berita daerah kota bogor nomor 45 tahun 2016 seri e … filediundangkan dalam berita daerah kota...

74
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 45 Tahun 2016 Seri E Nomor 33 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PROSEDUR TETAP OPERASIONAL (PROTAP) SATPOL PP KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 45 Tahun 2016 Seri E Tanggal 24 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT Pembina Utama Muda NIP. 19600910 198003 1 003

Upload: doankhanh

Post on 27-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

Nomor 45 Tahun 2016 Seri E Nomor 33

PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR 45 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR20 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PROSEDUR TETAP

OPERASIONAL (PROTAP) SATPOL PP KOTA BOGOR

Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Nomor 45 Tahun 2016Seri ETanggal 24 Oktober 2016

SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR,

Ttd.

ADE SARIP HIDAYATPembina Utama Muda

NIP. 19600910 198003 1 003

asus
Rectangle
asus
Typewriter
SALINAN

1

Walikota BogorProvinsi Jawa Barat

PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR 45 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR20 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PROSEDUR TETAP

OPERASIONAL (PROTAP) SATPOL PP KOTA BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BOGOR,

Menimbang : a. bahwa pedoman Prosedur Tetap Operasional(Protap) Satuan Polisi Pamong Prajatelah ditetapkan berdasarkan PeraturanWalikota Bogor Nomor 20 Tahun 2010tentang Pedoman Prosedur Tetap Operasional(Protap) Satpol PP Kota Bogor;

b. bahwa dalam rangka tertib pelaksanaanpenertiban bangunan dan dengan telahditetapkannya Peraturan Daerah Kota BogorNomor 7 Tahun 2006 tentang BangunanGedung sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Daerah Kota BogorNomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahanatas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7Tahun 2006 tentang Bangunan Gedung,maka Peraturan Walikota sebagaimanadimaksud pada huruf a perlu diubahdan ditetapkan kembali;

2

c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud pada huruf adan huruf b perlu menetapkan PeraturanWalikota;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1981Nomor 76);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999tentang Penyelenggara Negara yang Bersihdan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 112, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4428);

3

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaandan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010tentang Satuan Polisi Pamong Praja(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 9, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5094);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5135);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54Tahun 2011 tentang Standar OperasionalProsedur Satuan Polisi Pamong Praja;

10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13Tahun 2005 tentang Penataan PedagangKaki Lima (Lembaran Daerah Kota BogorTahun 2005 Nomor 9 Seri E);

11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7Tahun 2006 tentang Bangunan Gedung(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2006Nomor 2 Seri E) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Daerah Kota BogorNomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahanatas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7Tahun 2006 tentang Bangunan Gedung(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2006Nomor 2 Seri E);

12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2006Nomor 3 Seri E);

4

13. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 12Tahun 2007 tentang Penyidik Pegawai NegeriSipil (Lembaran Daerah Kota BogorTahun 2007 Nomor 6 Seri E);

14. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3Tahun 2010 tentang Organisasi PerangkatDaerah (Lembaran Daerah Kota BogorTahun 2010 Nomor 1 Seri D) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan DaerahKota Bogor Nomor 4 Tahun 2014tentang Perubahan atas Peraturan DaerahKota Bogor Nomor 3 Tahun 2010tentang Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014Nomor 2 Seri D);

15. Peraturan Walikota Bogor Nomor 20Tahun 2010 tentang Pedoman Prosedur TetapOperasional (Protap) Satpol PP Kota Bogor(Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2010Nomor 15 Seri E);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTABOGOR NOMOR 20 TAHUN 2010TENTANG PEDOMAN PROSEDUR TETAPOPERASIONAL (PROTAP) SATPOL PPKOTA BOGOR.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 20Tahun 2010 tentang Pedoman Prosedur Tetap Operasional (Protap)Satpol PP Kota Bogor (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2010Nomor 15 Seri E) diubah sebagai berikut:

5

1. Ketentuan dalam Pasal 1, diantara angka 4 dan angka 5disisipkan 5 (lima) angka yakni angka 4A, angka 4B, angka 4C,angka 4D, dan angka 4E, dan diantara angka 5 dan angka 6disisipkan 1 (satu) angka yakni angka 5A, sehingga Pasal 1berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Bogor.

2. Walikota adalah Walikota Bogor.

3. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkatSatpol PP adalah bagian perangkat daerah dalampenegakan Peraturan Daerah dan penyelenggaraanketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

4. Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Pol PPadalah anggota Satpol PP sebagai aparat pemerintahdaerah dalam penegakan Peraturan Daerahdan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat.

4A. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan PenanamanModal Kota Bogor yang selanjutnya disebut Badanadalah perangkat daerah yang mempunyai tugas pokokdan fungsi melaksanakan penerbitan Izin MendirikanBangunan.

4B. Dinas Pengawasan Bangunan dan PermukimanKota Bogor yang selanjutnya disebut Dinasadalah perangkat daerah yang mempunyai tugas pokokdan fungsi melaksanakan pengawasan dan pengendalianbangunan gedung.

4C. Kecamatan adalah Kecamatan di lingkungan PemerintahKota Bogor.

4D. Kelurahan adalah Kelurahan di lingkungan PemerintahKota Bogor.

6

4E. Tim Penertiban Bangunan yang selanjutnya disebut timadalah tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Walikotamelalui Surat Keputusan Walikota, diketuaidan dikoordinir oleh Kepala Satuan dan beranggotakanunsur dari Badan, Dinas, Kecamatan, dan Kelurahanserta unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida)dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika)yang bertugas melaksanakan penertiban bangunangedung sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

5. Prosedur Tetap Operasional yang selanjutnya disingkatProtap adalah petunjuk bagi aparat Satpol PPdalam melaksanakan tugas penyelenggaraan ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat maupun dalamrangka peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakatterhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota.

5A. Penertiban Bangunan Gedung yang selanjutnya disebutpenertiban adalah serangkaian tindakan berupa dayapaksa polisional yang dilaksanakan oleh Satpol PPberupa tindakan penyegelan, perintah bongkar,dan pembongkaran paksa yang dilaksanakan terhadapbangunan-bangunan yang melanggar dalam rangkamenjamin terwujudnya kesesuaian bangunandengan rencana tata ruang kota.

6. Ketenteraman dan ketertiban umum adalah suatukeadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan masyarakat dapat melakukankegiatannya dengan tenteram, tertib, dan teratur.

2. Ketentuan dalam Lampiran diantara huruf B PenangananUnjuk Rasa dan Kerusuhan Massa dan Huruf C PenjagaanAset Daerah dan Tempat-tempat Penting disisipkan 1 (satu)huruf yakni huruf B1 Pelaksanaan PengawalanPejabat/Orang-orang Penting serta huruf E PenegakanPeraturan Daerah angka 3 Pelakasanaan huruf h PelaksanaanTindakan Polisional diubah menjadi Penertiban Bangunan,sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagaimana tercantumdalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.

7

Pasal II

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam BeritaDaerah Kota Bogor.

Ditetapkan di Bogorpada tanggal 21 Oktober 2016

Diundangkan di Bogorpada tanggal 24 Oktober 2016

WALIKOTA BOGOR,Ttd.

BIMA ARYA

SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR,Ttd.

ADE SARIP HIDAYATBERITA DAERAH KOTA BOGORTAHUN 2016 NOMOR 33 SERI E

Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA,

N. HASBHY MUNNAWAR, S.H, M.Si.NIP. 19720918199911001

8

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR : 45 Tahun 2016TANGGAL : 24 Oktober 2016TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN

WALIKOTA BOGOR NOMOR 20TAHUN 2010 TENTANG PEDOMANPROSEDUR TETAP OPERASIONAL(PROTAP) SATPOL PP KOTA BOGOR

PROTAP SATPOL PP KOTA BOGOR I.

UMUM

Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakatadalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkanPemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukankegiatannya dengan tenteram, tertib, dan teratur.Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan di daerahsecara berkesinambungan, ketenteraman masyarakat,dan ketertiban umum merupakan kebutuhan dasardalam melaksanakan pelayanan kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan isi dan jiwa Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah dan sesuai ketentuan Pasal 4Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentangSatpol PP, tugas Satpol PP adalah untuk membantu KepalaDaerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan PeraturanWalikota, menyelenggarakan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat, serta perlindunganmasyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya Satpol PP mempunyai:

1. Fungsi

Satpol PP mempunyai fungsi:a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan

Peraturan Daerah, penyelenggaraan ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat,serta perlindungan masyarakat;

9

b. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerahdan Peraturan Walikota;

c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat di daerah;

d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

e. pelaksanaan koordinasi penegakan PeraturanDaerah dan Peraturan Walikota, penyelenggaraanketertiban umum dan ketenteraman masyarakatdengan Kepolisian Negara Republik Indonesia,Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)dan/atau aparatur lainnya;

f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur,atau badan hukum agar mematuhi dan mentaatiPeraturan Daerah dan Peraturan Walikota;

g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikanoleh Kepala Daerah.

2. Kewenangan

Pol PP berwenang:

a. melakukan tindakan penertiban non yustisialterhadap warga masyarakat, aparatur, atau badanhukum yang melakukan pelanggaran atas PeraturanDaerah dan/atau Peraturan Walikota;

b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badanhukum yang mengganggu ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat;

c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitaspenyelenggaraan perlindungan masyarakat;

d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap wargamasyarakat, aparatur, atau badan hukumyang diduga melakukan pelanggaran atas PeraturanDaerah dan/atau Peraturan Walikota; dan

e. melakukan tindakan administratif terhadap wargamasyarakat, aparatur, atau badan hukumyang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerahdan/atau Peraturan Walikota.

10

3. Kewajiban

Dalam melaksanakan tugasnya Pol PP wajib:

a. menjunjung tinggi norma hukum, norma agama,hak asasi manusia, dan norma sosial lainnyayang hidup dan berkembang di masyarakat;

b. mentaati disiplin Pegawai Negeri Sipil dan kode etikPol PP;

c. membantu menyelesaikan perselisihan wargamasyarakat yang dapat mengganggu ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat;

d. melaporkan kepada Kepolisian Negara RepublikIndonesia atas ditemukannya atau patut didugaadanya tindak pidana, dan menyerahkankepada PPNS atas ditemukannya atau patut didugaadanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerahdan/atau Peraturan Walikota.

Untuk mewujudkan peran Pol PP dalam membinaketertiban umum dan ketenteraman masyarakat,serta menegakkan Peraturan Daerah dalam rangkamenyamakan dan mengoptimalkan pola standardisasipelaksanaan tugas-tugas operasional aparat Satpol PPKota Bogor diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikanacuan dalam bentuk Protap yang berlaku dan mengikatpelaksanaan tugas Satpol PP Kota Bogor.

II. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1. MaksudMaksud Penyusunan Protap Satpol PP adalah sebagaipedoman bagi Pol PP dalam melaksanakan tugasmenyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat, serta meningkatkan kepatuhandan ketaatan masyarakat, aparatur, atau badan hukumterhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota.

11

2. TujuanTujuan Penyusunan Protap Satpol PP adalah untukkeseragaman pelaksanaan tugas Pol PP dalampenyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat serta penegakan Peraturan Daerahdan Peraturan Walikota.

3. SasaranTerciptanya ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat dengan sebaik-baiknya.

III. PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Pembinaan adalah segala usaha dan kegiatanmembimbing, mendorong, mengarahkan,dan menggerakkan termasuk kegiatan koordinasidan bimbingan teknis untuk pelaksanaan sesuatudengan baik, teratur, rapi, dan seksama menurutrencana/program pelaksanaan dengan ketentuan,petunjuk, norma, sistem, dan metoda secara efektifdan efisien untuk mencapai tujuan dengan hasilyang diharapkan secara maksimal.

2. Tugas penyuluhan adalah suatu kegiatan Pol PPdalam rangka melaksanakan penyampaian informasitentang program pemerintah, peraturanperundang-undangan, Peraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnya yang berlakukepada seluruh masyarakat, aparatur atau badanhukum dengan harapan dapat meningkatkanpengetahuan, wawasan, kesadaran, dan kepatuhanmasyarakat, aparatur atau badan hukum terhadapperaturan yang berlaku, sehingga proses pembangunandapat berjalan dengan lancar.

12

3. Masyarakat adalah seluruh manusia Warga NegaraIndonesia, baik sebagai individu/peroranganmaupun sebagai kelompok di wilayah hukum RepublikIndonesia yang hidup dan berkembang dalam hubungansosial dan mempunyai keinginan, serta kepentinganyang berbeda-beda, tempat tinggal dan situasiyang berbeda, akan tetapi mempunyai hakekat tujuannasional yang sama.

4. Aparatur adalah sumber daya manusia penyelenggaranegara/ pemerintahan dan/atau Pemerintah Daerah.

5. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis,dan ekonomis yang bertujuan mencari labaatau keuntungan.

6. Ketertiban adalah suasana yang mengarah kepadaketeraturan dalam masyarakat menurut norma yangberlaku, sehingga menimbulkan motivasi bekerja dalamrangka mencapai tujuan yang diinginkan.

7. Pembinaan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat adalah segala usaha, tindakan,dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,penyusunan, pengembangan, pengarahan,pemeliharaan, serta pengendalian di bidang ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat secara berdayaguna dan berhasil guna.

8. Tujuan dari pembinaan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat adalah untukmenghilangkan atau mengurangi segala bentukancaman dan gangguan terhadap ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat di dalam masyarakat,serta menjaga agar roda pemerintahan dan peraturanperundang-undangan dapat berjalan lancar,sehingga pemerintah dan rakyat dapat melakukankegiatan secara aman, tertib, dan teratur dalam rangkamemantapkan ketahanan nasional.

9. Unjuk rasa dan kerusuhan massa adalahtindak/perbuatan sekelompok orang atau massayang melakukan protes/aksi karena tidak puasdengan keadaan yang ada.

13

10. Unjuk rasa dan kerusuhan massa merupakan kejadianyang harus diantisipasi dan dilakukan tindakanpengamanan oleh Satpol PP sebagai aparat PemerintahDaerah dalam rangka pelaksanaan tugasmenyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat.

11. Pengawalan terhadap para pejabat/orang-orang penting(Very Important Person/VIP) adalah merupakan sebagiantugas melekat Satpol PP sebagai aparat PemerintahDaerah dalam rangka menyelenggarakan ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat.

12. Penjagaan aset daerah dan tempat-tempat pentingadalah merupakan salah satu tugas melekatpada Satpol PP sebagai aparat Pemerintah Daerahdalam menyelenggarakan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat.

13. Patroli adalah rnengelilingi suatu wilayah tertentusecara tertentu yang bersifat rutin.

14. Penegakan Peraturan Daerah adalah upayaaparat/masyarakat melaksanakan Peraturan Daerahsesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pencegahanpelanggaran Peraturan Daerah, serta tindakanpenertiban terhadap penyimpangan dan pelanggarannya.

IV. PROTAP SATPOL PP

A. Penyelenggaraan Ketertiban Umum danKetenteraman Masyarakat

1. Ketentuan Pelaksanaan

a. Umum

Persyaratan yang harus dimiliki oleh setiappetugas pembina ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat adalah:

14

1) setiap petugas harus memiliki wawasandan ilmu pengetahuan tentang dasar-dasarilmu pembinaan/penyuluhan terutamapengetahuan tentang berbagai bentukPeraturan Daerah dan peraturanperundang-undangan lainnya;

2) dapat menyampaikan maksud dan tujuandengan Bahasa Indonesia yang baikdan benar, serta dapat juga dengan bahasadaerah setempat;

3) menguasai teknik penyampaian informasidan teknik presentasi yang baik;

4) berwibawa, penuh percaya diri,dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi;

5) setiap petugas harus dapat menarik simpatimasyarakat;

6) sanggup menerima saran dan kritikmasyarakat yang ditujukan khususnyakepada Satpol PP dan kepada PemerintahDaerah pada umumnya, serta mampumengindentifikasi masalah dan dapatmemberikan alternatif pemecahan masalahtanpa mengurangi tugas pokoknya;

7) petugas pembina ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat harusmemiliki sifat:a)b)

ulet dan tahan uji;dapat memberikan jawabanyang memuaskan kepada semua pihakterutama yang menyangkut tugaspokoknya;

c) mampu membaca situasi;d) memiliki suri tauladan dan dapat

dicontoh oleh aparat Pemerintah Daerahlainnya;

e) ramah, sopan, santun, dan menghargaipendapat orang lain.

15

b. Khusus

Pengetahuan dasar yang harus dimilikioleh petugas pembina ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat adalah:

1) pengetahuan tentang tugas-tugas pokok PolPP khususnya dan Pemerintahan Daerahpada umumnya;

2) pengetahuan dasar-dasar hukumdan peraturan perundangan-undangan.

3) mengetahui dasar-dasar hukumpelaksanaan tugas Pol PP;

4) mengetahui dasar-dasar ilmu komunikasi;

5) memahami dan menguasi adat istiadatdan kebiasaan yang berlaku di Daerah;

6) memahami dan menguasai, serta mampumembaca situasi yang berpotensi dapatmengganggu kondisi ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat di Daerahbaik di bidang ekonomi, politik, sosialbudaya, dan agama;

7) mengetahui dan memahami dasar-dasarpengetahuan dan dasar hukum pembinaanketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat.

2. Perlengkapan dan Peralatan

a. Surat Perintah Tugas;

b. kelengkapan pakaian yang digunakan;

c. kendaraan operasional;

d. alat pelindung diri;

e. alat-alat perlengkapan lain yang mendukungkelancaran pembinaan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat.

16

3. Tahap, Bentuk, dan Cara Pelaksanaan

Salah satu cara pembinaan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat adalah sosialisasiproduk hukum, terutama Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukum lainnyadalam menjalankan roda pemerintahan di Daerahkepada masyarakat, aparatur, atau badan hukum.Hal tersebut tidak dapat dilaksanakan secarasekaligus, akan tetapi bertahapdan berkesinambungan, sehingga masyarakat,aparatur atau badan hukum akan memahami artipentingnya ketaatan dan kepatuhan terhadapproduk hukum daerah, oleh karena itu di dalamsosialisasi harus memenuhi:

a. penentuan sasaran sosialisasi sepertiperorangan, kelompok, atau badan usaha;

b. penetapan waktu pelaksanaan sosialisasiseperti bulanan, triwulan, semester,dan tahunan, perencanaan dengan penggalanwaktu tersebut dimaksudkan agar tiap kegiatanyang akan dilakukan memiliki limit waktuyang jelas dan mempermudah penilaiankeberhasilan dari kegiatan yang dilakukan;

c. penetapan materi sosialisasi dilakukanagar maksud dan tujuan sosialisasi dapattercapai dengan terarah, selain itu penetapanmateri sosialisasi disesuaikan dengan subjek,objek, dan sasaran sosialisasi;

d. penetapan tempat sosialisasi yang dilakukandapat bersifat formal dan informal, hal tersebutsangat tergantung kepada kondisi di lapangan;

e. penentuan dukungan administrasi;

f. penentuan narasumber.

17

Adapun bentuk dan metode dalam rangka pembinaanketertiban umum dan ketenteraman masyarakattersebut dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu:

1) formal

a) sasaran perorangan:

(1) pembinaan dilakukan dengan caramengunjungi anggota masyarakatyang telah ditetapkan sebagai sasaranuntuk memberikan arahan dan himbauanakan arti pentingnya ketaatan terhadapPeraturan Daerah, Peraturan Walikota,dan produk hukum lainnya;

(2) mengundang/memanggil anggotamasyarakat, aparatur atau badan usahayang perbuatannya telah melanggardari ketentuan Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukumlainnya untuk memberikan arahandan pembinaan bahwa perbuatanyang telah dilakukannya menggangguketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat secara umum;

b) sasaran kelompok:

Pembinaan ketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat dilakukan dengan dukunganfasilitas dari Pemerintah Daerahdengan menghadirkan masyarakat, aparatur,atau badan usaha di suatu gedungpertemuan yang ditetapkan sebagai sasaran,serta narasumber membahas arti pentingnyapeningkatan ketaatan dan kepatuhan terhadapPeraturan Daerah, Peraturan Walikota,dan produk hukum lainnya guna memeliharaketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat.

18

2) informal

Seluruh aparat Pemerintah Daerah khususnyaaparat di bidang penertiban seperti Pol PPmempunyai kewajiban moral untuk menyampaikaninformasi dan himbauan yang terkaitdengan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota,dan produk hukum lainnya kepada masyarakat.

Hal tersebut dapat dilakukan di lingkungankeluarga, tempat tinggal, tempat ibadah, maupundi tempat-tempat lainnya yang memungkinkanuntuk melakukan pembinaan. Metode yangdilakukan dalam pembinaan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat adalah denganmembina saling asah, asih, dan asuh di antaraaparat penertiban dengan masyarakat tanpamengabaikan kepentingan masing-masing dalamrangka peningkatan ketaatan dan kepatuhanmasyarakat terhadap Peraturan Daerahdan Peraturan Walikota. Dengan demikian harapandari Pemerintah Daerah untuk meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam prosespembangunan dalam keadaan tenteram dan tertibdi daerah dapat terwujud.

Selain itu pelaksanaan pembinaan, ketertibanumum, dan ketenteraman masyarakat juga dapatdilakukan dengan memanfaatkan saranadan fasilitas umum yaitu:

a) media massa dan media elektronik seperti radiodan televisi;

b) pembinaan yang dilakukan pada tingkatRukun Tetangga, Rukun Warga, kelurahan,dan kecamatan;

c) tatap muka;

19

d) pembinaan yang dilakukan oleh sebuah timyang khusus dibentuk untuk memberikanarahan dan informasi kepada masyarakatseperti Tim Ramadhan, Tim Ketertiban,Kebersihan, dan Keindahan (K3) dan bentuktim lainnya yang membawa misi PemerintahanDaerah dalam memelihara ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat.

