balai pelestarian cagar budaya provinsi...

33

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

Rencana Strategis (Renstra)Balai Pelestarian Cagar Budaya

Provinsi Aceh

Tahun 2020-2024

Page 2: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

PROVINSI ACEH

TAHUN 2020-2024

Page 3: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayahNya

Rencana Strategis (Renstra) Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh Periode Tahun 2020 -

2024 dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Dokumen Renstra ini disusun dengan mengacu pada Renstra Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, dan memuat visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi, serta

kegiatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh selama 5 (lima) tahun ke depan.

Dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk dapat melaksanakan rencana yang telah tersusun.

Semoga Renstra ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan arah dalam upaya mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan Renstra ini,

diucapkan terima kasih. Semoga upaya dan partisipasi tersebut menjadi salah satu wujud nyata

pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Aceh Besar, 10 Oktober 2020

Kepala BPCB Provinsi Aceh,

Nurmatias

NIP. 196912261997031001

Page 4: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

ii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .......................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1

1.2 Landasan Hukum .................................................................................................1

1.3 Kondisi Umum Pelestarian di Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya

Provinsi Aceh .......................................................................................................3

1.4 Potensi dan Permasalahan Pelestarian di Wilayah Kerja Balai Pelestarian

Cagar Budaya Provinsi Aceh ...............................................................................4

1.5 Tantangan Pelestarian di Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya

Provinsi Aceh .......................................................................................................7

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

2.1 Visi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ...........................................8

2.2 Misi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ...........................................8

2.3 Tujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh .......................................8

2.4 Sasaran Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh.......................9

2.5 Tata Nilai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ..................................10

BAB III ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS, KERANGKA REGULASI, DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ...12

3.2 Kerangka Regulasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ...................13

3.3 Kerangka Kelembagaan ......................................................................................14

3.4 Reformasi Birokrasi .............................................................................................19

Page 5: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

iii

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja ......................................................................................................22

4.2 Kerangka pendanaan ............................................................................................22

BAB V Penutup .......................................................................................................24

Lampiran ..................................................................................................................26

Page 6: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 2.1 Sasaran Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ............9

Tabel 3.1 Arah dan Strategi Kebijakan ......................................................................12

Tabel 3.2 Kerangka Regulasi .....................................................................................14

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya .............................15

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Jabatan Pelaksana Balai Pelestarian

Cagar Budaya Provinsi Aceh .....................................................................................16

Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Kelompok Jabatan Fungsional Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh................................................................................................17

Tabel 3.5 Jumlah Pegawai Non ASN Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh................................................................................................17

Tabel 3.6 Proyeksi Kebutuhan Pegawai Pada Akhir Periode Renstra 2020-2024 ....17

Tabel 3.7 Proyeksi kebutuhan jabatan Fungsional ....................................................18

Tabel 4.1 Kebutuhan Pendanaan Tahun 2020 ...........................................................23

Tabel 4.2 Kerangkan Pendanaan Rencana Strategis Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh................................................................................................23

Page 7: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun

2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan menyebutkan bahwa Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh merupakan

salah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pelestarian

cagar budaya yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal

Kebudayaan, yang mempunyai tugas melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan

pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya di wilayah kerja Provinsi Aceh dan

Sumatera Utara.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

juga menerapkan akuntabilitas kinerja yang merupakan salah satu dari delapan program yang

wajib dijalankan dalam reformasi birokrasi internal. Penerapan akuntabilitas kinerja ini

dilakukan mulai dari perencanaan (rencana strategis dan perjanjian kinerja), pengukuran

kinerja, pengelolaan kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja berdasarkan Peraturan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam hal ini Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh berkewajiban untuk menyusun rencana strategis

sebagai pedoman dalam perencanaan kinerja tahunan, pelaksanaan kegiatan, maupun untuk

evaluasi kegiatan, dan akuntabilitas kinerja.

1.2. Landasan Hukum

Rencana strategis ini disusun berdasarkan:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

4. Undang-Undang Republik Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

Page 8: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

2

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan

Aceh;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 9 Tahun 2016 Tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan

Kebudayaan;

13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2019 Tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Tahun 2020-2024;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun

2020-2024;

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

46 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun

2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Page 9: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

3

1.3. Kondisi Umum Pelestarian di Wilayah Kerja Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Provinsi Aceh

Kondisi umum organisasi dan wilayah kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program pelestarian budaya pada periode

yang telah lalu. Jenis-jenis kegiatan yang mengutamakan pelibatan publik tetap menjadi agenda

prioritas dalam program pelestarian budaya tahun 2020-2024. Pelibatan publik dalam

pelestarian budaya saat ini diwujudkan dalam jenis kegiatan yang interaktif dan menarik minat

publik dari segmen yang lebih luas, misalnya virtual tour, pemutaran film, dan berbagai jenis

lomba. Pemberdayaan komunitas yang telah terbentuk di dalam masyarakat juga meningkat,

seperti pelibatan komunitas pecinta sejarah dalam kegiatan kajian pelestarian, komunitas

otomotif dalam kegiatan touring cagar budaya, komunitas fotografi dalam rally foto cagar

budaya dan lain-lain.

