documentbe

6
Diagnosis a. Gambaran Klinis Manifestasi klasik dari bronkiektasis adalah batuk dan produksi sputum harian yang mukopurulen sering berlangsung bulanan sampai tahunan. Sputum yang bercampur darah atau hemoptisis dapat menjadi akibat dari kerusakan jalan nafas dengan infeksi akut. Variasi yang jarang dari bronkiektasis yakni hemoptisis episodik dengan sedikit atau tanpa produksi sputum. Bronkiektasis biasanya merupakan sekuele (gejala sisa) dari tuberculosis dan biasanya ditemukan pada lobus atas. Gejala spesifik yang jarang ditemukan antara lain dyspnea, nyeri dada pleuritik, wheezing, demam, mudah lelah dan berat badan menurun. Pasien relatif mengalami episode berulang dari bronkitis atau infeksi paru, yang merupakan eksaserbasi dari bronkiektasis dan sering membutuhkan antibiotik. Infeksi bakteri yang akut ini sering diperberat dengan onsetnya oleh peningkatan produksi sputum yang berlebihan, peningkatan kekentalan sputum, dan kadang-kadang disertai dengan sputum yang berbau. Batuk kronik yang produktif merupakan gejala yang menonjol. Terjadi hampir 90% pasien. Beberapa pasien hanya menghasilkan sputum dengan infeksi saluran pernafasan atas yang akut. Tetapi sebaliknya, pasien- pasien itu mengalami infeksi yang diam. Sputum yang dihasilkan dapat berbagai macam, tergantung berat ringannya penyakit dan ada tidaknya infeksi sekunder.

Upload: mandanbl

Post on 03-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bronkiektasis

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentBE

Diagnosis

a. Gambaran Klinis

Manifestasi klasik dari bronkiektasis adalah batuk dan produksi sputum

harian yang mukopurulen sering berlangsung bulanan sampai tahunan. Sputum yang

bercampur darah atau hemoptisis dapat menjadi akibat dari kerusakan jalan nafas

dengan infeksi akut. Variasi yang jarang dari bronkiektasis yakni hemoptisis episodik

dengan sedikit atau tanpa produksi sputum. Bronkiektasis biasanya merupakan

sekuele (gejala sisa) dari tuberculosis dan biasanya ditemukan pada lobus atas.

Gejala spesifik yang jarang ditemukan antara lain dyspnea, nyeri dada

pleuritik, wheezing, demam, mudah lelah dan berat badan menurun. Pasien relatif

mengalami episode berulang dari bronkitis atau infeksi paru, yang merupakan

eksaserbasi dari bronkiektasis dan sering membutuhkan antibiotik. Infeksi bakteri

yang akut ini sering diperberat dengan onsetnya oleh peningkatan produksi sputum

yang berlebihan, peningkatan kekentalan sputum, dan kadang-kadang disertai dengan

sputum yang berbau.

Batuk kronik yang produktif merupakan gejala yang menonjol. Terjadi hampir 90%

pasien. Beberapa pasien hanya menghasilkan sputum dengan infeksi saluran

pernafasan atas yang akut. Tetapi sebaliknya, pasien-pasien itu mengalami infeksi

yang diam. Sputum yang dihasilkan dapat berbagai macam, tergantung berat

ringannya penyakit dan ada tidaknya infeksi sekunder. Sputum dapat berupa mukoid,

mukopurulen, kental dan purulen. Jika terjadi infeksi berulang, sputum menjadi

purulen dengan bau yang tidak sedap. Dahulu, jumlah total sputum harian digunakan

untuk membagi karakteristik berat ringannya bronkiektasis. Sputum yang kurang dari

10 ml digolongkan sebagai bronkiektasis ringan, sputum dengan jumlah 10-150 ml

perhari digolongkan sebagai bronkiektasis moderat dan sputum lebih dari 150 ml

digolongkan sebagai bronkiektasis berat. Namun sekarang, berat ringannya

bronkiektasis dikalsifikasikan berdasarkan temuan radiologis. Pada pasien fibrosis

kistik, volume sputum pada umumnya lebih banyak dibanding penyakit penyebab

bronkiektasis lainnya.

Hemoptisis mungkin terjadi masif dan berbahaya bila terjadi perdarahan

pada arteri bronkial. Dyspnea biasanya terjadi pada pasien dengan bronkiektasis luas

yang terlihat pada gambaran radiologisnya. Wheezing timbul akibat obstruksi jalan

nafas yang diikuti oleh destruksi dari cabang bronkus. Penurunan berat badan sering

terjadi pada pasien dengan bronkiektasi yang berat. Hal ini terjadi sekunder akibat

Page 2: DocumentBE

peningkatan kebutuhan kalori berkaitan dengan peningkatan kerja pada batuk dan

pembersihan sekret pada jalan nafas. Namun, pada umumnya semua penyakit kronik

disertai dengan penurunan berat badan. Demam biasanya terjadi akibat infeksi yang

berulang.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan jari tabuh, sianosis, plethora, penurunan

berat badan, dan pada auskultasi didapatkan suara nafas tambahan yaitu ronki dan

wheezing. Pada kasus berat dapat ditemukan tanda-tanda kor pulmonale. Tanda-tanda

gagal jantung kanan yaitu edema perifer, hepatomegali dan hipoksia dapat ditemukan

pada penderita bronkiektasis.

c. Pemeriksaan Penunjang Foto thorax

Terdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapat mencapai

diameter 1 cm). dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga

membentuk gambaran honeycomb appearance. Gambaran tersebut

menunjukkan kelainan yang terjadi pada bronkus.

Gambaran honeycomb appearance pada bronkiektasis

Bronkografi

Page 3: DocumentBE

Pemeriksaan ini selain dapat menentukan adanya bronkiektasis, juga dapat

menentukan bentuk-bentuk bronkiektasis yang dibedakan dalam bentuk

silindris (tubulus, fusiformis), sakuler (kistik) dan varikosis.

CT Scan thorax

Pada CT Scan thorax terdapat dilatasi dan penebalan pada bronkus.

Spirometri

Pada spirometri sering menunjukkan keterbatasan aliran udara dengan rasio

penurunan volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV). Volume

kapasitas paksa (FVC) normal atau sedikit berkurang.

Tatalaksana

a. Terapi Non Medikamentosa

Mengurangi merokok dan hindari paparan asap rokok

Makan makanan bergizi

b. Terapi Medikamentosa

Antibiotik : Amoxicillin, Tetracycline, Trimethoprim-sulfamethoxazole,

azithromycin

Bronkodilator : Albuterol, Salbutamol

Anti Inflamasi

Ekspektoran

Pembedahan

Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat (reseksi) segmen atau lobus

yang terkena. Indikasinya pada pasien bronkiektasis yang mengalami infeksi

berulang dan hemoptysis massif.

Page 4: DocumentBE

Komplikasi

a. Abses otak

b. Amiloidosis

c. Cor pulmonale

Prognosis

Prognosis pasien bronkiektasis tergantung pada berat-ringannya serta luasnya

penyakit waktu pasien berobat pertama kali. Pemilihan pengobatan secara tepat

(konservatif atau pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wedro B. Bronchiectasis. Available at:

Page 5: DocumentBE

http://www.emedicinehealth.com/bronchiectasis/page8_em.htm. Accessed on

October 4th 2015. Updated on March 24th 2015.

2. Emmons E E,. Bronchiectasis. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/296961-overview#showall. Accessed on

October 4th 2015. Updated on July 31st 2015.