bekasi # lap. akhir__bab 6. tipologi

9
Kajian Teknis Revisi RTRW Kabupaten Bekasi Setelah dilakukan identifikasi pengaruh kebijakan, evaluasi substansi, dan simpangan pemanfaatan ruang maka dilakukan penilaian tipologi peninjauan kembali RTRW. Penilaian dilakukan merujuk kepada Kepmenkimpraswil No.327/KPTS/M/2002 tentang Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran IV Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten. Penilaian tipologi untuk menentukan arahan tindak lanjut untuk penyempurnaan RTRW. Berdasarkan Pedoman tersebut, Tipologi peninjauan kembali RTRW terdiri dari : Tipologi A RTRWK sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap. LAPORAN AKHIR 6 - 1 Tipologi Peninjauan Kembali RTRW

Upload: ghulamin

Post on 30-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tipologi Evaluasi RTRW Kab Bekasi

TRANSCRIPT

Kajian Teknis Revisi RTRW Kabupaten Bekasi

Setelah dilakukan identifikasi pengaruh kebijakan, evaluasi substansi, dan simpangan pemanfaatan ruang maka dilakukan penilaian tipologi peninjauan kembali RTRW. Penilaian dilakukan merujuk kepada Kepmenkimpraswil No.327/KPTS/M/2002 tentang Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran IV Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten. Penilaian tipologi untuk menentukan arahan tindak lanjut untuk penyempurnaan RTRW.Berdasarkan Pedoman tersebut, Tipologi peninjauan kembali RTRW terdiri dari :

Tipologi A RTRWK sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.

Tipologi B RTRWK sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.

Tipologi C RTRWK sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.

Tipologi D RTRWK sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

Tipologi E RTRWK tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.

Tipologi F RTRWK tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.

Tipologi G RTRWK tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.

Tipologi H RTRWK tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

Ciri-ciri dari masing-masing tipologi adalah :

Tipologi A

RTRWK berlaku untuk digunakan sebagai acuan pembangunan dan memenuhi ketentuan prosedur dan proses penyusunan rencana dan terpenuhi substansi RTRWK. Simpangan yang terjadi pada prinsipnya tidak merubah mempengaruhi perubahan tujuan, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang.

Tipologi B

Pada tipologi B, terjadi perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja RTRWK, sehingga tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan pembangunan karena tidak dapat mengakomodasi perkembangan yang ada. Secara mendasar, RTRWK ini memerlukan perubahan dalam tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang.

Tipologi C

Dalam pemanfaatan RTRWK terjadi simpangan-simpangan yang menyalahi ketentuan yang diinginkan dalam RTRWK yang disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor eksternal secara signifikan. Dalam hal ini perlu dilakukan perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang.

Tipologi D

Dalam pelaksanaan RTRWK telah terjadi simpangan dalam pemanfaatan dan pengendalian yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam RTRWK, walaupun kondisi RTRWK sendiri telah memenuhi prosedur dan ketentuan penyusunannya.Tipologi E, F, G, dan H

Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki kondisi yang sama, yaitu RTRWK yang bersangkutan tidak sah. Oleh karena itu, pada keempat tipologi ini perlu dilakukan penyempurnaan RTRWK atau perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pedoman penyusunan rencana, dan sesuai dengan perubahan yang diakibatkan oleh faktor eksternal.Pada subbab-subbab berikut akan diidentifikasi tipologi peninjauan kembali berdasarkan keabsahan RTRW, simpangan, dan perubahan faktor eksternal.6.1 KEABSAHAN RTRWKeabsahan RTRW adalah untuk menentukan sah atau tidaknya RTRW dari segi sebagai berikut :1. Kelengkapan dan keabsahan data;

2. Relevansi metoda dan hasil analisis;

3. Kesesuaian perumusan konsep dan strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;

4. Prosedur penyusunan RTRWK;

5. Kesahan produk RTRWK.Dalam menilai keabsahan RTRW pada kajian ini, penyusun tidak dapat melakukan penilaian berdasarkan kriteria di atas dikarenakan keterbatasan data yang tersedia dalam melacak data dan analisis yang dilakukan pada saat penyusunan RTRW serta keterbatasan informasi mengenai prosedur yang dilakukan pada saat penyusunan RTRW. Oleh karena itu, penilaian keabsahan data pada kajian ini akan dilihat dari kelengkapan dan keabsahan data dasar dan kesahan produk RTRW dari segi kelengkapan substansi.

1. Kelengkapan dan keabsahan data dasar

Berdasarkan kajian yang dilakukan dan dituliskan pada bab 4 mengenai evaluasi substansi RTRW, penyusun tidak menilai dari kelengkapan data dasar karena tidak mempunyai informasi yang lengkap mengenai ketersediaan data dasar yang digunakan untuk perencanaan. Penyusun melihat dari keabsahan data dasar yang digunakan. Data dasar yang dapat dinilai dengan jelas adalah penggunaan peta dasar. Peta dasar yang digunakan adalah Peta Guna Lahan Eksisting tahun 2010. Untuk menilai keabsahan peta, dilakukan overlay peta guna lahan eksisting dengan citra satelit yang digunakan. Berdasarkan hasil kajian yang dipaparkan pada bab 4, ditemukan banyak ketidaksesuaian hasil digitasi guna lahan eksisting dengan citra satelit, sehingga validitas dari data dasar yang digunakan cukup lemah. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidak absahan penggunaan data dasar yang digunakan dalam penyusunan RTRW.2. Kesahan produk RTRW

Kesahan produk RTRW dilihat dari kelengkapan substansi dan kualitas substansi RTRW sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang Penataan Ruang. Berdasarkan kaijan yang telah dilakukan dan dipaparkan pada bab 4, komponen substansi sudah lengkap, hanya saja ditemukan beberapa kerancuan dalam substansi, sehingga kualitas substansi dianggap kurang memenuhi standar. Hal tersebut dapat mengurangi keabsahan dari substansi produk RTRW.

Dari kedua hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari sisi keabsahan data dasar dan kualitas substansi RTRW , bahwa RTRW yang telah disusun tidak sah.6.2 SIMPANGAN PEMANFAATAN RUANGSimpangan pemanfaatan ruang memperlihatkan deviasi pemanfaatan ruang yang direncanakan dengan yang kondisi eksisting aktual. Deviasi tersebut akan menunjukkan kinerja RTRW. Jika simpangan/deviasi besar maka kinerja RTRW dapat disimpulkan kurang baik sedangkan jika simpangan kecil dapat disimpulkan sebaliknya. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada Bab 5 mengenai simpangan pemanfaatan ruang, didapatkan hasil bahwa simpangan pemanfaatan ruang tahun 2014 dengan pola ruang RTRW sebesar 3.154,34 Ha atau 2,48% dari luas total wilayah Kab. Bekasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa simpangan pemanfaatan ruang kecil.

6.3 PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNALFaktor Eksternal yang dilihat adalah adanya kebijakan-kebijakan yang akan berpengaruh terhadap perubahan struktur dan pola ruang wilayah. Berdasarkan kajian pada bab 3, didapat hasil bahwa terdapat beberapa kebijakan eksternal yang potensial berpengaruh terhadap perubahan struktur dan pola ruang di Kab. Bekasi.Kebijakan-kebijakan yang potensial berpengaruh dan belum terakomodir dalam RTRW terutama berasal dari Kebijakan pengembangan Metropolitan Jabodetabek. Kebijakan-kebijakan yang potensial berpengaruh terhadap pola dan struktur ruang Kab. Bekasi antara lain:

1. Program NCICD dengan pembangunan Giant Sea Wall

2. Pengembangan jaringan baru KA Jabodetabek dan

3. Pengembangan jaringan baru KA khusus Pelabuhan Kalibaru- Cilamaya

Kebijakan-kebijakan baru tersebut berpotensi untuk merubah struktur ruang dan pada akhirnya juga akan mengubah pola ruang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Faktor Eksternal Berubah.6.4 PENILAIAN TIPOLOGIBerdasarkan penilaian kriteria di atas, tipologi dari peninjauan kembali RTRW memiliki kriteria RTRW tidak sah, simpangan kecil, dan Faktor Eksternal Berubah. Berdasarkan kriteria tersebut maka tipologi peninjauan kembali termasuk kedalam Tipologi E.Arahan dari tipologi ini adalah perlu dilakukan penyempurnaan RTRWK atau perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pedoman penyusunan rencana, dan sesuai dengan perubahan yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Peninjauan kembali karena ketidaksahan rencana ditinjau dari aspek substansi yang tidak memenuhi ketentuan prosedur dan proses penyusunan rencana, dan adanya perubahan faktor eksternal yang perlu terakomodasi.Dengan demikian, dalam peninjauan kembali diperlukan langkah-langkah

menyeluruh terhadap perbaikan substansi rencana dan penyesuaian terhadap aspek-aspek eksternal. Tatacara yang dilakukan :a. Masukan

Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja RTRWK

Identifikasi kinerja RTRWK Identifikasi pemanfaatan yang sedang berjalan

b. Proses

Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan pembangunan daerah

Analisis hubungan faktor eksternal terhadap struktur dan pola pemanfaatan ruang

Pemutakhiran data, analisis dan produk rencana disesuaikan dengan faktor-faktor eksternal yang mengalami perubahan

Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang wilayah

Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah

c. Keluaran

Rumusan RTRWK yang disempurnakan

Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang baru35.1Keabsahan RTRW

45.2Simpangan Pemanfaatan Ruang

55.3Perubahan Faktor Eksternal

55.4Penilaian Tipologi

Tipologi Peninjauan Kembali RTRW

LAPORAN AKHIR

6 - 1