4. Teknis Operasional

Teknis Operasional Pembinaan Ketertiban umum danketenteraman masyarakat dalam menjalankan tugas:a. sebelum menuju lokasi sasaran binaan, petugas

yang ditunjuk lebih dahulu mendapatkan arahandan petunjuk tentang maksud dan tujuanPemerintah/Pemerintah Daerah, termasuk alternatifpemecahan masalah dari pimpinan;

b. mempersiapkan dan mengecek segala kebutuhandan perlengkapan, serta peralatan yang harusdibawa;

c. setiap petugas yang diperintahkan harus dilengkapidengan Surat Perintah Tugas;

d. menguasai dan memahami Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukum lainnya,serta daerah binaan yang dijadikan sasaransebelum dilakukan pembinaan.

Penertiban dilakukan dalam rangka peningkatanketaatan masyarakat, aparatur atau badan usahaterhadap peraturan, tetapi tindakan tersebut hanyaterbatas pada tindakan peringatan dan penghentiansementara kegiatan yang melanggar Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukum lainnya.Sedangkan putusan final atas pelanggaran tersebutmerupakan kewenangan instansi atau pejabatyang berwenang, untuk itu penertiban di sini tidakdapat diartikan sebagai tindakan penyidikan,penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP adalahtindakan non yustisial.

20

Dalam pelaksanaannya baik upaya bimbingandan upaya penertiban, maka:

a. seorang anggota Pol PP dalam setiap pelaksanaantugas juga harus mendengar keluhandan permasalahan anggota masyarakatyang melakukan pelanggaran ketentuan PeraturanDaerah, Peraturan Walikota, dan produk hukumlainnya dengan cara:

1) mendengar keluhan masyarakat denganseksama;

2) tidak memotong pembicaraan orang;

3) menanggapi dengan singkat dan jelas terhadappermasalahannya;

4) jangan langsung menyalahkanide/pendapat/keluhan/perbuatan masyarakat;

5) menjadi pembicara yang baik.

b. setelah mendengar keluhan dari masyarakatyang harus dilakukan adalah:

1) memperkenalkan dan menjelaskan maksuddan tujuan kedatangannya;

2) menjelaskan kepada masyarakat,bahwa perbuatan yang dilakukannya telahmelanggar Peraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnya,jika tidak cukup waktu maka kepada pelanggardapat diberikan surat panggilan atau undanganuntuk datang ke Kantor Satpol PP,untuk meminta keterangan atas perbuatanyang dilakukannya dan diberikan pembinaandan penyuluhan;

3) berani menegur masyarakat atau aparatpemerintah lainnya yang tertangkap tanganmelakukan tindakan pelanggaran ketentuanPeraturan Daerah, Peraturan Walikota,atau produk hukum lainnya;

21

4) jika telah dilakukan pembinaan ternyata masihmelakukan perbuatan yang melanggarKetentuan Peraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnya,maka kegiatan selanjutnya adalah tindakanpenertiban yang dapat dilakukandengan bekerja sama dengan aparat penertibanlainnya serta PPNS.

5. Pembinaan

a. pembinaan tertib pemerintahan:

1) melaksanakan piket secara bergiliran;

2) memberikan bimbingan dan pengawasanterhadap pengamanan kantor;

3) memberikan/memfasilitasi bimbingandan pengawasan, serta membentukpelaksanaan Sistem Keamanan Lingkungan(Siskamling) bagi kelurahan;

4) memberikan bimbingan dan pengawasanadministrasi ketertiban wilayah;

5) melaksanakan kunjungan pengawasandan pemantauan dalam rangka membinapelaksanaan Peraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnya;

6) memberikan pengamanan terhadapusaha/kegiatan yang dilakukan secaramasal, untuk mencegah timbulnya gangguanketertiban umum, dan ketenteramanmasyarakat;

7) melakukan usaha dan kegiatan untukmencegah timbulnya kriminalitas;

8) mengadakan pemeriksaan terhadapbangunan tanpa izin, tempat usaha,dan melakukan penertiban;

22

9) melakukan usaha dan kegiatan dalamrangka menyelesaikan sengketa dalammasyarakat;

10) melakukan berbagai usaha dan kegiatansektoral;

b. pembinaan tertib lingkungan:

1) memberikan bimbingan dan pengawasanterhadap pengambilan pasir batu (galian C)dalam rangka pelestarian lingkungan;

2) memberikan bimbingan dan pengawasanmengenai pengendalian dan penanggulangansampah, dan kebersihan lingkungan dengansasaran pusat-pusat kegiatan masyarakatseperti pasar;

3) memberikan bimbingan dan pengawasanterhadap usaha dan kegiatanyang mengandalkan lingkungan untukmenghasilkan barang produksi;

4) melakukan usaha dan kegitanpenanggulangan bencana alam;

c. pembinaan tertib sosial:

Melakukan usaha kegiatan:

1) preventif melalui penyuluhan, bimbingan,latihan, pemberian bantuan pengawasan,serta pembinaan, baik kepada peroranganmaupun kelompok masyarakatyang diperkirakan menjadi sumbertimbulnya gelandangan, pengemis, dan WanitaTuna Susila (WTS);

2) refresif melalui razia, penampungan sementarauntuk mengurangi gelandangan, pengemis,dan WTS, baik kepada perorangan maupunkelompok masyarakat yang disangka sebagaigelandangan, pengemis, dan WTS;

23

3) mengadakan penertiban agar aktivitas pasardapat berjalan lancar, aman, bersih, dan tertib;

4) melakukan kerja sama dengan OrganisasiPerangkat Daerah (Perangkat Daerah terkaitdan aparat keamanan dan ketertiban kawasanlahan/parkir;

5) melakukan pengawasan dan penertibanterhadap para pelanggar Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukum lainnya.

6. Administrasi

a. persiapan

1) penetapan sasaran, waktu, dan objekyang akan diberikan pembinaan;

2) penetapan tempat, bentuk, dan metodepembinaan;

3) mengadakan survey lapangan;

4) mengadakan koordinasi dengan PerangkatDaerah terkait terkait dan aparat keamanandan ketertiban lainnya;

5) penyiapan administrasi pembinaan sepertidaftar hadir, surat perintah, surat teguran,dan surat panggilan terhadap masyarakatyang melakukan pelanggaran PeraturanDaerah, Peraturan Walikota dan produkhukum lainnya;

6) pimpinan kegiatan memberikan arahandan menjelaskan maksud dan tujuankepada anggota tim yang bertugasmelakukan pembinaan;

b. pelaksanaan

1) sebelum menuju sasaran bagi anggotaSatpol PP yang bertugas melakukanpembinaan terlebih dahulu memeriksakelengkapan administrasi peralatandan perlengkapan yang akan dibawa;

24

2) pelaksanaan pembinaan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakatyang berhubungan dengan lingkup tugasperlu dikoordinasikan dengan PerangkatDaerah terkait;

3) bentuk koordinasi ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat di Daerahdilakukan sesuai dengan keperluan:

a) melalui rapat koordinasi denganPerangkat Daerah terkait;

b) rapat koordinasi pelaksanaan;

c) penerapan sanksi kepada pelanggarsesuai dengan kewenangan;

4) pembinaan yang dilakukan melaluipanggilan resmi maupun surat teguran,setelah ditanda tangani oleh penerima,maka petugas segera menjelaskan maksuddan tujuan panggilan. Pemberian tegurantersebut 1 (satu) berkas diserahkankepada penerima dan 1 (satu) berkas lagisebagai arsip untuk memudahkanpengecekan;

5) pembinaan yang dilakukan secara tatapmuka langsung wawancara, bagi petugaspembina harus mempedomani teknik-teknikberkomunikasi dengan memperhatikan sikapdan sopan santun dalam berbicara;

6) pembinaan yang dilakukan melaluiforum disesuaikan dengan maksuddan tujuan pertemuan tersebutdengan dibuatkan notulen atau hasilpembahasan/pembicaraannya;

25

c. evaluasi1) setelah pelaksanaan kegiatan pembinaan

ketenteraman dan ketertiban, baik yangdilakukan secara rutin, insidentil, maupunoperasi gabungan segera melaporkannyakepada Kepala Satpol PP dan dari KepalaSatpol PP yang memerintahkan dapatmelaporkan kepada Walikota;

2) mengecek keberhasilan tujuan kegiatandan menjelaskan hambatan kepada KepalaSatpol PP yang memerintahkan tentangyang hambatan/kendala yang ditemuidi lapangan untuk dicari solusinya.

3) menyusun laporan hasil pelaksanaankegiatan sekaligus dengan hasil evaluasinya.

B. Pelaksanaan Penanganan Unjuk Rasa dan KerusuhanMassa

1. ruang lingkup

a) unjuk rasa dalam keadaan damai

Unjuk rasa dapat berupa demonstrasi, pawai,rapat umum, ataupun mimbar bebas.Unjuk rasa umumnya telah diberitahukanterlebih dahulu kepada pihak kepolisian.Selanjutnya dari pihak kepolisianmemberitahukan kepada Kepala Satpol PP.

b) kerusuhan massaKeadaan yang dikategorikan kerusuhan massaadalah:1) massa perusuh telah dinilai melakukan

tindakan yang sangat menggangguketertiban umum serta melakukankekerasan yang membahayakan keselamatanjiwa, harta, dan benda antara lain:

a) merusak fasilitas umum dan instalasipemerintah;

26

b) melakukan pembakaran benda-bendayang mengakibatkan terganggunya aruslalu lintas;

c) melakukan kekerasan terhadaporang/masyarakat lain.

2) massa perusuh menunjukkan sikapdan tindakan yang melawan perintahpetugas/aparat pengamanan antara lain:

a) melewati garis batas yang telah diberikanpetugas;

b) melakukan tindakan kekerasan/anarkiskepada petugas pengamanan;

2. pelaksanaan

a. penanganan unjuk rasa dalam keadaan damai

1) persiapan:

a) memakai Pakaian Dinas Lapangan (PDL);

b) menyiapkan perlengkapan perorangan;

c) menyiapkan daftar petugas dan SuratPerintah Pengamanan;

d) Komandan Operasi memberikan arahansingkat perihal:

(1) lokasi;

(2) rute yang ditempuh;

(3) situasi yang mungkin dihadapi;

(4) tindakan yang dibenarkan untukdilakukan.

2) pelaksanaan

a) koordinasi

Kepala Satpol PPmelaporkan/memberitahukan kepadaWalikota, melakukan koordinasidengan aparat pengamanan Iainnya

27

di lapangan seperti dengan pihakkepolisian atau aparat lainnya tentang:

(1) jumlah massa yang melakukanunjuk rasa;

(2) rute yang akan dilalui;

(3) kegiatan yang dibenarkan dilakukanpengunjuk rasa;

(4) waktu yang disediakan;

(5) lokasi unjuk rasa.

b) isolasi

(1) anggota operasi Satpol PP bersamapihak kepolisian untuk memisahkanpengunjuk rasa dengan massapenonton;

(2) tidak dibenarkan melakukantindakan paksa atau cara kekerasan;

(3) anggota Satpol PP tetap dalam ikatanoperasi.

c) negosiasi dan penanganan

(1) anggota operasi Satpol PP bersamapihak kepolisian untuk melakukanpengamanan;

(2) tidak dibenarkan melakukan upayapaksa;

(3) bersikap simpatik dan tetapberwibawa.

