belajar berdemokrasi

63
8/8/2019 Belajar Berdemokrasi http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 1/63  BELAJAR BERDEMOKRASI Bayu Sapta Hari

Upload: bayu-s-hari

Post on 10-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 1/63

 

BELAJAR 

BERDEMOKRASI

Bayu Sapta Hari

Page 2: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 2/63

Daftar Isi

Demokrasi dan tirani mayoritas

Memahami sikap keras HAMAS

Sepenggal Keprihatinan untuk Gaza

Menyoal Negara Islam

Politik dan Kekuasaan

Seni mendidik anak 

Lets enjoy the game!

Karena Spanyol bukanlah Inggris atau Argentina

Mungkinkah Mengubah Bentuk Tiang Gawang?

Guru Dan Kurikulum Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Luis Suares, pantaskah disebut pahlawan?

Isra Mi’raj, Al-Quds, dan Palestina

Kampanye = Obral Janji, Adakah Alternatif Lain?

Memburu Hidup Sesudah Mati

Religious Is Professional

Belajar Berdem okrasi 2

Page 3: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 3/63

Page 4: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 4/63

“masa orang mau menjalankan keyakinannya aja kok dilarang sih,” Mamat

sambil menunjukkan wajah yang geram.

“yah mungkin dianggap mengganggu Mat. mengganggu pemandangan

gitu,” kata Robi dengan iseng mencoba mencairkan suasana dengan sedikit

gurauan.

“gue serius nih Rob,” saut Robi masih dengan wajah cemberut. “Gue cuma ga

habis pikir, di negara yang katanya sekuler dan liberal kok ya mau mengatur

kehidupan agama warganya. bukannya di negara liberal orang bebas

melakukan segala keinginannya tanpa campur tangan pemerintah. apakah

cara berpakaian bisa mengganggu orang lain?” lanjut Mamat.

“terkadang orang sulit membedakan antara hak asasi dan keinginan mereka

sendiri. terkadang minoritas begitu mudah terpinggirkan. Hak asasi mudah

sekali diatur berdasarkan mayoritas,” Robi mencoba menanggapi dengan

lebih serius.

“Itulah Rob. Mestinya kita harus bisa menerima setiap perbedaan dan

pendapat meskipun dari mereka yang kita anggap minoritas. Mestinya

kebenaran tidak bisa dikalahkan oleh suara mayoritas orang banyak. Gue

pikir inilah salah satu kelemahan dari demokrasi. Segalanya diukur

berdasarkan suara terbanyak bukan oleh kebenaran yang hakiki,” kata

Mamat dengan antusias.

“bukan demokrasinya yang salah Mat tapi cara orang mempergunakan

demokrasi secara sewenang-wenang itulah yang perlu menjadi keprihatinan.

menurut gue demokrasi akan menjadi benar jika dijalankan secara fair oleh

orang2 yang memiliki pandangan yang egaliter yang siap dengan perbedaan

dan mampu berbuat adil,” saut Robi dengan lebih bijaksana.

“gue jadi inget satu pernyataan ‘janganlah kebencianmu terhadap suatu

kaum menjadikan kamu berbuat tidak adil terhadap kaum itu. Berbuat

Belajar Berdem okrasi 4

Page 5: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 5/63

adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa’. Menurut gue inilah makna

demokrasi yang sesungguhnya. Kita mampu bertindak adil terhadap

siapapun dan bahkan kepada orang yang tidak kita sukai,” kata Mamat

masih semangat dengan pendapatnya.

“Hmm .. Jadi elo ga suka orang bercadar dilarang Mat?” tanya Robi yang

mencoba kembali ke topik pembicaraan semula.

“bukan masalah cadarnya Rob yang ga gue terima. masalahnya ada orang

yang berusaha melakukan keyakinannya di suatu negara yang bebas tapi

  justru dihalang-halangi. Itu yang gue ga terima. Mereka berusaha membuat

hukum yang membatasi keyakinan seseorang. Padahal negara itu

memproklamirkan diri sebagai negara penegak HAM dan demokratis yang

menjunjung hak warganya. Bener-bener ga masuk akal buat gue Rob,” kilah

Mamat.

“yah mereka yang selalu menyatakan diri sebagai yang demokratis dan

menjunjung tinggi HAM emang belum tentu juga mencerminkan apa yang

mereka gembar-gemborkan itu. Terkadang itu hanya sekadar slogan kosong

yang boleh jadi sebagai pemanis bibir belaka,” sahut Robi.

“Iya bener juga Rob. Semoga saja makna demokrasi dan Hak Asasi Manusia

bisa benar-benar dimaknai dengan benar ya Rob,” kata Mamat menutup

pembicaraan itu.

Belajar Berdem okrasi 5

Page 6: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 6/63

Belajar Berdem okrasi 6

 

Memahami Sikap Keras HAMAS2 

Perhatian kita saat ini mau tidak mau akan tertuju ke arah Palestina dan

Gaza. Terutama sekali ke arah penduduk Gaza yang masih merasakan

penderitaan panjang akibat serangan brutal Israel tahun lalu ditambah

blokade dari dunia luar. Sesungguhnya korban yang paling menderita dari

semua kejadian ini tidak lain adalah penduduk Gaza.

Israel dan amerika berulang kali mengatakan bahwa pihak yang paling

bertanggung jawab atas serangan dan blokade israel adalah HAMAS. Sikap

keras HAMAS yang tidak mau bekerja sama dengan Israel dan diklaim selalu

menembakkan roket ke arah pemukiman Israel selalu dijadikan alasan untuk

melakukan balasan kepada Gaza. Israel selalu mengatakan bahwa yang

mereka lakukan sebagai balasan atas serangan HAMAS kepada Israel. Dan

yang kita lihat adalah serangan balasan Israel yang lebih brutal dibandingkan

serangan roket HAMAS. Padahal kalau mau dibandingkan roket rakitan yang

dibuat oleh HAMAS dengan senjata nuklir dan rudal canggih Israel dan

persenjataan lengkap israel buatan amerika, sungguh sangat jauh berbeda.

2 Tulisan asli di http://politik.kompasiana.com/2010/06/04/memahami-sikap-keras-hamas-dalam-konflik-palestina/

Page 7: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 7/63

Di sini saya ingin sedikit memberikan pandangan tentang HAMAS dan

bagaimana kita memahami sikap kerasnya terhadap israel.

Untuk memahami jalan pikiran HAMAS dan untuk memahami sikap keras

HAMAS terhadap israel ada baiknya kita mundur ke belakang dan melihat

bagaimana pembentukan negara israel. Kita perlu memahami bahwa wilayah

yang saat ini diduduki dan diklaim sebagai negara israel sebenarnya adalah

wilayah Palestina dan Arab secara umum. Palestina dengan masjid al-quds

atau masjidil aqso telah lama dikenal sebagai wilayah Palestina. Wilayah

Palestina inilah yang kemudian secara semena-mena diduduki oleh zionis

dan yahudi tentu saja dengan bantuan sekutunya inggris dan amerika.

Yahudi sendiri sebenarnya sekumpulan orang yang tersebar di berbagai

negara. Dan sialnya wilayah Palestinalah yang dijadikan sebagai wilayah

yang akan dibuat negara tempat orang-orang yahudi yaitu israel. dengan

pendudukan Palestina oleh orang yahudi untuk dijadikan negara israel,

orang-orang Palestina sendiri terusir dari wilayahnya dan tanah airnya

sendiri. orang Palestina dipaksa menjadi pengungsi yang tersebar di gurunpasir tandus di luar wilayahnya sendiri.

Dari sini tentunya kita perlu melihat Palestina yang terusir dari tanah airnya

dan israel yang telah merampas wilayah negara lain secara semena-mena.

Dari sini saja semestinya kita perlu memaklumi reaksi bangsa Palestina

terhadap israel, bahwa pada hakikatnya mereka (bangsa Palestina) tengah

berupaya merebut wilayahnya dan tanah airnya dari bangsa yang telahmerampasnya. Dari sudut pandang kemanusiaan tentu reaksi bangsa

Palestina ini sangatlah wajar.

Bahwa ada keterlibatan dunia barat khususnya inggris dan amerika atas

terbentuknya negara israel di tanah tempat bangsa Palestina ini tempati

sebelumnya membuat sebagian atau oknum dari bangsa Palestina membuat

teror di negara-negara barat melalui aksi serangan bom. Mereka menganggap

Belajar Berdem okrasi 7

Page 8: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 8/63

ini sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan barat terhadap bangsa

yang tertindas, yaitu Palestina.

Pada periode berikutnya perjuangan rakyat Palestina terbagi menjadi

beberapa faksi dengan faksi terbesar adalah PLO yang dimotori oleh yasser

arafat dan HAMAS dengan gerakan intifadahnya. PLO dan yasser arafat

kemudian menandatangani pembentukan negara Palestina dengan wilayah

yang sangat terbatas, yaitu jalur Gaza dan tepi barat dan mengakui negara

israel. Memang dari perjanjian ini terbentuk negara Palestina namun

wilayahnya begitu kecil dimana seharusnya Palestina memiliki wilayah yang

telah diduduki oleh israel.

Sebagian bangsa Palestina tentu saja tidak bisa menerima skema perjanjian

ini. Kalangan ini menginginkan israel harus keluar dari wilayah Palestina

karena memang wilayah yang ditempati israel itu adalah hak milik Palestina.

Mereka juga menganggap perjanjian ini sama saja menyerahkan hak milik

mereka kepada orang lain. Dengan mengakui israel itu artinya Palestina

memberikan begitu saja wilayahnya kepada orang lain, padahal orangPalestinalah yang paling berhak menduduki wilayah itu.

Kalangan yang bersikeras menolak mengakui negara israel tidak lain adalah

HAMAS. HAMAS dengan tak kenal lelah terus berjuang melawan israel yang

telah merampas tanah airnya. Melalui gerakan intifada HAMAS terus

melakukan perlawanan terhadap Israel dan semakin lama mendapat banyak

dukungan dari rakyat.

Kita bisa melihat gerakan intifada dengan bersenjatakan batu sebagai sebuah

simbol perlawanan yang kontinu terhadap ketidakadilan. Tentu semua juga

paham bahwa mana mungkin bisa melawan persenjataan lengkap Israel

dengan perlawanan menggunakan batu seperti ini. Tapi ini bisa jadi dapat

dianggap sebagai bentuk perlawanan yang pantang menyerah terhadap

semua pihak yang telah bertindak semena-mena di Palestina. Dan terbuktiIsrael teramat takut dan cemas dengan perlawanan intifada ini. Dan bukan

Belajar Berdem okrasi 8

Page 9: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 9/63

tidak mungkin gerakan intifada telah menimbulkan kerugian yang amat

besar kepada Israel dan secara psikologis juga menimbulkan rasa takut. Inilah

salah satu keberhasilan dari gerakan intifada yang tidak bisa dicapai oleh

bentuk perlawanan lain yang ada di Palestina.

Dalam tekanan dunia internasional yang tentunya dikuasai oleh negara barat

dan amerika, rakyat Palestina dipaksa untuk mengakui negara israel dan

menerima pembentukan negara Palestina di wilayah yang ditentukan. Hal ini

tentu saja sangat tidak bisa diterima. Bagaimana mungkin suatu bangsa

menerima wilayahnya diduduki oleh bangsa lain sedangkan dirinya hanya

menempati wilayah yang sangat kecil saja. Namun secara terpaksa rakyat

Palestina harus menerima kondisi ini melalui perwakilan mereka PLO yang

telah bersedia menerima perjanjian Palestina-israel. Sebagian rakyat yang

menolak israel tentu saja akan berpihak kepada HAMAS yang sejak awal

memang tidak pernah mau mengakui negara Israel yang dianggap sebagai

negara yang telah merampas tanah air mereka.

Tidak heran saat pemilu digelar di Palestina, HAMAS yang ikut sebagai salahsatu peserta pemilu mendapat suara mayoritas di legislatif. Suara mayoritas

ini bisa jadi mewakili sebagian keinginan rakyat Palestina yang sebenarnya

menginginkan wilayah mereka kembali ke tangan mereka yang memang

lebih berhak. Namun, Kemenangan ini lagi-lagi tidak bisa diterima israel dan

amerika sehingga mereka menolak mengakui hasil pemilu. Ini juga yang

menyebabkan HAMAS kemudian membelot dari otoritas Palestina yang diisi

oleh fatah. Konflik ini membuat Palestina terpecah dimana HAMAS

menguasai jalur Gaza. Dan karena itulah Gaza diblokade dan terisolasi dari

dunia luar.

