bentuk visual kehidupan semut dalam ekspresi …/bentuk... · gambar 10 : sketsa ”say hello ”...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BENTUK VISUAL KEHIDUPAN SEMUT DALAM
EKSPRESI KARYA SENI PATUNG
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni
Jurusan Seni Rupa Murni
oleh:
HARYA PUJANTARA PARASTANTO
NIM. C. 0606012
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW.
Bapak dan Ibu tercinta.
Istri dan Anakku tercinta.
Adik-adikku tercinta.
Ayah dan Ibu Mertua.
Dosen Seni Rupa UNS.
Koemroedin Haroe dan Agus Suwage yang telah memberikanku Inspirasi.
Teman-teman Angkatan 2006.
Seniman-seniman Indonesia.
Keluarga Besar MAAM Ngruki 2005.
Keluarga Besar Dasa Griya.
Keluarga Mahasiswa Seni Rupa UNS.
Kelompok SERUANG.
Bilik Bambu Art Studio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Setiap perbuatan di dasari niat”.
“Hari ini lebih baik dari hari kemarin”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur terhadap Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran,
kemudahan, rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “BENTUK VISUAL KEHIDUPAN SEMUT
DALAM EKSPRESI KARYA SENI PATUNG”.
Penulis tidak akan sanggup dan mampu menyelesaikan Tugas Akhir tanpa
dukungan dan kerjasama dari pihak-pihak yang bersedia untuk memberikan
sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga bagi penulis. Oleh karena itu penghargaan
setinggi-tingginya, rasa hormat, dan terima kasih, penulis tujukan kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa.
2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni
Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
3. Drs. Untung Murdiyanto, M. Sn. selaku pembimbing I Tugas Akhir ini yang
telah bersedia memberikan masukan, saran, kritik, sumbangan pikiran, pacuan
untuk bersemangat, wawasan, tenaga, dan waktu kepada penulis.
4. Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum. selaku Koordinator Tugas Akhir dan
sebagai Pembimbing II Tugas Akhir, yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk menyelesaikan dan memberikan pengarahan, bimbingan dan
masukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir.
5. Bapak, Ibu tercinta yang telah memberi dukungan material dan spiritual serta
kasih sayang yang tak terhingga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Istriku Rachmah Andani dan Anakku Addhiya Zahra. Terima kasih atas
semangat, dukungan, dan kasih sayangnya.
7. Saudara Ari Sutejo, Indro Yuhono, Bob Marjo, Dwi Candra Wijaya, Faizal
Rahman, Andri Panjoel, Musaffa Abdul, Yanuar, Pak Choiruddin, atas semua
bantuan, masukan dan perhatiaannya.
8. Teman-teman seperjuangan Angga Yudha Saputra, Yudhitira, Ervan Yunanto,
Wahyu Rifki S, Cerly Sudarta, Joni Susanto. Keluarga kontrakan Sawah
Karang, Gulon, Dasa Griya, Dona Fog, Siro, Betet, Ketut, Guntur, Gendur,
Gilang, Logro, Iyok, Wulan, Aan Gimbal, Edi Gombloh, Didik Jiwa, Megan
dan semua teman-teman angkatan 2006 serta teman-teman KMSR UNS.
9. Kelompok Seruang Andha Pujantara, Ani, Lampir, Syafa, Beni, Bodas, Ecky,
Fandi, dan Onesh. Serta seluruh pihak yang telah membantu dan tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir
ini masih jauh dari sempurna, Saya berharap sudilah pembaca sekalian memberi
masukan berupa kritik yang membangun supaya penulisan ini lebih baik. Semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa
Seni Rupa Murni pada khususnya.
Surakarta, 11 Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Batasan Masalah........................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
E. Manfaat Penulisan ..................................................................... 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 4
A. Kehidupan Semut ...................................................................... 6
B. Bentuk ...................................................................................... 11
C. Visual ........................................................................................ 12
D. Ekspresi Dalam Seni ................................................................ 13
E. Seni Patung ............................................................................... 14
F. Komponen Karya Seni ............................................................. 16
G. Peran Elemen Dalam Seni Rupa .............................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III. IMPLEMENTASI ........................................................................... 21
A. Pokok Temuan ......................................................................... 21
B. Implementasi Teoritis................................................................ 23
C. Implementasi Visual ................................................................. 26
D. Deskripsi Karya ........................................................................ 36
BAB IV. PENUTUP ....................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Our Doughnut, 2012, Polyester resin, kertas, 120 x 120 x 30 cm.
Gambar 2 : Mencari Sumber, 2012, Polyester resin, 165 x 90 x 90 cm.
Gambar 3 : OTW (On The Way), 2012, Polyester resin, 200 x 20 x 20 cm.
Gambar 4 : Melihat Sekitar, 2012, Polyester resin, 100 x 70 x 25 cm.
Gambar 5 : Say Hello, 2012, Polyester resin, 150 x 150 x10 cm.
Gambar 6 : Sketsa ”Our Doughnut”
Gambar 7 : Sketsa ”Mencari Sumber”
Gambar 8 : Sketsa ” OTW (On The Way)”
Gambar 9 : Sketsa ”Melihat Sekitar”
Gambar 10 : Sketsa ”Say Hello”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
Harya Pujantara Parastanto. C. 0606012. 2006. BENTUK VISUAL
KEHIDUPAN SEMUT DALAM EKSPRESI KARYA SENI PATUNG.
Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1), Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra
dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.
Tugas akhir ini mengungkapkan gagasan imajinasi penulis dalam bentuk karya
seni patung, yang terinspirasi kehidupan semut. Permasalahannya dibahas dengan
pendekatan; 1) bagaimana tatanan kehidupan semut dalam kebersamaan dan
kerjasamanya?, 2) bagaimana rumusan konseptual semut sebagai landasan
berkarya?, 3) bagaimana bentuk visual semut dalam karya seni patung?.
Dalam implementasinya, bentuk dari kehidupan semut diolah kembali ke dalam
visualisasi ekspresi karya patung sesuai dengan pengalaman penulis. Bentuk–bentuk karya patung yang penulis tampilkan cenderung pada karya-karya figuratif
yang memperlihatkan bentuk badan atau sosok semut-semut saling berinteraksi
satu sama lain dengan disertai gambaran obyek pendukungnya. Teknik yang
digunakan dalam proses pembuatan karya patung ini adalah Additive Sculpture
atau bisa juga disebut dengan modeling. Figur semut merupakan obyek yang
dikaji oleh penulis melalui pola kehidupannya dalam berbagai macam pose
dengan gerakan atau serangkaian kegiatan yang berbeda-beda. Diharapkan Karya
patung ini dapat dinikmati oleh semua pihak yang melihatnya serta para pengamat
seni dan pecinta seni.
Kata Kunci: Kehidupan Semut; Ekspresi Karya Seni Patung; Additive
Sculpture.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berawal dari melihat lingkungan sekitar, banyak ditemukan berbagai
makhluk hidup yang hidup berdampingan dengan penulis antara lain adalah
semut. Lingkungan hidup merupakan sumber inspirasi yang tidak ada henti-
hentinya bagi seorang seniman untuk merealisasikan gagasan-gagasan kreatifnya
(Narsen Afatara, 2005: 2 ). Penulis menangkap sebuah inspirasi dari semut yang
tiba-tiba muncul di sekitar lantai rumah penulis. Dari inspirasi tersebut penulis
mulai mengamati secara mendalam terhadap kelompok semut yang sedang
melewati celah-celah lantai. Ketertarikan penulis di sini adalah pada saat melihat
sekelompok semut sedang berjalan berbaris rapi seperti barisan tentara akan
perang yang memperlihatkan kekuatan, kerukunan, dan kebersamaan. Terlihat
juga warna semut begitu indahnya dengan khas warna hitam mengkilap semu
kemerahan pada saat sinar matahari sore jatuh menyinari kelompok semut
tersebut.
Semut merupakan hewan yang berukuran kecil dan semut terlihat unik
karena semut ini memiliki kehidupan secara berkelompok seperti saat membawa
makanan yang bebannya terlihat lebih berat dibanding berat badannya. Ia juga
mampu membawa beban tersebut sampai pada sarang. Jika semut tidak mampu
membawanya sendiri, ia pun membawa makanannya secara besama-sama.
