bahan trombolitik
DESCRIPTION
NNTRANSCRIPT
Trombolitik
2.2 Jenis dan Agen Trombolitik
Terapi trombolisis menggunakan obat yang disebut agen trombolitik seperti alteplase
(Activase), anistreplase (Eminase), streptokinase (Streptase, Kabikinase), Urokinase
(Abbokinase), dan aktivator plasminogen jaringan (TPA) untuk membubarkan gumpalan.
Obat ini diberikan sebagai suntikan, hanya di bawah pengawasan seorang dokter.
Agent trombolitikdibagi menjadi 2 kategori :
1. Fibrin selektif
Karakteristik :
Aktivasi plasminogen yang terikat pada fibrin
Penghancuran bekuan sangat cepat
2. Fibrin non selektif
Karakteristik :
Plasminogenosis dan fibrinogenosis sistemik
Penghancuranbekuanlebihlambat
Status penghancuransistemiklebihpanjang
2.3 Kriteriaseleksi yang digunakanuntukterapitrombolitik
2.3.1 Indikasi :
1. Tidaklebihdari 12 jam setelahwaktuterapi : nyeri dada, semakin
cepatsemakinbaik
2. Elevasisegmen ST pada EKG atau onset barublokcabangberkas
kiri
3. Nyeri dada istemikdengandurasi 30 menit
4. Nyeri dada tidakresponterhadapnitrogliserin sub lingual atau
nifedipin
5. Tidakmengalamikondisi yang dapatmenjadipredisposisi
pendarahan
2.3.2 Kontraindikasi
Terapitrombolitik :Kontraindikasiabsolut
1. Sebelumnyamengalami stroke hemoragik; stroke lain atau
serebrovaskularyang terjadidalam 1tahun terakhir
2. Neoplasma intracranial
3. Perdarahan internal aktif (tidaktermasukmenstruasi)
4. Suspekdiseksi aorta
Terapitrombolitik :Kontraindikasirelative
1. Hipertensiberat (tekanandarah >180/110)
2. Riwayat CVA / kelainanintraserebral
3. Trauma yang baruterjadi (dalam 2-4 minggu), termasukcedera
kepalaatauresusitasijantung> 10 menitatauoperasibesar< 3minggu
4. Perdarahan internal dalam 2-4 mingguterakhir
5. Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 harisampai 2 tahun)
atauriwayatalergiterhadap streptokinase
6. Pengunaanantikoagulan
7. Kehamilan
8. lukalambung
9. Riwayathipertensikronik yang berat
2.4 Manajemen Farmakologi
Obat Dosis Tindakan Pertimbangankhusus
Bekuanspesifik
t-PA
(
alteplase
)
IV : 100 mg
lebih dari 90
menit dengan 15
mg pertama
diberikan
melaluibolus
Mengikat fibrin
padabekuan dan
mempromosikan
aktivasi
plasminogen
menjadi plasmin
Waktuparuh yang
pendek, sehingga
heparin biasanya
diberikan lewatbolus
dan kemudian
diikutidengan infuse.
Aspirin
dimulaidenganpemberia
nobatdandilanjutkan1ha
ri
r-PA
(
reteplase
)
10 U
diberika
nlewatbolus,
diulang dalam
30 menit
Mengikat fibrin
padabekuan dan
mempromosikan
aktivasi
plasminogen
menjadi plasmin
Heparin
dimulaidenganpemberia
nobatdandilanjutkandal
am 24 jam
TNKase
(tenectep
lase)
30-50 mg
berdasarkan
berat badan,
diberikan
lewatbolus
tunggal
Mengikat fibrin
padabekuan dan
mempromosikan
aktivasi
plasminogen
menjadi plasmin
Heparin
dimulaidenganpemberia
nobatdandilanjutkan q
hari
Non-spesifik
SK
(streptok
inase)
1,5 juta U
diberikan lebih
dari 60 menit
M
engkatalispengu
bahanplasminog
en menjadi
plasmin, yang
menyebabkan
lisis dari fibrin.
Memiliki efek
litik sistemik
Dapatmenyebabkanreak
sialergidanhipotensi.
Heparin dapatdiberikan
IV atau SQ
Aspirin
dimulaidenganpemberia
nobatdandilanjutkan1ha
ri
APSAC (anitreplase)
30 U melalui bolus lambat selama 2-5 menit
Kombinasi molekul streptokinase dan plasminogen yang tindakannyaserupa dengan streptokinase. Memiliki efek
Dapatmenyebabkanreak
sialergidanhipotensi
Waktuparuh lama, jadi
heparin
biasanyadimulai 4-6
jam setelah APSAC
Aspirin dimulaidenganpemberia
litik sistemik nobatdandilanjutkan1hari
Obat-obat Trombolitik14 April 2012 — Prima Almazini
Terapi trombolitik
Obat-obat trombolitik digunakan untuk melarutkan gumpalan darah (trombi). Gumpalan darah dapat terbentuk pada semua pembuluh darah, namun ketika terbentuk di pembuluh darah koroner, serebral atau pulmonal, akan mengancam hidup, trombi koroner dapat menyebabkan infark miokard, trombi pembuluh darah serebral dapat menyebabkan stroke, tromboemboli pulmoner dapat menyebabkan gagal jantung dan gagal napas. Oleh karena itu, penting untuk mendiagnosis cepat dan menangani gumpalan darah.
Mekanisme ThrombolisisObat trombolitik melarutkan gumpalan darah dengan mengaktifkan plasminogen yang membentuk produk yang disebut plasmin. Plasmin adalah enzim penghancur protein yang dapat memutuskan ikatan antara molekul fibrin, yang menyusun gumpalan darah. Karena mekanisme ini, obat trombolitik disebut juga ‘aktivator plasminogen’ dan ’obat fibrinolitik’.Ada tiga kelas utama obat fibrinolitik, yaitu Aktivator Plasminogen Jaringan (tPA), Streptokinase (SK), dan Urokinase (UK). Meskipun obat-obat ini dapat melarutkan gumpalan darah namun berbeda dalam mekanismenya.
Gambar di atas menggambarkan mekanisme fibrinolitik tPA dan SK. Turunan tPA adalah obat trombolitik yang paling sering digunakan terutama untuk gumpalan darah di koroner dan pembuluh darah serebral, karena kekhususannya mengaktifkan plasminogen yang terikat di fibrin. Mekanisme tPA menghancurkan gumpalan yaitu tPA terikat ke fibrin di permukaan gumpalan darah, mengaktivasi plasminogen yang terikat ke fibrin. Plasmin dilepaskan dari plasminogen yang terikat fibrin, kemudian molekul fibrin dihancurkan oleh plasmin dan gumpalan terlarut.
Plasmin adalah protease yang dapat menghancurkan molekul fibrin, sehingga dapat melarutkan gumpalan. Namun, penting dicatat bahwa plasmin juga menghancurkan protein sistemik lain termasuk fibrinogen. Namun karena spesifitas fibrin yang dihancurkan oleh tPA, pelarutan gumpalan dari fibrinogen sirkulasi lebih sedikit daripada SK dan UK. Meskipun tPA cenderung selektif untuk plasminogen yang terikat pada fibrin, tPA mengaktifkan plasminogen sirkulasi dengan melepaskan plasmin yang menyebabkan penghancuran fibrinogen sirkulasi dan menimbulkan keadaan fibrinolitik sistemik. Dalam keadaan normal, α2-antiplasmin yang bersirkulasi dalam darah menginaktifkan plasmin tetapi dosis terapetik tPA dan SK menyebabkan pembentukan plasmin berkurang untuk mengatasi konsentrasi α2-antiplasmin yang bersirkulasi. Secara ringkas, meskipun tPA relatif selektif
bekerja pada fibrin gumpalan darah, tetapi dapat memicu keadaan lisis sistemik dan perdarahan yang tidak diharapkan.
SK bukan protease dan tidak memiliki aktivitas enzimatik, namun membentuk kompleks dengan plasminogen yang melepaskan plasmin. Berbeda dengan tPA, SK tidak terikat terutama pada fibrin gumpalan darah dan oleh karena itu terikat secara seimbang pada plasminogen yang bersirkulasi maupun yang tidak bersirkulasi. Oleh karena itu, SK memproduksi fibrigenolisis dan fibrinolisis gumpalan signifikan. Karena alasan ini, tPA lebih disukai sebagai agen trombolitik daripada SK, terutama untuk melarutkan gumpalan di koroner dan pembuluh darah serebral. Karena SK dibuat dari streptococci, pasien yang memiliki riwayat infeksi streptococci membutuhkan dosis SK yang lebih tinggi untuk memproduksi trombolisis.
Penting dicatat bahwa efektivitas obat trombolitik bergantung pada umur gumpalan. Gumpalan yang lebih lama memiliki fibrin yang berhubungan silang dan lebih padat. Oleh karena itu, gumpalan lebih sulit dilarutkan. Untuk mengobati infark miokardial akut, obat trombolitik idealnya diberikan dalam 2 jam pertama. Lebih dari itu, efektivitasnya berkurang dan dosis yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencapai lisis yang diharapkan.
Obat Thrombolitik Spesifik
Aktivator Plasminogen JaringanKelompok obat trombolitik digunakan pada infark miokardial akut, stroke thrombotik serebrovaskular dan embolisme pulmoner. Untuk infark miokardial akut, aktivator plasminogen jaringan secara umum lebih disukai dari streptokinase.
Alteplase (Activase®; rtPA) adalah bentuk rekombinan dari tPA manusia. Alteplase memiliki waktu paruh pendek (5 menit) dan oleh karena itu diberikan secara bolus intravena diikuti dengan infus.
Retaplase (Retavase®) dibuat secara genetik, turunan yang lebih kecil dari tPA rekombinan yang telah ditingkatkan potensinya dan bekerja lebih cepat dari rTPA. Retaplase biasanya diberikan sebagai injeksi bolus IV. Retaplase digunakan pada infark miokardial akut dan embolisme paru.
Tenecteplase (TNK-tPA) memiliki waktu paruh yang lebih panjang dan afinitas ikatan yang lebih besar untuk fibrin daripada rTPA. Karena kwatu paruh yang lebih panjang, dapat diberikan secara IV bolus. TNK-TPA hanya digunakan pada infark miokardial akut.
StreptokinaseStreptokinase dan anistreplase digunakan pada infark miokardial akut, thrombosis vena dan aterial, dan embolisme paru. Ikatan ini antigenik karena diturunkan dari bakteri streptokokus.
Streptokinase alami (SK) bekerja kurang spesifik sehingga kurang diminati sebagai obat trombolitik daripada tPA karena menyebabkan banyak fibrigenolisis.
Anistreplase (Eminase) adalah kompleks SK dan plasminogen. Anistreplase lebih memiliki spesifitas bekerja pada fibrin dan aktivitas yang lebih lama daripada SK alami. Namun, menyebabkan fibrigenolisis.
UrokinaseUrokinase (Abbokinase®; UK) aktivator plasminogen tipe urine (uPA) karena dibentuk di ginjal dan ditemukan di urine. Urokinase jarang digunakan karena seperti SK, UK menyebabkan fibrigenolisis. Satu kelebihan UK dari SK adalah nonantigenik.
Efek samping dan KontraindikasiEfek samping dari semua obat trombolitik adalah komplikasi perdarahan yang disebabkan fibrigenolisis sistemik dan lisis sumbatan hemostatik normal. Perdarahan sering terjadi pada tempat kateterisasi, meskipun perdarahan gastrointestinal dan otak pun dapat terjadi. Oleh karena itu, pasien yang pernah mengalami trauma atau yang memiliki riwayat stroke perdarahan serebral biasanya tidak diberi trombolitik. Retrombolisis biasanya terjadi mengikuti trombolisis dan oleh karena itu antikoagulan seperti heparin biasanya diberikan bersamaan dan dilanjutkan setelah trombolitik untuk beberapa waktu.
terapi trombolitik
1. DEFENISI
Tromboembolisme ( oklusi suatu arteri atau vena karena thrombus atau emboli ) menyebabkan iskemia ( kurang aliran darah ) yang mengakibatkan jaringan nekrosis (mati) di bagian distal dari area obstruksi. Perlu kira-kira 1 sampai 2 minggu untuk bekuan darah dapat berdisintegrasi dengan mekanisme fibrolitik natural. Jika trombus atau emboli baru dapat dilarutkan lebih cepat maka jaringan nekrosis yang terjadi hanya minimal dan aliran darah dapat kembali berfungsi lebih cepat. Inilah dasar dari terapi trombolitik.
Terapi trombolitik adalah terapi klinis yang ditujukan untuk reperfusi jaringan miokardium dengan memperbaiki aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat. Bekuan darah yang terdapat dalam pembuluh darah akan mengganggu aliran darah ke bagian tubuh yang dialiri oleh pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan suatu kerusakan serius pada bagian-bagian tubuh. Jika bekuan terdapat pada arteri yang memasok darah ke jantung, maka dapat menyebabkan serangan jantung. Jika bekuan terdapat pada aliran darah ke otak, maka dapat terjadi stroke. Terapi trombolitik digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang akan mengancam kehidupan jika tidak segera diatasi.
Istilah Sindrom Koroner Akut (SKA) banyak digunakan saat ini untukmenggambarkan kejadian kegawatan pada pembuluh darah koroner. SKA merupakan satu sindrom yang terdiri dari beberapa penyakitkoroner yaitu, angina tak stabil (unstable angina), infark miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun angina pektorispasca infark atau pasca tindakan intervensi koroner perkutan. Alasan rasional menyatukan semua penyakit itu dalam satu sindrom adalah karena mekanisme patofisiologi yang sama. Semua disebabkan oleh terlepasnya plak yang
merangsang terjadinya agregasi trombosit dan trombosis, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan stenosis berta atau oklusi pada arteri koroner dengan
atau tanpa emboli. Sedangkan letak perbedaan antara angina tak stabil, infark Non-elevasi ST dan dengan elevasi ST adalah dari jenis trombus yangmenyertainya. Angina tak stabil dengan trombus mural, Non-elevasiST dengan thrombus inkomplet/nonklusif, sedangkan pada elevasi STadalah trombus komplet/oklusif.
2. AGENT TROMBOLITIK
Terapi trombolisis menggunakan obat yang disebut agen trombolitik seperti alteplase ( Activase ), anistreplase (Eminase), streptokinase (Streptase, Kabikinase), urokinase ( Abbokinase ), dan aktivator plasminogen jaringan (TPA) untuk membubarkan gumpalan. Obat ini diberikan sebagai suntikan, hanya di bawah pengawasan seorang dokter.
Agent trombolitik dibagia menjadi 2 kategori :
a) Fibrin selektif
Karakteristik :
Aktivasi plasminogen yang terikat pada fibrin
Penghancuran bekuan sangat cepat
Jenis :
Tissue – Type Plasminogen Activator (t – PA )
- Serine protease yang diproduksi oleh sel endothelial pembuluh darah
- Mengkonversi plasminogen menjadi plasmin setelah terikat pada bekuan mengandung fibrin
- Dosis : 15 mg bolus dilanjutkan 50 mg atau 0,75 mg/kgBB selama 30 menit atau 35 mg atau 0,5 mg/kgBB selama 60 menit dengan total maximum dosis 100 mg
- Waktu paruh : t – PA = 3 – 5 menit, r – PA = 15 menit
- Efek samping : dapat terjadi reoklusi. Diperlukan infus antikoagulasi sistemik/heparin
- Reaksi alergi dan hipotensi ditemukan
Recombinant Tissue Plasminogen Activator ( rt – PA )
- Dosis standar dipercepat dengan cara melalui bolus 15 mg, 50 mg atau 0,75 mg / kgBB lebih dari 30 menit, dan 35 mg atau 0,50 mg / kgBB lebih dari 60 menit untuk dosis total maksimum 100 mg.
- Direkomendasikan untuk pasien yang berat badannya kurang dari 65 kg.
- Waktu paruhnya adalah 5 menit.
Recombinant Plasminogen Activator ( reteplase, r – PA )
Recombinant Tissue Plasminogen Activator ( r – PA ) atau Retaplase adalah obat trombolitik yang digunakan untuk memecah gumpalan darah. Obat ini bekerja dengan cara mengaktifkan zat kimia yang membantu menghancurkan gumpalan darah.
Indikasi penggunaan reteplase adalah untuk meningkatkan fungsi jantung dan mencegah gagal jantung kongestif (CHF) atau kematian pada orang yang mengalami serangan jantung.
Single-chain urokinase plasminogen activator ( scu-PA atau prourokinase)
b). Non selektif
Karakteristik :
Plasminogenolosis dan fibrinogenolisis sistemik
Penghancuran bekuan lebih lambat
Status penghancuran sistemik lebih panjang
Jenis- Jenis :
Streptokinase ( SK )
- Agen trombolitik yang dihasilkan dari – hemolitik streptokokus, yang bila dikombinasikan dengan plasminogen akan berfungsi sebagai katalis dalam konversi plasminogen menjadi plasmin.
- Dapat diberikan IV atau IC
- Dosis : 1,5 juta U dalam 30 – 60 menit
- Dapat menyebabkan respon alergi, pruritus, demam, mual, urtikaria, sakit kepala dan malaise
- Efek samping : hipotensi
- Observasi : 12 jam
Anisolated Plasminogen Streptokinase Activator ( APSAC )
- Bentuk kimiawi dari SK
- APSAC memiliki waktu paruh relatif lama dan hasil yang dinyatakan dalam fibrinogenolysis.
- APSAC diberikan lewat bolus 30 U selama 2-5 menit
- Karena APSAC adalah bentuk SK, ia memiliki sifat antigenik yang sama SK.
- Gejala alergi terjadi pada pasien yang menerima APSAC.
- Hipotensi dapat terjadi pada pasien dan akan lebih parah jika obat diberikan
Semua jenis dari agen trombolitik disertai dengan pemberian antiplatelet : heparin atau
Aspirin
3. INDIKASI
Kriteria seleksi yang digunakan untuk terapi trombolitik
Tidak lebih dari 12 jam setelah waktu terapi : nyeri dada, semakin cepat semakin baik
Elevasi segmen ST pada EKG atau onset baru blok cabang berkas kiri
Nyeri dada istemik dengan durasi 30 menit
Nyeri dada tidak respon terhadap nitrogliserin sub lingual atau nifedipin
Tidak mengalami kondisi yang dapat menjadi predisposisi pendarahan
Indikasi
Kelas I
Usia pasien < 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi < 12 jam
Pasien dengan blok cabang-ikat dan adanya riwayat AMI
Kelas IIa
Usia pasien > 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi < 12 jam
Kelas IIb
Pasien dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi lebih dari 12 – 24 jam
Pasien dengan tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 110 mmHg berhubungan dengan MI
Kelas III
Pasien dengan ST elevasi, waktu untuk terapi > 24 jam dan nyeri istemik tertangani
Pasien dengan ST depresi
4. KONTRAINDIKASI
Terapi trombolitik : Kontra indikasi absolut
1. Sebelumnya mengalami stroke hemoragik; stroke lain atau serebrovaskular yang terjadi dalam 1tahun terakhir
2. Neoplasma intrakranial
3. Perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi)
4. Suspek diseksi aorta
Terapi trombolitik : Kontraindikasi relatif
1. Hipertensi berat (tekanan darah >180/110)
2. Riwayat CVA / kelainan intraserebral
3. Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 minggu), termasuk cedera kepala atau resusitasi jantung > 10 menit atau operasi besar < 3minggu
4. Perdarahan internal dalam 2-4 minggu terakhir
5. Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 hari sampai 2 tahun) atau riwayat alergi terhadap streptokinase
6. Pengunaan antikoagulan
7. Kehamilan
8. Tukak lambung
9. Riwayat hipertensi kronik yang berat
5. MANAJEMEN FARMAKOLOGI
Obat Dosis Tindakan Pertimbangan khusus
Bekuan spesifik
t- PA ( alteplase IV : 100 mg lebih dari 90 menit dengan 15 mg pertama diberikan melalui bolus
Mengikat fibrin pada bekuan dan mempromosikan aktivasi plasminogen
Waktu paruh yang pendek, sehingga heparin biasanya diberikan lewat bolus dan
menjadi plasmin kemudian diikuti dengan infuse.
Aspirin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan q hari
r-PA ( reteplase ) 10 U diberikan lewat bolus, diulang dalam 30 menit
Mengikat fibrin pada bekuan dan mempromosikan aktivasi plasminogen menjadi plasmin
Heparin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan dalam 24 jam
TNKase (tenecteplase)
30-50 mg berdasarkan berat badan, diberikan lewat bolus tunggal
Mengikat fibrin pada bekuan dan mempromosikan aktivasi plasminogen menjadi plasmin
Heparin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan q hari
Non-spesifik
SK (streptokinase)
1,5 juta U diberikan lebih dari 60 menit
Mengkatalis pengubahan plasminogen menjadi plasmin, yang menyebabkan lisis dari fibrin.Memiliki efek litik sistemik
Dapat menyebabkan reaksi alergi dan hipotensi.
Heparin dapat diberikan IV atau SQ
Aspirin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan q hari
APSAC (anitreplase)
30 U melalui bolus lambat selama 2-5 menit
Kombinasi molekul streptokinase dan plasminogen yang tindakannya serupa dengan streptokinase. Memiliki efek litik sistemik
Dapat menyebabkan reaksi alergi dan hipotensi
Waktu paruh lama, jadi heparin biasanya dimulai 4-6 jam setelah APSAC
Aspirin dimulai dengan pemberian obat dan dilanjutkan q hari
6. PENATALAKSANAAN PRE DAN POST TROMBOLISIS
Praprosedur
1. Kaji tingkat pengertian dan tingkat ansietas
2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan dan instruksi
3. Beri penguatan penjelasan dokter tentang tujuan prosedur, hasil yang diinginkan, dan risiko yang berhubungan
4. Gambarkan prosedur yang akan dilakukan :
Intrakoroner : sama dengan kateterisasi jantung, dapat berakhir dalam 1 sampai 2 jam. Sensasi yang dapat terjadi : tekanan selama pemasangan kateter, tak ada ketidaknyamanan dalam penginfusan.
Intravena : biasanya di bagian kedaruratan atau UPK, penginfusan diberikan lebih dari 3 jam
5. Jelaskan dan tinjau kembali tindakan intraprosedur dan pascaprosedur
6. Pemantauan di UPK
7. Hak-hak berkunjung
8. Peralatan yang digunakan (alat pemantauan jantung, pemberian oksigen, terapi IV)
9. Jelaskan perlunya tirah baring selama dan setelah pemberian dan perlunya sering mengambil contoh darah untuk memantau masa pembekuan
10. Instruksikan pada pasien untuk segera memberi informasi pada perawat bila terasa nyeri dada.
Post prosedur
Komplikasi umum dari trombolisis adalah pendarahan, tidak hanya sebagai hasil terapi trombolitik itu sendiri, tetapi juga karena pasien secara rutin mendapat terapi antikoagulan selama beberapa hari untuk meminimalisir kemungkinan retrombosis. Perawat juga harus secara berkala memanatau manifestasi klinis dari pendarahan. Pendarahan gusi dan kebocoran vena biasa terjadi. Pendarahan serius dapat terjadi seperti pendarahan intrakranial dan pendarahan internal.
Sebagai tambahan untuk keakuratan pengkajian pasien untuk membuktikan pendarahan, penatalaksanaan keperawatannya termasuk tindakan preventif untuk meminimalisir potensial pendarahan. Contohnya penanganan pasien yang terbatas, infeksi dapat dihindari jika memungkinkan, dan tambahan tekanan dapat diberikan untuk memastikn hemosatatis dari venipuncture dan tempat kebocoran arteri. Jalur intra vena dipasang sebelum pemberian terapi lisis dan penguncian heparin dapat digunakan untuk penatalaksanaan selama pengambilan spesimen labor. Antasid dapat diberikan khususnya jika pasien mengalami ketidaknyaman di bagian gastrointestinal.