skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/rancang bangun dan... · web viewuntuk itulah...

7
RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KALKULASI KEAUSAN PELAT PADA KAPAL MENURUT ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA Agoes Framono 1) , Tubagus Purwo Rusmiadi 2) , Cahyo Darujati 3) . Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama, Surabaya. [email protected] 1) , [email protected] 2) , [email protected] 3) Abstrak Ultrasonic Wall Thickness Gauge merupakan salah satu alat untuk uji tanpa merusak maupun mengubah sifat materialnya yang digunakan untuk mengukur ketebalan material logam. Dalam penggunaannya alat uji ini akan menampilkan ketebalan material pada kapal yang mana akan muncul keausan pada pelat kapal setelah kapal itu beroprasi. Dalam pengukuran ketebalan pelat pada kapal di bawah tanggung jawab seorang Surveyor dari Biro Klasifikasi Indonesia. Untuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam penghitung keausan pelat pada kapal. Dalam hal ini penghitungan keausan pelat pada kapal masih dibilang sederhana, di mana masih menggunakan Microsoft Excel. Maka dari itu penulis memberikan solusi menggunakan program Android yang akan mengirimkan data ke database My Sql yang akan tersimpan diserver. Dengan adanya aplikasi ini akan membantu kalkulasi keausan pelat pada kapal secara komputerisasi yang lebih cepat, tepat dan efisien. Serta hasil presentase keausan pelat pada kapal pada program ini mampu meminimalisir kesalahan dalam kalkulasi keausan pelat pada kapal. Kata Kunci : Ultrasonic Wall Thickness Gauge, mengukur ketebalan, Surveyor,Sistem Kalkulasi, Android, My Sql. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, maka akan mendapatkan sertifikat klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan ini setelah melakukan survey klasifikasi yang dipersyaratkan. Kegiatan klasifikasi itu sendiri adalah merupakan pengklasifikasian kapal berdasar konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas laik tidaknya kapal tersebut untuk berlayar. Dalam proses pengklasifikasian kapal faktor kritis pada kapal terletak pada kekuatan konstruksi lambung, oleh karena itu untuk mengetahui kekuatan konstruksi lambung perlu adanya pengecekan secara rutin sesuai dengan aturan dari Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ). Pengecekan kekuatan konstruksi lambung dilakukan dengan menggunakan alat Ultrasonic Wall Thickness Gauge yang mana alat tersebut bisa memberikan hasil

Upload: trancong

Post on 29-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KALKULASI KEAUSAN PELAT PADA KAPAL MENURUT ATURAN

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

Agoes Framono 1), Tubagus Purwo Rusmiadi 2), Cahyo Darujati 3).

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama, Surabaya. [email protected] 1), [email protected] 2), [email protected] 3)

Abstrak

Ultrasonic Wall Thickness Gauge merupakan salah satu alat untuk uji tanpa merusak maupun mengubah sifat materialnya yang digunakan untuk mengukur ketebalan material logam. Dalam penggunaannya alat uji ini akan menampilkan ketebalan material pada kapal yang mana akan muncul keausan pada pelat kapal setelah kapal itu beroprasi. Dalam pengukuran ketebalan pelat pada kapal di bawah tanggung jawab seorang Surveyor dari Biro Klasifikasi Indonesia. Untuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam penghitung keausan pelat pada kapal. Dalam hal ini penghitungan keausan pelat pada kapal masih dibilang sederhana, di mana masih menggunakan Microsoft Excel. Maka dari itu penulis memberikan solusi menggunakan program Android yang akan mengirimkan data ke database My Sql yang akan tersimpan diserver. Dengan adanya aplikasi ini akan membantu kalkulasi keausan pelat pada kapal secara komputerisasi yang lebih cepat, tepat dan efisien. Serta hasil presentase keausan pelat pada kapal pada program ini mampu meminimalisir kesalahan dalam kalkulasi keausan pelat pada kapal.  

Kata Kunci : Ultrasonic Wall Thickness Gauge, mengukur ketebalan, Surveyor,Sistem Kalkulasi, Android, My Sql.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBKI adalah organisasi yang dibentuk dan

menerapkan standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, maka akan mendapatkan sertifikat klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan ini setelah melakukan survey klasifikasi yang dipersyaratkan. Kegiatan klasifikasi itu sendiri adalah merupakan pengklasifikasian kapal berdasar konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas laik tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.