Allah telah mengilhami mereka (semut) dengan tatanan sosial secara
teratur. Karena itulah setiap kelompok semut melaksanakan tugasnya secara baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dengan bagian masing-masing. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang beriman. Dan pada penciptaan
kamu dan pada hewan melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. Al-Jatsiyah, 45: 3-4).
Dari situlah timbul gagasan untuk mengabadikan peristiwa tersebut
sebagai momen estetis yang dirasakan penulis untuk diwujudkan ke dalam karya
seni patung lewat bentuk-bentuk tiga dimensional sehingga ruang lingkupnya
tampak jelas dengan tema “Bentuk Visual Kehidupan Semut dalam Ekspresi
Karya Seni Patung”.
B. Batasan Masalah
Pembahasan disini mengarah terhadap bentuk visual kehidupan semut
yang didapati pada lingkungan sekitar penulis. Semut adalah binatang yang hidup
berkelompok yang tidak hidup dengan pola kesendirian atau individualisme.
Kebersamaan dan kerjasama membuatnya menjadi binatang yang menarik.
Kebersamaan dan kerjasama antar semut dengan semut yang lain telah menjadi
inspirasi yang akan penulis wujudkan ke dalam bentuk visual karya patung.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tatanan kehidupan semut dalam kebersamaan dan
kerjasamanya?
2. Bagaimana rumusan konseptual semut sebagai landasan berkarya?
3. Bagaimana bentuk visual semut dalam karya seni patung?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
D. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan tatanan kehidupan semut.
2. Merumuskan gagasan konseptual karya seni patung.
3. Mewujudkan gagasan konseptual ke dalam karya seni patung.
E. Manfaat Penulisan
1. Menjadi titik tolak dalam berkarya sekaligus sebagai konsep karya Tugas
Akhir.
2. Sebagai pengantar kepada pembaca untuk menghayati karya-karya yang
dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Salah satu keistimewaan semut adalah namanya yang disebutkan dalam
Al-Qur’an. Diberi nama surat semut (an-Naml), surat yang ke-27 dalam urutan
mushhaf. Namanya dicatat sebagai nama sebuah surat yang bebunyi: ”Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya,” sedangkan mereka tidak menyadari (18). Maka dia
tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh” (19).
An-naml ayat 18 di atas menerangkan bahwa semut memiliki pemimpin
yang punya kepedulian sosial tinggi untuk menyelamatkan rakyatnya dari bahaya.
Ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri ketika ada bahaya mendekati koloninya
dan An-naml ayat 19 menerangkan bahwa Sulaiman mendengarkan pembicaraan
semut itu lalu beliau tersenyum karena mendengar pembicaraannya. Meskipun
Sulaiman mendapatkan kekuasaan dan memiliki tentara yang besar, namun beliau
menunjukkan kasih sayang terhadap semut. Beliau mendengar bisikannya dan
melihat semut yang di depannya. Oleh karena itu, tak mungkin baginya untuk
menginjaknya. Sulaiman bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberinya
nikmat ini, yaitu nikmat rahmat dan nikmat kasih sayang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Begitulah gambaran dari kehidupan semut yang dapat penulis paparkan.
Kehidupan semut merupakan hal unik yang dapat penulis ekspresikan ke dalam
karya seni patung. Karena semut ini memiliki kehidupan secara berkelompok dan
saling bekerjasama dalam menjalani kehidupannya.
Tentu saja, kita tidak bisa menyepelekan tanpa perenungan bahwa rencana
aksi sempurna tersebut telah dipraktikkan semut sejak hari pertama mereka
muncul. Pembagian kerja yang disyaratkan rencana seperti ini tidak dapat
diterapkan oleh individu yang hanya memikirkan hidup dan kepentingannya
sendiri. Lalu muncullah pertanyaan berikut: "Siapa yang mengilhamkan rencana
ini dalam diri semut selama berjuta tahun dan siapa yang memastikan
penerapannya?" Sewajarnya diperlukan kecerdasan dan kekuasaan tinggi untuk
komunikasi kelompok yang unggul ini. Allah SWT, Pencipta segala makhluk dan
pemilik kebijakan tak terbatas, memberi kita jalan untuk memahami kekuasaan-
Nya dengan menampilkan dunia semut yang sistematis ini.
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah untuk orang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada
hewan melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. Al-Jatsiyah, 45: 3-4). Allah telah
mengilhami mereka dengan tatanan sosial secara teratur. Karena itulah setiap
kelompok semut melaksanakan tugasnya secara baik dengan bagian masing-
masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
A. Kehidupan Semut
Semut adalah serangga kecil yang berjalan merayap, hidup secara
bergerombol, termasuk suku formicidae, terdiri atas bermacam jenis (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1031).
Kata formicidae berasal dari bahasa latin yaitu formica yang artinya
semut. Semut tersebar di dunia mulai daerah kutub sampai daerah tropis.
Habitatnya terdapat di hutan, padang pasir, desa, kota, pantai,
pegunungan hingga tempat tinggal manusia. Panjang semut sekitar 0,5-
25,0 mm Bentuk semut bermacam-macam dan memiliki system kasta.
Badannya ada yang licin, berambut, berduri, kasar, dan beralur. Ruasnya
terbagi menjadi kepala, dada, perut. Warnanya ada yang hitam, kuning,
coklat, merah,dan kombinasi warna-warna tersebut (Ir. Pracaya, 2008:
255).
Dalam komunikasi serangga feromon memainkan peran penting. Feromon
yaitu sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat
seks pada hewan jantan maupun betina (Alamsyah Said, 2010: 80). Semut
menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber
makanan. Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada
kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu
lain untuk menyerang. Demikian pula semut dari berbagai spesies
mempergunakan feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika
terancam musuh. Feromon disebar di udara dan mengumpulkan semut lain bila
semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga
isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.
Walaupun banyak organ yang dimiliki semut untuk berkomunikasi, namun
komunikasi yang utama adalah komunikasi kimiawi yaitu dengan feromon. Akan
tetapi komunikasi tersebut juga didukung dengan kemampuan yang lain. Yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pada bagian kepala semut terdapat seperangkat alat peraba yang dapat mengenali
sinyal kimia maupun visual. Otaknya terdiri atas setengah juta simpul syaraf,
mempunyai mata yang berfungsi baik, sungut yang berfungsi sebagai hidung
untuk mencium atau ujung jari untuk meraba. Tonjolan-tonjolan yang terletak di
bawah mulutnya berfungsi sebagai pencecap dan rambutnya bereaksi terhadap
sentuhan (Arie Budiman, dkk, 2007: 280).
Dalam sarang semut ini, yang menjadi pemimpin adalah semut betina dan
bukan semut jantan. Karenanya mereka hanya memiliki ratu, dan tidak memiliki
raja. Fenomena ini, merupakan hal yang biasa terjadi dalam kelompok serangga.
Adapun sebabnya, dikarenakan bentuk tubuh sang ratu yang besar dan peranan
penting yang dimainkannya. Ratu mengemban tugas reproduksi untuk
meningkatkan jumlah individu yang membentuk kelompok. Di mana serangga
jantan memiliki peranan membuahi sang ratu. Malah, hampir semua semut jantan
ini mati setelah kawin. (Agus Purwanto, 2008: 212).
Para betina memiliki tugas antara lain mendidik, menjaga dan mengawasi
pertumbuhan anak-anaknya, menyiapkan dan menyimpan persedian makanan.
Adapun jantannya, hanya bertugas untuk mempertahankan dan membela
kehidupan mereka. Untuk itu, mereka akan mendapatkan imbalan dengan
dipenuhinya semua kebutuhan pokok mereka tanpa harus berpayah-payah bekerja.
Semua ini berjalan berdasarkan perintah dari ratu dan para pembantunya (Agus
Purwanto, 2008: 213).
Dalam kehidupan semut, semut memiliki tatanan kasta. Anggota kasta
pertama adalah ratu dan semut-semut jantan, yang memungkinkan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berkembang biak. Anggota kasta kedua adalah prajurit. Mereka mengemban tugas
seperti membangun kelompok, menemukan lingkungan baru untuk hidup, dan
berburu. Kasta ketiga terdiri atas semut pekerja. Semua pekerja ini adalah semut
betina yang steril (Arie Budiman, dkk, 2007: 279). Mereka merawat semut induk
dan bayi-bayinya; membersihkan dan memberi makan. Selain semua ini,
pekerjaan lain dalam kelompok juga merupakan tanggung jawab kasta pekerja.
Mereka membangun koridor dan serambi baru untuk sarang mereka; mereka
mencari makanan dan terus-menerus membersihkan sarang.
Di antara semut pekerja dan prajurit juga ada sub-kelompok. Sub
kelompok ini disebut budak, pencuri, pengasuh, pembangun, dan pengumpul.
Setiap kelompok memiliki tugas sendiri-sendiri. Sementara satu kelompok
berfokus sepenuhnya melawan musuh atau berburu, kelompok lain membangun
sarang, dan yang lain lagi memelihara sarang (Arie Budiman, dkk, 2007: 279).
Setiap individu dalam koloni semut melakukan bagian pekerjaannya sepenuhnya.
Tak ada yang mencemaskan posisi atau jenis tugasnya. Ia hanya melakukan apa
yang diwajibkan, yang terpenting adalah keberlanjutan kelompoknya.
Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran: Dan kami telah
menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan
kami tumbuhkan segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah
menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan kami
menciptakan pula makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rizki kepadanya (QS. Al-Hijr, 15: 19-20).
Dalam pengertian tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan dalam suatu
makhluk tetap berada pada batas-batas yang sewajarnya walaupun lingkungan luar
terus berubah sehingga kehidupan terus berkembang sebagai hasil interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Sudah sewajarnya pula kita sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mahkluk hidup harus menjaga lingkungan alam kita sebagai bentuk syukur kita
terhadap apa yang telah di berikan Allah SWT nikmat akan kehidupan di bumi ini.
Begitupun juga dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat beberapa
semut membawa bangkai lalat secara berama-sama dimana ukuran lalat lebih
besar dari pada badan semut-semut tersebut untuk dibawa ke dalam sarangnya.
Semut lebih kuat dibanding dengan manusia dari segi perbandingan fisik dalam
mengangkat benda, Semut mampu mengangkat beban yang beratnya beberapa
kali lipat dari berat tubuhnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa komunitas
kehidupan masyarakat semut, di samping memiliki sistem organisasi yang begitu
rapi, semut dalam mencari makan mereka tidak pernah saling berebut, yang ada
mereka selalu saling membantu satu sama lain, bahkan ketika mendapat bahan
pangan yang tidak bisa diangkat oleh seekor semut mereka serentak bergotong
royong membawa dan mengangkatnya secara bersama-sama hingga sampai ke
tempat penyimpanan bahan logistik untuk kepentingan bersama (pengamatan
penulis pada semut. Tanggal 02 September 2011 jam 11:23 WIB di rumah penulis
Bantul, Yogyakarta).
Al-Quran memberi informasi yang menarik saat membicarakan tentara
Nabi Sulaiman AS, dan menyebut adanya sistem komunikasi yang maju di antara
semut. Ayat itu sebagai berikut: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut,
berkatalah seekor semut: "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,” sedangkan mereka tidak
menyadari." (QS. An-Naml, 27: 18). Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa semut-semut dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sesamanya dan mampu hidup berdampingan dengan manusia. Kita mendapatkan
bahwa Al-quran telah membicarakan tentang sistematika yang mengatur
kehidupan semut yang berjalan sesuai dengan sistem yang telah disepakati di
antara mereka. Termasuk tentang struktur tempat tinggal mereka yang dibangun
dengan teknik arsitektur yang teliti, disesuaikan dengan lingkungan di mana
mereka tinggal.
Semut memperlihatkan gotong-royong mulai dari mencari makan,
membuat sarang, sampai mengalahkan musuh yang lebih besar pun mereka
bergotong-royong. Dalam mencari makan sering kita lihat bahwa semut tidak
sendiri. Mereka bergotong-royong untuk mengambil makanan yang semut
temukan untuk dibawa ke sarang bersama-sama. Semut pencari pergi ke sumber
makanan yang baru ditemukan (pengamatan penulis pada semut. Tanggal 02
September 2011 jam 11:27 WIB di rumah penulis Bantul, Yogyakarta).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Bentuk
Bentuk merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang
ditempati oleh obyek tersebut, yaitu ditentukan oleh batas-batas terluarnya namun
tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan orientasi (rotasi)-nya terhadap bidang
semesta yang ditempati (David George Kendall, 1984: 81-121).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata bentuk adalah
sebagai berikut:
Ben.tuk [kata benda] (1) lengkung; lentur: -- taji; -- kuku; -- busur; (2)
bangun; gambaran: benarkah setan itu -- nya seperti manusia?; (3) rupa;
wujud: -- rumah adat Palembang hampir sama dengan rumah adat di
Jawa Tengah; (4) sistem; susunan (pemerintahan, perserikatan, dsb): --
pemerintahan negara itu adalah republik; (5) wujud yg ditampilkan
(tampak): menolak penjajahan dari segala -- nya; (6) acuan atau susunan
kalimat: -- tunggal; -- (kalimat) pasif; (7) kata penggolong bagi benda yg
berkeluk (cincin, gelang, dsb): ia membeli dua -- cincin emas. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2005: 135).
Bidang sebagai elemen tidak terbentuk tanpa adanya batas pemisah.
Menurut buku Tinjauan Seni Rupa karangan Soegeng Toekio M, (1983: 20),
secara definitif bidang memberi pengertian noktah: Shape, Area, atau Mass dan
Size. Semuanya itu dapat dinyatakan bagi penggambaran bentuk dua dimensi,
sedangkan mass atau massa bisa dua atau tiga dimensi.
Bentuk mempunyai banyak arti, semuanya sah dan senilai dalam berbagai
maksud. Bentuk memiliki pengertian yang lebih luas, di satu sisi erat dengan
kejadian sehari-hari, mempunyai arti populer yaitu wujud dari sesuatu. Bentuk,
disisi lain mempunyai arti yang sebenarnya yang dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan dan filsafat, di mana cenderung mengarah pada sesuatu yang lebih
abstrak. Bentuk dalam pengertian yang lebih abstrak berarti struktur, artikulasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sebuah hasil kesatuan yang menyeluruh dari suatu hubungan berbagai faktor yang
saling bergayutan, atau lebih tepatnya suatu cara di mana keseluruhan aspek bisa
dirakit (Suzanne K Langer, 1988: 15 -16).
Pengertian bentuk disini adalah membahas bentuk struktur, artikulasi,
sebuah hasil kesatuan menyeluruh dari kehidupan semut yang di dalamnya
menampilkan visualisasi kehidupan semut sebagai gambaran nyata dalam
perwujudan karakter.
C. Visual
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Visual merupakan
golongan dari kata sifat dan memiliki arti yaitu: Vi.su.al: dapat dilihat dengan
indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan: Bentuk Visual sebuah metode
pengajaran bahasa. Mem.vi.su.al.kan (kata kerja): Menjadikan suatu konsep yang
dapat dilihat dengan indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:
1262).
Sajian visual adalah Informasi yang biasanya berupa citra, kata, dan
karakternya diwujudkan secara konkrit melalui obyek rupa (Freddy H Istanto,
2000: 28). Suasana dan skala konsep kehidupan semut yang sulit
dikomunikasikan dalam bentuk kata akan lebih jelas jika dipaparkan dalam bentuk
rupa, baik berupa gambar maupun bentuk tiga dimensi (patung). Visual bekaitan
dengan nilai bentuk yang diserap dengan mata sehingga menjadi acuan dalam
apresiasi (Harry Sulastianto, 2006: 110).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
D. Ekspresi Dalam Seni
Ekspresi diartikan sebagai pengungkapan atau proses menyatakan
(maksud, gagasan, gambaran, perasaan) dalam bentuk nyata (Mikke Susanto,
2001: 36). Suatu bentuk ekspresi bisa dipahami dan dicitrakan secara menyeluruh
yang menunjukkan tata hubungan dari bagian-bagiannya, atau maksud yang
dikandungnya, ataupun juga kualitas maupun keseluruhan aspek yang ada di
dalamnya, sehingga mungkin bisa menggambarkan secara menyeluruh dalam
beberapa hal yang berbeda yang dipunyai oleh elemen-elemen tersebut (Suzanne
K. Langer, 1988: 20).
Sebagai makhluk yang diciptakan, manusia diberi kesempurnaan hidup
berupa pikiran, rasa dan karsa. Dengan kesempurnaan yang dimiliki tersebut,
manusia berusaha menjalani setiap kehidupannya dengan keriangan, kesenangan
dan kebahagiaan. Keadaan tersebut sangat berhubungan dengan emosi atau
perasaan yang ada dalam diri manusia untuk diungkap ke dalam berbagai bentuk
ekspresi seseorang.