3) laporan hasil kegiatan

Membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindakan segera;

b. penanganan kerusuhan massa

1) persiapan

a) memakai Pakaian Dinas Lapangan;

28

b) menyiapkan perlengkapan yangdiperlukan;

c) menyusun daftar petugas dan SuratPerintah Pengamanan;

d) Komandan Operasi memberikan arahansingkat perihal tindakanyang dibenarkan untuk dilakukan;

2) pelaksanaan

a) Komandan Operasi melakukankoordinasi dengan pihak kepolisiantentang langkah-langkah tindakanyang akan dilakukan;

b) anggota Satpol PP yang sifatnya sebagaitenaga pendukung/bantuan hanyamelakukan tindakan sesuai koordinasipihak kepolisian;

c) tidak dibenarkan melakukan tindakandi luar kendali pimpinan lapangan;

3) laporan hasil kegiatan

Membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindakan segera.

B1. Pengawalan Pejabat/Orang-orang Penting

1. ruang lingkup

Pengawalan terhadap para pejabat/VIP dilakukandengan cara:

a. pengawalan dengan sepeda motor;

b. pengawalan dengan kendaraan mobil;

2. pelaksanaan

a. pengawalan dengan sepeda motor1) persiapan

a) memakai Pakaian Dinas Lapangan II(PDL II);

29

b) menyiapkan perlengkapan yangdiperlukan:

(1) perlengkapan perorangan, helm,pentungan, borgol dan dapatdiperlengkapi dengan senjata api(bagi yang mempunyai izin);

(2) kendaraan khusus dilengkapidengan sirine, lampu perhatian(lampu sorot), megaphone, dan alatkomunikasi;

c) menyusun jadwal, daftar petugas,dan Surat Perintah Pengawalan;

2) pelaksanaana) 2 (dua) sepeda motor dalam keadaan

siap bergerak pada posisi berjajar,dan pengawal berdiri disamping sepedamotor;

b) pejabat/VIP sudah berada didalamkendaraan dan siap menerima laporankesiapan dari pengawal;

c) Komandan Operasi menuju keajudanmenyampaikan laporan siap melakukanpengawalan;

d) sepeda motor berjajar dengan sepedamotor lainnya berangkat menuju tujuan;

e) selama perjalanan lampu dinyalakandan sirine hidup;

f) tiba di tujuan:

(1) sebelum berhenti berikantanda/isyarat pelan;

(2) berhenti dan parkir di tempatyang aman;

g) selesai acara akan kembali ke kantor:

(1) sepeda motor telah siap;

30

(2) Komandan Operasi laporanke ajudan siap pengawalan,selanjutnya pengawalan samadengan waktu perjalanan menujutujuan;

h) tiba di kantor:

setelah sepeda motor di parkir,Komandan Operasi laporan kepadaajudan bahwa pengawalan telah selesaidilaksanakan;

3) laporan hasil kegiatan

a) membuat laporan tertulis;

b) membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindaksegera;

b. pengawalan dengan kendaraan mobil

1) persiapan

a) memakai Pakaian Dinas Lapangan II(PDL.II);

b) menyiapkan perlengkapan yangdiperlukan:

(1) perlengkapan perorangan, helm,pentungan, borgol, tameng dan dapatdiperlengkapi dengan senjata api(bagi yang mempunyai izin);

(2) kendaraan khusus dilengkapidengan sirine, lampu perhatian(lampu sorot), megaphone, dan alatkomunikasi;

c) menyusun jadwal, daftar petugas,dan Surat Perintah Pengawalan;

2) pelaksanaan

a) pengemudi lapor kepada KomandanOperasi tentang kesiapan kendaraan;

31

b) Komandan Operasi menyiapkan regunya6 (enam) orang untuk naik ke kendaraandan siap melakukan pengawalan;

c) Komandan Operasi menuju ke ajudandan melaporkan kesiapannya untukmelakukan pengawalan;

d) Komandan Operasi naik ke kendaraanduduk bersebelahan dengan pengemudi,dan memerintahkan pengemudi untukmenjalankan kendaraan;

e) Selama perjalanan lampu dinyalakandan sirine hidup;

f) tiba ditujuan:

(1) sebelum berhenti berikantanda/isyarat pelan;

(2) berhenti dan parkir ditempatyang aman;

(3) Anggota Operasi turun dan menyebarmelakukan pengawalan;

g) selesai acara akan kembali ke kantor:

(1) kendaraan dan Anggota Operasitelah siap;

(2) Komandan Operasi laporanke ajudan siap pengawalan,selanjutnya pengawalan samadengan waktu perjalanan menujutujuan;

h) tiba di kantor:

setelah kendaraan berhenti, seluruhAnggota Operasi turun, KomandanOperasi laporan kepada ajudan bahwapengawalan telah selesai dilaksanakan;

32

3) laporan hasil kegiatan

a) membuat laporan tertulis sesuai formatyang tersedia;

b) membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindaksegera.

C. Penjagaan Aset Daerah dan Tempat-tempat Penting

1. Ruang LingkupPenjagaan tempat-tempat penting yang perludilakukan oleh Satpol PP antara lain:

a. Rumah Dinas Walikota dan pejabat PemerintahDaerah;

b. Balaikota Bogor dan sekitar ruang kerja pejabatPemerintah Daerah;

c. lokasi kunjungan kerja pejabatPemerintah/Pemerintah Daerah;

d. tempat kedatangan dan tempat tujuantamu/delegasi VIP;

e. gedung/aset daerah dan tempat penting;

f. upacara dan acara penting;

2. pelaksanaan

a. Rumah Dinas Walikota dan PejabatPemerintah Daerah

1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait.

2) pelaksanaan

merencanakan penyusunan jadwaldan petugas yang akan melakukan tugasdi rumah dinas meliputi:

33

a) membuat Berita Acara Pelimpahan Tugasdengan petugas jaga penggantiyang ditandatangani oleh yangmelimpahkan dan yang menerimapelimpahan tugas;

b) mencatat dan mengenali identitas setiaptamu yang berkunjung;

c) melakukan pengaturan lalu lintasdi sekitar pintu gerbang pada saatpejabat/tamu keluar masuk lingkunganrumah dinas;

d) mencatat identitas, logat bicara/dialek,suara-suara lain yang terdengar,serta pesan yang disampaikanoleh penelpon;

e) mencatat kejadian-kejadianpenting/menonjol selama melakukantugas jaga;

f) melakukan pengawasan dan pengecekanterhadap petugas pelayananseperti petugas telepon, PDAM, listrik,dan lain-lain;

g) melakukan pengawasan dan pengecekansecara intensif disetiap tempatyang tersembunyi dan kurang mendapatperhatian;

h) menjaga dan menertibkanpara pedagang, penjaja barangatau sejenisnya, serta para pencarisumbangan (perorangan, yayasan,dan lain-lain);

3) laporan hasil kegiatan

membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera.

34

b. Balaikota Bogor dan Sekitar Ruang KerjaPejabat Pemerintah Daerah

1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait;

2) pelaksanaan

a) melakukan pengamanan dan penjagaandi lingkungan Balaikota dan ruang kerjapejabat Pemerintah Daerah;

b) melakukan koordinasi dengan petugasrumah tangga Walikota dan/atau pejabatyang bersangkutan;

c) melakukan pencatatan jadwal kegiatanWalikota dan/atau pejabat pada hariyang bersangkutan dan kegiatanyang akan dilaksanakan dalam waktu1 (satu) minggu yang akan datang;

d) memberikan pelayanan penunjanglainnya kepada pejabat tersebut apabiladiperlukan;

e) mengawasi dan mengenali identitassetiap tamu yang berkunjung;

f) melakukan pengawasan dan pengecekansecara intensif setiap tempatyang tersembunyi dan kurang mendapatperhatian;

g) menjaga dan menertibkan para pedagangpenjaja barang atau sejenisnyadan para pencari sumbangan(perorangan, yayasan, dan lain-lain);

35

h) mengingatkan kepada petugas terkaituntuk melakukan pengecekan kembaliterhadap instalasi listrik, air,pemadam kebakaran, pendinginruangan, tempat penyimpanandokumen/arsip, dan lain-lain,setelah pejabat yang bersangkutanmeninggalkan tempat;

i) melaksanakan penjagaan sesuaidengan jam yang ditentukan;

3) laporan hasil kegiatan

membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera.

c. lokasi Kunjungan Kerja PejabatPemerintah/Pemerintah Daerah

1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait;

2) pelaksanaan

a) melakukan pemeriksaan pendahuluanterhadap objek dan benda-bendayang terdapat di sekitar lokasikunjungan kerja pejabat;

b) melakukan pengamatan danpenganalisaan terhadap situasidan kondisi di sekitar lokasi kunjungankerja pejabat;

c) melakukan pengawasan dan pengecekansecara intensif setiap tempatyang tersembunyi dan kurang mendapatperhatian di lingkungan lokasikunjungan pejabat;

36

d) mengawasi dan mencermatikejadian-kejadian yangpenting/menonjol di sekitar lokasikunjungan kerja pejabat;

e) melaporkan kepada aparatkeamanan/polisi terdekat, apabilamenemukan barang yang dicurigaidan diperkirakan berupa bom/bahanpeledak dan tidak sekali-kalimemegang/menyentuh, serta melokalisirdan memberi tanda pada tempatyang dicurigai tersebut;

f) mengawasi dan mengenali setiap orangyang berada di lokasi kunjungan kerjapejabat;

g) melakukan koordinasi dengan pihakprotokoler berkenaan dengan jenis dansifat kegiatan, serta susunan acara yangakan dilaksanakan;

h) melakukan koordinasi dengan panitiapenyelenggara atau pihakyang bertanggung jawab melaksanakankegiatan tersebut berkenaandengan jumlah dan daftar tamuundangan yang akan diundangmenghadiri acara dimaksud;

i) melakukan koordinasi dengan/antarunsur pengamanan lainnya denganmenggunakan alat komunikasi yang ada;

j) saling memberikan informasi dalammelakukan tugas penjagaan di lapangan;

3) laporan hasil kegiatan

membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera;

37

d. tempat kedatangan dan tempat tujuanTamu/Delegasi VIP

1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait;

2) pelaksanaan

a) melakukan penjagaan di lingkungantempat kedatangan dan tempat tujuantamu/delegasi;

b) melakukan pemeriksaan pendahuluanterhadap objek dan benda-bendadi lingkungan tempat kedatangandan tempat tujuan, sebelum paratamu/delegasi tiba di lokasi;

c) melakukan pengamatan danpenganalisaan terhadap situasidan kondisi di lingkungan tempatkedatangan dan tempat tujuan;

d) melakukan pengawasan dan pengecekansecara intensif setiap tempatyang tersembunyi dan kurang mendapatperhatian;

e) mengawasi dan mencermatikejadian-kejadian yangpenting/menonjol di tempat kedatangandan tempat tujuan;

f) melaporkan kepada aparatkeamanan/kepolisian terdekat,apabila menemukan barangyang dicurigai dan diperkirakan berupabom/bahan peledak dan tidak sekali-kalimemegang/menyentuh, serta melokalisirdan memberi tanda pada tempatyang dicurigai;

38

g) mengawasi dan mengenali setiap tamuundangan dan orang-orang yang beradadi lingkungan tempat kedatangandan tempat tujuan;

h) melakukan koordinasi dengan pihakprotokoler berkenaan dengan jenisdan sifat kegiatan, serta susunan acarayang akan dilaksanakan;

i) melakukan koordinasi dengan panitiapenyelenggara atau pihakyang bertanggung jawab melaksanakankegiatan tersebut berkenaandengan jumlah dan daftar tamuundangan yang akan diundangmenghadiri acara dimaksud;

j) melakukan koordinasi dengan/antarunsur pengamanan lainnya denganmenggunakan alat komunikasi yang ada;

k) saling memberikan informasi dalammelakukan tugas penjagaan di lapangan;

3) laporan hasil kegiatan

Membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera;

e. penjagaan gedung/aset Daerah dan tempatpenting1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait.

2) pelaksanaan

a) menyusun rencana jadwal pengawasanserta jenis gedung/aset besertalokasinya;

39

b) merencanakan dan menyiapkan petugasjaga;

c) melakukan koordinasi dengan pihakketiga dan pengelola gedung/aset;

d) melakukan komunikasi secara teraturdan berkesinambungan dengan petugasterkait pada Perangkat Daerah terkaitatau pengelola gedung/aset;

e) merencanakan dan menyiapkan saranadan fasilitas perlengkapanyang digunakan untuk memonitorgedung/aset.

3) laporan hasil kegiatan

membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera;

f. upacara dan acara penting

1) persiapan

a) memakai PDL;

b) melakukan kerja sama dengan PerangkatDaerah terkait.

2) pelaksanaan

a) merencanakan dan menyiapkan petugasyang akan menjaga di lingkungan tempatupacara/acara penting;

b) melakukan pemeriksaan pendahuluanterhadap objek dan benda-bendadi sekitar lokasi sebelum acara dimulai;

c) melakukan koordinasi pengaturanlalu lintas di sekitar lokasi;

d) mengarahkan pengemudi kendaraanbermotor peserta upacara menujutempat parkir yang disediakan;

40

e) melakukan penertiban terhadap parapedagang penjaja barang atau sejenisnyadi lokasi;

f) melakukan pengamatan danpenganalisaan terhadap situasidan kondisi di sekitar lokasi sebelumacara dimulai;

g) melakukan pengawasan dan pengecekansecara intensif setiap tempatyang tersembunyi dan kurang mendapatperhatian di lingkungan lokasi;

h) mengawasi dan mencermatikejadian-kejadian yangpenting/menonjol di sekitar lokasi;

i) melaporkan kepada aparatkeamanan/kepolisian terdekat,apabila menemukan barangyang dicurigai dan diperkirakan berupabom/bahan peledak dan tidak sekali-kalimemegang/menyentuh serta melokalisirdan memberi tanda pada tempatyang dicurigai;

j) mengawasi dan mengenali terhadapsetiap para tamu undangandan orang-orang yang berada di lokasi;

k) melakukan koordinasi dengan panitiapenyelenggara atau pihakyang bertanggung jawab melaksanakankegiatan tersebut berkenaandengan jumlah dan daftar tamuundangan yang akan diundangmenghadiri acara dimaksud;

l) melakukan koordinasi dengan/antarunsur pengamanan lainnya denganmenggunakan alat komunikasi yang ada;

m) saling memberikan informasi dalammelakukan tugas penjagaan di lapangan.

41

3) laporan hasil kegiatan

membuat laporan langsung terhadapkejadian yang memerlukan tindak segera.

D. operasional patroli

1. ketentuan dalam pelaksanaan

a. umum

Beberapa persyaratan penting yang harusdimiliki oleh setiap petugas patroli:

1) memiliki kewibawan yang tercermindalam jiwa pengabdian yang penuh etikadengan rasa tanggung jawab;

2) dalam melaksanakan tugas harus dapatmenarik rasa simpati masyarakat;

3) memberikan pelayanan sebaik-baiknyakepada masyarakat tanpamengenyampingkan tugas pokokyang dilaksanakan;

4) setiap petugas harus memahami tugaspokoknya, peka terhadap situasi lingkungan,dan arif dalam menangani suatu peristiwa,serta dapat melaporkannya dengan benar;

5) memiliki sifat tertentu antara lain:

a) ulet dan tahan uji;

b) memiliki sifat ingin tahu;

c) memiliki pengetahuan tentang tugasnyadan diharapkan dapat menjawab semuapertanyaan yang datang darimasyarakat;

d) menyadari bahwa tugas adalah berasaldari pemerintah;

e) mampu memahami serta menampunghal-hal yang merupakankeinginan/aspirasi masyarakat;

42

f) ramah, sopan, dan santunserta menghargai setiap orang;

6) perlunya dibuat pos-pos Satpol PPuntuk melaksanakan kegiatannya di tempatkeramaian seperti pasar dan pertokoan;

b. khusus

Beberapa pengetahuan dasar yang harus dimilikisetiap petugas patroli:

1) pengetahuan tugas pokok Satpol PP;

2) pengetahuan dasar hukum dari suatutindakan atau kegiatan yang dilandasiPeraturan Daerahnya;

3) pengetahuan dan penguasaan tentang suatudaerah/wilayah misalnya:

a) letak dan wilayah tersebut;

b) gedung-gedung pemerintah dan instansivital;

c) jalan-jalan, lorong, dan gang-gang;

d) jenis usaha masyarakat, pekerjaan,dan keadaan ekonomi masyarakat;

e) pejabat-pejabat pemerintah danorang-orang penting;

f) keadaan ketertiban;

g) pengetahuan tentang sumber-sumberpenyebab dari segala macam bentukgangguan ketenteraman dan ketertibanantara lain:

(1) segala bentuk yang terkait denganpenyakit masyarakat.

(2) lokasi-lokasi yang dijadikan sebagaitempat pelacuran (Wanita TunaSusila (WTS)/lokasinya).

43

(3) tempat-tempat hiburan (bar/nightclub, cafe, diskotik, dan lain-lainnya);

(4) tempat-tempat usaha yangmempunyai dampak negatif terhadaplingkungan;

(5) lokasi-lokasi yang dijadikan sebagaitempat aktivitas Pedagang Kaki Lima(PKL);

(6) lokasi-lokasi yang dijadikan sebagaitempat aktivitas anak jalanan,gelandangan, dan pengemis;

c. petunjuk dalam patroli

1) sebelum petugas berangkat patroli wajibmemeriksa semua kelengkapan sesuaiketentuan petunjuk yang diberikanpimpinan;

2) untuk patroli berjalan kaki:

a) tugas patroli dimulai sejak keluardari kantor;

b) dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang;

c) patroli pada siang hari sebaiknyadi daerah pasar dan pertokoanyang dianggap rawan;

d) usahakan untuk mengenal daerahpatroli;

e) dalam melaksanakan patroli perhatianharus ditujukan kepada hal-halyang menyangkut dengan PeraturanDaerah serta dicatat untuk dilaporkankepada pimpinan;

f) dalam hal tertentu diwajibkanuntuk bertindak segera yaitu:

(1) dalam hal pelanggaran ketertibanumum;

44

(2) terjadinya kebakaran;

(3) bencana alam;

g) walaupun setiap patrolidituntut/diharuskan untuk beranimengambil prakarsa sendiri dalammelaksanakan tugasnya, akan tetapitindakannya itu harus didasarkankepada norma-norma dan peraturanyang berlaku.

3) untuk patroli dengan kendaraan bermotor:

a) ketentuan dan petunjuk untuk patroliberjalan kaki berlaku pula bagi patrolidengan kendaraan bermotor;

b) patroli kendaraan bermotor dilakukandengan:

(1) berkendara sepeda motor;

(2) berkendara mobil;

c) persiapan sebelum berangkat patroliwajib memeriksa kelengkapan kendaraansebagai berikut:

(1) bensin dan oli;

(2) ban roda;

(3) perkakas kendaraan termasukdongkrak/kunci roda dan lain-lain;

(4) rem, air accu, dan lain-lain;

(5) perlengkapan perorangan sesuaiketentuan;

4) beberapa ketentuan tentang patrolidengan kendaraan bermotor terhadapperaturan Ialu lintas:

a) beri contoh yang baik kepada pemakaijalan yang lainnya;

b) taati peraturan lalu lintas;

45

c) jalankan kendaraan dengan kecepatanyang semestinya;

d) jangan membunyikan klakson/sirine jikatidak sangat perlu sekali;

e) jangan menggunakan sorotan-sorotanlampu yang berlebihan pada malam hari;

5) jika ditemui suatu kejadianatau penyimpangan terhadap PeraturanDaerah (seperti bangunan liar, pedagangberjualan tidak pada tempatnya,tempat usaha yang mengganggulingkungan/ketertiban umum maupun tidakmempunyai surat izin usaha tempat usaha,dan lainnya yang bersifat menggangguketertiban umum):

a) mengambil langkah-langkahatau tindakan pertama berupapenyuluhan, teguran, dan peringatan.Dalam hal penyimpangan/ pelanggaranyang dilakukan berulang dapatdilakukan tindakan penertiban secararepresif;

b) mencatat dan apabila diperlukanmelaporkan pada pimpinan;

c) memperhatikan segala sesuatuyang berhubungan dengan penyakitmasyarakat:

(1) apakah terdapatgelandangan/pengemis/anak jalananyang beroperasi di jalan-jalandengan meminta-minta uang kepadapengendara kendaraan bermotor;

(2) apakah terdapat para WTS di jalanpada malam hari;

46

(3) apakah terdapattempat-tempat/orang-orang yangmenjual minuman keras secaraterbuka dan lainnya.

6) komunikasi sosial dalam rangka tugaspatroli dapat dilaksanakan dalam bentuktatap muka dengan perorangan, kelompok,dan massa. Komunikasi sosial dilaksanakanbersifat:

a) penerangan artinya memberikanpenerangan agar lawan bicaramengetahui dan mengerti tentangsesuatu hal misalnya penerangantentang tugas pokok Satpol PP;

b) penyuluhan dan bimbingan, dalam halini diperlukan pengetahuan tentangPeraturan Daerah, Peraturan Walikota,dan produk hukum lainnya, petugasharus memberikan penyuluhandan pengetahuan (sosialisasi) tentangperaturan yang ada yang menyangkutdengan kewajiban sebagai orang warganegara yang baik misalnya:

(1) bagi PKL tidak dibenarkan berjualandi atas trotoar, badan-badan jalan,dan jalur hijau;

(2) setiap pengusaha harus memilikisurat izin tempat usahayang dikeluarkan PemerintahDaerah;

(3) setiap orang yang mendirikanbangunan harus mempunyai IzinMendirikan Bangunan (IMB);

(4) memberikan penyuluhan tentangsegala sesuatu yang menyangkutdengan K3 kota;

47

(5) memberikan penyuluhan tentanghal-hal lain yang sifatnya untukmenegakkan Peraturan Daerahdan menjaga ketertiban umum.

c) penggalangan

Dalam hal ini, petugas berkewajibanuntuk mengajak masyarakat agarmentaati aturan yang ada, sadarakan kewajibannya untuk membayarpajak, serta turut menjagadan menciptakan K3 kota;

7) petunjuk khusus tentang teknik-teknikberkomunikasi

a) menjadi pembicara yang baik;

b) menegur seseorang atau mengucapkansalam menurut adat kebiasaanyang berlaku dengan suara yang wajardan sikap yang ramah;

c) mengenalkan diri secara lengkap;

d) mengemukakan apa yang diharapkandari orang yang dihadapi;

e) memberi kesempatan orang untukberbicara;

f) menjadi pendengar yang bijaksana;

g) mendengar pembicaraan orangyang dihadapi dengan seksama;

h) tidak memotong pembicaraan mereka;

i) menghadapi dengan singkatpembicaraan mereka;

j) menunjukan contoh tauladan dari sikapdan perilaku sehari-hari sebagai Pol PPyang baik;

48

2. bentuk dan caraa. bentuk-bentuk patroli

tugas patroli dapat dilaksanakan dalam bentuksebagai berikut:1) patroli pengawasan

yaitu melakukan pengawasandan pengamatan suatu daerah tertentudalam jangka waktu 24 (dua puluh empat)jam.