  Jika kita melihat bahwa israel telah merampas wilayah Palestina dan ada

sekelompok orang Palestina yang berusaha melawan ketidakadilan ini, tentu

ini adalah tindakan yang wajar. Ini bisa dilihat sebagai perjuangan melawan

ketidakadilan. Sebagaimana wajar pula jika ada sekelompok orang yang tidak

Belajar Berdem okrasi 9

Page 10: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 10/63

mengakui orang lain yang menduduki wilayahnya dan berusaha merebut

kembali wilayah yang dirampas orang lain itu. Inilah yang sedang dilakukan

oleh HAMAS. dengan latar belakang seperti ini mau tidak mau kita harus

maklum dengan keras hatinya dan keras kepalanya HAMAS atas proses dan

konflik yang terjadi di Palestina.

Namun amat disayangkan, HAMAS sedang melawan sebuah konspirasi

besar yang tentu teramat sangat kuat untuk dilawan. Konspirasi yang telah

membuat penderitaan rakyat Palestina tidak kunjung berakhir.

Belajar Berdem okrasi 10

Page 11: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 11/63

Belajar Berdem okrasi 11

 

Sepenggal Keprihatinan untuk Gaza3 

Mamat tertegun di depan layar komputer sambil terduduk dengan gelisah.

baru saja mamat mendapat informasi bahwa kapal dengan misi kemanusiaan

yang membawa bahan bantuan untuk penduduk Gaza telah dihadang dan

ditembak oleh tentara Israel. mulutnya tampak komat-kamit antara rasa

gemas dan frustasi. gemas karena prihatin dan cemas atas nasib penduduk

Gaza serta frustasi karena tidak bisa melakukan tindakan apa pun untuk

membela yang tertindas.

Memet pun menghampiri Mamat dengan perasaan yang sama. Memet

terlihat begitu terpukul atas kejadian yang menimpa relawan yang ingin

menyampaikan bantuan ke Gaza. memet berusaha menumpahkan kekesalan

dan keprihatinan hatinya ini kepada Mamat.

“Mat, udah dapat informasi tentang tentara Israel yang menembaki dan

menghadang kapal kemanusiaan itu belum?” tanya Memet kepada Mamat.

“Udah Met,” kata mamat sambil menunjuk ke layar komputer. “tapi aneh ya

Met, situsnya banyak yang ga bisa diakses. Apa situs-situs yang memberikan

3 Tulisan asli di http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/02/sepenggal-keprihatinan-untuk-gaza/

Page 12: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 12/63

info tentang kapal kemanusiaan ini sengaja diblokir ya?” lanjut Mamat sambil

bertanya.

“ehmm .. bisa jadi ya Mat, media-media kan banyak dikuasai oleh zionis dan

lobi-lobi yahudi. Boleh jadi mereka sengaja menutupi kejadian yang

sebenarnya dan berusaha membuat berita yang sesuai dengan kepentingan

mereka,” ujar Memet sambil mencoba memberikan sedikit penjelasan.

“apapun yang terjadi atas kapal kemanusiaan Mavi Marmara, ini sekali lagi

menunjukkan kekejian Israel atas kemanusiaan,” kata Mamat berusaha

mengungkapkan kekesalan hatinya.

“lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya Israel melakukan pelecehan terhadap

kemanusiaan dan untuk yang kesekian kalinya juga dunia tidak bisa

melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya,” lanjut Mamat dengan

geram.

“iya Mat gw juga ga habis pikir bagaimana mungkin pelanggaran dan

pelecehan terhadap kemanusiaan dibiarkan saja terjadi. padahal dunia juga

tahu bagaimana kelakuan Israel yang secara semena-mena telah menginjak-

injak rasa keadilan dan mengabaikan berbagai kecaman yang ditujukan

kepadanya,” Memet ikut memberikan pendapatnya.

“semoga nasib para relawan yang ditangkap akan baik-baik saja ya Met,”

kata Mamat. “di antara para relawan juga terdapat warga negara

Indonesianya lho Met,” lanjut Mamat.

“bener Mat. kita semua berharap mereka semua termasuk relawan dari

Indonesia bisa selamat dan baik-baik saja,” balas Memet.

“tapi sebenarnya yang lebih memprihatinkan lagi adalah nasib para

penduduk Gaza Mat. Akibat blokade Israel, mereka terisolir dari dunia luar.

bayangkan saja nasib anak-anak dan orang-orang tua di sana. apa yang bisamereka makan ketika mereka lapar. jangankan minum susu untuk makan

Belajar Berdem okrasi 12

Page 13: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 13/63

sehari-hari saja mereka mungkin sudah sangat sulit. Gw benar-benar ga bisa

membayangkan kondisi di Gaza Mat,” lanjut Memet dengan raut muka yang

sedih.

“benar juga ya Met. selama ini penduduk Gaza sudah terisolir dari dunia luar

akibat blokade Israel. Ga kebayang deh bagaimana mereka makan dan

menjalani kehidupannya. Sekarang, kapal yang membawa bantuan pun

dihadang oleh Israel. Padahal bantuan itu sudah dikumpulkan dari seluruh

dunia, berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan. tapi ngga bisa sampai

kepada mereka para penduduk Gaza. benar-benar kejam dan tidak

berperasaan Israel itu,” Mamat menanggapi dengan ekspresi yang tak kalah

sedih ditambah rasa geram.

“Ini sama saja membiarkan penduduk Gaza mati pelan-pelan Mat,” balas

Memet. “menurut gw sebuah pembersihan etnis telah terjadi di Gaza. ada

sekelompok manusia (Israel) yang dengan sengaja membiarkan dan bahkan

menginginkan sekelompok manusia yang lain (penduduk Gaza) mati

kelaparan. tidak salah jika dikatakan bahwa sebuah genosida telah terjadi diGaza. kalau benar seperti ini, sebuah tragedi kemanusiaan sudah terpampang

  jelas di hadapan kita Mat,” Memet melanjutkan ekspresinya dengan nada

getir campur frustasi dan marah.

“Benar Met. ini merupakan ketidakadilan yang sangat besar pada masa

sekarang ini. sekelompok manusia yang sudah menginjak-injak nilai luhur

kemanusiaan dan telah nyata dan sengaja berusaha menghilangkan hakhidup sekelompok manusia yang lain. dari sisi manusia mana pun, ini

sungguh sangat memprihatinkan,” timpal Mamat.

“dari sudut pandang mana pun tindakan yang mencederai nilai-nilai

kemanusiaan tidak bisa diterima. Kita tidak butuh imbauan dari ayat suci dan

seruan dari agama untuk bisa ikut larut dalam keprihatinan ini,” ujar Memet

menimpali pernyataan Mamat.

Belajar Berdem okrasi 13

Page 14: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 14/63

“perlu ada tindakan nyata yang bisa mencegah ketidakadilan ini Met. semoga

saja semua pihak menyadari keadaan yang terjadi di Gaza dan bisa

melakukan upaya yang konkret agar nilai-nilai luhur kemanusiaan dapat

ditegakkan kembali,” kata Mamat.

“dan bantuan kemanusiaan harus tetap bisa masuk ke Gaza dengan cara

apapun. Mungkin ga ya kalau bantuannya disampaikan dalam bentuk uang

yang ditransfer langsung melalui rekening ke Gaza atau apapun yang bisa

dilakukan untuk bisa mengakses Gaza,” sahut Memet mencoba memberikan

solusi.

“para relawan itu tentunya lebih paham situasi di sana dan semoga mereka

bisa menemukan jalan atau solusi yang memungkinkan mereka bisa masuk

ke Gaza. dan jangan lupa untuk selalu berdoa untuk keselamatan mereka

para relawan dan penduduk Gaza. Paling tidak ini yang harus tetap kita

lakukan sejauh ini,” kata Mamat.

“amin .. semoga demikian ya Mat,” sahut Memet

Mereka kembali melanjutkan aktivitas kembali dan terus berdoa dan

berusaha menemukan solusi agar masalah ini mendapatkan jalan keluar yang

baik.

Belajar Berdem okrasi 14

Page 15: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 15/63

Belajar Berdem okrasi 15

 

Menyoal Negara Islam4 

Wacana islam dalam hubungannya dengan kehidupan bernegara telah

banyak dibahas. Dari banyak pembahasan tersebut telah timbul kekhawatiran

akan dibentuknya sebuah negara islam yang berusaha menerapkan syariat

islam kepada warga negaranya. Negara islam ini dianggap tidak mewakili

sebuah negara yang demokratis melainkan berwujud negara yang

memaksakan hukum-hukum islam kepada warganya dengan kaku dan

dijalankan oleh kekuasaan tunggal yang otoriter.

Kekhawatiran akan sebuah negara islam yang berdasarkan hukum islam

yang diterapkan secara kaku sedemikian menakutkan. Kekhawatiran ini bisa

 jadi terwakili oleh terbitnya sebuah buku bertajuk ilusi negara islam. Tanda-

tanda akan dibentuknya negara islam boleh jadi mulai dirasakan gelagatnya

dengan munculnya partai-partai islam dalam panggung politik. Gejala ini

terjadi secara merata di hampir semua negara dengan penduduk mayoritas

muslim dan tak terkecuali di Indonesia. Terbukanya saluran aspirasi rakyat

secara lebih demokratis melalui pemilu yang boleh diikuti oleh banyak partai

membuat kalangan islam ikut mengambil kesempatan ini. Dan, saat kekuatan

politik islam mulai menampakkan jati dirinya dan mendapat dukungan yang

cukup dari rakyat, ada kalangan yang menganggap ini sebagai sebuah proses

4 Tulisan asli di http://politik.kompasiana.com/2010/05/15/sedikit-pandangan-tentang-negara-islam/

Page 16: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 16/63

menuju terbentuknya negara islam. Sebuah anggapan yang terlalu berlebihan

dan kurang beralasan.

Anggapan akan bangkitnya kekuatan islam yang ingin mendirikan negara

islam memang bukanlah sesuatu yang tidak bisa diremehkan. Bukanlah

sesuatu yang aneh lagi bahwa ada sebagian kalangan muslim yang memiliki

cita-cita akan sebuah sistem pemerintahan dan kenegaraan yang berdasarkan

prinsip-prinsip islam. Namun, cita-cita ini disadari merupakan sebuah proses

yang panjang dan bukanlah perkara yang mudah. bentuk negara islam itu

sendiri masih menjadi wacana dan perdebatan yang panjang di kalangan

intelektual islam sendiri.

Negara islam yang menjadi cita-cita sebagian kalangan islam pada dasarnya

ingin merujuk kepada sistem pemerintahan di madinah pada masa

rasulullah. Namun disadari pula bahwa situasi yang dihadapi saat ini

sedemikian kompleks dan sangat berbeda dengan keadaan pada masa

rasulullah itu. Oleh karena itu, masih menjadi perdebatan yang panjang

bagaimana bentuk dan implementasi dari sebuah negara islam yang bisa

dijalankan pada masa sekarang ini.

Masih belum jelasnya bentuk negara islam yang ideal dan pas yang bisa

diterapkan pada masa ini dan dalam kondisi yang sangat majemuk membuat

sebagian kalangan dari umat islam berusaha bermain dalam tataran hukum

dan undang-undang. Sadar bahwa adanya peluang untuk ikut berperan

dalam proses pemerintahan baik dalam eksekutif dan legislatif melalui

pemilu, sebagian kalangan berusaha masuk melalui jalur yang amat terbuka

ini. Jadilah saat ini ada sebagian aktivis islam yang berhasil masuk ke dalam

lingkaran eksekutif dan legislatif. Kalangan inilah bisa jadi yang

dikhawatirkan akan menghidupkan wacana negara islam. Meskipun

anggapan ini sangat spekulatif karena belum ada indikasi yang jelas ke arah

itu.

Belajar Berdem okrasi 16

Page 17: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 17/63

 

Kondisi negara yang majemuk ini juga memaksa kalangan yang percaya akan

keandalan sebuah negara islam merancang sebuah sistem kenegaraan yang

mampu menampung semua aspirasi warganya sekaligus masih berada dalam

kerangka syariat islam. Sebuah negara madani dianggap mewakili sebuah

sistem kenegaraan yang plural namun tetap dalam kerangka ketuhanan.

Kalangan islam ini sadar bahwa tidak bisa dan tidak bijaksana memaksakan

diterapkannya suatu sistem kenegaraan tertentu kepada masyarakat. Mereka

pun mengalihkan atau sedikit menggeser idealisme tentang sebuah negara

islam yang ideal menjadi ke arah negara madani yang demokratis. dan, basis

atau dasar dari negara madani ini adalah masyarakat yang mandiri dan

mampu menentukan masa depannya sendiri.

