air minum dalam bangunan

gedung harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang

disyaratkan.

(3) Penampungan air minum dalam bangunan gedung

diupayakan sedemikian rupa agar menjamin kualitas air.

(4) Penampungan air minum harus memenuhi persyaratan

kelaikan fungsi bangunan gedung.

(5) Tidak menggunakan air bawah tanah untuk pemenuhan

kebutuhan air bersih.

Pasal 24

(1) Limbah cair domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka

harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis

yang berlaku.

(2) Tidak diperkenankan membuang air limbah yang masuk

kategori bahan beracun dan berbahaya (B3).

Pasal 25

(1) Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan

dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan

air tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan

drainase lingkungan/kota.

(2) Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke

dalam tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur

resapan dan/atau sumur penampungan sebelum dialirkan ke

jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

(3) Dalam hal belum tersedia jaringan drainase kota ataupun

sebab lain yang dapat diterima, maka penyaluran air hujan

harus dilakukan dengan cara lain yang dibenarkan oleh

instansi yang berwenang.

(4) Sistem pematusan/penyaluran air hujan harus dipelihara

untuk mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada

saluran.

Pasal ...

Page 18: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 18 -

Pasal 26

(1) Pertimbangan fasilitas penampungan sampah diwujudkan

dalam bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan

sampah yang diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni

dan volume kotoran dan sampah.

(2) Pertimbangan jenis sampah padat diwujudkan dalam bentuk

penempatan pewadahan dan atau pengolahannya yang tidak

mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan

lingkungannya.

(3) Melakukan pemilahan sampah mencakup sampah organik

dan sampah non-organik.

Pasal 27

Ketentuan pengelolaan sampah padat adalah sebagai berikut:

a. Bagi penyelenggara bangunan gedung bertingkat tinggi wajib

menyediakan wadah sampah, alat pengumpul dan tempat

pembuangan sampah sementara, sedangkan pengangkutan

dan pembuangan akhir sampah bergabung dengan sistem

yang sudah ada;

b. Potensi reduksi sampah padat dapat dilakukan dengan

mendaur ulang, memanfaatkan kembali beberapa jenis

sampah.

Pasal 28

(1) Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan

gedung harus mempertimbangkan temperatur dan

kelembaban udara.

(2) Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kenyamanan

termal dalam ruang harus memperhatikan letak geografis dan

orientasi bangunan, penggunaan bentuk masa yang

menimbulkan shading (bayangan), ventilasi alami dan

penggunaan bahan bangunan.

(3) Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban

udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat

pengkondisian udara yang mempertimbangkan prinsip

penghematan energi dan ramah lingkungan dan kemudahan

pemeliharaan.

Pasal 29

Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan

dan getaran pada bangunan bertingkat tinggi harus mengikuti

standar tata cara perencanaan kenyamanan terhadap getaran

pada bangunan gedung.

Pasal ...

Page 19: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 19 -

Pasal 30

Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan

pada bangunan bertingkat tinggi harus mempertimbangkan jenis

kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau sumber bising lainnya

baik yang berada pada bangunan gedung maupun di luar

bangunan gedung.

Pasal 31

(1) Setiap bangunan bertingkat tinggi harus menyediakan sarana

hubungan vertikal antarlantai yang memadai untuk

terselenggaranya fungsi bangunan gedung tersebut berupa

tersedianya tangga dan lift.

(2) Penggunaan lift diwajibkan pada bangunan gedung bertingkat

dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) lantai.

(3) Jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal

harus berdasarkan fungsi luas bangunan, dan jumlah

pengguna ruang, serta keselamatan penghuni bangunan

gedung.

(4) Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lift sebagai sarana

hubungan vertikal dalam bangunan bertingkat tinggi harus

mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi

vertikal pada bangunan, sesuai jumlah pengguna bangunan

gedung.

(5) Salah satu lift yang tersedia harus memenuhi persyaratan lift

kebakaran. Lift kebakaran dapat berupa lift khusus

kebakaran atau lift penumpang biasa atau lift barang yang

dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan

darurat dapat digunakan secara khusus oleh petugas

kebakaran.

Pasal 32

Setiap bangunan bertingkat tinggi harus menyediakan sarana

evakuasi bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan

lansia yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna,

pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi yang dapat menjamin

penghuni bangunan gedung untuk melakukan evakuasi dari

dalam bangunan gedung secara aman apabila terjadi bencana

atau keadaan darurat.

BAB ...

Page 20: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 20 -

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 33

(1) Persyaratan penyelenggaraan bangunan gedung bertingkat

tinggi disamping mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud

pada Peraturan Walikota ini tetap pula perlu memperhatikan

ketentuan teknis penyelenggaraan bangunan gedung

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5

Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan bangunan

gedung bertingkat tinggi, pemerintah kota melakukan

peningkatan kemampuan aparatur dan melakukan sosialisasi

mengenai penyelenggaraan bangunan bertingkat tinggi.

(3) Dalam melaksanakan pengendalian penyelenggaraan

bangunan gedung bertingkat tinggi, Pemerintah melakukan

monitoring dan pengawasan atas proses perencanaan teknis

bangunan gedung, pelaksanaan, serta pengelolaan bangunan

teknis bangunan gedung.

(4) Terhadap penyelenggara bangunan gedung bertingkat tinggi

yang melakukan pelanggaran dan/atau tidak mengindahkan

Peraturan Walikota ini akan dikenai sanksi sesuai ketentuan

yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini:

(1) Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang ketinggian

bangunan dan penyelenggaraan bangunan bertingkat tinggi

di Kota Cilegon perlu menyesuaikan dengan ketentuan

sebagaimana Peraturan Walikota ini.

(2) Izin yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan

Walikota ini tetap menggunakan ketentuan perizinan yang

diterbitkan saat itu dan dinyatakan masih berlaku sampai

dengan pengajuan kembali izin baru.

Pasal ...

Page 21: BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24jdih.cilegon.go.id/wp-content/uploads/2016/02/24.pdf · mendirikan bangunan pada suatu persil atau petak yg tidak boleh dilewatinya

- 21 -

Pasal 35

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita

Daerah Kota Cilegon.

Ditetapkan di Cilegon

pada tanggal 17 Oktober 2012

WALIKOTA CILEGON,

ttd

Tb. IMAN ARIYADI

Diundangkan di Cilegon

pada tanggal 17 Oktober 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON,

ttd

ABDUL HAKIM LUBIS

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2012 NOMOR 24