bayi prematur

12
BAYI PREMATUR Definisi : Bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran disebut dengan bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan tetapi perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada saat post natal. Bayi baru lahir yang mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75% dari neonatus yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur. Problem klinis terjadi lebih sering pada bayi prematur dibandingkan dengan pada bayi lahir normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit. Masalah yang umum terjadi diantaranya respiratory disstres syndrom (RDS), enterocolitis nekrotik, hiperbilirubinemia, hypoglikemia, thermoregulation, patetnt duktus arteriosus (PDA), edema paru, perdarahan intraventrikular. Stressor tambahan lain pada infant dan orangtua meliputi hospitalisasi untuk penyakit pada bayi. Respon orangtua dan mekanisme koping mereka dapat menimbulkan gangguan pada hubungan antar mereka. Diperlukan perencanaan dan tindakan yang adekuat untuk permasalahn tersebut. Bayi prematur dapat bertahan hidup tergantung pada berat

Upload: ns-fatkhan-muchtar-skep

Post on 12-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bayi prematur adalah salah satu permasalahan yang sangat seruis dan tidak bisa dianggap enteng.Dalam Materi akan di bahas betapa pentingnya kita harus memahami tentang hal ini.

TRANSCRIPT

Ruang Neonatus

BAYI PREMATUR

Definisi :Bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran disebut dengan bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan tetapi perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada saat post natal. Bayi baru lahir yang mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75% dari neonatus yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur.

Problem klinis terjadi lebih sering pada bayi prematur dibandingkan dengan pada bayi lahir normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit.

Masalah yang umum terjadi diantaranya respiratory disstres syndrom (RDS), enterocolitis nekrotik, hiperbilirubinemia, hypoglikemia, thermoregulation, patetnt duktus arteriosus (PDA), edema paru, perdarahan intraventrikular. Stressor tambahan lain pada infant dan orangtua meliputi hospitalisasi untuk penyakit pada bayi. Respon orangtua dan mekanisme koping mereka dapat menimbulkan gangguan pada hubungan antar mereka. Diperlukan perencanaan dan tindakan yang adekuat untuk permasalahn tersebut.

Bayi prematur dapat bertahan hidup tergantung pada berat badannya, umur kehamilan, dan penyakit atau abnormalitas. Prematur menyumbangkan 75% - 80% angka kesakitan dan kematian neonatus.

Etiologi dan faktor presipitasi:Permasalahan pada ibu saat kehamilan :Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuatPersalinan sebelum waktunya atau induced aborsiPenyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok dan caffeine

Pengkajian Riwayat kehamilanUmur ibu dibawah 16 tahun dengan latar belakang pendidikan rendahKehamilan kembarStatus sosial ekonomi, prenatal care tidak adekuat, nutrisi burukKemungkinan penyakit genetikRiwayat melahirkan prematurInfeksi seperti TORCH, penyakit menular seksual dan lain sebagainyaKondisi seperti toksemia, prematur rupture membran, abruptio placenta dan prolaps umbilikusPenyalahgunaaan obat, merokok, konsumsi kafeine dan alkoholGolongan darah, faktor Rh, amniocentesis.

Status bayi baru lahirUmur kehamilan antara 24 37 minggu, berat badan lahir rendah atau besar masa kehamilanBerat badan dibawah 2500 gramKurus, lemak subkutan minimalAdanya kelainan fisik yang terlihatAPGAR skore 1 5 menit : 0 3 mengindikasikan distress berat, 4 6 menunjukkan disstres sedang dan 7 10 merupakan nilai normal.

KardiovaskularDenyut jantung 120 160 x per menit pada sisi apikal dengan irama teraturSaat kelahiran, terdengar murmur

GastrointestinalProtruding abdomenKeluaran mekonium setelah 12 jamKelemahan menghisap dan penurunan refleksPastikan anus tanpa/dengan abnormalitas kongenital

IntegumenCyanosis, jaundice, mottling, kemerahan, atau kulit berwarna kuningVerniks caseosa sedikit dengan rambut lanugo di seluruh tubuhKurusEdema general atau lokalKuku pendekKadang-kadang terdapat petechie atau ekimosis

MuskuloskeletalCartilago pada telinga belum sempurnaTengkorak lunakKeadaan rileks, inaktive atau lethargi