Belajar Berdem okrasi 17

Page 18: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 18/63

Belajar Berdem okrasi 18

 

Politik dan Kekuasaan5 

Pada dasarnya tulisan ini mengarah pada jawaban atas pertanyaan: Apakah

politik itu selalu berorientasi kepada kekuasaan?

Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut berperan serta dalam

mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat. Karena menyangkut

kepentingan rakyat banyak dan kepemimpinan atas masyarakat luas, maka

politik amat sangat dekat dengan kekuasaan. Inilah mungkin yang membuat

banyak orang memutuskan terjun ke kancah politik. Karena dengan terjun ke

politik, orang akan semakin dekat dengan kekuasaan. Bisa jadi inilah yang

dipahami oleh kebanyakan orang.

Di sisi lain, karena politik berusaha mengurus dan mengendalikan urusan

masyarakat, politik juga dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan

kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas. Namun, pola ini seakan

tertutupi oleh pandangan umum sebagaimana yang disebutkan di atas dan

berusaha dibuang jauh-jauh dari masyarakat. Padahal, inilah sesungguhnya

hakikat dari politik yang sesungguhnya, sarana untuk menyampaikan

kebaikan dan kebenaran melalui orang-orang yang diserahi amanah untuk

mengurus urusan masyarakat. Orang-orang yang bekerja dan diberi amanah

untuk mengurusi urusan orang banyak yang dipilih melalui proses politik

5 Tulisan asli di http://umum.kompasiana.com/2009/05/28/politik-dan-kekuasaan/

Page 19: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 19/63

harus memahami hakikat ini. bahwa mereka dipilih untuk mengurusi urusan

rakyat dan bekerja sebagai pelayan bagi rakyat.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang yang melalui proses

politik sekaligus diberi amanah untuk bekerja untuk rakyat malah menjadi

orang pertama yang mengkhianati amanah itu, dengan mengedepankan

kepentingan pribadi dan golongannya sendiri di atas kepentingan rakyat.

 Jadi, sebenarnya orang-orang yang bekerja dalam orbit politiklah, dan bukan

politik itu sendiri, yang telah membuat stigma dan label bahwa politik selalu

berorientasi pada kekuasaan. Orang-orang yang telah mengingkari amanah

rakyatlah yang telah membuat politik, dan bekerja dalam orbit politik, itu

sesuatu yang buruk dan amat lekat dengan korupsi.

Ketika ada sekelompok masyarakat berusaha memahami politik dengan

benar, tidak banyak orang yang mempercayainya. Ketika ada sekelompok

orang menggunakan politik untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran,

orang menganggapnya sebagai sebuah kesia-siaan. Ketika ada sekelompok

orang yang berusaha mengembalikan amanah rakyat dalam politik kepadayang berhak mengembannya dan untuk kepentingan rakyat, banyak orang

yang memicingkan mata bahkan berpaling darinya.

Kita tidak berani mengakui bahwa memang ada sekelompok orang yang

benar-benar memahami dan menjalankan politik dengan benar dan tetap

mengikuti pandangan umum bahwa politik itu kotor.

Disini saya ingin menyodorkan suatu analogi. Sudah menjadi pandangan

umum bahwa setiap laki-laki hanya memandang wanita sebagai objek seks

belaka. Ini merupakan pandangan umum yang walaupun belum tentu diakui

tetapi pada kenyataannya dipakai sebagai pandangan umum. Tentu tidak ada

orang yang berani dan secara terang-terangan mengakui hal ini. namun pada

kenyataannya pandangan ini banyak dianut oleh banyak orang.

Belajar Berdem okrasi 19

Page 20: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 20/63

Di lain pihak, ada sebagian kalangan dari pria yang mengingkari pandangan

umum ini. menurut kelompok pria ini wanita tidak hanya sebagai objek seks

belaka bahkan lebih mulia dan lebih tinggi dari ini. kalangan pria ini lebih

memuliakan dan lebih menghargai wanita sebagai makhluk tuhan yang

memiliki fitrah. Tentu sulit membuktikan bahwa ada segolongan pria yang

menganggap wanita seperti ini, tetapi kita tahu pasti bahwa ada pria yang

berpegang teguh dalam pandangan ini.

Demikian halnya dengan pandangan bahwa politik yang dipandang secara

umum hanya sebagai jalan untuk mencapai kekuasaan. Pandangan ini sudah

menjadi pandangan umum yang ada dalam benak banyak orang, walaupun

tidak ada seorang pun yang akan mengakui hal ini. tetapi kita tahu pasti

kebanyakan orang berpandangan seperti ini. ketika seorang tokoh partai

ditanyakan tentang pandangannya untuk terjun ke dalam dunia politik, saya

berani menjamin tidak akan keluar dari mulutnya pernyataan bahwa dia

menginginkan kekuasaan. Selalu yang keluar dari mulutnya bahwa dia ingin

bekerja untuk rakyat.

Namun, apakah kenyataannya demikian?

Sesuai dengan analogi tadi, ketika ada sekelompok orang yang berusaha

memahami politik dengan benar, berusaha mengembalikan amanah rakyat

kepada yang berhak menerima, dan bekerja untuk melayani rakyat, kita perlu

memahaminya sebagai segolongan pria yang menganggap wanita lebih mulia

dan lebih berharga dari sekedar objek seks belaka. Kita mungkin sulitmembuktikan golongan ini benar-benar ada tetapi kita tahu mereka benar

dan yakin dengan pendiriannya dan golongan ini ada.

  Jadi, ketika kita mengakui ada segolongan pria yang memiliki prinsip lebih

menghargai wanita sebagai makhluk yang memiliki fitrah walaupun tidak

bisa dibuktikan, kita tentu juga mau tidak mau harus mengakui bahwa ada

sekelompok orang yang memang sungguh-sungguh berusaha memahamipolitik dengan benar sesuai dengan hakikatnya.

Belajar Berdem okrasi 20

Page 21: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 21/63

Orang-orang yang berusaha memahami politik dengan benar ini tidak

menjadikan kekuasaan sebagai tujuan akhir, tetapi justru dengan kekuasaan

itulah mereka baru memulai sebuah usaha yang lebih tinggi dan lebih mulia,

menjadi pelayan bagi rakyat dan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Dan, yakinlah bahwa golongan ini ada dan jika anda meyakininya jangan

ragu-ragu untuk memilih mereka.

Belajar Berdem okrasi 21

Page 22: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 22/63

Belajar Berdem okrasi 22

 

Seni Mendidik Anak6 

Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak kecil, saya harus cermat

menerapkan cara yang tepat dalam mendidik anak-anak kita. Masa kanak-

kanak adalah masa pembentukan karakter seorang anak yang akan

mempengaruhi perkembangan mental anak. Cara yang salah dalam

mendidik anak akan berakibat fatal dalam pembentukan kepribadian ini.

Tingkah laku yang menyimpang yang sering terjadi dalam kehidupan kita

sehari-hari yang sering kita temui dewasa ini adalah salah satu contoh

ketidakpedulian atau metode yang keliru dalam mendidik anak saat masih

kecil.

Bagi saya mendidik anak adalah sebuah seni. Mendidik anak seolah-olah

mendesain anak kita sesuai dengan keinginan kita di masa depan. Sebagai

orang tua kita tentu menginginkan anak kita mandiri, cerdas, bertanggung

  jawab, dan siap menghadapi kerasnya kehidupan. Jadi, kita perlu membuat

desain bagaimana anak kita bisa memiliki sikap dan sifat yang baik

sebagaimana tersebut di atas.

6 Tulisan asli di http://netsains.com/2008/09/adalah-hebat-menjadi-orang-tua-yang-baik/

Page 23: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 23/63

Usia 1 s/d 5 tahun disebut-sebut sebagai golden age atau masa emas dalam

kehidupan seseorang. Artinya, baik tidaknya anak-anak kita ketika tumbuh

dewasa nanti sangat ditentukan dari bagaimana mereka mendapatkan

perlakuan dan pendidikan yang sesuai saat masih kecil. Jadi, saya sangat

memperhatikan dan serius mengikuti perkembangan anak-anak saya yang

saat ini sedang memasuki fase tersebut.

Sekecil apapun sikap kita kepada mereka akan memberikan pengaruh besar

buat perkembangan kepribadiannya. Saya bukan tipe orang tua yang selalu

memperhatikan kemana saja anak saya pergi sambil terus berteriak-teriak

memperingatkannya saat ingin melakukan sesuatu tetapi saya juga tidak

membiarkan anak-anak saya bertindak seenaknya tanpa menegurnya.

Membiarkan mereka bebas bermain membuat mereka kreatif dan berinisiatif,

tetapi teguran dan peringatan kecil saat mereka mulai melakukan tindakan di

luar batas tetap diperlukan untuk mengingatkan mana yang benar dan mana

yang salah.

Salah satu sikap yang menurut saya kurang baik yang sering dilakukan oleh

orang tua kepada anak-anaknya yang masih kecil adalah selalu mengikuti

kemauan anak-anak kita saat mereka merengek meminta segala kemauannya.

Anak kecil sering merengek untuk dibelikan sesuatu atau meminta sesuatu

yang diinginkannya. Dan, dengan alasan sayang orang tua selalu mengikuti

semua kemauan anaknya. Menurut saya cara ini hanya menjadikan anak kita

pemalas, boros, tidak kreatif, dan terlalu manja.

Meskipun kita memiliki banyak uang untuk membeli dan mencukupi segala

kemauan anak kita, tidak sepantasnya kita sebagai orang tua untuk selalu

mengikuti kemauan anak kita. Rasa sayang dan cinta kepada anak-anak kita

semestinya diwujudkan dengan sikap dan interaksi yang mendalam dengan

anak-anak dan tidak dengan memberikan mereka segala materi (harta dan

uang). Memang materi diperlukan tetapi dalam mendidik kepribadian dan

Belajar Berdem okrasi 23

Page 24: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 24/63

mental diperlukan prinsip, sikap, dan perhatian yang memadai, tidak sekedar

harta yang berkecukupan.

Contoh kecil yang sangat sering saya hadapi adalah saat saya mendengar

rengekan anak-anak saya meminta jajan. Anak-anak saya memang anak-anak

yang menurut saya agak over dan salah satunya ditandai dengan seringnya

mereka merengek meminta jajan. Bagi saya sikap dan prinsip perlu secara

disiplin diterapkan bukan semata-mata untuk menghemat pengeluaran tetapi

lebih kepada pembentukan karakter. Saya tidak ingin anak-anak saya

mempunyai mental selalu meminta-minta. Maka berbagai cara perlu

dilakukan untuk mengatasi rengekan anak-anak saya.

Kita harus memberikan pengertian kepada anak-anak kita bahwa mereka

tidak harus selalu meminta jajan setiap saat. Ini juga terkadang disertai

dengan mengalihkan perhatian mereka kepada bentuk yang lain, misalnya

dengan mengajak mereka berjalan-jalan atau memberikan mereka bentuk

permainan yang menghibur. Dengan selalu mengajak mereka bermain atau

memberikan mereka permainan dapat melupakan keinginan mereka untuk

 jajan. Di sini diperlukan kesabaran dan ketegasan sikap dari orang tua karena

terkadang anak kita merengek sampai menangis untuk mendapatkan apa

yang mereka inginkan. Orang tua kadang merasa kasihan kepada mereka dan

akhirnya menuruti kemauan anaknya. kita harus tegas demi kebaikan anak-

anak kita juga, bahkan tetap membiarkannya menangis. Sekali lagi saya

katakan rasa sayang tidak harus diwujudkan dengan menuruti kemauannya.

 Justru karena sayang itulah saya bersikeras tidak menuruti kemauan mereka

untuk jajan.

Tidak menuruti kemauan anak kita jajan bukan berarti saya sama sekali tidak

menyiapkan makanan atau jajanan di lemari kita. Saya terkadang sudah

menyiapkan setumpuk makanan yang bisa diberikan kepada anak-anak saat

mereka meminta jajan. Tapi kita juga harus tegas dengan hanya

Belajar Berdem okrasi 24

Page 25: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 25/63

memberikannya satu macam yang boleh dimakan saat itu dan menyimpan

makanan yang lain untuk waktu yang lain. Ini juga salah satu bentuk latihan

kedisiplinan buat saya dan istri sebagai orang tua dan bagi anak-anak saya.

Contoh kecil yang lain, orang tua yang selalu membawakan tas anaknya yang

sekolah tk atau sd. Kita sering melihat ada orang tua yang membawakan tas

anaknya yang sekolah. Sikap orang tua ini menurut saya keliru dalam

mewujudkan rasa kasih sayangnya kepada anaknya. Sikap disiplin dan

tanggung jawab mesti dilatih semenjak dini. Dengan membiarkan anak

membawa perlengkapan sekolahnya sendiri, kita melatih anak untuk

bertanggung jawab dan mandiri dalam menjalankan tugasnya. Kita perlu

menanamkan kepada anak bahwa dia yang sekolah dan dia pula yang

bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan sekolah termasuk

membawa tas sendiri.

Sikap tegas dan disiplin terkadang juga keras menurut saya perlu dilakukan

dalam berinteraksi dengan anak-anak kita. Ini diperlukan untuk melatih

mereka berdisiplin dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kita tidak ingin

anak-anak kita malas, bukan? Tapi, tentu saja perhatian dan kasih sayang

adalah landasan yang harus selalu diterapkan dalam setiap interaksi.

Dan, sepertinya saya dan istri sudah menuai hasilnya. Itu bisa saya rasakan

dari sikap anak saya yang pertama, Firdaus. Sebagai anak usia lima tahun

yang ditinggal oleh kedua orang tuanya bekerja, Firdaus boleh dikatakan

mandiri dan disiplin. Dia tidak pernah bangun tidur kesiangan, kadang tidak

lupa untuk salat Subuh, sesuatu yang tidak buruk untuk anak usia lima

tahun. Sejak pertama masuk sekolah, dia tidak pernah mau ditemani atau

ditunggui oleh orang tuanya atau pengantarnya. Dia cepat bergaul dan

berinteraksi dengan orang atau anak yang baru dikenalnya. Memang, Firdaus

tidak bisa diam, dia selalu bergerak untuk melakukan apa saja.

Belajar Berdem okrasi 25

Page 26: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 26/63

Firdaus bisa memanfaatkan barang apapun untuk dijadikan mainannya. Saya

perhatikan dia banyak mengumpulkan bungkus kotak bekas susu. Dia bisa

mengkhayalkan benda apapun dengan barang bekas yang dia dapatkan.

Tentu saja kami sangat bersyukur memiliki anak yang mandiri dan kreatif.

Kami sadar anak adalah amanah dari sang Pencipta buat kita sehingga kami

harus menjaga dan mendidiknya dengan cermat.

It’s great to be a good parent.

Belajar Berdem okrasi 26

Page 27: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 27/63

Belajar Berdem okrasi 27

 

Lets Enjoy The Game!7 

"Pertandingan semifinal kapan ya, Met?"

Demikian isi sebuah pesan singkat yang diterima Memet sore itu. ternyata

pesan itu dikirim oleh temannya yang sedang berada di luar kota. kebetulan

teman Memet itu sedang mendapat tugas dari tempatnya bekerja yang

mengharuskannya berada di luar kota. mungkin karena berada di luar kota

teman Memet kesulitan mendapat info tentang piala dunia sehingga perlu

menanyakan jadwal pertandingan. tentu saja teman Memet tidak ingin

melewatkan setiap momen penting dari piala dunia.

"Mat, ga terasa ya piala dunia udah hampir selesai dan sekarang udah sampai

ke semifinal," ujar Memet kepada Mamat.

"Iya nih Met, udah hampir ketahuan siapa yang pantas mengangkat piala

dunia. Tapi sayang nih Met, tim kesayangan gw udah keok," balas Mamat

dengan sedikit kecewa.

7 Tulisan asli di http://lomba.kompasiana.com/gempita-afsel/2010/07/06/lets-enjoy-the-games/

Page 28: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 28/63

 

"emang elo jagoin siapa Mat, Brazil atau Argentina?" tanya Memet.

"gw jagoin keduanya Met. Mereka kan sejauh itu belum terkalahkan dan

permainannya juga menurut gw paling oke. apalagi pemainnya juga jago, ada

Kaka di Brazil dan Messi di Argentina. Tapi mereka malah keok," sahut

Mamat sambil mengemukakan argumennya.

"ga usah sedih gitu donk. Sebenarnya Brazil dan Argentina cuma ga bisa

nyetak gol lbh banyak drpd Belanda dan Jerman aja kok ... hehe," sahut

Memet sambil bercanda dan mencoba menghibur Mamat.

"Yahh .. jangan ngeledek gitu donk. tetep aja namanya kalah itu mah," sahut

Mamat menanggapi.

"Piala Dunia sepertinya bukan ajang bagi pemain bintang, Mat. Piala Dunia

sepertinya ajang buat permainan kolektif dan strategi yang jitu. Coba lihat

bagaimana Belanda yang bisa menjinakkan Brazil dan Jerman yang bisa

menghancurkan Argentina. Hanya kolektivitas tim dan strategi yang bisa

membuat hal itu terjadi," ujar Memet mencoba memberikan pendapatnya.

"Juga Spanyol dan Uruguay yang mampu mengalahkan lawan-lawannya.

Kecerdikan dan juga keberuntungan kadang ikut menentukan hasil akhir,"

sahut Memet menambahkan.

"Iya juga sih Met. Khusus untuk Uruguay bisa jadi ada faktor keberuntungan

  juga yang ikut andil. Ceritanya bisa laen andai penalti buat Ghana bisa jadi

gol," kata Mamat.

"Bener juga Mat. Tapi ada juga cerita menarik yang laen Mat," sahut Memet

yang membuat Mamat penasaran.

Belajar Berdem okrasi 28

Page 29: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 29/63

 

"Apaan tuh Met?" tanya Memet dengan penasaran tepat seperti perkiraan

Memet.

"Ini tentang Mueller, Mat. Thomas Mueller pencetak gol pertama Jerman

waktu lawan Argentina itu loh. Ternyata Thomas muller mencetak gol ke

gawang tim yg pelatihnya pernah menganggapnya anak gawang alias 'ball

boy', Mat" ujar Memet dengan meyakinkan.

"Jadi ceritanya, sebelum piala dunia sekitar 4 bulan yang lalu, Argentina

pernah ujicoba melawan Jerman dan Argentina waktu itu menang 1 - 0. Nah,

pas jumpa pers, Maradona sebagai pelatih Argentina ga mau mengikuti

  jumpa pers itu karena ngeliat Mueller lagi duduk dan bicara. dikiranya

Mueller ini anak gawang, makanya Maradona ga mau menghadiri jumpa

pers itu," ujar Memet menjelaskan dengan panjang lebar.

"ha ha ha ... sekarang Mueller malah mencetak gol ke gawang Argentina,"

sahut Mamat sambil tertawa. "Maradona bakalan malu tuh kalo ingat

kejadian itu .. haha," lanjut Mamat.

"Iya bener Mat. Gw aja ga bisa ngebayangin gimana malunya Maradona

setelah timnya kalah. Tapi untung juga sih Argentina kalah. jadi Maradona ga

perlu telanjang .. haha. seperti janjinya kalo bisa membawa Argentina juara,"

timpal Memet dengan iseng.

"wah rugi dong kalo gitu .. ga bisa ngeliat Maradona telanjang .. hehe," ujar

Mamat ga kalah isengnya dengan Memet.

"ah bisa aja lo Mat .. hahaha," sahut Memet sambil tertawa juga.

Belajar Berdem okrasi 29

Page 30: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 30/63

"Met, ngomong-ngomong elo sebenarnya jagoin siapa sih? jangan-jangan lo

  jagoin Belanda atau Jerman ya? sejauh ini emang dua tim itu yang

permainannya konsisten sih," tanya Mamat.

"Kalo menurut gw sekarang ga masalah siapa yang menang atau kalah,

mendingan enjoy aja lah," ujar Memet.

"Kalo gw boleh berfilosofi ya Mat, Jangan sampai kesukaan atau

ketidaksukaan kita terhadap suatu tim menghalangi kita untuk menikmati

pertandingan. Lets enjoy the game! Mendingan kita menikmati permainan

terlepas siapa pun yang menang. Dan, gw yakin tim yang bermain lebih baik,

dialah yang akan memenangkan pertandingan," timpal Memet

menambahkan sambil mencoba berfilsafat.

"Ah ga seru kalo gitu, Met. Tapi emang bisa juga sih seperti itu. sayang juga

sih kalo setiap pertandingan hanya dilihat dari kalah atau menang. ada

banyak pelajaran dan hikmah yang sebenarnya bisa diambil dari setiap

pertandingan. begitu kan Met?" kata Mamat tak mau kalah dan ikut

berfilosofi ria.

"bener Mat pelajaran yang baik perlu diambil dan bisa menjadi pengalaman

yang berharga buat hidup kita," ujar Memet menimpali penegasan Mamat.

"sekarang saatnya siap-siap menikmati sambal Balando ya Met ... hehe.

Maksudnya Belanda," ujar Mamat.

"ah bisa aja lo Mat. oke deh jangan lupa bangunin gw nanti malam ya," sahut

Memet mengakhir obrolan mereka.

Belajar Berdem okrasi 30

Page 31: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 31/63

Belajar Berdem okrasi 31

 

Karena Spanyol bukanlah Inggris atau

Argentina8 

Sebuah antiklimaks buat tim panser Jerman. Demikianlah kira-kira ungkapan

yang tepat buat hasil semifinal Piala Dunia antara Jerman melawan Spanyol.

Wajar saja, karena sebelum pertandingan semifinal ini, banyak pihak

terutama para pendukung Jerman sangat yakin Jerman bisa menundukkan

Spanyol. Wacana yang berkembang bukan lagi apakah Jerman bisa

mengalahkan Spanyol melainkan berapa banyak gol yang mampu dilesakkah

phillip Lahm dkk ke gawang Spanyol. Ekspektasi besar dari para pendukung

terhadap tim panser bisa jadi tidak terlalu berlebihan. Ini mengingat hasil dua

laga Jerman sebelumnya yang sangat meyakinkan dan mau tak mau akan

menempatkan Jerman sebagai tim yang paling wajib ditakuti. Meski ramalanpaul si gurita yang memilih bendera spanyol, Jerman tetaplah masih sulit

untuk tidak diunggulkan.

Laga antara Jerman melawan Inggris di fase perdelapan final adalah awal

dari ekspektasi besar itu. Laga itu menjadi bukti atas ketangguhan pasukan

muda Jerman. Wayne Rooney dan kawan-kawan dibuat tak berdaya dan

8 Tulisan asli di http://lomba.kompasiana.com/gempita-afsel/2010/07/08/karena-spanyol-bukanlah-inggris-atau-argentina/

Page 32: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 32/63

dipaksa menelan pil pahit dengan kekalahan yang cukup telak 1 - 4. Klose,

Mueller, dan Podolski membombardir gawang Inggris secara meyakinkan

melalui skema permainan yang mengagumkan. Meski Inggris mampu

mencetak gol balasan, namun secara umum permainan mereka seakan berada

satu kelas di bawah phillip Lahm dan kawan-kawan. Hasil ini membuat

  Jerman mulai diprediksi akan mampu mengulang sejarah mereka 20 tahun

yang lalu pada Piala Dunia 1990 saat menjadi juara dunia.

Laga perempat final menjadi pembuktian berikutnya dari pasukan Joachim

loew. Pada fase ini mereka harus menghadapi lawan berat berikutnya

sekaligus musuh bebuyutan mereka, yaitu Argentina. Ketangguhan Jerman

akan benar-benar teruji saat menghadapi Messi dan kawan-kawan yang

sampai ke perempat final tanpa terkalahkan dan selalu mencetak gol di setiap

pertandingannya. Messi, tevez, dan higuain telah membuktikan ketajaman

mereka pada pertandingan mereka sebelumnya. Pertandingan pun

diramalkan akan berlangsung ketat dan keras. Pertarungan antara skill

individu dan kecepatan messi dkk melawan kolektivitas dan kedisiplinan

Mesut Ozil dkk.

Pertandingan pun berlangsung dan Jerman beruntung bisa mencetak gol

cepat lewat sundulan Mueller memanfaatkan umpan tendangan bebas

Schweinsteiger. Selanjutnya tekanan pun menghantui pemain Argentina yang

membuat permainan individu mereka tidak berjalan. Jerman mampu

memanfaatkan rasa frustasi pemain Argentina. Mueller, Podolski,

Schweinsteiger, dan Ozil dapat leluasa memainkan bola dan menusuk

  jantung pertahanan Argentina yang dikawal dimichelis. Alhasil Jerman

mampu melesakkan tiga gol tambahan untuk menggenapkan skor menjadi 4

– 0. sebuah kemenangan yang fantastis dan disambut dengan gegap gempita

oleh seluruh pendukung Jerman. Kemenangan ini juga mempertebal

keyakinan pendukung bahwa Jerman akan mampu membawa pulang Piala

Belajar Berdem okrasi 32

Page 33: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 33/63

Dunia ke negaranya. Jerman melaju mulus ke semifinal dan akan

menghadapi Spanyol.

