balut bidai
DESCRIPTION
balut bidaiTRANSCRIPT
FRAKTUR Fraktur adalah keadaan dimana terpisahnya sebagian
atau seluruh hubungan antara jaringan tulang Klasifikasi fraktur: Berdasarkan tempat Komplit Berdasarkan luas dan garis fraktur
Tidak komplit Berdasarrkan bentuk dan jumlah garis patah:
- Fraktur kominit- Fraktur segmental- Fraktur multipel Terbuka
Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar Tertutup
Berdasarkan bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma:- Garis patah melintang - Oblik/miring- Spiral/ melingkari tulang - Kompresi- Avulsi/ trauma tarikkan atau insersi otot pada insersinya, misal pada patella.
PEMBIDAIAN Jenis Pembidaian :Pembidaian sebagai tindakan
pertolongan sementara (dilakukan di tempat, bidai yang digunakan seadanya, bertujuan untuk mengurangi nyeri dan menghindari kerusakkan yang lebih berat.)
Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif (dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, untuk proses penyembuhan, alat khusus sesuai standar pelayanan.)
Jenis Bidai:Bidai keras (terbuat dari kayu, aluminium,
karton, plastik, bahan yang kuat dan ringan.)Bidai traksi (bidai bentuk jadi dan bervariasi
tergantung pembuatannya, digunakan oleh yang terlatih khusus.)
Bidai improvisasi (bahan cukup kuat dan ringan untuk penopang, tergantung dari bahan yang tersedia.)
Gendongan/ Belat dan bebat (pembidaian menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela.)
Tujuan: Mencegah pergerakkan bagian yang
sakit sehingga mengurangi nyeri dan kerusakan lebih parah.
Mempertahankan posisi nyaman. Mempermudah transportasi korban. Mengistirahatkan bagian tubuh yang
cidera. Mempercepat penyembuhan.
Indikasi Pembidaian: Adanya fraktur (terbuka dan tertutup) Adanya kecurigaan terjadinya fraktur Dislokasi persendian
Persiapan alat: Bidai dapat menggunakan alat bidai standar atau
dibuat sendiri Bidai yang terbuat dari benda keras sebaiknya
dibalut dulu dengan bahan yang lembut Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat
untuk pembidaian bisa berasal dari pakaian atau bahan lainnya.
Prinsip umum tindakan pembidaian
Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur)
Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami cedera secara perlahan dan hati-hati
Fraktur pada tulang panjang dapat terbantu dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian, tetapi jika saat melakukan tarikan terdapat tahanan yang kuat, krepitasi, atau pasien kesakitan, jangan dipaksakan
Beri bantalan dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada daerah tubuh yang keras
Ikatlah bidai diatas dan bawah luka/ fraktur Pastikan bidai rapat tapi tidak terlalu kencang Pastikan ujung bidai tidak menekan ketiak
atau pantat Harus selalu diingat bahwa improvisasi
seringkali diperlukan dalam tindakan pembidaian
Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus dengan perban elastis
Teknik Pembidaian Pada Berbagai Lokasi Cedera Fraktur cranium dan tulang wajah
Hindari penekanan pada tempat yang dicurigai terjadi fraktur. Curigai terjadi fraktur pada tulang belakang sehingga harus diimobilisasi.
Pembidaian leherPada kondisi darurat bisa dilakukan dengan pembalutan, tetapi paling baik dilakukan dengan menggunakan cervical collar.
Tulang klavikulaDilakukan secara konservatif yaitu dengan “ransel bandage”
Tulang iga
Upaya agar bagian patahan tulang tidak melukai paru. Upaya terbaik adalah dengan memasang bantalan dan balutan lebut pada dinding dada, rekatkan lengan pada sisi dada yang cedera sehingga menempel secara nyaman pada dada pasien yang trauma
Lengan atas
Pasang sling untuk gendongan lengan bawah sehingga siku berbentuk 90 derajat
Lengan bawah
Flexikan lengan yang cedera (90 derajat), letakkan kain sling pada siku dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. Ikatlah 2 ujung sling pada bahu yang dimaksud.
Fraktur tangan dan pergelangan tanganDibidai dengan posisi senatural mungkin
Tulang jariDibidai dengan kayu kecil atau difiksasi pada jari sebelahnya yang tidak cedera
Tulang punggungDibidai dengan spine board
Fraktur panggulEvakuasi harus menggunakan tandu. Tungkai yang cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai yang tidak cedera sebagai bidai
Tungkai atasBidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan dibawah lutut pada tungkai yang cedera
Fraktur/ diskolasi sendi lututBidai memanjang antara pinggul sampai pergelangan kaki
Tungkai bawahLetakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki, pasang bidai pasangan diatas tungkai bawah, ikatlah bidai, pastikan lutut dan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik
Fraktur/dislokasi pergelangan kakiGunakan pula “figure of eight”, cukup dengan pembalutan
Fraktur/dislokasi jari kakiDibantu dengan merekatkan jari yang cedera pada jari di sebelahnya
PEMBALUT dan PENUTUPAN LUKA Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk
mempertahankan penutup luka. Bahan dapat dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut:- Penekanan untuk menghentikan pendarahan- Mempertahankan penutup luka pada tempatnya- Penopang bagian tubuh yang cedera- Membantu proses penyembuhan
Jenis Pembalut:- Pembalut pita/ gulung- Pembalut segitiga (mitella)- Pembalut penekan.
Pembalutan:- Jangan memasang pembalut sampai perdarahan berhenti- Jangan membalut terlalu kencang atau longgar- Jangan biarkan ujung bahan terurai agar tidak tersangkut- Bila luka kecil, sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar- Jangan menutupi ujung jari- Pada anggota gerak, pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh- Lakukan pembalutan pada posisi yang diinginkan
Fungsi penutup luka:- Membantu mengendalikan perdarahan- Mencegah kontaminasi lebih lanjut- Mempercepat penyembuhan- Mengurangi nyeri
Penggunaan penutup luka penekan:- Tempatkan penutup luka kassa steril langsung diasat luka dan tekan- Beri bantalan penutup luka- Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka- Balut- Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka
Fraktur Kecurigaan adanya fraktur dapat diketahui dari:1. Pasien merasa tulangnya patah atau terdengar bunyi “krek”2. Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat3. Pasien tidak mampu menggerakkan yang cedera4. Posisi ekstremitas abnormal5. Memar dan bengkak6. Perubahan bentuk7. Nyeri gerak aktif dan pasif dengan nyeri sumbu8. Pasien merasa sensasi seperti jeruji ketika bergerak
(krepitasi)9. Fungsiolesa10. Ada/ tidak ada perdarahan11. Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi
cedera12. Kram otot di sekitar lokasi cedera
Penatalaksanaan fraktur:1. BLS2. Tenangkan penderita3. Pemeriksaan/ cari tanda fraktur atau dislokasi4. Jelaskan secara singkat tentang tindakan yang
dilakukan5. Minimalisir gerakan daerah luka6. Gunting bagian pakaian sekitar area fraktur7. Jika ada luka terbuka tangani perdarahan lebih dulu8. Pasang collar brace9. Tindakan meluruskan ekstremitas sebaiknya hanya
dilakukan jika ada gangguan denyut nadi atau sensasi raba
10. Periksa sirkulasi distal dari lokasi fraktur11. Jika bagian ekstremitas yang cedera
mengalami edema, maka sebaiknya perhiasan pada lokasi tersebut dilepaskan
12. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang esensial. Manipulasi terhadap fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah