bentuk layanan bimbingan rohani pasien dalam …

131
BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM MEMBANTU PROSES KESEMBUHAN PASIEN DI LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA(LKC) CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: INDAH CHABIBAH_ NIM: 107052002552 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M  

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM

MEMBANTU PROSES KESEMBUHAN PASIEN DI LAYANAN

KESEHATAN CUMA-CUMA(LKC) CIPUTAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

INDAH CHABIBAH_

NIM: 107052002552

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

 

Page 2: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

 

Page 3: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

 

Page 4: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

 

Page 5: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

i

ABSTRAK

Indah Chabibah, Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam Membantu

Proses Kesembuhan Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat,

dibawah bimbingan Dr. Asep Usman Ismail, MA

Sekarang ini banyak Rumah sakit yang hanya memberikan pelayanan secara

medis kurang memperhatikan pelayanan secara spiritual padahal menurut ketetapan

WHO yang baru ini orang bisa dikatakan sehat apabila mencakup 4 hal yaitu sehat

secara fisik, sehat secara psikologis, sehat secara sosial dan sehat secara spiritual.

Bimbingan rohani bagi pasien merupakan kegiatan yang di dalamnya terjadi

proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di Rumah Sakit sebagai

bentuk upaya kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Allah

SWT. Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang relawan dapat memberikan

ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakkal dan tetap

menjalankan kewajibannya sebagai Hamba Allah, dengan demikian akan membantu

kualitas kesembuhan pasien secara holistik.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk layanan

Bimbingan Rohani Pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma ciputat dalam

membantu proses kesembuhan pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Adapun yang menjadi subjek disini adalah pembina rohani selaku yang

melaksanakan program Bimbingan Rohani, selain itu pasien juga menjadi subjek

dalam penelitian ini karena pasien yang menerima layanan Bimbingan Rohani. Yang

menjadi objek penelitian ini adalah program Bimbingan Rohani pasien.

Berdasarkan hasil penelitian bentuk layanan bimbingan rohani pasien yang

ada di Layanan Kesehatan Cuma Cuma ada 2 macam kegiatan bimbingan rohani

yang pertama adalah Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap yaitu bimbingan rohani

yang diberikan kepada pasien rawat inap LKC, yang kedua yaitu bimbingan rohani

pasien rawat jalan yaitu buat pasien LKC yang berobat jalan atau rawat jalan,

biasanya berupa pengajian di masjid binaan LKC yang diadakan setiap sebulan sekali

yang wajib diikuti oleh member LKC.

 

Page 6: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

ii

KATA PENGANTAR

Bimillahirrahmanirrahiim

Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta

alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada

hambanya sampai detik ini, dan Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa

terlimpahkan kepada baginda Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati

perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Model

Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam Membantu Proses Kesembuhan Pasien

di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Ciputat”.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas

usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga

dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang

untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi

ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada orang-orang atas segala bantuannya terutama kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Terima kasih atas segala motivasi yang telah diberikan

hingga terselesaikannya skripsi ini. Maaf kalu selalu merepotkan ibu.

 

Page 7: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

iii

3. Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam. Terima kasih pak atas semuanya.

4. Teristimewa orang tua penulis, My great Mom Suriyah dan Alm. Amad

Kurdi yang ada di surga sana , Terima kasih penulis ucapkan yang telah

mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang,

doa, kesabaran, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan

pendidikan putra-putrinya, terima kasih untuk semuanya.

5. Dr. Asep Usman Ismail,M.A. selaku Pembimbing skripsi yang dengan sabar

telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. Terima kasih atas

motivasinya bapak, sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini. Syukron jiddan

buat semuanya pak

6. Para penguji yang telah memberikan masukan pada skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada

penulis selama perkuliahan.

8. Untuk semua Kakak-kakak ku tersayang dan terbaik, Dra. Imronah, Drs. H.

Amir Ma’ruf, Mu’sodah, Bejo Mudzakir, Ida Zulifah,S.Pd.i, Alif Nur

Solihin,S.Pd.i, Faidloturrofiah, Amd. Terima kasih atas doa dan motivasi

yang tak henti diberikan sehingga terselesaikannya skripsi ini, penulis akan

berusaha tidak mengecewakan kalian. Terima kasih dan tetap selalu menjadi

penyemangat penulis.

9. Buat ponakan-ponakan ku Laras Azmil Abida, Patih Elkautsar Muhammad,

Ravi Dara Jeeta, Muhammad Nazalul Fawadz, Asfa Ihdal Mafaza, Isna fadia

Hayya, yang sudah mendukung dan menghibur penulis.

 

Page 8: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

iv

10. Bapak Iwan selaku supervisi program di LKC yang telah banyak memberikan

informasi, pengalaman, dan memberikan semangat sehingga terselesaikan

skripsi ini. Maaf pak saya selalu merepotkan bapak

11. Ust Yazid selaku pembina Rohani pasien di LKC yang sudah meluangkan

waktunya sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

12. Seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah untuk

referensi buku-bukunya.

13. Hamdani Jabir yang tak pernah bosan memberi semangat dan membantu

penulis, selalu menjadi teman setia dalam suka dan duka, sehingga dapat

terselesaikannya skipsi ini. Terima kasih atas semua doa dan motivasinya ya

bby, semoga Allah membalas semua kebaikkan mu. Semoga kebersamaan

kita akan indah pada waktunya, Aminn....

14. “Geng Kor” (wiwin, vika, huwaida, dan Ilah) teman-teman seperjuangan ku,

yang tak pernah henti memberi semangat untuk penulis. Semoga pertemanan

kita terjalin sampai kakek nenek yaa...amiin

15. Untuk semua teman-teman ku seperjuangan di Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, khususnya angkatan 2007, terima kasih atas

kebersamaannya, selama hampir 4 tahun lamanya kita berbagi satu sama lain,

semoga kita sukses selalu, dan tetaplah menjadi teman-teman terbaik bagi

penulis.

16. Teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya.

 

Page 9: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

v

17. Yang terakhir gomawo buat opaa-oppaku Shinee, DBSK, Super Junior, dll,

yang sudah membantu menghilangkan rasa penat dan stres dalam

menyelesaikan skripsi ini. Saranghae oppa

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar

Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada khususnya.

Jakarta, Mei 2011

Indah Chabibah

 

Page 10: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………. ........ i

KATA PENGANTAR ………………………………………………........ ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 6

1. Tujuan Penelitian ………….……..………………... 6

2. Manfaat Penelitian ………………………………… 7

D. Tinjauan Pustaka ……………………………………… 7

E. Metodologi penelitian .................................................... 9

1. Metode penelitian ...................................................... 9

2. Subjek dan objek penelitian .....................................13

3. Tempat dan waktu Penelitian...................................13

4. Teknik pengumpulan data ........................................14

5. Sumber data ..............................................................15

6. Teknik analisa data ...................................................15

7. Keabsahan data .......................................................16

8. Teknik penulisan data...............................................17

F. Sitematika Penulisan ……………………………….......18

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………… 20

A. Bimbingan Rohani .................…………………………..20

1. Pengertian Bimbingan Rohani ……………………...20

2. Tujuan dan fungsi bimbingan rohani ........................ 24

3. Metode Bimbingan Rohani ........................................26

4. Bentuk Bimbingan .................................................... 29

B. Pengertian Pasien ............................................................ 31

1. Pengertian Pasien ...................................................... 31

 

Page 11: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

vii

2. Kondisi Mental Kejiwaan Pasien .............................. 32

3. Terapi Keagamaan Bagi Pasien .................................33

C. Konsep Sehat dan Sakit .................................................. 34

1. Konsep Sehat .............................................................34

2. Konsep Sakit ............................................................. 36

BAB III GAMBARAN UMUM LAYANAN KESEHATAN CUMA-

CUMA................................................................................... 43

A. Latar Belakang Berdirinya ……….………………....... 43

B. Perkembangan LKC ………………………………… 44

C. Visi Misi Tujuan LKC ………………………………... 46

D. Struktur Organisasi ……………………….…………… 47

E. Program-program LKC ….…………………………… 48

1. Direct Program ................................................... 48

2. Indirect Program ................................................... 49

F. Sistem Kepesertaan LKC ………………………….... 49

G. Layanan Bimbingan Rohani Pasien ............................. 51

1. Visi, Misi dan Tujuan BRP .................................... 52

2. Karakteristik BRP .................................................. 53

3. Manfaat BRP bagi Pasein ....................................... 53

4. Syarat Pembina Rohani ............................................55

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA …………….……… 56

A. TEMUAN ....................................................................... 56

1. Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien di LKC ..56

2. Keadaan pasien sebelum sesudah mendapat BRP ......63

B. Analisis ........................................................................... 65

1. Analisis model kegiatan BRP di LKC ..................... 65

2. Analisis pasien sebelum sesudah mendapat BRP .....78

BAB V PENUTUP ……………………………………………….. 85

A. Kesimpulan ……………………………………….…… 85

 

Page 12: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

viii

B. Saran ………………………………………………….. 86

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………....... 87

LAMPIRAN …………………………………………………………........

 

Page 13: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit

jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang melayani

kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana sosial masyarakat

(ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan dana sosial perusahaan.1 LKC

juga memiliki layanan rawat inap dan rawat jalan yang sudah berfungsi sebagai

mana mestinya seperti Rumah Sakit.

Setiap Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan.

Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan

kesehatan pasien (rehabilitatif), yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan

(promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan (preventif), secara menyeluruh

(holistik) dengan pendekatan biopsikososiospiritual sebagaimana disebutkan oleh

Organisasi Kesehatan Sedunia(WHO). Terdapat kecenderungan pendekatan yang

dilakukan pada pasien-pasien di Rumah Sakit tidak secara holistik, hanya

ditujukan pada pendekatan fisik (biologis) semata dan melupakan pendekatan

spiritual, padahal pendekatan spiritual (Rohani) merupakan pendekatan yang

urgen, karena sebagai kebutuhan dan kewajiban.

Dengan banyaknya Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service yang lebih

memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tariff rumah sakit yang

1http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami yang di akses pada tanggal 12 maret 2011

 

Page 14: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

2

tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa. Tingginya jumlah pasien yang

masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit

menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang

sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang

harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal

perawatan.2 Banyak Rumah Sakit yang memberikan pelayanan hanya kepada

orang yang mampu atau kaya sedangkan banyak orang yang kurang mampu tidak

mendapat pelayanan sebagaimana mestinya.

Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian

hidup terbatas pada hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti bencana

alam,pailit/bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan, atau hal-hal yang lazim disebut

musibah. Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah-

masalah yang dirasa menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita

bahwa nikmat berupa kesehatan,kekayaan, kesenangan, jabatan, dan kemewahan

merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

Artinya : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan

menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-

benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan”(Q.S. Al anbiyaa :

35)3

.

2H. Nurul Kawakib, Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari

http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan-spiritual-di-rumah.html yang

diunduh pada tanggal 15 februari 2011 pada pukul 09.00

3Ali Yafie, dkk., Sakit menguatkan Iman(Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet,ke-1,

h.1.

 

Page 15: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

3

Konsep Sakit, menurut Nani Maharany, S.Kep., Ners dari Departemen

Keperawatan RS Al Islam, adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang

menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas

sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Sakit dapat juga

diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang

mempunyai arti lebih luas dari sekadar penyakit. Pola penyembuhan pasien

selama ini biasanya lebih fokus pada penanganan penyakit secara medis.

Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis (perawat) yang lebih mengarah

pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan.

Padahal, pendekatan proses keperawatan adalah perawat sebagai pengganti

pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien.

Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang

ditanganinya. Diakuinya, memang belum ada standar baku pelayanan

keperawatan yang berdasar pada keperawatan spiritual. Dengan demikian, perlu

ada semacam buku petunjuk standar keperawatan spiritual, mengingat masyarakat

Indonesia adalah masyarakat yang beragama. 4

Dan sebagai Seorang yang beriman, kita mempercayai bahwa dibalik

sesuatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Semua yang dialami

dalam hidup ini adalah cobaan Allah swt, supaya manusia dapat membuktikan

sikapnya dalam menghadapi segala macam ujian untuk mengendalikan dirinya.5

4H. Nurul Kawakib, Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari

http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan-spiritual-di-rumah.html yang

diunduh pada tanggal 15 februari 2011 pada pukul 09.00

5Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1,

h.1.

 

Page 16: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

4

Dalam kerangka berfikir filsafat kehidupan ini, penulis melihat dan

menyikapi keadaan sakit. Sakit adalah salah satu aspek kehidupan manusia. Bila

manusia tidak memahaminya, ia akan menganggap sakit itu suatu derita.6

Hampir setiap orang pernah sakit. Musibah yang satu ini memang dapat

menimpa siapapun dan dimanapun. Ia tidak memandang perbedaan pangkat dan

status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu. Datangnya pun bisa tiba-

tiba. Kalau yang kebetulan sejenis penyakit ringan, mungkin tak terlalu

berpengaruh terhadap kehidupan kita. Malah sering kita lihat penyakit sebagai

peristiwa alamiah yang bisa terjadi pada siapa saja. Tetapi jika yang datang itu

penyakit berat,atau yang terasuk dalam stadium terminal,terkadang bisa

menghilangkan harapan hidup bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan

merontokkan iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang

sakit tanpa usaha, sebab Nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit itu ada

obatnya dan kita semua disuruh untuk berobat.

Penyakit yang diderita seseorang tidak terlepas dari seluruh mata rantai

kehidupannya, dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat ujian. Penyakit

adalah salah satu ujian Allah yang dianggap orang sebagai sesuatu yang tidak

menyenangkan. Pada waktu orang sakit imannya akan teruji, karena sakit itu

seseuatu yang tidak menyenangkan, maka harus diterima dengan kesabaran.7

Untuk menolong atau meredakan ketegangan jiwa dalam membantu proses

6Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1,

h.1. 7Ali Yafie, dkk., Sakit Menguatkan Iman (Jakarta : Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-1,

h. 7

 

Page 17: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

5

penyembuhan para pasien maka Bimbingan Rohani Pasien (BRP) hadir sebagai

sarana pelengkap penyembuhan dan pelayanan para pasien di Rumah sakit.

Bimbingan Rohani Pasien sebagai salah satu program layanan kesehatan

yang dilaksanakan oleh Lembaga pelayan masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa

Republika yang di dalamnya terjadi proses Bimbingan dan pembinaan Rohani

kepada pasien di Rumah sakit sebagai bentuk upaya kepada mereka yang

mendapat ujian dari Allah swt.

Lembaga ini juga mendirikan sebuah klinik yaitu Layanan Kesehatan

Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Republika yang merupakan lembaga non

profit pertama di Jabodetabek yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi

kaum miskin. Antara lain LKC Cabang: Gerai Sehat, TB Center, Aksi Tanggap

Bencana (SigaB), Aksi Layanan Sehat (ALS), Khitanan Massal (KhitMas),

Operasi Massal (OpMas), Pembiayaan Pasien,Pos Sehat Mitra, Pondok Keluarga

dan Masyarakat Sehat (PKMS), Penyuluhan Kesehatan, Medical Check Up, Bina

Rohani Pasien (BRP), Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah. Bukan saja

pelayanan secara medis tetapi juga pelayanan secara spiritual.8 Di LKC ini

memberikan layanan kesehatan secara gratis jadi layanan ini hanya diberikan

kepada kaum dhuafa atau kurang mampu.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mencoba menelaah

terhadap masalah tersebut dalam skripsi penulis yang diberi judul “Bentuk

Layanan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) dalam membantu proses

8 Brosur LKC

 

Page 18: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

6

kesembuhan pasien di LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet

Dhuafa Ciputat”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyaknya Layanan yang diberikan oleh Layanan

Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Maka penulis hanya mengambil atas satu

Layanan Bimbingan Rohani Pasien (BRP) yang diberikan kepada pasien

di LKC. Bimbingan Rohani Pasien (BRP) merupakan salah satu dari

program yang ada di LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet

Dhuafa Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Bentuk

Layanan Bimbingan Rohani Pasien dalam membantu proses kesembuhan

di LKC.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan layanan

Bimbingan Rohani Pasien dalam membantu proses kesembuhan pasien. Adapun

tujuan secara khusus yaitu untuk mengetahui layanan-layanan BRP yang

diberikan kepada pasien di LKC khususnya dalam membantu proses kesembuhan

pasien.

 

Page 19: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

7

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian ini yaitu:

a. Manfaat akademis

Dengan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi bagi mahasiswa

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya jurusan Bimbingan dan penyuluhan

islam. Serta memberikan pengetahuan yang lebih tentang Bimbingan Rohani

pasien yang ada di LKC.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai :

- Sebagai bahan evaluasi dalam pelayanan program Bimbingan Rohani

Pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).

- Sebagai masukan bagi pengelolaan program Bimbingan Rohani Pasien

di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma(LKC).

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa atau

mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka.

Namun perlu dipertegas perbedaan antara masing – masing judul dan masalah

yang dibahas, antara lain:

1. Rahmah Hidayah, NIM: 1030520286722, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dengan judul skripsi: “Peranan Bimbingan Rohani Pasien

Dompet Dhuafa Republika Dalam Meningkatkan Sikap Sabar Pasien di

 

Page 20: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

8

Rumah Sakit Cengkareng Jakarta Barat”. Dalam penelitian ini dijelaskan

tentang bagaimana peranan bimbingan rohani pasien dalam meningkatkan

kesabaran pasien yang sedang mengalami sakit. Apakah Bimbingan

Rohani pasien yang diberikan kepada sudah sesuai dengan harapan

lembaga pelayan masyarakat yang mengadakan program bimbingan

rohani pasien yaitu salah satunya meningkatkan kesabaran pasien.

2. Nur Hidayah, NIM : 102052025658, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dengan judul skripsi “Peranan Bimbingan Rohani Pasien (BRP)

Dompet Dhuafa dalam proses penyembuhan pasien Rumah Sakit Umum

Daerah Cengkareng”. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang bagaimana

bimbingan rohani pasien itu berperan dalam penyembuhan pasien Rumah

Sakit Cengkareng Jakarta Barat.

3. Siti umayah, NIM : 105052001770, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,”Pelaksanaan Bimbingan

Rohani bagi pasien dan keluarga napza pada saat detoksifikasi di Rumah

Sakit Muhammad Husni Thamrin Internasional Salemba Jakarta”. Dalam

penelitian ini dijelaskan tentang pelaksanaan bimbingan rohani bagi

pasien khusus narkoba.

4. Rika Nurhasanah, NIM: 102052025661, Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, “Pelaksanaan Bimbingan

Rohani Islam dalam menangani depresi bagi penderita kanker di Rumah

Sakit Kanker Dharmais Jakarta”

 

Page 21: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

9

5. Galuh Yuni Utami,NIM: 105052001744, Jurusan Bmbingan Penyluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, “ pelaksanaan bimbingan

rohani islam terhadap penderita skizofrenia di panti bina laras harapan

sentosa 3 ceger –jakarta Timur.

Dari penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian ini adalah tentang

model, kalau diatas dijelaskan peranannya bimbingan rohani pasien yang telah

diberikan apakah sudah berperan dengan baik atau belum. Sedangkan penelitian

ini yaitu tentang model bimbingan yang diberikan kepada pasien dalam membantu

proses kesembuhan di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting karena sangat

menentukan sukses atau tidaknya suatu penelitian. Metode penelitian adalah cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data di dalam penelitian. Adapun bentuk

penelitian ini adalah penelitian lapangan field research yaitu melakukan penelitian

langsung dengan datang langsung ke Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J. Moleong, pendekatan kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.9

Adapun langkah langkah dalam penelitian yang dilakukan adalah :

9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif , Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2007, h.4.

 

Page 22: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

10

a. Pengamatan Awal

Pengamatan awal bertujuan untuk melakukan penelitian singkat

yang membantu untuk memahami keadaan program Layanan yang ada di

LKC, sehingga dapat melakukan identifikasi masalah yang terdapat

dalam salah satu program layanan di LKC. Pengamatan dilakukan secara

langsung dengan datang langsung ke LKC dan browsing di Home atau

web LKC.10

b. Mengidentifikasi Masalah

Setelah dilakukan pengamatan awal untuk mengumpulkan

informasi mengenai kondisi awal tentang program Layanan yg ada di

LKC, maka langkah yang diambil selanjutnya adalah mengidentifikasi

masalah yang ada sehingga dapat menemukan permasalahan yang ada

dalam program Layanan yang ada di LKC.

