documentbe
DESCRIPTION
bronkiektasisTRANSCRIPT
Diagnosis
a. Gambaran Klinis
Manifestasi klasik dari bronkiektasis adalah batuk dan produksi sputum
harian yang mukopurulen sering berlangsung bulanan sampai tahunan. Sputum yang
bercampur darah atau hemoptisis dapat menjadi akibat dari kerusakan jalan nafas
dengan infeksi akut. Variasi yang jarang dari bronkiektasis yakni hemoptisis episodik
dengan sedikit atau tanpa produksi sputum. Bronkiektasis biasanya merupakan
sekuele (gejala sisa) dari tuberculosis dan biasanya ditemukan pada lobus atas.
Gejala spesifik yang jarang ditemukan antara lain dyspnea, nyeri dada
pleuritik, wheezing, demam, mudah lelah dan berat badan menurun. Pasien relatif
mengalami episode berulang dari bronkitis atau infeksi paru, yang merupakan
eksaserbasi dari bronkiektasis dan sering membutuhkan antibiotik. Infeksi bakteri
yang akut ini sering diperberat dengan onsetnya oleh peningkatan produksi sputum
yang berlebihan, peningkatan kekentalan sputum, dan kadang-kadang disertai dengan
sputum yang berbau.
Batuk kronik yang produktif merupakan gejala yang menonjol. Terjadi hampir 90%
pasien. Beberapa pasien hanya menghasilkan sputum dengan infeksi saluran
pernafasan atas yang akut. Tetapi sebaliknya, pasien-pasien itu mengalami infeksi
yang diam. Sputum yang dihasilkan dapat berbagai macam, tergantung berat
ringannya penyakit dan ada tidaknya infeksi sekunder. Sputum dapat berupa mukoid,
mukopurulen, kental dan purulen. Jika terjadi infeksi berulang, sputum menjadi
purulen dengan bau yang tidak sedap. Dahulu, jumlah total sputum harian digunakan
untuk membagi karakteristik berat ringannya bronkiektasis. Sputum yang kurang dari
10 ml digolongkan sebagai bronkiektasis ringan, sputum dengan jumlah 10-150 ml
perhari digolongkan sebagai bronkiektasis moderat dan sputum lebih dari 150 ml
digolongkan sebagai bronkiektasis berat. Namun sekarang, berat ringannya
bronkiektasis dikalsifikasikan berdasarkan temuan radiologis. Pada pasien fibrosis
kistik, volume sputum pada umumnya lebih banyak dibanding penyakit penyebab
bronkiektasis lainnya.
Hemoptisis mungkin terjadi masif dan berbahaya bila terjadi perdarahan
pada arteri bronkial. Dyspnea biasanya terjadi pada pasien dengan bronkiektasis luas
yang terlihat pada gambaran radiologisnya. Wheezing timbul akibat obstruksi jalan
nafas yang diikuti oleh destruksi dari cabang bronkus. Penurunan berat badan sering
terjadi pada pasien dengan bronkiektasi yang berat. Hal ini terjadi sekunder akibat
peningkatan kebutuhan kalori berkaitan dengan peningkatan kerja pada batuk dan
pembersihan sekret pada jalan nafas. Namun, pada umumnya semua penyakit kronik
disertai dengan penurunan berat badan. Demam biasanya terjadi akibat infeksi yang
berulang.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan jari tabuh, sianosis, plethora, penurunan
berat badan, dan pada auskultasi didapatkan suara nafas tambahan yaitu ronki dan
wheezing. Pada kasus berat dapat ditemukan tanda-tanda kor pulmonale. Tanda-tanda
gagal jantung kanan yaitu edema perifer, hepatomegali dan hipoksia dapat ditemukan
pada penderita bronkiektasis.
c. Pemeriksaan Penunjang Foto thorax
Terdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapat mencapai
diameter 1 cm). dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga
membentuk gambaran honeycomb appearance. Gambaran tersebut
menunjukkan kelainan yang terjadi pada bronkus.
Gambaran honeycomb appearance pada bronkiektasis
Bronkografi
Pemeriksaan ini selain dapat menentukan adanya bronkiektasis, juga dapat
menentukan bentuk-bentuk bronkiektasis yang dibedakan dalam bentuk
silindris (tubulus, fusiformis), sakuler (kistik) dan varikosis.
CT Scan thorax
Pada CT Scan thorax terdapat dilatasi dan penebalan pada bronkus.
Spirometri
Pada spirometri sering menunjukkan keterbatasan aliran udara dengan rasio
penurunan volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV). Volume
kapasitas paksa (FVC) normal atau sedikit berkurang.
Tatalaksana
a. Terapi Non Medikamentosa
Mengurangi merokok dan hindari paparan asap rokok
Makan makanan bergizi
b. Terapi Medikamentosa
Antibiotik : Amoxicillin, Tetracycline, Trimethoprim-sulfamethoxazole,
azithromycin
Bronkodilator : Albuterol, Salbutamol
Anti Inflamasi
Ekspektoran
Pembedahan
Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat (reseksi) segmen atau lobus
yang terkena. Indikasinya pada pasien bronkiektasis yang mengalami infeksi
berulang dan hemoptysis massif.
Komplikasi
a. Abses otak
b. Amiloidosis
c. Cor pulmonale
Prognosis
Prognosis pasien bronkiektasis tergantung pada berat-ringannya serta luasnya
penyakit waktu pasien berobat pertama kali. Pemilihan pengobatan secara tepat
(konservatif atau pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wedro B. Bronchiectasis. Available at:
http://www.emedicinehealth.com/bronchiectasis/page8_em.htm. Accessed on
October 4th 2015. Updated on March 24th 2015.
2. Emmons E E,. Bronchiectasis. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/296961-overview#showall. Accessed on
October 4th 2015. Updated on July 31st 2015.