2) patroli khususyaitu dalam rangka pelaksanaan tugasyang bersifat refresif.

b. cara patroliSesuai dengan situasi dan kondisi Daerah,sasaran yang ada, serta tugas dan tujuan,maka cara-cara yang dapat digunakanuntuk melaksanakan tugas patroli adalah:1) patroli berjalan kaki

patroli ini dilaksanakan pada tempat-tempatyang tidak dimungkinkan dilaluioleh kendaraan bermotor. Patroli berjalankaki ini lebih memungkinkan untuk menjalinhubungan dengan masyarakat dalam rangkasosialisasi dan pelayanan masyarakat;

2) patroli bersepeda motorpatroli ini diperlukan untuk mengamatidan mengawasi suatu wilayah,serta memberi bantuan kepada patroliberjalan kaki dalam wilayah yang lebih luas.

3) patroli kendaraan roda empat atau lebih

patroli ini diperlukan untuk mengamatidan mengawasi suatu wilayah,serta memberi bantuan kepada patrolibersepeda motor dalam wilayah yang lebihluas dan perlu tenaga operasional yang lebihbanyak.

49

3. perlengkapan/peralatana. perlengkapan/peralatan perorangan terdiri dari:

1) PDL;

2) kartu identitas;

3) buku saku dan alat tulis;

4) topi/helm;

5) kopelrim;

6) borgol;

7) alat pelindung diri (senjata api/senjata tajambagi yang mempunyai izin, dan lain-lain);

b. perlengkapan/peralatan patroli berjalan kakiterdiri dari:

1) perlengkapan perorangan;

2) alat komunikasi;

c. perlengkapan/peralatan patroli bersepeda motorterdiri dari:

1) perlengkapan perorangan;

2) sepeda motor dinas yang dipergunakanuntuk kepentingan dinas denganperlengkapan:

a) Surat Izin Mengemudi (SIM);

b) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK);

c) peralatan kunci;

3) alat komunikasi;

d. perlengkapan/peralatan patroli kendaraan rodaempat terdiri dari:1) perlengkapan perorangan;2) kendaraan dengan perlengkapan:

a) SIM (bagi pengemudinya);b) STNK;

50

c) kotak Pertolongan Pertama padaKecelakaan (P3K);

d) kunci-kuncl dan dongkrak;e) alat pemadam kebakaran;

3) alat komunikasi;4. pelaksanaan

a. perencanaan patroli

perencanaan tugas patroli harus dibuat denganmemperhatikan:

1) keseimbangan antara cara dan saranadengan sasarannya;

2) terlaksananya kerja sama Satpol PP denganmasyarakat, sehingga pelaksanaannya dapatmencapai daya guna dan hasil guna;

3) sebab dan akibat yang timbulyang memungkinkan Pol PP harus bertindaksebaiknya dapat diketahui terlebih dahulu,terjadinya pelanggaran yang dapatmenimbulkan gangguan terhadap ketertibanumum dan ketenteraman masyarakatmerupakan akibat dari suatu sebab,oleh karenanya setiap perencanaan, tugaspatroli harus didasarkan kepada perkiraankeadaan;

4) perencanaan tugas patroli harus disesuaikandengan tugas pokok Satpol PP dan peraturanyang berlaku, serta mengemban misiuntuk mensosialisasikan berbagai peraturanperundang-undangan kepada masyarakatdalam meningkatkan ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat;

5) hal-hal mendasar lainnya yang harusdiperhatikan dalam perencanaan patroliadalah sebagai berikut:

51

a) untuk setiap tugas patroli harus dibuatSurat Perintah atau Surat Keputusanyang ditanda tangani oleh KepalaSatpol PP, yang mencantumkan jumlahdan nama serta pangkat berikut NomorInduk Pegawai (NIP) personil patroliyang akan diberangkatkan;

b) untuk tugas-tugas khusus diberikanketentuan tentang tugas pokokyang harus dilakukan, disamping itudiadakan pembatasan terhadap personilpatroli untuk menjaga disiplin;

c) setelah kembali dari patroli,kepala patroli yang ditunjuk harusmelapor kepada Kepala Satpol PP;

d) ketentuan perlengkapan dan alatkomunikasi harus disesuaikan dengansituasi dan kondisi daerah, serta sifatdan tujuan penugasan patroli;

b. pelaksanaan bentuk-bentuk patroli

1) patroli

a) patroli biasanya dilaksanakan dalamkota;

b) penugasan patroli cukup dicantumkandalam jadwal patroli pada buku mutasi;

c) tugas patroli harus dilakukan denganseksama dan teliti, setiap tugas patroliharus senantiasa memperhatikan,apa yang harus didengar dan dilihat,supaya dapat mengambil kesimpulanapa yang harus dilakukanatau dilaporkan kepada pimpinan;

d) setiap kejadian harus dicatat di buku;

e) tugas patroli dapat dilakukan dengansistem sebagai berikut:

52

(1) patroli blok yaitu patroliyang dilakukan dengan berjalankaki terhadap suatu tempatyang dianggap merupakan tempatyang rawan tehadap ketertibanumum;

(2) patroli kawasan yaitu patroliyang dilakukan dengan kendaraanbermotor karena daerahnya lebihluas, misalnya satu kecamatan,bertujuan melakukan kontroldan pengecekan terhadap segalasesuatu yang berhubungan denganketertiban umum;

(3) patroli kota yaitu pengawasanterhadap kota menyangkutketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat, serta penegakanPeraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnyayang terdapat di seluruh wilayahkota;

2) patroli pengawasan

a) patroli pengawasan adalah penugasanpatroli yang bersifat inspeksidan diselenggarakan menurutkebutuhan untuk memantau keadaanDaerah atau beberapa tempatyang menurut perkiraan akan timbulnyagangguan terhadap ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat,serta upaya penegakan PeraturanDaerah, Peraturan Walikota, dan produkhukum lainnya;

53

b) tugas dari patroli adalah:

(1) pemeliharaan, pengawasan,penertiban ketertiban umum, danketenteraman masyarakat,penegakan Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produkhukum lainnya;

(2) melaksanakan pembinaanmasyarakat;

(3) memberikan penerangan kepadamasyarakat tentang hal-halyang mengenai tugas dan fungsiSatpol PP;

(4) mensosialisasikan kebijakanPemerintah yang terkait dengantugas Pol PP, serta menampungsaran-saran dari masyarakatyang berkaitan dengan kebijakanpemerintah;

3) patroli khusus

a) patroli khusus adalah penugasan patroliyang diperintahkan secara khususoleh Kepala Satpol PP yang bersifatrepresif atau penindakan di lapangansesuai tuntutan atau kebutuhanyang ada dalam upaya penegakanketertiban umum;

b) tugas dari patroli adalah:

(1) melakukan penindakan (penertiban)terhadap semua pelanggaranketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat dan Peraturan Daerah;

54

(2) menindaklanjuti semua laporan,pengaduan, dan perintah khususdari pimpinan untuk melakukanpenindakan terhadap masyarakatyang nyata-nyata melanggarketertiban umum dan ketenteramanmasyarakat dan Peraturan Daerah;

5. administrasia. surat perintah/surat keputusan

setiap pelaksanaan patroli harus dilengkapiSurat Perintah/Surat Keputusan yangdikeluarkan oleh Kepala Satpol PP;

b. daftar petugas patrolidalam Surat Perintah/Surat Keputusan harusdicantumkan nama-nama anggota yang ditunjukuntuk melaksanakan patroli;

c. laporan hasil tugas patroliapabila telah selesai atau kembali dari tugas,segera membuat laporan tugas patroli kepadaKepala Satpol PP.

E. Penegakan Peraturan Daerah1. secara teknis

a. proses penegakan Peraturan Daerahyang dilakukan oleh Satpol PP dan PPNSpada prinsipnya hampir sama dengan yangdilakukan oleh penyidik Polri;

b. baik PPNS maupun penyidik Polridalam menyelesaikan kasus menitikberatkankepada pencarian kebenaran dan penyelesaianyang objektif tanpa ada intervensi dari pihakmanapun;

c. perbedaan dari tugas PPNS dan penyidik Polriadalah terletak pada kewenangannyamasing-masing sesuai dengan bidang tugasyang menjadi dasar hukumnya.

55

2. penggolongan

Kegiatan-kegiatan pokok dalam rangka penyelesaiankasus pelanggaran Peraturan Daerahyang dilakukan oleh Satpol PP sebagai PPNS dapatdigolongkan sebagai berikut:

a. dimulainya penyelidikan;

b. penyidikan;

c. pemeriksaan;

d. penindakan;

e. penyelesaian, penyegelan, dan penyerahanberkas perkara (tilang);

3. pelaksanaan

diketahuinya pelanggaran Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban urnum)yang dilakukan adalah:

a. penyelidikan

1. pada prinsipnya PPNS berdasarkanPasal 149 Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (atas kuasaundang-undang) memiliki kewenanganuntuk melakukan penyelidikan;

2. PPNS dalam rangka penyelidikanpelanggaran Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban umum)dapat menggunakan kewenanganpengawasan dan atau pengamatanuntuk menemukan pelanggaran pidanadalam lingkup undang-undang yang menjadidasar hukumnya (Peraturan Daerah).