Permasalahan yang muncul dan ingin diteliti adalah yaitu

memusatkan perhatian pada salah satu program Layanan yang ada di

LKC yaitu Layanan Bimbingan Rohani Pasien. Karena Layanan tersebut

merupakan layanan penting selain layanan yang diberikan secara medis.11

c. Permasalahan

Setelah melakukan pengidentifikasian masalah yang akan diteliti,

maka langkah selanjutnya yaitu melakukan perumusan masalah yang

10Metodologi penelitian, yang diakses di :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high&

submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098-16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.

11 Metodologi penelitian, yang diakses di :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high&

submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098-

16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.

 

Page 23: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

11

akan diteliti. Yaitu tentang model layanan Bimbingan Rohani Pasien yang

ada di LKC dalam membantu proses kesembuhan pasien.

d. Menetapkan Tujuan penelitian

Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai

dalam melakukan penelitian ini memiliki arah dan sasaran yang jelas

yang hendak dicapai dalam permasalahan yang dihadapi. Selain itu tujuan

ini juga dimaksudkan untuk memberikan solusi bagi LKC dalam

mengkoreksi program Layanan yang ada apakah sudah berjalan lancar

dan sesuai dengan yang diharapkan.12

e. Menetapkan Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian dalam memecahkan permasalahan

yang ada diperlukan adanya batasan-batasan agar sasaran dan arah dari

penyelesaian pemaslahan yang ada tidak menyimpang. Batasan-batasan

masalah ini bertujuan agar dalam memecahkan masalah yang ada lebih

akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian ini sehingga akan memberikan

hasil yang sesuai yang akan diteliti.

f. Studi Literatur

Agar dapat mengenal permasalahan yang akan diteliti, dibutuhkan

pengetahuan tambahan yang dapat diperoleh dari beberapa literatur sesuai

dengan permaslahan yang ada. Dengan mempelajari teori-teori atau

konsep-konsep yang dapat mendukung tugas akhir penelitian ini, maka

12Metodologi penelitian, yang diakses di :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high&

submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098-

16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.

 

Page 24: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

12

dapat membantu penulis untuk menganalisa permaslahan yang diteliti.

Dan dapat mencari alternatif pemecahan permasalahan yang diteliti. 13

g. Melakukan pengumpulan data

Langkah yang selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data

yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah yang diteliti. Data-data

yang dikumpulkan yaitu data-data primer dan data sekunder. yang

diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. dan

melakukan instrumen penelitian yaitu membuat pedoman wawancara. 14

h. Pengolahan Data

Data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian diolah. Pengolahan

data yang dilakukan melalui beberapa langkah-langkah yaitu :

a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang

relevan dengan proses layanan bimbingan rohani pasien bagi

pasien yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).

b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan bimbingan

Rohani Pasien bagi pasien LKC serta hambatan-hambatannya

diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk

narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya.

13Metodologi penelitian, yang diakses di :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high&

submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098-

16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.

14Metodologi penelitian, yang diakses di :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=7&submit.y=9&submit=next&qual=high&

submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25406098-

16510-clpp-chapter3.pdf, pada tanggal 13 april 2011, pukul 20.00.

 

Page 25: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

13

c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan

dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan

untuk menarik kesimpulan.15

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini ada tiga subjek yang ingin

diteliti yang pertama yaitu kepala bidang atau ketua kegiatan Bimbingan

Rohani Pasien di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) selaku yang

membuat konsep. Yang kedua yaitu petugas BRP yang melaksanakan

layanan BRP. Yang ketiga adalah pasien selaku penerima layanan BRP.

Sedangkan yang menjadi objek adalah layanan Bimbingan Rohani Pasien

di LKC ciputat.

3. Tempat dan waktu penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini berlokasi di Layanan Kesehatan Cuma-

Cuma Dompet Dhuafa Ciputat Jl. Ir. H. Djuanda No 34 Ciputat Mega Mal D

01, Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi itu didasari

oleh pertimbangan sebagai berikut : Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh

peneliti, bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk layanan Bimbingan

Rohani Pasien yang ada di LKC sehinga mempermudah peneliti menganalisis

data. Adapun waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari sampai

dengan Mei 2011.

15Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1998. H.288

 

Page 26: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

14

4. Pengumpulan Data

Berdasarkan permasalahan penelitian dan data-data yang dibutuhkan, maka

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu aktifitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera.16

Dalam

penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara berkunjung atau datang

langsung ke LKC ciputat untuk memperoleh sehingga data peneltian

didapatkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)yang

memeberikan jawaban atas pertanyaan itu.17

Wawancara ditujukan pada

pelaksana bimbingan rohani pasien untuk memperkuat dan pelengkap data

pada penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan cara face to face atau

berhadapan langsung, Dan dengan pasien yang rawat inap dan rawat jalan.

c. Dokumentasi

Data data yang diperoleh dari lapangan yaitu di LKC ciputat yang

berhubungan dengan maslah penelitian, baik dari sumber, dokumen formal,

buku-buku, artikel dan lain sebagainya.

16Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

PT.Rieneka Cipta,1996), h. 145. 17Moleong, Ibid, h. 186.

 

Page 27: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

15

5. Sumber Data

Sumber data adalah subjek utama dalam proses penelitian masalah diatas:

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah :

a. Sumber data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari pembina

Rohani Pasien di LKC.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku,

literatur, brosur dan artikel yang memiliki relevansi terhadap objek

penelitian ini.

6. Teknik analisa data

Yang dimaksud teknik analisa data adalah suatu proses penyederhanaan

data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.18

Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexy J Moleong mengemukakan

bahwa teknik analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data,mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi bahan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang akan diceritakan kepada orang lain.19

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan

yang ingin dicapai, yaitu dari data yang terkumpul kemudian dijabarkan

dengan memberi interpretasi untuk kemudian diambil kesimpulan akhir.

18Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai(Jakarta: LP3ES),1995,

cet ke-1. h. 263. 19Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 248.

 

Page 28: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

16

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang

relevan dengan proses layanan bimbingan rohani pasien bagi pasien yang

ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).

b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan bimbingan

Rohani Pasien bagi pasien LKC serta hambatan-hambatannya diperoleh,

maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual

gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya.

c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan

dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk

menarik kesimpulan.20

7. Keabsahan Data

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik tringulasi,

yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan; (a). membandingkan data

hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui

bimbingan merntal bagi gelandangan dan pengemis yang diberikan oleh

PSBK tersebut. (b). membandingkan keadaan dan prespektif sesorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal

ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh klien yang

menerima pelayanan dengan jawaban yang diberikan oleh pegawai atau

peksos. (c). membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen

20 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1998)

 

Page 29: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

17

yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaat

dokumen dan data sebagai bahan perbandingan.21

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekungan pengamatan

bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.

Kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,

maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai

dengan rumusan masalah saja.22

c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal

ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang

terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah

dikatakan bahwa pengalaman sesorang itu subjektif, sedangkan jika

disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.23

8. Teknik Penulisan Data

Dalam penulisan ini peneliti menggunakan teknik penulisan yang didasakan

pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitkan

oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

21 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1998). h. 330-331 22 Ibid, h. 329 23 Ibid, h. 341

 

Page 30: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

18

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima BAB, adapun

penyusunannya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis yaitu

Pengertian Model, Pengertian Bimbingan Rohani, Tujuan dan

Fungsi Bimbingan Rohani, Pengertian Pasien, Konsep Sehat dan

Sakit.

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LKC DOMPET DHUAFA

CIPUTAT

Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas tentang

gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari : Latar belakang

berdirinya, perkembangan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, visi

misi dan tujuan, program-program Layanan Kesehatan Cuma-

Cuma, Program Layanan Bimbingan Rohani Pasien.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

 

Page 31: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

19

Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari : model

layanan BRP yang diberikan kepada pasien di Layanan Kesehatan

Cuma-cuma, Keadaan pasien sebelum dan sesudah mendapat

Bimbingan Rohani pasien.

BAB V PENUTUP

Meliputi uraian kesimpulan dan saran

 

Page 32: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

20

 

Page 33: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Rohani

1. Pengertian Bimbingaan Rohani

Pengertian bimbingan diartikan berbeda-beda oleh para tokoh, oleh karena itu

penulis ingin menguraikan istilah dari arti Bimbingan dan dari pendapat tokoh-

tokoh tersebut.

Istilah Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris “guidance” yang

berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti menunjukkan, menurut H.M. Arifin

Bimbingan berarti menunjukkan atau memberi jalan, atau menuntun orang lain ke

arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini

dan masa mendatang.1

Menurut crow dan crow pengertian guidance yaitu bantuan yang diberikan

kepada seseorang baik pria atau wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan

pendidikan yang memadai, kepada individu dari setiap usia untuk menolongnya,

mengemudikan kegiatan hidupnya, mengarahkan pandangannya sendiri, membuat

pilihannya sendiri, memikul bebannya sendiri.2

Menurut Djumhur dan M. Surya, memberikan batasan mengenai

pengertian Bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus

dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,

1H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h-1 2Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , Bandung: CV. Ilmu,

1975, h.25.

 

Page 34: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

21

agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya (self understanding),

kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptence), kemampuan untuk

mengarahkan dirinya (self direction) kemampuan untuk merealisasikan dirinya

(self realization), sesuai dengan potensi kemampuan dalam yang menyesuaikan

dirinya baik dengan lingkungan keluarga maupun dengan masyarakat. Dan

bantuan itu diberikan oleh orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus

dalam bidang tersebut.3

Menurut R.C Suhartian dan Bonar Simangunsong, Bimbingan adalah

“suatu bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dalam

menemukan kemampuan-kemampuan dari segi kehidupan masyarakat, agar

demikian nantinya individu atau sekelompok individu lebih sukses dalam

merencanakan rencana-rencana hidupnya.4 Selanjutnya Suhartian dan

Simangusong mengutip dari Bimo walgito, bahwa Bimbingan adalah “Bantuan

yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari

atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya, agar supaya individu atau

sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.5

Rohani berasal dari kata “roh” yang berarti 1) sesuatu (unsur) yang ada

dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan):

nyawa; jika sudah berpisah dari badan, berkahirlah kehidupan seseorang. Makhluk

3Ibid, h.28 4RI. Suhartin dan Bonar Simangunsong, Pembinaan Personil Melalui Bimbingan dan

Penyuluhan , Jakarta ; Paneindo, 1989, h. 17. 5Ibid, h.17.

 

Page 35: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

22

hidup yang tidak berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan (malaikat, jin, setan,

dsb). Semangat,spirit, kedamaian bagi seluruh warga sesuai dengan islam.6

Dalam al-Quran dinyatakan bahwa ruh merupakan kesempurnaan dan

kekuasaan terhadap penciptaan manusia supaya menjadikan manusia tunduk

kepada Allah, dijelaskan dalam surah As-Shaad (38) ayat 72 :

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh

(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".

Dalam firman Allah yang lain, yakni dalam surah Al-Isra (17) ayat 85 :

“dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk

urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Menurut firman tersebut dijelaskan bahwa sebagau manusia kita hanya

diberikan sedikit informasi tentang masalah ruh, misalnya gejala-gejalanya. Dan

selebihnya merupakan urusan Allah. Nabi SAW bersabda mengatakan :

“Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi, yang saling mengenal akan

bergabung dan yang tidak saling mengenal akan saling berselisih.”7

Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh Jamaluddin Kafie, roh

mempunyai dua pengertian yaitu roh jasmani dan roh rohani. Yang dimaksud roh

6KBBI , Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. Ke-4, ed. 3, h. 960. 7Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam

Perspektif Islam , Jakarta : Kencana, 2004, h.58-59.

 

Page 36: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

23

jasmani ialah zat halus yang berpusat di ruangan hati dan menjalar ke seluruh

tubuh, karenanya manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan perasaan

serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan

roh rohani ialah sebagian dari yang ghaib. Dengan roh ini manusia dapat

mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan serta menyadari keberadaan orang

lain (berkepribadian dan berketuhanan), serta bertanggung jawab atas segala

tingkah laku.8

Sedangkan pengertian Rohani berasal dari bahasa arab yang berarti “ruh”

sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia arti “rohani” adalah roh yang bertalian

dengan yang tidak berbadan jasmaniah.9

Imam Al Ghazali berpendapat bahwa roh itu mempunyai dua pengertian,

yaitu roh jasmaniah dan roh rohaniah. Roh jasmaniah yaitu zat halus yang

berpusat di ruangan hati dan menjalar keseluruh tubuh, karenanya manusia dapat

bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai perasaan serta dapat berfikir atau

mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan roh rohaniah adalah

bagian dari yang ghaib. Dengan roh ini, manusia dapat mengenal dirinya sendiri

dan mengenal Tuhan, serta bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.

Menurut kaum sufi, “ruh adalah esensi kehidupan, ia bukan tubuh secara fisik

atau otak dan fikiran serta ingatan. Ruh memiliki dunia yang berbeda yang berasal

dari Tuhan dan seluruhnya milik Tuhan.10

8Jammaluddin Kaffie, Psikologi Dakwah , Surabaya: Indah, 1993, h. 15. 9Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, cet. Ke-1, h. 850. 10Hakim Muinuddin, Penyembuhan Cara Sufi. Penerjemah Burhan Wira Subrata,

Jakarta: Lentera, 1999, Cet. Ke-1, h. 42.

 

Page 37: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

24

Dari beberapa teori di atas maka penulis memilih salah satu teori yang

menjadi acuan yaitu dengan menggabungkan teori bimbingan djumhur dan teori

rohani Imam Al-Ghazali maka pengertian Bimbingan Rohani pasien yaitu suatu

proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk

memahami dirinya (self understanding), mengenal dirinya sendiri dan mengenal

tuhan serta menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian dan berketuhanan),

serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. Karena menurut penulis teori

tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.

A. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Pasien

1. Tujuan dan Fungsi

a. Tujuan Bimbingan dan penyuluhan yaitu :

1) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan

2) Untuk dapat menerima sendiri dan lingkungan secara positif

dan dinamis.

3) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berabagai

hal.

4) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

5) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.11

Tujuan Bimbingan Rohani Islam menurut Ainur Rahim Faqih

yakni:

11Slamito, Bimbingan di Sekolah , Jakarta: Bina Aksara, 1998, h. 10-12.

 

Page 38: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

25

1. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri

sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi dan

kesempatan yang ada.

2. Membantu proses sosialisasi dan sensivitas kepada kebutuhan

orang lain.

3. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam

maslah yang ada.

4. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta

perasaan sesuai dengan penerimaan diri.

5. Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia.

6. Membantu klien untuk memperoleh kepuasan pribadi dan

dalam penyesuaian diri secara maksimum.

7. Membantu klien untuk hidup didalam kehidupan yang

seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.12

b. Fungsi Bimbingan Rohani Pasien

Kemudian menurut Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa

ditinjau dari sifatnya layanan Bimbingan, dapat berfungsi :

a. Fungsi preventif, layanan Bimbingan ini dapat berfungsi

sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah.

12Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam , Yogyakarta. UI Press,

2001,Cet. Ke-2, h. 54.

 

Page 39: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

26

b. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu.

c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang akan

menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang dialami individu.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti

bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu

dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan

pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan.13

Pada dasarnya Bimbingan Rohani Islam merupakan aktualisasi teologi

yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai makhluk

sosial yang dilaksanakan secara teratur untuk membina dan mengarahkan manusia

agar aqidahnya mantap, keyakinannya kokoh, bertambahnya taqwa kepada Allah

SWT, taat melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama, sehingga

dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam menghadapi permasalahan

dan jauh dari rasa cemas.

B. Metode Bimbingan Rohani

Menurut H.M.Arifin, metode Bimbingan Rohani Islam yakni:

13Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , Jakarta:

Rineka Cipta, 2000, h. 26-27.

 

Page 40: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

27

a. Wawancara, salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapata

dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan

klien pada saat tertentu yanmemerlukan bantuan.14

b. Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok), yakni cara

pengngkapan jiwa/batin oeh klien serta pembinaannya melalui kegiatan

kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,simposium, atau dinamika

kelompok (group dynamics), dan sebagainya.

c. Metode Non Direktif (cara yang tidak mengarahkan), metode ini

mempunyai dua macam yakni :

- Client Centered, yaitu cara pengungkapan tekanan batin yang

dirasakan menjadi penghambat klien dengan sistem pancingan yang

berupa satu dua pertanyaan yang terarah.

- Metode edukatif, yaitu cara pengungkapan tekanan perasaan yang

menghambat perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas

perasaan/sumber perasaan yang menyebabkan hambatan dan

ketegangan.

d. Metode Psikoanalisa (penganalisaan jiwa), metode ini untuk memperoleh

data-data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan jiwa klien tersebut.15

e. Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan), metode ini bersifat

mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan (problema)

yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah dengan

memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan

yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi/dialami klien.

14H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6, h. 44-50. 15Ibid.

 

Page 41: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

28

f. Metode lainnya, seperti metode sosiometri yaitu suatu cara yang

dipergunakan untuk mengetahui kedudukan klien dalam kelompok.16

Ada pula metode-metode lain dalam Bimbingan Rohani yakni :

a. Metode AudioVisual

b. Metode dzikir, dzikir hanya akan memiliki nilai bila dilakukan sesuai

petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya, dzikrullah artinya mengingat Allah

SWT,mengingat sesuatu berarti menunjukkan hubungan hati dengan yang

diingat, ingatan ini berpusat di hati, akal dan lisan adalah alat bantu bagi

ingatan kita, adapun dzikirnya seperti ; Takbir, Tahmid dan Tasbih.17

c. Sholat

d. Puasa, menurut Al-Mawardi, selain mengatasi berbagai penyakit, puasa

juga melatih rohani atau jiwa manusia agar menjadi lebih baik. Temuan

terakhir kedokteran jiwa membuktikan bahwa puasa dapat meningkatkan

derajat perasaan atau Emotional Quaetion (EQ) manusia.18

Secara psikologis manusia tidak hanya diukur atau dinilai dari kecerdasan

atau Intelejent Quaetion (IQ)nya tetapi juga diukur dari EQnya. EQ

berpengaruh dalam pembentukan sifat-sifat seseorang anatara lain : sifat

dermawan, santun, sabar, rela berkorban, kasih sayang, dan rasa kepedulian.19

16H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama , Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998, Cet, ke-6,h.44-50. 17Lembaran Dakwah Keluarga Marhamah, Menangis Mengingat Allah Swt. Edisi 460, h.

2. 18Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet.

Ke-2, h.149. 19Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet.

Ke-2, h.149.

 

Page 42: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

29

Seandainya IQ berpengaruh pada bertambahnya rasa percaya diri dan

meningkatnya daya ingat serta daya nalar seseorang.

Dari segi kesehatan mental puasa erat kaitannya dengan kemampuan

mengendalikan diri, puasa merupakan wahana penempatan mental sehingga

ujian dan cobaan serta sikap menghadapi perjuangan dan pengorbanan yang

lebih berat. Puasa dapat melatih kedisiplinan dalam mengendalikan diri dari

amarah, nafsu ingin berkuasa, sikap berlebihan dan dari sikap merasa paling

benar.20

Metode Commulative Records, yaitu segala fakta yang diperoeh dari klien

dicatat secara teratur dan rapih didalam buku catatan untuk klien yang

bersangkutan serta disimpan baik-baik sebagai file (dokumen penting),pada

saat dituntaskan, catatan pribadi tersebut dianalisa dan diidentifikasi untuk

bahan pertimbangan tentang metode apa yang lebih tepat bagi bantuan yang

harus diberikan kepadanya.21

2. Bentuk Bimbingan

Bentuk-bentuk Bimbingan antara lain :

1. Layanan orientasi

2. Layanan informasi

3. Layanan penempatan dan penyaluran

4. Layanan Bimbingan Belajar

5. Layanan Konseling Perseorangan

6. Layanan Bimbingan Kelompok

20Ibid. h. 149. 21Al-Mawardi, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran, Jakarta: PT. Prima, 2001, Cet.

Ke-2, h.149.

 

Page 43: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

30

7. Layanan Konseling Kelompok.22

Adapun bentuk-bentuk Bimbingan Islam antara lain:

1. Bimbingan dan penyuluhan jabatan (Vocational)

Bentuk ini berkenaan dengan maslaah jabatan atau kekayaan yang

perlu dipilih oleh individu, sesuai dengan kemampuan dan bakat-

bakat masing-masing untuk masa sekarang maupun masa

mendatang.

