bekisting

2
INSTRUKSI KERJA BEKISTING PILE CAP DAN TIE BEAM 1.0 REFERENSI 4.1. Gambar kerja denah Pile cap dan Tie beam 4.2. Rencana Mutu Proyek 2.0 ALAT 2.1. Meteran 2.2. Theodolite 2.3. Autolevel/ bak ukur 2.4. Benang 2.5. Alat gali manual/ excavator kecil 2.6. Molen beton 2.7. Sendok semen 3.0 LANGKAH KERJA A. Pekerjaan Persiapan a. Sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah, sudah dipastikan terlebih dahulu bahwa posisi, dimensi dan elevasi pile cap telah final. Artinya telah diketahui (telah ada gambar terbaru yang meliputi): - Pembesaran pile cap akibat eksentrisitas as tiang pondasi. - Penurunan elevasi pile cap, akibat ketidaksempurnaan kepala tiang. b. Gali tanah pada lokasi pile cap dan tie beam sesuai dengan gambar kerja sampai dengan elevasi dasar pile cap/ tie beam ditambah dengan lantai kerja dan urugan pasir, lebar galian tersebut harus cukup untuk ruang kerja pemasangan bekisting. Lebar galian ditentukan oleh keputusan jenis bekisting yang akan dipakai. Pemakaian bekisting kayu memerlukan lebar galian yang lebih besar. Perlu diperhatikan sudut kemiringan galian tanah agar tidak longsor tergantung dari kestabilan lereng tanah khususnya untuk galian dengan kedalaman lebih dari 1 meter. c. Setelah tiang pondasi dipotong dan diangkat dilanjutkan dengan pembuatan patok dari potongan besi atau kayu pada sudut-sudut pile cap dan pertemuan pile cap dan tie beam. B. Pekerjaan Pelaksanaan a. Rapikan/ ratakan dasar galian bila perlu lakukanlah pemadatan dengan stamper untuk pile cap yang besar. b. Setelah tanah rata, urug dasar galian dengan pasir dengan ketebalan urugan sesuai persyaratan sampai dengan sisi luar rencana bekisting pile cap/ tie beam. c. Buatlah lantai kerja di atas urugan pasir dengan tebal minimal 5 cm hingga elevasi dasar pile cap/ tie beam. d. Marking posisi pile cap dan tie beam dengan sipatan pada lantai kerja dan tarik benang pada patok yang telah tersedia sesuai dengan rencana elevasi atas pile cap/ tie beam. e. Pemasangan Bekisting Pemasangan bekisting dapat menggunakan material pasangan bata kapur, batako atau bekisting kayu. Dalam menentukan jenis material bekisting yang digunakan perlu dilakukan analisa biaya dan kecepatan pemasangan. Keuntungan pemakaian bekisting kayu adalah pemakaian berulang (5 – 6 kali), relatif cepat, tetapi sesudahnya ada pekerjaan bongkar bekisting. Di pihak lain bekisting bata/ batako mempunyai keunggulan dalam hal hemat galian dan keterbatasan ruang kerja serta tidak adanya pekerjaan bongkar bekisting. 1. Bekisting kayu. Buatlah panel bekisting sesuai dengan tinggi dimensi tie beam atau pile cap dengan menggunakan multiplek 9 mm dan diperkuat dengan kayu kaso 5/7 dijepit pada sisi atas dan bawahnya (bila diperlukan ditengah juga dipasang, khususnya untuk dimensi pile cap/ tie beam dengan tinggi 70 cm) dan diperkuat tiap jarak tertentu pada arah vertikal jarak penjepit kayu kaso pada arah vertikal disesuaikan terhadap dimensi tie beam atau pile cap sehingga mampu menahan gaya lateral pada saat pengecoran beton. Pasanglah panel bekisting pada posisi sesuai marking yang telah disediakan. Pasanglah sekur-sekur untuk perkuatan samping menggunakan kayu balok 7/10 pada sisi atas dan bawah panel hingga panel tidak bergeser posisinya kemudian periksalah terhadap arah vertikal / lot vertikal. Pasanglah form tie bila dimensi tie beam cukup besar untuk perkuatan posisi panel bekisting. 2. Bekisting bata/batako/ bata kapur Pasanglah bata / batako / bata kapur sesuai marking dengan adukan semen dan pasir untuk

Upload: patricia-kamajaya

Post on 22-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: bekisting

INSTRUKSI KERJA BEKISTING PILE CAP DAN TIE BEAM1.0 REFERENSI

4.1. Gambar kerja denah Pile cap dan Tie beam

4.2. Rencana Mutu Proyek

2.0 ALAT

2.1. Meteran 

2.2. Theodolite

2.3. Autolevel/ bak ukur

2.4. Benang

2.5. Alat gali manual/ excavator kecil

2.6. Molen beton

2.7. Sendok semen

3.0 LANGKAH KERJA

A. Pekerjaan Persiapan 

a. Sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah, sudah dipastikan terlebih dahulu bahwa posisi, dimensi dan elevasi pile cap telah final. Artinya

telah diketahui (telah ada gambar terbaru yang meliputi):

- Pembesaran pile cap akibat eksentrisitas as tiang pondasi.

- Penurunan elevasi pile cap, akibat ketidaksempurnaan kepala tiang.

b. Gali tanah pada lokasi pile cap dan tie beam sesuai dengan gambar kerja sampai dengan elevasi dasar pile cap/ tie beam ditambah

dengan lantai kerja dan urugan pasir, lebar galian tersebut harus cukup untuk ruang kerja pemasangan bekisting. Lebar galian ditentukan

oleh keputusan jenis bekisting yang akan dipakai. Pemakaian bekisting kayu memerlukan lebar galian yang lebih besar. Perlu diperhatikan

sudut kemiringan galian tanah agar tidak longsor tergantung dari kestabilan lereng tanah khususnya untuk galian dengan kedalaman lebih

dari 1 meter.

c. Setelah tiang pondasi dipotong dan diangkat dilanjutkan dengan pembuatan patok dari potongan besi atau kayu pada sudut-sudut pile cap

dan pertemuan pile cap dan tie beam.

B. Pekerjaan Pelaksanaan 

a. Rapikan/ ratakan dasar galian bila perlu lakukanlah pemadatan dengan stamper untuk pile cap yang besar.

b. Setelah tanah rata, urug dasar galian dengan pasir dengan ketebalan urugan sesuai persyaratan sampai dengan sisi luar rencana

bekisting pile cap/ tie beam.

c. Buatlah lantai kerja di atas urugan pasir dengan tebal minimal 5 cm hingga elevasi dasar pile cap/ tie beam.

d. Marking posisi pile cap dan tie beam dengan sipatan pada lantai kerja dan tarik benang pada patok yang telah tersedia sesuai dengan

rencana elevasi atas pile cap/ tie beam.

e. Pemasangan Bekisting

Pemasangan bekisting dapat menggunakan material pasangan bata kapur, batako atau bekisting kayu. Dalam menentukan jenis material

bekisting yang digunakan perlu dilakukan analisa biaya dan kecepatan pemasangan. Keuntungan pemakaian bekisting kayu adalah

pemakaian berulang (5 – 6 kali), relatif cepat, tetapi sesudahnya ada pekerjaan bongkar bekisting. Di pihak lain bekisting bata/ batako

mempunyai keunggulan dalam hal hemat galian dan keterbatasan ruang kerja serta tidak adanya pekerjaan bongkar bekisting.

1. Bekisting kayu.

Buatlah panel bekisting sesuai dengan tinggi dimensi tie beam atau pile cap dengan menggunakan multiplek 9 mm dan diperkuat dengan

kayu kaso 5/7 dijepit pada sisi atas dan bawahnya (bila diperlukan ditengah juga dipasang, khususnya untuk dimensi pile cap/ tie beam

dengan tinggi 70 cm) dan diperkuat tiap jarak tertentu pada arah vertikal jarak penjepit kayu kaso pada arah vertikal disesuaikan

terhadap dimensi tie beam atau pile cap sehingga mampu menahan gaya lateral pada saat pengecoran beton.

Pasanglah panel bekisting pada posisi sesuai marking yang telah disediakan.

Pasanglah sekur-sekur untuk perkuatan samping menggunakan kayu balok 7/10 pada sisi atas dan bawah panel hingga panel tidak

bergeser posisinya kemudian periksalah terhadap arah vertikal / lot vertikal.

Pasanglah form tie bila dimensi tie beam cukup besar untuk perkuatan posisi panel bekisting.

2. Bekisting bata/batako/ bata kapur

Pasanglah bata / batako / bata kapur sesuai marking dengan adukan semen dan pasir untuk penyambungannya.

Uruglah tanah pada sisi samping pile cap/ tie beam hingga padat sebagai perkuatan terhadap bekisting itu sendiri.

f. Pekerjaan bekisting selesai dan dapat dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan pile cap/ tie beam dan pengecoran beton.

4.0 PEMERIKSAAN / PENGETESAN

4.1. Posisi

4.2. Dimensi

Page 2: bekisting

5.0 REKAMAN

5.1. Pemeriksaan Pekerjaan Sebelum Pengecoran (Lihat lamp. 6.1 dari IK/ODR/ST-12/R1 hal 1)

5.2. Pemeriksaan Pekerjaan Setelah Pengecoran (Lihat lampiran 6.2 dari IK/ODR/ST-12/R1)

6.0 LAMPIRAN

Tidak ada