Selain itu juga publik saat ini telah mulai mengenal lebih dekat dan memanfaatkan cagar

budaya dalam berbagai kegiatan yang positif seperti Pramuka dan perayaan Waisak di

Kawasan Percandian Padang Lawas, pemanfataan Tamansari Gunongan di Banda Aceh

sebagai latar belakang pentas tarian unit kegiatan kesenian mahasiswa, pemanfaatan kompleks

makam Sultan Iskandar Muda sebagai lokasi kegiatan keagamaan, dan berbagai jenis kegiatan

lainnya.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh mendorong pemerintah daerah dalam wilayah

kerjanya untuk melakukan proses registrasi budaya yang mencakup tahapan pendaftaran,

pengkajian, penetapan, pencatatan, pemeringkatan, dan penghapusan. Selain itu juga

bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam membentuk Tim Ahli Cagar Budaya untuk

mengkaji setiap warisan budaya yang didaftarkan dari tingkat kabupaten/kota. Hasil registrasi

warisan budaya tersebut selanjutnya akan diseleksi dan ditetapkan sebagai cagar budaya.

Dengan dua wilayah kerja yang meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh terus

berkembang seiring dengan perkembangan di tiap-tiap daerah. Karakter dan ciri khas yang

berbeda di masing-masing wilayah memerlukan perencanaan yang efektif dan efisien dalam

pelestarian cagar budaya, yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan pelestarian yang meliputi

pemeliharaan, pelindungan, pemugaran, dokumentasi dan bimbingan/penyuluhan, penyidikan

dan pengamanan baik cagar budaya bergerak maupun tidak bergerak guna pencapaian tujuan

yang dituangkan rencana strategis.

Page 10: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

4

1.4. Potensi dan Permasalahan Pelestarian Di Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh

a. Potensi

- Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 merupakan dasar hukum yang kuat untuk

menetapkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan pelestarian di lingkungan Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh;

- Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh memiliki Sumber Daya Manusia

(SDM), anggaran, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas yang

didukung oleh komitmen seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh;

- Wilayah kerja yang meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara memiliki potensi

yang cukup besar dalam pelestarian cagar budaya. Potensi pelestarian cagar budaya

di dua provinsi tersebut didukung oleh variasi tinggalan budaya yang beragam

mulai dari masa prasejarah, masa klasik, masa Islam, dan masa kolonial;

- Memiliki cagar budaya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

b. Kelemahan

- Belum adanya Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari undang-undang tentang

cagar budaya menyebabkan upaya pelestarian situs budaya belum dapat berjalan

maksimal. Upaya pelestarian cagar budaya hingga saat ini belum memiliki dasar

hukum yang lebih rinci bila dibanding dengan undang-undang organiknya yang

mengatur ketentuan pelestarian cagar budaya secara garis besar;

- Meskipun didukung oleh berbagai sarana, prasarana, dan komitmen seluruh SDM,

kualitas dan kuantitas SDM pelestari di Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh belum seimbang bila dibandingkan dengan luasan wilayah kerja, keragaman

cagar budaya, maupun disiplin ilmu yang dibutuhkan;

- Masih kurangnya koordinasi dan kerjasama antar instansi, pemerintah daerah,

maupun komunitas atau kelompok masyarakat dalam pelestarian cagar budaya.

c. Peluang

- Keberadaan komunitas atau kelompok masyarakat yang peduli akan kelestarian

cagar budaya baik di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara merupakan peluang yang

potensial untuk dikembangkan. Keberadaannya dalam upaya pelestarian warisan

Page 11: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

5

budaya merupakan salah satu prioritas yang harus dicapai dalam setiap kegiatan

pemanfaatan cagar budaya yang berwawasan pelestarian;

- Peran pemerintah daerah dalam menciptakan produk hukum daerah memastikan

penyelenggaraan peran pemerintah daerah dalam usaha pelestarian dan pengelolaan

cagar budaya merupakan urgensi yang mutlak;

- Memperbanyak bimbingan teknis dan diklat baik dari internal Kemendikbud

ataupun dari luar Kemendikbud untuk peningkatan kompetensi SDM;

- Pesatnya perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi pelestarian cagar

budaya, termasuk pemanfaatan media baru.