2. Bimbingan Penyuluhan Bidang Pendidikan (Sducational Guidance

dan Counseling)

Bentuk bimbingan Islam ini menyangkut tentang tentang

pengambilan keputusan mengenai lapangan studi yang akan

dipilih, yang berkaitan dengan kurikulum di sekolah dan perguruan

Tinggi, serta fasilitas pendidikan lainnya.

3. Bimbingan dan Penyuluhan Keagamaan (Religius Counseling)

Bentuk bimbingan ini diberikan seseorang yang bersifat

keagamaan, seperti melalui keimanan (keyakinan) menurut Islam,

yang bertujuan membantu memecahkan problematika terbimbing

dalam bidang keagamaan.

Bimbingan ini bersifat keagamaan, sebab menggunakan metode

pendekatan keagamaan dalam memberikan bimbingan rohaninya.23

Terbimbing tersadarkan melalui suatu hubungan sebab akibat

dalam rangkaian problem yang dihadapi. Selain itu, sisi

22ibid 23ibid

 

Page 44: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

31

kejiwaannya disentuh dengan nilai-nilai keimanan yang mengisi

kekosongan spiritual dalam dirinya.24

C. Pengertian Pasien

1. Pengertian pasien

Kata pasien berasal dari kata bahasa Indonesia analog dengan kata

patient dari Bahasa Inggris. Patient diturunkan dari Bahasa latin yaitu

patient yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang

artinya menderita.25

Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, pasien adalah orang sakit:

yang dirawat oleh dokter; penderita sakit.26 Pasien adalah “Orang sakit,

penderita (sakit), baik itu yang menjalani rawat inap pada suatu unit

pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak. Dan seseorang

dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara

wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau

kejiwaannya yang tertanggu.27

Beberapa pengertian pasien, diantaranya :

a. Menurut Christine Brooker dalam bukunya Kamus Saku Perawat:

1) Pasien adalah penderita penyakit mendapatkan pengamanan medis

dan/atau asuhan keperawatan.

2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.28

24ibid 25http://wikipedia.org.id/2009/0116/index. html, pada tanggal 12 maret 2011 jam 14.00. 26Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2001, h. 834. 27Dadang Hawari, Pelatihan Relawan Bimbingan Rohani Pasien, Sawangan: Dompet

Dhuafa Republika, tanggal, 9 juli 2003. 28Christine Brooker, Kamus Saku Keperawatan, Jakarta :EGC, 2001, h. 309.

 

Page 45: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

32

b. Menurut Barbara F. Weller dalam buku Kamus Saku Perawat, pasien

adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena menderita

penyakit.29

2. Kondisi mental (kejiwaan) pasien

Ketika pasien sedang menghadapi, merasakan penyakit yang sedang di

deritanya, maka pada saat itu pula mentalnya terganggu. Karena badan dan

jiwa saling mempengaruhi. Pengaruh emosi yang ada dalam kehidupan

seseorang sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan (mental) sekaligus

agar menjaga kesehatan badannya. Dengan demikian, semakin jelas bahwa

setiap orang yang menderita sakit (pasien) maka gangguan mentalnya yang

ada pada dirinya cenderung dipengaruhi kondisi fisik dan psikisnya

masing-masing. Bila kondisi fisik dan psikisnya pun cenderung sedikit.

Akan tetapi, seandaimya kondisi fisik dan psikisnya kurang baik maka

gangguan mental yang dideritanya cenderung lebih berat.30 Selain kedua

kemungkinan itu, ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

gangguan mental (kejiwaan) terhadap pasien, antara lain sebagai berikut:

a. Usia, semakin tua seseorang maka pasien cenderung respek dengan

kegiatan Bimbingan Rohani.

b. Pendidikan, jika dilihat dari faktor ini tingkatan pendidikan

seseorang terlepas. Ia mempunyai pendidikan agama ataupun tidak

melibat ke arah itu.

29Barbara F. Weller, Kamus Saku Perawat, Jakarta: EGC,2005, h. 508. 30 Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa , Jakarta: Dana

Bhakti Prisma Yasa, 1996, h.133.

 

Page 46: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

33

c. Ekonomi, disamping pasien sedang menghadapi penyakitpun harus

juga memikirkan tentang biaya yang akan ditanggung selama ia

dirawat di Rumah Sakit.

Setelah mengamati sebab-sebab terjadinya gangguan mental yang

terjadi pada pasien, telah di dominasi oleh causa psikis, dan

permasalahan yang ada pada diri pasien adalah karena masalah

emosi yang ada pada diri mereka.31

3. Terapi Keagamaan Bagi Pasien

Terapi adalah suatu cara pengobatan yang dilakukan dokter kepada

pasien. Sedangkan yang dimaksud penulis disini adalah terapi pasien

melalui pendekatan keagamaan.

Terapi keagamaan menurut Dadang Hawari adalah suatu proses

penyadaran terhadap objek atau pasien diantaranya sebagai berikut :

a. Proses penyadaran melalui taubatan nasuha

b. Menyalurkan pasien melalui doktrin optimisme, memberikan

nasihat-nasihat misalnya: Tuhan Maha Pengampun, hidup ini

hanya sementara.

c. Pemberian motivasi yang tidak terlepas dari nilai-nilai spiritual dan

ritual.32

d. Proses aksi atau tindakan yang dilakukan baik dari aspek kognitif

yaitu dengan pemberian materi Al-Quran dan Hadits , Rukun Iman

dan Islam, Akhlaq, Tauhid dan Islamologis. Selanjutnya aspek

31ibid 32

Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa ,Jakarta: Dana

Bhakti Prisma Yasa, 1996, h. 133

 

Page 47: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

34

psikomotor, yaitu pelaksanaan sholat fardhu, sunnah, dzikir, doa,

puasa dan sebagainya. Setelah itu akan terlihat aspek afektif yaitu

kesabaran, kejujuran, kepatuhan, kedisiplinan dan amanah.33

D. Konsep Sehat dan Sakit

1. Konsep Sehat

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit

akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek

fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan

yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai

karakteristik berikut yang dapat meningkatkan

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.34

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus

dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan

sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

33

Dadang Hawari, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa , Jakarta: Dana

Bhakti Prisma Yasa, 1996, h. 133.

34Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.

 

Page 48: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

35

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang

dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan internal (psikologis,intelektual, spiritual dan penyakit) dan

eksternal(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya.35

Dalam pengertian lain Sehat adalah suatu keadaan sejahtera (sempurna)

fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan

saja.

Health is defined as a state of complete physical, mental, and social well being

and not marely absence of disease and infirmity.

Yang dimaksud dengan kesehatan ialah keadaan yang meliputi kesehatan

badan,rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari

penyakit cacat, dan kelemahan (UU RI No. 9/1960).36

Sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologis, dan sosial, tetapi sehat

dalam arti spiritual / agama. (Empat dimensi sehat : bio – psiko – sosio – spiritual

) (WHO, 1984).

Seseorang dikatakan sehat apabila ia memiliki tubuh jasmaniah yang

sehat, tidak berpenyakit, gizi yang baik, psike (mental) rukhaniyah yang tenang,

tidak gelisah, mempunyai kedudukan sosial yang baik, mempunyai kehidupan dan

rumah berlindung, serta dihargai sebagai manusia.37

Kesehatan adalah keadaan

35Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 36Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.

H.2-6. 37Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April 2008.

H.2-6.

 

Page 49: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

36

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.38

2. Konsep Sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,

perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan

terjadinya proses penyakit.Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. 39

Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan

mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya sedangkan klien lain dengan

kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi

mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang

memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang

dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan

kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa

berfungsi sebagai mekanisme koping.40

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit

1. Faktor Internal

a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu

rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderita sakit

punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam

kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti

38 ibid 39Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 40Ibid

 

Page 50: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

37

itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut

mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak

mau mencari bantuan.

b. Asal atau Jenis penyakit

Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin

mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan

segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.

Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan)sehingga

jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik

itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan

sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk

memenuhi rencana terapi yang ada.41

Syariat Islam membagi tipikal orang sakit menjadi tiga tipe atau tiga bagian :

1. Orang yang sakit ringan

2. Orang sakit Keras

3. Orang yang dalam sakaratul maut

Dari tiga tipe tersebut yang pertama dan kedua yang umumnya ada di

rumah sakit manapun, sedangkan tipe ketiga tak banyak terjadi dirumah sakit

kecuali Allah menakdirkan kita menanganinya dan kalaupun terjadi sangat jarang

sekali.42

1. Orang yang sakit ringan umumnya memiliki masalah serius dalam

komunikasi karena indra pendengaran penglihatan, dan pengucapan tak

41Ibid 42Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April

2008.h.6

 

Page 51: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

38

memiliki masalah. Akan tetapi kondisi psikis dan sifat dasar alami pasien

menjadi faktor kedua dalam proses konseling.

2. Adapun tipe sakit keras./ tipe kedua umumnya pasien kondisi kritis

umumnya berada di ICU, pasien pasca operasi dan pasien yang divonis

dengan penyakit menahun (TBC, tumor, kanker.dll ). Pada pasien tipe

kedua, jangan dulu berharap menjalin komunikasi langsung dan aktif pada

pertemuan pertama kali, hubungan yang intens dan berkelanjutan menjadi

kunci dalam proses konseling tipe kedua.

3. Pasien fase atau tipe ketiga, penanganan pasien haruslah sesuai dengan

syari’at islam, proses talqin harus tetap diupayakan seiring bantuan CPR,

kejut listrik, tidak mengganggu proses talqin untuk pasien.43

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan dan Tindakan

Kesehatan

1. Faktor Internal

1. Tahap Perkembangan

Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini

adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia

(bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan

yang berbeda-beda.44

Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan

tindakan.Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal

43Zuchairi Dahlan, Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April

2008.h.6 44Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.

 

Page 52: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

39

keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan

atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit..

2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual

yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit latar

Belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.

Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit

dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan

sendirinya.45

3. Persepsi tentang fungsi

Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan

terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya.Contoh, seseorang dengan kondisi

jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan

orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya,

keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-

masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil

sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan

mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.

Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif

yiatutentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak napas,

ataunyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan,

45Ibid

 

Page 53: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

40

dan bunyiparu). Informasi ini memungkinkan perawat merencanakan dan

mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.46

4. Faktor Emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara

melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap

perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin

dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat

tenang mungkin mempunyai responsemosional yang kecil selama ia sakit.

Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional terhadap

ancaman penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya

dan tidak mau menjalani pengobatan.47

Contoh: seseorang dengan napas yang terengah-engah dan sering batuk

mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia secaraemosional tidak dapat

menerima kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang

yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan

kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang resiko menderita

kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari

pengobatan.Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima secara

emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan

mau mencari pengobatan yang tepat.48

5. Spiritual

46Ibid 47Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat, pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00. 48Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat, pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.

 

Page 54: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

41

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan

dengan keluarga atauteman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam

hidup. Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan

seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap

kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.49

Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan

terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan

dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang

sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan

perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual. Ada

beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan

tertentu,sehingga perawat hams memahami dimensi spiritual klien sehingga

mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

2. Faktor Eksternal

a. Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya

mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.

Misalnya:

Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi

mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya

anak tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa. Klien juga

49ibid

 

Page 55: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

42

kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya

melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajakorang tuanya untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan

melakukan hal yang sama.50

b. Faktor Sosio ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit

dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap

penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup,

dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan

dari kelompoksosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan

cara pelaksanaannya.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan

individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan

pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan

perilaku dan bahasa yang digunakan.51

50 ibid 51Iwan Purnawan, S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat , pada tanggal 5 mei 2011, pada pukul 21.00.

 

Page 56: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

43

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG LAYANAN KESEHATAN CUMA-

CUMA

A. Latar Belakang Berdirinya

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet dhuafa Republika

merupakan lembaga non profit pertama di Jabodetabek (Jakarta-Depok-Bogor-

Tangerang-Bekasi) yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi kaum

miskin yang didirikan pada tanggal 6 November 2001 dan diresmikan oleh wakil

Presiden RI Bapak DR. Hamzah Haz. Pelayanan diberikan secara paripurna

melalui klinik gratis di Ciputat-Tangerang dan Bekasi serta pelayanan kesehatan

keliling di daerah kumuh. Seluruh pelayanan diberikan dalam sistem kepesertaan

(membership).1 Hingga saat ini, member yang terdaftar berjumlah 14.250 kepala

keluarga miskin dengan jumlah populasi 71.250 jiwa yang telah mendapatkan

manfaat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dengan memanfaatkan dana sebesar 6,5

Milyar setiap bulannya.

Selain itu LKC juga membantu kesehatan ribuan jiwa korban bencan alam

dan konflik, seperti banjir nasional 2002 dan 2007, konflik Ambon, bencana tanah

longsor Bandung dan bencana tsunami Aceh dan gempa Nias. Serta tsunami

Yogya dan Pangandaran, longsor di kabupaten Karanganyar,banjir di Jawa

Tengah dan Jawa Timur awal tahun 2008, dan Gempa Padang Sumatra Barat.

1Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00.

 

Page 57: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

44

LKC merupakan alternatif solusi atas permasalahan kaum miskin.2 Dasar

pemikirannya adalah memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.

LKC telah berevolusi menjadi sebuah model yang melibatkan partisipasi aktif

seluruh masyarakat. Gambarannya, kaum miskin dapat berobat gratis sementara

pembiayaan kesehatannya didanai oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari

individu sampai perusahaan. Selain dana, masyarakat juga membantu dari

berbagai sisi, seperti tenaga dengan menjadi relawan LKC.

Dengan model ini, besar biaya kesehatan per keluarga miskin yang

ditanggung pun menjadi murah. Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC)

merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di

bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui

pengelolaan dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf)

dan dana sosial perusahaan.3

B. Perkembangan LKC

Pada tahun 2001, LKC diresmikan oleh Bapak Wapres Hamzah Haz. LKC

lahir sebagai kepedulian Dompet Dhuafa dalam membantu dhuafa dengan

mengelola dana ZISWAF. LKC memeberikan layanan rawat jalan umum, gigi,

spesialis, KIA, rawat inap, pendampingan rujukan, persalinan dan kegiatan aksi

layan sehat. LKC turut membantu korban banjir besar di Jabodetabek pada

Februari 2002.

2Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00. 3Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00.

 

Page 58: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

45

Memasuki tahun 2003 LKC bekerjasama dengan RSPP mendirikan Gerai

Sehat Cipulir (GSC). Di tahun 2004 LKC juga bekerja sama dengan P&G dan

Yayasan Bani Saleh Bekasi untuk mendirikan Gerai Sehat Bekasi (GSB). Di

tahun yang sama, LKC mengadakan seminar penanganan kanker payudara.

LKC membantu korban tsunami aceh dan gempa di Nias. LKC

bekerjasama dengan EMOI untuk program recovery kesehatan di Aceh Utara.

LKC mengadakan seminar penanganan gizi buruk. LKC bekerja sama dengan GF

ATM untuk program ekspansi DOTS TB di LKC dan GSB pada tahun 2005

sampai dengan sekarang.4

Selanjutnya pada 2006 LKCmembina daerah binaan dengan pendekatan

promotif preventif berupa pendampingan posyandu. LKC bekerjasama dengan

EMOI untuk program Community development di Bojinegoro. LKC mersmikan

TB center LKC di Ciputat dan Bekasi. LKC memberikan buku 5 tahun LKC. LKC

mendapat pimpinan baru. LKC mendapat Eramuslim Award.LKC bekerja sama

dengan PPA pedul untuk ALS daerah kumis. LKC paembang berdiri.

LKC membantu korban banjir di Jabodetabek, Aceh Tamiang dan Daerah

Lainnya. LKC mengadakan bikes Againts TB untuk mengkapanyekan pengobatan

TB. LKC mengadakan temu kader posyandu daerah binaan LKC. LKC turut

membidangi konsep lahirnya Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa

September 2007.

4Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00.

 

Page 59: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

46

Tahun 2008, LKC menyelenggarakan pelatihan Peningkatan Kinerja

Organisasi (PKOPO) di 11 Puskesmas serta pembangunan Polindes/Pustu/PKM di

26 titik dalam rangka recovery pasca banjir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa

Timur. Disamping itu LKC mendirikan LKC cabang di Makasar serta menggagas

untuk merelokasi pelayanan medik LKC di Rumah Sehat Terpadu, konsep rumah

sakit dengan pelayanan terpadu untuk penyembuhan pasien secara paripurna yang

direncanakan bergabung di Zona Madina Dompet Dhuafa di Parung-Bogor.5

Dompet Dhuafa Republika diresmikan tanggal 2 Juli 1993 dan menjadi

lembaga sosial sesuai Akta Notaris No 41 tanggal 14 September 1994 oleh H.

Abu Jusuf, SH, Notaris Jakarta. Pada Tahun 2000, Eri Sudewo, perintis Dompet

Dhuafa republika dan dr. Piprim Yanuarso SpA membuat konsep layanan

kesehatan gratis untuk kaum dhuafa, bulan September 2001 perijinan teknis ke

Departemen Kesehatan RI. 17 Oktober 2001, LKC mulai menerima pasien

dhuafa, 3 November 2001, LKC mengundang sejumlah masyarakat sekitar

Ciputat untuk doa bersama, 6 November 2001, LKC diresmikan oleh Wakil

Presiden RI Hamzah Haz.6

C. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi

Menjadi institusi yang mampu mengembangkan program pelayanan

kesehatan secara profesional bagi dhuafa di Indonesia pada tahun 2012.7

5Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00. 6Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.5. 7Dompet Dhuafa Republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2010, h.4.

 

Page 60: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

47

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

b. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

c. Mengembangkan kemitraan dengan sesama jejaring Dompet Dhuafa

(DD) dan di luar jejaring DD, baik Nasional maupun Internasional

d. Mengembangkan metode pemberdayaan yang berbasis komunitas

kesehatan dan menganut pendekatan promotif-kuratif secara holistik.8

D. Struktur Organisasi

Tabel struktur organisasi di LKC9

8 ibid 9 Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00.

 

Page 61: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

48

STRATEGI LKC

1.Menyiapkan akreditasi lembaga

2.Menyiapkan pendirian rumah sakit terpadu sebagai pelayanan tingkat lanjutan

3.Mengembangkan jaringan cabang LKC di dalam dan luar Jabodetabek

4.Mengembangan pelayanan promotif

5.Bermitra dengan Pemerintah dan swasta, NGO nasional dan internasional dalam

program??? kesehatan masyarakat

6.Melakukan program pemberdayaan masyarakat berbasis bidang kesehatan.

7.Meningkatan penghimpunan dana melalui kerjasama program.

8.Membentuk karyawan yang berkarakter social entrepreneur

NILAI-NILAI LKC

1. Disiplin

2. Profesionalisme

3. Kejujuran

4. Musyawarah

5. Kerjasama10

E. Program Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa

Ciputat

Untuk mengimplementasikan visi dan misinya, Layanan Kesehatan Cuma-

Cuma (LKC) menjalankan berbagai macam program unggulan yang strategis,

efektif, efisien, dan terukur. Didukung dengan pengelolaan lembaga yang

10 http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami yang diakses pada tanggal 10 April 2011

 

Page 62: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

49

akuntabel dan profesional, dan terfokus pada pelayanan sosial yang bersifat

nirlaba, LKC terus tumbuh dengan mendapat kepercayaan tinggi dari para

donatur.11

LKC membagi programnya dalam dua pendekatan. Pendekatan pertama

adalah Direct Program. Program ini bersifat langsung, dimana aksi yang

dilakukan oleh LKC akan dirasakan seketika itu juga oleh para penerima manfaat.

Pendekatan yang kedua adalah Indirect Program dimana LKC berupaya

meningkatkan kualitas pelayanannya kepada para penerima manfaat melalui

peningkatansoft skill. Dari sini diharapkan, kualitas dan profesionalisme pelaksana

program (sumber daya manusia) menjadi lebih baik. Selain itu, dalam indirect

program tercakup pula pengembangan dan pembangunan fisik sarana kesehatan.

