berharap pada gas alam -...

2
16 17 April 2015 LIPUTAN KHUSUS BATAM P emerintah menyadari gas bumi meru- pakan sumber energi yang sangat berguna bagi pembangunan kota. Bahkan, sumber energi ini dapat merupakan penunjang utama bagi pengembangan kota cerdas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mine- ral, Sudirman Said, mengungkapkan peman- faatan gas menjadi salah satu elemen pen- ting bagi suatu kota dalam mengelola energi. “Gas bumi menjadi salah satu penunjang uta- ma mewujudkan kota cerdas,” kata Sudirman dalam acara Pelucuran Indeks Kota Cerdas In- donesia 2015, di Jakarta pada 24 Maret 2015. Dia menambahkan, gas yang meng- gantikan peran dan fungsi bahan bakar mi- nyak mampu mengurangi dan menciptakan esiensi. Salah satu upayanya adalah dengan membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Dalam perencanaan Kementerian ESDM, pada tahun 2015 akan dibangun se- banyak 22 unit SPBG. “Tak hanya gas untuk transportasi, pe- manfaatan gas juga akan dioptimalkan untuk pemakaian di tingkat rumah tangga serta usaha kecil dan menengah lewat jaringan gas kota. Kami mengimbau wali kota di kota masing-masing untuk menyinergikan ren- cana pembangunan permukiman dengan jaringan gas kota,” kata Sudirman. Menteri ESDM pasang target. Lima tahun ke depan, ia berharap sebanyak 1,2 juta ru- mah tangga sudah bisa dijangkau gas bumi untuk rumah tangga. Saat ini pelanggan gas kota 162 ribu rumah tangga. Guna memba- ngun jaringan gas rumah tangga pada tahun ini, Kementerian ESDM mengalokasikan ang- garan Rp.1,6 Triliun. Gas bumi memang menjadi masa depan energi bangsa. Persoalan yang kerap muncul terkait bahan bakar minyak maupun gas elpi- ji yang dikelola Pertamina kerap disalahgu- nakan dan harganya semakin mahal. Terkait gas bumi, Batam sudah lama memanfaat- kan gas bumi untuk rumah tangga. Bahkan keberadaan energi ini sudah berlangsung hampir satu dekade yang dirintis oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan mem- buat instalasi gas rumah tangga ke 60 rumah. Mantan Manajer Area Batam PGN, Sabarud- din, ketika berbincang dengan HUD Magazine beberapa waktu lalu mengungkapkan pada tahun 2006 proyek rintisan itu dibangun di Perumahan Bida Asri dan Puri Legenda, yang letaknya di antara pusat pemerintahan kota Batam dan bandara Hang Nadim. Ini meru- pakan dampak dari penjualan gas dari proyek gas alam yang ada di Grissik, Sumatera Sela- tan, ke Singapura. “Saat itu pemimpin kami memiliki visi yang bagus, pipa gas ini disinggahkan dulu ke Batam. Karena saat itu dia meyakini Batam akan berkembang dan mem- butuhkan energi yang besar,” kata Sabaruddin yang saat itu masih menjadi Manajer Area Batam. Batam beruntung. Umumnya, instalasi gas rumah tangga bi- asanya dibangun di dekat sumber-sumber gas alam. Hal itu terjadi sejak perusahaan gas Belanda masih mengeksplorasi gas alam di Indonesia. Gas yang digunakan di Batam dia- lirkan dari Grissik melalui pipa gas berdiam- eter 28-32 inci. Pipa itu membentang di dasar laut sejauh 400 kilometer menuju Batam dan Singapura. Aliran gas yang masuk di Stasiun PGN Panaran pada awalnya dialirkan meng- gunakan pipa menuju Batam Centre. Pipa itu menyalurkan gas ke berbagai kawasan industri yang dilaluinya. Kawasan industri seperti Batamindo, Panbil, Cammo dan Tunas mendapat aliran gas yang berfungsi seba- gai bahan bakar pembangkit listrik mandiri. Pusat perbelanjaan Mega Mall dan Hotel Haris dan Harmony One juga menggunakan gas alam. Gas itu juga digunakan oleh PT Pe- layanan Listrik Nasional (PLN) Batam untuk menghasilkan listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Panaran. Namun angka pertumbuhan pengguna rumah tangga sangat lambat. Hingga akhir tahun 2013 jumlahnya kurang dari 200 pe- langgan di wilayah yang dilalui oleh pipa. Sementara di akhir tahun 2014 jumlahnya pada kisaran 400 pelanggan. Padahal pamor gas alam di Batam sedang naik setelah beberapa kali gas elpiji yang menjadi andalan langka di pasar. Warga kerap bertanya mengapa proyek gas alam rumah tangga tak kunjung dilanjutkan. Berharap Pada Gas Alam SUMBER FOTO: ISTIMEWA Gas bumi memang menjadi masa depan energi bangsa.

Upload: duongthuy

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berharap Pada Gas Alam - kreatifmenulis.comkreatifmenulis.com/.../uploads/2016/11/Berharap-Pada-Gas-Alam.pdfPusat perbelanjaan Mega Mall dan Hotel Haris dan Harmony One juga menggunakan

16 17

April 2015L I P U T A N K H U S U S B A T A M

Pemerintah menyadari gas bumi meru-pakan sumber energi yang sangat berguna bagi pembangunan kota.

Bahkan, sumber energi ini dapat merupakan penunjang utama bagi pengembangan kota cerdas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mine-ral, Sudirman Said, mengungkapkan peman-faatan gas menjadi salah satu elemen pen-ting bagi suatu kota dalam mengelola energi. “Gas bumi menjadi salah satu penunjang uta-ma mewujudkan kota cerdas,” kata Sudirman dalam acara Pelucuran Indeks Kota Cerdas In-donesia 2015, di Jakarta pada 24 Maret 2015.

Dia menambahkan, gas yang meng-gantikan peran dan fungsi bahan bakar mi-nyak mampu mengurangi dan menciptakan

efisiensi. Salah satu upayanya adalah dengan membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Dalam perencanaan Kementerian ESDM, pada tahun 2015 akan dibangun se-banyak 22 unit SPBG.

“Tak hanya gas untuk transportasi, pe-manfaatan gas juga akan dioptimalkan untuk pemakaian di tingkat rumah tangga serta usaha kecil dan menengah lewat jaringan gas kota. Kami mengimbau wali kota di kota masing-masing untuk menyinergikan ren-cana pembangunan permukiman dengan jaringan gas kota,” kata Sudirman.

Menteri ESDM pasang target. Lima tahun ke depan, ia berharap sebanyak 1,2 juta ru-mah tangga sudah bisa dijangkau gas bumi untuk rumah tangga. Saat ini pelanggan gas

kota 162 ribu rumah tangga. Guna memba-ngun jaringan gas rumah tangga pada tahun ini, Kementerian ESDM mengalokasikan ang-garan Rp.1,6 Triliun.

Gas bumi memang menjadi masa depan energi bangsa. Persoalan yang kerap muncul terkait bahan bakar minyak maupun gas elpi-ji yang dikelola Pertamina kerap disalahgu-nakan dan harganya semakin mahal. Terkait gas bumi, Batam sudah lama memanfaat-kan gas bumi untuk rumah tangga. Bahkan keberadaan energi ini sudah berlangsung hampir satu dekade yang dirintis oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dengan mem-buat instalasi gas rumah tangga ke 60 rumah. Mantan Manajer Area Batam PGN, Sabarud-din, ketika berbincang dengan HUD Magazine beberapa waktu lalu mengungkapkan pada tahun 2006 proyek rintisan itu dibangun di Perumahan Bida Asri dan Puri Legenda, yang letaknya di antara pusat pemerintahan kota Batam dan bandara Hang Nadim. Ini meru-pakan dampak dari penjualan gas dari proyek gas alam yang ada di Grissik, Sumatera Sela-tan, ke Singapura.

“Saat itu pemimpin kami memiliki visi yang bagus, pipa gas ini disinggahkan dulu ke Batam. Karena saat itu dia meyakini Batam akan berkembang dan mem-butuhkan energi yang besar,” kata Sabaruddin yang saat itu masih menjadi Manajer Area Batam.

Batam beruntung.

Umumnya, instalasi gas rumah tangga bi-asanya dibangun di dekat sumber-sumber gas alam. Hal itu terjadi sejak perusahaan gas Belanda masih mengeksplorasi gas alam di Indonesia. Gas yang digunakan di Batam dia-lirkan dari Grissik melalui pipa gas berdiam-eter 28-32 inci. Pipa itu membentang di dasar laut sejauh 400 kilometer menuju Batam dan Singapura. Aliran gas yang masuk di Stasiun PGN Panaran pada awalnya dialirkan meng-gunakan pipa menuju Batam Centre. Pipa itu menyalurkan gas ke berbagai kawasan industri yang dilaluinya. Kawasan industri seperti Batamindo, Panbil, Cammo dan Tunas mendapat aliran gas yang berfungsi seba-gai bahan bakar pembangkit listrik mandiri. Pusat perbelanjaan Mega Mall dan Hotel Haris dan Harmony One juga menggunakan gas alam. Gas itu juga digunakan oleh PT Pe-layanan Listrik Nasional (PLN) Batam untuk menghasilkan listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Panaran.

Namun angka pertumbuhan pengguna rumah tangga sangat lambat. Hingga akhir tahun 2013 jumlahnya kurang dari 200 pe-

langgan di wilayah yang dilalui oleh pipa. Sementara di akhir tahun 2014 jumlahnya pada

kisaran 400 pelanggan. Padahal pamor gas alam di Batam sedang

naik setelah beberapa kali gas elpiji yang menjadi andalan langka di pasar. Warga kerap bertanya mengapa proyek gas alam rumah tangga tak

kunjung dilanjutkan.

Berharap Pada Gas Alam

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Gas bumi memang menjadi masa depan energi bangsa.

Page 2: Berharap Pada Gas Alam - kreatifmenulis.comkreatifmenulis.com/.../uploads/2016/11/Berharap-Pada-Gas-Alam.pdfPusat perbelanjaan Mega Mall dan Hotel Haris dan Harmony One juga menggunakan

18 19

April 2015L I P U T A N K H U S U S B A T A M

Rasa penasaran warga boleh saja tinggi, tetapi animo itu tak serta merta menambah pelanggan gas alam. Halim, salah satu peng-guna gas alam untuk usaha kuliner di kom-pleks Puri Legenda mengatakan, salah satu yang membuat warga tidak memilih gas alam PGN adalah biaya instalasinya. Halim mengatakan, warga membayar sekitar Rp.2 juta rupiah untuk instalasi dari meteran yang di dekat pagar rumah hingga ke kompor. Ka-lau ada yang ingin memasang pemanas air, biayanya akan membengkak.

“Warga ada yang berpikir, ketimbang mem bayar sebanyak itu, masih lebih murah membeli kompor dan tabung gas,” ujar Halim. Apalagi, sejak 2008 pemerintah melakukan program konversi minyak tanah ke gas untuk mengurangi subsidi BBM dari minyak tanah. Program ini kemudian melahirkan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram yang dikemas dalam tabung hijau muda. Gas ini jauh lebih murah ketimbang gas elpiji 12 kilogram. Program elpiji bersubsidi juga membuat warga yang sebelumnya tidak kuat membeli tabung gas 12 kilogram dan isi ulangnya akhirnya dapat me-masak menggunakan gas. Sabaruddin tidak menolak ada pengaruh program peme rintah dengan minimnya animo masyarakat terhadap gas alam, meski ia mengaku tidak punya data pasti soal itu. “Tapi kemungkinan itu ada.”

Di samping ketidaktahuan warga ter-hadap manfaat gas alam, pada tahun 2006 masyarakat masih menikmati subsidi minyak tanah. Kebanyakan pengguna gas alam saat itu adalah industri yang beralih dari bahan bakar minyak yang subsidinya dicabut pe-merintah.

Sebenarnya bukan hanya Batam yang mengalami pertumbuhan pelanggan rumah tangga yang sangat lambat. Di seluruh Indo-nesia, pertumbuhan pelanggan rumah tang-ga baru mencapai 132 ribu rumah tangga. Padahal PGN, sudah berusia 50 tahun.

Kendala utama dalam mengalirkan gas alam ke rumah tangga adalah persoalan in-frastruktur. Tidak seperti elpiji yang dicairkan dan dimasukkan ke dalam tabung sehingga memudahkan pengangkutannya, jenis gas alam memerlukan infrastruktur pipa un-tuk mengalirkan gasnya. Elan Biantoro saat masih menjabat sebagai Kepala Bagian Hu-mas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan gas bumi sebenarnya bisa di-pasarkan dalam bentuk tabung, namun tidak ekonomis sehingga harganya akan jauh lebih

mahal. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengungkapkan tidak mu-dah untuk memperluas jaringan penyaluran gas. Persoalan pertama adalah investasi pipa yang mahal. Kedua, di beberapa daerah per-izinan pemerintah daerah setempat sulit.

Ketiadaan infrastruktur yang memadai membuat penyaluran gas alam untuk rumah tangga sangat minim. Laporan SKK Migas ta-hun 2012 menyebutkan dari 3.550,07 miliar British Thermal Unit per hari (BBTUD) produksi gas alam, hanya 0,45 BBTUD atau 0,01 persen yang digunakan untuk kepentingan gas kota. Padahal, menurut Elan Biantoro, Indonesia lebih banyak menghasilkan gas alam berupa gas metana dan gas etana, ketimbang gas yang digunakan untuk elpiji. Celakanya, kebu-tuhan elpiji Indonesia tinggi terlebih dengan adanya program konversi elpiji bersubsidi.

Di tengah banyaknya kendala, PGN mulai memperluas jaringan gas rumah tangga di Batam. Bulan Februari 2014 lalu, PGN menda-patkan tambahan pelanggan rumah tangga dalam jumlah relatif banyak. Sekitar 110 ru-mah tangga di kompleks perumahan Kurnia Djaja Alam (KDA) mulai berlangganan gas alam. Kesempatan menikmati gas alam itu datang setelah PGN melakukan penambahan jaringan ke kawasan industri di daerah Kabil, kecamatan Nongsa. Pipa jaringan sepanjang 8,55 kilometer tak hanya memberikan tenaga pasokan bahan bakar untuk tenaga listrik ka-wasan industri di daerah itu, namun rumah tangga di sepanjang pipa gas alam nantinya bisa merasakan sumber energi tersebut.

Jaringan baru juga dibangun dari Baloi menuju Batuampar. Saat ini di sepanjang jalan arteri Baloi-Batuampar sudah banyak span-duk yang menutupi proyek pemba ngunan pipa gas PGN. “Dari Batuampar jaringan akan kita belokkan ke kawasan niaga Nagoya,” kata Sabaruddin. Di jalur tersebut, PGN mencoba agar bisa menyalurkan gas ke rumah susun Jamsostek dan Lancang Kuning.

Menteri ESDM, Sudirman Said, dalam kunjungannya ke Batam akhir Januari 2015 mengungkapkan penambahan jaringan gas alam untuk industri di Batam dapat men-dorong penambahan pelanggan gas rumah tangga. Karena gas rumah tangga bergan-tung pada jaringan utama yang melayani kawasan industri. Direktur Utama PGN juga bertekad mendorong pertumbuhan peng-gunaan gas alam untuk kepentingan rumah tangga. n

(Yermia Riezky Santiago)

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Di tengah banyaknya

kendala, PGN mulai

memperluas jaringan gas

rumah tangga di Batam.