56

3. dalam hal tertentu PPNS apabilamembutuhkan kegiatan penyelidikan,dapat pula meminta bantuan penyelidikPolri;

b. penyidikan pelanggaran peraturan daerah(ketenteraman dan ketertiban umum)

1. dilaksanakan oleh PPNS setelah diketahuibahwa suatu peristiwa yang terjadimerupakan pelanggaran Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban urnum) yangtermasuk dalam lingkup tugasdan wewenang sesuai denganundang-undang yang menjadi dasarhukumnya dalam wilayah kerjanya.Pelanggaran ketentuan Peraturan Daerahdapat diketahui dari:

a) laporan yang dapat diberikan oleh:

1) setiap orang;

2) petugas;

b) tertangkap tangan baik oleh masyarakat;maupun

c) diketahui langsung oleh PPNS;

2. dalam hal terjadi pelanggaran PeraturanDaerah, baik melalui laporan, tertangkaptangan, atau diketahui langsung oleh PPNSdituangkan dalam bentuk laporan kejadianyang ditandatangani oleh pelapor dan PPNSyang bersangkutan;

3. dalam hal tertangkap tangan

setiap anggota Satpol PP dan PPNSdapat melaksanakan:

a) tindakan pertama di tempat kejadianperkara;

57

b) melakukan tindakan yang diperlukansesuai kewenangan yang ditetapkandi dalam undang-undang yang menjadidasar hukum Satpol PP dan PPNSyang tersangkutan;

c) segera melakukan proses penyidikandengan koordinasi dengan instansiterkait sesuai dengan bentukpelanggaran Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban umum);

c. pemeriksaan

Pemeriksaan tersangka dan saksi dilakukanoleh PPNS yang bersangkutan, dalam pengertiantidak boleh dilimpahkan kepada petugas lainyang bukan penyidik. Setelah diadakanpemeriksaan oleh PPNS terhadap tersangkadan tersangka mengakui telah melakukanpelanggaran Peraturan Daerah serta bersediadan mentaati untuk melaksanakan ketentuanPeraturan Daerah tersebut sesuai dengan jenisusaha/kegiatan yang dilakukan dalam waktu15 (lima belas) hari sejak pelaksanaanpemeriksaan tersebut dan mengakui kesalahan,kepada yang bersangkutan diharuskan membuatsurat pernyataan.

d. pemanggilan

1. dasar hukum pemanggilan adalah sesuaidengan ketentuan Kitab Undang-UndangHukum Acara Pidana (KUHAP) sepanjangmenyangkut pemanggilan;

2. dasar pemanggilan tersangka dan saksisesuai dengan kewenangan yang ditetapkandalam undang-undang yang menjadi dasarhukumnya masing-masing (PeraturanDaerah);

58

3. yang berwenang menandatangani SuratPanggilan pada prinsipnya adalah PPNSSatpol PP;

4. dalam hal pimpinan Satpol PP adalah PPNS,maka penandatanganan Surat Panggilandilakukan oleh pimpinannya selakupenyidik;

5. dalam hal pimpinan Satpol PP bukan PPNS,maka Surat Panggilan ditandatanganioleh PPNS Pol PP yang diketahuioleh pimpinan;

6. pemanggilan dilakukan oleh petugas PPNS,agar yang bersangkutan sesuaikewajibannya dapat memenuhi panggilantersebut (bahwa kesengajaan tidakmemenuhi panggilan diancam denganpasal 216 KUHAP);

7. dalam hal panggilan tidak dipenuhi tanpaalasan yang sah setelah dilakukan 2 (dua)kali pemanggilan, maka PPNS dapatmeminta bantuan kepada penyidik Polriuntuk melakukan penangkapan. Setelahtindakan penangkapan dilakukan penyidikPolri segera melakukan pemeriksaan tentangketidakhadiran tersangka/saksi memenuhipanggilan tersebut. Selanjutnya penyidikanterhadap pelanggaran Peraturan Daerahdi bidang lingkup tugas dan kewenanganPPNS dilakukan oleh PPNS;

8. dalam hal yang dipanggil berdomisili di luarwilayah PPNS melakukan pemanggilandengan bantuan penyidik Polridan pemeriksaan selanjutnya sejauhmungkin dilaksanakan oleh PPNSyang bersangkutan;

59

9. surat panggilan harus sudah diterimaoleh yang dipanggil paling lambat 3 (tiga)hari sebelum tanggal hadir yang ditentukan;

10. surat panggilan harus diberi nomor sesuaiketentuan registrasi instansi PPNSyang bersangkutan;

11. untuk panggilan terhadap tersangkaatau saksi WNI yang berada di luar negeridimintakan bantuan kepada penyidik Polri;

e. penangkapan

1. pada prinsipnya Satpol PP tidak memilikikewenangan melakukan penangkapan,kecuali dalam hal tertangkap tangan;

2. dalam hal tertangkap tangan karenapelanggaran Peraturan Daerah dan bukanoleh Satpol PP yang bersangkutan tetapiterjadi dalam lingkup wilayah kerjadan kewenangan Satpol PP, maka kemudiandiserahkan kepada Satpol PPdan selanjutnya oleh Satpol PP diserahkankepada PPNS, dan yang bersangkutan segeramelakukan pemeriksaan;

3. dalam hal PPNS memerlukan bantuanpenangkapan dari penyidik Polri, maka suratpermintaan bantuan penangkapan ditujukankepada Kepala Kesatuan Polri setempat u.p.Kepala Satuan Reserse;

f. penyitaan

dasar hukum penyitaan adalah undang-undangyang menjadi dasar hukum PPNS dan tata carasebagaimana diatur dalam KUHAP yaitu:

1. surat permintaan kepada Ketua PengadilanNegeri dibuat oleh PPNS dan disampaikanlangsung kepada Ketua Pengadilan Negerisetempat dengan tembusan kepada penyidikPolri;

60

2. dalam hal PPNS memerlukan bantuanPenyidik Polri untuk melakukan penyitaan,maka PPNS meminta bantuan penyitaankepada penyidik Polri;

3. penandatanganan Surat Perintah Penyitaandiatur sebagai berikut:

a) dalam hal atasan anggota Pol PP seorangPPNS, maka penandatanganan SuratPerintah Penyitaan dilakukanoleh atasan anggota Pol PP selakupenyidik;

b) dalam hal atasan anggota Pol PP bukanpenyidik PPNS, maka penandatangananSurat Perintah Penyitaan dilakukanoleh anggota Pol PP yang PPNSdengan diketahui oleh atasannya.

4. sehubungan dengan pelaksanaan penyitaantersebut PPNS memberikan tandapenerimaan benda, selain kepada orangdari mana benda itu disita untuk dijadikanbarang bukti atau dikembalikan berdasarkanPutusan Pengadilan Negeri;

g. penyelesaian/penyegelan/pemeriksaan cepat

1. PPNS wajib melaksanakan administrasipenyidikan dari setiap perkarayang ditangani;

2. penandatanganan surat pengantar berkasperkara dilaksanakan sebagai berikut:

a) dalam hal atasan anggota Pol PP seorangPPNS, maka penandatanganan suratpengantar berkas perkara dilakukanoleh atasan anggota Pol PP selakupenyidik;

61

b) dalam hal atasan anggota Pol PP bukanPPNS, maka penandatanganan suratpengantar berkas perkara dilakukanoleh anggota Pol PP yang PPNSdengan diketahui atasannya;

3. bagi pelaku tindak pidana Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban urnum) PPNSmelakukan tindakan pertama berupapembinaan terhadap pe!anggarannya sesuaidengan bidang dan bentuk ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat yangdilanggar;

4. kemudian PPNS membuat Berita Acara SuratPernyataan berupa Surat Perjanjian;

5. dalam Surat Perjanjian tersebut memuatberupa identitas siapa/kuasa ataupenanggung jawab perjanjian:

a) obyek tindak pidana yang dilanggar;

b) waktu dan lamanya perjanjian;

c) kemudian memuat tanggaldan ditandatangani oleh yang berjanji;

6. setelah habis masa perjanjian tersebut akantetapi yang bersangkutan tidak memenuhijanjinya, maka PPNS dapat memberikansurat teguran dengan tembusan kepadainstansi terkait sesuai dengan bidangdan bentuk pelanggaran Peraturan Daerah(ketenteraman dan ketertiban umum);

7. pemeriksaan Tindak Pidana Ringan(Tipiring):

a) pemeriksaan tindak pidana cepatdilakukan oleh PPNS terhadappelanggaran tindak pidana K3atau pelanggaran Peraturan Daerahyang ancaman hukumannya tidak lebihdan 3 (tiga) bulan penjara;

62

b) peradilan tindak pidana cepat dilakukanPPNS dengan jalan mendatangkanhakim dan jaksa ke Satpol PP untukdilaksanakan sidang di tempat;

c) adapun terlaksananya peradilan cepattersebut terlebih dahulu dilakukankoordinasi dengan aparat terkaitdiantara aparat penegak hukum sepertiPolri, Pengadilan Negeri, dan KejaksaanNegeri;

8. pengawasan dan pengendalian

a) dalam rangka pengawasandan pengendalian, Satpol PP wajibmensosialisasikan dan memberikanbimbingan teknis secara intensif kepadamasyarakat agar masyarakat tidakmelanggar Peraturan Daerahdan Peraturan Walikota;

b) pengawasan yang dilakukan oleh SatpolPP adalah bahwa Peraturan Daerahdan Peraturan Walikota betul-betuldapat dilaksanakan dan dipatuhioleh masyarakat maupun aparatpelaksana;

c) tanggung jawab PPNS di suatu instansisecara hirarkis terikat terhadapketentuan-ketentuan yang berlaku;

d) pengawasan yang dilakukanoleh instansi masing-masing juga dapatdilakukan oleh PPNS, agar tidakterjadi penyimpangan-penyimpanganoleh aparat pelaksana;

63

e) pengawasan dapat dilakukan oleh Pol PPterhadap orang/oknum atau masyarakatyang diduga melakukan tindakanmelanggar Peraturan Daerah,dengan melakukan penelitian secaracermat dan apabila hasil penelitiantersebut ternyata orang/oknumatau masyarakat benar-benarmelanggar Peraturan Daerah,dapat dilakukan pemanggilan, teguran,dan peringatan;

f) pengendalian lebih lanjut dapatdilakukan berdasarkan butir e,dan apabila pelanggaran PeraturanDaerah benar-benar telah dilakukanserta dianggap berdampak negatif,dapat dilakukan penangkapan oleh Polriterhadap pelanggar dan selanjutnyadapat diproses sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

h. penertiban bangunan

1. penertiban bangunan adalah tindakan dayapaksa polisional yang dilaksanakanoleh Satpol PP karena pemilik bangunantidak mengindahkan teguran tertulisyang disampaikan oleh Kecamatanatau Dinas;

2. tindakan polisional sebagaimana dimaksudpada angka 1 dilaksanakan setelahKecamatan atau Dinas menyampaikansurat pemberitahuan bahwa dalam kurunwaktu yang telah ditentukan, pemilikbangunan tidak melaksanakan kewajibanyang tertuang dalam teguran tertulis;

3. Penertiban bangunan dilaksanakan melaluitahapan sebagai berikut:

a. penyegelan;

64

b. perintah bongkar;

c. pembongkaran paksa terhadap sebagianatau seluruh bangunan yang melanggarketentuan;

4. tata cara pelaksanaan penertiban bangunandiatur sebagai berikut:

a. penyegelan

1. penyegelan dilaksanakan oleh SatpolPP setelah menerima suratdari Dinas atau Kecamatanyang berisi permohonan untuktindak lanjut penegakan sanksipolisional dengan lampiran suratteguran tertulis dari Dinasatau Kecamatan sebagai dasarpelaksanaan penyegelan;