d. Permasalahan

1) Pelindungan Cagar Budaya

a. Banyak situs atau kawasan cagar budaya yang belum dibuatkan kajian delineasi

dan zonasi;

b. SDM dalam bidang pemugaran yang terbatas menyebabkan percepatan

penyelesaian pekerjaan pemugaran menjadi terhambat;

c. Cagar budaya yang berada di lokasi yang memiliki resiko atau potensi ancaman

yang tinggi (berada di wilayah rawan banjir atau longsor) dan sulit dijangkau;

d. Belum optimalnya sistem pendataan dan penyimpanan data cagar budaya yang

dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan pengambilan

kebijakan;

e. Kompetensi dan kualifikasi SDM untuk pelestarian cagar budaya yang masih

terbatas;

f. Minimnya peran aktif masyarakat dalam pelestarian cagar budaya;

g. Kesiapan pemerintah daerah dalam berbagai kegiatan pelindungan baik dari sisi

SDM maupun penganggarannya, termasuk produk hukum berupa peraturan

daerah;

h. Kewenangan yang terbatas untuk melakukan pelindungan terhadap cagar

budaya yang dimiliki perorangan atau lembaga organisasi;

i. Banyaknya permintaan dari pemerintah daerah dan stakeholder lainnya terkait

bantuan tenaga teknis pelestarian cagar budaya;

j. Belum optimalnya koordinasi serta kerjasama antar instansi dalam pelindungan

cagar budaya;

Page 12: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

6

k. Belum ada Prosedur Operasional Standar (POS) dalam setiap kegiatan

pelindungan cagar budaya;

l. Status kepemilikan lahan cagar budaya banyak yang masih dimiliki oleh

masyarakat.

2) Pengembangan Cagar Budaya

a. Masih kurangnya program yang berkaitan dengan pengembangan cagar budaya

yang meliputi penelitian, revitalisasi, dan adaptasi cagar budaya;

b. Pengembangan cagar budaya yang dilakukan oleh orang atau lembaga lain

belum sesuai dengan prinsip pelestarian;

c. SDM yang masih terbatas kompetensinya dalam pengembangan cagar budaya;

d. Belum optimalnya koordinasi serta kerjasama antar instansi dalam

pengembangan cagar budaya;

e. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap potensi pengembangan wilayah di

sekitar cagar budaya;

f. Belum ada POS dalam setiap kegiatan pengembangan cagar budaya.

3) Pemanfaatan Cagar Budaya

a. Pemanfaatan cagar budaya belum dapat dilakukan secara optimal karena belum

tercukupinya kompetensi SDM;

b. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap potensi pemanfaatan cagar budaya

yang ada di sekitarnya;

c. Kurangnya publikasi melalui media cetak, dan media elektronik;

d. Belum adanya indikator peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian

cagar budaya;

e. Belum optimalnya koordinasi serta kerjasama antar instansi dalam pemanfaatan

cagar budaya;

f. Belum ada POS dalam setiap kegiatan pemanfaatan cagar budaya.

Page 13: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

7

1.5 Tantangan Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh

Dalam periode 2020-2024 Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh dihadapkan

pada tantangan pendukungan manajemen dan tata kelola di bidang cagar budaya. Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut

dengan melakukan optimalisasi pendokumentasian data, menghasilkan naskah kajian yang baik

sehingga mampu memenuhi informasi yang tepat guna kepentingan pendidikan dan

kebudayaan, dan pengelolaan arsip yang sesuai standar.

Tata kelola kelembagaan juga membutuhkan fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan pegawai, dan pemberian dukungan peralatan, perangkat dan administrasi kepada

seluruh pegawai guna pelaksanaan e-office, e-skp, dan lain-lainnya;

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki

program Jalur Rempah Nusantara sebagai salah satu Warisan Dunia. Tahun 2020 ditetapkan

sebagai tahap untuk memperoleh kesadaran masyarakat terhadap Jalur Rempah Nusantara

dengan didukung dengan kegiatan sosialisasi. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya kegiatan

akan fokus pada kajian untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan sehingga diharapkan pada

tahun 2024 atau 2025 Jalur Rempah Nusantara sudah dapat ditetapkan sebagai Warisan Dunia

oleh UNESCO;

Pandemi virus corona yang juga membawa dampak terhadap pelaksanan tugas-tugas

pelestarian. Sejak merebaknya wabah virus corona aktivitas pelestarian juga mengalami

berbagai kendala. Kondisi kenormalan baru (New Normal) dengan protokol kesehatan juga

mengharuskan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh diharapkan dapat menjawab

tantangan itu dengan ikut beradaptasi termasuk dalam kegiatan pelestarian.

Page 14: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

8

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI ACEH

2.1 Visi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2020-2024, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh telah merumuskan

visi yang akan dicapai hingga tahun 2024. Adapun visi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh tahun 2020-2024 adalah:

“Mewujudkan ketahanan dan pemajuan kebudayaan melalui pelestarian cagar budaya

berbasis pengelolaan cagar budaya secara menyeluruh dan terpadu di Provinsi Aceh dan

Sumatera Utara”

2.2 Misi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Dalam rangka mencapai visi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh, maka misi Balai

Pelestarian Cagar Budaya di Provinsi Aceh tahun 2020-2024 yaitu:

1. Pengelolaan cagar budaya secara prioritas menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan;

2. Berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola organisasi yang tangkas dan tanggap;

3. Memperkuat ekosistem ketahanan budaya Indonesia untuk pemajuan kebudayaan di bidang

cagar budaya agar mampu mengoptimalkan peran kebudayaan dalam pembangunan;

4. Kemitraan dan sinergitas dengan seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan cagar

budaya.

2.3 Tujuan Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Sesuai dengan visi dan misinya, maka tujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

tahun 2020-2024 yaitu:

1. Mewujudkan pengelolaan cagar budaya yang menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan;

2. Mendorong peran aktif tenaga profesional dalam mewujudkan tata kelola organisasi yang

tangkas dan tanggap;

Page 15: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

9

3. Menciptakan jaringan kerja di bidang cagar budaya yang memperkuat ekosistem ketahanan

budaya Indonesia untuk pemajuan kebudayaan agar mampu mengoptimalkan peran

kebudayaan dalam pembangunan;

4. Memperkuat kemitraan dan sinergitas dengan seluruh pemangku kepentingan dalam

pengelolaan cagar budaya.

2.4 Sasaran Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis pembangunan kebudayaan di bidang cagar

budaya, maka diperlukan sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang akan dicapai pada

tahun 2024, selanjutnya ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur

apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan di capai pada masa

depan (tahun 2024). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian tujuan strategis adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Sasaran Strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Kode Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis

SSI

Pelindungan, Pengembangan dan

Pemanfaatan Cagar Budaya

Jumlah acara internalisasi cagar budaya

Jumlah cagar budaya yang dilestarikan (cagar

budaya yang dilindungi,

dikembangkan dan dimanfaatkan)

Jumlah naskah hasil kajian pelestarian cagar

budaya

Dukungan Manajeman Jumlah dukungan manajemen satuan kerja

Sasaran strategis ini berorientasi pada kegiatan yang berwujud pada pelestarian cagar

budaya. Pengukuran ketercapaian sasaran strategis ini diantaranya melalui acara internalisasi cagar

budaya yang sudah ditetapkan dan dilestarikan dalam artian berfokus pada cagar budaya peringkat

nasional dan jejak warisan budaya jalur rempah.

Page 16: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

10

2.5 Tata Nilai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan tata nilai yang sesuai dan mendukung.

Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam

menjalankan tugas. Tata nilai yang diutamakan dalam Rencana Strategis Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh Tahun 2020-2024 mengacu pada tata nilai yang berlaku di lingkungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1. Integritas

Memiliki keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pegawai Balai Pelestarian

Cagar Budaya Provinsi Aceh konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur

dan keyakinan, terutama dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban

kepercayaan.

2. Kreatif dan Inovatif.

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh memiliki kemampuan untuk

menciptakan hal yang baru dan berbeda dari yang sudah ada atau dikenal sebelumnya. Hal

tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat.

3. Inisiatif

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh melakukan sesuatu hal tanpa

menunggu perintah terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil

pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah.

4. Pembelajaran

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh selalu berusaha mengembangkan

kompetensi dan profesionalisme. Pegawai memiliki keinginan dan berusaha untuk selalu

menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, serta mampu

mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian.

5. Menjunjung Meritrokasi

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh memiliki pandangan yang

memberikan peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya.

6. Terlibat Aktif

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh berusahan mencapai tujuan bersama

serta memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

Page 17: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

11

7. Tanpa Pamrih

Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh selalu bekerja dengan tulus ikhlas dan

penuh dedikasi. Selalu bekerja tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk

memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi.

Page 18: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

12

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Arah kebijakan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh dilaksanakan berdasarkan

arah dan kebijakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, dimana arah dan kebijakan Direktorat

Jenderal Kebudayaan dilaksanakan berdasarkan arah kebijakan nasional. Pelaksanaan arah

kebijakan ini juga sangat berkaitan erat dengan tugas dan fungsi dari Balai Pelestarian Cagar

Budaya sebagai unit pelaksana teknis dalam lingkup pelestarian cagar budaya. Adapun arah

kebijakan serta strategi pencapaian antara lain:

Tabel 3.1 Arah dan Strategi Kebijakan

No.

Agenda

Pembangunan

Nasional

Arah Kebijakan

Ditjen Kebudayaan

Arah Kebijakan

Balai

Pelestarian

Cagar Budaya

Provinsi Aceh

Strategi

1 Revolusi mental dan

pembangunan

kebudayaan

Meningkatkan

pemajuan dan

pelestarian kebudayaan

untuk memperkuat

karakter serta jati diri

bangsa dan

meningkatkan

kesejahteraan rakyat

sehingga

mempengaruhi arah

perkembangan

peradaban dunia

Peningkatan

pelestarian cagar

budaya

Pelaksanaan

pelindungan,

pengembangan,

dan pemanfaatan

cagar budaya

2 Meningkatkan

pengetahuan dan

pemahaman

masyarakat

terhadap

pelestarian cagar

budaya

Melaksanakan

sosialisasi dan

publikasi informasi

terkait dengan

pelestarian cagar

budaya

Page 19: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

13

3 Meningkatkan

kapasitas SDM

Melaksanakan

kegiatan

bimbingan teknis,

diklat, workshop,

dan atau seminar

4 Meningkatkan

penguasaan

teknologi

informasi

Melaksanakan

pelatihan teknologi

informasi dan

pengadaan sarana

prasarana yang

menunjang

5 Meningkatkan

pelayanan

terhadap

stakeholder dan

pemangku

kepentingan

Melaksanakan

kegiatan kemitraan

kepada

masyarakat,

komunitas, instansi

pemerintah, serta

stakeholder dan

pemangku

kepentingan

lainnya

3.2 Kerangka Regulasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan, diperlukan beberapa regulasi-regulasi yang

mendukung dalam pencapaian tersebut. Beberapa regulasi yang diperlukan antara lain:

