barter

3
Pada otot berkontraksi tidak terjadi perubahan panjang filamen tebal dan tipis, tetapi zona H dan pita I memendek. Oleh karena itu, susunan filamen yang saling menjalin harus bergeser/meluncur melewati satu sama lain sewaktu berkontraksi. Jembatan silang yang menghubungkan filament tebal dan tipis ditahap-tahap tertentusiklus kontraksi menghasilkan dan mempertahankan tegangan otot. Massa otot terbentuk 75% dari air dan lenih dari 20% protein. Dua protein penting dalam otot adalah aktin dan miosin. Monomer G-aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg 2+ , G-aktin mengalami polimerisasi menjadi F-aktin. Miosin memberntuk 55% protein otot berdasarkan berat dan membentuk filamen tebal. Miosin adalah heksamer asimetris yang memiliki sebuah ekor fibrosa yang terdiri dari dua heliks saling menggulung, dan juga memiliki sebuah bagian kepala globular yang melekat pada satu sisi. Heksamer itu sendiri terdiri atas satu pasang rantai panjang (heavy [H]) dan dua pasang rantai pendek (light [L]). Miosin otot rangka mengikat aktin membentuk aktomiosin, dan aktivitas ATPase intrisiknya sangat meningkat dalam kompleks ini. 6 Jika miosin dicerna oleh tripsin, dua fragmen miosin (meromiosin) akan dihasilkan. Meromiosin ringan (light meromyosin) yang tidak memperlihatkan aktivitas ATPase dan tidak mengikat F-aktin. Meromiosin berat (HMM) adalah protein larut yang memiliki satu bagian fibrosa dan satu bagian globular, protein ini memiliki aktivitas ATPase dan mengikat F-aktin.

Upload: aditya-wicaksono-putra

Post on 28-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Barter

Pada otot berkontraksi tidak terjadi perubahan panjang filamen tebal dan tipis, tetapi zona

H dan pita I memendek. Oleh karena itu, susunan filamen yang saling menjalin harus

bergeser/meluncur melewati satu sama lain sewaktu berkontraksi. Jembatan silang yang

menghubungkan filament tebal dan tipis ditahap-tahap tertentusiklus kontraksi menghasilkan dan

mempertahankan tegangan otot. Massa otot terbentuk 75% dari air dan lenih dari 20% protein.

Dua protein penting dalam otot adalah aktin dan miosin. Monomer G-aktin membentuk 25%

protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+, G-

aktin mengalami polimerisasi menjadi F-aktin. Miosin memberntuk 55% protein otot

berdasarkan berat dan membentuk filamen tebal. Miosin adalah heksamer asimetris yang

memiliki sebuah ekor fibrosa yang terdiri dari dua heliks saling menggulung, dan juga memiliki

sebuah bagian kepala globular yang melekat pada satu sisi. Heksamer itu sendiri terdiri atas satu

pasang rantai panjang (heavy [H]) dan dua pasang rantai pendek (light [L]). Miosin otot rangka

mengikat aktin membentuk aktomiosin, dan aktivitas ATPase intrisiknya sangat meningkat

dalam kompleks ini.6

Jika miosin dicerna oleh tripsin, dua fragmen miosin (meromiosin) akan dihasilkan.

Meromiosin ringan (light meromyosin) yang tidak memperlihatkan aktivitas ATPase dan tidak

mengikat F-aktin. Meromiosin berat (HMM) adalah protein larut yang memiliki satu bagian

fibrosa dan satu bagian globular, protein ini memiliki aktivitas ATPase dan mengikat F-aktin.

Pencernaan HMM dengan papain menghasilkan dua subfragmen, S-1vyang memperlihatkan

aktivitas ATPase serta berikatan dengan F-aktin sedangkan S-2 tidak mempunyai aktivitas

ATPase dan tidak berikatan dengan F-aktin. Baik HMM maupun S-1 yang memperlihatkan

aktivitas ATPase, mengikat rantai L, dan tanpa adanya ATP akan mengikat aktin. HMM dan S-1

akan meningkatkan aktivitas ATPase 100 sampai 200 kali lipat jika berkompleks dengan F-

aktin.6

Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala

miosin S-1 ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat disebut sebagai siklus penyusunan dan

perombakan jembatan silang. Pelekatan aktin pada miosin menghasilkan perubahan yang disebut

power stroke, yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi untuk

power stroke pada akhirnya diperoleh dari ATP yang dihidrolisis menjadi ADP + P i. Pada

keadaan istirahat, sistem otot rangka terhambat, untuk mengaktifkan kontraksi, penghambat ini

harus dihilangkan. Inhibitor otot rangka adalah sistem troponin, yang terikat pada tropomiosin

Page 2: Barter

dan F-aktin di filamen tipis. Tropomiosin terletak di sepanjang alur F-aktin, dan tiga komponen

troponin terikat pada kompleks Faktin tropomiosin.TpI mencegah terikatnya kepala miosin ke

tempat pelekatannya di F-aktin dengan mengubah bentuk F-aktin melalui molekul tropomiosin

atau hanya dengan menggulirkan tropomiosin ke posisi yang secara langsung menghambat

bagian F-aktin yang seharusnya ditempeli oleh kepala miosin. Keduanya mencegah pengaktivan

ATPase miosin yang diperantarai oleh pengikatan kepala miosin pada F-aktin.6

Dalam sarkoplasma otot yang beristirahat, konsentrasi Ca2+ adalah 108 sampai 107 mol/L.

keadaan istirahat dicapai karena Ca2+ dipompa ke dalam retikulum sarkoplasma melalui kerja

suatu sistem transpor aktif yang disebut Ca2+ATPase, yang memicu relaksasi. Jika sarkolema

terksitasi oleh impuls saraf, sinyal disalurkan ke dalam sistem tubulus T dan kanal pengeluaran

Ca2+ di retikulum sarkoplasma di dekatnya membuka, yang membebaskan Ca2+ dari retikulum

sarkoplasma ke dalam sarkoplasma. Konsentrasi Ca2+ di sarkoplasma meningkat cepat hingga

105 mol/L. tempat-tempat pengikatan Ca2+ di TpC pada filamen tipis dengan cepat diisi oleh

Ca2+. TpC- Ca2+ berinteraksi dengan TpI dan TpT untuk mengubah interaksi tropomin dan

tropomin tersebut dengan tropomiosin. Dengan demikian, tropomiosin tergeser atau mengubah

konformasi F-aktin sehingga kepala miosin-ADP-Pi dapat berinteraksi dengan F-aktin untuk

meulai siklus kontraksi. Pembentukan kompleks ini mendorong pembebasan Pi yang memicu

power stroke. Hal ini diikuti oleh pembebasan ADP dan disertai perubahan konformasi

mencolok di kepala miosin dalam kaitannya dengan ekornya. Miosin sekarang dikatakan berada

dalam keadaan berenergi rendah, yang ditunjukan sebagai aktin-miosin. Kemudian dalam proses

relaksasinya molekul ATP mengikat kepala S-1, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ATP,

yang membuat miosin-ATP mempunyai afinitas rendah terhadap aktin sehingga ktin terlepas.6