bakteri stafilokokus
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
Staphylococcus adalah sel gram-positif berbentuk bulat, biasanya
tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Bakteri ini mudah tumbuh
dalam berbagai pembenihan dan mempunyai metabolism aktif, meragikan
karbohidrat serta menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai kuning
tua. Beberapa di antaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput mukosa
manusia, lainnya menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen, dan
bahkan septikima yang fatal. Staphylococcus pathogen sering menghemolisis
darah, mengkoagulasi plasma, serta menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler
dan toksin. Suatu jenis keracunan makanan sering terjadi resisten terhadap banyak
zat antimikroba sehingga menimbulkan masalah pengobatan yang sulit.
Genus staphylococcus terdiri dari sekurangnnya 3 spesies. !iga spesies
utama yang penting secara klinik adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermis, dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus aureus merupakan
bentuk koagulase-positif, hal ini membedakan dari spesies lain. S aureusmerupakan patoden utama bagi manusia.
Staphylococcus koagulase-negatif merupakan flora normal manusia dan
kadang-kadang menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan dengan alt-alat yang
ditanam, khususnya pada pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun
yang terganggu.
"nfeksi ini disebabkan oleh staphylococcus koagulase-negatif akibat S
epidermis, infeksi akibat Staphylococcus #arneri, Staphylococcus hominis, dan
spesies lain yang masih jarang. S saprophyticus relatif sering menyebabkan
infeksi saluran kemih pada #anita muda.
$
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
2/15
BAB II
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI
2.1. Ciri-Ciri Organism
Staphylococcus adalah sel-sel berbentuk bola dengan garis tengah sekitar
$ %m dan tersusun dalam kelompok-kelompok tak beraturan. &ada biakan cair
tampak juga kokus tunggal, berpasangan, berbentuk tetrad, dan berbentuk rantai.
'okus muda bersifat gram-positif kuat, sedangkan pada biakan yang lebih tua,
banyak sel menjadi gram-negatif. Staphylococcus tidak bergerak dan tidak
membentuk spora.
Beberapa spesies micrococcus menyerupai staphylococcus. Bakteri ini
hidup bebas dalam lingkungan dan membentuk kelompok teratur yang terdiri atas
empat atau delapan kokus. 'oloni bakteri ini ber#arna kuning, merah atau jingga.
2.2. Bia!an
Staphylococcus mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan bakteri
dalam keadaan aorobik atau mikroaerofilik. Bakteri ini tumbuh paling cepat pada
suhu 3(), tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar *+-+ ),
koloni pada pembenihan padat berbentuk bundar, halus, menunjol, dan berkilau. S
aureus membentuk koloni ber#aena abu-abu sammapi kuning emas tua. 'oloni S
epidermis ber#arna abu-abu sampai putih pada isolasi pertama banyak koloni
membentuk pigmen hanya bila telah lama dierakan. &igmen tidak dihasilkan pada
anaerobic atau pada kaldu. Berbagai tingkatan hemolisis dihasilkan oleh S aereus
dan kadang-kadang oleh spesies lainnya. Spesies &eptostreptococcus, yangmerupakan kokus anaerob, secara morfologi mirip staphylococcus.
2.". Si#a$ %Si#a$ Pr$&m'&(an
Staphylococcus menghasilkan katalasem yang membedakannya dengan
streptokokus. Bakteri ini meragikan banyak karbohidrat dengan lambat,
menghasilkan asam laktat, tetapi tidak menghasilkan gas. /ktifitas proteolitik
sangat bervariasi untuk setiap strain.
+
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
3/15
Staphylococcus relative resisten terhadap pengeringan, panas *tahan
terhadap suhu ) selama menit, dan terhadap natrium klorida 01 tetapi
mudah dihambat oleh zat-zat kimia tertentu, seperti heksaklorofen 31.
'epekaan staphylococcus terhadap banyak obat antimikroba berbeda-
beda. 2esistensi bakteri ini dibagi menjadi beberapa golongan
$. Sering membentuk 4-laktamase, di ba#ah kendali plasmid, dan
menyebabkan organism resisten terhadap beberapa penisilin
*penisilin G, ampisilin, tikarsilin dan obat-obat sejenisnya. &lasmid
dipindahkan melalui transduksi dan mungkin pula melalui konjugasi.
+. 2esistensi terhadap nafisilin dan terhadap metisilin serta oksasilin
tidak bergantung pada pembentukan 4-laktamase.
3. 5!oleransi6 berarti bah#a obat dapat menghambat, tetapi tidak
mematikan staphylococcus, artinya terdapat perbedaan yang sangat
besar antara kadar hambat minimal dan kadar letal minimal suatu
obat antimikroba.
7. &lasmid dapat pula memba#a gen untuk resistensi terhadap
tetrasiklin, eritromisin, dan aminoglikosida. Staphylococcus tetap
peka terhadap vankomisin.
2.). *ariasi
Suatu biakan staphylococcus mengandung beberapa bakteri tertentu yang
dibedakan dari sebagian besar populasi bakteri lainnya dalam penampilan sifat-
sifat khas koloni *ukuran koloni, pigmen, hemolisis, perlengkapan enzim,
resistensinya terhadap obat, dan sifat patogennya. Secara in vitro, penampilan
khas seperti ini dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan.
Bila S aureus yang resisten terhadap nafsilin dieram pada suhu 3() di
atas agar darah, maka satu dari $( organisme akan menunjukkan resistensi
terhadap nafsilin bila bakteri dieram pada suhu 3) di atas agar-agar yang
mengandung +-1 natrium klorida, maka satu dari $3organisme menunjukkan
resistensi terhadap nafsilin.
3
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
4/15
BAB III
STRUKTUR ANTIGEN
Staphylococcus mengandung polisakarida atau proteisn yang bersifat
antigen yang merupakan substansi pending di dalam struktur dinding sel.
&eptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang
terangkai, merupakan eksoskeleton kaku pada dinding sel. &eptidoglikan
dihancurkan oleh asam kuat dan lisozim.
7
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
5/15
BAB I*
TOKSIN DAN EN+IM
Staphylococcus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya
berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan
berbagai zat ekstraseluler. Beberapa zat ini diduga toksin, meskipun berfungsi
sebagai enzim. 'ebanyakan toksin berada di ba#ah pengendalian kromosom dan
ekstrakromosom dan untuk yang lain, mekanisme pengendalian genetiknya tidak
diketahui.
).1. Ka$a,as
Staphylococcus menghasilkan katalase yang mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. !es katalase membedakan staphylococcus
yang positif dari staphylococcus yang negatif.
).2. Kag&,as
S aureus menghasilkan koagulase, suatu protein mirip enzim yang dapat
menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu
faktor yang terdapat dalam banyak serum. 8aktor serum bereaksi dengan
koagulase untuk menghasilkan esterase dan menyebabkan aktifitas pembekuan
dengan cara yang mirip dengan pengaktifan protombin menjadi trombin. 9aya
kerja koagulase itu tidak memakai jalur rangkaian reaksi untuk penggumpalan
plasma dalam keadaan normal.koagulase dapat mengendapkan fibrin pada
permukaan staphylococcus, mungkin mengubah pola pemakanan bakteri oleh sel-
sel fagosit atau perusaknya dalam sel ini.bakteri yang membentuk koagulase
dianggap mempunyaipotensi menjadi pathogen invasif.
).". Enim Lain
:nzim lain yang dihasilkan staphylococcus adalah hialuronidase atau
fakto penyebar stafilokinase yang mengakibatkan fibrinolisis tetapi kinerjanya
jauh lebih lambat dari pada streptokinase proteinase lipase dan 4-laktamase.
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
6/15
).). E!s$!sin
!oksin ini meliputi beberapa jenis toksin yang mematikan jika
disuntikkan pada he#an, menyebabkan nekrosis pada kulit dan mengandung
hemolisin yang dapat larut dan dapat dipisahkan dengan elektroferesis.
)./. L&!si0in
!oksin S aureus ini mematikan sel darah putih pada banyak he#an yang
terkena. &eranannya dalam patogenesis tidak jelas, sebab staphylococcus
pathogen tidak dapat mematikan sel-sel darah putih dan dapat difagositosis
seefektif jenis yang tidak pathogen. ;amun bakteri tersebut mampu berbiak
dengan sangat aktif di dalam sel, sedangkan organism pathogen cenderung mati
bila berada di dalam sel. /ntibodi terhadap leukosidin mungkin berperan dalam
resistensi terhadap infeksi staphylococcus berulang.
).. T!sin E!s#,ia$i#
!oksin S aureus ini meliputi sekurangnnya dua protein yang
mengakibatkan deskuamasi menyeluruh pada sidroma lepuh kulit staphylococcus.
/ntibodi spesifik dapat melindunginya terhadap kerja toksin eksfoliatif ini.
).. T!sin Sin0rma S3! T!si!
'ebanyakan strain S aureus yang diisolasi dari penderita syok toksik
memproduksi suatu toksin yang disebut toksin sindroma syok toksik-$ *!SS!-$,
yang sama dengan enterotoksin 8 dan enterotoksin pirogenik ). &ada manusia,
toksin ini menyebabkan demam, syok, dan keterlibatan multisistem, termasuk
ruam kulit desuamatif tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bah#a toksin
ini merupakan penyebab satu-satunya dalam sindrom syok toksik
).4. En$r$!sin
Sekurang-kurangnnya terdapat < toksin yang dapat larut */-8 yang
dihasilkan oleh hampir 1 strain S aureus. Berbagai enterotoksin ini tahan panas
*tahan pendidihan selama 3 menit dan tahan terhadap daya kerja enzim-enzim
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
7/15
usus. Staphylococcus merupakan penyebab penting dalam keracunan makanan,
enterotoksin dihasilkan ketika S aureus tumbuh pada makanan yang mengandung
karbohidrat dan protein. Gen untuk pembentukan enterotoksin mungkin terletak
pada kromosom, tetapi suatu plasmid mungkin memba#a protein yang mengatur
pengaktifan produksi toksin.
(
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
8/15
BAB *
PATOGENESIS
Staphylococcus khususnya S epidermis, adalah anggota flora normal
pada kulit manusia, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan. 7-1 manusia
merupakan pemba#a S aureus dalam hidungnya. Staphylococcus juga biasanya
ditemukan di baju, sprei, dan benda-benda lainnya di lingkungan sekitar manusia.
'emampuan patogenik strain S aureus tertentu merupakan efek
gabungan faktor-faktor ekstraseluler toksin-toksin, serta sifat invasif strain itu.
&ada satu akhir spectrum penyakit adalah keracunan makanan oleh
staphylococcus yang semata-mata akibat termakannya entrotoksin yang sudah
terbentuk sedangkan bentuk akhir lainnya adalah bakteremia staphylococcus dan
abses yang tersebar di semua organ. &eran serta potensial berbagai zat
ekstraseluler pada patogenitas ternyata dari sifat kerja masing-masing faktor.
S. aureus yang patogen dan invasif cenderung menghasilkan koagulase
dan pigmen kuning dan bersifat hemolitik. Staphylococcus yang nonpatogen dan
tidak invasif, seperti S epidermis, cenderung bersifat koagulase-negatif dan tidakhemolitik. =rganism ini jarang menyebabkan pernanahan tetapi dapat menginfeksi
prosthesis ortopedik atau kardiovaskuler. S saprophyticus secara khas tidak
berpigmen, resisten terhadap novobiosin dan non hemolitik. Bakteri ini
menyebabkan infeksi saluran kemih pada #anita muda.
>
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
9/15
BAB *I
PATOLOGI
&rototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setepat lainnya.
'elompok-kelompok S aureus yang tinggal dalam flikel rambut menimbulkan
nekrosis jaringan *faktor dermonekrotik. 'oagulase dihasilkan dan
mengkoagulasi fibrin di sekitar lesi dan di dalam saluran getah bening,
mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi proses dan diperkuat oleh
penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. 9i tengah-tengah lesi
terjadi pencairan nekrotik *dibantu oleh hipersensitivtas tipe lambat dan abses
5mengarah6 pada daerah yang daya tahannya paling kecil. Setelah cairan di
tengah jaringan nekrotik mengalir keluar, ronga secara pelan-pelan diisi dengan
jaringan granulasi dan akhirnya sembuh.
&ernanahan fokal *abses adalah sifat khas infeksi staphylococcus. 9ari
setiap focus, organism menyebar melalui saluran getah bening dan aliran darah ke
bagian tubuh lainnya. &ernanahan dalam vena, yang disertai thrombosis, sering
terjadi pada penyebaran tersebut. &ada osteomielitis, focus primer pertumbuhan Saureus secara khas terjadi di pembuluh-pembuluh darah terminal pada metafisi
tulang panjang, mengakibatkan nekrosis tulang dan pernanahan menahun. S
aureus dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, empiema, endokarditis atau
septis dengan pernanahan pada bagian tubuh manapun. Staphylococcus yang daya
invasinya rendah berperan pada banyak infeksi kulit *misalnya akne, pioderma,
atau impetigo. 'okus anaerob *peptosterptococcus berperan dalam infeksi
anaerobic campuran.
Staphylococcus juga menyebabkan penyakit melalui kerja toksin, tanpa
memperlihatkan infeksi invasive. Bila eksfoliatif sindroma lepuh kulit disebabkan
oleh pembentukan toksin eksfoliatif. Sindroma syok toksik berhubungan dengan
toksin sindroma syok toksik-$ *!SS!-$.
0
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
10/15
BAB *II
GAMBARAN KLINIK
"nfeksi local staphylococcus muncul sebagai suatu 5pimple6, infeksi
folikel rambut atau abses. Biasanya reaksi peradangan berlangsung hebat,
terlokalisasi, dan nyeri, yang mengalami pernanahan sentral dan sembuh dengan
cepat bila nanah dikeluarkan. 9inding fibrin dan sel-sel di sekitar inti abses
cenderung mencegah organisme dan sebaiknya tidak dirusak oleh manipulasi atau
trauma.
"nfeksi S aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi langsung pada
luka, misalnya pada infeksi luka pasca bedah oleh staphylococcus atau infeksi
setelah trauma *osteomielitis kronis setelah fraktur terbuka, meningitis setelah
fraktur tengkorak.
Bila S aureus menyebar dan terjadi bakteremia, dapat terjadi
endokarditis, osteomielitis akut hematogen, meningitis, atau infeksi paru-paru.
Gambaran klinisnya mirip dengan gambaran klinis yang terlihat pada infeksi lain
yang melalui aliran darah. ?okalisasi sekunder dalam suatu organ atau sistemdiikuti oleh tanda-tanda dan gejala disfungsi organ dan pernanahan setempat yang
hebat.
'eracunan makanan yang disebabkan enterotoksin staphylococcus
ditandai oleh masa inkubasi yang pendek *$ @ > jam, rasa mual, muntah-muntah,
dan diare yang hebat, serta penyembuhan yang cepat dan tidak ada demam.
Sindroma syok toksik *SS! timbul secara tiba-tiba dengan gejala demam
tinggi, muntah, diare, mialgia, ruam bentuk skarlatina, dan hipotensi dengan gagal
jantung dan ginjal pada kasus yang berat. S!! sering terjadi dalam hari
permulaan haid pada #anita mudan yang menggunakan tampon dan terjadi pula
pada anak-anak atau pria dengan infeksi lukan staphylococcus. S aureus yang
dihubungkan dengan SS! dapat ditemukan di vagina, pada tampon, pada luka atau
infeksi lokail lainnya atau di dalam tenggorokan, tetapi prktis tidak pernah
ditemukan dalam aliran darah.
$
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
11/15
BAB *III
TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM
4.1. Ba(an
Asapan permukaan, nanah, darah, aspirat trakea atau cairan spinal untuk
biakan, bergantung pada lokalisasi proses. &emeriksaan antibody pada serum
biasanya tidak berguna.
4.2. S0iaan
)iri khas staphylococcus terlihat pada sedimen apus nanah atau sputumyang di#arnai. !idak mungkin membedakan organism saprofitik */ eopidemidis
dengan organism patogen *S aureus berdasarkan sediaan apus.
4.". Bia!an
Bahan yang ditanam pada lempeng agar darah yang menghasilkan koloni
khas dalam $> jam pada 3() tetapi hemolisis dan pembentukan pigmen mungkin
tidak terjadi sampai beberapa hari sesudahnya dan akan optimal pada suhu kamar.
Bahan yang terkontaminasi flora campuran dapat ditanam dalam pembenihan
yang mengandung ;a)l (,1, garam akan menghambat pertumbuhan
kebanyakan flora normal lainnya, kecuali S aureus.
4.). Ts Ka$a,as
Setetes larutan hidrogen peroksida dietakkan di atas kaca objek dan
sedikit pertumbuhan bakteri diletakkan di atas larutan tersebut. &embentukan
gelembung udara *pelepasan oksigen menunjukkan tes positif. !es juga dapat
dilakukan dengan menuangkan larutan hidrogen peroksida di atas bakteri yang
tumbuh subur pada agar-agar miring dan meneliti gelembung yang muncul.
4./. Ts Kag&,as
&lasma kelinci *manusia yang telah diberi sitrat dan diencerkan $
dicampur dengan biakan kaldu yang sama banyaknya dan kemudian dieramkan
pada 3(). sebagai kontrol, dalam suatu tabung dicampurkan plasma dan kaldu
$$
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
12/15
steril, kemudian dieramkan. ika terjadi pembekuan dalam #aktu $-7 jam, tes itu
positif.
Semua staphylococcus yang bersifat koagulase-positif dianggap patogen
bagi manusia. "nfeksi alat-alat prostetik dapat disebabkan oleh organism golongan
S epidermis koagulase-negatif.
4.. Ts K5!aan
!es pengenceran mikro kaldu atau tes kepekaan lempang difusi
sebaiknya dilakukan secara rutin pada isolate staphylococcus dari infeksi yang
bermakna secara klinik. 2esistensi terhadap penisilin G dapat diperkirakan
melalui tes positif untuk 4-laktamase, kurang lebih 01 S aureus menghasilkan 4-
laktamase.
4.. Ts Sr,gi! 0an Pnn$&an Ti5
/ntibodi terhadap asam teikoat dapat dideteksi pada infeksi yang dalam
dan lama *misalnya endokarditis staphylococcus. !es serologic ini hampir tidak
mempunyai nilai praktis.
$+
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
13/15
BAB I6
PENGOBATAN
'ebanyakan orang mempunyai staphylococcus pada kulit dan dalam
hidung dan tenggorokan. Ceskipun kulit dapat dibersihkan dari staphylococcus
*misalnya pada eksema, dengan cepat akan terjadi reinfeksi melalui droplet.
=rganisme patogen sering menyebar dari satu lesi *misalnya furunkel ke daerah
kulit lainnya melalui jari dan pakaian. =leh karena itu, antiseptis local yang
cermat sangat penting untuk mengendalikan furunkolosis yang berulang.
"nfeksi ganda yang berat pada kulit *jera#at, furunkolosis paling sering
terjadi pada remaja. "nfeksi kulit yang serupa terjadi pada penderita yang
memeperoleh kortikosteroid dalam jangka #aktu yang lama, menunjukkan
peranan hormone dalam pathogenesis infeksi kulit oleh staphylococcus. &ada
jera#at, lipase dari staphylococcus dan koerinebakteria melepaskan iritasi
jaringan. !etrasiklin dipergunakan untuk pengobatan jangka panjang.
/bses dan lesi bernanah lainnya diobati dengan drainase, yaitu tindakan
yang sangat penting dan terapi antimikroba. Banyak obat memiliki efek terhadap
staphylococcus in vitro. ;amun sangat sukar membasmi staphylococcus patogen
pada orang-orang yang terinfeksi bakteri ini, karena organisme ini cepat menjadi
resisten terhadap kebanyakan antimikroba dan obat-obat itu tidak dapat bekerja
pada bagian sentra lesi nekrotik yang bernanah. S aureus pada pemba#a bakteri
juga sangat sukar dibasmi.
$3
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
14/15
BAB 6
EPIDEMOLOGI DAN PENGENDALIAN
Staphylococcus adalah parasit manusia yang terdapat dimana-mana.
Sumber utama infeksi adalah lesi manusia, benda yang terkontaminasi bakteri dari
lesi itu, dan saluran pernafasan serta kulit manusia. &enyebaran infeksi melalui
kontak langsung bertambah penting di rumah sakit karena sebagian karya#an dan
penderita mengandung staphylococcus yang resisten terhadap antibiotic pada
hidung atau kulit mereka. 'ebersihan, higienis, dan penanganan lesi secara
aseptik dapat mengendalikan penyebaran bakteri dari lesi, tetapi hanya ada sedikit
cara untuk mencegah penyebaran staphylococcus dari para pemba#a bakteri.
/erosol *misalnya glikol dan penyinaran ultra ungu terhadap udara tidak banyak
berguna.
9i rumah sakit, daerah yang paling tinggi resikonya terhadap infeksi
staphylococcus adalah kamar peralatan bayi baru lahir, unit pera#atan intensif
*")A, kamar bedah, dan bagian kemoterapi kanker. S aureus patogen epidemic
masuk secara besar-besaran ke daerah-daerah ini dan dapat mengakibatkan
penyakit klinis yang berbahaya.
$7
-
7/25/2019 Bakteri Stafilokokus
15/15
DAFTAR PUSTAKA
)hamber, D8. $0>>. Cethicillin @ 2esistant Staphylococci. )lin Cicrobiol 2ev.
Dackbarth, ) E )hamber, D8. $0>0. Cethicillin @ 2esistant Staphylococci
Genetics and Cechanisms of 2esisttance. /ntimicrob /gents )hemother.
'im, D, et al. $0>0. Staphylococcus aureusmeningitis 2evie# of +> cases. 2ev
"nfect 9is.
'loss, F:, Bannerman, !?. $007. Apdate on )linical Sifnificance of )oagulase @
;egative Staphylococci. )lin Cicrobiology 2ev.
?abreue, ;, et al. $003. "nteractions Bet#een Staphylococcal Superantigen and
CD) )alass "" Colecules. Semin "mmuno.
Cicusan, HH, !hibodeau, . $003. Superantigens of Cicrobiol =rigin. Semin
"mmunol.
$