Page 20: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

14

Tabel 3.2 Kerangka Regulasi

No. Kerangka Regulasi Urgensi Keperluan

1 Peraturan Pemerintah tentang

Pelestarian Cagar Budaya

Belum adanya peraturan pemerintah terkait

pelestarian cagar budaya hingga saat ini.

Pelaksanaan pelestarian cagar budaya hanya

didasarkan pada Undang-Undang No 11 Tahun

20210 tentang Cagar Budaya.

2 Peraturan Daerah untuk

Kabupaten/Kota

Pelaksanaan Undang-Undang No 11 tahun

2010 tentang Cagar Budaya memerlukan

dukungan yang lebih dari pemerintah daerah

melalui peraturan daerah yang secara spesifik

mengatur pelestarian cagar budaya di daerah

masing-masing.

3.3 Kerangka Kelembagaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh sebagai unit pelaksana teknis bidang

pelestarian cagar budaya, tugas dan fungsinya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kelola Balai Pelestarian Cagar

Budaya. Adapun tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh meliputi:

a. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar

budaya;

b. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar budaya;

c. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemugaran cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar

budaya;

d. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar budaya;

e. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar budaya;

f. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar

budaya;

g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang diduga sebagai cagar

budaya;

Page 21: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

15

h. Fasilitasi pelaksanaan pelestarian dan pengembangan tenaga teknis di bidang pelestarian

cagar budaya;

i. Pelaksanaan urusan ketatausahaan balai pelestarian cagar budaya.

Secara kelembagaan Balai Pelestarian Cagar Budaya diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 9 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebduayaan Nomor 26 tahun 2020

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Struktur organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya

Struktur organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya sesuai dengan Permendikbud No 26

Tahun 2020, terdiri dari:

Kepala

Kasubbag Tata Usaha

Jabatan Fungsional

Adapun tugas dari Sub Bagian Tata Usaha yaitu melaksanakan urusan perencanaan,

keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hubungan masyarakat, persuratan dan kearsipan, barang

Kepala

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Sub. Bagian

Tata Usaha

Page 22: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

16

milik negara dan kerumahtanggaan. Sedangkan tugas dari jabatan fungsional adalah sesuai dengan

uraian jabatan masing-masing.

Di dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, SDM sangat dibutuhkan untuk penyelesaian

pekerjaan. Kondisi pegawai yang ada di dalam satuan kerja sangat mempengaruhi pencapaian

dalam kinerja. Adapun kondisi pegawai yang ada di Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Jabatan Pelaksana

No. Jabatan Jumlah

1. Kepala 1

2 Ka. Sub Bag. Tata Usaha 1

3 Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan 2

4 Pengkaji Pelestari Cagar Budaya 3

5 Bendahara 1

6 Pengadministrasi BMN 1

7 Pengelola BMN 1

8 Verifikator Keuangan 1

9 Pengadministrasi Keuangan 1

10 Pengelola Data Organisasi dan Tata Laksana 1

11 Pengelola Data Cagar Budaya dan Koleksi Museum 2

12 Penyusun Dokumentasi dan Publikasi 2

13 Pengadministrasi Kepegawaian 1

14 Teknisi Sarana dan Prasarana 1

15 Pengadministrasi Persuratan 1

16 Pengadministrasi Perpustakaan 1

17 Teknisi Pelestari Cagar Budaya 11

18 Juru Pelihara 16

Jumlah 48

Page 23: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

17

Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Kelompok Jabatan Fungsional

No. Jabatan Jumlah

1 Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya 3

2 Pamong Budaya Ahli Pertama Bidang Cagar Budaya 2

Jumlah 5

Tabel 3.5 Jumlah Pegawai Non ASN

No. Jabatan Jumlah

1 Juru Pelihara 140

2 Satuan Pengamanan 11

3 Tenaga Teknis 1

4 Tenaga Administrasi 4

5 Pengemudi 2

6 Pramubakti 7

Jumlah 5

Adapun proyeksi kebutuhan pegawai hingga periode tahun 2024 berdasarkan analisis beban

kerja dan peta jabatan yang ada di Balai pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Proyeksi Kebutuhan Pegawai Pada Akhir Periode Renstra 2020 – 2024

No. Jabatan Jumlah

1. Kepala 1

2 Ka. Sub Bag. Tata Usaha 1

3 Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan 0

4 Pengkaji Pelestari Cagar Budaya 2

5 Bendahara 0

6 Pamong Budaya Mahir 7

7 Konservator 1

8 Analis Tata Laksana 1

Page 24: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

18

9 Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan 1

10 Arsiparis Pelaksana Lanjutan 1

11 Pamong Budaya Terampil 8

12 Arsiparis Pelaksana 1

13 Pengelola Barang Milik Negara 0

14 Pengadministrasi Barang Milik Negara 0

15 Penata Laksana Barang Milik Negara Mahir 1

16 Verifikator Keuangan 0

17 Pengadministrasi Keuangan 0

18 Pengelola Data Organisasi dan Tata Laksana 0

19 Pengelola Data Cagar Budaya dan Koleksi Museum 1

20 Penyusun Dokumentasi dan Publikasi 0

22 Pengadministrasi Kepegawaian 0

23 Teknisi Sarana dan Prasarana 1

24 Pengadministrasi Persuratan 1

25 Pengadministrasi Perpustakaan 0

26 Pustakawan Pelaksana 1

27 Teknisi Pelestari Cagar Budaya 2

28 Juru Pelihara 0

30 Registar 1

31 Polisi Khusus 5

Jumlah 37

Tabel 3.7 Proyeksi Kebutuhan Jabatan Fungsional

No. Jabatan Jumlah

1 Analisis Pengelolaan Keuangan APBN Pertama 3

2 Pranata Keuangan APBN Mahir 2

3 Analis Anggaran Pertama 2

4 Penata Laksana Barang Milik Negara Penyelia 1

5 Pamong Budaya Ahli Pertama 4

Page 25: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

19

6 Pamong Budaya Ahli Penyelia 6

Pamong Budaya Ahli Muda 4

Pamong Budaya Ahli Madya 3

Jumlah 23

3.4 Reformasi Birokrasi

Untuk menuju pembangunan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) Balai Pelestarian Cagar

Budaya Provinsi Aceh menyusun program kerja dengan fokus arah pembangunan pada 6 (enam)

komponen perubahan. Keenam komponen tersebut antara lain:

a. Manajemen Perubahan

Pelaksanaan manajemen perubahan diawali dengan membentuk tim reformasi

birokrasi sebagai agen perubahan di lingkungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh. Agen perubahan ini diharapkan mampu untuk pola pikir dan budaya kerja yang

semakin baik serta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Selain

perubahan pola pikir dan budaya kerja, agen perubahan juga diharapkan dapat mampu

membentuk lingkungan yang kondusif dalam bekerja, sehingga kondisi yang diharapkan

dapat tercapai.

b. Penataan Tata Laksana

Penataan Tata Laksana mempunyai tujuan untuk mewujudkan pelaksanaan sistem,

proses, prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur. Adapun bentuk kegiatan

penataan tata laksana yang dilakukan adalah dengan menyusun standar operasional

prosedur (POS), pemanfaatan teknologi dan informasi dalam bidang tata laksana seperti

penggunaan aplikasi e-office atau Sistem Naskah Dinas Elektronik (SINDE).

c. Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia

Penataan sistem manajemen SDM memiliki tujuan agat setiap aparatur sipil negara

memiliki kedisiplinan dan etos kerja tinggi, memiliki kinerja yang baik dan profesional

dalam melaksanakan tugasnya. Manajemen SDM atau manajemen pegawai di lingkungan

satuan kerja dapat dilakukan dengan cara:

1. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan satuan kerja;

Page 26: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

20

2. Rotasi pegawai secara internal dengan tetap memperhatikan tugas dari jabatan yang

diemban;

3. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi. Artinya adalah setiap pegawai dapat

memperoleh hak untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi keilmuannya sesuai

dengan tugas jabatannya;

4. Pemanfaatan sistem informasi pegawai (SIMPEG) secara maksimal.

d. Penguatan Akuntabilitas

Akuntabilitas kinerja dapat menunjukkan bahwa program kerja yang telah disusun

oleh instansi berhasil atau tidak. Pengukuran pencapaian kinerja diukur berdasarkan

capaian volume output dan serapan anggaran yang telah diperjanjikan pada awal tahun

anggaran. Keberhasilan pelaksanaan program kerja dapat menunjukkan keberhasilan dari

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pada

satuan kerja, dapat dilakukan dengan penguatan terhadap implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Beberapa contoh kegiatan terhadap

penguatan SAKIP itu sendiri antara lain:

1. Penyusunan rencana strategis, rencana jangka menengah, dan rencana kinerja tahunan

dengan memperhatikan arah dan kebijakan kementerian dan melihat pencapaian pada

periode renstra sebelumnya;

2. Penguatan pemantauan dan evaluasi dengan cara pengukuran rutin bulanan, tiga

bulanan, semesteran serta penguatan pelaporan kinerja secara akuntabel.

e. Penguatan Pengawasan

Penguatan pengawasan diharapkan mampu mewujudkan instansi pemerintah yang

bersih dan bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Bidang yang pada umumnya

dijadikan sebagai daerah pengawasan adalah bidang keuangan dan pengelolaan barang

jasa. Kondisi yang hendak dicapai yaitu terciptanya mekanisme dan alur pengelolaan

keuangan yang efektif, efisien, dan akuntabel sesuai dengan peraturan pengelolaan

keuangan negara. Penguatan pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan

fungsi dari Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagai kepanjangan 20 tangan

yang melaksanakan tugas pengawasan di dalam lingkup internal satuan kerja, agar dalam

Page 27: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

21

pelaksanaan program dan anggaran terbebas dari gratifikasi dan bebas dari Korupsi Kolusi

dan Nepotisme (KKN).

f. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan terus menerus agar

kebutuhan dari masyarakat dapat terpenuhi. Kualitas pelayanan yang prima tetap harus

dijaga oleh tiap instansi pemerintah, agar masyarakat dapat terpuaskan. Walaupun bukan

sebagai instansi yang bergerak dalam bidang pelayanan, tetapi pelayanan secara umum

tetap dilakukan sesuai dengan bagiannya. Salah satu bentuk pelayanan yang senantiasa

diberikan adalah pelayanan informasi akan kebutuhan masyarakat terkait cagar budaya.

Salah satu contohnya adalah kemudahan pelayanan perpustakaan dan akses pustaka

keilmuan. Selain tidak harus datang ketempat, masyarakat sekarang dapat dengan mudah

mengakses melalui internet.

Selain itu fasilitasi kemitraan juga diberikan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya

Provinsi Aceh kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah fasilitas laporan dari

masyarakat terkait objek diduga cagar budaya. Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh berusaha untuk cepat tanggap dalam menindaklanjuti setiap laporan dari masyarakat.

Page 28: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

22

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Rencana strategis di bidang penyusunan target kinerja adalah evaluasi menyeluruh

terhadap setiap komponen perencanaan. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan

setiap usulan kegiatan teknis telah disusun dengan prinsip sasaran yang terukur, berwawasan

pelestarian cagar budaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan transparan

baik dari sisi adminsitrasi, teknis, dan akademis. Keluaran yang dihasilkan selain jumlah

masyarakat yang mengapresiasi cagar budaya yang merupakan wujud pelayanan publik, juga

jumlah rekomendasi kebijakan pelestarian yang dihasilkan dari kajian pelestarian serta jumlah

cagar budaya yang dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan.

Setiap berakhir satu tahun anggaran akan diadakan rapat koordinasi internal yang

digunakan sebagai sarana evaluasi terhadap hasil kegiatan, dimana masing-masing kelompok

kerja saling memberikan umpan balik terhadap kelompok kerja lainnya. Dengan cara ini

diharapkan akan tercipta iklim yang kondusif dalam bekerja dan munculnya gagasan kegiatan

baru, dengan tetap mengacu pada visi dan misi organisasi.

Adapun kerangka pendanaan mengacu pada mekanisme penyusunan anggaran rutin yaitu

penentuan pagu indikatif hingga disahkannya pagu definitif dalam bentuk dokumen Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh setiap tahunnya.

Target kinerja yang disusun untuk 5 (lima) tahun kedepan disajikan dalam bentuk tabel

(Terlampir).

4.2 Kerangka Pendanaan

Upaya untuk mencapai tujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh dan sasaran-sasaran

strategis yang telah ditetapkan, diperlukan dukungan berbagai macam sumber daya, dukungan

dan prasarana yang memadai, dukungan regulasi, dan tentunya sumber pendanaan yang cukup.

Sehubungan dengan dukungan pendanaan, indikasi kebutuhan pendanaan untuk mencapai tujuan

dan sasaran strategis Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh dibagi ke dalam dua periode yakni

periode tahun 2020 dan periode tahun 2021-2024 berdasarkan restrukturisasi program yang

dilaksanakan mulai tahun 2021 di Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh.

Page 29: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

23

Kebutuhan pendanaan periode pertama tahun 2020 sebagaimana tertuang pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kebutuhan Pendanaan Tahun 2020

No Program Indikasi Kebutuhan

Pendanaan (Rp Miliar)

1 Program Pemajuan dan Pelestarian

Bahasa dan Kebudayaan 2.032.379

2 Program Dukungan Manajemen 8.016.642

Adapun kebutuhan pendanaan pada tahun 2021-2024, mengikuti restrukturisasi program

yang dilaksanakan mulai tahun 2021 di Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, tertuang pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kerangka Pendanaan Rencana Strategis

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh Tahun 2021-2024

No Program

Indikasi Kebutuhan Pendanaan (Rp Miliar)

Jumlah 2021 2022 2023 2024

1 Program Pemajuan

dan Pelestarian

Bahasa dan

Kebudayaan

5.890.837 7.900.837 9.950.837 11.975.837 35.718.348

2 Program Dukungan

Manajemen

9.744.300 10.844.300 11.944.300 12.994.000 45.526.900

Page 30: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

24

BAB V

PENUTUP

Renstra Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh Tahun 2020 - 2024 disusun

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penyusunan Renstra ini mempertimbangkan

seluruh capaian kinerja pelestarian cagar budaya di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara hingga

saat ini. Renstra Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh 2020 - 2024 mengakomodasi

seluruh tugas dan fungsi yang menjadi tanggungjawab Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh,

yakni melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan serta fasilitasi pelestarian

cagar budaya di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Renstra Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh 2020 - 2024 menjabarkan visi

misi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh beserta sasaran nasional yang tertera dalam

Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 - 2024. Dokumen Renstra Balai

Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh 2020 - 2024 menjabarkan secara jelas arah kebijakan

serta target kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh untuk lima tahun mendatang

sehingga segala usulan teknis kegiatan pelestarian cagar budaya di Provinsi Aceh dan Sumatera

Utara mendatang dapat mengacu pada dokumen renstra ini sesuai dengan prinsip sasaran yang

terukur, berwawasan pelestarian cagar budaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara

akuntabel dan transparan. Adapun kerangka pendanaan mengacu pada mekanisme penyusunan

anggaran rutin yaitu penentuan pagu indikatif hingga disahkannya pagu defenitif dalam bentuk

dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh setiap tahunnya. Dokumen Renstra ini merupakan dasar dan acuan dalam menyusun

rencana kerja dan RKA-KL, laporan tahunan, serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

Evaluasi berjalannya Renstra Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh 2020 - 2024

tentunya perlu dilakukan setiap tahun. Rapat koordinasi internal merupakan sarana evaluasi

terhadap hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi

Aceh. Kegiatan evaluasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu keluaran (output) dan

hasil (outcome) guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemanfaatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Renstra Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh ini diharapkan dapat dipahami

serta dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan kebudayaan di Provinsi Aceh dan Sumatera

Utara maupun seluruh masyarakat umum. Dengan demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif

secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan pembangunan bidang kebudayaan, termasuk

Page 31: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

25

memberi kritik, evaluasi, dan rekomendasi. Pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi

diharapkan mampu meningkatkan hasil pembangunan bidang kebudayaan selama 5 (lima)

tahun mendatang.

Page 32: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

26

Lampiran 1

Formulir Rencana Strategis BPCB Aceh Tahun 2020 s/d 2024

Visi Misi Tujuan

Strategis

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja

Baseline

(Tahun ke-

1)1

Target Kinerja Rencana Anggaran

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Mewujudkan

ketahanan dan

pemajuan kebudayaan

melalui pelestarian

cagar budaya berbasis

pengelolaan cagar

budaya secara

menyeluruh dan

terpadu di Provinsi

Aceh dan Sumatera

Utara

Pengelolaan cagar

budaya secara

prioritas menyeluruh,

terpadu dan

berkelanjutan;

Mewujudkan

pengelolaan cagar

budaya yang

menyeluruh, terpadu

dan berkelanjutan;

Pelindungan,

Pengembangan

dan

Pemanfaatan

Cagar Budaya

Jumlah

Masyarakat

yang

mengapresiasi

Cagar Budaya

2.800

orang

2.800

orang

1.600

orang

1.800

orang

2.000

orang

2.200

orang

250 jt 630 jt 630 jt 630 jt 650 jt

Berperan aktif dalam

mewujudkan tata

kelola organisasi

yang tangkas dan

tanggap;

Mendorong peran

aktif tenaga

profesional dalam

mewujudkan tata

kelola organisasi

yang tangkas dan

tanggap;

Jumlah Naskah

Hasil Kajian

Pelestarian

Cagar Budaya

4

Rekomendasi

4

Rekom

endasi

14

Reko

mend

asi

15

Reko

mend

asi

16

Reko

mend

asi

16

Reko

mend

asi

75 jt 2,1 M 2,1 M 2,2 M 2,2 M

Page 33: Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Acehkebudayaan.kemdikbud.go.id/.../2020/11/RENSTRA-BPCB-ACEH.pdf · 2020. 11. 24. · Aceh saat ini tidak dapat dilepaskan dari capaian program

27

Memperkuat

ekosistem ketahanan

budaya Indonesia

untuk pemajuan

kebudayaan di bidang

cagar budaya agar

mampu

mengoptimalkan

peran kebudayaan

dalam pembangunan;

Menciptakan jaringan

kerja di bidang cagar

budaya yang

memperkuat

ekosistem ketahanan

budaya Indonesia

untuk pemajuan

kebudayaan agar

mampu

mengoptimalkan

peran kebudayaan

dalam pembangunan;

Jumlah Cagar

Budaya yang

dilestarikan

20 unit 20 unit 23

unit

25

unit

25

unit

30

unit

800 jt 5,2 M 5,2 M 5,2 M 5,3 M

Kemitraan dan

sinergitas dengan

seluruh pemangku

kepentingan dalam

pengelolaan cagar

budaya

Memperkuat

kemitraan dan

sinergitas dengan

seluruh pemangku

kepentingan dalam

pengelolaan cagar

budaya;