Spanyol, lawan Jerman di semifinal, bukanlah lawan yang asing buat Jerman.

Keduanya pernah saling berhadapan dua tahun lalu di final Piala Eropa 2008.

partai final itu sendiri dimenangkan oleh Spanyol dengan skor tipis 1 – 0

yang membawa Spanyol menjadi juara Eropa. Perjalanan Spanyol sampai ke

semifinal tidak lebih baik dari Jerman bahkan boleh dianggap kurang

meyakinkan. Spanyol bahkan pernah kalah saat menghadapi swiss di

pertandingan pertama grup H Piala Dunia ini. Kekalahan ini membuat

banyak orang ragu atas kemampuan Spanyol untuk berbuat banyak di Piala

Dunia ini. Meski selanjutnya Spanyol mampu meraih dua kemenangan atas

Honduras dan Chile yang meloloskan mereka ke babak 16 besar, belum

banyak kalangan yang yakin Spanyol mampu melangkah lebih jauh.

Keraguan banyak kalangan atas kemampuan Spanyol akhirnya dijawab

dengan keberhasilan Spanyol mengalahkan Portugal di perdelapan final dan

Paraguay di fase perempat final masing-masing dengan skor tipis 1 – 0.

Spanyol pun terus melaju sampai ke semifinal untuk menantang Jerman.

namun sampai sejauh ini pun, meski mampu mengungguli lawan-lawannya,

Spanyol masih dianggap belum menunjukkan permainan terbaiknya

sebagaimana yang pernah mereka tampilkan saat menjadi jawara Eropa

tahun 2008. skor 1 – 0 atas Portugal dan Paraguay seolah menjadi bukti atas

keraguan ini. Permainan tiki taka, yang mengandalkan determinasi dan

penguasaan bola dengan operan dari kaki ke kaki yang cepat, yang menjadi

ciri khas sepak bola Spanyol dianggap belum maksimal dan belum

menghasilkan banyak gol seperti harapan banyak orang, namun, banyak

kalangan yang membela dengan mengatakan bahwa kemenangan lebih

penting walaupun diraih tanpa mencetak banyak gol. Keadaan inilah yang

akan dibawa oleh Spanyol saat menghadapi Jerman.

Belajar Berdem okrasi 33

Page 34: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 34/63

Permainan Spanyol yang disebut memiliki gaya tiki taka disebut-sebut

menyerupai gaya permainan Barcelona. Wajar saja karena lini tengah dan

belakang Spanyol diisi oleh pemain-pemain Barcelona. Disana ada arsitek

permainan pada dua gelandang, yaitu xavi dan iniesta ditambah busquet

sebagai gelandang bertahan dan pedro di posisi sayap kanan. Belum lagi dua

pemain Barcelona lainnya, yaitu pique dan puyol, menempati jantung

pertahanan Spanyol. Penguasaan bola dengan operan pendek dari kaki ke

kaki yang mengalir secara cepat merupakan karakteristik permainan Spanyol.

Bola pun akan mengalir lancar ke depan untuk diselesaikan oleh torres atau

villa sebagai ujung tombak. Pola ini memang tidak sepenuhnya berhasil dan

terbukti Spanyol tidak mampu mencetak gol ke gawang swiss walaupun

menguasai ball possession lebih banyak. Namun, Konsistensi yang berbuah

kemenangan yang mereka tunjukkan pada pertandingan berikutnya pasca

kekalahan dari swiss sedikit memberikan bukti keampuhan dari gaya

permainan mereka ini. Modal dasar inilah yang akan menjadi senjata Spanyol

untuk meredam kecepatan dan kelincahan Jerman. Tentu saja gaya

permainan tiki taka ini melawan kedisiplinan pemain Jerman akan

menjanjikan tontonan yang menarik.

Determinasi inilah yang benar-benar ditunjukkan Spanyol pada pertandingan

semifinal menghadapi Jerman. Sadar bahwa Jerman sangat berbahaya jika

dibiarkan menguasai bola, pemain Spanyol berusaha terus memegang bola

dan mengalirkannya dengan cepat dari satu pemain ke pemain lainnya. Lini

tengah Spanyol terus berusaha merebut bola dan mengalirkan bola dengan

cepat. Ini memaksa Jerman tidak mampu memainkan pola serangan cepat

mereka dan membuat mereka tertahan di area permainan mereka sendiri.

Ketidakhadiran Mueller di lini tengah Jerman sedikit berpengaruh terhadap

ketajaman serangan mereka. Keraguan mereka antara tetap bertahan atau

melakukan serangan membuat Jerman tidak mampu mengembangkan

permainan. Sebuah keuntungan sesungguhnya telah diperoleh Spanyol

sepanjang babak pertama meski mereka belum berhasil mencetak gol.

Belajar Berdem okrasi 34

Page 35: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 35/63

 

Di babak kedua, Jerman mulai berani melakukan tekanan dan lebih terbuka

untuk menyerang. Pertandingan pun berlangsung lebih menarik dengan

serangan yang dilakukan kedua belah pihak secara bergantian. Beberapa

peluang pun sempat diperoleh kedua tim, bahkan Jerman pun memiliki

peluang emas saat tendangan kroos (yang masuk menggantikan trochowski,

yang diplot sebagai pengganti Mueller) meluncur deras ke gawang iker

casillas. Casillas pun berhasil menepis bola untuk menyelamatkan

gawangnya. Keuntungan yang diperoleh Spanyol saat Jerman bermain lebih

terbuka membuat Spanyol dapat menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Davis villa menjadi lebih bebas bergerak dan beberapa kali mencoba

mengancam melalui aksi dan kecepatannya walaupun masih mampu diblok

oleh pemain belakang Jerman. Spanyol akhirnya mampu mencetak gol

melalui sundulan kepala puyol memanfaatkan sepak pojok Xavi. Gol ini

sesungguhnya hasil dari determinasi dan keyakinan pemain Spanyol yang

berhasil memanfaatkan sedikit celah pertahanan Jerman yang mulai bermain

terbuka. Ingat bahwa gawang Jerman pun pernah dibobol oleh pemain

Inggris melalui cara yang sama seperti ini, yaitu melalui sundulan kepala

yang memanfaatkan sepak pojok

Spanyol pun akhirnya mampu mengakhiri pertandingan dengan

kemenangan atas tim yang sebelumnya pernah membombardir gawang

lawannya dengan mudah. Jerman yang sebelumnya terlihat begitu perkasa

dan selalu mengakhiri laga dengan banyak gol pun dibuat tidak berkutik dan

tidak berdaya. Kemenangan ini juga mengulangi hasil yang sama saat

menghadapi Portugal dimana Portugal juga sebelumnya pernah

mengalahkan Korea Utara dengan skor telak, 7 – 0. Spanyol pun tampaknya

boleh disebut pembunuh raksasa dengan satu gol maut.

Kemenangan ini juga seperti mengulang hasil akhir final Piala Eropa dimana

Spanyol juga mampu mengalahkan Jerman dengan skor yang sama pula, 1 –

Belajar Berdem okrasi 35

Page 36: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 36/63

0. Sebuah kemenangan yang amat manis yang mampu mengantarkan mereka

mencapai final Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dan, saya

yakin ini tidak ada hubungannya dengan pilihan paul si gurita yang memilih

bendera Spanyol dibandingkan bendera Jerman.

Belajar Berdem okrasi 36

Page 37: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 37/63

Belajar Berdem okrasi 37

 

Mungkinkah Mengubah Bentuk Tiang Gawang?9 

Salah satu hal unik yang patut menjadi perhatian pada piala dunia ini adalah

ketidakmampuan wasit untuk menentukan bola yang masuk ke gawang hasil

pantulan dari tiang gawang. Kejadian unik ini menimpa tim inggris yang

tidak beruntung saat wasit tidak mensahkan gol dari Frank Lampard. Dari

tayang ulang bola pantulan dari tiang gawang memang terlihat sudah

melewati garis gawang yang mestinya sudah bisa dianggap gol. Namun wasit

tidak melakukan hal itu. Tidak disahkannya gol itu sendiri dianggap

merugikan tim inggris yang merasa mereka seharusnya mampu

menyamakan keadaan dan memiliki peluang untuk bisa memenangkan laga.

Meski, hal ini (inggris bisa menang) belum tentu bisa dilakukan.

Orang kemudian mengangkat wacana penggunaan teknologi dalam sepakbola yang bisa Sedikit membantu wasit dalam mengambil keputusan. Salah

satu teknologi yang dianggap bisa sedikit mengatasi masalah ini adalah

penggunaan chip dalam bola. Chip ini dilengkapi sensor yang bisa

mendeteksi apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum. Jadi, wasit

akan dengan mudah mengesahkan gol jika bola sudah terdeteksi melewati

garis gawang. Alternatif lainnya adalah menggunakan tambahan asisten

9 Tulisan asli di http://lomba.kompasiana.com/gempita-afsel/2010/07/09/mungkinkah-mengubah- bentuk-tiang-gawang/

Page 38: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 38/63

wasit yang ditempatkan di garis belakang tiap gawang. Ini berarti

memerlukan tambahan dua orang asisten wasit yang khusus mengamati

kejadian di sekitar garis dan gawang. Kehadiran asisten wasit ini diharapkan

dapat membantu wasit melihat lebih jelas kejadian di sekitar gawang, salah

satunya adalah apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum.

Alternatif lainnya pun sedang coba dikembangkan.

Di sini saya ingin melihat masalah ini dari sisi bentuk tiang gawang yang

digunakan. Tiang gawang yang digunakan saat ini adalah bentuk silinder

yang memang terlihat lebih Simetris dan lebih enak dilihat. Menurut saya,

bentuk gawang yang silinder seperti ini Menyumbang sedikit porsi atas

masalah ini. Saya melihat bentuk gawang ini membuat bola memantul secara

liar dan tidak menentu jika bola yang mengenainya dalam keadaan Berputar.

Arah bola yang liar ini membuat bola bisa saja berbalik arah dan keluar dari

Gawang meski awalnya bola sudah masuk ke gawang. Bola yang ditendang

dan bergerak Berlurus sambil berputar memang akan menyulitkan kiper

untuk menangkap-nya. Namun, Jika bola ini kemudian mengenai tiang

gawang dan memantul, pantulannya bisa bergerak Dengan liar dengan arah

yang bisa saja berbalik ke arah semula atau keluar gawang. Bola yang

seharusnya masuk ke gawang menjadi memantul kembali ke luar. Bola yang

semacam inilah biasanya yang menjadi kontroversi dan menyulitkan wasit

mengambil Keputusan. Dan, wasit akan cenderung tidak mengesahkan gol

itu karena kenyataannya posisi akhir bola ada di luar gawang dan kiper

dengan mudah menangkapnya.

Bentuk silinder yang permukaannya tidak rata bisa membuat bola yang

mengenai permukaan ini memantul dengan liar dan tidak mengarah

langsung ke arah tertentu. Berbeda dengan bentuk permukaan yang rata,

dimana jika bola mengenainya akan langsung mengarah ke arah tertentu

dengan pasti. Arah bola yang liar ini membuat bola bisa saja berubah arah ke

arah sebaliknya. Bola yang awalnya sudah masuk ke gawang, bisa saja

Belajar Berdem okrasi 38

Page 39: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 39/63

berbalik arah dan keluar dari gawang. Keadaan bola seperti inilah yang

membuat wasit sulit membuat keputusan. Keadaan ini bisa saja dihindari jika

bentuk permukaannya lebih rata bukan melengkung seperti silinder

sebagaimana yang digunakan saat ini.

 Jadi, mungkinkah mengubah bentuk tiang gawang?

Belajar Berdem okrasi 39

Page 40: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 40/63

Page 41: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 41/63

Dicari, Seorang Guru yang Profesional

Kita harus berani mengakui bahwa guru berperan besar dalam menjadikan

sebuah pelajaran di sekolah sulit dan tidak menarik minat siswa untukmempelajarinya. Fakta ini didukung oleh pendapat banyak siswa sekolah

yang pernah penulis temui dan pengalaman penulis saat sekolah dulu. Dari

pengalaman siswa tersebut, penulis mendapati banyak guru yang tidak

punya motivasi dan semangat untuk mengajar di kelas. Entah karena malas

atau kurang menguasai materi pelajaran, sering guru tidak hadir di kelas dan

kalaupun hadir tidak memberikan pelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia. Sering waktu pelajaran di kelas diisi dengan mencatat ataupun

mengerjakan tugas tanpa siswa diberi wawasan secukupnya tentang materi

tersebut.