2. penyegelan dilaksanakan denganketentuan sebagai berikut:a) selambat-lambatnya 2 (dua) hari

kalender setelah suratpemberitahuan dari Dinasatau kecamatan diterima, SatpolPP akan menyampaikan suratpanggilan kepadapemilik/pengelola bangunanuntuk menjelaskan rencanapenyegelan bangunan terutamaterkait waktu pelaksanaan danketentuan yang harus ditaatioleh pemilik/pengelola bangunanselama bangunan tersebutdisegel;

65

b) dalam hal pemilik bangunantidak hadir memenuhi panggilandalam jangka waktu 2 (dua) harikalender setelah surat diterima,maka pada hari berikutnyaSatpol PP akan menyampaikansecara tertulis rencanapenyegelan ;

c) penyegelan dilaksanakan 3 (tiga)hari kalender setelah suratpemberitahuan rencanapenyegelan diterima oleh pemilikbangunan;

d) pada saat penyegelan Satpol PPakan melakukan hal hal sebagaiberikut:(1) penyampaian surat segel;(2) pemasangan papan segel;(3) penghentian kegiatan

pembangunan; dan(4) penutupan lokasi kegiatan;

3. surat segel memuat hal-hal sebagaiberikut:a) alasan dilaksanakannya

tindakan penyegelan yangmenjelaskan informasipelanggaran pelaksanaanpembangunan disertai dasarhukum yang jelas;

b) kewajiban yang harusdilaksanakan oleh pemilikbangunan selama masa tenggangpenyegelan;

c) tenggang waktu penyegelan;

66

d) sanksi yang akan dikenakanapabila pemilik/pengelolabangunan tidak melaksanakankewajibannya sebagaimanadimaksud pada huruf (b)dalam masa tenggang penyegelandan sanksi yang akan dikenakanapabila pemilik/pengelolabangunan merusak, mencabut,memindahkan papan segel.

4. tenggang waktu penyegelan adalah14 (empat belas) hari kalendera) selama masa tenggang

penyegelan, kewajiban pemilikbangunan adalah sebagaiberikut:(1) menghentikan seluruh

kegiatan di lokasi bangunan;(2) melaksanakan seluruh

kewajiban yang tercantumdalam teguran tertulisdari dinas atau kecamatandan ketentuan dalam suratsegel dari Satpol PP;

(3) menyampaikan laporantindak lanjut pelaksanaankewajiban kepada Satpol PP;

67

b) dalam hal bangunan yang disegelbelum ber-IMB, pemilikbangunan diberi kesempatanuntuk segera mengurusperizinan dengan syaratbangunan yang didirikan tidakmelanggar ketentuan teknis danzoning peruntukan dalamRencana Tata RuangWilayah (RTRW), keberadaanbangunan tidak berpotensimenimbulkan kemacetan lalulintas yang luar biasa,tidak mengganggu ketertibanumum, tidak menimbulkangangguan lingkungandan ketentraman masyarakatserta tidak membahayakankeselamatan nyawa manusia;

c) selama proses perijinanberlangsung, pekerjaanpembangunan tetap harusdihentikan untuk sementarasampai dengan IMB terbit;

5. apabila pemilik/pengelola bangunandengan sengaja atau tidak sengajamembuka papan segel akandikenakan sanksi sesuai peraturanperundangan;

6. apabila sebelum berakhirnya masatenggang penyegelan, pemilikbangunan dapat memenuhi semuaketentuan yang berlaku maka segeldapat dibuka dan dibuatkan BeritaAcara Pembukaan Segel denganlampiran bukti dokumentasipelaksanaan kewajiban;

68

7. apabila sampai dengan berakhirnyamasa tenggang penyegelan, pemilikbangunan tidak mengindahkankewajiban maka proses penertibanakan dilanjutkan sampai ke tahapantindakan polisional berikutnyaberupa perintah bongkar;

8. Satpol PP wajib melaporkan seluruhtahapan proses penyegelan kepadaWalikota dengan tembusandisampaikan kepada Dinas, Badan,Kecamatan, dan Kelurahan.

b. perintah bongkar1. perintah bongkar disampaikan

oleh Satpol PP kepada pemilikbangunan, apabila sampai denganberakhirnya masa tenggangpenyegelan, pemilik bangunan tidakmelaksanakan kewajibansebagaimana tertuang dalam tegurantertulis dan surat segel;

2. perintah bongkar berisi perintahkepada pemilik bangunan untukmembongkar sendiri sebagianatau seluruh bangunan yangmelanggar dalam waktu 14(empat belas hari) hari kalender;

c. pembongkaran paksa1. pembongkaran paksa dilaksanakan

apabila dalam tenggang waktu14 (empat belas) hari kalendersetelah diterima Surat PerintahBongkar, pemilik bangunan tidakmembongkar sendiri bangunanyang melanggar;

69

2. pembongkaran paksa dilaksanakanoleh SatPol PP bersama-samadengan tim;

3. tata cara pelaksanaanpembongkaran paksa adalah sebagaiberikut:a) Satpol PP bersama sama dengan

tim melaksanakan gelar perkarauntuk menyusun rencana aksibongkar paksa;

b) Satpol PP menyampaikan suratpanggilan kepada pemilikbangunan untuk menjelaskanrencana pembongkaran paksaterutama terkait waktudan teknis pelaksanaanpembongkaran;

c) dalam hal pemilik bangunandalam waktu 3 (tiga) harikalender tidak hadir untukmemberi tanggapan terhadaprencana bongkar paksa tersebut,maka Satpol PP akanmenyampaikan Surat PenetapanPembongkaran yang berisi waktudan rencana teknis pelaksananpembongkaran;

d) pembongkaran dilaksanakanoleh tim selambat-lambatnya30 (tiga puluh) hari sejak SuratPenetapan Pembongkaranditerima oleh pemilik bangunan;

d. dalam hal pembongkaran dilaksanakanterhadap sebagian bangunanyang melanggar, maka segalakonsekuensi terkait pengaruh kekuatanstruktur bangunan akibat adanyapembongkaran oleh tim menjaditanggung jawab pemilik/pengelolabangunan.

70

F. Penertiban PKL

1. ketentuan pelaksanaan

a. umum

Persyaratan yang harus dimilliki oleh setiappetugas pelaksana penertiban PKL adalah:

1) dapat menyampaikan maksud dan tujuandengan Bahasa Indonesia yang baikdan benar, dapat juga dengan bahasa daerahsetempat;

2) berwibawa, penuh percaya diri,dan tanggung jawab yang tinggi;

3) setiap petugas harus dapat menarik simpatimasyarakat;

4) petugas pelaksana Penertiban PKL harusmemiliki sifat:

a) disiplin;

b) dapat memberikan jawabanyang memuaskan kepada semua pihakterutama yang menyangkut pelaksanaanpenertiban PKL;

c) mampu membaca situasi;

d) santun dan menghargai pendapat oranglain;

b. khususPengetahuan dasar yang harus dimilikioleh pelaksana penertiban PKL adalah:

1) pengetahuan tentang tugas-tugas pokokPol PP khususnya dan Pemerintahan Daerahumumnya;

2) pengetahuan dasar-dasar hukumdan peraturan perundangan-undanganyang mejadi dasar hukum pelaksanaanpenertiban PKL;

71

3) memahami dan menguasai adat istiadatdan kebiasaan yang berlaku di Daerah;

4) memahami dan menguasai serta mampumembaca situasi yang berpotensi dapatmengganggu kondisi ketertiban umumdan ketenteraman masyarakat di Daerahbaik di bidang ekonomi, politik, sosialbudaya, dan agama.

2. perlengkapan dan peralatan

a. Surat Perintah Tugas;

b. kelengkapan pakaian yang digunakan;

c. kendaraan operasional;

d. alat pelindung diri;

e. alat-alat perlengkapan lain yang mendukungkelancaran penertiban PKL;

3. teknis operasional

Teknis operasional penertiban PKL:a. sebelum menuju lokasi penertiban, petugas

yang ditunjuk lebih dahulu mendapatkanarahan dan petunjuk dari pimpinan;

b. mempersiapkan dan mengecek segala kebutuhandan perlengkapan serta peralatan yang harusdibawa;

c. setiap petugas yang diperintahkan harusdilengkapi dengan surat perintah tugas;

d. menguasai dan memahami Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan produk hukum lainnya,serta daerah binaan yang dijadikan sasaransebelum dilakukan pembinaan;

4. administrasi

a. persiapan

1) penetapan sasaran, waktu, dan objekyang akan ditertibkan;

72

2) pimpinan kegiatan memberikan arahandan menjelaskan maksud, tujuan,

lainnya yang dianggap aman.Untuk sampah dan sisa bongkaran

2) penetapan bentuk dan metode penertiban;3) mengadakan koordinasi dengan Perangkat

Daerah terkait dan aparat keamanan danketertiban lainnya;

4) penyiapan administrasi penertiban sepertidaftar hadir, Surat Perintah,surat pemberitahuan/teguran terhadapmasyarakat PKL yang melakukanpelanggaran Peraturan Daerah, PeraturanWalikota, dan produk hukum lainnya;

5) penyusunan Rencana Operasi;

b. pelaksanaan1) sebelum menuju sasaran bagi anggota

Satpol PP yang bertugas melakukanpenertiban terlebih dahulu memeriksakelengkapan administrasi peralatan danperlengkapan yang akan dibawa;

dan perihal tindakan yang dibenarkan untukdilakukan kepada anggota tim yang bertugasmelakukan penertiban;

3) anggota operasi Satpol PP bersama aparatlainnya yang terlibat tetap dalam ikatanoperasi dapat melakukan tindakanpembongkaran dan/atau pemindahan paksatanpa kekerasan dalam penertiban setelahupaya persuasif edukatif gagal;

4) untuk keamanan dan ketertibanbarang-barang PKL, jika diperlukan timyang bertugas dapat memindahkanbarang-barang PKL yang mempunyai nilaiekonomis ke Kantor Satpol PP atau lokasi

lapak-lapak/bangunan/bangun-bangunanPKL dapat langsung dibuang ke TempatPembuangan Sementara (TPS) atau tempatlainnya yang berfungsi sebagai tempatpembuangan sampah.

73

5) dalam hal terjadi perlawanan massa,digunakan Protap Penanganan Unjuk Rasadan Kerusuhan Massa;

c. evaluasi

1) setelah pelaksanaan kegiatan penertiban,baik yang dilakukan secara rutin, insidentil,maupun operasi gabungan segeramelaporkannya kepada Kepala Satpol PPdan dari Kepala Satpol PPyang memerintahkan dapat melaporkankepada Walikota;

2) mengecek keberhasilan tujuan kegiatandan menjelaskan hambatan kepada KepalaSatpol PP atau yang memerintahkan tentanghambatan/kendala yang ditemui di lapanganuntuk dicari solusinya;

3) menyusun laporan hasil pelaksanaankegiatan sekaligus dengan hasil evaluasinya.

V. PEMBIAYAAN

Biaya penyelenggaraan kegiatan Satpol PP Kota Bogordibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) Kota Bogor dan sumber-sumber lain yang sahdan tidak mengikat.

WALIKOTA BOGOR,

Ttd.

BIMA ARYA