Secara garis besar, berikut penjabaran program kegiatan LKC:

A.Direct Program

1. LKC Cabang: Gerai Sehat, TB Center, Aksi Tanggap Bencana (SigaB)

2. AksiLayanan Sehat (ALS)

3. Khitanan Massal (KhitMas)

4. Operasi Massal (OpMas)

5. Pembiayaan Pasien

6. Pos Sehat Mitra

7. Pondok Keluarga dan Masyarakat Sehat (PKMS)

8. Penyuluhan Kesehatan

11Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami pada tanggal

22 februari 2011, pukul 10.00.

 

Page 63: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

50

9. Medical Check Up

10. Bina Rohani Pasien (BRP)

11. Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah

B.Indirect Program

1. Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kader TB Dots, Pusat Informasi TB

Masyarakat (PIT Mas), Manajemen Laktasi, dan Peningkatan Kinerja Organisasi

melalui Pembelajaran Organisasi (PKOPO)

2. Program Konsultan Pendampingan Sarana Kesehatan

3. Program Pembangunan Sarana Kesehatan.12

F. Sistem kepesertaan LKC

Untuk menjaga amanah para donatur, LKC menggunakan sistem

kepesertaan dimana calon peserta mendaftar langsung ke LKC dengan mengisi

formulir dan menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga dan SKTM

(Surat Keterangan Tidak Mampu) dari kelurahan. Tim survey LKC akan

memverifikasi langsung untuk memastikan calon peserta tersebut benar-benar

dhuafa. Jika disetujui peserta akan memperoleh kartu peserta yang berlaku selama

setahun. Apabila masa berlakunya habis, maka Tim Survey kembali

memverifikasi langsung. Jika masih kategori dhuafa, maka kartu tersebut akan

diperpanjanguntuk jangka waktu 1 tahun berikutnya. 13

Yaa jadi di LKC itu harus jadi member dulu, yang pertama adalah

Mengajukan berkas ,diterima, diverifikasi, kemudian survey ketika

disurvey sudah layak, dan dalam survey kami sangat ketat yaa, kadang

12ibid 13LKC Dompet Dhuafa republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2008, h. 9.

 

Page 64: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

51

ketika hari pertama kita dateng yang punya motor, tivi pada diumpetin,

terus kemudian kita survey yang kedua tiba tiba ada motor atau tivi

makanya kita lakukan survey sampai 8 kali lebih dilakukan secara

mendadak, karena orang yang lantainya ubin, punya sepeda itu tidak

layak untuk menjadi member llkc, karena lkc ini kan benar-benar di

desain khusus untuk kaum dhuafa, karena setiap member itu dapet kartu, 1

kartu itu untuk satu keluarga kalau sudah diterima kemudian di foollow up

dan bisa mendapat layanan yang ada.14

Menurut mukhtar, LKC dalam melakukan survey melakukan tiga kriteria:

a. Tingkat kedhuafaan, yang nilainya atau bobotnya mencapai 58 persen.

“dengan poin 51 saja dia sudah bisa masuk menjadi member. Jika dia full

dhuafa, tanpa dia sakit pun sudah bisa jadi member.

b. Kondisi kesehatan. Artinya apabila dia dalam kondisi sakit atau tidak atau

jika ada ibu hamil, kehamilannya itu dalam resiko tinggi atau tidak.

c. Indikator pelaku. “disini kita lihat ada atau tidaknya pelaku menyimpang

seperti pelacuran, minum minuman keras, narkoba, berjudi, “ujar mukhtar

seraya membenarkan indikator ini terkait dengan gaya hidup seseorang. “ya

kalau gaya hidupnya minum-minuman, berjudi seperti itu kita bisa anulir

jadi member.15

A. Bimbingan Rohani Pasien

Merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya

pemenuhan kebutuhan bio-Psyco-Socio-Spritual, yang komprehensif, karena pada

dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual

needs, Dadang Hawari, 1999 ).

14 Wawancara pribadi dengan pak iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 15LKC Dompet Dhuafa, Asy Syifa No. 002 edisi ulang Tahun 2010, h. 30

 

Page 65: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

52

Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan

WHO yang menyatakan bahwa aspek agama ( spiritual ) merupakan salah satu

unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Untuk itu pada 2003

Dompet Dhuafa Republika mulai mengadakan kegiatan pelayanan Bimbingan

Rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah kongkrit untuk membantu pasien

dalam proses penyembuhannya.16

Bimbingan Rohani Pasien Adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses

bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di Rumah Sakit sebagai bentuk

upaya kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Allah SWT.

Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang relawan dapat memberikan

ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakkal dan tetap

menjalankan kewajibannya sebagai Hamba Allah.17

“Bimbingan Rohani Pasien adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk

memberikan motivasi dorongan kepada pasien yang sedang mengalami sakit

dengan tujuan agar lebih baik dan tidak berputus asa terhadap sakit yang

dideritanya.”18

1. Visi, Misi, dan Tujuan

VISI

Menjadi program yang humanis dan mampu Meningkatkan kualitas

Kesembuhaan Pasien Melalui Layanan Spiritual

16LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm-

dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April,

pukul 13.00. 17BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat-Kiat dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit , Ciputat 2010. 18Wawancara pribadi dengan pak iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00

 

Page 66: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

53

MISI

Melakukan aktifitas pembinaan dan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan

spiritual dan faktor religiusitas terhadap pola hidup dan kesehatan masyarakat.19

Tujuan :

a. Mensyiarkan Dakwah Islam yang Rohmatan lil’alamin.

b. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat terhadap si sakit

c. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap

bersabar dan berdoa.

d. Memberikan bimbingan kepada pasien dalam menghadapi musibah

dan ujian

e. Memberikan dorongan kepada pasien agar tidak putus asa

f. Membimbing perasaan si pasien agar tetap tenang

g. Mengingatkan Pasien untuk berbaik sangka pada Allah SWT

Memberikan Pelayanan Rohani bagi Pasien.

h. Penguatan psikologi pasien, dengan pemberdayaan mental dengan

rawatan rohani menyeluruh.20

i. Image Positif baik untuk lembaga maupun rumah sakit.21

2. Karakteristik Bimbingan Rohani Pasien

19LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm-

dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April,

pukul 13.00.

20BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h.5 21BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat-Kiat dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit

 

Page 67: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

54

a. Program yang berdimensi sosial dan langsung menyentuh aspek

emosional individu.

b. Ruang lingkup operasional kegiatan ini adalah rumah sakit dan

masyarakat.

c. Tingkat mobilitas tinggi karena memiliki SDM yang muda dan energik.

d. Keterlibatan masyarakat dari berbagai kalangan melalui program

kerelawanan.

e. Layanan holistik yang diberikan tidak hanya kepada mustahik tapi

juga muzakki.22

3. Manfaat Bagi Pasien

a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam

menghadapi penyakitnya.

b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakkal

dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

c. Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada pasien untuk

saling berbagi rasa dan cerita

d. (keluh kesah - curhat)

e. Konsultasi Fiqih Sakit (konsultasi tentang bagaimana cara shalat,

berwudhu dan sebagainya ketika sedang sakit).

f. Konsultasi Zakat, Infaq,dam Shadaqoh23

22LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm-

dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April,

pukul 13.00.

23LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada http://www.lpm-

dd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=BRP&id=62, pada tanggal 12 April,

pukul 13.00.

 

Page 68: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

55

4. Syarat untuk menjadi pembina rohani

Adapun untuk menjadi syarat sebagai pembina rohani tidak memerlukan

persyaratan yang begitu banyak, yang penting adalah basic keagamaannya.

Seperti yang dikatakan oleh ustadz yazid.

Kalu untuk saat ini belum ya , yang penting itu basic keagamaan kita saja,

gimana kita mau membimbing rohani kalu kita tidak punya basic

keagamaan yang bagus. Kalau masalah pendidikan untuk sekarang

memang belum ada standar tertentu tapi nanti mungkin akan diperlukan

orang berpendidikan untuk menjadi pembina bimbingan rohani pasien,

karena perkembangan zaman juga ya 24

.

24 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00.

 

Page 69: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

56

BAB IV

TEMUAN dan ANALISA

A. Temuan

I. Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di Layanan

Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat

Dari hasil penelitian tentang bentuk layanan Bimbingan Rohani Pasien

bagi pasien dalam membantu proses kesembuhan pasien di Layanan

Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat adalah sebagai berikut :

1. Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien Rawat Inap di LKC.

Bimbingan Rohani pasien Rawat Inap ini merupakan bimbingan

reguler untuk pasien rawat inap di LKC biasa disebut juga model cluster

karena bimbingan ini dilakukan di tiap cluster bagi pasien yang rawat

inap biasanya satu cluster di dampingi oleh satu pembina Rohani,

biasanya satu cluster sama dengan satu bed.1

Bimbingan ini dilakukan setiap hari oleh ustadz pada jam 15.00-17.00,

Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah

(shalat) saat sedang sakit dan dibuatkan, bimbingan bukan diberikan

hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga yang menunggu.2

Seperti yang dipaparkan oleh ustadz Yazid berikut ini:

“yaa yang pertama bimbingan untuk rawat inap, khususnya di

LKC ini ya karena kan disini itu khusus untuk dhuafa jadi

minimnya pengetahuan tentang agama makanya disinilah perlunya

1Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 2 Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC,

 

Page 70: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

57

bimbingan rohani, karena ketika mereka mendapat musibah atau

penyakit mereka bingung bagaimana untuk melakukan shalat , nah

dari sini kita bimbingan agama selain itu juga memberi motivasi

kepada keluarga yang menunggu agar lebih tabah, tapi itu tadi

yang lebih penting ke rohaniahnya3

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien Rawat

Inap adalah sebagai berikut :

Pra pelayanan:

a. Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan

b. Bawalah buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien

c. Jagalah hubungan baik dengan pihak rumah sakit

d. Saat menuju ruang pasien ucapkan salam kepada para pengunjung

atau keluarga pasien dengan tersenyum

e. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat

dan ramah

f. Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk

bersilaturahmi dengan pasien

g. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan

dapat dimulai

h. Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien

Proses pelayanan:

a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien,

b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien

dengan bersahabat dan penuh empati

c. Tidak larut dalam kesedihan pasien

3 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00.

 

Page 71: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

58

d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah

dipersiapkan

e. Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa

empati

f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan

(tetapi tidak menggurui)

g. Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat (praktekan tata cara

tayamum dan sholat sekemampuan pasien)

h. Bacakan beberapa ayat al-Qur’an dengan suara lembut

i. Bacakan do’a dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan

pasien.

j. Berikan buku bimbingan rohani Islam

k. Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15

menit

l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan

(dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat)

m. Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam.4

Seperti yang telah dijelaskan diatas, dari pra pelayanan sampai proses

pelayanan metode yang digunakan dalam model ini adalah metode direktif

kenapa direktif karena pendekatan yang digunakan secara langsung, jadi

kita langsung dateng pasien kemudian kita beri bimbingan dan

4 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4.

 

Page 72: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

59

arahan.5Seperti kegiatan yang dilakukan awal sebelum bimbingan dimulai.

Yang ada dalam kutipan dibawah ini:

“hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita data,

kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini,

perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan

bisa di lihat disebut positif atau secara kejiwaan. Nah setelah itu

baru kita kasih bimbingan.”6

Selain menggunakan metode direktif model ini juga menggunakan Metode

dzikir, Seperti yang dibilang oleh pembina Rohani di dalam melakukan

bimbingan.

“Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan

ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa

kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat

kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita

sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah,

disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan diri kepada

Allah.”7

Pendekatan dalam model ini lebih condong ke Pendekatan psikodiagnostik

adalah memahami kepribadian pasien melalui penafsiran terhadap tanda-

tanda tingkah laku, gerak tubuh, sikap, penampilan, suara dll. Dengan

tujuan untuk dapat memberikan pertolongan dengan lebih tepat.8 Seperti

dalam kutipan wawancara dibawah ini:

”Yaa sebelum bimbingan kita kan mendengarkan keluhan pasien,

kemudian tanya perkembangan keadaan pasien, nah dari jawaban

itu kemudian kita bisa tahu kondisi pasien tersebut baru deh kita

kasih bimbingan.”9

Materi yang digunakan Dalam kegiatan Bimbingan Rohani mencakup pada

aspek rohani yaitu:

5Wawancara pribadi dengan bapak Iwan, LKC, pada tanggal 15 April 2011, pukul 15.00 6 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00. 7 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00

8Muhammad Rofiq Lubis, Tehnik Berkomunikasi dengan Pasien, Ciputat 2008. 9 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00.

 

Page 73: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

60

a. Bimbingan ibadah wajib

b. Bimbingan membaca al-Quran/ surat-surat pendek.

c. Bimbingan fiqih sakit

d. Bimbingan Akhlaq.10

2. Bimbingan Rohani Pasien bagi Rawat Jalan

Selain Bimbingan Rohani pasien bagi pasien rawt inap ada juga

Bimbingan bagi pasien rawat jalan, yaitu Bimbingan Rohani yang

diberikan kepada pasien tidak menginap di LKC atau yang hanya berobat

jalan. Terdapat poli Bimbingan Rohani Pasien setiap Selasa dan Kamis

jam 08.00-10.00 WiB, dilaksanakan oleh ustadz atau pembinaan aspek

rohani atau spiritual, dapat mendaftar langsung atau rujukan dari poli

umum atau spesialis.11Tetapi sekarang ini sudah tidak berdasarkan jadwal

yang ditentukan karena rawat jalan ini:

“Sesekali pas gak ada pasien rawat inap atau setelah bimbingan rawat

inap selesai, saya keliling dibawah bagian pendaftaran sambil mereka

menunggu, saya kasih bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bukan

untuk yang rawat inap saja ya, tapi yang berobat jalan juga kita kasih,

sebenernya kalu rawat jalan itu temporer saja kalu ada orang yang butuh

bimbingan dan konsul kita di panggil oleh dokter kemudian kita datengin

pasiennya.”12

Dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien Rawat Jalan

diadakan pengajian member LKC. Pengajian member LKC ini adalah

salah satu program Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan yang

dilakukan di luar atau non reguler yang berkerja sama dengan masjid-

10

Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 11Panduan Program Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien LKC 12Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00

 

Page 74: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

61

masjid binaan yang ada di kelurahan Ciputat dan sekitarnya, yaitu masjid

binaan mitra LKC yang terbagi di 11 kelurahan yaitu Kedaung, Ciputat,

Sarua indah, Pisangan, Pondok Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung,

Rengas, Pondok Ranji, Cempaka Putih, untuk bina rohani pasien yang

dilakukan diluar yaitu pengajian bina rohani pasien yang wajib diikuti oleh

member LKC13

Adapun langkah langkah dalam bimbingan rohani bagi pasien

rawat jalan ini adalah seperti halnya pengajian biasa atau ceramah agama

yang diikuti dengan diskusi yang dilakukan secara rutin setiap sebulan

sekali. Setiap member LKC wajib mengikuti pengajian binaan masjid

binaan LKC ini. Karena pengajian tersebut merupakan salah satu program

dari layanan Bimbingan Rohani Pasien yang ada di LKC. Adapun Rincian

kegiatannya sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan

di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang

2. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja.

3. Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC.

4. Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC.

5. Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan

dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap

bulan.

6. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum

mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian

13 Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00

 

Page 75: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

62

bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa

kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya

7. Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali

berobat.14

Metode yang digunakan dalam bimbingan ini adalah metode group

guidance karena bimbingan rohani ini diberikan secara kelompok bukan

dengan perorangan, biasanya dilakukan dengan cara ceramah dan

semacam diskusi kepada para member LKC yang mengikuti pengajian

binaan di masjid binaan LKC. Seperti yang dikatakan oleh ustad yazid:

“untuk bina rohani pasien yang dilakukan diluar yaitu pengajian bina

rohani pasien yang wajib diikuti oleh member LKC , dalam pengajian

tersebut diberikan bimbingan agama dan pelayanan kesehatan,

adapun materi yang diberikan adalah materi yang berhubungan

dengan agama dalam pemberian materi diberikan waktu satu jam

kemudian setelah itu tanya jawab tentang materi yang disampaikan,

banyak mereka yang responnya bagus, bahkan kadang-kadang ketika

pengajian itu selesai banyak yang ingin bercerita kepada saya.”15

Adapun pendekatan yang dilakukan juga secara kelompok. Dan lebih

mengarah ke pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan

penyembuhan penyakit mental, spiritual, moral maupun fisik dengan

bimbingan dan pengajaran sesuai dengan petunjuk Al-qur’an dan sunnah.16

Untuk penyampaian materi yang pasti berhubungan dengan agama karena

bermaksud untuk menambah pengetahuan agama para member LKC agar

hidupnya terarah lebih baik lagi. Dan melihat dari kebutuhan para member

yang mengikuti pengajian.

14 LKC, SOP pelayanan terhadap pasien dan keluarga, 15Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 16 Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008.

 

Page 76: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

63

II. Keadaan Pasien sebelum dan Sesudah mendapat Bimbingan Rohani

Pasien.

1. Keadaan pasien sebelum mendapat Bimbingan Rohani Pasien

Sebelum mendapat bimbingan kebanyakan pasien merasakan

kegelisahan dan kecemasan seperti yang telah dikatakan dari beberapa

pasien dibawah ini:

Menurut Mulyati sebelum mendapat bimbingan dia merasa gelisah

dan putus asa. Menurutnya tidak ada jalan lain lagi selain menunggu

keajaiban, seperti yang dikatakan mulyati: sebelum itu saya hampir

berputus asa karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus

bagaimana lagi. tapi alhamdulillah pak ustadz mengingatkan saya

kalau semuanya ini pasti akan kembali kepada yang menciptakan.17

Menurut pak Wawan sebelum mendapat bimbingan dia bingung

harus ngapain seperti yang dikatakannya sebelum dapet bimbingan

kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain apa, sedangkan saya

hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya Cuma diem saja saya

juga bingung ketika mau melaksanakan sholat harus gimana18

Menurut ibu Yustinah sebelum mendapat bimbingan rohani ia

merasa kurang mengontrol emosinya: “sebelum saya dapet bimbingan

rohani saya itu orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan

saya sering sakit-sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka19

Menurut Herlan sebelum mendapat bimbingan dia merasa hampa :

“sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali

17Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 18Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 19Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00

 

Page 77: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

64

sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi

saya bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak.20

2. Keadaan pasien setelah Bimbingan Rohani Pasien

Setelah bimbingan, pasien merasa lebih nyaman dan lebih pasrah

kepada Tuhan bahwa semuanya akan kembali kepadaNya. Seperti

ungkapan dibawah ini:

Menurut Mulyati setelah mendapat bimbingan ia merasa lebih

tenang dan lebih nyaman. “Perasaan saya pertamanya sih biasa aja ya dan

saya sedikit tenang, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal

kembali kepada Allah ya.”21

Menurut pak Wawan setelah mendapat bimbingan rohani dia

merasa menadi lebih baik dari sebelumnya. “Setelah dapet bimbingan saya

merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-dosa saya, heheh.”22

Menurut bu Yustinah setelah mendapat bimbingan merasa lebih

banyak mendapat tentang pengetahuan agama. “Alhamdulillah ya setelah

saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah

pengetahuan yaaa, jadi ngerti gitu mana yang baik dan mana yang tidak”23

Menurut Herlan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa

lebih nyaman dan sadar akan dosa-dosa dia seperti yang dia katakan:

Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar

20Wawancara pribadi dengan Herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 21 Wawancara pribadi dengan Mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 22Wawancara pribadi dengan pak Wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 23 Wawancara pribadi dengan ibu Yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00

 

Page 78: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

65

kalau yang ngasih kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha

dengan berobat24

Berdasarkan wawancara diatas, maka dapat dilihat bahwa empat pasien

yang telah diwawancarai ternyata sudah membantu proses dalam

kesembuhan pasien masing-masing walaupun dengan cara yang berbeda-

beda.

B. Analisis

I . Analisis Model kegiatan Bimbingan Rohani Pasien di LKC

Adapun bentuk kegiatan Bimbingan Rohani di LKC itu ada 2 macam yaitu :

1. Bimbingan Rohani bagi Pasien Rawat jalan dan Rawat inap

a. Bimbingan Rohani yang diberikan kepada pasien rawat inap .

Bimbingan rohani dilakukan untuk menghilangkan persaan-perasaan tidak

nyaman,gelisah, cemas, putus asa, perasaan ingin mengakhiri hidup dan

perasaan ini yang sering pasien rasakan. Sehingga perasaan-perasaan tersebut

dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, untuk

menghilangkan atau meminimalisir sikap yang pasien rasakan pada umumnya,

dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah atas dasar keimanan dan

keyakinan pasien terhadap Allah SWT. Sehingga pasien dapat merasakan dan

memperoleh ketenangan dalam hidup sesuai dengan harapannya. Karena:

Bimbingan Rohani pasien yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya,agar tercapai kemampuan untuk memahami

dirinya(selfunderstanding), mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan

serta menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian dan berketuhanan),

24 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30.

 

Page 79: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

66

serta bertanggung jawab atas segala tingkah laku. Karena menurut penulis

teori tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.25

Seperti halnya dalam bimbingan yang diberikan bagi pasien yang

menginap di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, Bimbingan ini dulu rutin

dilakukan setiap hari oleh ustadz pada jam 15.00-17.00, tapi sekarang sudah

tidak terjadwal lagi dikarenakan ustadz atau pembina rohani tinggal satu orang

saja.

Bimbingan ini biasanya disebut dengan bimbingan cluster yaitu bimbingan

perkamar. Maksudnya disini adalah setiap kamar di didatangi oleh satu

pembina rohani untuk membimbing pasien yang sedang sakit dan memberikan

siraman rohani . Di LKC tersebut untuk ruang rawat inap sendiri ada

sembilan bed atau tempat tidur.

Bimbingan ini diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan ibadah

(shalat) saat sedang sakit, yang dilakukan oleh ustdaz atau pembina rohani

datang ke kamar kemudian melakukan komunikasi dengan pasien seperti

menanyakan kabar pasien, terus keadaan pasien, dan perkembangan pasien,

mendengar keluhan pasien sesekali diberikan sentuhan sentuhan, kemudian

memberi nasihat, membacakan beberapa ayat-ayat suci al-Quran atau surat-

surat pendek, kemudian mendoakan pasien agar pasien cepat sembuh,

bimbingan bukan diberikan hanya kepada pasien tetapi juga kepada keluarga

yang menunggu.

25 Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV. Ilmu,

1975), h.25.

 

Page 80: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

67

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pasien Rawat

Inap adalah sebagai berikut :

Pra pelayanan:

a. Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang dibutuhkan.

Sebelum melakukan bimbingan perlu diperhatikan pakaian dan peralatan

yang dibutuhkan karena penampilan juga penting. Kalau kita rapi dan

sopan pasti pasien akan ramah menerima kehadiran kita.

b. Bawalah buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke pasien

Sesekali membawa buku kecil panduan doa-doa untuk diberikan kepada

pasien yang sakit.

c. Saat menuju ruang pasien ucapkan salam kepada para pengunjung

atau keluarga pasien dengan tersenyum.

Karena Senyum adalah daya pikat nomor satu dalam perbedaan

mendasar antara senyum komunikasi, perlu diingat bahwa seorang

konselor agama/ pembimbing rohani dengan senyum-senyum yang lain,

adalah senyum yang tulus dan terpancar dari hati ( semua ini

tergantung dari keberhasilan dan tingginya keimanan kita saat itu )

sebelum bimbingan akan sangat membantu untuk senyum yang sangat

tulus.

Fungsinya yaitu : Membantu menghilangkan kecurigaan berlebihan dari

pasien, Menarik perhatian si pasien dan mau bertanya dengan kita, perlu

diingat bahwa pertanyaan dari pasien adalah kunci awal komunikasi

konselor dan pasien, tapi jangan buat pasien bertanya-tanya dengan

 

Page 81: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

68

senyum kita buatlah senormal mungkin, Ekspresi perhatian terhadap

pasien, Diharapkan dapat menenangkan pasien.

d. Ketuk pintu dengan lembut dan perkenalkan diri dengan singkat

dan ramah.

Sebelum melakukan bimbingan terlebih dahulu memperkenalkan diri

agar bisa lebih dekat dengan pasien atau lebih kenal.

e. Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien untuk

bersilaturahmi dengan pasien.

Setiap pembina rohani meminta izin kepada keluarga atau penunggu

untuk melakukan bimbingan rohani kepada pasien.

f. Apabila pasien dalam keadaan siap dan tidak mengganggu pelayanan

dapat dimulai.

g. Usahakan sudah dapat mengetahui nama pasien.

Sebelum melakukan bimbingan perlu mengetahui data pasien. Agar

lebih mudah untuk mengenal pasien dan penyakit pasien.

Proses pelayanan:

a. Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien

Artinya kita perlu memperkenalkan dahulu siapa diri kita dan kita datang

untuk apa agar pasien merasa lebih nyaman dengan kedatangan kita.

Seperti 5 hal yang harus di perhatikan yaitu

b. Lakukan wawancara singkat tentang penyakit atau aktifitas pasien

dengan bersahabat dan penuh empati

c. Tidak larut dalam kesedihan pasien

 

Page 82: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

69

Kita boleh berempati kepada pasien tapi tidak boleh terlalu larut nanti

yang ada pasien merasa sedih.

d. Catatlah hal-hal yang dianggap perlu pada lembaran yang telah

dipersiapkan.

Mencatat perkembangan pasien agar bisa mengetahui sudah sejauh mana

kesembuhan pasien.

e. Berikan sentuhan-sentuhan tangan terhadap pasien sebagai rasa

empati

f. Berikan pengertian untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan

(tetapi tidak menggurui)

g. Anjurkan untuk tetap melaksanakan sholat (praktekan tata cara

tayamum dan sholat sekemampuan pasien)

h. Bacakan beberapa ayat al-Qur’an dengan suara lembut

i. Bacakan do’a dengan bahasa Arab dan Indonesia untuk kesembuhan

pasien.

j. Berikan buku bimbingan rohani Islam

k. Proses pelayanan bimbingan minimal 10 menit dan maksimal 15

menit

l. Apabila memungkinkan pasien menandatangani lembar kunjungan

(dapat diwakilkan oleh keluarganya atau suster yang merawat)

m. Mohon diri dengan santun dan ucapkan salam.26

Point utama dalam hal santun adalah : dalam menyikapi pasien tanpa ada

rasa atau gaya yang menggurui walaupun kita sedang mengurai suatu

26 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 3-4.

 

Page 83: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

70

materi keagamaan di hadapan pasien.27 Hak seorang muslim yang lain

adalah jika bertemu saling memberi salam ( hadits ), dalam salam

terkandung syiar dan dalam salam bermakna ketenangan dan

ketentraman hati. 28 Adapun fungsinya yaitu Syi’ar , Antisipasi jika

ternyata pasien yang kita kunjungi adalah non muslim atau salah satu

keluarga ada yang non muslim, salam bisa menjadi kunci berharga

dalam komunikasi sesama muslim sehingga sudah dari awal jika ada

kesalahan data agama atau semacamnya pasien akan sadar bahwa

bimbingan rohani ini bukan untuknya, kalaupun ada penolakan dari

pasien sudah diidentifikasi sejak dini, Menenangkan dan

Menantramkan, Menambah wawasan (dalam mengucap salam

dianjurkan tidak ragu-ragu atau sangat pelan, ucapkan salam secara jelas

dan jernih dengan suara yang dalam dan wibawa).29

Bimbingan rohani memang dibutuhkan pasien karena untuk mengurangi

kecemasan, kegelisahan, ketegangan pasien. Biasanya pasien yang sedang

sakit itu sering mengalami kecemasan dan kegelisahan, makanya disinilah

perlu dibimbing secara spiritualnya agar lebih baik lagi dan lebih pasrah

bahwa semuanya itu akan kembali kepada sang pencipta Allah SWT.

Metode yang digunakan dalam bimbingan rawat inap ini adalah metode

direktif (metode yang bersifat mengarahkan), metode ini bersifat

mengarahkan kepada klien untuk berusaha mengatasi kesulitan

(problema) yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah

dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap

27BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22. 28BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan Mengatasi

Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 15 29 BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan

Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010, h. 22.

 

Page 84: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

71

permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi/dialami

klien.30

Kenapa dibilang direktif karena secara langsung ke pasien dimana seorang

ustadz atau pembina rohani memberikan bimbingan langsung kepada pasien,

materi yang diberikan juga sesuai dengan penyakit pasien misalnya seperti

Sabar, ikhtiar berobat, memberikan harapan kesembuhan, dzikir dan doa.

Sabar itu penting karena:

“Sabar dapat menjauhkan perasaan cemas, gelisah dan frustasi. Bahkan

sebaliknya akan membawa kepada ketentraman batin.”31

Ikhtiar berobat, sakit memang cobaan dari Allah dan kita sebagai manusia

berusaha untuk menyembuhkan rasa sakit tersebut yaitu dengan cara berobat

kepada dokter. Ada yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan

kepada pasien yaitu seperti, Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang

dibutuhkan, membawa buku bimbingan rohani yang akan diserahkan ke

pasien, menjaga hubungan baik dengan pihak rumah sakit, Saat menuju ruang

pasien mengucapkan salam kepada para pengunjung atau keluarga pasien

dengan tersenyum, mengetuk pintu dengan lembut dan memperkenalkan diri

dengan singkat dan ramah, Mohon izin kepada keluarga atau penunggu pasien

untuk bersilaturahmi dengan pasien, Apabila pasien dalam keadaan siap dan

tidak mengganggu pelayanan dapat dimulai, dan diusahakan sudah dapat

mengetahui nama pasien. Kenapa dibilang cluster karena model ini adalah

merupakan konsep atau ide untuk pasien rawat inap dimana di LKC hanya ada

9 bed atau cluster makanya sering disebut model cluster.

30H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1 31Zakiah darajat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang , 2002, h. 136.

 

Page 85: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

72

Adapun Kelebihan dari model bimbingan ini adalah bimbingan model

cluster ini sudah bagus, artinya sudah bisa menjawab kebutuhan pasien selain

itu pasien juga bisa lebih mengungkapkan keluhan keluhannya. Bimbingan ini

diberikan secara langsung atau face to face jadi bisa lebih empatik. Karena

seperti yang dibilang ketika orang sakit itu banyak mengalami kegelisahan dan

kecemasan disinilah bimbingan rohani berperan dalam membantu proses

kesembuhan pasien bukan hanya sehat secara fisik tapi juga sehat secara

spiritual.

Kekurangan dari model ini adalah layanan bimbingan rohani ini hanya

diberikan kepada rawat inap dan biasanya waktunya pun tidak terlalu lama

karena ditakutkan menganggu waktu istirahat pasien. Dan kebanyakan ketika

penyakit pasien menular maka pasien tersebut tidak bisa mendapat bimbingan

rohani ditakutkan bisa menular ke pembina rohaninya.

2. Bimbingan Rohani bagi pasien rawat jalan

Ini adalah bimbingan yang diberikan kepada pasien yang berobat jalan

atau pasien yang bukan rawat inap, bimbingan ini diberikan kepada pasien

yang sedang berobat jalan. Biasanya ini dilakukan setelah pembina rohani

melakukan bimbingan regular atau cluster.

Bimbingan rawat jalan ini sifatnya temporer yaitu waktunya tidak tentu,

sesekali setelah pembina rohani selesai memberikan bimbingan rohani bagi

pasien rawat inap kemudian melanjutkan bimbingan dengan pasien rawat

jalan, atau ketika ada orang butuh bimbingan dan konsul kemudian pembina

rohani atau ustadz dipanggil untuk memberikan bimbingan.

 

Page 86: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

73

Kelebihan dari model ini adalah siapa saja bisa mendapat bimbingan

rohani, misalnya pada waktu kita berobat sambil menunggu antrian bisa dapat

bimbingan rohani, jadi bimbingan rohani ini bisa mengisi waktu luang pasien

tapi kekurangannya yaitu kurang mendalam untuk mengetahui kondisi pasien,

kurang rinci dan mendetail karena waktunya pun cenderung sedikit dan

frekuensi pertemuannya pun hanya sebentar.

Bimbingan Rohani bagi pasie Rawat jalan mengadakan kegiatan

bimbingan rohani berupa pengajian member LKC yang dilakukan setiap

sebulan sekali, pengajian ini wajib diikuti oleh semua member LKC, karena

pengajian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama bagi para

member LKC. Bimbingan ini dilakukan di masjid binaan LKC yaitu di 11

kelurahan antara lain: Kedaung, Ciputat, Sarua indah, Pisangan, Pondok

Pinang , Jombang 1, Jombang 2, Cipayung, Rengas, Pondok Ranji, Cempaka

Putih.

Kegiatan ini wajib dilakukan oleh member LKC karena layanan ini

merupakan konsep Bimbingan Rohani yang dilakukan diluar, bentuk

bimbingannya pun berbeda dengan bimbingan Rohani yang diberikan dalam

model cluster atau bimbingan per-kamar, kalau dalam pengajian Rohani itu

bentukya ceramah kemudian tanya jawab, selain itu juga ada penyuluhan

kesehatan. Pengajian ini bermaksud untuk menambah pengetahuan agama

dengan para member LKC jadi mereka dibekali pengetahuan agama yang

cukup.

Dan pengajian bina rohani ini bisa diikuti siapa saja termasuk yang rawat

inap atau rawat jalan, mereka yang pernah mendapat bimbingan cluster atau

 

Page 87: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

74

bimbingan regular rawat inap pun bisa ikut pengajian bina rohani ini, yang

dilakukan sebulan sekali.

Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan

di kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang. Pelaksanan

pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja, Pembicara eksternal LKC

yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC, Pembina Rohani wajib memakai

seragam baju koko LKC, Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus

memberikan tanda tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk

laporan keuangan tiap bulan.

Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum

mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian bulanan

peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu

pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya, Resepsionis di

haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat.

Pengajian bina rohani menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari :

a. Mengundang pembicara

Maksud mengundang pembicara disini adalah untuk mengisi materi

ceramah atau pengajian, kadang pengajian ini diisi oleh pembina rohani

atau ustadz kadang kadang juga mengundang pembicara.

b. Membuat pengumuman peserta

Biasanya seminggu sebelum diadakan pengajian para member LKC sudah

diberitahu bahwa ada pengajian mengenai tempat dan waktunya, pengajian

ini dilakukan bergilir di 12 kelurahan yang sudah disebutkan diatas.

c. Menunujuk tugas moderator

 

Page 88: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

75

Seperti acara ceramah pada umumnya di pengajian ini juga ada moderator

yang mengatur acara dan materi yang disampaikan.

d. Menyiapkan daftar hadir

Setiap peserta atau member LKC yang ikut pengajian wajib mengisi daftar

hadir karena sebagai bukti kalau sudah mengikuti pengajian.

e. Konsumsi (sncak)

Seperti biasa setiap ada pengajian atau ceramah pasti selalu ada konsumsi

atau snack, karena pengajian ini berlangsung lumayana lama yaitu sekitar

dua jam.

Pengajian ini dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan membaca surat

yasin, penyampaian materi pengajian kemudian doa dan penutup.

Biasanya setelah pengajian selesai banyak member LKC yang curhat, sharing

tentang maslahnya, kemudian dari tim pembina rohani berusaha mengarahkan

dan membimbing agar member LKC itu bisa menemukan jalan keluarnya

sendiri dan menjadi orang yang lebih baik. Adapun metode yang digunakan

yaitu:

“Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok), yakni cara

pengungkapan jiwa/batin oeh klien serta pembinaannya melalui kegiatan

kelompok seperti ceramah, diskusi, seminar,simposium, atau dinamika

kelompok (group dynamics), dan sebagainya.”32

Pengajian ini menggunakan group guidance karena pengajian ini adalah

bimbingan yang dilakukan secara kelompok bukan perorangan lagi, dengan

cara ceramah yang disampaikan oleh pembina rohani LKC. pendekatan yang

dilakukan disini adalah

32H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1

 

Page 89: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

76

pendekatan psikoterapi yaitu proses pengobatan dan penyembuhan

penyakit mental, spiritual, moral maupu fisik dengan bimbingan dan

pengajaran sesuai dengan petunjuk Al-qur’an dan sunnah.33

Karena disini dilakukan pendekatan bukan hanya orang yang sedang sakit

saja tetapi orang yang sehat juga bisa ikut pengajian tersebut karena tujuan

dari pengajian ini adalah untuk membantu member LKC menjadi orang yang

lebih baik sesuai dengan pedoman Al-qur’an dan sunnah.

Kelebihan dari pengajian ini adalah bimbingan bisa dilakukan secara

kelompok atau sekaligus yaitu dengan menentukan tema yang ingin

disampaikan, selain itu semua member bisa menambah pengalaman tentang

agama bagi semua member LKC, bukan hanya yang dirawat inap atau rawat

jalan tetapi mereka yang sudah resmi menjadi member. Kelemahannya adalah

kurang fokus atau tidak terlalu mendetail pada permasalahan yang dimiliki

oleh pasien dikarenakan bimbingan ini diberikan secara kelompok bukan

individu lagi.

Adapun deskripsi dari 2 kegiatan yang dilakukan dalam Bimbingan Rohani

mencakup pada aspek rohani yaitu:

a. Bimbingan ibadah wajib.

Yaitu bimbingan yang diberikan kepada pasien dalam melakukan ibadah

kepada Allah, seperti halnya shalat, dzikir, dan lain sebagainya seperti

yang dikatakan oleh pembina Rohani yaitu:

Yaa biasanya kita lebih menekankan ke ibadah shalatnya dan

ibadah kepada Allah seperti dzikir, karena kita kan kita tahu yaa

kalau dengan dzikir dan selalu mengingat Allah itu bisa membuat

33Muhammad Rofiq Lubis, TehnikBerkomunikasi dengan Pasien, Ciputat, 5 juli 2008.

 

Page 90: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

77

kita lebih tenang dan merasa lebih dekat dengannya, ketika kita

sedang sakit sebenernya kita kan sedang diuji sama Allah,

disitulah kita seharusnya lebih bisa mendekatkan dari Allah.34

b. Bimbingan membaca al-Qur’an.

Dalam bimbingan ini pasien juga diajarkan mengaji, karena dengan

mengaji bisa membuat hati kita lebih tenang, dengan mengkaji al-Quran

kita juga bisa tahu mana yang baik dan mana yang tidak.

c. Bimbingan fiqh sakit.

Definisi dari bimbingan fiqih sakit itu sendiri adalah suatu Ilmu

tentang hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sakit.35

Secara harfiah

fiqih sakit terdiri dari dua kata: yaitu Fiqih dan Sakit. Fiqih berarti ilmu

tentang hukum islam, sedangkan sakit berarti tidak terasa nyamannya

tubuh ( bagian tubuh) karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan

sebagainya). Untuk memahami fiqh sakit yaitu Pengetahuan tentang

hukum Islam yang berlaku bagi orang yang sedang sakit, diberikannya

kekhususan ibadah bagi orang sakit dikarenakan adanya kemudahan dari

Allah SWT kepada hamba-Nya sehingga selama sakit tidak ada yang

menghalanginya secara syar’i untuk menjalankan ibadah sebagai

kewajibannya, misalnya dalam hal bersuci bagi orang yang sedang sakit

juga diberi kemudahan misalnya bagi orang Sakit yang mampu berwudhu

orang sakit yang tidak mendapatkan kesulitan di luar batas kemampuannya

saat berwudhu, tidak mendapatkan mudharat atau bahaya, tidak merasa

34Wawancara pribadi dengan ust. Yazid pada, Ciputat, 13 April 2011, pukul 14.00 35Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit),

2008, h.2

 

Page 91: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

78

sakit.36

Sakitnya tidak bertambah parah berdasarkan rekomendasi seorang

dokter atau berdasarkan pengalaman pribadi atau dia tidak mampu namun

mendapatkan orang yang membantunya untuk berwudhu tanpa

mendapatkan mudharat dan bentuk lain dari bentuk-bentuk kemampuan.

Orang seperti ini wajib berwudhu yang dengannya akan diberi

pahala jika melakukannya dan berdosa bila tidak melakukannya serta

sholatnya tidak sah. Nabi bersabda: “ALLAH tidak menerima Sholat salah

seorang di antara kamu jika berhadats hingga dia berwudhu”, Ketika

berwudhu ia wajib mengerjakan seluruh fardu wudhu, yaitu : mulai dari

niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga sikut.37

Adapun Sholat

untuk orang sakit yaitu Syarat sah sholat: Suci dari najis

(badan,pakaian,tempat), suci dari hadats (besar, kecil ), menutup aurat,

menghadap kiblat, masuk waktu sholat. Dan tata cara bersuci yaitu Orang

sakit yang mampu berwudhu; wajib seluruh fardhu wudhu sebagaimana

orang sehat, Orang sakityang tidak mampu berwudhu; diwajibkan kepada

mereka untuk melakukan tayammum, Orang sakit yang tidak mampu

berwudhu & tayammum dikarenakan tidak menemukan debu/

menjadikannya berbahaya, diperbolehkan melaksanakan shalat tanpa

berwudhu & tayammum.

Orang yang sedang sakit wajib melaksanakan shalat fardhu

walaupun harus membungkuk atau berpegang pada dinding/ tongkat, Jika

36Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit),

2008, h.2-3. 37Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, FIQIH BAGI PASIEN(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit),

2008, h.2-3.

 

Page 92: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

79

tidak sanggup berdiri, boleh melakukannya dalam keadaan duduk, jika

tidak sanggup, berbaring pada lambungnya dalam keadaan menghadap

kiblat, jika tidak sanggup, telentang dengan kedua kaki ke arah kiblat.

Untuk gerakan ruku’ dan sujud boleh menggunakan isyarat. Orang sakit

wajib melakukan shalat di setiap waktunya. Jika merasa kepayahan ia

boleh menjama’ ( baik jama’ taqdim maupun jama’ ta’khir).

Yang perlu diperhatikan ketika kita sedang sakit adalah Sabar

dalam menghadapi musibah, Berbaik sangka kepada Allah, tawakal atau

berserah diri, banyak bersyukur kepada Allah, memperbanyak istighfar &

menghisab diri.38

d. Bimbingan Akhlaq.

Yaitu bimbingan tentang akhlaq dan perilaku yang disesuaikan dengan al-

quran dan Sunnah.

II. Analisis pasien sebelum dan sesudah mendapat Bimbingan

Rohani.

1. Pasien sebelum mendapat bimbingan

Dari hasil penelitian diatas ternyata memang betul pasien sebelum mendapat

bimbingan banyak yang mengalami kegelisahan dan kecemasan berlebih dan

rasa ketakutan akan kematian, seperti yang diungkapkan beberapa pasien di

bawah ini:

Menurut mulyati ia merasa gelisah dan tidak tenang seperti yang dikatakan

olehnya :

38Ust. Abdul Muhit,S.Pdi, Fiqih Bagi Pasien(Tuntunan Ibadah Untuk Orang Sakit), 2008,

h.4-6.

 

Page 93: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

80

“sebelum itu saya hampir berputus asa karena penyakit saya, saya sudah

tidak tahu harus bagaimana lagi..39

a. Mulyati ini adalah salah satu pasien di LKC yang mengidap

penyakit kanker, dulunya ia sempat di rawat di RSCM , setelah menjadi

member LKC. Tim dari LKC sering hadir ke rumahnya (home care)

untuk mengetahui keadaan mulyati dan memberikan bimbingan rohani

karena ia merasa sudah tidak berdaya, tidak tahu apa yang harus

dilakukan.

b. Sedangkan menurut Menurut pak Wawan sebelum mendapat

bimbingan dia bingung harus melakukan apa, seperti yang dikatakannya:

sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung mau ngerjain

apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur . yasudah saya

Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau melaksanakan sholat

harus gimana40

pak Wawan adalah salah satu pasien di LKC yang mengidap penyakit

thipus sudah 2 minggu dia dirawat di LKC, dia merasa bingung dan tidak

tahu apa yang harus dilakukan kecuali hanya berbaring tidur dan menahan

rasa sakit.

c. Menurut ibu Yustinah sebelum mendapat bimbingan rohani ia merasa

kurang mengontrol emosinya:

“sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu orangnya suka marah,

terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit-sakitan kan, jadi

bawaaannnya itu gimana gitu ka41

Ibu Yustinah adalah salah satu pasien LKC yang sudah hampir 7 tahun lebih

menjadi member LKC, ibu Yustinah ini menderita sakit lambung, ibu

39Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00. 40Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00. 41Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00

 

Page 94: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

81

Yustinah ini merupakan pasien yang aktif ikut pengajian bina rohani pasien

yang diadakan oleh LKC.

d. Menurut Herlan sebelum mendapat bimbingan dia merasa hampa.

“sebelum saya dapat bimbingan rohani saya Cuma diem aja, sesekali

sambil melamun memikirkan masa depan saya gimana nasibnya, jadi saya

bukannya tambah sembuh malah kepikiran yang enggak-enggak.42

Herlan merupakan pasien yang menderita sakit tumor. Dia terbilang masih

muda umurnya baru 17 tahun, dia merasa sedih dan tidak tahu apa yang harus

dilakukan.

2. Keadaan Pasien setelah Bimbingan Rohani Pasien

Pasien yang sudah mendaat bimbingan merasa lebih baik dan merasa lebih

tenang dan nyaman berbeda ketika mereka belum mendapat bimbingan rohani.

Karena:

Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap

kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan

hubungan kesehatan dengan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih

besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan

untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai

suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. Pelaksanaan

perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara

spiritual.43

Seperti yang diungkapkan pasien dibawah ini :

a. Menurut Mulyati setelah mendapat bimbingan ia merasa lebih tenang dan

lebih nyaman. “Perasaan saya pertamanya sih biasa aja ya dan saya sedikit

tenang, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu kan bakal kembali

kepada Allah ya.”44

Disini terlihat bahwa bimbingan rohani ini membantu

42 Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 43http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat yang diakses pada tangal 10 mei

2011 44Wawancara pribadi dengan mulyati, LKC, pada tanggal 4 mei 2011, pukul 10.00.

 

Page 95: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

82

dan mengarahkan pasien ke arah yang lebih baik, karena prinsip

bimbingan:

Menurut H.M. Arifin Bimbingan berarti menunjukkan atau

memeberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang.”45

b. Menurut pak Wawan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa

menjadi lebih baik dari sebelumnya. “Setelah dapet bimbingan saya

merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-dosa saya, heheh.”46

Pasien merasakan perbedaan ketika sesudah mendapat bimbingan dia

merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena sudah dijelaskan

bahwa fungsi dari bimbingan itu salah satunya adalah :

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa

layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara

dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan

berkelanjutan.47

Disini bisa dilihat perkembangan bapak wawan setelah mendapat

bimbingan dia sadar akan dirinya yang masih banyak dosa dan ingin

berusaha memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik lagi.

c. Menurut bu Yustinah setelah mendapat bimbingan merasa lebih banyak

mendapat tentang pengetahuan agama. “Alhamdulillah ya setelah saya ikut

pengajian ini saya merasa senang saya merasa lebih tambah pengetahuan

yaaa, jadi ngerti giu mana yang baik dan mana yang tidak”48

Ibu yustinah merasa senang ketika sudah mendapat bimbingan karena dia

merasa bertambah pengetahuan tentang agama yang bisa menjadikan

45H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : PT.

Golden Terayon Press,1998), Cet, ke-6, h-1 46Wawancara pribadi dengan pak wawan, LKC pada tanggal 4 mei 2011, pukul 11.00 47Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), h. 26-27. 48Wawancara pribadi dengan ibu yustinah,LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.00

 

Page 96: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

83

pedoman hidupnya. Karena menurutnya dia bisa mengetahui yang benar

dan salah dari agama yang menjadi pedomannya. Salah satu tujuan

bimbingan yaitu:

Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta

perasaan sesuai dengan penerimaan diri.49

Dan disini ibu yustinah bisa mengembangkan dirinya melalui

pedoman yang dia sudah tahu mana yang baik dan mana yang benar

setelah mengikuti bimbingan rohani.

d. Menurut Herlan setelah mendapat bimbingan rohani dia merasa lebih

nyaman dan sadar akan dosa-dosa dia seperti yang dia katakan: Perasaan

saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar kalau yang

ngasih kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha dengan

berobat50

Dalam tujuan bimbingan rohani ada yang namanya :

Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri

sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi dan kesempatan yang

ada.51

Herlan merasa lebih nyaman setelah mendapat bimbingan rohani,

menurutnya dia juga sudah berusaha agar cepat sembuh, tetapi Allah lah

yang menentukan dia hanya bisa berusaha dengan cara berobat.

49Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI Press,

2001),Cet. Ke-2, h. 54 50Wawancara pribadi dengan herlan, LKC pada tanggal 5 mei 2011 pukul 13.30. 51Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI Press,

2001),Cet. Ke-2, h. 54.

 

Page 97: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

84

Jadi dari beberapa kegiatan bimbingan rohani yang ada di LKC sudah membantu

dalam proses kesembuhan pasien. Bukan hanya sehat secara fisik tapi juga sehat

rohani.

 

Page 98: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

85

Bab V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, sebagaimana

telah di uraikan dalam pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti

mencoba menyimpulkan bahwa Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien itu

ada 2 macam. Peneliti mencoba untuk menguraikan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bentuk Kegiatan Bimbingan Rohani ada 2macam yaitu :

a. Bimbingan rohani bagi pasien rawat inap.

Bimbingan reguler atau cluster, yaitu salah satu bimbingan yang

dilakukan bagi pasien rawat inap yang ada di LKC, bimbingan ini

dilakukan per kamar. metode yang digunakan dalam bimbingan ini

adalah metode direktif karena pendekatannya dilakukan secara

langsung atau face to face berhadapan langsung dengan pasien.

b. Bimbingan Rohani Pasien bagi pasien rawat jalan.

Bimbingan ini diberikan kepada pasien yang berobat jalan atau rawat

jalan. Biasanya dilakukan dengan cara pengajian masjid binaan LKC

Pengajian member LKC binaan ini adalah salah satu program BRP

yang dilakukan di luar yang bekerja sama dengan masjid-masjid di

kelurahan ciputat dan sekitarnya. Pengajian ini diwajibkan bagi

member LKC. Karena pengajian ini bertujuan untuk memperdalam

pengetahuan agama kepada para member LKC. Adapun metode yang

digunakan dalam pengajian ini adalah metode group guidance karena

 

Page 99: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

86

disini bimbingan ini dilakukan secara kelompok yaitu dalam bentuk

ceramah dan diskusi.

B. SARAN

Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang dilakukan pihak

panti dan dengan disertai keterbatasan seoarang peneliti sebagai manusia biasa

yang memiliki keterbatasan dan tak luput dari kesalahan yang baru belajar

tentang pengetahuan Bimbingan Rohani Pasien, di bawah ini akan di catat

beberapa rekomendasi yang barang kali mampu memberikan masukan bagi

Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma untuk kinerja dan ektifitas kegiatan

pemberdayaan di kemudian hari.

a. Menambahkan anggota Pembina Rohani pasien agar tidak terbengkalai

program yang lain dan agar bisa berjalan lebih bagus lagi, dan tentunya bisa

mendapat hasil kinerja yang lebih baik.

b. Membangun kembali mitra masjid binaan di beberapa kelurahan yang belum

tersentuh agar para member LKC yang berada di daerah-daerah kecil juga

masih bisa mendapat Bimbingan Rohani.

c. Menambah waktu untuk layanan Bimbingan Rohani Pasien, karena banyak

permintaan dari pasien juga dan lebih konsisten dengan waktu.

d. Menambah program baru lagi agar lebih bervariatif dan tidak monoton.

 

Page 100: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

87

 

Page 101: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Daftar pustaka

Al-Mawardi. Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kedokteran. Jakarta: PT. Prima,

2001.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT.Rieneka Cipta,1996.

Barbara F. Weller. Kamus Saku Perawat. Jakarta: EGC,2005.

Brooker, Christine. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta :EGC, 2001.

Darajat, Zakiah. Psikoterapi Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang , 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 2001.

Dewa Ketut Sukardi. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.

Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Djumhur dan M. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah . Bandung: CV.

Ilmu, 1975.

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta. UI

Press, 2001.

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama

JakartaPT. Golden Terayon Press,1998.

Hawari, Dadang. Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Jakarta: Dana Bhakti Prisma Yasa, 1996.

_______________, Pelatihan Relawan Bimbingan Rohani Pasien. Sawangan:

DompetDhuafa Republika, tanggal, 9 juli 2003.

 

Page 102: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Kaffie, Jammaluddin. Psikologi Dakwah. Surabaya: Indah, 1993.

KBBI. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2007.

Muinuddin, Hakim. Penyembuhan Cara Sufi. Penerjemah Burhan Wira Subrata.

Jakarta : Lentera, 1999.

RI. Suhartin dan Bonar Simangunsong, Pembinaan Personil Melalui

Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta ; Paneindo, 1989.

Shaleh, Abdul Rahman. dan Wahab, Muhbib Abdul. Psikologi Suatu Pengantar

Dalam Perspektif Islam. Jakarta : Kencana, 2004.

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3ES,1995.

Slamito, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1998.

Yafie, Ali. dkk., Sakit Menguatkan Iman . Jakarta : Gema Insani Press, 1996.

 

Page 103: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Sumber dari majalah, internet dan artikel:

Abdul Wahid Chairul , Pengertian Model dan Jenis-jenisnya, yang diakses di

http://www.damandiri.or.id/file/abdwahidchairulahunairbab2.pdf.

BRP-LPM Dompet Dhuafa Republika, Kiat – Kiat Dalam Menghadapi dan

Mengatasi Problem Pasien di Rumah Sakit, Ciputat, 2010.

Dahlan, Zuchairi. Konsep Sehat dan Sakit, Blok Kesehatan Masyarakat, 16 April

2008.

Home LKC, yang diakses di http://www.lkc.or.id/index.php/tentang-kami

Kawakib, Nurul. Urgensi Santunan Spiritual di Rumah Sakit, 2009 di akses dari:

http://nurulkawakibblog.blogspot.com/2009/04/urgensi-pendekatan-

spiritual-di-rumah.html.

LKC Dompet Dhuafa republika, Profil Lembaga Katalog Program, Ciputat 2008,

LPM Dompet Dhuafa, Bimbingan Rohani Pasien, yang diakses pada:

http://www.lpmdd.com/?eks=program&a=viewfullteksperkategori&kat=B

RP&id=62

Muhit, Abdul. S.Pdi, Fiqih Bagi Pasien (Tuntunan Ibadah Untuk Orang

Sakit), 2008.

Purnawan, Iwan. S.Kep,Ns, Konsep Sehat dan Sakit, yang diakses di :

http://www.scribd.com/doc/8343666/Konsep-Sehat.

.

 

Page 104: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

 

Page 105: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 

Page 106: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

1 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien

PANDUAN PENGELOLAAN

PROGRAM BIMBINGAN ROHANI LKC

1. TUJUAN 1.1. Menjadi panduan umum dalam menyelenggarakan program Bina Rohani pasien 1.2. Sebagai syarat kelengkapan bagi lembaga agar lembaga dapat terakreditasi sesuai

dengan ketentuan dari Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) Departemen Kesehatan.

2. DEFINISI 2.1. Bimbingan rohani adalah salah satu program yang dilaksanakan di Departemen

Pengembangan Program yang fokus pada layanan spiritual/ konselig.

3. RUANG LINGKUP

3.1. Panduan ini mengacu pada visi LKC 3.2. Penduan ini mencakup panduan umum bimbingan rohani pasien member LKC,

bimbingan komunitas ( KSM ), dan bimbingan rohani pasien di rumah sakit mitra LKC

4. LAIN- LAIN Panduan ini akan diperbaiki atau diubah bila diketahui terdapat kekeliruan dan atau

perubahan di kemudian hari.

5. Kebijakan Umum 5.1. Sasaran Kegiatan a. Pasien yang sakit fisik dan rohani b. Peserta LKC c. Masyarakat peduli donatur d. Karyawan LKC

5.2. Kegiatan Bimbingan rohani pasien terdiri atas 6 kegiatan yaitu : 5.2.1. BRP ( peserta) untuk program Kelurga Sehat Mandiri ( KSM ), pendampingan

1 kluster = 200 KK member LKC ) 5.2.2. Bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan dan rawat inap di LKC 5.2.3. Pengajian member LKC di Masjid binaan. 5.2.4. Bimbingan rohani regular di rumah sakit mitra LKC 5.2.5. Kunjungan rumah ( Home Care ) Sapa pasien 5.2.6 Pengembangan Kegiatan

5.3 Deskripsi Kegiatan 6.3.1 Kegiatan Keluarga Sehat Mandiri ( KSM ) Adalah : Kegiatan pendampingan 1 kluster yang terdiri dari 200 kepada

keluarga dan berstatus sebagai member LKC

a. Ketentuan dasar untuk kegiatan ini adalah - Pendampingan keluarga PHBS Pembinaan mental/ rohani pasien

Adanya pembatasan dan pengelompokan peserta Kriteria peserta adalah berdomisili di Wilayah, Pamulang, Pondok

Aren, Kebayoran Lama Adanya pendamping yang terpadu dan Spesifik Terpadi artinya: pendamping adalah tim yang terdiri atas, dokter,

perawat/ bidan, dan Pembina rohani. Spesifik artinya setiap kluster/ dasa wisma di dampingi oleh tim

secara spesifik ( orangnya tetap). Adanya pembatasan dan pentahapan program, waktu program adalah

1 s.d. 2 tahun yang terbagi dalam semester

 

Page 107: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

2 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien

b. Deskripsi Kegiatan Aspek Fisik

- Pemerikasaan kesehatan bulanan bagi Ibu dan Anak balita. - Pemeriksaan kesehatan awal bagi anggota keluarga dengan

penyakit degeneratif. - Akses pelayanan bagi kasus emergensi. - Deteksi dini kesus infeksi kronis. - Deteksi dini kasus kekurangan gizi dan enemia bagi ibu hamil,

ibu menyusui, bayi dan balita. - Gathering khusus bagi pasien dengan kasus degeneratif, difable

dan pasca gangguan mental. Aspek Rohani

- Bimbingan ibadah wajib. - Bimbingan membaca al-Qur’an. - Bimbingan fiqh sakit. - Bimbingan Akhlaq. - Konseling masalah keluarga. - Preventif terhadap kasus gangguan mental/ rohani.

c. Teknis Pelaksanaan

LKC melakukan perekrutan dan penyiapan tenaga pelaksana

program Tenaga pelaksana program terdiri atas perawat/ bidan, Pembina

rohani ( Ustad ), dan pendamping keluarag ( relawan/ pekerja sosial ) yang bekerja sebagai sebuah tim yang dipimpin oleh penanggung jawab program Bina Rohani LKC. Tim ini disebut tim pendamping.

LKC melakukan rekrutmen dan seleksi terhadap keluarga dhuafa ( member LKC ) yang akan menajdi partisipan program, kelurga peserta di sebut keluarga partisipan program ( PP)

Partisipan program di kelompokkan menjadi 5 kluster setiap kluster terdiri dari 20 KK, kelompok ini di sebut Klaster Dasa Wisma ( KDW), hal ini untuk memudahkan pendampingan serta memudahkan tumbuhnya dinamika social dalam kelompok.

Tiap kluster Dasa Wisma ( KDW ) akan didampingi oleh satu tim pendamping yang terdiri dari 2 orang,

Teknis pelaksanaan program : Assesment, Gathering rutin penyamaan persepsi, menumbuhkan dan pemecahan masalah kesehatan, kunjungan rumah, implementasi program, monitoring dan evaluasi.

e. Volume Kegiatan Adanya penanggung jawab program BRP

Jumlah partisipan program dalam tahun ini adalah 200 KK atau 10 Klaster Dasa Wisma (KDW)

Dibutuhkannya tim pendamping sebanyak 5 tim baik perawat/bidan, ustadz Pembina rohani, maupun pendamping sosial

f. Indikator Indikator keberhasilan program:

Tercapainya cek list perilaku hidup sehat pada semester akhir program

Terbentuknya kelompok dasa wisma yang mandiri saling Bantu memecahkan masalah kesehatan anggota keluarganya.

g. Evaluasi Pemantauan kegiatan dilakukan dalam rakor dan laporan bulanan

program, evaluasi 6 bulanan dan evaluasi akhir

 

Page 108: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

3 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien

6.3.2 Bimbingan rohani bagi pasien rawat jalan dan rawat inap di LKC a. Bimbingan Rohani Pasien Rawat Jalan: Terdapat poli BRP setiap Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00 WIB

Dilaksanakan oleh ustadz untuk pembinaan aspek rohani/spiritual Dapat mendaftar langsung atau rujukan dari poli umum/spesialis.

b. Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap: Dilakukan kunjungan pasien rawat inap setiap hari oleh Ustadz

pada jam 15.00-17.00 Bimbingan diberikan dalam bentuk motivasi dan pelaksanaan

ibadah (shalat) saat sedang sakit & dibuatkan status bimrohnya Bimbingan diberikan bukan hanya pada pasien tetapi juga pada

keluarga pasien yang mendampingi di ruang rawat inap.