Ada juga guru yang untuk menutupi kemalasannya dan

ketidakmampuannya menguasai materi memberikan tugas kepada siswa

untuk merangkum materi pelajaran atau membuat makalah dengan topik

materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan siswa telah membuat

rangkuman atau makalah guru menganggap siswa sudah mempelajari materi

tersebut dan menganggap siswa sudah mampu menjawab semua pertanyaan

yang berkaitan dengan materi tersebut. Wow, hebat sekali ya! (Jadi, ngapain

aja tuh guru?)

Guru yang lainnya, untuk menutupi kemalasannya dan kekurangannya, ada

yang memanfaatkan otoritasnya dengan bersikap galak kepada siswa. Ini

diharapkan dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang

diajarkannya sehingga guru akan lebih leluasa mengajarkan materi pelajaran.

Tetapi, sikap ini malah menambah kebencian siswa kepada guru sekaligus

  juga terhadap pelajarannya. Tidak heran ada istilah guru killer untuk

menyebut guru yang mempunyai sikap seperti ini, galak, kurang jelas dalam

Belajar Berdem okrasi 41

Page 42: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 42/63

menerangkan materi, dan otoriter. Apakah seperti ini sikap guru yang

sesungguhnya?

Wajar saja kalau kegiatan belajar di kelas menjadi kurang menarik dan sulit

lha wong gurunya saja tidak pernah memberikan pelajaran sama sekali dan

lebih suka marah-marah ketimbang mengajar. Dari mana siswa mendapat

tambahan pengetahuan kalau bukan dari guru? Padahal guru bertanggung

  jawab untuk mengantarkan siswa memahami pelajaran dan membimbing

siswa untuk menerapkan pelajaran yang diajarkannya.

Berdasarkan pengalaman penulis, sebenarnya banyak cara, metode, dan

sarana yang bisa dijadikan bahan dalam mengajarkan suatu materi sehingga

dapat menjadi lebih mudah. Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi

termodinamika dalam pelajaran fisika (kebetulan penulis berlatar belakang

fisika) seorang guru dapat menganalogikan hukum termodinamika I dengan

krupuk yang sedang digoreng. Krupuk yang digoreng (diberi panas) akan

mengalami perubahan volume (membesar) dan kenaikan suhu. Ini sesuai

dengan hukum termodinamika I bahwa Q = ΔU  + P.ΔV  (panas Q 

mengakibatkan kenaikan suhu (energi dalam) ΔU dan pertambahan volume

P.ΔV ). Bukankah cara ini lebih efektif? Dan banyak lagi contoh yang bisa

dipakai.

Tidak pantas bagi seorang guru yang membiarkan siswanya tidak mendapat

tambahan pengetahuan. Dan, kebanggaan bagi guru yang mampu

menanamkan pengetahuan kepada siswanya dan pengetahuan itu

bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang. Jadi, kepada guru

marilah kita perbaiki sikap dan metode pengajaran yang selama ini kita

  jalankan dalam mengajarkan satu pelajaran. Dengan memperbaiki sikap dan

metode pengajaran kita adalah salah satu jalan untuk membuat pelajaran itu

lebih disenangi dan mudah bagi siswa.

Belajar Berdem okrasi 42

Page 43: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 43/63

Kurikulum yang Tidak Membumi

Tidak salah lagi, kurikulum adalah salah satu penyebab suatu pelajaran

menjadi sangat sulit dan berat untuk dipelajari dan karenanya kurang disukaisiswa. Di sini penulis mengambil contoh pelajaran fisika dan kurikulumnya

sebagai studi kasus.

Kurikulum fisika yang ada tidak seharusnya diberikan pada tingkatan

sekolah menengah. Karena menurut kurikulum ini materi pelajaran yang

harus diberikan sangat banyak dan terlalu sulit jika dilihat bahwa jam

pelajaran yang tersedia sangat terbatas dan siswa pun tidak hanya belajar

fisika. Siswa juga harus belajar matematika, biologi, kimia, agama, ekonomi,

sejarah dan lain-lain. Jadi, sangat tidak bijak apabila siswa dipaksakan

(dijejali) untuk memahami semua materi yang ada di kurikulum.

Materi yang harus dipelajari oleh siswa tentang fisika begitu banyak dan

mendetail yang masih perlu dipertanyakan haruskah materi ini diajarkan

pada tingkat sekolah menengah. Perubahan kurikulum pada dasarnya tidak

banyak mengubah materi pelajaran fisika ini karena hanya mengubah

susunan atau struktur materi pelajaran. Perubahan kurikulum tidak pernah

sama sekali menyentuh hal apakah materi ini layak dan harus diajarkan pada

tingkat sekolah menengah. Pelajaran fisika yang selama ini kita pelajari di

tingkat sekolah menengah seharusnya dipelajari di tingkat yang lebih tinggi

(apa karena ini siswa kita banyak yang menggondol medali emas olimpiade

fisika?).

Kurikulum yang ada selama ini hanya mampu diikuti oleh segelintir siswa

saja yang mampu sedangkan sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti apa

yang ada di kurikulum. Seharusnya kurikulum dibuat untuk dapat diikuti

oleh semua siswa, tidak hanya oleh segelintir siswa yang pintar saja.

Berdasarkan pengalaman penulis untuk menjelaskan satu bagian (misalnya,

Belajar Berdem okrasi 43

Page 44: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 44/63

hukum termodinamika I) saja dibutuhkan waktu yang cukup lama. Dan

belum tentu bisa dipahami oleh semua siswa karena kemampuan masing-

masing siswa berbeda-beda. Akibatnya, tidak cukup waktu yang tersedia

untuk menyelesaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum.

Akan tetapi, karena kurikulum telah dijadikan pedoman dan bahkan seolah-

olah bagaikan kitab suci yang wajib digunakan, kekurangan-kekurangan

yang ada dalam kurikulum tidak bisa diganggu gugat. Ini menjadi beban

tersendiri buat guru dan siswa.

Menurut pandangan penulis pelajaran fisika seharusnya diarahkan untuk

dapat membantu memecahkan masalah yang sering timbul dalam kehidupan

sehari-hari. Pelajaran fisika bukan sekedar membahas seluruh aspek dari

hukum-hukum fisika secara detil sekaligus menyelesaikan semua

perhitungan yang berkaitan dengan hukum tersebut tanpa siswa mengetahui

apa manfaat yang nyata dari hukum-hukum tersebut dalam kehidupan

sehari-hari. Bisa dikatakan kurikulum yang ada kurang membumi yang

membuat siswa kurang berminat mempelajarinya.

Kurikulum yang terlalu padat dan kurang membumi diperparah oleh

ketersedian buku sebagai pegangan guru dan siswa dalam pengajaran fisika

di sekolah. Ya, harus diakui bahwa buku pelajaran adalah salah satu elemen

penting dalam proses pendidikan di sekolah tak terkecuali dalam pelajaran

fisika. Di atas telah disebutkan bahwa buku fisika sebagai pengantar

memahami pelajaran fisika yang ada tidak representatif. Ini bukan berarti

penulisnya yang salah ataupun penerbit yang tidak bertanggung jawab.

Penulis maupun penerbit merasa mereka telah membuat buku sesuai dengan

kurikulum yang terbaru (kurikulumnya aja ngga jelas!). Dan mereka

beralasan buku yang tidak sesuai kurikulum (walaupun lebih membumi dan

lebih bisa dibaca (ada ngga ya!)) tidak akan laku dijual. Buku yang sedianya

menjadi salah satu elemen penting dalam pendidikan telah terperangkap

Belajar Berdem okrasi 44

Page 45: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 45/63

dalam bisnis semata dan seolah-olah mengabaikan aspek pendidikan. Praktik

bisnis ini membuat tidak ada penerbit yang berani membuat buku yang lepas

dari pakem dan belenggu kurikulum sehingga buku tersebut bisa lebih

membumi dan mudah dipahami.

Salah satu ganjalan lain berkaitan dengan kurikulum yang membuat

pelajaran fisika menjadi terlihat sulit adalah adanya ujian nasional (UN)

sebagai standar kelulusan. Pelajaran fisika (atau sains pada umumnya) yang

sedianya dapat dieksplorasi menjadi lebih menarik terbentur oleh batasan-

batasan standar ujian nasional. Dengan adanya batasan-batasan ini guru

menjadi terbelenggu dan membatasi pengajarannya hanya pada materi yang

diprediksi akan keluar dalam UN. Pengajaran fisika yang dapat diarahkan

agar lebih menarik digantikan oleh pembahasan soal-soal untuk menghadapi

UN. Keindahan ilmu dan penerapan fisika serta merta akan tertutup oleh

kekhawatiran bagaimana menyelesaikan soal UN dengan benar. Tentu saja

siswa akan merasa bosan dengan metode pengajaran seperti ini tapi apa

boleh buat daripada tidak lulus UN bisa berabe. (Mau ditaruh di mana muka

gue kalo ngga lulus UN!)

Dengan argumen yang telah dipaparkan di atas, akankah kita diam saja

membiarkan praktik semacam ini berlangsung terus?

Penulis yakin apabila setiap pelajaran baik fisika maupun pelajaran lain bisa

diarahkan agar lebih membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari akan lebih mudah untuk memahami suatu pelajaran. Dengan

demikian, guru juga lebih mudah untuk mengajarkan materi pelajaran

kepada siswa di kelas. Dan, pada saat itu tidak akan ada lagi yang mengeluh

saat mengikuti suatu pelajaran di kelas.

Belajar Berdem okrasi 45

Page 46: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 46/63

Belajar Berdem okrasi 46

 

Luis Suares, Pantaskah Disebut

Pahlawan?11 

Pertandingan sudah memasuki detik-detik akhir. Saat itu kedudukan masih

imbang 1 – 1 dalam pertandingan antara Uruguay vs Ghana dalam perempat

final Piala Dunia 2010. Sebuah kemelut terjadi di depan gawang Uruguay.

Seorang pemain Ghana menendang bola liar ke arah gawang Uruguay. Luis

Suares, pemain depan Uruguay, tepat berada di depan gawang dan kakinya

mampu memblok bola. Bola kembali melambung di tengah kerumunan

pemain Ghana dan Uruguay. Adiyiah, pemain depan Ghana, beruntung

mampu menyundul bola dan bola kembali mengarah dengan liar ke arah

gawang Uruguay. Seorang pemain belakang Uruguay mencoba menahan

bola dengan kepalanya, tapi tidak kena. Dan, Luis Suares kembali berada

tepat di depan gawang. Entah sengaja atau tidak, bola kembali diblok.

Namun, kali ini dengan dua tangannya bak seorang kiper yang berusaha

mengamankan gawangnya. Bola pun kembali bergulir menjauhi gawang.

Tentu saja bola tidak masuk ke gawang namun sebuah hukuman menanti.

11 Tulisan asli di http://lomba.kompasiana.com/gempita-afsel/2010/07/05/luis-suarez-pantaskah-disebut-pahlawan/

Page 47: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 47/63

Ya, Ghana mendapatkan tendangan penalti sedangkan pemain Uruguay, Luis

Suares, tak ayal mendapatkan kartu merah langsung.

Ghana pun kembali memiliki kesempatan untuk mencetak gol yang hampir

saja didapatkan lebih awal tadi. Namun kali ini kesempatan itu melalui

tendangan penalti. Di atas kertas 80% tendangan penalti akan bisa menjadi

gol. Asamoah Gyan, seperti biasa, dipercaya menjadi eksekutor. Sebagian

penonton di stadion dan mungkin juga seluruh rakyat Afrika percaya Ghana

akan maju ke semifinal. Tendangan pun dilakukan dan bola dengan liar

membentur tiang atas gawang. Gol yang begitu dinanti itu tidak pernah

terwujud. Seiring dengan itu peluit ditiup oleh wasit dan pertandingan pun

selesai tanpa ada pemenang sehingga perlu dilanjutkan dengan adu

tendangan penalti. Dan sekali lagi dewi fortuna masih enggan menghinggapi

Ghana. Ghana pun tersingkir secara dramatis karena kalah dalam adu penalti.

Harapan Afrika itu pun hanya bisa tertunduk lesu. Kemenangan yang sudah

di depan mata itu pun buyar begitu saja. Harapan Afrika itu tersingkir

dengan cara yang menyakitkan.

Sebaliknya, Uruguay pun mencatat sejarah dengan maju ke semifinal Piala

Dunia yang terakhir kali mereka jejak pada tahun 1970 di Meksiko. Ternyata

Uruguay pun menjadi satu-satunya semifinalis yang berasal dari Amerika

Latin, di antara 3 semifinalis lain yang berasal dari Eropa. Setelah dua negara

kuat yang secara tradisional selalu mewakili Amerika Latin, yaitu Brasil dan

Argentina, tersingkir kalah dari lawan-lawannya. Keberhasilan Uruguay

memenangkan laga yang dramatis ini kemudian dihubungkan dengan aksi

“tangan ajaib” Luis Suares. Banyak yang menganggap, tentunya seluruh

rakyat Uruguay yang timnya lolos ke semifinal pun demikian, Luis Suares

pantas disebut pahlawan. Ini karena secara tidak langsung Suares sudah

“menyelamatkan” gawang Uruguay dari kebobolan. Meski dengan cara yang

kontroversial dan bisa dianggap kurang sportif. Secara tidak langsung di sini

karena Ghana bisa saja menang andai tendangan penalti Gyan sukses

Belajar Berdem okrasi 47

Page 48: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 48/63

membobol gawang Uruguay. Satu pertanyaan pun masih membayang,

benarkah Luis Suares pantas dianggap pahlawan dari kemenangan Uruguay

ini?

Luis Suares, Pantaskah disebut pahlawan?

Tampak di layar televisi Luis Suares yang bersorak kegirangan dalam

perjalanannya ke ruang ganti saat melihat tendangan penalti Gyan

membentur tiang gawang dan tidak menjadi gol. Dia tentu amat paham

bahwa timnya masih memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan

melalui adu tendangan penalti, meski tanpa kehadiran dirinya. Sebuah kartu

merah plus denda dan larangan tampil di satu pertandingan yang didapatnya

seolah tidak bernilai, dibanding peluang untuk memenangkan pertandingan

sekaligus maju ke semifinal. Inilah yang menjadi perdebatan. Apakah

tindakan Suares ini sportif sehingga dia layak dianggap pahlawan?

Tindakan menahan bola dengan tangan yang dilakukan oleh pemain selain

kiper memang suatu pelanggaran. Dan, pelanggaran itu menjadi lebih berat

  jika dilakukan di depan gawang yang membuat lawan tidak bisa

mendapatkan gol. Bahkan tindakan seperti ini yang dilakukan oleh Luis

Suares bisa dianggap tidak sportif, apalagi tampak sekali aksi itu dilakukan

dengan sengaja. Pertimbangan seperti inilah yang bisa jadi menjadi dasar

bagi FIFA untuk menambah sanksi bagi Suares. FIFA tampaknya akan

melakukan investigasi terhadap insiden ini dan Luis Suares bisa saja

mendapat hukuman yang lebih berat jika dianggap melakukan pelanggaran

berat.

Sebutan curang tentu saja terlalu jahat buat aksi yang dilakukan oleh Suares.

Kenyataannya Suares sudah mendapatkan ganjaran kartu merah dan Ghana

pun mendapatkan hadiah tendangan penalti. Di sinilah sesungguhnya letak

perdebatan itu. seolah-olah hadiah tendangan penalti yang masih

Belajar Berdem okrasi 48

Page 49: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 49/63

menyimpan peluang untuk gagal tidak sebanding dengan kesempatan gol

yang hampir saja diperoleh. Seakan hal ini tidak adil. Dan sekali lagi sangat

menyakitkan mengalami kekalahan dengan cara seperti ini. namun sekali lagi

ini adalah sebuah pertandingan yang perlu menentukan seorang pemenang.

Kadang moralitas perlu dikesampingkan untuk sebuah kemenangan.

Sebagaimana sebuah tim tidak dilarang untuk memainkan sepak bola negatif

untuk memperoleh kemenangan. Meski jika dilihat dari sisi moralitas hal ini

bisa dianggap melanggar sportivitas.

Luis Suares pun bukan satu-satunya pemain yang memanfaatkan tangannya

untuk membantu timnya. Pemain Australia Harry Kewell juga pernah

melakukan tindakan yang serupa yang uniknya juga dilakukan saat

berhadapan dengan Ghana di pertandingan penyisihan grup. Namun, Kewell

boleh dibilang tidak beruntung karena meskipun terlihat tidak sengaja,

Kewell mendapat kartu merah plus larangan tampil satu pertandingan dan

timnya juga kebobolan dari tendangan penalti ini. bahkan Australia pun tidak

lolos karena kalah selisih gol dari Ghana dan Kewell pun tidak bisa bermain

lebih banyak di Piala Dunia ini. saat dikeluarkan oleh wasit karena terkena

kartu merah pun Kewell tercatat baru bermain selama setengah jam saja di

pertandingan yang baru pertama dilakoninya. Sungguh Harry Kewell yang

tidak beruntung!

Untuk kasus yang sedikit berbeda namun mirip, perlu disebutkan disini

nama-nama seperti Thierry Henry, Luis Fabiano, dan tentu saja si ‘tangan

Tuhan’ Diego Maradona yang juga pernah memanfaatkan tangannya.

Bedanya, mereka menggunakan tangannya untuk membantu mencetak gol.

Dan mereka lebih beruntung karena aksi yang dilakukan tidak mendapat

hukuman dari wasit. Aksi mereka pun tak lepas dari kontroversi dan

perdebatan yang masih berlangsung sampai kini, antara dianggap pahlawan

dan dianggap curang. Untuk Luis Fabiano (pemain Brazil), aksinya

menggunakan tangan sepertinya tidak akan menjadi kontroversi

Belajar Berdem okrasi 49

Page 50: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 50/63

sebagaimana Henry atau Maradona. Meski terlihat bola menyentuh

tangannya bahkan dua kali sebelum Fabiano mencetak gol, tidak terdengar

gaung yang mempertanyakan keabsahan golnya itu. aksi Luis Fabiano sendiri

dilakukan saat mencetak gol kedua ke gawang Pantai Gading pada

pertandingan penyisihan grup.

Perdebatan panjang pun bisa jadi akan mengemuka atas aksi Luis Suares,

pantaskah dia dianggap pahlawan? Yang pasti sanksi sudah menunggu Luis

Suares jika hasil penyelidikan FIFA membuktikan bahwa dia telah melakukan

pelanggaran berat.

Akhir yang menyakitkan bagi Harapan Afrika

Pertandingan perempat final antara Uruguay dan Ghana yang berakhir

dengan kemenangan Uruguay itu pun masih menyisakan banyak catatan.

Ghana sebagai satu-satunya wakil dari Afrika hampir saja mencatatkan

namanya dalam sejarah dengan melaju ke semifinal. Ghana dalam

perjalanannya sampai ke perempat final untuk berhadapan dengan Uruguay

sesungguhnya bisa dianggap selalu dihinggapi dewi fortuna. Coba kita

perhatikan catatan berikut ini. Gol kemenangan Ghana atas serbia di babak

penyisihan grup adalah hasil tendangan penalti yang didapat setelah salah

satu pemain belakang serbia melakukan handsball di kotak penalti. Demikian

 juga gol ke gawang Australia yang kembali diperoleh dari tendangan penalti

akibat handsball-nya pemain Australia, Harry Kewell, di depan gawang.

Harry Kewell sendiri juga terkena kartu merah akibat perbuatannya yang

dianggap dengan sengaja menahan bola yang hampir masuk di depan

gawang. Pertandingannya pun berakhir dengan imbang 1 – 1. Nilai yang

didapat dari dua hasil ini cukup untuk membawa Ghana lolos mendampingi

  Jerman ke fase perdelapan final. Meskipun di pertandingan terakhir grup

Ghana kalah dari Jerman. Namun, ironisnya di perempat final ini dewi

fortuna yang sebelumnya telah dua kali menaungi Ghana itu tidak mau

Belajar Berdem okrasi 50

Page 51: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 51/63

mendekat lagi. Tendangan penalti yang seharusnya bisa menjadi gol dan

cukup untuk meloloskan Ghana ke semifinal gagal dikonversi menjadi gol

kemenangan.

Belajar Berdem okrasi 51

Page 52: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 52/63

Belajar Berdem okrasi 52

 

Isra Mi’raj, Al-Quds, dan Palestina12 

”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari

  Masjidil haram ke Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

 perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya

Dia adalah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

(QS Al-Isra atau surat Bani Israil (17): 1)

Tahukah kamu bahwa saat ini kita telah berada di bulan Rajab dalam

kalender Hijriah? Ada apa dengan bulan Rajab? Masih ingatkah kita kepada

saudara-saudara muslim kita di Palestina? Apa hubungannya bulan Rajab

dengan Palestina dan Al-Quds?

Ayat di atas banyak diperdengarkan di saat-saat ini di bulan Rajab ini, baik di

masjid-masjid maupun di pengajian-pengajian. Ayat ini memang bercerita

tentang suatu kejadian penting yang terjadi di bulan Rajab, suatu keajaiban

dan mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw.

12 Tulisan asli di http://umum.kompasiana.com/2009/07/17/isra-miraj-al-quds-dan-palestina/

Page 53: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 53/63

Ya, peristiwa itu adalah Isra dan Miraj yang dialami oleh Baginda Nabi.

Dalam ayat di atas Allah yang Maha Kuasa telah menunjukkan kebesaran

dan mukjizatnya dengan memperjalankan Nabi Muhammad saw dari

Masjidil Haram di kota Mekah (sekarang termasuk dalam negara Arab Saudi)

ke Masjidil Aqsa di Palestina. Dua tempat ini berjarak ratusan kilometer dan

memakan waktu berhari-hari untuk mencapainya dalam satu perjalanan yang

dilakukan saat itu, zaman di mana kuda dan onta adalah satu-satunya

kendaraan yang tersedia. Dan, Nabi Muhammad saw hanya memerlukan

waktu beberapa detik saja untuk melakukannya tentunya atas izin dan

kekuasaan Allah swt.

Saya tidak ingin membahas bagaimana kekuasaan Allah itu dapat terjadi atau

bagaimana bentuk buraq, binatang yang ditunggangi Nabi Muhammad

dalam perjalanan itu. Saya lebih tertarik untuk membahas bagaimana nasib

bangsa Palestina yang saat ini masih terlunta-lunta. Padahal dalam ayat di

atas disebutkan dengan jelas bahwa

“… yang telah Kami berkahi sekelilingnya …”

Allah telah menyatakan bahwa negeri-negeri di sekitar Masjidil Aqsha

merupakan tempat yang diberkahi-Nya. Semestinya Palestina adalah negeri

yang penuh berkah di mana di sana berdiri dengan kokoh Masjidil Aqsa

sebagai kiblat pertama umat Islam (udah pada tau khan?). Tapi, apa yang

terjadi saat ini? Palestina hanyalah sebuah negeri yang penuh dengan noda

darah, air mata, dan perpecahan, yang selalu disebut-sebut sebagai sarangteroris oleh barat (AS dan sekutunya).

Boleh jadi, zionis yahudi dan sekutunya lebih memahami ayat ini sehingga

mereka memilih palestina sebagai tempat berdirinya negara Israel. Bukanlah

sebuah kebetulan bahwa tanah Palestina yang diberkahi itu dijadikan target

dan tempat berdirinya negara Israel. Bisa jadi kaum Yahudi memang dari

awal telah mengetahui bahwa Palestina memang tempat yang sangat strategisdan merupakan pusat dari pusaran konstelasi dunia. Dengan menempatkan

Belajar Berdem okrasi 53

Page 54: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 54/63

Israel menduduki wilayah Palestina, Yahudi dan zionis Israel mempunyai

posisi strategis di dunia. Dan, dengan mudah mereka bersama dengan

sekutu-sekutunya memainkan kendali atas umat Islam secara global. Ini perlu

disadari kembali oleh seluruh umat Islam di dunia.

Keberadaan Israel dan Zionis yang menduduki wilayah Palestina memang

amat merugikan posisi umat Islam dalam konstelasi politik dunia. secara

geografis dan politik Israel telah melemahkan posisi umat Islam yang

membuat perpecahan yang berlarut-larut di wilayah timur tengah yang

efeknya melemahkan kekuatan Islam secara global di seluruh dunia.

Telah terbukti bahwa wilayah Timur tengah merupakan kawasan petro dolar

dimana minyak telah menjadi komoditas yang telah membuat para pembesar

kerajaan di wilayah itu hidup dalam kegelimangan harta dan pundi-pundi

dolar. Namun, ada satu tugas besar yang telah dilupakan, yaitu keberadaan

zionis Israel yang pada dasarnya telah melemahkan kekuatan umat Islam

secara global. selama Israel masih mengangkangi wilayah Palestina, selama

itu pula kekuatan dan keberkahan Islam yang telah dijanjikan Allah tidakakan terwujud secara nyata.

Saya pikir bulan Rajab ini dan lebih khusus lagi peringatan Isra Miraj yang

sebentar lagi akan kita jalani (tanggal 27 Rajab bertepatan dengan tanggal 18

 Juli 2008 (?), saya agak bingung nih karena di kalender tanggal merahnya hari senin

tgl 20 Juli), adalah momen yang sangat tepat untuk mengingat kembali bahwa

masih ada tugas kita sebagai seorang Muslim untuk ikut merasakan danmembantu penderitaan dan perjuangan yang dialami oleh saudara-saudara

di Palestina.

Belajar Berdem okrasi 54

Page 55: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 55/63

Belajar Berdem okrasi 55

 

Kampanye = Obral Janji, Adakah Alternatif

Lain?13 

Kalau kita memperhatikan materi kampanye dari setiap capres, hanya ada

satu kesimpulan: kampanye = obral janji. Baik yang saat ini sedang berkuasamaupun yang berusaha ingin berkuasa, semua mengklaim dan berjanji untuk

memenuhi kemauan rakyat. Saya percaya janji-janji ini hanya omong kosong

dan hanya retorika semata. Ketika isu kerakyatan menjadi bahasan dan tema

popular yang harus menjadi bagian dari kepemimpinannya kelak, semua

calon pun berusaha dan mengklaim bahwa mereka adalah yang paling

berhak menyandang gelar kerakyatan, entah itu ekonomi kerakyatan atau

bekerja untuk rakyat.

Buat saya, masa kampanye adalah saat untuk tidak mempercayai semua yang

disampaikan dan dijanjikan oleh setiap calon. Karena retorika mudah dibuat

dan mudah juga diabaikan atau dilupakan.

13 Tulisan asli di http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/kampanye-obral-janji-adakah-alternatif-lain/

Page 56: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 56/63

Page 57: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 57/63

dengan didasarkan pada kualitas dan kapabilitasnya untuk menjadi

pemimpin. Dengan sistem demokrasi, seseorang dengan kualitas dan

kapabilitas yang baik tidak bisa menjadi pemimpin karena tidak didukung

oleh suara yang banyak. Sebaliknya, orang dapat berpeluang besar menjadi

pemimpin karena mendapat dukungan yang besar meskipun kualitas dan

kapabilitasnya masih perlu dipertanyakan.

Maka penilaian dan ujian berbasis project diperlukan untuk menilai dan

menunjukkan kapabilitas dari calon pemimpin negara.

Belajar Berdem okrasi 57

Page 58: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 58/63

Belajar Berdem okrasi 58

 

Memburu Hidup Sesudah Mati

14

 

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;

bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.”

(QS Ali Imran: 169)

Atas takdir Allah kaum muslimin di Madinah dihadapkan pada kenyataan

bahwa mereka dipertemukan dengan musuh mereka (orang-orang kafir)

dalam suatu peperangan besar. Tidak ada pilihan lain bagi kaum muslimin

kecuali menghadapi peperangan ini, sebagai bagian dari komitmen mereka

kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tapi, ada sebagian dari kaum muslimin yang menolak perintah ini. Mereka

adalah orang-orang munafik yang dengan segala macam alasan tidak ikut

berperang menghadapi orang kafir.

Dan, pada perang Uhud itu, kaum muslimin mengalami kekalahan akibat

kelalaian mereka sendiri.

14 Tulisan asli di http://umum.kompasiana.com/2009/07/21/memburu-hidup-sesudah-mati/

Page 59: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 59/63

Orang-orang munafik (yang tidak ikut berperang) ini kemudian dengan

bangga dan sombongnya mengatakan kepada saudara-saudara mereka,

“andaikan kalian tidak ikut berperang, tentu kalian tidak akan terbunuh

dalam peperangan ini.” Mereka seolah-olah puas atas kekalahan kaum

muslimin dan senang karena tidak ikut terbunuh dalam perang ini.

Maka Allah menjawab celaan orang-orang munafik ini melalui ayat di atas.

“  Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;

bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.”

Inilah sekelumit kisah dalam Al-quran yang mengandung banyak hikmah.

Orang-orang munafik mengira bahwa orang-orang yang mati dalam

peperangan (jihad) adalah sesuatu yang sia-sia. Dan, bisa jadi pola pikir

seperti ini yang ada dalam pikiran kita semua. Tapi Allah yang Maha Besar

memiliki pandangan lain dengan menyatakan bahwa sesungguhnya orang-

orang yang gugur di jalan Allah tidaklah mati tetapi tetap hidup di sisi Allah

dengan mendapatkan rizki dari Allah.

Tidakkah kita menginginkan hal ini, hidup di sisi Allah dengan segala

kenikmatan dan rizki-Nya? Sesungguhnya inilah kenikmatan terbesar dan

hakiki bagi kita. Dan Allah telah membuka jalan bagi kita semua untuk dapat

meraihnya, yaitu dengan cara berjuang di jalan Allah.

Pada zaman rasul, ini bisa diwujudkan dengan berperang melawan musuh-

musuh Allah, yaitu orang-orang kafir. Namun, bagaimana mewujudkan hal

ini di zaman sekarang yang berbeda dengan kondisi pada zaman Rasul?

Tentu saja kita tidak bisa menyamakan kondisi pada zaman Rasul dengan

kondisi sekarang. Kita tidak bisa melakukan perang secara terbuka dengan

orang kafir sebagaimana Rasul bersama kaum muslimin melakukannya pada

masa lalu. Kita tidak bisa menggunakan ayat ini untuk membuat legitimasi

atas kekerasan atau peperangan atas nama agama (baca: Islam).

Belajar Berdem okrasi 59

Page 60: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 60/63

Perjuangan yang kita lakukan saat ini secara fisik tentu saja tidak sama

dengan perjuangan dan jihad pada masa Rasul. Bagi mereka di Palestina,

berjuang melawan penjajah Israel adalah jihad mereka. Dan, mereka wajib

melakukannya. Tapi, bagi kaum muslimin di AS atau di Eropa, tentu saja

tidak bisa melakukan perjuangannya dengan berperang melawan orang-

orang kafir. Mereka melakukannya dengan syiar dan dakwah Islam.

Bukankah demikian?

Begitu juga perjuangan umat Islam di Indonesia (seperti kita) tentu saja

memiliki bentuk perjuangannya sendiri. Banyak yang bisa kita lakukan

dalam memperjuangkan Islam.

Mari kita renungkan firman allah,

“… bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya akan melihat pekerjaan kamu …”

Saat ini kita dituntut untuk menunjukkan sejauh mana kita berbuat bagi

keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dengan “bekerja” itulah kita berjuang di

  jalan Allah. Tentu saja bekerja disini mempunyai makna yang sangat luas.

Dengan bekerja kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Sebagaimana dalam suatu hadis “sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat

buat manusia (baca: orang lain)”.

Tidakkah kita menginginkan menjadi orang atau hamba yang terbaik di mata

Allah dan mendapatkan kenikmatan hidup di sisinya pada kedudukan yangmulia dengan mendapat berkah dan rizki-Nya?

Semoga! amin

Belajar Berdem okrasi 60

Page 61: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 61/63

Belajar Berdem okrasi 61

 

Religious Is Professional15 

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari seorang muslim melakukan banyak

hal mulai dari keluarga dan kehidupan sosial, sampai profesi dan pekerjaan.Dalam menjalani kehidupannya tersebut seorang muslim harus

melakukannya secara proporsional dan seimbang. Proporsional dan

seimbang ini bukan berarti melakukannya dengan porsi yang sama antara

satu bagian dengan bagian yang lain, melainkan sesuai dengan proporsi dan

prioritas.

Dalam Islam seorang muslim mempunyai kewajiban-kewajiban yangdiembannya dalam seluruh aspek kehidupannya dan sesuai dengan minat

dan potensi yang dimilikinya. Tidak semua muslim harus berprofesi sama

(misalnya, harus menjadi guru) tetapi seorang muslim bebas menjalani

profesi yang sesuai dengan kecenderungan, minat, dan potensi yang

dimilikinya. Namun, sesuatu yang pasti adalah setiap muslim adalah seorang

dai yang mengemban amanat untuk menyebarkan, mensyiarkan, dan

memberikan teladan islam kepada orang lain, masyarakat, dan umat

manusia. Dalam hal ini seorang dai bukanlah seorang dengan pakaian islami

yang menyampaikan konsep islam di mimbar-mimbar saja, melainkan

seorang dengan wawasan keislaman yang terbentuk dan terintegrasi baik

dalam kata-kata maupun perbuatan yang setiap kata-kata dan perbuatannya

bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitarnya.

15 Tulisan asli di http://filsafat.kompasiana.com/2009/11/12/religius-is-professional/

Page 62: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 62/63

Dengan predikat sebagai dai itulah seorang muslim bergaul, berinteraksi,

menyatu, dan memberikan pandangannya dalam berbagai aspek kehidupan

manusia dengan berbagai profesi yang dia miliki. Kekuatannya adalah sejauh

mana dia dapat berinteraksi dengan masyarakat, menyampaikan, dan

mewarnainya dengan nilai-nilai keislaman dalam bentuk kata-kata,

perbuatan, dan aksi positif tanpa terpengaruh dan terjerumus dalam gaya

hidup masyarakat di mana dia berinteraksi.

Di sinilah konsep tawazun (seimbang) menjadi konsep yang penting yang

perlu dimiliki oleh setiap muslim plus (muslim yang mengemban amanah

sebagai dai). Seorang muslim perlu memperhatikan setiap aspek

kehidupannya secara menyeluruh. Ini berarti baik jasmani dan rohani,

keluarga, pekerjaan, masyarakat, diri sendiri, maupun orang lain perlu

diperhatikan dan diperlakukan secara seimbang dan proporsional. Selain itu,

yang tidak kalah penting adalah seimbang antara dunia dan akhirat. Dalam

surat al-Qashas ayat 77 Allah berfirman untuk memperhatikan dunia dan

akhirat secara seimbang.

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan

kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang

berbuatkerusakan.”

Dalam menyampaikan dakwah dan syiar Islam, seorang muslim tidak perlu

menunggu sampai berdiri di atas mimbar dan di hadapan orang banyak.

Bahkan perbuatan, tingkah laku, dan tutur kata yang Islami dan menyentuh

hati lebih mulia dan lebih mencerminkan sikap seorang muslim sejati

dibandingkan kata-kata kosong di hadapan orang banyak. Oleh karena itu,

ruang kerja, warung tempat berbelanja, halte tempat menunggu bis (atau

stasiun), dan setiap tempat (di bumi) di mana seorang muslim berpijak

Belajar Berdem okrasi 62

Page 63: Belajar Berdemokrasi

8/8/2019 Belajar Berdemokrasi

http://slidepdf.com/reader/full/belajar-berdemokrasi 63/63

merupakan mimbar-mimbar tempat menyampaikan dakwah dan syiar Islam

melalui sikap, tutur kata, dan perbuatan yang Islami. 

Seorang office boy yang menunjukkan sikap, tutur kata, dan perbuatan yang

Islami lebih mulia dibandingkan seorang manajer yang kurang disukai

bawahannya karena sikapnya yang kurang baik. (Namun, tentu saja seorang

manajer yang menunjukkan sikap, tutur kata, dan perbuatan yang Islami dan

tulus ikhlas tanpa pamrih jauh lebih baik).

Sikap seperti ini hanya bisa diperoleh melalui pemahaman yang baik

terhadap konsep tawazun. Seorang muslim yang tawazun tidak hanya

memikirkan dirinya sendiri melainkan juga menjaga sikapnya agar

bermanfaat bagi orang lain. Karena berbuat baik dan bermanfaat bagi orang

lain tidak mendapatkan balasan langsung di dunia tetapi di akhirat, maka

sikap ini tentu lahir dari pemahaman yang mendalam atas konsep

keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Sikap tawazun akan menjadi landasan yang kokoh bagi seorang muslim yang

profesional. Setiap muslim dituntut untuk menjadi manusia-manusia yang

profesional dan menjadi teladan bagi umat manusia. Apapun profesi yang

dijalaninya, seorang muslim harus selalu menjalankannya secara profesional,

dan sikap tawazun adalah landasan yang amat diperlukan dalam proses ini.

Seorang muslim belum dikatakan sebagai manusia yang sukses apabila

kecemerlangan dan kehebatan kariernya tidak disertai dengan keharmonisan

dalam hubungan keluarga dan sosial. Seorang manajer belum dikatakan

sempurna dan cakap apabila tidak memiliki kemampuan berinteraksi secara

sosial yang baik.