bengkel las

4
BENGKEL LAS Dalam setiap pekerjaan selalu terkandung bahaya. Demikian juga dialami dalam proses pengelasan. Bahaya yang akan dihadapi dalam pengelasan tidak lebih baik juga tidak lebih buruk dibandingkan pekerjaan pada industri lainya. Ada beberapa beberapa macam bahaya yang akan dihadapi oleh juru las selama bekerja seperti radiasi, percikan api, asap-asap beracun, bahaya mekanik dan bahaya manual. Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasanya. Bahaya ini dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat sifat pekerjaanya seperti operasi mesin, listrik, api, radiasi busur las, asap las dan ledakan. Disamping bahaya umum diatas, masih terdapat bahaya bahaya tersembunyi seperti bekerja dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada ruang terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam logam panas dan lain lain. Kondisi Kondisi Bengkel Las Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa kondisi bengkel las adalah sebagai berikut. 1. Penataan perkakas pengelasan yang kurang rapi Dapat dilihat bahwa penataan alat-alat pengelasan tidak teratur dan kurang rapi. Sebagai contoh, penempatan tabung las yang tidak rapi sehingga terkesan sempit, penempatan bilik-bilik las yang terlalu berdekatan dan kurang luas, penempatan alat keselamatan kerja yang terkesan hanya diletakkan begitu saja tidak ditata sehingga terkesan berantakan.

Upload: tyodwixprasetyo

Post on 17-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

observasi bengkel las

TRANSCRIPT

BENGKEL LAS Dalam setiap pekerjaan selalu terkandung bahaya. Demikian juga dialami dalam proses pengelasan. Bahaya yang akan dihadapi dalam pengelasan tidak lebih baik juga tidak lebih buruk dibandingkan pekerjaan pada industri lainya. Ada beberapa beberapa macam bahaya yang akan dihadapi oleh juru las selama bekerja seperti radiasi, percikan api, asap-asap beracun, bahaya mekanik dan bahaya manual.Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasanya. Bahaya ini dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat sifat pekerjaanya seperti operasi mesin, listrik, api, radiasi busur las, asap las dan ledakan. Disamping bahaya umum diatas, masih terdapat bahaya bahaya tersembunyi seperti bekerja dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada ruang terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam logam panas dan lain lain.

Kondisi Kondisi Bengkel Las Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa kondisi bengkel las adalah sebagai berikut.1. Penataan perkakas pengelasan yang kurang rapiDapat dilihat bahwa penataan alat-alat pengelasan tidak teratur dan kurang rapi. Sebagai contoh, penempatan tabung las yang tidak rapi sehingga terkesan sempit, penempatan bilik-bilik las yang terlalu berdekatan dan kurang luas, penempatan alat keselamatan kerja yang terkesan hanya diletakkan begitu saja tidak ditata sehingga terkesan berantakan.2. Ruang bengkel kotor dan perkakas berdebuSetelah kelompok kami amati, menurut kami ruangan kotor karena kami menemukan beberapa sampah yang berserakan, dan saat kami mencoba menyentuh peralatan seperti dinding bilik dan topeng pengaman, ternyata benda tersebut berdebu, mungkin karena lama tidak digunakan. Hal ini dapat mengganggu kenyaman pekerja (mahasiswa)3. Jalur evakuasi yang kurang memadaiJalur evakuasi sangatlah penting karena jalur ini digunakan untuk menyelamatkan diri jika terjadi suatu kecelakaan kerja. Sebagai contoh: jika terjadi kebakaran. Pekerja (mahasiswaa) dapat dengan mudah menyelamatkan diri mereka ke tempat yang lebih aman atau paling tidak dapat keluar dari bengkel. Dalam pengamatan, kami hanya menemukan satu jalan keluar dari bengkel las. Dan tidak tersedianya petunjuk arah evakuasi.

4. Dinding bengkel kotor Para pekerja (mahasiswa) sepertinya tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Terbukti dengan kami menemukan adanya cap tangan di dinding-dinding bengkel. Hal ini sangat tidak sesuai denan standard yang ditetapkan untuk bengkel las. Seharusnya bengkellas harus tetap bersih agar pekerja (mahasiswa) tetap nyaman bekerja di bengkel.5. Ventilasi yang kurang memadahiDalam bengkel las, ventilasi sangatlah penting. Mengingat pekerjaan las adalah pekerjaan yang berhubungan langsung dengan api atau listrik, sehingga menimbulkan asap. Asap yang ditimbulkan oleh pekerjaan las ini harus dapat dikendaikan atau disirkulasikan agar para pekerja tetep dapat menghirup oksigen dan titak mengalami masalah pernafasan. Menurut kami, ventilasi yang sudah tersedia di bengkel las masih kurang. Solusi Berdasarkan kondisi bengkel las yang telah kami tunjukkan diatas maka, harus ada upaya yang dilakukan untuk membenahi bengkel agar kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai.1. Seharusnya bengkel las memiliki luas ruangan yang lebih besar agar penataan perkakas pengelasan seperti tabung las, topeng las, dll dapat lebih rapi. Dengan ruangan yang lebih luas maka bilik-bilik las pun dapat diatur sedemikian rupa sehingga lebih luas dan nyaman untuk digunakan.2. Untuk mengatasi masalah kebersihan ruang bengkel, diperlukan kesadaran dari pekerja (mahasiswa itu sendiri). Mereka harusnya tidak mmbuang sampah sembarangan. Dan seharusnya setelah melakukan praktik, mahasiswa harus melakukanbakti bengkel dengan cara membersihkan bengkel.3. Bengkel las harusnya mempunyai jalur evakuasi yang baik, mengingat pekerjaan las adalah pekerjaan yang berbahaya. Seharusnya jalur evakuasi lebih besar sehingga dapat dengan mudah dilewati apabila terjadi suatu kecelakaan kerja. Petunjuk arah evakuasi pun diperlukan dalam bengkel las agar para pekerja (mahasiswa) tidak bingung dan tahu kemana arah yang akan mereka ambil untuk menyelamatkan diri.4. Agar pekerja tidak mengotori dinding ruang bengkel, seharusnya dibuat suatu tata tertib. Dan diberlakukan sanksi yang tegas terhadap palanggarnya.5. Solusi untuk masalah ventilasi yang kurang adalah dengan memperbanyak atau menambah ventilasi lagi, agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.

Kesimpulan Jadi, dapat disimpulakan bahwa agar tercapai kesehatan dan keselamatan kerja diperlukan suatu kondisi bengkel yang standard, disamping itu diperlukan pula kesadaran dari diri.