6.3.3 Pengajian member LKC di Masjid binaan 6.3.4 Bimbingan rohani regular di rumah sakit mitra LKC a. Terdiri atas :

1. Bimbingan Reguler Rumah Sakit. 2. Bimbingan Khusus Pasien Gangguan Jiwa.

1. Bimbingan Reguler Rumah Sakit Bimbingan rohani yang secara rutin diberikan kepada para pasien

yang menjalani rawat inap di rumah sakit mitra BRP secara komprehensif meliputi:

Bimbingan pasien kondisi biasa, bimbingan pasien kondisi terminal

Bimbingan pasien gawat darurat (high care), layanan bimbingan anfal/sakaratul maut.

2. Bimbingan Khusus Pasien Gangguan Jiwa Bimbingan rohani bagi pasien yang mengalami ganguan jiwa b. Pelaksana Dilaksanakan oleh Sahabat Pasien

Harus adanya MoU dengan pihak manajemen RS Harus adanya format laporan pelaksanaan BRP Melibatkan masyarakat yang peduli dan instansi sejenis lainnya

(pemerintah & swasta) Adanya standar pelaksanaan/penanganan pasien (prognosis

bonam, dubia & malam).

c. Sahabat Pasien Persyaratan Sahabat Pasien:

Pria/Wanita usia 23-28 tahun Belum menikah Mampu membaca Al Qur’an dengan baik Hafal do’a-do’a Berkepribadian dan berpenampilan Islami serta menarik Komunikatif dan humanis Sabar, mampu menginspirasi, dan memberikan motivasi Percaya diri dan santun

Dapat menjaga amanah dan mampu mengendalikan emosi Pendidikan perguruan tinggi ( diprioritaskan berlatar belakang

psikologi, konseling, dan agama) Memiliki KTP dan surat keterangan baik dari RT dan RW.

d. Volunteer BRP saat ini dilaksanakan oleh Sahabat Pasien (SP), selain itu didukung

pula oleh relawan yang berasal dari beberapa lembaga sosial, pengajian, pribadi, maupun perguruan tinggi yang melaksanakan program magang di BRP

 

Page 109: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

4 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien

6.3.5 Kunjungan rumah ( Home Care ) Sapa pasien a. Layanan Home Care Kunjungan ke rumah pasien untuk memberikan pembinaan rohani yang

lebih intensif.

b. Sapa Online SAPA Online (Spiritual Patient Awareness by Online) Adalah layanan

patient care dengan layanan konsultasi agama melalui telepon.

c. Sms Tausiyah Merupakan layanan bimbingan rohani bagi pasien yang sudah

mendapat bimbingan regular atau pada saat pasien pulang kerumahnya

Tausiyah ini disampaikan melalui media HP menggunakan fasilitas SMS.

d. Sasaran Home care Sasaran pasien yang jelas : LKC saat ini pasien TB

Sapa pasien dengan telepon atau sms (untuk donatur/mitra/masyarakat dan pasien RS).

6.3.6 Pengembangan Program a. In House Training ( IHT ) dan Pelatihan relawan Sahabat

Pasien.

Merupakan wadah untuk meningkatkan apresiasi dan kapasitas sahabat pasien dibidang layanan spiritual dalam memberikan layanan prima, sekaligus sebagai media edukasi masyarakat

Melatih kemampuan terhadap share holder agar memiliki skill yang sama dan sesuai dengan standar layanan

Sahabat pasien mengetahui urgensi memberikan bimbingan bimbingan spiritual kepada orang yang sedang sakit

Memahami dan mengetahui tata cara melakuka bimbingan sesuai dengan tuntunan Islam

Peserta mampu menjalankan kegiatan bimbingan rohani pasien ditempat kerjanya masing-masing

Meningkatkan kemampuan sahabat pasien dalam memberikan materi pada event pelatihan BRP

Bentuk kegiatan berupa : Training Of Trainer ( TOT ), Focus Group Disccusion ( FGD ), Training Hopnotherapy.

b. Spiritual Care On Patient Training (SCOPE Training)

Sinergi BRP dengan stake holder training ini difokuskan bagi lembaga/organisasi atau perorangan yang concern terhadap kegiatan konseling islam,

target peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Training dilaksanakan secara rutin 1 tahun sekali.

c. Riset dan Pengembangan. Kompilasi literatur yang terkait erat dengan program Bimbingan Rohani

dan menjadikan salah satu disiplin ilmu yang patut dikembangkan dan disosialisasikan ke masyarakat sekaligus mampu melibatkan partisipasi masyarakat dalam program Bina Rohani.

Aktifitas yang dilakukan diantaranya : 1. Penerbitam Buku 2. Program Mata kuliah Biina Rohani Pasien di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Penulisan buku, Skripsi dan Tesis 4. Kegiatan magang/ Praktek lapangan

 

Page 110: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

5 Panduan Pengelolaan Bimbingan Rohani Pasien

 

Page 111: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

MATERI BIMBINGAN ROHANI PASIEN LPM - DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

No Kondisi Pasien Materi Bimbingan Rohani

Bagi Pasien Bagi Keluarga

1 Sakit Ringan Sabar Sabar

Ikhtiar Berobat Berikan Dorongan/Harapan

Berikan Harapan Kesembuhan Bantu dengan Doa

Tingkatkan Ibadah Tingkatkan Ibadah

Dzikir dan Doa Tingkatkan Iman dan Taqwa

Dzikir dan doa

2

Sakit Berat tapi masih sadar (Terminal State) * Baik Sangka Kepada Allah * Minta Maaf

* Sabar, Tawakal * Memberi Maaf

* Minta Maaf * Berikan Dorongan/ Harapan

* Shalat (Ibadah) Semampunya * Doakan

* Tetap Berobat + Washiat

* Istighfar, Dzikir dan Doa

3 Sakit Berat, Tidak Sadar * Membisikan Kalimat Tauhid * Ridha dan Ikhlas

a. Pingsan * Didoakan * Ciptakan Ketenangan

b. Karena Penyakitnya * Doa Pasrah * Ajak Bersama Doa Pasrah

4 Kritis (Sakaratul Maut) * Sama Dengan diatas * Ridha, Ikhlas dan Sabar

* Jaga Kebersihan/Ketenangan

* Jangan Meratap

* Talqinkan dan doakan

5 Akan di operasi dan Pasca Operasi * Sabar dan Tawakal * Sabar dan Tawakal

* Shalat Jama dan Qoshor jika waktu telah masuk * Dzikir dan Berdoa

* Berdoa

* Bersyukur pasca Operasi * Bersyukur pasca Operasi

* Sujud Syukur * Sujud Syukur

6 Sembuh dengan Cacat * Ikhlas dan Sabar * Ikhlas dan sabar

* Optimis * Berikan Dorongan agar lebih Optimis

* Ridha, menerima Kenyataan

* Bersyukur

7 Melahirkan * Sabar dan Tawakal Berikan Dorongan/Harapan

* Mengikuti Nasihat Dokter Doa untuk Ibu dan Bayinya

Berdoa Adakan Aqiqah

Bersyukur dan berdoa untuk Bayi

8 Melahirkan dengan Cacat * Sabar dan Ikhlas * Sabar dan Ikhlas

* Curahkan Kasih Sayang * Curahkan Kasih Sayang

Dzikir dengan Ucapan:

 

Page 112: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Biqadarillahi wa maa syaa'a

fa'ala

Dengan takdir Allah, segala yang dikehendaki-Nya

semuanya terjadi

9 Melahirkan tetapi Meninggal * Pasrah dan Sabar * Pasrah dan Sabar

* Jangan Meratap * Jangan Meratap

Dzikir dengan Ucapan:

Innaa Lillaahi wa innaa ilaihi raji'uun, Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluflii khairan

minka

Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami

akan kembali kepada-Nya

Ya Allah berikianlah pahala atas musibahku ini dan

berikanlah pengganti yang lebih baik (HR. Muslim)

10 Bayi yang Sakit * Doakan si bayi Ikhtiar Berobat

* Untuk Ibu: Berikan ASI selama 2 tahun Sabar dan Tabah

* Dzikir dan Berdoa

11 Anak -anak yang sakit Hibur dan Gembirakan Sabar dan Tabah

Doakan * Dzikir dan Berdoa

12 Percobaan Bunuh Diri * Wawancara Konseling * Wawancara Konseling

* Jangan Putus Asa * Jangan Putus Asa

* Istighfar dan bertaubat * Istighfar dan bertaubat

* Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah

* Bakti pada Orang tua * Shalat Tahajjud

13 Ketergantungan Obat * Wawancara Konseling * Wawancara Konseling

* Jangan Putus Asa * Jangan Putus Asa

* Istighfar dan bertaubat * Istighfar dan bertaubat

* Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah

* Bakti pada Orang tua * Shalat Tahajjud

14 Korban Pemerkosaan * Tabah/ Percaya Diri * Sabar, Tabah dan Kuatkan Iman

Putus asa, takut,

kecewa, nekat

* Tingkatkan Pemahaman

agama * Dekatkan Diri Kepada Allah

* Taubat dan Istighfar * Doa mohon Bimbingan Allah

* Dekatkan Diri Kepada Allah

* Doa Mohon Bimbingan Allah

15 Korban Pemerkosaan * Tabah/ Percaya Diri * Sabar, Tabah dan Kuatkan Iman

jika hamil * Tingkatkan Pemahaman agama * Dekatkan Diri Kepada Allah

* Taubat dan Istighfar * Doa mohon Bimbingan Allah

* Dekatkan Diri Kepada Allah

 

Page 113: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

* Doa Mohon Bimbingan Allah

* Setiap anak terlahir suci

16 Gagal KB dan

* Pengertian KB Menurut

Islam * Pengertian KB Menurut Islam

Tidak menerima Kehamilan * Terima Apa adanya * Terima Apa adanya

* Syukur dan berdoa * Syukur dan berdoa

* Dekatkan Diri Kepada Allah * Dekatkan Diri Kepada Allah

17 Mandul * Anjurkan ke Spesialis * Doakan

* Amalkan amalan Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim

* Cari Pahala dengan mengangkat anak

18 Penyakit Kelamin * Sadar/ Insaf * Bimbing dan arahkan

* Berobat * Berikan Harapan pada pasien

* Berikan harapan Sembuh * Doakan

* Pelajari agama

* Berdoa

19 Manula * Berikan harapan Sembuh

* Gembirakan/Santuni

* Mantapkan Agamanya

 

Page 114: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 1

SOP Pelayanan Terhadap Peserta & Keluarga Departemen : Pengembangan Program

Bagian : Pembina Rohani

SOP : Pengajian Bulanan Peserta LKC

Alur SOP 1. Bina Rohani mengadakan pengajian bagi peserta LKC setiap 1 bulan sekali. 2. Bina Rohani menyiapkan kegiatan pengajian mulai dari :

o mengundang pembicara o membuat pengumuman untuk peserta o menunjuk petugas moderator o menyiapkan daftar hadir o konsumsi (snack)

3. Pengajian dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan ;

o Membaca surat Yasin berjamaah o Penyampaian materi pengajian o Penutup

4. Membuat laporan kepada atasan, setiap akhir bulan Kebijakan 1. Pelaksanaan Pengajian satu bulan sekali untuk masing-masing Kelurahan di

kecamatan Ciputat, Pamulang dan kelurahan Pondok Pinang 2. Pelaksanan pengajian bulanan dilaksanakan pada hari kerja. 3. Pembicara eksternal LKC yang telah di sepakati oleh pimpinan LKC. 4. Pembina Rohani wajib memakai seragam baju koko LKC. 5. Peserta LKC, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda tangan

dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan. 6. Receptionis membagikan kartu pengajian bagi peserta yang belum

mendapatkannya, guna optimalisasi kehadiran peserta di Pengajian bulanan peserta LKC, untuk kemudian peserta di haruskan membawa kartu pengajiannya setiap kali berobat bersama kartu anggotanya

7. Resepsionis di haruskan menanyakan kartu pengajiannya setiap kali berobat. Bagian Terkait 1. Resepsionis 2. Pelaksana Program 3. Keuangan

 

Page 115: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 2

Departemen : Pengembangan Program

Bagian : Pembina Rohani

SOP : Bina Rohani Daerah Binaan

Alur SOP 1. Bina Rohani mengadakan kegiatan bina rohani untuk daerah binaan LKC yang

dikelola oleh KPK. 2. Bina Rohani mengatur bentuk kegiatan dan teknis pelaksanaannya,

berkoordinasi dengan KPK 3. Pembinaan yang di lakukan Bin-Roh adalah berupa pengajian di tiap-tiap

daerah binaan berkoordinasi dengan KPK. 4. Bina Rohani berkoordinasi dengan KPK dalam menyiapkan kegiatan pengajian

mulai dari : o mengundang pembicara o membuat pengumuman untuk peserta o menunjuk petugas moderator o menyiapkan daftar hadir o konsumsi (snack)

5. Pengajian dilaksanakan sesuai jadwal dimulai dengan ; a. Membaca surat Yasin berjamaah b. Penyampaian materi pengajian c. Penutup

6. Membuat laporan kepada atasan, setiap akhir bulan Kebijakan 1. Pembinaan yang di lakukan Bin-Roh adalah berupa pengajian di tiap-tiap

daerah binaan berkoordinasi dengan KPK. 2. Peserta pembinaan, pembicara dan Bina Rohani harus memberikan tanda

tangan dalam Daftar Hadir sebagai tanda bukti untuk laporan keuangan tiap bulan.

Bagian Terkait 1. Pelaksana Program

 

Page 116: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 3

Departemen : Pengembangan Program

Bagian : Pembina Rohani

SOP : Memberi Bantuan Transportasi Peserta LKC

Alur SOP 1. Peserta meminta bantuan biaya transportasi kepada Resepsionis,

a. Bila nilai nominalnya dibawah Rp 20.000,- , maka resepsionis bisa langsung memberikan bantuan sesuai dengan hasil wawancara,

b. Bila lebih dari Rp 20.000,- 1. peserta harus mengajukan ke Bin-Roh 2. atau di konsultasikan lewat telepon ke Bin-Roh bila tidak ada di

tempat

2. Perawat rujukan juga bisa mengajukan bantuan biaya transportasi untuk peserta rujukan kepada resepsionis dan atau Bin-Roh, bila nilai nominalnya lebih dari Rp.20.000,-

Kebijakan 1. Bantuan biaya transportasi peserta di danai dari dana infaq Jum`at dan

anggaran Bin-Roh.

Bagian Terkait 1. Resepsionis 2. Perawat Rujukan

 

Page 117: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 4

Departemen : Pengembangan Program

Bagian : Pembina Rohani

SOP : Memberi Bantuan Konsumsi untuk Keluarga Pasien

IRNA dan Rujukan

Alur 1. Perawat IRNA dan rujukan meminta bantuan konsumsi pasien kepada Bin-roh 2. Bin-roh mengajukan anggaran ke keuangan, dan mengatur penyediaan

makanan tersebut.

Kebijakan 1. Bantuan konsumsi untuk keluarga pasien IRNA dan Rujukan sehari tiga kali

(sarapan pagi, makan siang dan makan malam) 2. Bantuan konsumsi setiap kali makan senilai Rp 5.000,- 3. Penanggung jawab bantuan ini adalah Pembina Rohani 4. Bantuan ini hanya diberikan kepada satu orang dari 1 (satu) keluarga pasien

berdasarkan laporan dari perawat IRNA dan perawat Rujukan

Bagian Terkait 1. Perawat IRNA 2. Perawat Rujukan 3. Keuangan

 

Page 118: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

02) SOP Pelayanan Terhadap Peserta dan Keluarga (3) 5

Departemen : Operasional

Bagian : Rumah Tangga

Sub Bagian : Juru Masak

SOP : Penyediaan Makanan Bagi Keluarga Pasien

Alur SOP 1. Ada permintaan dari perawat kepada juru masak untuk menyediakan

makanan bagi keluarga pasien 2. Petugas juru masak menyarankan kepada perawat untuk menghubungi Bin-

Roh

Kebijakan 1. Juru masak tidak menyediakan makanan bagi keluarga pasien 2. Bantuan konsumsi setiap kali makan senilai Rp 5.000,- 3. Penanggung jawab bantuan ini adalah Pembina Rohani 4. Bantuan ini hanya diberikan kepada satu orang dari 1 (satu) keluarga pasien

berdasarkan laporan dari perawat IRNA dan perawat Rujukan

Bagian Terkait 1. Pembina Rohani 2. Perawat IRNA 3. Perawat Rujukan

 

Page 119: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama responden : Ust. Yazid

Jabatan : Pembina Rohani Pasien

1. Apa yang dimaksud BRP ?

Bimbingan rohani pasien ya itu bimbingan rohani yang diberikan ke

pasien khususnya di LKC ini ya karena kan disini itu khusus untuk dhuafa

jadi minimnya pengetahuan tentang agama makanya disinilah perlunya

bimbingan rohani, karena ketika mereka mendapat musibah atau penyakit

mereka bingung bagaimana untuk melakukan shalat , nah dari sini kita

bimbingan agama selain itu juga memberi motivasi kepada keluarga yang

menunggu agar lebih tabah, tapi itu tadi yang lebih penting ke

rohaniahnya.

2. Apa yang menjadi tujuan didirikannya BRP di LKC ?

Hmm tujuannya yaitu Sebagai bentuk kepedulian kepada pasien yang

sedang sakit, kemudian Memberi pengertian kepada pasien dan keluarga

agar tetap bersabar dan berdoa, Memberi bimbingan khususnya rohani

kepada pasien dalam menghadapi musibah dan ujian, Memberi dorongan

kepada pasien agar tidak putus asa, Membimbing perasaan si pasien agar

tetap tenang

3. Apa yang menjadi visi misi BRP di LKC ?

Visi : meningkatkan kualitas kesembuhan pasien melalui bimbingan

spiritual

4. Bagaimana struktur organisasi BRP di LKC ?

Sebenernya dulu diLKC ada 13 orang tapi sekarang hanya single man,

hanya saya yang melakukan BRP di LKC . jadi tidak ada struktur

organisasi yang sistematis atau tersusun.

5. Ada berapa model layanan BRP yang diberikan kepada pasien di

LKC ?

Hmmm yang pertama adalah bimbingan untuk rawat inap di LKC . yaa

bimbingan aja, hmmm pendekatannya ya biasa aja, datengin perkamar kita

data, kemudian kita tanya keluhannya, bertanya tentang kabar hari ini,

perkembangannya sudah sejauh mana, nanty dari jawaban itu kan bisa di lihat

disebut positif atau secara kejiwaan. Untuk masalah jumlah pasien yang rawat

inap ga tau jumlahnya tapi untuk pasien yang harus ditangani yaitu 20 orang

perbulan. Di lkc saja makanya ketika kemaren saya bilang . dan 20 0rang itu

hanya untuk rawat inap saja. kalu rawat jalan itu temporer saja kalu ada dokter

yang butuh kita di panggil, kalau ada pasien yang butuh bimbingan kita

dipanggil atau konsul . jadi selain rawat inap yaitu pengajian bina rohani

 

Page 120: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

pasien bagi member lkc yang dilakukan sebulan sekali karena dibagi menjadi

12 kelurahan yaitu kedaung, ciputat, sarua indah, pisangan, pondok pinang ,

jombang 1, jombang 2, cipayung, rengas, pondok ranji, cempaka putih. yang

rutin yaitu yang pengajian dan semua member lkc itu wajib mengikuti

pengajian sesuai dengan kelurahan masing masing adapun dalam pengajian

itu kita memberi materi 1 jam kemudian sisa waktunya untuk tanya jawab, dan

alhamdulillah respon mereka sangat senang dan antusias sekali bahkan kadang

ada yang curhat setelah pengajian itu selesai , mereka sangat senang karena

ada yang mau mendengar keluhan mereka. Bahkan ada yang minta untuk

dilakukan seminggu sekali. Adapun untuk waktu pengajian itu dimuali dari

jam 10 sampai abiz dzuhur, terus materi yang disampaikan lebih kepada

tentang pemahaman agama, dan penyuluhan kesehatan tujuan dari pengajian

member lkc ini yaitu untuk memberi pengetahuan agama kepada member

yaitu.

6. Bagaimana untuk menjadi pembina BRP LKC?

Kalu untuk saat ini belum ya , yang penting itu basic keagamaan kita saja,

gimana kita mau membimbing rohani kalu kita tidak punya basic

keagamaan yang bagus. Kalau masalah pendidikan untuk sekarang

memang belum ada standar tertentu tapi nanti mungkin akan diperlukan

orang berpendidikan untuk menjadi pembina bimbingan rohani pasien,

karena perkembangan zaman juga ya .

7. Pendekatan apa saja yang digunakan saat Bimbingan Rohani Pasien

?

Pendekatan yang dilakukan ya kita datengin per kamar kemudian kita

tanya keluhannya, kita tanya perkembangan psikisnya, kadang ada yang

semangat sekali ketika kita datang karena mereka ingin curhat atau cerita

bahkan kadang sampai setengah jam hanya menangani pasien, selain itu

ketika saya sedang melakukan bimbingan rohani pasien saya bercanda,

humor, agar mereka tidak jenuh dan bosan. Karena biar mereka juga

terkesan dengan hadirnya kita.

8. Materi apa saja yang diberikan kepadda pasien saat brp berlangsung

?

Untuk materi yang saya berikan ya pertama itu pasien agar tetap

melakukan shalat, ya paling banyak tentang agama ya, seperti ketika

mereka bingung untuk berwudhu ketika sakit harus gimana. Pokonya

tentang beribadah kepada Allah seperti shalat dan dzikir.

9. Bagaimana bimbingan yang bapak berikan kepada pasien ?

Yang pasti bimbingan agama ya, yang menyangkut ke rohani pasien, ya

itu tadi pertama datengin pasien kemudian mengucapakn salam bertanya

tentang kabar hari ini dan tentang perkebambangannya sekarang.

Kemudian dengar keluhan mereka setelah itu baru dikasih bimbingan

 

Page 121: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

agama dan kemudian di doain atau berdoa untuk pasien agar psien cepat

sembuh.

10. Bagaimana keadaan pasien sebelum mendapat bimbingan ?

Mereka merasa gelisah , kurang sabar dan kurang mendekatkan diri

kepada Allah.

11. Bagaimana keadaan pasien setelah mendapat bimbingan ?

Alhamdulilah ada perubahan ya walaupun tidak ada 100% itu bisa

kelihatan dari perkembangan perilaku yang tadinya sedih dan pemurung

tapi sekarang menjadi lebih sabar.

Responden interviewee

(ust. Yazid) (indah chabibah)

 

Page 122: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama Responden : pak Iwan

Jabatan : Supervisi Program

1. Apa yang dimaksud BRP?

Bimroh adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memberikan

motivasi dorongan kepada pasien yang sedang mengalami sakit deng an

tujuan agar lebih baik dan tidak berputus asa terhadap sakit yang

dideritanya.

2. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya BRP di LKC DD

Ciputat?

Maka kornya kesehatan tahun 2008 dipindahkan ke lkc , di lkc baru ada

bimroh .. sebelumnya ada namanya ustadz muzadii beliau di bimroh lkc

terus sekarang ditambah tenaga kemudian programnya berakhir pada

2009, artinya program itudi revisi kemudian dipegang Cuma dua orang

ditambah lagi dengan satu orang yaitu ustad yazid sampai sekarang ,

sekarang brp di lpm lagi di update lagi

3. Apa yang menjadi tujuan didirikannya BRP di LKC ?

Tujuan didirikannya brp adalah :

1. Menjawab kebutuhan spiritual pasien karena dikomplementary medicine

pelengkap pengobatan itu salah satunya aspek spiritual karena orang sakit

itu 70% dipengaruhi oleh psikologis spiritual.

2. Dakwah bil haal , memang menjawab tantangan dakwAH bil haal, dakwah

di tempat pengajian kan udah umum , nah kalu ini kan dakwah di rumah

sakit artinya ketika orang itu butuh belum pernah dilakukan

3. Menjawab ketika ada bencana itu kan ada namanya recovery mental. Itu

ada perencanaan dari sisi pengawasan pengawasan psikologi dan spiritual

4. Apa yang menjadi visi misi BRP di LKC ?

Sudah saya berikan di file kemaren

5. Bagaimana struktur organisasi BRP ?

Ini juga sudah saya berikan data yang kemaren

6. Ada berapa model layanan BRP yang diberikan kepada pasien di

LKC ?

Cluster, pengajian di masjid binaan, home care (kunjungan ke rumah )

7. Bagaimana untuk menjadi pembina BRP di LKC?

Yang pertama yaitu : Pria/Wanita usia 23-28 tahun, Belum menikah,

Mampu membaca Al Qur’an dengan baik, Hafal do’a-do’a,

 

Page 123: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Berkepribadian dan berpenampilan Islami serta menarik, Komunikatif dan

humanis, Sabar, mampu menginspirasi, dan memberikan motivasi,

Percaya diri dan santun, Dapat menjaga amanah dan mampu

mengendalikan emosi, Pendidikan perguruan tinggi ( diprioritaskan

berlatar belakang psikologi, konseling, dan agama), Memiliki KTP dan

surat keterangan baik dari RT dan RW.

8. Pendekatan apa saja yang digunakan BRP saat pelaksanaan

Bimbingan kepada pasien ?

Pendekatannya beda setiap penyakit , melakukan.... yang udah dialami

kekhawatiran cemas was-was kemudian menyalahkan Tuhan tidak terima

dengan kondisi penyakitnya setelah bimbing kemudian mereka lebih sabar

yang tadinya tidak tahu , yang tadinya cemas itu akan sedikit mengurangi

rasa kecemasan karena ada rasa , ada perubahan,memang kalau secara

fisik sudah keliahatan tapi bisa jadi, meskipun yang bukan dari fisik

ketika dia lagi diam kemudian membaca istighfar, banyak perubahannya .

Cuma nanti dari dokter kedengeran dari detak jantungnya, ada dokter

husen dr dari iran spesialis penyakit dalam , pas dia deteksi pasien itu

detak jantungnya itu berdzikir Allah, Allah, Allah sampai dia kaget beda

dengan orang yang sering shalat sama orang yang belum pernah itu

termasuk detak jantungnya pun berbeda kenapa karena da was was , kalu

orang biasa yaa biasa aja.

9. Materi apa yang diberikan kepada pasien saat BRP berlangsung ?

Sudah terlampir yaa di data yang saya kasih.

10. Bagaimana bimbingan yang bapak berikan kepada pasien ?

Yaa bimbingan agama seperti yang sudah saya katakan tadi disini kita

memberikan bimbingan lebih ke rohani pasien jadi lebih kepada tentang

melakukan ibadah kepada Allah danlain sebagainya.

11. Bagaimana keadaan pasien sebelum mendapat bimbinngan?

Sebelum bimbingan mereka merasa gelisah, cemas dan ada rasa tidak

tenang takut akan kematian

12. Bagaimana keadaan pasien setelah mendapat bimbingan ?

Setelah mendapat bimbingan mereka merasa lebih tenang dan sabar bahwa

semua ini ujian dari Tuhan dan semuanya akan kembali kepada Tuhan.

Responden interviewe

(bpk. Iwan) (IndahChabibah)

 

Page 124: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama : mulyati

Pasien LKC sakit mata bengkak

1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ?

Bimbingan rohani ya, iya saya sudah pernah ketika saya dirawat inap di

LKC , ada ustadz yang dateng kemudian ngasih siraman rohani gitu.

2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ?

Hmm sudah berapa kali ya, lupa saya sudah berapa kali mendapat

bimbingan, kalau ga salah sih ada 10 kali lebih yaa, karna kan waktu itu

saya pernah dibawa ke RSCM yaa , tapi disana saya belum dapetin

bimbiingan rohani, setelah saya di LKC baru ada bimbingan yang

beginian.

3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani?

Kalau waktu kadang itu bisa setengah jam kadang juga bisa seperempat

tergantung kondisi kitanya juga ya ka, kadang kan kalu kita mau cerita

banyak ya mereka juga bisa lama, kadang kalau misalnya kita masih istrht

yaa Cuma sebentar paling bacain doa sama nasehat nasehat gitu.

4. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat bimbingan ?

Perasaan saya yaa biasa aja ya, cuman saya jadi mikir kalu semuanya itu

kan bakal kembali kepada Allah ya . jadi saya ikhlas saja.

5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan?

Penyakit saya ini kan sudah parah ya jadi saya juga sudah tidak tahu harus

gimana lagi yang saya bisa itu hanya ikhlasin sama Allah, saya berdzikir

terus mudah2an cepat diberi kesembuhan, dan mudah2an cobaan ini cepat

berakhir tapi saya bersyukur karena Allah berarti sedang menghapus dosa

dosa saya.

6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ?

Harapan saya si pastinya bar cepet sembuh ya, tapi kalau untuk setelah

mendapat bimbingan rohani saya berharap si bisa lebih tenang tidak

menyesali apa yang sedang menimpa sekarang ini.

7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan

rohani?

Setelah mendapat bimbingan rohani saya memang merasa tenang rasanya

itu lebih sabar aja, dan menerima cobaan ini karena saya yakin Allah

sedang menguji saya, saya juga merasa terbantu dengan adanya bimbingan

rohani ini karena sudah membantu mengurangi kegelisahan dan ketakutan

saya.

8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah

mendapat bimbingan rohani?

 

Page 125: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hmmm gimana ya ka , sakit saya itu kadang-kadang terasa sakit sekali,

biasanya saya hanya pas ah dan saya tinggal dzikir untuk mengurangi rasa

sakit saya, karena saya dibilangin sama ustadz kalau saya sedang merasa

kesakitan saya disuruh berdzikir sama Allah agar bisa mengurangi rasa

sakit saya.

9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat

bimbingan?

Yang saya rasakan ya ada, saya lebih sabar dan lebih percaya kalau

penyakit saya ini pasti akan sembuh, sebelum itu saya hampir berputus asa

karena penyakit saya, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. tapi

alhamdulillah pak ustadz mengingatkan saya kalau semuanya ini pasti

akan kembali kepada yang menciptakan.

10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat

kepada Allah?

Kalau beribadah kepada Allah saya memang merasakan ya, saya

melakukan ibadah kepada Allah ya semampu saya, sebisa saya, kayak

misalnya masalah berwudhu dan shalat kadang saya sering tayamum

karena keterbatasan saya.

 

Page 126: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama : pak wawan

Pasien LKC

1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ?

Ya saya pernah dapet .

2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ?

Sudah berapa ya kalau ga salah sih 3 kali, saya kan pertama dateng kesini

paling masih dikasih obat aja belum dapet apa itu yang namanya

bimbingan rohani, pas waktu udah lumayan lama berobat disini saya kaget

tiba-tiba ada ustadz dateng dan nanya nanya ke saya yasudah saya Cuma

diem dan dengerin.

3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani?

Gatahu ya berapa lama 30 menit kayaknya lah. Tapi saya seneng ketika

pak ustadz dateng dia mau dengerin cerita sama keluhan saya. Karena

semenjak saya sakit jarang yang mau dengerin keluhan saya.

4. Bagaimana perasaan bapak setelah mendapat bimbingan ?

Setelah dapet bimbingan saya merasa lebih baik ya dan sadar akan dosa-

dosa saya, heheh namanya udah tua jadi banyak dosa, saya juga merasa

sejuk , tenang dah pokoknya.

5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan ?

Wah saya mah biasanya diem aja, abiz mau ngapain lagi saya juga

bingung, ya paling saya rasakan itu sakit biasanya kalo sudah minum obat

saya diemin aja.

6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ?

Ya pastinya saya pengin cepet sembuh ya, ga ada kan orang sakit terus

menerus. Sama saya merasa lebih baik lagi daripada dulu.

7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan

rohani?

Yaa jujur saya merasa tenang ketika setelah dapet ceramah dari pak

ustadz, rasanya itu tenang dan lumayan lah saya jadi tambah pengetahuan

tentang agama saya

8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah

mendapat bimbingan rohani?

Seperti yang saya bilang tadi saya merasa sedikit tenang dan tidak berfikir

macem macem tentang penyakit saya, saya malah yakin kalau saya pasti

bisa sembuh, yang penting berusaha dan berdoa itu bisa membantu saya

untuk cepat sembuh.

9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat

bimbingan?

 

Page 127: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Ya jelas ada, sebelum dapet bimbingan kan saya hanya diem ya bingung

mau ngerjain apa, sedangkan saya hanya terbaring di tempat tidur .

yasudah saya Cuma diem saja saya juga bingung ketika mau

melaksanakan sholat harus gimana, tapi setelah dapet bimbingan saya

diarahin gimana melaksanakan shalat ketika sakit dan cara berwudhu juga,

alhamdulilah setelah itu saya mencoba mengisi waktu luang saya buat

beribadah kepada Allah.

10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat

kepada Allah?

Ya merasa dekat sii, kan sekarang ini saya memang mencoba untuk selalu

beribadah kepada Allah, soalnya saya tahu Allah itu pasti akan

mengabulkan doa hambanya kalau kita dekat dengan Allah, makanya saya

sekarang juga sedang mendekatkan diri kepada Allah.

 

Page 128: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama : bu yustinah

Pasien LKC (sakit lambung)

1. Apakah bapak/ibu sudah mendapat Bimbingan Rohani ?

Oh bimbingan rohani itu ya, ya saya sering saya kan aktif ikut pengajian

saya ikut mullu setiap ada pengajian, memang lkc itu bagus sekali jadi

setiap bulannya saya mengikuti pengajian yang diadakan lkc.

2. Sudah berapa kali Ibu/Bapak mendapat Bimbingan Rohani ?

wah dah berapa kali ya, kalu yang pengajian sih udah sering, tapi kalau

yang dirawat saya belum tahu tuh karena belum pernah juga kali ya,

hehehehe

3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani?

Biasanya sih satu jam ya kalau dipengajian .. nanti kalo sudah selesai

pengajian ada tanya jawab gitu ka, jadi misalnya yang kurang ngerti

ditanyain gitu, biasanya juga setelah pengajian itu ada cek kesehatannnya.

4. Bagaimana perasaan bapak setelah mendapat bimbingan ?

Alhamdulillah ya setelah saya ikut pengajian ini saya merasa senang saya

merasa lebih tambah pengetahuan yaaa, jadi ngerti giu mana yang baik dan

mana yang tidak, pokoknya itu lebih percaya deh sama Allah.

5. Bagaimana cara bapak menyikapi sakit yang bapak rasakan ?

Biasanya saya ke LKC terus dikasih obat, ya saya bisanya Cuma itu kan

namanya kita sakit ya jadi ya kita juga harus berusaha biar sembuh

gimana, yaa untung ada LKC ini yang membantu saya. Pokoknya LKC itu

bagus banget,semua layanan disini diberikan secara gratis semua.

6. Apakah harapan Bapak/ibu setelah mendapat Bimbingan Rohani ?

Harapan saya sih ka biar jadi lebih baik lagi, sama itu ka saya menjadi

lebih bersyukur ternyata ya ka masih banyak yang kurang beruntung. Tapi

mang begini ya ka semuanya udah diatur sama Allah.

7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan

rohani?

Yaa kayak yang saya bilang tadi ka saya itu senang kalau dikasih

bimbingan rohani soalnya itu juga memotivasi saya untuk sembuh ka, kan

kadang pak ustadnya sering ngeelasin tuh yang ada di alquran

8. Bagaimana rasa sakit bapak apakah sedikit berkurang setelah

mendapat bimbingan rohani?

Ya saya tuh ka kalau sakit ga dirasain kecuali kalau pas kambuh yaa,,,

setelah saya dapet bimbingan kan jadi lebih tenang dan lebih ngerti, jd

ketika sakit saya kambuh saya coba dengan berdzikir, shalat minta sama

Allah agar disembuhkan.

 

Page 129: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat

bimbingan?

Oh jelas ada itu, ini ya ka sebelum saya dapet bimbingan rohani saya itu

orangnya suka marah, terus rada emosian apalagi kan saya sering sakit-

sakitan kan, jadi bawaaannnya itu gimana gitu ka, tapi kalau setelah dapet

bimbingan saya mah dah lebih sabar ka .. nerima cobaan ini ikhlas ka , ya

namanya juga kita lagi diuji sama Allah ya ka.

10. Apakah dengan Bimbingan Rohani Ibu/Bapak merasa lebih dekat

kepada Allah?

Alhamdulillah ka setelah dapet bimbingan rohani saya lebih ngerti tentang

shalat, sama tentang ajaran agama yang betul itu gimana , kan soalnya itu

ya ka pas pengajian bapaknya sering bilang terjemahan yang dari alquran

itu ka jadi dia itu bacain terus dari situ saya ngerti kalu didalam islam itu

memang benar ka. Jadi apa yang ada dialquran itu tidak salah .

 

Page 130: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

Hasil wawancara

Nama : herlan 15 tahun

Pasien LKC (sakit Tumor)

1. Apakah kamu sudah mendapat Bimbingan Rohani ?

Ya saya sudah pernah mendapat bimbingan rohani pas waktu saya di LKC,

saya didatengi oleh ustadz dan dia bilang kalau rasa sakit saya ini harus

disyukuri.

2. Sudah berapa kali kamu mendapat Bimbingan Rohani ?

Sudah berapa kali ya kalau ga salah baru 2 kali saya dapet bimbingan

rohani itu, waktu itu pas dua hari setelah saya berobat tiba tiba ada yang

dateng ke kamar saya kemudian ngasih bimbingan rohani gitu, dijelasin

soal shalat wudhu dan sebagainya.

3. Berapa lama waktu Bimbingan Rohani?

Biasanya sih ga lama ga sampe berjam-jam ya kalau misalnya pak ustadz

udah ngasih arahan kemudian doain saya ya terus pak ustadz pulang,

mungkin sekitar setengah jam an kali ya.

4. Bagaimana perasaan kamu setelah mendapat bimbingan ?

Perasaan saya sih awalnya biasa saja tapi lama kelamaan saya jadi sadar

kalau yang ngasig kesembuhan itu kan Allah jadi kita hanya bisa berusaha

dengan berobat, dan saya berterima kasih dengan LKC yang sudah mau

membantu saya disini, semua biaya kan ditanggung sama LKC.

5. Bagaimana cara kamu menyikapi sakit yang kamu rasakan ?

Walaupun dengan kondisi seperti ini saya justru dapat menyebut nama

Allah sebanyak mungkin untuk mengurangi rasa sakit saya

6. Apakah harapan kamu setelah mendapat Bimbingan Rohani ?

Harapan saya sih paztinya biar cepet sembuh dan bisa lebih dekat sama

Allah karena saya masih banyak dosa.

7. Apakah bapak merasa lebih tenang setelah mendapat bimbingan

rohani?

Yaa dengan adanya bimbingan rohani saya memang merasa tenang karena

ustadz ngasih tahu saya ketika saya sedang merasa kesakitan ingatlah slalu

sama Allah, minta tolong sama dia insyaAllah di ringankan sakitnya,

seperti misalnya berdzikir atau apa deh yang bisa kita lakukan untuk

mengingat Allah dan meminta kepadanya agar diberikan kesembuhan.

8. Bagaimana rasa sakit kamu apakah sedikit berkurang setelah

mendapat bimbingan rohani?

Ya saya merasakan sedikit berkurang ya, karena ketika saya sebut nama

Allah saya merasa lebih tenang dan lebih pasrah, malah saya jadi lupa

sama sakit saya.

 

Page 131: BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI PASIEN DALAM …

9. Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat

bimbingan?

Yang saya rasakan sih ada ya dulu sebelum saya dapat bimbingan rohani

saya Cuma diem aja, sesekali sambil melamun memikirkan masa depan

saya gimana nasibnya, jadi saya bukannya tambah sembuh malah

kepikiran yang enggak-enggak. Tapi setelah dapet bimbingan rohani saya

merasa lebih mengerti lagi dan mencoba pasrah kepada Allah. Karena saya

yakin semua ini kan pasti ada hikmahnya bagi keluarga saya dan saya

sendiri

10. Apakah dengan Bimbingan Rohani kamu merasa lebih dekat kepada

Allah?

Ya justru dengan keadaan saya seperti ini saya jadi selalu mengingat nama

Allah, mulut saya selalu komat kamit mengucapkan nama Allah, dan saya

lebih pasrah bahwa semuanya itu juga akan kembali kepadaNya.