NeurologikRefleks dan pergerakan pada test neurologik tanpa resistansiReflek menghisap, swalowing, gag reflek serta reflek batuk lemah atau tidak efektifTidak ada atau minimalnya tanda neurologikMata masih tertutup pada bayi dengan umur kehamilan 25 26 mingguSuhu tubuh yang tidak stabil : biasanya hipotermik

PulmonaryRespiratory rate antara 40 60 x/menit dengan periode apneaRespirasi irreguler dengan nasal flaring, grunting dan retraksi (interkostal, suprasternal, substrenal)Terdengar crakles pada auskultasi

RenalBerkemih terjadi 8 jam setelah lahirKemungkinan ketidakmampuan mengekresikan sulution dalam urine

ReproduksiPerempuan : labia mayora belum menutupi klitoris sehingga tampak menonjolLaki-laki : testis belum turun secara sempurna ke kantong skrotum, mungkin terdapat inguinal hernia.

Data penunjangX-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitasUltrasonografi untuk mendeteksi kelainan organStick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosaKadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemiaKadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka terhadap hiperbilirubinemia)Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah, urinalisis, analisis feses dan lain sebagainya.

Diagnosa keperawatanDx. 1. Resiko tinggi disstres pernafasan berhubungan dengan immaturitas paru dengan penurunan produksi surfactan yang menyebabkan hipoksemia dan acidosis

Tujuan : Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi paru

Tindakan :Kaji data fokus pada kemungkinan disstres pernafasan yaitu :Riwayat penyalahgunaan obat pada ibu atau kondisi abnormal selama kehamilan dan persalinanKondisi bayi baru lahir : APGAR score, kebutuhan resusitasiRespiratory rate, kedalaman, takipneaPernafasan grunting, nasal flaring, retraksi dengan penggunaan otot bantu pernafasan (intercostal, suprasternal, atau substernal)Cyanosis, penurunan suara nafasKaji episode apneu yang terjadi lebih dari 20 detik, kaji keadaan berikut :BradykardiLethargy, posisi dan aktivitas sebelum, selama dan setelah episode apnea (sebagai contoh saat tidur atau minum ASI) Distensi abdomenSuhu tubuh dan mottlingKebutuhan stimulasi Episode dan durasi apneaPenyebab apnea, seperti stress karena dingin, sepsis, kegagalan pernafasan.Berikan dan monitor support respiratory sebagai berikut :Berikan oksigen sesuai indikasiLakukan suction secara hati-hati dan tidak lebih dari 5 detikPertahankan suhu lingkungan yang normalMonitor hasil pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui terjadinya acidosis metabolikBerikan oabt-obat sesuai permintaan dokter seperti theophylin IV. Monitor kadar gula darah setiap 1 2 hari.

Dx. 2. Resiko hipotermia atau hipertermia berhubungan dengan prematuritas atau perubahan suhu lingkungan

Tujuan : Mempertahankan suhu lingkungan normal

Tindakan :Pertahankan suhu ruang perawatan pada 25 CKaji suhu rectal bayi dan suhu aksila setiap 2 jam atau bila perluTempatkan bayi di bawah pemanas atau inkubator sesuai indikasiHindarkan meletakkan bayi dekat dengan sumber panas atau dinginKaji status infant yang menunjukkan stress dingin

Dx. 3. Defiensi nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya cadangan glikogen, zat besi, dan kalsium dan kehilangan cadangan glikogen karena metabolisme rate yang tinggi, tidak adekuatnya intake kalori, serta kehilangan kalori.

Tujuan : meningkatkan dan mempertahankan intake kalori yang adekuat pada bayi

Tindakan :Kaji refleks hisap dan reflek gag pada bayi. Mulai oral feeding saat kondisi bayi stabil dan respirasi terkontrolKaji dan kalkulasikan kebutuhan kalori bayiMulai breast feeding atau bottle feeding 2 6 jam setelah lahir. Mulai dengan 3 5 ml setiap kali setiap 3 jam. Tingkatkan asupan bila memungkinkan.Timbang berat badan bayi setiap hari, bandingkan berat badan dengan intake kalori untuk menentukan pemabatasan atau peningkatan intakeBerikan infus dextrose 10% jika bayi tidak mampu minum secara oralBerikan TPN dan intralipid jika dibutuhkanMonitor kadar gula darah

Dx. 4. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tindakan :Kaji dan hitung kebutuhan cairan bayiBerikan cairan 150 180 ml/kg berat badan dan 200 ml/kg berat badan jika dibutuhkan.Timbang berat badan bayi setiap hariMonitor dan catat intake dan output setiap hari, bandingkan jumlahnya untuk menentukan status ketidakseimbangan.Test urine : spesifik gravity dan glikosuriaPertahankan suhu lingkungan normalKaji tanda-tanda peningkatan kebutuhan cairan :Peningkatan suhu tubuhHipovolemik shock dengan penurunan tejanan darah dan peningkatan denut jantung, melemahnya denyut nadi, tangan teraba dingin serta motling pada kulit.SepsisAspiksia dan hipoksiaMonitor potassium, sodium dan kadar chloride. Ganti cairan dan elektrolit dengan dextrose 10% bila perlu.

Dx. 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas imunologik bayi dan kemungkinan infeksi dari ibu atau tenaga medis/perawat

Tujuan : Infeksi dapat dicegah

Tindakan :Kaji fluktuasi suhu tubuh, lethargy, apnea, iritabilitas dan jaundiceReview riwayat ibu, kondisi bayi saat lahir, dan epidemi infeksi di ruang perawatanAmati sampel darah dan drainaseLakukan pemeriksaan CBC dengan hitung leukosit, platelets, dan imunoglubolinBerikan lingkungan yang melindungi bayi dari infekasi :Lakukan cuci tangan sebelum menyentuh bayiIkuti protokol isolasi bayiLakukan tehnik steril saat melakukan prosedur pada bayi

Dx. 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas kulit

Tujuan : Mempertahankan integritas kulit

Tindakan :Kaji kulit bayi terhadap kemerahan, iritasi, rashes, dan lesi serta keadaan pada area kulit yang tertekan.Kaji tempat-tempat prosedur invasif pada bayiBerikan perawatan kulit setiap hari. Lindungi kulit bayi dari kontak dengan agen pembersih atau plester.

Dx. 7. Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan intensive care

Tujuan : Mempertahankan stimulasi sensori yang optimal tanpa berlebihan

Tindakan :Kaji kemampuan bayi memberikan respon terhadap stimulus. Observasi :Deficit neurologikKurangnya perhatian bayi terhadap stimulusTidak ada respon terhadap suara, kontak mata atau tidak adanya refleks normalEfek obat terhadap perkembangan bayiBerikan stimulasi visual :Arahkan cahaya lampu pada bayiAyunkan benda didepan mata bayiLetakkan bayi pada posisi yang memungkinkan untuk kontak mata : tegakkan bayiBerikan stimulasi auditory :Bicara pada bayi, lakukan dengan tekanan suara rendah dan jelasPanggil bayi dengan namanya, bicara pada bayi saat memberikan perawatanBernyanyi, mainkan musik tape recorder atau hidupkan radioHindari suara bising di sekitar bayiBerikan stimulasi tactile :Peluk bayi dengan penuh kasih sayangBerikan kesempatan pada bayi untuk menghisapSentuh bayi dengan benda lembut seperti saputangan atau kapasBerikan perubahan posisi secara teraturBerikan stimulasi gustatory dengan mendekatkan hidung bayi ke payudara ibu atau ASI yang ditampung.Berikan periode istirahat dan tidur yang cukup.

Dx. 8. Deficit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah

Tujuan :Informasikan orangtua dan keluarga tentang :Proses penyakitProsedur perawatanTanda dan gejala problem respirasiPerawatan lanjutan dan therapyAjarkan orangtua dan keluarga tentang treatment pada anak :Therapy home oksigenVentilasi mekanikFisiotherapi dadaTherapy obatTherapy cairan dan nutrisiBerikan kesempatan pada keluarga mendemontrasikan perawatan pada bayinyaAnjurkan keluarga terlibat pada perawatan bayiAjarkan keluarga dan orangtua bagaimana menyeimbangkan istirahat dan tidur dan bagaimana menilai toleransi bayi terhadap aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition, Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994

Wong, Donna L., Wong & Whaleys Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition, Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990

Doenges, Marilyn E., Maternal/Newborn Care Plans : Guidelines for Client Care, F.A. Davis Company, Philadelphia, 1988