Seorang seniman mengungkapkan perasaannya tidak dengan cara seperti
bayi yang tertawa dan menangis. Ia menyatukan aspek-aspek yang sulit
dimengerti dari suatu realitas yang tak berbentuk, yaitu membuat
obyektifikasi dari sisi subyektif yang ada. Dengan berkesenian orang
bebas mengekspresikan keinginannya baik dengan suara, gerak serta
dengan kemahiran tangan dan semuanya itu dilakukan semata-mata
untuk kepuasan dirinya (Jacob Sumardjo, 2000: 73-74).
Konsepsi seni sebagai kreasi dari bentuk-bentuk ekspresi yang
menyampaikan cita perasaan atau kehidupan batiniah. Konsepsi seni berubah dari
masa ke masa, berhenti pada buah pikiran yang keluar dari prinsip-prinsip yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
paling umum pada pelaksanaan teknik artistiknya yang berlaku pada periode
kebudayaan tertentu.
Suatu karya seni mengekspresikan suatu konsepsi tentang kehidupan,
emosi, dan kenyataan batiniah. Seni adalah karya manusia yang
mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya. Pengalaman batin
tersebut, disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya
pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya
tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan
usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiannya memenuhi
kebutuhan yang sifatnya spiritual (Mikke Susanto, 2001: 101-102).
Dalam pelaksanaannya, bentuk visual kehidupan semut akan diungkapkan
kedalam ekspresi karya seni patung yang menyajikan bentuk-bentuk dari
kehidupan semut yang telah diamati. Karya seni adalah bentuk ekspresi yang
diciptakan bagi persepsi kita lewat sensasi ataupun pencitraan, dan apa yang
diekspresikannya adalah perasaan insani (Suzanne K. Langer, 1988: 14).
Dalam menetapkan karya seni, bentuk, ekspresi, dan kreasi adalah hal
yang penting. Setiap saat akan terus berkaitan dengan pembicaraan tentang karya
seni yang kita lakukan guna mencapai suatu makna dan mempunyai arti yaitu
wujud dari sesuatu.
E. Seni Patung
Seni patung adalah salah satu cabang seni rupa yang merupakan
pengucapan pengalaman artistik lewat bentuk-bentuk tiga dimensional (P.
Mulyadi, 1998: 8). Kreasi karya patung tidak hanya sebagai karya tiga dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang dibuat dari benda padat atau bervolume saja, akan tetapi seni patung juga
menyerap peran intelektualitas dan teknologi yang memiliki ruang lingkup luas
karena, karya seni merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa seseorang yang di
cetuskan melalui landasan perasaan, ekspresi dan disertai ketentuan yang berlaku
untuknya.
Dalam seni patung kita mengenal suatu metode atau teknik dalam proses
pembuatan patung, antara lain :
1. Additive Sculpture (menambah) atau bisa juga disebut dengan
“modeling”, suatu proses yang menggunakan materi awal berupa lilin
atau tanah liat yang di bentuk dalam tiga dimensi sebagai model. Oleh
karenanya melalui materi elastis tersebut, seniman dapat menggunakan
berbagai alat termasuk peranan jari tangan.
2. Substractive Sculpture (mengikis) dapat juga di sebut dengan menatah
(carving) dimana pematung menggunakan materi pejal berupa kayu,
batu, marmer yang masih berupa balok kemudian di bentuk. Berbagai
efek dari proses ini dapat dicapai tekstur, gerak, bentuk, ukuran dan
sebagainya (Soegeng Toekio M, 1983: 70).
Di masa kini keaneka-ragaman dari berbagai penggunaan bahan yang
digunakan dalam penciptaan karya seni patung sudah bervariasi. Dalam proses
penciptaan karya patung seorang seniman memiliki banyak pilihan untuk
penggunaan bahan karena perkembangan patung sekarang tidaklah terbatas pada
pola lama sehingga memacu kepada para seniman untuk lebih berinovasi dalam
penggunaan teknik dan medium menurut kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam proses pembuatan karya patung saat ini kita telah mengenal
Assemblage yaitu istilah digunakan untuk menggambarkan suatu kerja seni,
termasuk karya Stankiewitz yang melalui kreasinya mampu mengetengahkan
kombinasi dari barang jadi ke dalamnya (Soegeng Toekio M, 1983: 72). Dalam
assemblage kita dapat melihat suatu proses pembuatan patung dengan cara
merubah warna, penggabungan barang dari bagian-bagian barang jadi, baik
berupa potongan-potongan untuk dijadikan sebuah karya.
Dari uraian di atas, dalam seni patung kita tidak hanya berbicara mengenai
proses pembentukan ke dalam tiga dimensi saja, akan tetapi dibalik penciptaan
karya seni patung kita juga harus mengetahui makna yang melatar belakangi atas
terbentuknya sebuah karya, karena keadaan ini ada sebagai akibat dari
keturutsertaan intelektual, pengalaman, perasaan batiniah dan emosi manusia
dalam menciptakan karya seni.
F. Komponen Karya Seni
Setelah membahas tentang seni patung, kita juga perlu mengetahui tentang
seni lainnya yang sama mempunyai hasil produk atau disebut dengan karya.
Seperti yang dipaparkan oleh Otto G. Ocvirk dalam buku Art Foundamentals
secara fisik karya seni dibagi menjadi 3 komponen, yaitu subject, form, dan
content yang terkombinasi menjadi kesatuan (Ocvirk, 1962: 10).
1. Subject Matter
Subject matter dalam seni rupa disebut pokok persoalan atau tema.
Menurut Ocvirk, subject metter yang digunakan seniman dalam hal ini
bisa saja berfungsi sebagai perangsang kreatifitas. Dalam menghadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
subject seorang seniman berusaha menampilkan karakternya sesuai
dengan pandangan pribadinya, atau dapat juga menampilkan apa
adanya. Suatu problem (masalah) dalam penciptaan karya seni bukan
“apa” yang dipakai seniman sebagai subject, tetapi “bagaimana”
seseorang dapat menampilkannya sebagai perwujudan karakternya
(Ocvirk, 1962: 10).
2. Bentuk
Subject metter menjadi pokok persoalan yang hendaknya
direalisasikan dalam suatu bentuk karya seni. Dari bentuk kita dapat
mengerti keseluruhan karya seni. Menurut Ocvirk, Bentuk adalah
rancangan dari kumpulan semua unsur yang membentuk karya seni.
Unsur-unsur yang dimaksud di atas sering disebut perangkat visual
atau unsur bentuk. Unsur bentuk tersebut terdiri dari: garis, bidang,
nilai, value (gelap terang), tekstur, dan warna (Ocvirk, 1962: 11).
3. Isi atau Arti
Dalam suatu karya seni memiliki isi yang mewakili perasaan
seniman yang membuatnya, seperti Ocvirk, dalam buku Art
Fundamentals Theory and Practice ;
Isi disebut kualitas atau arti yang ada dalam suatu karya seni. Isi
juga dimaksud sebagai final statment, mood (suasana hati) atau
pengalaman penghayat, isi merupakan arti yang esential dari pada
bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi,
aktifitas intelektual atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu
karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa
bentuk dari suatu karya dapat menimbulkan emosi atau ekspresi
terhadap kita, atau menstimulasi aktifitas intelektual penghayat
yang sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti (
Ocvirk, 1962: 13).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
G. Peran Elemen Dalam Seni Rupa
Dalam suatu karya seni peranan elemen garis, bidang, warna, tekstur,
Cahaya/ Gelap terang memberi nilai tersendiri sehingga dapat memberikan
kesan yang cemerlang dibalik penggunaan warna, garis, bidang, tekstur,
Cahaya/ Gelap tersebut.
Warna
Warna merupakan salah satu elemen pokok yang banyak peranannya di
dalam karya seni rupa. Warna itu sendiri dibedakan menurut jenisnya sebagai
akibat adanya cahaya. Warna terjadi akibat mata kita dapat menangkap
pantulan cahaya atas sesuatu benda (Soegeng Toekio M, 1983: 22). Dalam
penggunaan warna, masing-masing seniman memiliki kesan dan pengertian
berbeda-beda dalam menempatkan warna, sehingga seniman satu dengan yang
lain mempunyai karakter warna yang berbeda.
Garis
Selain warna, garispun banyak berperan dalam memberikan efek gerak
yang aktif seperti yang dibuat dalam karya Boticelli.
Seperti kita ketahui garis adalah suatu rentetan titik-titik yang
berhimpit, ia merupakan bentuk abstrak yang tidak ada di dalam
alam, artinya sekedar ilusif yang memberikan kesan imajinatif
tertentu. Garis ini bisa menyatakan tapal batas, relung atau
gelombang berirama (ritme), keras atau pejal dan banyak lagi
(Soegeng Toekio M, 1983: 18).
Bidang
Membahas mengenai garis mengarah pada bidang, karena garis tertutup
menjadi batas-batas bidang. Bentuk dapat dibuat tanpa garis, seperti pelukis
yang menetapkan area warna atau pematung tidak menciptakan garis. Contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tersebut menjelaskan tentang tidak perlunya garis untuk membuat suatu
bidang. Bidang memiliki kualitas linier, jika perhatian tertuju pada batas-batas
dari bidang tetapi kontur biasanya membuat kita menyadari bentuk dengan
menunjuk ke siluet daerah terluar dari bidang (Feldman, 1967: 226).
Tekstur
Tekstur pada dasarnya adalah sifat rabaan dari suatu permukaan yang
memberi karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah
halus, sedang atau kasar. Secara umum, tekstur adalah adalah titik-titik kasar
atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan. Tekstur cenderung mengisi
secara visual ruang di mana tekstur itu berada.
.... Tekstur juga merupakan rona visual yang menegaskan karakter
suatu benda dilukis atau digambar. Ada dua macam tekstur atau barik.
Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau
cocok antara tampak dan nilai rabanya. Sebaliknya kedua, tekstur
semu memberikan kesan kasar karena penguasaan teknik gelap terang
pelukisnya, ketika diraba maka rasa kasarnya tidak keliatan, atau
justru sangat halus... (Nooryan Bahari, 2008: 101-102).
Dari adanya tekstur kita dapat menangkap tentang rasa halus, kasar, tajam,
lunak, datar, bergelombang dan sebagainya dari yang kita lihat dengan indera
mata atau dirasakan dengan indera peraba. Tekstur yang dikenal manusia biasanya
memiliki sifat khusus dari tekstur yang telah dikenali, misalnya dengan mudah
manusia dapat membedakan tekstur kayu atau gelas dengan hanya melihat atau
merabanya. Hal ini merupakan pengenalan dari persepsi visual atau rabaan yang
ditunjang oleh pengalaman-pengalaman terdahulu terhadap suatu obyek tekstur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Cahaya/ Gelap Terang
Gelap terang adalah efek cahaya yang mengenai suatu benda. Mata
berinteraksi tehadap cahaya yang diserap, atau dipantulkan dari obyek untuk
membentuk data sensor gambar. Cahaya sangat penting, karena tanpa adanya
cahaya semua benda tidak dapat dilihat (Feldman, 1967: 233).
Jadi peran elemen warna, garis, bidang, tekstur, Cahaya/ gelap terang
sangat berpengaruh terhadap maksud atau nilai karya itu sendiri. Dalam karya
patung peranan elemen tersebut banyak berpengaruh terhadap karya yang dibuat,
baik dari segi estetiknya maupun struktur kesatuan bentuk karya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
IMPLEMENTASI
A. Pokok Temuan
Berikut adalah beberapa pokok temuan yang dapat penulis paparkan dari
pola kehidupan semut:
Pertama, semut adalah binatang yang hidup berkelompok, bersama,
bekerjasama. Semut adalah binatang yang tidak hidup dengan pola kesendirian
atau individualisme. Kebersamaan dan kerjasama membuatnya menjadi binatang
yang menarik dan tidak bisa dipandang remeh. Begitulah pola kehidupan semut
dengan kebersamaan kelompoknya.
Kedua, semut mempunyai keistimewaan yaitu hidup damai dengan
sesamanya. Apabila sekelompok semut sedang menarik makanan. Apakah pernah
mereka menariknya ke arah yang berlawanan satu sama lain? Sekelompok semut
tidak pernah bertengkar dalam memperebutkan sesuatu. Bahkan, mereka saling
memberitahu jika memperoleh sesuatu. Dan ketika menarik makanan ke dalam
lobang atau sarang, mereka menunjukkan pola kebersamaan. Jika yang satu
menarik, maka yang lain mendorong, begitupun sebaliknya.
Ketiga, semut adalah binatang yang bergerak aktif. Dapat dikatakan bahwa
semut adalah binatang yang tidak suka bermalas-malasan. Begitulah nilai-nilai
yang dapat diambil contoh untuk manusia. Dari nilai-nilai yang kita dapatkan,
hendaknya manusia yang diberi akal dan fisik yang kuat tidak menyia-nyiakan
waktu yang dianugerahkan oleh Allah. Hendaknya manusia menghargai setiap
detik waktu yang dilaluinya dan setiap kesempatan yang datang kepadanya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dimanfaatkan dengan baik. Sebab apa yang telah berlalu darinya berupa waktu
dan kesempatan, tidak akan pernah lagi kembali.
Keempat, Dari pengamatan penulis dalam kehidupan sehari-hari,
kesempatan sebuah koloni semut mengumpulkan makanan tidak pernah di sia-
siakan. Semut selalu berusaha untuk mendapatkan makanan tersebut. Karena itu
semut selalu terlihat giat bekerja untuk mempertahankan kehidupan kelompok
mereka. Mengambil contoh dari kelompok semut, yaitu memperhitungkan segala
kemungkinan buruk yang akan terjadi hari esok, dan melakukan persiapan
menghadapinya.
Kelima, semut adalah binatang yang kuat, karena seekor semut mampu
menarik baban yang lebih berat dari bobot badannya.
Keenam, semut adalah binatang yang informatif. Jika seekor semut
menemukan makanan, maka dengan cepat ia akan menyebarkan berita tersebut
kapada yang lain. Sehingga, dalam waktu yang pendek dan cepat segerombolan
semut telah berkumpul untuk membawa makanan yang mereka temukan. Semut
membentuk struktur sosial yang tertib dengan berbagai respon dan menjalani
hidup berdasarkan pertukaran berita timbal balik. Dapat dikatakan bahwa semut
dengan sistem komunikasi yang mengesankan itu berhasil dalam hal-hal yang
kadang tak dapat diselesaikan atau disepakati manusia melalui berbicara
(misalnya bertemu, bercerita, membersihkan, bertahan dan lain-lain).
Ketujuh, semut adalah binatang yang hidup teratur. Jika sekelomnpok
semut sedang berjalan, yang terlihat adalah keteraturan dan kedisiplinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Segerombolan semut akan berjalan dengan teratur, tidak saling mendahului satu
sama lain.
Kedelapan, semut adalah binatang yang patuh pada atasannya (ratunya).
Semut dalam kesatuannya, dipimpin oleh seekor ratu yang dipatuhi oleh semua
anggotanya. Ratu inilah yang memberi perintah, ke mana harus pergi dan
bagaimana mengumpulkan serta mendistribusikan makanan. Termasuk, cara
penyelamatan diri ketika dihadang bahaya seperti yang diceritakan dalam surat
An-Naml 27: 18 di atas “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari". Tidak pernah seekor semut membantah dan melawan perintah sang
ratu, sehingga kepatuhan inilah yang membuat rumah tangga semut senantiasa
rukun dan tentram. Begitulah pentingnya peran seorang pemimpin dalam
menciptakan kehidupan yang teratur dan damai. Tanpa pemimpin tentu kehidupan
akan kacau dan jauh dari ketenangan.
B. Implementasi Teoritis
Pengamatan seorang seniman dalam menanggapi dunia di sekitarnya
merupakan awal dari suatu pemahaman yang akan diserap ke dalam pikiran
maupun perasaan yang nantinya akan menimbulkan ide atau gagasan. Perwujudan
ide atau gagasan akan membuka banyak kemungkinan dalam warna maupun
bentuknya tergantung dari kreatifitas yang dimiliki.
Ide, gagasan atau dasar pemikiran sebagai gambaran awal menuju pada
perwujudan karya seni patung. Dalam mewujudkan karya seni pada dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dibuat melalui proses-proses tertentu, adanya kegelisahan batin penulis yang
kemudian diwujudkan ke dalam karya seni patung dan ada maksud-maksud
tertentu yang ingin diungkapkan melalui karya yang terwujud sebagai hasil dari
interaksi penulis dengan lingkungan sekitar.
Ide merupakan suatu hal utama yang harus dimiliki pencipta seni dalam
proses menciptakan karya seni. Dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini, bentuk
visual kehidupan semut menjadi tema dari karya-karya yang penulis tampilkan.
Dalam prosesnya penulis menampilkan bentuk-bentuk visual dari perilaku
kehidupan semut yang akan penulis wujudkan ke dalam ekspresi karya seni
patung.
Ide atau gagasan seseorang seniman sangat menentukan keberhasilan
sebuah karya seni. Hal tersebut merupakan dasar pegangan sekaligus pedoman
bagi seorang seniman dalam berkarya, karena tanpa adanya ide atau gagasan
tersebut seniman akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan karya-karyanya.
Sebab penciptaan karya seni tidaklah terjadi dalam keadaan kosong, tapi karena
kita membutuhkan sesuatu maka kita membuatnya.
Bentuk kehidupan semut inilah yang penulis angkat menjadi tema atau
subject matter. Komunikasi dan kebersamaan dari kehidupan semut menjadi
bahan kajian yang menarik dan merupakan hal penting untuk dibahas dalam
pembuatan karya tugas akhir ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa komunitas
kehidupan masyarakat semut disamping memiliki sistem organisasi yang begitu
rapi, semut adalah binatang yang hidup berkelompok dan bersama serta selalu
bekerjasama. Semut adalah binatang yang tidak hidup dengan pola kesendirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
atau individualisme. Dalam mencari makan mereka tidak pernah saling berebut,
yang ada mereka selalu saling membantu satu sama lain. Semut memperlihatkan
gotong-royong mulai dari mencari makan, membuat sarang, sampai mengalahkan
musuh yang lebih besar.
Tidak lupa bahwa salah satu keistimewaan semut adalah salah satu jenis
binatang yang namanya Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Bahkan, salah satu
nama surat dari seratus empat belas surat, diberi nama surat semut (an-Naml),
surat yang ke-27 dalam urutan mushaf. Begitu agungnya seekor semut, walaupun
hanya dalam dua ayat disebutkan Allah, namanya dicatat sebagai nama sebuah
surat. Tanpa bermaksud merendahkan manusia apalagi nabi Allah yang sangat
mulia.
Semut adalah binatang yang hidup damai dengan sesamanya. Sekelompok
semut tidak pernah bertengkar dalam memperebutkan sesuatu. Bahkan semut
saling memberitahu jika memperoleh sesuatu. Dan ketika menarik makanan ke
dalam lubang atau sarang, semut menunjukan pola kebersamaan. Jika yang satu
menarik, maka yang lain mendorong, begitupun sebaliknya.
Sebuah karya seni merupakan wujud dari hasil cipta, rasa dan karsa
seorang seniman. Proses penciptaan karya setiap seniman tidaklah sama,
tergantung bagaimana sikap seniman menanggapi dan menterjemahkan objek
yang diamati atau dipahami untuk dituangkan ke dalam medium. Dengan
demikian penulis mencoba untuk mewujudkan gagasan konseptual ke dalam karya
seni patung dan mengenalkan bentuk visual dari kehidupan semut kepada
penikmat karya patung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam proses perwujudan karya dari kehidupan semut, selain dari kitab
suci Al-Quran, buku-buku bacaan, penulis juga mendapatkan pengertian dari
orang lain. Dengan menyaksikan secara langsung aktifitas kehidupan semut,
kemudian berusaha menghayati serta merenungkan. Hasil dari renungan tersebut
membawa penulis menjadi lebih bersyukur akan kenikmatan yang didapat dalam
menjalani hidup agar lebih baik nantinya. Dalam hal ini juga merupakan wujud
eksistensi bagi penulis dalam mengukuhkan keterlibatannya dalam dunia seni.
C. Implementasi Visual
1. Konsep Bentuk
Bentuk-bentuk yang penulis hadirkan cenderung pada karya-karya
figuratif. Jadi, karya-karya yang penulis tampilkan memperlihatkan bentuk badan
atau sosok semut yang saling berinteraksi satu sama lain dengan disertai gambaran
obyek pendukungnya.
Penulis menghadirkan lima karya patung dengan berbagai macam bentuk
dan ukuran. Karya patung dibuat menggunakan metode dan teknik Additive
Sculpture atau bisa juga disebut dengan “modeling”, suatu proses yang
menggunakan materi awal berupa lilin atau tanah liat yang dibentuk dalam tiga
dimensi sebagai model. Oleh karenanya melalui materi plastis tersebut, dapat
menggunakan berbagai alat termasuk peranan jari tangan.
Figur semut menjadi bagian inti atau sebagai obyek utama karena semut
merupakan obyek yang dikaji melalui pola kehidupannya. Figur semut
ditampilkan bersama dengan obyek pendukung di luarnya guna menampilkan
bentuk kegiatan kehidupan semut tersebut. Figur semut dibuat berulang-ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan berbagai macam pose untuk lebih menggambarkan bentuk dasar dari
keberagaman kegiatan semut, baik dari komunikasi maupun pola
kebersamaannya.
Secara keseluruhan bentuk karya yang penulis hadirkan adalah berbagai
macam pose semut dengan gerakan atau serangkaian kegiatan yang berbeda-beda,
sehingga kesan gerak fisiknya akan penggambaran dari kehidupan semut lebih
terasa.
Tekstur pada karya patung penulis berbentuk kasar. Tekstur kasar dipilih
agar cahaya yang menyorot pada karya patung terkesan gelap terangnya,
sehingga volume bentuk patung menjadi lebih tegas. Tekstur pada karya seni
penulis merupakan tekstur nyata yang sesuai antara yang tampak dan nilai
rabanya.
Untuk warna lebih bersifat warna sebagai warna, artinya kehadiran warna
tersebut sekedar untuk memberi tanda pada suatu benda tanpa maksud tertentu
dan tidak memberikan pretensi apapun. Jadi di sini penulis berusaha untuk
memunculkan warna-warna tembaga, karena memang karya patung yang penulis
hadirkan adalah karya patung dengan kesan tembaga.
Alat yang digunakan dalam pembuatan karya yaitu butsir untuk modeling
figur-figur semut pada tanah liat. Bentuk-bentuk figur semut yang penulis
hadirkan sebagian disajikan lebih dari satu dalam satu karya.
Kemudian bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ini sebagian
besar menggunakan polyester resin. Alasan penggunaan bahan polyester resin
adalah faktor harga yang relatif terjangkau, waktu pengeringan relatif singkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sehingga menghemat waktu kerja, berbentuk cairan sehingga memudahkan
pengaplikasian.
2. Bahan
Dalam menciptakan karya, seniman terlebih dahulu mengenal dan memilih
bahan yang akan dipakai. Bahan tersebut didapat dari lingkungan sekitar, bahkan
dari produk industri. Dalam penggunaan bahan/media biasanya menyesuaikan
kebutuhan, seperti penyesuaian media dan gagasan, juga mempertimbangan
karakteristik bahan, teknik pembentukan, konstruksi dan eksperimen-eksperimen
lain untuk perencanaan pembentukan karya seperti yang dikehendaki.
Berkaitan dengan karya seni Tugas Akhir ini, bahan utama yang
digunakan adalah poliyester resin. Pemilihan bahan utama tersebut karena
mempunyai kelebihan mudah didapat dan mudah dibentuk, selain itu penulis juga
ingin mengeksplorasi kemampuan berkarya dengan bahan tersebut.
a) Bahan Utama
Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari proses
pembuangan sisa metabolisme tumbuh-tumbuhan, biasanya berbentuk
padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan
dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Resin yang dijual di
pasaran adalah resin yang sudah dicampur dengan cobalt. Campuran
antara resin dan cobalt ini akan bereaksi panas apabila dicampur dengan
katalis. Cobalt dan katalis berfungsi untuk mengeraskan dan mempercepat
pengeringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kelebihan polyester resin: faktor harga yang relatif
terjangkau, waktu pengeringan relatif singkat sehingga menghemat waktu
kerja, berbentuk cairan sehingga memudahkan pengaplikasian. Sifat
kelemahan dari polyester resin adalah "menyusut" pada suhu panas karena
resin tidak menyatu dengan carbon fiber. Pada suhu panas resin tersebut
menjadi lunak dan menyusut, sehingga pada waktu kering akan
membentuk sesuai dengan dasarnya.
b) Bahan Penunjang
Bahan ini dikategorikan sebagai bahan pendukung yang
keberadaanya sangat penting untuk membantu kelancaran dalam proses
pembentukan karya agar berhasil secara maksimal. Bahan-bahan tersebut
antara lain:
1) Tanah liat untuk membuat model karya yang di buat.
2) Kertas digunakan untuk membentuk permukaan karya.
Penggunaan bahan kertas memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, antara lain:
Kelebihan:
1) Mudah didapat.
2) Mudah dibentuk.
3) Relatif murah.
4) Ramah lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kekurangan:
1) Mudah rusak.
2) Mudah terbakar.
3) Silicon rubber untuk membuat cetakan dalam atau cetakan
pertama yang kemudian di balut dengan resin sebagai cetakan
induk.
4) Talek digunakan untuk campuran polyester resin
5) Kawat untuk membuat rangka.
6) Besi, digunakan untuk membuat rangka.
7) Lem kayu Fox, digunakan sebagai perekat kertas pada proses
pembentukan karya.
8) Dempul plastik, digunakan untuk menambal bagian yang
berlubang.
9) Cat, untuk pewarnaan pada karya.
10) Serbuk warna tembaga, untuk campuran warna dalam
pewarnaan karya.
11) Amplas, digunakan untuk proses menghaluskan bagian tertentu
pada permukaan karya.
3. Penyediaan Peralatan
Penyediaan alat merupakan jenis alat yang akan dipakai dalam proses
pengerjaan karya seni. Pemanfaatan alat dengan baik akan sangat membantu
dalam proses berkarya. Peralatan yang digunakan dalam proses pengerjaan yaitu:
a. Butsir untuk membuat modeling karya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Kuas untuk meratakan resin dan pengecatan pada karya.
c. Mesin bor, berfungsi untuk membuat lubang.
d. Mesin gerinda, berfungsi untuk meratakan sambungan las dan
digunakan juga untuk memotong besi dalam pembuatan rangka.
4. Teknik dan Medium
Dalam proses berkarya ini penulis menggunakan teknik modeling,
modeling ialah salah satu metode yang dikenal dalam proses pembuatan karya
patung. Dalam Tinjauan Seni Rupa dijelaskan, Additive Sculpture atau bisa juga
disebut dengan modeling, yaitu suatu proses pembuatan karya patung yang
menggunakan materi awal berupa lilin atau tanah liat yang dibentuk dalam tiga
dimensi sebagai model
Dalam proses pembentukannya figur-figur semut alasan penulis memlih
teknik modeling antara lain, dalam prosesnya dapat dicapai berbagai efek, yaitu:
tekstur, bentuk dan ukuran yang semuanya itu dapat disesuaikan dengan konsep
bentuk dan tema yang diungkap. Alasan lainnya yaitu pengalaman teknik selama
menempuh mata kuliah studio. Selain teknik modeling, pernah juga mengerjakan
teknik lain diantaranya teknik carving atau pahat dan juga teknik tempa, tetapi
kedua teknik tersebut dirasa tidak cocok. Sehingga pada proses berkarya Tugas
Akhir ini, penulis lebih memilih teknik modeling. Kemudian, pada karya
pendukung dibuat dengan kertas yang di balut polyester resin karena dalam
pencapaian bentuk akan lebih mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Untuk proses pengerjaannya sebagai berikut:
a. Pembuatan Model Figur Semut
Dari ide-ide yang ingin diungkap dibuat sket gambar terlebih dahulu,
selanjutnya pembuatan model atau master dengan bahan tanah liat sesuai dengan
sketsa gambar. Sketsa gambar di sini sengaja dibuat sebagai acuan dan
pertimbangan visual. Namun bukan berarti karya yang akan diwujudkan harus
sesuai atau sama persis dengan sketsa gambar. Karena hal ini dihubungkan
dengan pertimbangan harmonisasi dan aspek ekspresi dalam pengolahan elemen
bentuk yang ada saat proses pembuatan model.
b. Pembuatan Cetakan
Langkah awal pembuatan cetakan, model dibalut/diolesi dengan silicon
rubber. Tunggu sampai kering. Kemudian cetakan yang dibuat dengan bahan
silikon di lapisi polyester resin sebagai penahan cetakan atau pengunci cetakan.
Untuk silikon di campur dengan katalis dengan perbandingan tertentu sama
dengan campuran polyester resin dengan katalisnya. Langkah-langkah pembuatan
cetakan sebagai berikut: model ditutup silicon ruber atau bahan cetakan. Setelah
menempel rata pada permukaan model dan dirasa sudah kering dirobek pada sisi
sampingnya guna mempermudah dalam pengisian bahan isiannya. Berikutnya
menutup cetakan silicon rubber tersebut dengan polyester resin dengan dibuat dua
belahan sebagai penahan permukaan atau cetakan induk agar bentuk modelnya
tetap utuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c. Pengisian Cetakan
Pengisian cetakan menggunakan bahan polyester resin, talek, serat (fiber)
dan katalis. Untuk pencampurannya polyester resin dan talek memiliki
perbandingan 1:1, selanjutnya serat (fiber) dipotong-potong hingga lembut dan
dimasukkan ke dalam campuran resin dan talk secukupnya. Setelah ketiga bahan
betul–betul larut dan menyatu, selanjutnya ditambahkan katalis secukupnya.
Adonan atau campuran yang sudah jadi, siap diisikan kedalam cetakan yang sudah
tersedia dengan cara menuang ke seluruh permukaan cetakan hingga merata.
Setelah kedua permukaan tertutup oleh campuran bahan, cetakan ditutup dengan
cara dilekatkan sesuai dengan pengunci cetakan.
d. Pembukaan Cetakan
Pembukaan cetakan dilakukan kurang lebih 30 menit setelah pengisian,
karena campuran bahan dirasa sudah kering dengan cara melepas cetakan luarnya
(polyester resin) terlebih dahulu kemudian cetakan dalam (silicon rubber) di buka
dengan cara di kelupas karena sifat silikon yang elastis.
e. Penyambungan dan Perbaikan (Restorasi)
Penyambungan dilakukan dengan lem G sebagai alat bantu. Dengan
menyesuaikan bentuk sebelumnya, dan tetap menjaga harmoni dari elemen bentuk
yang ada. Untuk perbaikan (restorasi) menggunakan campuran bahan pengisi
yang lebih kental dengan teknik menempelkan secara langsung dengan jari,
sehingga bagian permukaan patung yang kurang sempurna dan bagian sambungan
dapat tertutup dan kesan sambungan sudah tidak dapat dikenali lagi. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
juga dengan menggunakan teknik seperti ini kesan ekspresif pada tekstur bentuk
tetap terjaga.
f. Pembuatan Rangka
Dalam pembuatan rangka, langkah pertama adalah menyiapkan besi cor
dengan ukuran 8 milimeter yang kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang
telah di tentukan. Besi yang sudah di potong-potong sesuai ukuran kemudian dilas
sesuai dengan bentuk yang tertera pada sketsa.
g. Pembuatan Karya
Tahap selanjutnya setelah pembuatan rangka adalah membalut besi rangka
dengan menggunakan materi bahan kertas untuk menambah volume pada bagian-
bagian tertentu. Selanjutnya melapisi patung menggunakan polyester resin dan
katalis sebagai penguat dengan menggunakan alat kuas.
h. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir menggunakan cat mobil untuk pewarnaanya. Alasan
penggunaan cat mobil karena selain instan, dalam artian pigmen warna dan binder
sudah tercampur sesuai ukuran, cat mobil juga dapat menembus sela-sela patung
yang sulit di jangkau dengan menggunakan kuas. Untuk pewarnaan penulis
menggunakan warna hitam tidak mengkilat (flat black). Tahap selanjutnya yaitu
pewarnaan menggunakan serbuk tembaga dengan teknik kuas agar efek warna
yang ingin dimunculkan lebih mudah dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Penyajian
Untuk teknik penyajiannya, pada patung yang berjudul OTW (On The
Way) dan Say Hello akan digantung menggunakan tali senar. Pada karya OTW
(On The Way) digantung dibagian tengah ruang galeri pada ketinggian 1,5 meter
dari pemukaan lantai, sedangkan karya berjudul Say Hello akan digantung pada
sisi kanan ruang galeri yang ditempelkan pada dinding. Pada karya Our
Doughnut, Melihat Sekitar, dan Mencari Sumber, diletakkan langsung pada
permukaan lantai. Serbuk kayu juga turut disebar disekeliling karya agar memberi
batas ruang dan karya tidak kalah dengan warna ruangan yang dominan putih.
Untuk penyajiannya, karya akan dilengkapi dengan lebel judul. Dalam
memilih judul karya, penulis menggunakan judul karya sebagai ungkapan maksud
agar lebih merangsang perhatian penikmat dalam memahami karya seni. Judul
hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga
pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
Untuk pencahayaan, yaitu dengan menembakkan sorot beberapa lampu (sesuai
yang dibutuhkan) untuk menambah kesan gelap terang pada karya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
D. Deskripsi Karya
Karya Tugas Akhir yang penulis hadirkan sebanyak lima karya patung.
Masing-masing karya patung mempunyai bentuk, ukuran, dan makna yang
berbeda-beda. Berikut adalah deskripsi dari masing-masing karya seni patung
yang penulis hadirkan:
1)
Gambar 1: Our Doughnut, 2012, Polyester resin, kertas, 120 x 120 x 30 cm.
Deskripsi Karya: 1
Secara visual, bentuk donat dengan diameter 100 cm ditata secara vertikal dengan
dikerumuni 7 (tujuh) semut berukuran 18 x 10 x 5cm yang berada di bawah
sampai atas dengan berbaris. Masing-masing semut memiliki 3 pasang kaki, 2
capit, dua sungut. Badan semut dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, perut.
Karya ini berjudul Our Doughnut yang merupakan pemaknaan dari kebersamaan
semut dalam mencari makan dengan tertib. Warna pada karya tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mengadopsi warna tembaga dengan tujuan agar karya tersebut berkesan dibuat
dari bahan logam tembaga.
2)
Gambar 2: Mencari Sumber, 2012, Polyester resin, 165 x 90 x 90 cm.
Deskripsi Karya: 2
Karya ini mempunyai tinggi 120 cm yang bentuknya merupakan cokelat yang
sedang tumpah ke lantai dari sebuah gelas. Kemudian semut juga berdatangan
untuk bersama-sama meminum cokelat tersebut dari segala arah. Dari bentuk
tersebut dapat dimaknai sebagai respon semut yang tidak menyia-nyiakan
makanan dan dengan sesegera mungkin para koloni semut menyantap cokelat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tersebut besama-sama tanpa saling berebut. Jumlah semut dalam karya ini ada 9
(Sembilan) buah yang berukuran 18 x 10 x 5cm. Masing-masing semut memiliki
3 pasang kaki, 2 capit, dua sungut. Badan semut dibagi menjadi 3 bagian yaitu
kepala, dada, perut. Dari segi pewarnaan, warna pada karya tersebut mengadopsi
warna tembaga dengan tujuan agar karya tersebut berkesan dibuat dari bahan
logam tembaga.
3)
Gambar 3: OTW (On The Way), 2012, Polyester resin, 200 x 20 x 20 cm.
Deskripsi Karya: 3
Perjalanan 3 (tiga) semut pemakan daun di atas batang pohon, menuju sarang
dengan membawa daun yang mereka dapatkan. Ketiga semut tersebut berjalan
dengan membawa daun yang ukurannya lebih besar dibandingkan dari tubuh
semut. Dapat disimpulkan bahwa semut merupakan pekerja yang giat dalam
mencari makanan, meskipun barang yang harus mereka bawa berukuran lebih
besar dari pada tubuhnya. Ketiga semut ini berukuran 35 x 15 x 8cm. Masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
masing semut memiliki 3 pasang kaki, 2 capit, dua sungut. Badan semut dibagi
menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, perut. Warna pada karya tersebut
mengadopsi warna tembaga dengan tujuan agar karya tersebut berkesan dibuat
dari bahan logam tembaga.
4)
Gambar 4: Melihat Sekitar, 2012, Polyester resin, 100 x 70 x 25 cm.
Deskripsi Karya: 4
Sekor semut keluar dari sarangnya yang tinggi. Semut melihat daerah sekitanya
untuk mewaspadai dari gangguan makhluk lainnya. Semut ini berukuran 35 x 15 x
8cm. Masing-masing semut memiliki 3 pasang kaki, 2 capit, dua sungut. Badan
semut dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, perut. Warna pada karya
tersebut mengadopsi warna tembaga dengan tujuan agar karya tersebut berkesan
dibuat dari bahan logam tembaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5)
Gambar 5: Say Hello, 2012, Polyester resin, 150 x 150 x10 cm.
Deskripsi Karya: 5
Dua semut yang berpapasan saat dalam perjalanan mereka bertemu. Dapat
dipahami bahwa komunikasi antar sesama berjalan dengan baik. Bahkan seolah-
olah kedua semut tersebut sedang bersalaman pada waktu mereka bertemu. Semut
ini berukuran 35 x 15 x 8cm. Masing-masing semut memiliki 3 pasang kaki, 2
capit, dua sungut. Badan semut dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, perut.
Warna pada karya tersebut mengadopsi warna tembaga dengan tujuan agar karya
tersebut berkesan dibuat dari bahan logam tembaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
PENUTUP
Pengaruh seni penciptaan Allah pada makhluk hidup menjadi bukti bahwa
di seluruh muka bumi terdapat berbagai bentuk kehidupan. Kehidupan yang
dianugerahkan kepada setiap makhluk hidup yang tinggal di setiap milimeter
persegi bumi ini. Antara lain: manusia, organisme bersel satu, serangga, binatang
buas, dan tumbuh-tumbuhan, semua diciptakan dengan program yang sempurna,
seperti halnya semut.
Semua keajaiban penciptaan ini tidak pernah terpikirkan oleh manusia
sehari-hari, atau manusia hanya melihatnya tanpa berusaha memahaminya. Allah
telah mengilhami mereka dengan tatanan sosial secara teratur. Karena itulah
setiap kelompok semut melaksanakan tugasnya secara baik dengan bagian
masing-masing. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah untuk orang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada
hewan melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. Al-Jatsiyah, 45: 3-4). Semut diciptakan
sebagai salah satu tanda kebesaran Sang Pencipta agar manusia mencerna dengan
akal fikirannya, baik dari perilaku, sistem organisasi dan cara hidupnya.
Bentuk visual kehidupan semut merupakan tema dalam penciptaan karya
patung penulis. Selain sebagai tema hal ini juga menjadi salah satu upaya penulis
untuk mencoba memahami, mencari dan menghayati makna dari kehidupan semut
itu sendiri. Kebersamaan dalam kehidupan semut menurut penulis adalah sebuah
contoh yang nyata untuk menjalani hidup ini dengan untuk saling peduli terhadap
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sesama. Dalam Islam begitu menekankan agar kaum muslimin bersatu dan
bersaudara. Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangunan,
sebagian menopang sebagian yang lain. “Sesungguhnya mukmin itu bersaudara,
maka damaikanlah orang-orang yang berselisih diantaramu” (QS. Al-Hujuraat,
49: 10). Kebersamaan hidup yang penuh damai sebagai anugerah yang patut
disyukuri. Jadi karya-karya yang penulis ciptakan adalah karya-karya yang
didasari oleh perasaan optimis dengan banyak rasa syukur.
Proses penciptaan karya memang tidaklah sederhana, dari ide, sketsa
gambar ke persiapan model sampai dengan pencetakan, pengisian, finishing, dan
penyajian, semua perlu eksperimen dan pengalaman sehingga memakan waktu
dan biaya yang tidak sedikit. Dengan dilandasi optimisme dan kesabaran tahapan
dalam penciptaan karya seni harus dikerjakan secara teliti dan cermat agar semua
dapat terlaksana dengan baik.