beberapa seri kegiatan yang akan diselenggarakan bersama

8
Beberapa seri kegiatan yang akan diselenggarakan bersama-sama dan topik-topik apa yang bisa ditambahkan selain topik yg sdh diidentifikasi. Dan isu apa lagi yang menarik yang akan kita buat serangkaian seminar di masa datang. Ada dua isu menarik di tahun 2011; 1. Pembiayaan kesehatan seperti kata orang, yang katanya kurang dari 5% GDB, 15 % dari APBD ternyata penyerapannya masih rendah. Ini menarik, karena mengapa bisa seperti itu. 2. Universal Coverage dan health insurance system and Who will dominant health insurance in the future. Apakah mungkin kita mencapai universal coverage tanpa badan penyelenggara jaminan (BPJS). Ketidakmampuan kita menyerap dana/Kebijakan Pembiayaan Kesehatan/Health Financing Pemerintah mengeluarkan isu jampersal disisi lain kita punya jamkesmas. Dulu ada kesepakatan 15 % APBD utk kesehatan dan 5% anggaran APBN untuk kesehatan. Dan sekarang apabila itu diterapkan apakah itu bisa mencapai suatu derajat kesehatan yang ideal yang kita harapkan,kurang atau malah berlebih jika dilihat dari anggaran sumber kementerian keuangan. Kalau anggaran itu kurang dan dinaikkan setiap tahunnya tetapi mengapa ada sisa lebih anggaran. Pertengahan Februari kita akan membuat seminar yg lebih besar untuk kita bisa membahas dengan teman-teman di kemenkeu dan kemendagri. Jadi sebetulnya hambatan apa yang meyebabkan anggaran kurang tetapi pada akhir tahun terjadi lebih anggaran. Serangkain acara bisa dilihat di

Upload: crystal-reed

Post on 08-Apr-2016

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

GE

TRANSCRIPT

Page 1: Beberapa Seri Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan Bersama

Beberapa seri kegiatan yang akan diselenggarakan bersama-sama dan topik-topik apa yang

bisa ditambahkan selain topik yg sdh diidentifikasi. Dan isu apa lagi yang menarik yang akan

kita buat serangkaian seminar di masa datang. Ada dua isu menarik di tahun 2011;

1. Pembiayaan kesehatan seperti kata orang, yang katanya kurang dari 5% GDB, 15 % dari

APBD ternyata penyerapannya masih rendah. Ini menarik, karena mengapa bisa seperti itu.

2. Universal Coverage dan health insurance system and Who will dominant health insurance in

the future. Apakah mungkin kita mencapai universal coverage tanpa badan penyelenggara

jaminan (BPJS).

Ketidakmampuan kita menyerap dana/Kebijakan Pembiayaan Kesehatan/Health Financing

Pemerintah mengeluarkan isu jampersal disisi lain kita punya jamkesmas. Dulu ada

kesepakatan 15 % APBD utk kesehatan dan 5% anggaran APBN untuk kesehatan. Dan

sekarang apabila itu diterapkan apakah itu bisa mencapai suatu derajat kesehatan yang

ideal yang kita harapkan,kurang atau malah berlebih jika dilihat dari anggaran sumber

kementerian keuangan. Kalau anggaran itu kurang dan dinaikkan setiap tahunnya tetapi

mengapa ada sisa lebih anggaran. Pertengahan Februari kita akan membuat seminar yg

lebih besar untuk kita bisa membahas dengan teman-teman di kemenkeu dan kemendagri.

Jadi sebetulnya hambatan apa yang meyebabkan anggaran kurang tetapi pada akhir tahun

terjadi lebih anggaran. Serangkain acara bisa dilihat di website kami. Yang mengarah pada

isu dan hasil diskusi di website yang bisa ditambahkan dan diangkat.

Pembiayaan kesehatan ada beberapa acara. Diskusi hari ini , februari lunch seminar dg tema

Mengapa terjadi sisa anggaran, dg me-link-kan teman-2 di kemenkeu dan kemendagri.

Mohon dibahas dikotomi anggaran, dikotomi besaran preventif dan kuratif, mengapa ada

perbedaan kuratif dan preventif jumlah anggarannya. Bulan Maret ada lembaga evaluasi

penjaminan asuransi dengan hasil data susenas dan ILLS. Bulan April tentang monitoring

BOK yang menurut kami BOK termasuk anggaran dadakan dengan pelaksanaan pendek dan

apakah BOK bisa meningkatkan derajat kesehatan atau mengejar total jumlah anggaran

pemerintah. Bulan Mei dengan isu internasional kita ada membahas outcome yaitu equity

dan quality dg mengundang orang luar yang di beberapa Negara sudah menggunakan health

equity terutama financing sebagai outcome. Contoh dengan menaikkan anggaran kesehatan

Page 2: Beberapa Seri Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan Bersama

bagaimana bisa berefek pada tujuan utk melindungi masyarakat miskin (protecting the

poor), jangan-jangan setiap tahun naik bukan digunakan mengatasi masalah kemiskinan,

maka apakah bisa menurunkan kemiskinan atau menguntungkan yang kaya atau bahkan

memunculkan group tengah.

Pelatihan-pelatihan

1. Eksplorasi pada kebijakan kesehatan dengan kerjasama litbangkes, dengan data yang ada

bagai mana kebijakan itu dibuat atau sesuai dengan pembiayaan kesehatan

2. Menghitung equity

Bulan Juni dengan tema Health Account karena ini sesuatu yg penting tapi tidak penting,

karena untuk mengukur peran stake holder di sector kesehatan. Berapa kebutuhan dana

untuk kesehatan?? Bulan Juli tentang cukai rokok yang di permak jadi dana kesehatan. Ada

beberapa daerah yg sudah menerima kompensasi dari perusahaan rokok.

Data keuangan dari nota keuangan Kemenkes terbaru tahun 2011 bahwa kemenkes selama

5 tahun terakhir telah mengalami peningkatan dari 25%, 6,5 triliun pada tahun 2005

menjadi 22,4 triliun di tahun 2010, prosentasenya naiknya hanya 0,2% dari total PDB . Ini

merupakan langkah berat untuk mencapai target 2% PDB anjuran WHO. Absorbsinya juga

meningkat pada tahun 2005 mencapai 60% dan tahun 2010 mencapai 94%. Teapi nilai

riilnya yg kita lihat dari penyerapannya, tiap tahun kita punya sisa 1-2 triliun yang tidak

terserap. Kepesertaan jaminan kesehatan, saat ini jumlah orang nya hanya 42 % . Apakah

catatan 2014 bisa mengejar sisanya yg belum tercover?

Dari hasil penelitian Equity, utilisasi di RS menunjukkan situasi yang tidak equitable. Artinya

yg menikmati adalah orang kaya, sedangkan org miskin mencari akses kesehatan di luar RS.

Otomatis subsidi yg diberikan pemerintah tidak mencapai target, tidak seusai dengan tujuan

untuk orang miskin sesuai penelitian equita projek. Sedangkan orang miskin melalui non RS

yaitu puskesmas. Bagaimna situasi ke depan, apakah akan tetap seperti ini atau puskesmas

tetap menjadi ujung tobak pelayanan atau ada kebijakan lain???

Besaran anggaran tidak bisa mereduksi gap kesenjangan yg terjadi. Walaupun hanya 0,02%

tapi gap nya membesar.

Page 3: Beberapa Seri Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan Bersama

Merancang kebijakan yang tepat.

Prolog: Disparitas utk wilayah Indonesia, catastropik, banyaknya rumah tangga yang

menjadi miskin karena biaya kesehatan 40% melebihi kebutuhan dasarnya (kebutuhan

rumah tangga). Dari tahun ke tahun hal ini terlihat semakin baik tetapi ada beberapa daerah

yang memburuk. Indonesia bagian timur banyak yang miskin karena masalah kesehatan,

pada tahun 2004 meningkat, implikasi bansos nya tidak tercapai atau barang-barang

kesehatannya mahal, disparitas antar propinsi terlihat jelas. Lesson learn kebijakan pusat

utk Indonesia omong kosong belaka, dilihat dari propinsi-propinsi wilayah timur.

Tahun 2010 anggaran Kemenkes 23,8 triliun, hanya 1,72% dari total pengeluaran

pemerintah sebesar 1120 triliun, atau 0.4-0.5% PDB . Peningkatan ada tetapi masih ada yg

tidak teserap.

Tampaknya hal tersebut missed-planning, missed-budgeting, bermasalah dengan

imbursment yg tidak tepat. Situasi pembiayaan yangg tidak merata terutama Indonesia

bagian tengah dan timur. Mereka sebenarnya tidak kekurangan uang, seperti contohnya

provinsi Papua memiliki anggaran dengan uang banyak dan jumlah penduduk sedikit.