Dalam proses pengklasifikasian kapal faktor kritis pada kapal terletak pada kekuatan konstruksi lambung, oleh karena itu untuk mengetahui kekuatan konstruksi lambung perlu adanya pengecekan secara rutin sesuai dengan aturan dari Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ). Pengecekan kekuatan konstruksi lambung dilakukan dengan menggunakan alat Ultrasonic Wall Thickness Gauge yang mana alat tersebut bisa memberikan hasil berupa tebal pelat dari konstruksi lambung. Dari hasil tersebut maka ketebalan pelat konstruksi

lambung yang tidak memenuhi standart peraturan BKI harus diadakan penggantian pelat baru.

Karena hal tersebut, maka perlu adanya program kalkulasi keausan pelat pada kapal yang mana dapat mengotomatisasikan penghitungan dengan cepat, tepat serta efisien. Atas dasar uraian di atas, maka penulis ingin membahas mengenai bagaimana caranya membuat suatu sistem kalkulasi keausan pelat kapal yang mana dapat meminimalisir kesalahan dalam proses penghitungan. Oleh karena itu penulis ingin mewujudkannya dengan mencoba membuat aplikasi dengan judul Rancang Bangun dan Implementasi Sistem Kalkulasi Keausan Pelat Kapal Menurut Aturan Biro Klasifikasi Indonesia.

2. LANDASAN TEORI 2.1 MySQL

MySQL adalah database yang cepat dan tangguh, sangat cocok jika digabungkan dengan PHP, dengan database kita bisa menyimpan, mencari dan mengklasifikasikan data dengan lebih akurat dan professional. MySQL menggunakan SQL language (Structur Query Language) artinya MySQL menggunakan query atau bahasa pemprogaman yang sudah standar di dalam dunia database (Fathur Rohman, 2010).

MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management Sistem). Sehingga istilah seperti tabel, baris dan kolom tetap digunakan

Page 2: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

dalam MySQL. Pada MySQL sebuah database mengandung beberapa tabel, tabel terdiri dari sejumlah baris dan kolom. Dalam konteks bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara logik merupakan struktur dua dimensi. Tabel-tabel itu terdiri atas baris-baris data (row atau record) yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari kata sedangkan kolom sering disebut sebagai attributes atau field.

2.2 PHP PHP merupakan script untuk pemrograman web server side, yang membuat dokumen HTML. Maksudnya dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi, bukan dokumen HTML yang dibuat menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan mengguanakan script PHP. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP adalah Personal Home Page, sedangkan FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP secara resmi merupakan kependekan dari Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa script server side yang disisipkan pada HTML (Hakim Lukmanul, 2008).

2.3 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat

yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (Jogiyanto, HM, 2005).

2.4 Biro Klasifikasi Indonesia

Umum1. Ketebalan dari elemen konstruksi harus

dicek dengan pengukuran, untuk menetapkan apakah nilai yang ditetapkan dalam peraturan konstruksi dipenuhi dengan memperhatikan toleraansi yang diizinkan. Kecuali telah terjadi korosi yang berat akibat kondisi kerja khusus, maka pengukuran ketebalan tidak akan di-isyaratkan sampai dengan pembaharuan kelas.

2. Pengukuran ketebalan harus dilaksanakan sesuai dengan metode yang diakui, oleh orang atau perusahaan yang diberi otorisasi. Karat dan kontaminasi harus dibersihkan dari kom-ponen yang harus diperiksa. Surveyor berhak meminta pemeriksaan pengukuran atau pen-gukuran lebih rinci dilakukan pada saat ke-hadirannya. Pengukuran ketebalan harus dis-aksikan oleh surveyor yang berada diatas ka-pal sampai tingkatan yang diperlukan untuk mengontrol proses pengukuran.

Otorisasi1. Personil atau perusahaan yang diberi

kepercayaan untuk pengukuran ketebalan harus disetujui oleh BKI untuk keperluan ini.

2. Masa berlaku persetujuan yang diberikan tergantung pada kualifikasi yang berkesinam-bungan. Persetujuan harus diperbaharui sete-lah selang waktu tidak lebih dari 3 tahun.

Lingkup Pengukuran1. Elemen konstruksi lambung utama

Pada semua pembaharuan kelas ketebalan pelat dari lambung utama, unsur konstruksinya harus dicek dengan pengukuran. Jumlah pengukuran tergantung pada kondisi perawatan kapal dan sesuai dengan penilaian surveyor. Persyaratan minimum untuk pengukuran ketebalan dalam kesempatan survey pembaharuan kelas tergantung pada umur kapal. Masing-masing pengukuran ketebalan untuk menentukan tingkat korosi yang umum harus dilaksanakan.

2. Batas pengukuran ketebalan dapat diku-rangi dengan syarat selama pemeriksaan dari dekat surveyor merasa yakin bahwa tidak ada pengurungan struktural, dan lapisan perlin-dungan, bila dipasang, masih tetap aktif.Surveyor dapat memperluas pengukuran ketebalan yang dianggap perlu. Hal ini diterapkan khususnya di daerah dengan korosi yang banyak.Penampang melintang sebaliknya dipilih ditempat yang dicurigai mempunyai tingkat korosi yang tinggi atau yang kelihatan dari pengukuran ketebalan pelat geladak.

Toleransi korosi dan keausanBilamana pengukuran ketebalan menghasilkan nilai korosi dan keausan melebihi yang ditetapkan, bagian konstruksi lambung yang bersangkutan harus diganti baru. Nilai yang tercantum harus dianggap sebagai nilai pegangan.Bilamana perlu BKI berhak memodifikasi angka yang ditemui dengan mengacu kepada toleransi maksimum yang diizinkan untuk korosi permukaan yang luas.Bilamana pengurangan tebal material diizinkan untuk bangunan baru (sistem perlindungan korosi yang efektif), maka toleransi korosi yang diizinkan harus didasarkan pada ketebalan sesuai peraturan tanpa pengurangan.

3. ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa Sistem

Page 3: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

Selama ini perusahaan pengukuran ketebalan yang telah diberi otorisasi oleh Biro klasifikasi Indonesia dalam melakukan pembuatan laporan kalkulasi keausan pelat masih sangat sederhana, yang mana banyak proses yang harus dilewati diantaranya:1. Proses Pengecekan Kete-

balanPada proses ini pelaksana di lapangan harus melakukan banyak kegiatan diantaranya : pembersihan kotoran (cat dan hewan laut) yang menempel pada pelat kapal, pengecekan ketebalan pelat (menggunakan alat ultrasonic wall thickness) dan pembuatan gambar skets yang menunjukkan hasil dari ketebalan pelat yang diperiksa.

2. Proses Pembuatan Laporan Setelah pelaksanaan di lapangan selesai proses selanjutnya yaitu pembuatan laporan yang nantinya laporan tersebut akan di Approval oleh seorang Surveyor Biro klasifikasi Indonesia. Dalam pembuatan laporan ketebalan kegiatan yang dilakukan diantaranya : gambar skets dari pelaksana lapangan digambar ulang dengan menggunakan aplikasi drawing (Auto Cad) setelah proses penggambaran selesai maka selanjutnya yaitu proses kalkulasi keausan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel.

Setelah semua proses diatas dilakukan barulah laporan keausan pelat pada satu kapal selesai. Hal ini dirasa kurang efektif dan tidak efisien yang berpengaruh pada proses pembuatan laporan yang begitu lama serta munculnya kesalahan yang disebabkan karena kurang teliti dalam proses pembuatan laporan.

3.2 Kebutuhan Perangkat Keras Aplikasi ini membutuhkan hardware

pendukung sebagai berikut : 1. Minimal processor Intel Pentium 4

CPU 66GHZ 2. Minimal RAM 512 MB3. Harddisk 40 GB 4. Modem.

3.3 Kebutuhan Perangkat Lunak Aplikasi ini membutuhkan software

pendukung sebagai berikut :1. Sistem Operasi Windows XP SP 2 /

Windows Seven.2. MySQL sebagai database3. Sybase.4. Microsoft Visio 20075. Mozilla Firefox. 6. Emulator Android

3.3 Flow chart Dokumen

Gambar 3.1 Flow Chart Forward reading

Gambar 3.2 Flow Chart After reading

Ruang Lingkup Kegiatan

Page 4: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

Kegiatan ini dilakukan untuk membuat proses penghitungan keausan pelat pada kapal secara automatis yang nantinya bisa meminimalisir kesalahan dalam proses penghitungan sehingga menghasilkan laporan yang cepat, tepat dan efisien. Pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan PHP dan android.

Perancangan SistemMetode yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah merancang dan membuat program basis data dengan langkah-langkah antara lain:1. mempersiapkan alat dan bahan yang

diperlukan,2. membuat rancangan basis data,3. normalisasi data,4. membuat diagram relasi antar entitas,5. menerjemahkan diagram alir program ke

dalam bahasa pemrograman,6. membuat program basis data,7. mengkompilasi program,8. menguji program, dan9. merevisi Program apabila diperlukan.

D. Analisis DataHasil perancangan dan pembuatan diuraikan

Secara deskriptif naratif. Penafsiran dan penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan tiap langkah dalam pembuatan program. Simpulan akhir ditentukan dengan berhasil tidaknya program dapat dijalankan sesuai dengan rancangan. Indikator keberhasilan didasarkan pada penerapan rancangan basis data pada penghitungan keausan pelat pada kapal, yaitu dengan membandingkan sebelum memakai rancangan basis data dengan sesudah memakai rancangan basis data.

4. IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Tampilan ProgramSeperti yang telah dijelaskan pada Bab III

sebelumnya mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada bab IV ini akan di tampilkan tampilan program yang sesungguhnya, mulai warna, gambar, dan keterangan sehingga user dapat merasa lebih nyaman dalam menggunakannya.

Gambar 4.1 Halaman Awal

Gambar 4.2 Halaman Pelabuhan

Gambar 4.3 Halaman Kapal

Page 5: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

Gambar 4.4 Halaman Proses

Gambar 4.5 Halaman User

Gambar 4.6 Halaman report

Gambar 4.7 Report

5. PENUTUP 5.1 KesimpulanDari mulai tahap perancangan sampai dengan tahap implementasi, maka bisa diambil suatu kesimpulan yaitu :1. Dengan adanya aplikasi

maka sangat membantu proses penghitungan keausan pelat kapal yang sesuai dengan standart aturan dari Biro Klasifikasi Indoensia yang nantinya memudahkan para pengguna dalam melakukan penghitungan keausan pelat kapal.

2. Output dari aplikasi ini adalah berupa laporan keausan pelat lambung kapal dan geladak kapal yang mana hasil dalam laporan tersebut ditampilkan presentase keausan pelat yang nantinya akan dijadikan acuan oleh surveyor BKI untuk penggantian pelat baru.

3. Pada aplikasi ini laporan pengukuran ketebalan akan ditampilkan secara cepat, tepat dan efisien karena aplikasi ini sudah menutup kelemahan-kelemahan yang selama ini masih menjadi kendala dalam proses pembuatan laporan pengukuran ketebalan.

5.2 SaranAdapun saran dari penulis terhadap sistem ini sebagai berikut :1. Sistem kalkulasi ini masih bisa dikembangkan

dengan menambahkan penghitungan keausan untuk bagian internal dari kapal.

2. Sistem kalkulasi ini dapat pula dikembangkan dengan menambahkan proses penghitungan untuk penentuan original plate.

.DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia (2004), Peraturan klasifikasi dan konstruksi kapal laut baja Jilid 1

Fathur, Rohman.(2010). Pengertian MySql. http://www.scribd.com/doc/37763961 / Pengertian-MySQL

Hakim, Lukmanul. (2009). Jalan Pintas Menjadi Master PHP. Lokomedia. Yogyakarta. Hakim, Lukmanul. (2008). Pengembangan PHP. Lokomedia. Yogyakarta.

Hendri Kusworo. (2009). Pengertian XAMPP.http://kihendriku.wordpress.com/2009/ 03/09/pengertian-xampp/ Nugroho, Bunafit. Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Gava Media, 2004.

Page 6: skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/RANCANG BANGUN DAN... · Web viewUntuk itulah dengan perancangan sistem kalkulasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam