balut bidai

21
BALUT BIDAI Diklat Basic Life Support – TBMT XI

Upload: shendy-noor-pratiwi

Post on 26-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

balut bidai

TRANSCRIPT

BALUT BIDAI

Diklat Basic Life Support – TBMT XI

FRAKTUR Fraktur adalah keadaan dimana terpisahnya sebagian

atau seluruh hubungan antara jaringan tulang Klasifikasi fraktur: Berdasarkan tempat Komplit Berdasarkan luas dan garis fraktur

Tidak komplit Berdasarrkan bentuk dan jumlah garis patah:

- Fraktur kominit- Fraktur segmental- Fraktur multipel Terbuka

Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar Tertutup

Berdasarkan bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma:- Garis patah melintang - Oblik/miring- Spiral/ melingkari tulang - Kompresi- Avulsi/ trauma tarikkan atau insersi otot pada insersinya, misal pada patella.

PEMBIDAIAN Jenis Pembidaian :Pembidaian sebagai tindakan

pertolongan sementara (dilakukan di tempat, bidai yang digunakan seadanya, bertujuan untuk mengurangi nyeri dan menghindari kerusakkan yang lebih berat.)

Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif (dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, untuk proses penyembuhan, alat khusus sesuai standar pelayanan.)

Jenis Bidai:Bidai keras (terbuat dari kayu, aluminium,

karton, plastik, bahan yang kuat dan ringan.)Bidai traksi (bidai bentuk jadi dan bervariasi

tergantung pembuatannya, digunakan oleh yang terlatih khusus.)

Bidai improvisasi (bahan cukup kuat dan ringan untuk penopang, tergantung dari bahan yang tersedia.)

Gendongan/ Belat dan bebat (pembidaian menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela.)

Tujuan: Mencegah pergerakkan bagian yang

sakit sehingga mengurangi nyeri dan kerusakan lebih parah.

Mempertahankan posisi nyaman. Mempermudah transportasi korban. Mengistirahatkan bagian tubuh yang

cidera. Mempercepat penyembuhan.

Indikasi Pembidaian: Adanya fraktur (terbuka dan tertutup) Adanya kecurigaan terjadinya fraktur Dislokasi persendian

Persiapan alat: Bidai dapat menggunakan alat bidai standar atau

dibuat sendiri Bidai yang terbuat dari benda keras sebaiknya

dibalut dulu dengan bahan yang lembut Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat

untuk pembidaian bisa berasal dari pakaian atau bahan lainnya.

Prinsip umum tindakan pembidaian

Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur)

Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami cedera secara perlahan dan hati-hati

Fraktur pada tulang panjang dapat terbantu dengan traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian, tetapi jika saat melakukan tarikan terdapat tahanan yang kuat, krepitasi, atau pasien kesakitan, jangan dipaksakan

Beri bantalan dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada daerah tubuh yang keras

Ikatlah bidai diatas dan bawah luka/ fraktur Pastikan bidai rapat tapi tidak terlalu kencang Pastikan ujung bidai tidak menekan ketiak

atau pantat Harus selalu diingat bahwa improvisasi

seringkali diperlukan dalam tindakan pembidaian

Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus dengan perban elastis

Teknik Pembidaian Pada Berbagai Lokasi Cedera Fraktur cranium dan tulang wajah

Hindari penekanan pada tempat yang dicurigai terjadi fraktur. Curigai terjadi fraktur pada tulang belakang sehingga harus diimobilisasi.

Pembidaian leherPada kondisi darurat bisa dilakukan dengan pembalutan, tetapi paling baik dilakukan dengan menggunakan cervical collar.

Tulang klavikulaDilakukan secara konservatif yaitu dengan “ransel bandage”

Tulang iga

Upaya agar bagian patahan tulang tidak melukai paru. Upaya terbaik adalah dengan memasang bantalan dan balutan lebut pada dinding dada, rekatkan lengan pada sisi dada yang cedera sehingga menempel secara nyaman pada dada pasien yang trauma

Lengan atas

Pasang sling untuk gendongan lengan bawah sehingga siku berbentuk 90 derajat

Lengan bawah

Flexikan lengan yang cedera (90 derajat), letakkan kain sling pada siku dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. Ikatlah 2 ujung sling pada bahu yang dimaksud.

Fraktur tangan dan pergelangan tanganDibidai dengan posisi senatural mungkin

Tulang jariDibidai dengan kayu kecil atau difiksasi pada jari sebelahnya yang tidak cedera

Tulang punggungDibidai dengan spine board

Fraktur panggulEvakuasi harus menggunakan tandu. Tungkai yang cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai yang tidak cedera sebagai bidai

Tungkai atasBidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan dibawah lutut pada tungkai yang cedera

Fraktur/ diskolasi sendi lututBidai memanjang antara pinggul sampai pergelangan kaki

Tungkai bawahLetakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki, pasang bidai pasangan diatas tungkai bawah, ikatlah bidai, pastikan lutut dan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik

Fraktur/dislokasi pergelangan kakiGunakan pula “figure of eight”, cukup dengan pembalutan

Fraktur/dislokasi jari kakiDibantu dengan merekatkan jari yang cedera pada jari di sebelahnya

PEMBALUT dan PENUTUPAN LUKA Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk

mempertahankan penutup luka. Bahan dapat dibuat dari bermacam materi kain.

Fungsi pembalut:- Penekanan untuk menghentikan pendarahan- Mempertahankan penutup luka pada tempatnya- Penopang bagian tubuh yang cedera- Membantu proses penyembuhan

Jenis Pembalut:- Pembalut pita/ gulung- Pembalut segitiga (mitella)- Pembalut penekan.

Pembalutan:- Jangan memasang pembalut sampai perdarahan berhenti- Jangan membalut terlalu kencang atau longgar- Jangan biarkan ujung bahan terurai agar tidak tersangkut- Bila luka kecil, sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar- Jangan menutupi ujung jari- Pada anggota gerak, pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh- Lakukan pembalutan pada posisi yang diinginkan

Fungsi penutup luka:- Membantu mengendalikan perdarahan- Mencegah kontaminasi lebih lanjut- Mempercepat penyembuhan- Mengurangi nyeri

Penggunaan penutup luka penekan:- Tempatkan penutup luka kassa steril langsung diasat luka dan tekan- Beri bantalan penutup luka- Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka- Balut- Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka

Fraktur Kecurigaan adanya fraktur dapat diketahui dari:1. Pasien merasa tulangnya patah atau terdengar bunyi “krek”2. Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat3. Pasien tidak mampu menggerakkan yang cedera4. Posisi ekstremitas abnormal5. Memar dan bengkak6. Perubahan bentuk7. Nyeri gerak aktif dan pasif dengan nyeri sumbu8. Pasien merasa sensasi seperti jeruji ketika bergerak

(krepitasi)9. Fungsiolesa10. Ada/ tidak ada perdarahan11. Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi

cedera12. Kram otot di sekitar lokasi cedera

Penatalaksanaan fraktur:1. BLS2. Tenangkan penderita3. Pemeriksaan/ cari tanda fraktur atau dislokasi4. Jelaskan secara singkat tentang tindakan yang

dilakukan5. Minimalisir gerakan daerah luka6. Gunting bagian pakaian sekitar area fraktur7. Jika ada luka terbuka tangani perdarahan lebih dulu8. Pasang collar brace9. Tindakan meluruskan ekstremitas sebaiknya hanya

dilakukan jika ada gangguan denyut nadi atau sensasi raba

10. Periksa sirkulasi distal dari lokasi fraktur11. Jika bagian ekstremitas yang cedera

mengalami edema, maka sebaiknya perhiasan pada lokasi tersebut dilepaskan

12. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang esensial. Manipulasi terhadap fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah