balai besar logam dan mesin lembaga sertifikasi …
TRANSCRIPT
BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung 40135 Telp. (022) 2503171
Fax. (022) 2503978
Halaman 1 dari 29
SKEMA SERTIFIKASI
SNI 1154:2016 Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan Dipilin untuk
Konstruksi Beton Pratekan (PC Strand/KBjP-P7)
SNI 1155:2016 Kawat Baja Tanpa Lapisan untuk Konstruksi Beton
Pratekan (PC Wire/KBjP)
SNI 7701:2016 Kawat Baja Quens (Quench) Temper untuk Konstruksi
Beton Pratekan (PC Bar/KBjP-Q)
A. RUANG LINGKUP
Skema ini berlaku untuk sertifikasi awal, surveilans, dan sertifikasi
ulang/resertifikasi dalam rangka pemberlakuan SNI 1154:2016 Tujuh
Kawat Baja Tanpa Lapisan Dipilin untuk Konstruksi Beton Pratekan
(PC Strand/KBjP-P7), SNI 1155:2016 Kawat Baja Tanpa Lapisan
untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Wire/KBjP), dan SNI 7701:2016
Kawat Baja Quens (Quench) Temper untuk Konstruksi Beton
Pratekan (PC Bar/KBjP-Q)
B. ACUAN NORMATIF
Standar produk yang menjadi acuan
Jenis Produk Nomor SNI No. Pos Tarif / HS Code
Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan
Dipilin untuk Konstruksi Beton
Pratekan (PC Strand/KBjP-P7)
1154:2016 Ex. 7312.10.91
Ex. 7312.10.99
Kawat Baja Tanpa Lapisan untuk
Konstruksi Beton Pratekan (PC
Wire/KBjP)
1155:2016
Ex.7217.10.33
Ex. 7217.10.39
Ex. 7229.20.00
Ex. 7229.90.20
Halaman 2 dari 29
Ex. 7229.90.99
Kawat Baja Quens (Quench)
Temper untuk Konstruksi Beton
Pratekan (PC Bar/KBjP-Q)
7701:2016
Ex. 7217.10.22
Ex 7217.10.29
Ex. 7229.20.00
Ex. 7229.90.99
Skema ini mengacu pada Permenperin nomor 28 Tahun 2017 Tentang
Pemberlakuan SNI Kawat baja Beton Pratekan untuk keperluan
konstruksi beton secara wajib.
C. DEFINISI
1. Tujuh kawat baja tanpa lapisan dipilin untuk konstruksi beton
pratekan, yang selanjutnya disebut PC Strand/KBj-P7, adalah
gabungan kawat baja yang dihasilkan dari batang kawat baja dan
diproses dengan cara tarik dingin (cold wire drawing) sebanyak 7
(tujuh) batang yang dipilin, untuk dihilangkan sisa tegangannya
dengan proses perlakuan panas (stress relieving) secara
berkelanjutan hingga mencapai sifat mekanis sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan dan digunakan pada konstruksi beton
pratekan.
2. Kawat Baja tanpa Lapisan untuk Kontruksi Beton Pratekan, yang
selanjutnya disebut PC Wire/KBjP, adalah kawat baja berpenampang
bundar yang diberi lekukan pada permukaannya dan diproses dari
batang kawat baja dengan cara tarik dingin (cold wire drawing) untuk
dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas (stress
relieving) secara berkelanjutan hingga mencapai sifat mekanis sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan dan digunakan pada konstruksi
beton pratekan.
3. Kawat Baja Quens (Quench) Temper untuk Konstruksi Beton
Pratekan, yang selanjutnya disebut PC Bar/KBjP-Q, adalah kawat
baja berpenampang bulat dengan permukaan polos, bersirip, beralur
Halaman 3 dari 29
atau berlekuk, yang dilakukan proses perlakuan panas dan
didinginkan dengan cepat (quench) untuk menghasilkan sisa
tegangannya dengan proses perlakuan panas (tempering) secara
berkelanjutan untuk mencapai sifat mekanis sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan dan digunakan untuk konstruksi beton
pratekan.
D. TATA CARA MEMPEROLEH SPPT-SNI
Tata cara memperoleh SPPT-SNI dilakukan berdasarkan sistem
sertifikasi Tipe 5.
Tata cara sistem sertifikasi tipe 5 dilakukan dengan tahapan berikut:
NO KETENTUAN URAIAN
TAHAP I : SELEKSI
1. Permohonan 1) Surat Aplikasi Permohonan dan daftar
Isian Permohonan;
2) Dokumen legal Produsen antara lain:
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan
atau akte sejenis bagi produsen luar
negeri yang sudah diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia oleh
penterjemah tersumpah di Indonesia;
b. Fotokopi Izin Usaha Industri (IUI) atau
Tanda Daftar Industri (TDI) bagi
produsen dalam negeri atau izin
sejenis bagi produsen luar negeri yang
sudah diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia oleh penterjemah
tersumpah di Indonesia;
c. Fotokopi NPWP Produsen, Perwakilan
Produsen dan/ atau Perusahaan
Importir;
Halaman 4 dari 29
d. TDP/ Izin Prinsip/ NIB/ API
e. SIUP
f. Izin Tempat Usaha
g. Merk :
- Surat tanda daftar Merek atau
fotokopi sertifikat Merek yang
diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual,
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
h. Contract Agreement Manufacturer
importir dan bukti serap.
i. Surat pendelegasian tanggung jawab
dari produsen ke perwakilan atau
importir
j. Realisasi produksi 3 tahun terakhir
(produsen)
k. Realisasi import 3 tahun terakhir atau
6 bulan terakhir untuk perwakilan
atau importir baru (import)
l. Questionare (untuk produsen luar
negeri)
3) Kelengkapan dokumen lainnya antara
lain:
a. Fotokopi sertifikat SMM SNI ISO
9001:2015.
b. Dokumen sistem manajemen mutu
sesuai SNI ISO 9001:2015 dalam
Bahasa Indonesia, meliputi:
− Panduan Mutu (bila ada)
− Dokumen analisa resiko;
Halaman 5 dari 29
− Struktur organiasasi
− Diagram alir proses produksi dalam
bahasa Indonesia;
− Daftar peralatan utama produksi
sebagai dasar untuk melakukan
verifikasi fasilitas kemampuan
produksi;
− Daftar pengendalian mutu produk;
dari bahan baku sampai produk
akhir;
− Daftar Informasi terdokumentasi;
− Laporan pengawasan berkala
terakhir ISO 9001:2015;
− Laporan audit internal;
− Laporan Tinjauan Manajemen;
c. Ilustrasi pembubuhan tanda SNI;
d. Gambar atau desain dan foto
kemasan produk;
e. Laporan hasil uji produk di pabrik
(untuk minimal satu sampel
produk dari tiga jenis produk)
Keterangan :
LSPro memastikan ketentuan penandaan
pada produk dan kemasan sesuai dengan
SNI atau juknis.
2 Sistem Manajemen
yang diterapkan
Menerapkan SNI ISO 9001:2015 atau
perubahannya
Halaman 6 dari 29
3. Durasi audit
*mandays = orang hari = jumlah minimal
pelaksanaan audit (orang hari)
Catatan :
- Jika auditor merangkap sebagai Petugas
Pengambil Contoh (PPC), maka
pelaksanaannya di luar waktu audit;
- Durasi audit tersebut diatas tidak
termasuk waktu perjalanan.
Jumlah Lokasi
Proses DN LN
Baru, Resertifikasi 4* 6*
4. Petugas Pengambil
Contoh (PPC)
Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang
terdaftar di LSPro dan ditugaskan oleh LSPro
Catatan:
LSPro dapat memberikan kewenangan
kepada PPC untuk melakukan pengukuran
panjang pada saat pengambilan contoh
dengan alat yang terkalibrasi.
5 Laboratorium Uji
yang digunakan
1) Laboratorium Penguji yang telah
diakreditasi oleh KAN dengan ruang
lingkup kawat baja beton pratekan untuk
konstruksi beton dan ditunjuk oleh
menteri.
2) Jika Laboratorium Penguji merupakan
sumber daya eksternal dari LSPro, maka
harus dilengkapi dengan perjanjian
Subkontrak.
6 Kajian Permohonan 1) Dilakukan oleh personil yang mempunyai
kompetensi untuk melakukan kajian
permohonan.
Halaman 7 dari 29
2) Kajian permohonan dilakukan terhadap
kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, dan
pemenuhan dokumen permohonan
terhadap SNI, Juknis dan skema ini.
TAHAP II: DETERMINASI
1. Audit Tahap I (Audit
Kecukupan)
1. Dokumen SMM termasuk daftar informasi
terdokumentasi (untuk pemohon dari luar
negeri diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia dan dokumen legalitas
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
oleh penerjemah tersumpah).
2. Fasilitas proses produksi meliputi
peralatan produksi minimal dan quality
control yang harus diverifikasi oleh
auditor.
3. Melakukan tinjauan dokumen proses
produksi dan sistem manajemen yang
disediakan oleh pemohon untuk
menentukan kesiapan penilaian di
lapangan.
4. Apabila perusahaan telah memiliki
sertifikat SMM, maka audit tahap I dapat
ditiadakan, namun prosesnya
dilaksanakan pada saat kajian
permohonan.
5. Peralatan QC minimal yang harus ada :
a. Alat pengukuran dimensi dengan
ketelitian 0,01 mm
b. Peralatan uji tarik
c. Pelatan pengujian relaksasi
Halaman 8 dari 29
2. a. Audit Kesesuaian
(Audit Tahap 2):
1. Auditor harus menyiapkan rencana audit
(audit plan) dan rencana pengambilan
contoh (sampling plan) yang disiapkan
Oleh PPC sesuai dengan jenis produk yang
diajukan.
2. Minimal salah seorang dari Tim Auditor
harus mempunyai kompetensi proses
produksi kawat baja beton pratekan untuk
keperluan kontruksi beton. Jika tidak ada,
maka harus menggunakan tenaga ahli
dari luar.
3. Yang melakukan audit pada QA/ QC dan
proses produksi harus mempunyai latar
belakang pengetahuan kawat baja beton
pratekan untuk keperluan konstruksi
beton.
b. Lingkup yang
diaudit
1. Audit SMM
Pada saat sertifikasi awal/resertifikasi,
audit dilakukan pada seluruh elemen.
2. Asesmen proses produksi:
Konsistensi produk yang diajukan untuk
sertifikasi harus diperiksa di pabrik.
Penilaian asesmen produksi dilakukan
untk memverifikasi:
a. Fasilitas, peralatan, personal, dan
prosedur yang digunakan pada proses
produksi;
b. Kemampuan dan kompetensi untuk
memantau, mengukur, dan menguji
produk sebelum dan setelah produksi;
c. Pengambilan contoh dan pengujian
Halaman 9 dari 29
yang dilakukan oleh pebrik untuk
memelihara konsistensi produk
sehingga dapat menjamin kesesuaian
persyaratan produk;
d. Pengendalian proses produksi kawat
baja beton pratekan untuk keperluan
konstruksi beton sesuai dengan huruf
G dokumen skeman sertifikasi ini;
e. Kemampuan pabrik untuk
mengidentifikasi dan memisahkan
produk yang tidak sesuai;
f. Tim audit melakukan verifikasi
kemampuan fasilitas produksi
(termasuk kapasitas produksi per jenis
produk) untuk memastikan apakah
perusahaan mampu menghasilkan
produk yang dimohonkan;
g. Proses utama untuk menghasilkan
kawat baja pratekan tidak boleh
dilakukan oleh pihak ketiga
(outsourced)
3. Pengambilan contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan
Contoh yang disetujui Ketua Tim Auditor.
2) Contoh diambil oleh PPC dilengkapi
dengan Berita Acara Pengambilan Contoh
(BAPC) dan Label Contoh. Contoh diambil
di aliran produksi.
3) Contoh diambil secara acak dari kelompok
produk yang memiliki kesamaan dalam
jenis, kelas, simbol, dan ukuran produk
sesuai dengan SNI yang dimohon untuk
Halaman 10 dari 29
setiap jenis, kelas, simbol, dan ukuran.
4) Pengambilan contoh uji untuk pengujian
mekanis dan dimensi dilakukan sesuai SNI
1154:2016, SNI 1155:2016, dan SNI
7701:2016.
5) Pengambilan contoh uji dalam rangka
sertifikasi awal dan resertifikasi dilakukan
pada setiap simbol, kelas, dan ukuran
kawat baja beton pratekan yang diajukan
dalam permohonan SPPT-SNI seperti yang
ditunjukkan pada huruf F dokumen skema
sertifikasi ini.
4. Jumlah contoh yang
diambil
1) Contoh uji diambil dari setiap kelompok
yang terdiri dari 1 (satu) nomor kelas,
simbol, dan ukuran kawat baja beton
pratekan yang sama diambil 1 (satu)
contoh uji dari ujung gulungan sepanjang
1,5 meter sebanyak 5 batang
2) Jumlah contoh yang disimpan sebagai
arsip perusahaan sama dengan jumlah
untuk pengujian, untuk setiap kelas,
simbol, dan ukuran.
3) Pengambilan contoh uji untuk pengujian
relaksasi dilakukan setiap maksimum
6000 ton produksi untuk mewakili setiap
jenis kelas simbol yang diajukan dalam
permohonan SPPT-SNI, selebihnya
berdasarkan kelipatannya.
5. Kategori
ketidaksesuaian
1) Mayor apabila:
berhubungan langsung dengan mutu
produk dan mengakibatkan
Halaman 11 dari 29
ketidakpuasan pelanggan atau SMM tidak
berjalan, maka tindakan koreksi diberi
waktu maksimal 1 (satu) bulan untuk
melakukan tindakan perbaikan; atau
2) Minor apabila
terdapat inkonsistensi dalam menerapkan
SMM, maka diberi waktu 2 (dua) bulan
untuk melakukan perbaikan.
6. Cara Pengujian 1. Cara uji produk kawat baja beton
pratekan untuk keperluan konstruksi
beton sesuai pasal 8 SNI 1154:2016, SNI
1155:2016, dan SNI 7701:2016.
2. Ktetentuan tabel 2-komposisi kimia unsur
paduan pada SNI 7701:2016 unsur
Mangan (Mn) semula minimum 1,65%
diubah menjadi minimum 0,60%
3. Bahan baku/ wire rod yang digunakan
adalah baja karbon atau baja paduan.
4. Baja paduan adalah baja karbon yang
mengandung salah satu atau lebih unsur
paduan sebagai berikut:
5. Bila telah memenuhi salah satu unsur
paduan seperti pada tabel di atas, maka
unsur paduan lainnya dapat diabaikan.
Contoh: baja paduan silikon harus
memenuhi unsur silikon saja tanpa
mempertimbangkan unsur paduan yang
Si Mn Cr B Nb Ti Mo Ni
0,6 min
1,65 min
0,3 min
0,0008 min
0,06 min
0,05 min
0,08 min
0,03 min
Halaman 12 dari 29
lainnya.
6. Produsen tidak diharuskan untuk
memiliki peralatan uji komposisi kimia.
7. Setiap produsen wajib melakukan
veriifikasi komposisi kimia bahan baku
minimum setahun sekali
7. Laporan Hasil Uji 1) Mencantumkan hasil uji dan syarat mutu
dan dapat mencantumkan kesesuaian
atau ketidaksesuaian dalam pemenuhan
SNI 1154:2016, SNI 1155:2016, SNI
7701:2016.
TAHAP III: TINJAUAN DAN KEPUTUSAN
1. Tinjauan terhadap
Laporan Audit dan
Laporan Hasil Uji
1) Paling sedikit 1 (satu) orang dari Tim
Teknis memiliki kompetensi proses
produksi kawat baja beton pratekan untuk
keperluan konstruksi beton.
2) Tim teknis melakukan tinjauan laporan
audit
3) Tim teknis melakukan tinjauan laporan
hasil uji
4) Hasil keputusan rapat tim teknis
merupakan rekomendasi bagi kepala balai
untuk memberikan keputusan sertifikasi.
5) Jika ada parameter yang tidak memenuhi
syarat, dilakukan pengujian ulang yang
diambil dari arsip.
6) Apabila angka 5 tidak memenuhi syarat
maka diambil sampling baru paling
banyak 2 kali dari hasil produksi baru
yang sejenis.
7) Jika pengujian ulang sebagaimana
Halaman 13 dari 29
dimaksud pada angka 6 tidak lulus, maka
proses sertifikasi dinyatakan gagal untuk
jenis, simbol, kelas, dan ukuran produk
tersebut.
2. Keputusan
Sertifikasi
1. Keputusan dapat berupa :
a. Ditunda/ dihentikan; atau
b. Diberikan
2. Sertifikat dapat diterbitkan apabila:
a. Hasil audit sesuai persyaratan;
b. Semua laporan ketidaksesuaian telah
diselesaikan/ ditutup;
c. Hasil uji memenuhi persyaratan SNI
yang dimohonkan.
3. Sertifikasi dapat ditunda apabila :
a. Klien tidak melakukan tindakan
perbaikan atas ketidaksesuaian hasil
audit selama 60 hari setelah target
waktu penyelesaian yang ditetapkan.
b. Klien tidak melakukan tindakan
perbaikan pada hasil uji sampel dan
arsip produk yang gagal memenuhi
persyaratan selama 60 hari setelah
hasil evaluasi tim teknis.
4. Sertifikasi dapat dihentikan apabila :
a. Jika dalam batas waku yang ditetapkan
klien tidak berhasil melakukan
tindakan perbaikan maka proses
sertifikasi dihentikan.
b. Apabila klien berkeinginan untuk
melanjutkan proses sertifikasi setelah
diberlakukan penghentian maka
Halaman 14 dari 29
diberlakukan proses sertifikasi awal.
TAHAP IV: LISENSI
1. Penerbitan SPPT-SNI 1) Sebelum dilakukan penerbitan SPPT-SNI,
LSPro harus melakukan registrasi secara
online ke Pusat Standardisasi Industri,
BPPI, Kementerian Perindustrian untuk
memperoleh kode registrasi.
2) Masa berlaku SPPT SNI adalah 4 (empat)
tahun.
3) SPPT SNI mencantumkan paling sedikit:
1. nama dan alamat Produsen;
2. alamat pabrik;
3. Penanggung jawab
4. nomor dan judul SNI;
5. nama dan alamat perwakilan
perusahaan atau importir bagi
produsen yang berasal dari luar negeri;
6. merek;
7. Jenis, kelas, simbol dan ukuran
produk;
8. masa berlaku SPPT-SNI.
4) SPPT-SNI untuk 1 (satu) produsen dengan
nomor SNI dan jenis, kelas, simbol, dan
ukuran produk yang sama hanya dapat
diterbitkan oleh 1 (satu) LSPro.
5) Dalam 1 (satu) SPPT-SNI hanya dapat
dicantumkan 1 (satu) perusahaan
perwakilan/perusahaan importir (Jika
produk berasal dari impor).
6) Importir hanya dapat ditunjuk sebagai
Halaman 15 dari 29
importir oleh 1 (satu) produsen luar
negeri.
7) Dalam 1 (satu) SPPT-SNI hanya dapat
dicantumkan 1 (satu) merek.
8) Surat Perjanjian Tanggung Jawab Lisensi
Pengguna Tanda SNI antara LSPro dengan
perusahaan atau perwakilan di Indonesia
(Jika produk berasal dari impor)
TAHAP V: SURVEILANS DAN SERTIFIKASI ULANG
1 Tinjauan 1. LSPro harus memastikan bahwa:
a. persyaratan sertifikasi masih berlaku;
dan
b. sistem pengelolaan mutu produk selalu
memenuhi persyaratan;
c. Untuk Sertifikasi ulang perusahaan
perlu mengirimkan surat permohonan
resertifikasi, dan dokumen lain seperti
yang dipersyaratkan pada Tahap I:
Seleksi, Poin 1. Permohonan apabila
terdapat perubahan
2. Kegiatan surveilans 1 dilakukan pada
bulan ke 12 - 15 sejak sertifikat
diterbitkan, surveilans 2 dilakukan pada
bulan ke 27 - 30 sejak sertifikat
diterbitkan, surveilans 3 dilakukan paling
lambat pada bulan ke 42 sejak sertifikat
diterbitkan. Pelaksanaan surveilans 3
dapat dilakukan bersamaan dengan
resertifikasi.
3. Pelaksanaan sertifikasi ulang paling
lambat pada bulan ke-42 setelah tanggal
Halaman 16 dari 29
sertifikat.
4. Jika telah memiliki sertifikat dari LSSM,
dilakukan verifikasi terhadap:
a. elemen kritis yang berkaitan dengan
pengendalian mutu produk, yaitu
pengendalian mutu pada proses
produksi dan Quality Control, serta
klausul lain apabila diperlukan;
b. penggunaan tanda SNI;
c. penanganan keluhan pelanggan;
d. Laporan Ketidaksesuaian (LKS)
sebelumnya.
5. Apabila terdapat penambahan kelas,
simbol, dan ukuran, setelah SPPT-SNI
diterbitkan, maka dilakukan audit proses
produksi dan pengendalian mutu terhadap
penambahan yang diajukan, serta
pengambilan contoh.
2. Lingkup yang
diaudit:
1. Audit SMM
Dilakukan pada elemen elemen kritis
2. Asesmen proses produksi:
konsistensi produk yang diajukan untuk
sertifikasi harus diperiksa dilokasi
produksi. Penilaian asesmen produksi
dilakukan untuk memverifikasi:
a. Fasilitas, peralatan, personal, dan
prosedur yang digunakan pada proses
produksi:
b. Kemampuan dan kompetensi untuk
memantau, mengukur, dan menguji
produk sebelum dan setelah produksi.
Halaman 17 dari 29
c. Pengambilan contoh dan pengujian
yang dilakukan oleh pabrik untuk
memeliihara konsistensi produk
sehingga dapat menjamin kesesuaian
persyaratan produk.
d. Pengendalian proses peroduksi kawat
baja beton pratekan untuk keperluan
konstruksi beton sesuai dengan huruf
G skema sertifikasi ini.
e. Kemampuan pabrik untuk
mengidentifikasi danmemisahkan
produk yang tidak sesuai.
3. Durasi audit
Jumlah Lokasi
Proses DN LN
Surveilan 2 4
Sertifikasi Ulang 4 6
*mandays = orang hari = jumlah minimal
pelaksanaan audit (orang hari)
Catatan :
- jika auditor merangkap sebagai PPC, maka
pelaksanaannya diluar waktu audit
- durasi audit dan pengambilan contoh tidak
termasuk perjalanan
4. Kategori
ketidaksesuaian
1) Mayor apabila:
berhubungan langsung dengan mutu
produk dan mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan atau SMM tidak
berjalan, maka tindakan koreksi diberi
waktu maksimal 1 (satu) bulan untuk
Halaman 18 dari 29
melakukan tindakan perbaikan; atau
2) Minor apabila
terdapat inkonsistensi dalam menerapkan
SMM, maka diberi waktu 2 (dua) bulan
untuk melakukan perbaikan.
5. Pengambilan contoh 1) PPC membuat Rencana Pengambilan
Contoh yang disetujui Ketua Tim Auditor.
2) Contoh diambil oleh PPC dilengkapi
dengan Berita Acara Pengambilan Contoh
(BAPC) dan Label Contoh.
3) Pengambilan contoh dilakukan pada jalur
produksi atau gudang pabrik.
4) Contoh diambil secara acak dari kelompok
produk yang memiliki kesamaan dalam
jenis, kelas, simbol, dan ukuran sesuai
dengan SNIyang dimohon untuk setiap
jenis, kelas, simbol, dan ukuran.
5) Pengambilan contoh uji untuk pengujian
mekanis dan dimensi dilakukan sesuai SNI
1154:2016, SNI 1155:2016, dan
7710:2016.
6) Pengambilan contoh uji untuk pengujian
relaksasi dilakukan sesuai dengan huruf F
dalam jangka waktu 1 (satu) kali dalam
satu tahun.
6. Jumlah Contoh yang
diambil
1) Contoh uji diambil dari setiap kelompok
yang terdiri dari 1 (satu) nomor jenis,
kelas, simbol, dan ukuran kawat baja
beton pratekan yang sama diambil 1
(satu) contoh uji dari ujung gulungan
sepanjang 1,5 meter sebanyak 5 batang.
Halaman 19 dari 29
2) Jumlah contoh yang disimpan sebagai
arsip perusahaan sama dengan jumlah
untuk pengujian, untuk setiap jenis,
kelas, simbol, dan ukuran.
3) Pengambilan contoh uji dalam rangka
surveilans dapat diwakili dari 50% dari
jenis, kelas, simbol, dan ukuran yang
diajukan pada saat permohonan SPPT
SNI dilakukan sesuai dengan huruf F
7. Cara Pengujian a. Sesuai SNI 1154:2016, SNI 1155:2016,
dan SNI 7701:2016
8. Tinjauan terhadap
Laporan Audit
Surveilan, Sertifikasi
Ulang dan Laporan
Hasil Uji
1) Paling sedikit 1 (Satu) orang dari tim
teknis memiliki kompetensi proses
produksi kawat kawat baja beton pratekan
untuk keperluan konstruksi beton.
2) Bahan tinjauan (review) meliputi
Laporan Audit, Berita Acara Pengambilan
Contoh, dan Laporan Hasil Uji.
3) Tim Teknis melakukan evaluasi terhadap
Laporan Audit, Berita Acara Pengambilan
Contoh, dan Laporan Hasil Uji.
4) Hasil evaluasi sebagai bahan pengambilan
keputusan sertifikasi
5) Jika ada parameter yang tidak memenuhi
syarat, dilakukan pengujian ulang
sebanyak 2 kali dari jumlah contoh uji
yang pertama untuk pengujian parameter
yang tidak lulus.
6) Apabila langkah 5 tidak memenuhi syarat,
maka diambil dari diameter yang lain dari
Halaman 20 dari 29
grup yang sama dan dilakukan uji ulang
terhadap seluruh parameter uji.
7) Jika pengujian ulalng sebanyak 2 kali
tidak lulus, maka proses sertifikasi
dinyatakan gagal untuk grup ukuran yang
tidak lulus uji.
9. Keputusan Surveilan
dan Sertifikasi Ulang
melalui rapat Panel
Tinjauan SPPT-SNI
1. Keputusan surveilan dapat berupa :
a. Melanjutkan
b. Pembekuan; atau
c. Pencabutan;
2. Sertifikat dapat dilanjutkan apabila:
a. Hasil audit sesuai persyaratan;
b. Semua laporan ketidaksesuaian telah
diselesaikan/ ditutup; dan
c. Hasil uji memenuhi persyaratan
3. Sertifikat dapat dibekukan keseluruhan
apabila :
a. Klien tidak bersedia untuk dilakukan
kegiatan surveilan dengan batas waktu
180 hari dari jadwal yang telah
ditentukan.
b. Klien tidak melakukan tindakan
perbaikan atas ketidaksesuaian hasil
audit surveilan selama 180 hari dari
target waktu penyelesaian yang
ditetapkan.
c. Klien tidak melakukan tindakan
perbaikan atas hasil uji produk (sampel
dan arsip) yang gagal memenuhi
persyaratan selama 180 hari setelah
hasil evaluasi tim teknis.
Halaman 21 dari 29
4. Sertifikat dapat dibekukan sebagian
apabila :
a. Klien tidak dapat memenuhi
persyaratan sertifikasi untuk sebagian
ruang lingkup yang telah disertifikasi
selama 1 tahun/ sampai dengan
surveilan berikutnya.
b. Tidak dapat dilakukan pengambilan
contoh produk selama 1 tahun/ sampai
dengan surveilan berikutnya
c. Apabila klien berkeinginan
mengaktifkan lingkup yang dibekukan
selama rentang waktu yang diberikan
maka LSPro BBLM dapat melakukan
proses pengambilan dan pengujian
contoh saja untuk lingkup yang
dibekukan.
5. Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Klien tidak mampu menindaklanjuti
proses pembekuan sertifikasi dengan
batas waktu 180 hari
b. Klien gagal dalam memenuhi perubahan
persyartan sertifikasi dengan batas
waktu 180 hari.
c. Klien menyatakan bangkrut
d. Keinginan klien untuk membatalkan/
tidak melanjutkan sertifikasi
e. Produk berbahaya
6. Keputusan sertifikasi ulang mengacu pada
Tahap III Poin 2. Keputusan sertifikasi
Halaman 22 dari 29
E. PENANDAAN
1. Tanda SNI, Nomor SNI, dan kode LSPro dicantumkan dalam label
dengan warna dasar sesuai dengan ketentuan SNI kawat baja beton
pratekan untuk konstruksi beton.
2. Selain tanda SNI, nomor SNI, dankode LSPro, dalam label kawat baja
beton pratekan untuk konstruksi beton memuat:
a. Nama dan nomor produk
b. Nama produsen
c. Merek/logo/inisial, yang telah terdaftar pada ditjen HKI;
d. Bulan dan tahun pembuatan
e. Jenis, kelas, simbol, dan ukuran
f. Berat bersih dan berat kotor (kg)
g. Nomor registrasi produk (NRP) untuk produksi dalam negeri atau
nomor pendaftaran barang (NPB) untuk produk impor; dan
h. Nama dan alamat perusahaan perwakilan atau importir, bagi
produk impor.
3. Label sebagaimana dimaksud pada angka 2 dibubuhkan dalam setiap
kemasan kawat baja beton pratekan untuk konstruksi beton pada
tempat yang mudah dibaca dan dengan cara penandaan yang tidak
mudah rusak/hilang/luntur.
4. Tanda SNI, nomor SNI, dan kode LSPro dicantumkan dengan contoh
sebagai berikut:
Halaman 23 dari 29
5. Setiap gulungan kawat baja beton pratekan untuk konstruksi beton
harus diberi label penandaan dengan warna dasar seperti pada tabel 1
berikut:
Tabel 1. Warna dasar pada label penandaan kawat baja beton pratekan
untuk konstruksi beton
Jenis produk kawat baja beton
pratekan untuk konstruksi beton
Warna dasar label
KBjP-P7 Merah
KBjP Kuning
KBjP-Q Putih
F. ILUSTRASI RENCANA PENGAMBILAN CONTOH
1. Ilustrasi rencana pengambilan contoh uji untuk tujuh kawat baja tanpa
lapisan dipilin untuk konstruksi beton pratekan SNI 1154:2016
Diameter
Nominal mm
Sertifikasi Awal Surveilans
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
Kelas A
6,4 √ √ √
7,9 √ √ √
9,5 √ √ √
11,1 √ √ √
12,7 √ √ √
15,2 √ √ √
Kelas B
9,53 √ √ √
11,1 √ √ √
12,7 √ √ √
13,2 √ √ √
14,3 √ √ √
Halaman 24 dari 29
15,2 √ √ √
15,7 √ √ √
17,8 √ √ √ √
2. Ilustrasi rencana pengambilan contoh uji untuk produk kawat baaja
tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire/KBjP) SNI
1155:2016)
Diameter
Nominal mm
Sertifikasi Awal Surveilans
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
2,90 √ √ √
3,50 √ √ √
4,00 √ √ √
4,50 √ √ √
5,00 √ √ √
6,00 √ √ √
7,00 √ √ √
8,00 √ √ √
9,00 √ √ √
3. Ilustrasi rencana pengambilan contoh uji untuk produk kawat baja
kuens (quench) temper untuk konstruksi beton pratekan (PC
Bar/KBjP-Q) SNI 7701:2016
Diameter
Nominal mm
Sertifikasi Awal Surveilans
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
Relaksasi
Normal
Relaksasi
Rendah
Polos
6,0 √ √ √
7,0 √ √ √
8,0 √ √ √
Halaman 25 dari 29
10,0 √ √ √
12,2 √ √ √
14,0 √ √ √
16,0 √ √ √
Bersirip
6,2 √ √ √
7,2 √ √ √
8,0 √ √ √
10,0 √ √ √
12,2 √ √ √
14,0 √ √ √
16,0 √ √ √
Bersirip
7,1 √ √ √
9,0 √ √ √
10,7 √ √ √
12,6 √ √ √
G. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI KAWAT BAJA BETON
PRATEKAN UNTUK PRATEKAN
1. Pengendalian proses produksi tujuh kawat baja beton pratekan
untuk keperluan konstruksi beton pratekan (PC Strand/KBjP-P7)
No Tahapan Proses
/ Parameter Metode Persyaratan Frekuensi Rekaman
1 Pemasok Evaluasi
pemasok
Sesuai
prosedur
Setiap tahun Harus
tersedia
2
Bahan baku Inspeksi
visual dan
COA
Sesuai
prosedur
Setiap
kedatangan/
setiap lot
Harus
tersedia
Pengujian
komposisi
Sesuai SNI
1154:2016
Minimal
setahun
Harus
tersedia
Halaman 26 dari 29
No Tahapan Proses
/ Parameter Metode Persyaratan Frekuensi Rekaman
kimia
laboratorium
internal/
external
sekali
3
Penghilangan
lapisan luar
(scale layer)
pada bahan
baku
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
4 Penarikan
(drawing)
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
5 Pemilinan
(stranding)
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
6 Penghilangan
tegangan sisa
(Stress relieving)
Pengukuran
(temperatur)
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
7 Layer winding Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
8 Kondisi
permukaan
Inspeksi
visual
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
9
Pengukuran
diameter,
panjang pilinan,
selisih diameter
inti dengan
diameter luar
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai sop
perusahaan
Harus
tersedia
10
Pengujian beban
ulur, beban
tarik, dan
regangan
pengujian Sesuai SNI
1154:2016
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
11
Pengujian
relaksasi
pengujian Sesuai SNI
1154:2016
Seriap
maksimum
6000 ton
produksi
untuk satu
Harus
tersedia
Halaman 27 dari 29
No Tahapan Proses
/ Parameter Metode Persyaratan Frekuensi Rekaman
jenis ukuran
2. Pengendalian proses produksi kawat baja tanpa lapisan untuk
konstruksi beton pratekan (PC wire/KBjP)
No Tahapan Proses /
Parameter Metode Persyaratan Frekuensi
Rekama
n
1 Pemasok Evaluasi
pemasok
Sesuai
prosedur
Setiap tahun Harus
tersedia
2
Bahan baku Inspeksi
visual dan
COA
Sesuai
prosedur
Setiap
kedatangan/
setiap lot
Harus
tersedia
Pengujian
komposisi
kimia
laboratorium
internal/
external
Sesuai SNI
1155:2016
Minimal
setahun
sekali
Harus
tersedia
3
Penghilangan
lapisan luar (scale
layer) pada bahan
baku
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
4 Penarikan
(drawing)
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
5 Pemberian lekukan Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
6 Penghilangan
tegangan sisa
(Stress relieving)
Pengukuran
(temperatur)
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
7 Kondisi
permukaan
Inspeksi
visual
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
8 Pengukuran
diameter
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
Sesuai sop
perusahaan
Harus
tersedia
Halaman 28 dari 29
No Tahapan Proses /
Parameter Metode Persyaratan Frekuensi
Rekama
n
sheet)
9 Pengujian beban
ulur, beban tarik,
dan regangan
pengujian Sesuai SNI
1155:2016
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
10
Pengujian relaksasi pengujian Sesuai SNI
1155:2016
Seriap
maksimum
6000 ton
produksi
untuk satu
jenis ukuran
Harus
tersedia
3. Pengendalian proses produksi kawat baja quens (quench) temper
untuk konstruksi beton pratekan (PC Bar/KBjP-Q)
No Tahapan Proses /
Parameter Metode Persyaratan Frekuensi Rekaman
1 Pemasok Evaluasi
pemasok
Sesuai
prosedur
Setiap tahun Harus
tersedia
2
Bahan baku Inspeksi
visual dan
COA
Sesuai
prosedur
Setiap
kedatangan/
setiap lot
Harus
tersedia
Pengujian
komposisi
kimia
laboratoriu
m internal/
external
Sesuai SNI
1154:2016
Minimal
setahun
sekali
Harus
tersedia
3 Penghilangan
karat pada bahan
baku
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
4 Penarikan
(drawing)
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
5 Pemberian
lekukan/sirip/
alur (kecuali jenis
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Halaman 29 dari 29
No Tahapan Proses /
Parameter Metode Persyaratan Frekuensi Rekaman
PC bar polos)
6 Perlakuan panas Pengukuran
(temperatur)
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
7 Pendinginan
cepat (quenching)
Pengukuran
(temperatur)
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Penghilangan
tegangan sisa
(tempering)
Pengukuran
(temperatur)
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Layer winding Inspeksi
Visual
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Kondisi
permukaan
Inspeksi
visual
Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Pengukuran berat
per meter
Pengukuran Sesuai standar
operasi (check
sheet)
Sesuai sop
perusahaan
Harus
tersedia
Pengujian beban
ulur, beban tarik,
dan regangan
pengujian Sesuai SNI
7701:2016
Sesuai SOP
perusahaan
Harus
tersedia
Pengujian
relaksasi
pengujian Sesuai SNI
7701:2016
Seriap
maksimum
6000 ton
produksi
untuk satu
jenis ukuran
Harus
tersedia
Bandung, November 2019
Kepala Balai Besar Logam dan Mesin
Enuh Rosdeni