Koordinasi perencanaan dan anggaran di daerah belum bagus antara kabupaten/kota,

propinsi dan pusat. Ketidak sinkronan perencanaan program dan kegiatan yang tumpang

tindih, serta kondisi politis yang banyak menetukan arah planning dan budgeting.

Page 4: Beberapa Seri Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan Bersama

Minat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK)

Saat ini terjadi reformasi sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia yang

mengarahkan subsidi ke arah demand antara lain melalui program Jaminan Kesehatan bagi

Masyarakat Miskin (JAMKESMAS). Pada saat yang bersamaan beberapa daerah juga gencar

mengembang-kan Sistem Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) sesuai dengan

kemampuan daerah masing-masing. Perkembangan ini dipicu antara lain dengan terbitnya

UU No. 32/2004 dan PP No. 38/2007 tentang pemerintah daerah dan peran daerah dalam

pengembangan jaminan kesehatan. Untuk itu diperlukan ahli pembiayaan kesehatan dan

jaminan kesehatan yang memahami berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk

mengelola sistem jaminan kesehatan daerah tersebut, antara lain: negosiasi tariff dengan

RS/dokter, penghitungan kapitasi dan unit cost pelayanan.

Disisi lain masalah yang dihadapi oleh daerah dalam pembiayaan kesehatan adalah:

perencanaan dan seberapa besar dana yang harus dialokasikan untuk dapat mendukung

pembangunan kesehatan di daerah tersebut. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak

tersedianya data pembiayaan kesehatan yang valid berupa District Health Account (DHA),

sehingga menyulitkan perencanaan anggaran kesehatan yang ideal. Hal ini terjadi karena

belum tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dalam system

pembiayaan kesehatan secara profesional khususnya dalam pengelolaan biaya dan mutu

pelayanan kesehatan. Masalah perencanaan, pengelolaan dan alokasi dana kesehatan

khususnya dalam kerangka sistem pembiayaan kesehatan daerah masih perlu dianalisis dan

dampaknya terhadap masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan equity. Dalam kondisi saat

ini, perencanaan anggaran kesehatan yang berbasis pada kinerja dan dampaknya terhadap

kesehatan sangat dibutuhkan.

Dengan latar belakang di atas, Universitas Gadjah Mada memandang perlunya untuk

membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional di bidang

pembiayaan kesehatan dan sistem jaminan kesehatan melalui penyelenggaraan program

pendidikan setingkat Magister sejak tahun 2000 di Minat Kebijakan Pembiayaan dan

Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan.

Page 5: Beberapa Seri Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan Bersama

Tujuan Pendidikan

Setelah mengikuti pendidikan di minat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen

Asuransi/Jaminan Kesehatan, para peserta program diharapkan :

Memiliki pengetahuan yang mendalam dan mampu menganalisis sistem pembiayaan makro

dan merencanaan sistem pembiayaan kesehatan daerah berbasis kinerja

Memahami berbagai metode dan teknik dalam pengintegrasian dan pengendalian sistem

pembiayaan kesehatan yang efisien dan mutu pelayanan kesehatan yang baik.

Mempunyai berbagai ketrampilan yang dapat menunjang dalam pengelolaan sistem

jaminan kesehatan dan JAMKESDA serta perencanaan kesehatan, antara lain : ketrampilan

leadership, negosiasi, kemampuan dalam menyusun District Health Account (DHA),

perhitungan ATP dan WTP, perhitungan unit cost dan kapitasi serta premi Jamkesda

Karier yang dapat diraih oleh lulusan minat KP-MAK adalah:

Bagi mereka yg telah bekerja di dinas kesehatan dapat menjadi bagian dari sistem regulasi

pembiayaan kesehatan serta dapat memonitor pelaksanaan sistem jaminan kesehatan di

daerah masing-masing.

Bagi yg bekerja di RS, dapat bernegosiasi dgn lembaga asuransi kesehatan serta menerapkan

Metode-metode kendali biaya dan mutu (managed care) dalam pengelolaan RS.

Bagi dokter keluarga atau kepala puskesmas dapat mengelola dana kapitasi secara optimal

sehingga tercapai pelayanan yg efektif dan efisien.

Bagi yg belum bekerja akan siap utk menjadi manajer di lembaga asuransi / jaminan

kesehatan, manajer lembaga kesehatan yg dikontrak asuransi kesehatan (RS, Dinas

Kesehatan, Puskesmas, Klinik Dokter Keluarga), manajer di perusahaan yg

menyelenggarakan asuransi kesehatan mandiri (self insured group), atau konsultan/peneliti

dibidang pembiayaan dan asuransi kesehatan.