bahan sosialisasi audit internal sektor...

127
Bahan Sosialisasi Audit Internal Sektor Publik “Transformasi Fungsi Pengawasan Intern: Peningkatan Kapabilitas APIP” Disiapkan : PPIA YPIA

Upload: haduong

Post on 30-Mar-2018

266 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • Bahan Sosialisasi Audit Internal Sektor Publik

    Transformasi Fungsi Pengawasan Intern:

    Peningkatan Kapabilitas APIP

    Disiapkan : PPIA YPIA

  • Atas Kerjasama

    YPIA dan AAIPI

  • Tujuan Sosialisasi

    Audit Internal Sektor Publik

    Peningkatan KapabilitasPeningkatan Kapabilitas

    APIP Provinsi & Kabupaten/Kota

  • YPIA

    Didirikan 17 April 1995.

    Pusat Pengembangan Audit Internal yang Profesional di

    Indonesia.

    Bertujuan Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme

    Auditor Indonesia.

    Melaksanakan Kegiatan Pelatihan, Konsultasi, Seminar, On Site

    Learning dan International Audit Certification Review Course.

  • AAIPI

    Wadah yang mewakili profesi Auditor Intern

    Pemerintah secara keseluruhan dan sebagaiPemerintah secara keseluruhan dan sebagai

    wadah untuk komunikasi, konsultasi, koordinasi

    serta usaha usaha bersama lainnya.

  • Melaksanakan pembinaan, pengembangan profesi

    Auditor Intern Pemerintah melalui reformasi

    birokrasi untuk meningkatkan profesionalismenyabirokrasi untuk meningkatkan profesionalismenya

    dan untuk mewujudkan Pemerintah yang baik di

    Pusat maupun di Daerah agar mampu mendukung

    keberhasilan pembangunan di segala bidang.

  • Meningkatkan profesionalisme Auditor dan

    menetapkan standar kualitas, mengembangkan

    dan menegakkan kode etik, memelihara martabat,dan menegakkan kode etik, memelihara martabat,

    kehormatan, moral serta integritas yang tinggi

    untuk menciptakan kepercayaan terhadap

    Auditor.

  • Internal Audit :

    The Most Necessary Profession

    To Enhance And Protect Organizational ValueTo Enhance And Protect Organizational Value

  • APIP Provinsi dan Kabupaten/Kota

    Profesi Yang Sangat Diperlukan Dalam

    Meningkatkan Dan Melindungi Nilai (nilai baik)

    Provinsi dan Kabupaten/Kota.

  • Pentingnya APIP

    1. Ruang Lingkup Tugas:

    a. Kegiatan Assurance

    b. Kegiatan Konsultasib. Kegiatan Konsultasi

    2. Sifat Tugas:

    a. Independen

    b. Obyektif

    c. Memberi Nilai Tambah

  • 3. Tujuan Pelaksanaan Tugas:

    a. Memperlancar Operasi (Jalannya/Proses) Organisasi

    b. Membantu Pencapaian Tujuan Organisasi

    4. Pelaksanaan Tugas:4. Pelaksanaan Tugas:

    Mengevaluasi dan Meningkatkan Efektifitas:

    a. Pengelolaan Risiko (Risk Management)

    b. Pengendalian Intern (Internal Control)

    c. Proses Tata Kelola yang Baik (Governance)

    d. Anti Penyelewengan (Anti Fraud)

  • Auditor Internal Yang Profesional

    Kemampuan berpikir Konseptual tentang Audit Internal.

    Ahli (teknis) dalam Audit Internal.

    Tekun, Menyenangi dan Dedikatif kepada Profesi Audit Internal.

    Bekerja, berpedoman pada Etika Profesi Audit Internal.

  • Acuan Ilmu PengetahuanMateri Pelatihan YPIA

    1. IPPF.

    2. International Standards for the Profesional Prac-2. International Standards for the Profesional Prac-

    tices of Internal Auditing.

    3. CSO CIA - IIA.

    4. Hasil Riset IIA Foundation.

  • 5. Internal Audit Text Book & Publicaton.

    6. Internal Auditing Best Practices.

    7. Magazine & Journal Internal Auditing.

    8. Topics of Conferences/Seminar.

    9. Peraturan Perundang Undangan.

  • Misi Internal Audit

    Meningkatkan dan Melindungi Nilai Organisasi

    dengan memberikan asurans, advis dan wawasan

    berbasis risiko dan objektif

  • Prinsip-Prinsip Dasar Internal Audit

    1. Mendemonstrasikan integritas

    2. Mendemonstrasikan kompetensi dan kecermatan profe-sionalsional

    3. Objektif dan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya(independen)

    4. Selaras dengan strategi, tujuan dan risiko organisasi

    5. Diposisikan secara layak dan di dukung sumber daya yangmemadai

  • 6. Mendemonstrasikan perbaikan kualitas dan berkelanjutan

    7. Berkomunikasi secara efektif

    8. Memberi asurans berbasis risiko8. Memberi asurans berbasis risiko

    9. Berwawasan, proaktif dan fokus pada masa depan

    10. Mendorong perbaikan organisasi

  • Definisi Internal Audit

    Kegiatan asurans dan konsultansi yang independen dan

    objektif, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan

    meningkatkan nilai organisasi.meningkatkan nilai organisasi.

    Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya

    melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam

    mengevaluasi dan meningkatkan keefektifitas manajemen

    risiko, pengendalian dan proses tata kelola

  • Kegiatan Assurance

    Beberapa Istilah Penting

    Dalam Definisi Internal Audit

    Kegiatan Assurance

    Kegiatan Konsultasi

    Independen

  • Obyektif

    Nilai Tambah

    Manajemen Risiko

    Pengendalian Intern

    Tata kelola yang baik

  • Adalah suatu pengujian yang obyektif atas suatu bukti

    dengan maksud untuk memberikan penilaian yang

    Kegiatan Assurance

    dengan maksud untuk memberikan penilaian yang

    independen atas pengelolaan risiko, pengendalian dan

    proses governance dari suatu organisasi.

  • Contoh kegiatan assurance dapat berupa penugasan

    assurance atas kegiatan keuangan, kinerja, ketaatan,assurance atas kegiatan keuangan, kinerja, ketaatan,

    keamanan dan uji tuntas (due diligence).

  • Kegiatan Konsultasi

    Adalah kegiatan memberi advis dan jasa lainnya yang

    dibutuhkan oleh Auditee yang bersifat dan cakupandibutuhkan oleh Auditee yang bersifat dan cakupan

    penugasannya telah disepakati dengan Auditee yang

    bersangkutan.

  • Kegiatan ini bertujuan untuk memberi nilai tambah dan

    meningkatkan pengelolaan risiko, pengendalian dan

    proses governance. Namun tanggung jawab tetap pada

    Auditee yang bersangkutan.

  • Independen

    Adalah bebas dari situasi yang mengancam

    obyektivitas. Internal Auditor harus bebas dari

    ancaman baik sebagai individu dalam melaksanakanancaman baik sebagai individu dalam melaksanakan

    tugas maupun secara fungsi dari organisasi.

  • Obyektif

    Adalah sikap mental tidak memihak yang memungkinkan

    Internal Auditor untuk melaksanakan tugas sedemikian

    rupa sehingga memiliki keyakinan yang jujur dalam

    kerja tanpa kompromi dalam kualitas.

  • Obyektivitas mempersyaratkan Internal Auditor

    untuk tidak mendelegasikan keputusan (judgement)

    nya mengenai masalah audit kepada pihak lain.

  • Nilai Tambah

    Internal Auditor memberi nilai tambah bagi organisasi

    dengan cara meningkatkan peluang untuk mencapaidengan cara meningkatkan peluang untuk mencapai

    tujuan organisasi, mengidentifikasi perbaikan operasi,

    dan/atau mengurangi risiko melalui jasa assurance dan

    konsultasi.

  • Risk Management

    Adalah proses untuk mengidentifikasi, mengakses,

    mengelola, dan mengendalikan peristiwa atau situasi

    yang dapat menjadi risiko untuk menambah kepastian

    tercapainya tujuan organisasi.

  • Pengendalian Intern

    Adalah semua tindakan yang dilakukan Manajemen,

    Direksi, Komisaris, atau pihak lain untuk mengelolaDireksi, Komisaris, atau pihak lain untuk mengelola

    risiko dan meningkatkan kemungkinan tercapainya

    sasaran dan tujuan yang ditetapkan.

  • Manajemen merencanakan, mengorganisasikan dan meng-

    arahkan pelaksanaan tindakan yang memadai untuk me-

    ningkatkan kepastian bahwa tujuan akan tercapai.ningkatkan kepastian bahwa tujuan akan tercapai.

    Sistem Pengendalian meliputi assessment risiko, kegiatan

    (prosedur) pengendalian, informasi dan komunikasi serta

    pemantauan pengendalian.

  • Tujuan Pengendalian Intern

    Mengamankan sumber daya yang menjadi tanggungjawab manajemen.jawab manajemen.

    Memastikan kehandalan dan akurasi data yang di-gunakan.

  • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas setiap aktivitaspada proses bisnis.

    Memastikan ketaatan terhadap peraturan maupunkebijakan internal.

  • Tanggung Jawab ManagementAtas Pengendalian Intern

    Mengembangkan lingkungan pengendalian (controlenvironment) yang kondusif.

    Mengidentifikasi kemungkinan kerugian dan/ataurisiko aktivitas.

  • Menetapkan kebijakan, prosedur, standar, sistem,rencana kerja dan anggaran.

    Menetapkan alur informasi dan komunikasi yang Menetapkan alur informasi dan komunikasi yangefisien dan efektif.

    Menetapkan program on going monitoring untukmemastikan efektivitas proses pengendalian.

  • Tanggung Jawab Internal AuditAtas Pengendalian Intern

    Mengevaluasi dan memastikan bahwa disain Mengevaluasi dan memastikan bahwa disaindari proses pengendalian yang dibuat oleh

    manajemen cukup memadai.

  • Memastikan bahwa proses pengendalian dalamimplementasi berfungsi sebagaimana mestinya secara

    efektif dan efisien.efektif dan efisien.

    Melaporkan hasil audit yang dilaksanakan, termasukmemberikan rekomendasi untuk meningkatkan efek-

    tivitas proses pengendalian.

  • Corporate Governance

    Adalah kombinasi proses dan struktur yang digunakan

    oleh aparat organisasi untuk meningkatkan keberhasilan

    usaha dan akuntabilitas organisasi guna mewujudkan

    nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan

    tetap memperhatikan stakeholders lainnya berdasarkan

    peraturan dan nilai-nilai etika.

  • Kode Etik Auditor Internal

    Merupakan aturan perilaku bagi seorang Internal

    Auditor dalam bersikap, bertingkah laku dan berbuat

    (bertindak) baik di dalam maupun di luar kegiatan audit.

  • Kode Etik Auditor Internal

    1. Principles yaitu prinsip-prinsip yang relevandengan profesi dan praktik Internal Auditing.

    2. Rules of Conduct yaitu menggambarkan norma2. Rules of Conduct yaitu menggambarkan normaperilaku yang diharapkan dari para InternalAuditor

    3. Aturan-aturan tersebut membantu menafsirkanprinsip-prinsip ke dalam praktik pelaksanaanyang ditujukan untuk memberi pedomanpelaksanaaan etika dari para internal Auditor.

  • Prinsip Prinsip Kode Etik

    1. Integrity (integritas), yaitu integritas untuk mengem-bangkan kepercayaan dan juga menyediakan dasarbangkan kepercayaan dan juga menyediakan dasarkepercayaan pada pendapatnya.

  • 2. Objectivity (obyektivitas), yaitu kondisi yangmenunjukkan tingkatan tertinggi dari obyektivi-tas profesional dalam mengumpulkan, mengeva-luasi dan mengkomunikasikan informasi tentangluasi dan mengkomunikasikan informasi tentangaktivitas atau proses yang sedang diuji.

    Auditor Internal membuat penilaian yang seim-bang dari semua situasi yang relevan dan tidakterlalu dipengaruhi oleh kepentingan mereka atauorang lain dalam membentuk penilaian

  • 3. Confidentiality (kerahasiaan), yaitu Internal Auditormenghormati nilai dan kepemilikan informasi yangmereka terima dan tidak membuka informasi tanpapersetujuan yang berwenang kecuali ada kewajibanresmi untuk membukanya.resmi untuk membukanya.

    4. Competency (kompetensi), yaitu Internal Auditormenerapkan pengetahuan kemampuan dan keteram-pilan (skill) serta pengalaman yang dibutuhkan dalampelaksanaan jasa Internal Audit.

  • Obyektivitas

    1. Harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan konflikdengan kepentingan perusahaan, atau kegiatan-kegiatan yang berpotensi me-nimbulkan prasangka, yang dapat meragukan kemampuannya untuk dapat me-laksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesnya secara objektif.

    Kode Etik

    laksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesnya secara objektif.

    2. Tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apa pun obyek audit dan pihak lainyang terikat dengan pekerjaan audt yang dapat, atau patut diduga dapat,mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.

    3. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, Internal Auditor harus mengungkapkansemua fakta penting dan material yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jikatidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu, ataumenutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.

  • Kode Etik

    Integritas

    4. Harus menunjukkan, kejujuran, obyektivitas, dan kesungguhan dalammelaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya.

    5. Harus menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan. Namun demikian5. Harus menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan. Namun demikianInternal Auditor tidak boleh secara sadar terlibat dalam berbagaikegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.

    6. Tidak boleh terlibat secara sadar dalam tindakan atau kegiatan yangdapat mendiskriditkan perusahaan.

    7. Harus menghormati dan menunjang tinggi hukum, etika perusahaan danperaturan perundangan yang berlaku.

  • Kode Etik

    Kerahasiaan

    8. Harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakaninformasi yang diperolah dalam pelaksanaan tugasnya.

    9. Tidak diperbolehkan menggunakan informasi untuk mendapatkankeuntungan pribadi atau berbagai tindakan yang bertentangandengan hukum dan peraturan perungdangan yang berlaku ataumenyimpang dari ketentuan hukum dan etika yang berlaku dandapat menimbulkan kerugian perusahaan.

  • Kode Etik

    Kompetensi

    Internal Auditor:

    10. Melakukan setiap penugasan untuk pekerjaan di mana diamemiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman.

    11. Hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikandengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

    12. Harus mengusahakan berbagai upaya dan memberikan jasa-jasaagar senantiasa memenuhi International Standards for theProfessional of Internal Auditing (ISPPIA).

    13. Harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta efektivitas dankualitas pelaksanaan tugasnya, serta wajib mengikuti pendidikanprofesi berkelanjutan.

  • QIA Content Specification Outline

    1. Peran Internal Auditor dalam Governance, Manajemen

    Risiko, dan Pengendalian Intern (Internal Audit Role in

    Governance, Risk Management, and Internal Control)

  • 2. Aktivitas Penugasan Internal Audit/Proses dan TeknikAudit (Internal Audit Activity Engagement)

    3. Analisis Bisnis dan Teknologi Informasi (Business3. Analisis Bisnis dan Teknologi Informasi (BusinessAnalysis and Information Technology)

    4. Keterampilan Manajemen (Management Skills)

  • Standar Profesi Internal Audit

    Sesuai dengan visi perusahaan, maka Internal Audit

    menggunakan International Standards for the

    Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA)

    berdasarkan The Institute of Internal Auditors

    International Professional Practices Framework

    (IPPF) sebagai acuan utama dalam penyusunan

    Pedoman Kerja Internal Audit dan pelaksanaannya.

  • Jenis Standar

    1. Standar Atribut (Attribute Standard)

    Standar atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi dan individuyang melakukan kegiatan audit.

    2. Standar Kinerja (Performance Standard)2. Standar Kinerja (Performance Standard)

    Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan Internal Audit dan memberikankriteria kualitas yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas kegiatan audit.Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk kegiatan Internal Auditsecara umum.

    3. Standar Implementasi

    Standar implementasi meruapkan standar untuk menerapkan Standar Atributmaupun Standar Kinerja pada jenis penugasan tertentu (misalnya, assurance,consulting, audit ketaatan, investigasi fraud, dan proyek control selfassessment).

  • Tujuan Penetapan Standar

    Tujuan ditetapkan Standar adalah:

    1. Menjelaskan prinsip dasar yang melandasi praktik Internal Audit.

    2. Memberikan framework untuk melaksanakan dan mengembangkan2. Memberikan framework untuk melaksanakan dan mengembangkanberbagai kegiatan audit yang memberi nilai tambah.

    3. Menetapkan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja kegiatan InternalAudit.

    4. Mendorong peningkatan proses dan kegiatan organisasi.

  • Kegiatan Pelatihan YPIA

    Program Sertifikasi : 33 Modul/Materi/Mata Pelajaran

    Program Lokakarya/ : Lebih dari 30 Jenis Lokakarya/Workshop

    Workshop

  • Pertanian, Kehutanan & Perikanan

    Jumlah Pelanggan YPIA lebih 900 Instansi/Lembaga/Perusahaan/Universitas.

    Yang Meliputi Bidang :

    Pertanian, Kehutanan & Perikanan

    Pertambangan

    Konstruksi Kontrak

    Manufaktur

  • Transportasi, Komunikasi & Utility Layanan

    Seluruh & Perdagangan Eceran

    Keuangan, Asuransi & Real Estate Keuangan, Asuransi & Real Estate

    Layanan

    Pemerintah

    L S M

  • Tujuan Pelatihan Jelas

    Keunggulan Pelatihan YPIA

    Materi Pelatihan Menunjang Tercapainya Tujuan

    Metode Pelatihan Yang Efektif

    Instruktur Yang Memiliki Kompetensi Tinggi

  • Fasilitas Pelatihan

    Networking Yang Luas

    Pengakuan Internasional

    Out Put Pelatihan

    Local Fee For Global Standard

  • Sertifikasi

    Dasar 458 42 62 51 67 25 705

    Lanjutan 421 25 33 42 47 25 593

    2016 s/d Mei TotalKeterangan 1995-2011 2012 2013 2014 2015

    Jumlah Kelas PelatihanTahun 1995 s/d Mei 2016

    Lanjutan 421 25 33 42 47 25 593

    Pra Manajerial 37 4 3 4 4 3 55

    Manajerial 189 13 15 23 23 14 277

    1105 84 113 120 141 67 1630

    Lokakarya

    Lokakarya 671 56 83 65 74 24 973

    1776 140 196 185 215 91 2603

    2881 224 309 305 356 158 4233

    Sub total

    Sub total

    Total

  • Sertifikasi

    Dasar 8995 881 1173 844 995 402 13290

    Lanjutan 7271 372 619 793 629 349 10033

    2016 s/d Mei TotalPelatihan 1995-2011 2012 2013 2014 2015

    Jumlah Peserta Pelatihan Tahun 1995 s/d Mei 2016

    Lanjutan 7271 372 619 793 629 349 10033

    Pra Manajerial 576 60 46 86 87 32 887

    Manajerial 3059 227 196 396 289 159 4326

    19901 1540 2034 2119 2000 942 28536

    Lokakarya

    Lokakarya 8649 1248 1212 875 1252 321 13557

    28550 2788 3246 2994 3252 1263 42093

    48451 4328 5280 5113 5252 2205 70629

    Sub total

    Sub total

    Total

  • NO KETERANGAN QIA INSTANSI

    1 Badan Usaha Milik Negara 2713 173

    2 Badan Usaha Milik Daerah 168 37

    Jumlah Pemegang Sertifikat QIA

    2 Badan Usaha Milik Daerah 168 37

    3 Badan Usaha Milik Swasta 900 135

    4 Sektor Publik 460 32

    5 Kehormatan 8 0

    6 Lainnya 96 37

    TOTAL 4345 414

  • Tujuan Nasional Indonesia

    1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

    tumpah darah Indonesia

    2. Memajukan kesejahteraan umum2. Memajukan kesejahteraan umum

    3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

    4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang ber-

    dasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

    keadilan sosial

  • Kenyataannya ?Kenyataannya ?

  • Kenyataannya ?

    1. Angka Pengangguran dan Kemiskinan yang tinggi.

    2. Beban rakyat atas biaya Kesehatan dan Pendidikan yang berat.

    3. Sulitnya mencari rasa Aman dan Keadilan di bidang hukum.

    4. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik kurang kondusif.

    5. Praktik praktik KKN masih merajalela

    6. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) hanya 34 dari range 1 100

  • Program Pemerintah

    1. Sembilan Program Prioritas (Nawa Cita)

    2. Revolusi Mental

    3. Pemberdayagunaan Aparatur Negara

    4. Reformasi Birokrasi

    5. Meningkatkan Efektifitas APIP

    6. Pemberantasan Korupsi

  • NAWA CITASembilan Program Prioritas Joko Widodo - Jusuf Kalla

    1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenapbangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warganegara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanannasional yang terpercaya dan pembangunan pertahananNegara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasionalNegara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasionaldan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

    2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tatakelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya, dengan memberikan prioritas pada upayamemulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusidemokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalureformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

    3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuatdaerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan

  • NAWA CITASembilan Program Prioritas Joko Widodo - Jusuf Kalla

    4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistemdan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, danterpercaya.

    5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melaluipeningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan denganprogram "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraanmasyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "IndonesiaSejahtera" dengan mendorong land reform dan programkepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampungderet atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminansosial untuk rakyat di tahun 2019.

    6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasarinternasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkitbersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

  • NAWA CITASembilan Program Prioritas Joko Widodo - Jusuf Kalla

    7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkansektor-sektor strategis ekonomi domestik.

    8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakanpenataan kembali kurikulum pendidikan nasional denganmengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yangmenempatkan secara proporsional aspek pendidikan, sepertipengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotismedan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti didalam kurikulum pendidikan Indonesia.

    9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosialIndonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhi-nekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

  • Revolusi Mental

    Revolusi mental dapat ditafsirkan sebagai aktivitasmengubah kualitas manusia kearah yang lebihbermutu dan bermental kuat dalam berbagai aspekdengan jangka waktu yang cepat.

  • Prinsip Revolusi Mental

    1. Revolusi Mental adalah gerakan sosial untukbersama-sama menuju Indonesia yang lebihbaik.baik.

    2. Harus didukung oleh tekad politik (political-will) Pemerintah

    3. Harus bersifat lintas sektoral.

    4. Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisidan pemerintah.

  • 5. Dilakukan dengan program gempuran nilai (valueattack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakatterhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruangpublik.

    6. Desain program harus mudah dilaksanakan (userfriendly), menyenangkan (popular) bagi seluruhsegmen masyarakat.

    7. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukanuntuk mengatur moralitas publik (social) bukanmoralitas privat (individual).

    8. Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnyaoleh warga masyarakat.

  • Reformasi Birokrasi

    Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya

    untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar

    terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

    menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),

    ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya

    manusia aparatur.

  • Area Perubahan

    1. Organisasi

    2. Tatalaksana

    3. Sumber daya manusia aparatur

    4. Peraturan perundang-undangan

    5. Pengawasan

    6. Akuntabilitas

    7. Pelayanan publik

    8. Budaya Kerja Aparatur (culture set dan mind set)

  • Hasil Yang Ingin Dicapai

    1. Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)

    2. Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

    terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governanceterukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

    3. SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable,

    professional, berkinerja tinggi dan sejahtera

  • 4. Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

    5. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan

    bebas KKN

    6. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

    7. Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

    8. Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

  • Diperlukan

    Kematangan dan Kapabilitas

    (Maturity and Capability)(Maturity and Capability)

    APIP dan Auditor Sektor Bisnis

  • Level 1 : Initial

    1. Struktur fungsi audit internal masih bersifat ad hoc dan tidakteratur

    2. Layanan jasanya masih terisolasi berupa jasa audit tunggalatau review dokumen/transaksi untuk tujuan akurasi danatau review dokumen/transaksi untuk tujuan akurasi dankepatuhan

    3. Out put layanan tergantung pada keterampilan individutertentu yang memegang posisi strategis

    4. Belum ada praktik profesional tertentu sebagaimanadisarankan IIA yaitu IPPF

  • 5. Alokasi dana yang disediakan oleh Manajemen

    minimal

    6. Belum ada infrastuktur fungsi audit internal

    7. Auditor merupakan staf operasional unit organisasi

    8. Kapasitas auditor tidak dibangun secara khusussebagaimana persyaratan kompetensi sebagaiseorang auditor internal yang profesional

  • Level 2 : Infrastructur

    1. Layanan dan Peran Fungsi Audit Internal padatingkat Audit Kepatuhan

    2. Pengelolaan SDM (Auditor Internal) pada tarafMengidentifikasi dan Merekrut Staf yang terampilMengidentifikasi dan Merekrut Staf yang terampilserta Pengembangan profesionalisme individu

    3. Praktik profesional (profesi) pada tingkatMelaksanakan kerangka praktik dan proses yangprofesional serta menyusun Rencana Auditberdasarkan prioritas Manajemen/Stakeholders

  • 4. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas pada tingkatAnggaran Operasional Audit Internal dan RencanaBisnis Audit Internal

    5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkat5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkatPengelolaan Fungsi Audit Internal

    6. Struktur Tata Kelola pada tingkat Akses oenuhterhadap Informasi Organisasi, Aset dan Personil sertaPenetapan Hubungan pelaporan

  • Level 3 : Integrated

    1. Layanan dan Peran Fungsi Audit Internal pada tingkatMelaksanakan Jasa Konsultasi dan Audit Kinerja

    2. Pengelolaan SDM (Auditor) pada tingkat Team Building2. Pengelolaan SDM (Auditor) pada tingkat Team Buildingdan Kompetensi serta Staf yang profesional danberkualitas

    3. Praktik profesional (profesi) pada tingkat Melaksanakankerangka Manajemen Mutu

  • 4. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas pada tingkatMelaksanakan Pengukuran Kinerja dan InformasiBiaya

    5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkat5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkatKoordinasi dengan Unit Preview lain dan MenjadiKomponen Integral dari Tim Manajemen

    6. Struktur Tata Kelola pada tingkat Melaksanakanpengawasan Pengelolaan Kegiatan Audit Internal danMekanisme Pendanaan

  • Level 4 : Managed

    1. Layanan dan Peran Fungsi Audit Internal pada tingkatMelaksanakan Asurans Menyeluruh terhadap Governance,Risk Management, dan Internal Control

    2. Pengelolaan SDM (Auditor) pada tingkat Audit Internal yang2. Pengelolaan SDM (Auditor) pada tingkat Audit Internal yangberkontribusi pada Pengembangan Manajemen dan KegiatanFungsi Audit Intern mendukung Organisasi profesional sertaPerencanaan Tenaga Kerja yang baik

    3. Praktik profesional pada tingkat Menetapkan Strategi Audityang memanfaatkan manajemen risiko organisasi

  • 4. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas pada tingkatIntegritas Pengukuran kinerja Kualitatif dan Kuantitatif

    5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkat Pemberian5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkat PemberianSaran Kepala Fungsi Audit Internal kepada ManajemenPuncak

    6. Struktur Tata Kelola pada tingkat Pengawasan Independenterhadap Aktivitas Audit Intern dan Laporan Kepala FungsiAudit Intern Kepada Otoritas Puncak

  • Level 5 : Optimizing

    1. Layanan dan Peran Fungsi Audit Internal pada tingkatInternal Audit diakui sebagai Key Agent of Change

    2. Pengelolaan SDM (Auditor) pada tingkat Kepemimpinan yangmendukung Organisasi profesional dan Proyeksi Tenaga Kerjamendukung Organisasi profesional dan Proyeksi Tenaga Kerja

    3. Praktik profesional pada tingkat Pengembangan Berkelanjutandalam praktik profesional dan Perencanaan Strategis InternalAudit

  • 4. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas pada tingkatPelaporan ke Publik atas efektivitas Audit Internal

    5. Hubungan dan Budaya Organisasi pada tingkatHubungan yang efektif dan berkelanjutanHubungan yang efektif dan berkelanjutan

    6. Struktur Tata Kelola pada tingkat Independen danKewenangan Aktivitas Fungsi Audit Intern

  • Pemberantasan Korupsi

    Korupsi timbul dan berkembang makin masif di negara kita.

    Korupsi merajalela, korupsi ibarat penyakit kanker yang ganas

    yang sifatnya tidak hanya kronis tetapi juga akut. Penyakit iniyang sifatnya tidak hanya kronis tetapi juga akut. Penyakit ini

    menjangkit dan menyerang semua lapisan eksekutif, legislatif

    dan yudikatif. Penyakit ini juga menempel pada semua aspek

    bidang kehidupan masyarakat sehingga seolah olah sangat

    sulit untuk di berantas.

  • Strategi & Upaya Pemberantasan Korupsi

    1. United Nations mengembangkan berbagai upaya

    atau strategi untuk memberantas korupsi yangatau strategi untuk memberantas korupsi yang

    dinamakan the Global Program Against Corrup-

    tion dan dibuat dalam bentuk United Nations Anti-

    Corruption Toolkits (UNODC, 2004):

  • 2. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi

    a. Membentuk lembaga independen yang khususmenangani korupsi.

    Di Hongkong bernama Independent CommissionDi Hongkong bernama Independent CommissionAgainst Corruption (ICAC), di Malaysia the Anti-Corruption Agency (ACA), dan di Indonesia: KPK

  • b. Memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari tingkatkepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan LembagaPermasyarakatan. Pengadilan adalah jantung penegakanhukum yang harus bersikat imparsial (tidak memihak),jujur, dan adil. Banyak kasus korupsi tidak terjerathukum karena kinerja lembaga peradilan yang sangatburuk. Bila kinerja buruk karena tidak mampu (unable)mungkin masih bisa dimaklumi karena berartipengetahuan dan keterampilannya perlu ditingkatkan.Bagaimana bila mereka tidak mau (unwilling) atau tidakpunya keinginan kuat (strong political will) untukmemberantas korupsi? Dimana lagi kita akan mencarikeadilan?

  • c. Di tingkat departemen kinerja lembaga-lembaga audit sepertiInspektorat Jenderal harus ditingkatkan. Ada kesan lembaga inisama sekali tidak punya gigi ketika berhadapan dengan korupsiyang melibatkan pejabat tinggi

    d. Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik adalah salahsatu cara mencegah korupsi. Semakin banyak meja yang harusdilewati untuk mengurus suatu hal, semakin banyak pulakemungkinan terjadinya korupsi

  • e. Hal lain yang krusial untuk mengurangi resiko korupsi adalahdengan memperbaiki dan memantau kinerja Pemerintah Daerah.Sebelum Otonomi Daerah diberlakukan umumnya semuakebijakan diambil oleh Pemerintah Pusat. Pada waktu itukorupsi besar-besaran umumnya terjadi di Ibukota Negara.Dengan otonomi, kantong korupsi tidak terpusat hanya diibukota negara tapi berkembanga ke berbagai daerahibukota negara tapi berkembanga ke berbagai daerah

    f. Dalam berbagai pemberitaan di media-media, ternyata korupsijuga banyak dilakukan oleh anggota parlemen baik di pusat(DPR) maupun di daerah (DPRD). Alih-alih menjadi wakil rakyatdan berjuang untuk kepentingan rakyat, anggota parlemenjustru melakukan korupsi yang dibungkus rapi.

  • 3. Pencegahan korupsi sektor publik

    a. Salah satu cara mencegah korupsi adalah denganmewajibkan pejabat publik melaporkan danmengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baiksebelum dan sesudah menjabat. Masyarakat ikutsebelum dan sesudah menjabat. Masyarakat ikutmemantau tingkat kewajaran peningkatan jumlahkekayaan setelah selesai menjabat. Kesulitantimbul ketika kekayaan yang didapatkan denganmelakukan korupsi dialihkan kepemilikannya keorang lain.

  • b. Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan dipemerintahan pusat dan daerah maupun militersebaiknya melalui lelang atau penawaran secaraterbuka. Masyarakat diberi akses untuk dapatterbuka. Masyarakat diberi akses untuk dapatmemantau dan memonitor hasil pelelangantersebut.

  • c. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekrutan pegawainegeri dan anggota TNI-Polri baru. Korupsi, Kolusidan Nepotisme sering terjadi dalam proses rekrutmentersebut. Sebuat sistem yang transparan dan akuntabeldalam hal perekrutan perlu dikembangkan.

    d. Sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang menitik-beratkan pada proses (process oriented) dan hasilkerja akhir (result oriented) perlu dikembangkan.Untuk meningkatkan budaya kerja dan motivasikerjanya, bagi pegawai negeri yang berprestasi perludiber insentif.

  • 4.Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

    a. Salah satu upaya memberantas korupsi adalah denganmemberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkanakses terhadap informasi. Perlu dibangun sistemakses terhadap informasi. Perlu dibangun sistemdimana masyarakat (termasuk media) diberikan hakmeminta segala informasi sehubungan dengankebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hajathidup orang banyak.

  • b. Isu mengenai public awareness atau kesadaran dankepedulian publik terhadap bahaya korupsi dan isupemberdayaan masyarakat merupakan salah satubagian penting upaya pemberantasan korupsi. Salahsatu cara meningkatkan public awareness adalahsatu cara meningkatkan public awareness adalahdengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi.

    c. Menyediakan sarana untuk melaporkan kasus korupsi.Misalnya melalui telepon, surat, faksimili (fax), atauinternet.

  • d. Di beberapa negara pasal mengenai fitnah danpencemaran nama baik tidak dapat diberlakukanuntuk mereka yang melaporkan kasus korupsi,dengan pemikiran bahwa bahaya korupsi lebihbesar daripada kepentingan individu.besar daripada kepentingan individu.

    e. Pers yang bebas adalah salah satu pilardemokrasi. Semakin banyak informasi yangditerima masyarakat, semakin paham merekaakan bahaya korupsi.

  • f. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOsbaik tingkat lokal maupun internasional jugamemiliki peran penting untuk mencegah danmemberantas korupsi. Sejak era Reformasi, LSMbaru yang bergerak di bidang Anti Korupsibanyak bermunculan. LSM memiliki fungsi untukmelakukan pengawasan atas perilaku pejabatpublik. Contoh LSM lokal adal ICS (IndonesianCorruption Watch).

  • g. Cara lain untuk mencegah dan memberantaskorupsi adalah dengan menggunakan perangkatelectronic surveillance. Alat ini digunakan untukmengetahui dan mengumpulkan data denganmenggunakan peralatan elektronik yang dipasangdi tempat-tempat tertentu. Misalnya kameradi tempat-tempat tertentu. Misalnya kameravideo (CCTV).

    h. Melakukan tekanan sosial dengan menayangkanfoto dan menyebarkan data para buronan tindakpidana korupsi yang putusan perkaranya telahberkekuatan hukum tetap.

  • 5. Kerjasama International

    Upaya lain yang dapat dilakukan dalam memberantaskorupsi adalah melakukan kerjasama internasionalbaik dengan negara lain maupun dengan InternationalNGOs. Sebagai contoh di tingkat internasional,NGOs. Sebagai contoh di tingkat internasional,Transparency International (TI) membuat programNational Integrity Sistem. OECD (Organization forEconomic Cooperation and Development) yangdidukung oleh PBB untuk mengambil langkah barudalam memerangi korupsi di tingkat internasionalmembuat program the Ethics Infrastructure dan WorldBank membuat program A Framework for Integrity.

  • Wewenang dan Tanggung Jawab

    Inspektorat Daerah

    1. Kebijakan audit yang ditetapkan untuk memudahkan pelak-sanaan berbagai kegiatan pengawasan dan mengarahkan fungsisanaan berbagai kegiatan pengawasan dan mengarahkan fungsiteknis dan administratif inspektorat.

    2. Pengembangan dan pelaksanaan program kerja pengawasanyang komprehensif untuk mengevaluasi pengendalian ataskegiatan dan program dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah dan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yangtimbul dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahandaerah.

  • 3. Pengujian efektivitas seluruh tingkatan perangkat kerjadaerah dan ketaatannya terhadap kebijakan dan peraturanpemerintah daerah yang berlaku dan relevan.

    4. Pelaksanaan review atas prosedur dan dokumen/catatandari penyelenggaraan kegiatan dan program pemerintahdari penyelenggaraan kegiatan dan program pemerintahdaerah untuk memastikan kecukupan terhadap tujuan dansasaran pemerintahan daerah.

    5. Pelaksanaan pengujian khusus atas permintaan pemegangotoritas pengawasan di daerah (kepala daerah dan DPRD)atas permasalahan khusus yang terjadi.

  • 6. Sesuai dengan buku pedoman Standar Profesi Audit Internal(SPAI) mengenai bagaimana tugas, wewenang dan tanggungjawab kepala inspektorat, seorang inspektur bertanggungjawab untuk mengelola secara layak fungsi pengawasannya,sehingga.sehingga.

    7. Pekerjaan audit memenuhi tujuan dan tanggung jawabnyaserta sesuai dengan pedoman kebijakan audit sebagaimanayang telah digambarkan di dalam audit charter fungsipengawasan inspektorat.

  • 8. Sumber-sumber yang tersedia dan dibutuhkan dalampelaksanaan pekerjaan audit di fungsi pengawasan diber-dayakan dan dioptimalkan dengan cara-cara yang palingefektif dan efisien.

    9. Pekerjaan penugasan audit telah memenuhi atau sesuaidengan apa yang telah ditetapkan dalam persyaratanprofesi.

  • Inspektorat Daerah

    Harus Memiliki Kebebasan dan Akses Penuh

    Terhadap :

    1. Administrasi umum pemerintahan, yang meliputi: kebijakan1. Administrasi umum pemerintahan, yang meliputi: kebijakandaerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, danbarang daerah.

    2. Urusan pemerintahan, yang meliputi: urusan wajib, urusanpilihan, dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan kebijakanpinjaman hibah luar negeri.

  • Membangun Inspektorat Daerah Yang Kokoh

    1. Seorang inspektur harus menyusun perencanaan penugasan

    auditnya, dan bila mungkin, menggunakan perencanaan audit

    berbasis risiko. Pendekatan ini merupakan pendekatan yangberbasis risiko. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang

    paling muktahir di dalam pekerjaan audit. Dengan penerapan

    pendekatan ini maka akan memudahkan pejabat pengawas

    pemerintahan daerah untuk menetapkan prioritas kegiatan

    pengawasan yang dilaksanakan.

  • 2. Seorang Inspektur harus mengkomunikasikan dengan baik

    rencana kegiatan audit dan kebutuhan sumber daya

    kepada pihak yang memiliki otoritas, yaitu pemerintah

    daerah. Komunikasi ini penting untuk meminta komitmen

    dari kepala pemerintah daerah terhadap penyelenggaran

    fungsi pengawasan yang efektif.

  • 3. Seorang Inspektur harus memastikan bahwa seluruhsumber daya fungsi pengawasan telah memadai dan dapatdigunakan secara efektif untuk merealisasikan rencana-rencana yang telah disetujui agar dapat diperoleh hasilpengawasan yang optimal.pengawasan yang optimal.

    4. Seorang Inspektur harus menyusun kebijakan dan proseduraudit sebagai pedoman bagi seluruh pejabat pengawaspemerintahan untuk pelaksanaan kegiatan fungsi penga-wasan yang konsisten.

  • 5. Seorang Inspektur harus berkoordinasi dengan pihak internal daneksternal organisasi yang melakukan pekerjaan audit, yaitu untukmemastikan bahwa seluruh ruang lingkup penugasan sudahmemadai dan menghindarkan atau meminimalkan kemungkinanadanya duplikasi dalam pekerjaan audit.adanya duplikasi dalam pekerjaan audit.

    6. Seorang Inspektur harus menyampaikan laporan secara berkalakepada kepala daerahnya mengenai bagaimana kegiatan fungsipengawasan dilaksanakan. Umumnya, laporan yang disampaikanmemuat informasi, antara lain: perbandingan rencana danrealisasi yang mencakup sasaran, wewenang, tanggung jawab,dan kinerja inspektorat sebagai fungsi pengawasan.

  • Kriteria Keberhasilan Pengelolaan

    Inspektorat Daerah

    1. Keberadaan fungsi pengawasan inspektorat dapat menciptakannilai tambah dan meningkatkan pengawasan yang efektif danmemadai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah denganmemadai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah denganmengacu pada praktik-praktik dan tata kelola pemerintahan yangbaik.

    2. Kepala daerah mengajak kepala inspektoratnya dan/atau pejabatpengawas di lingkungan inspektorat untuk membahas secarabersama berbagai masalah penting atau signifikan dan kritikalyang membutuhkan penanganan dan pengambilan keputusanyang segera.

  • 3. Unit-unit kerja operasional atau satuan kerja perangkatdaerah di lingkungan pemerintahan daerah memintaauditor inspektorat untuk membantu kelancaran kegiatandan/atau program pemerintah daerah yang sedang danakan dilaksanakan.akan dilaksanakan.

    4. Auditor inspektorat dijadikan sumber untuk menetapkannominasi mengisi formasi di lingkungan pemerintahdaerah.

  • 5. Meningkatnya kemampuan teknis dan analisis para auditorinspektorat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangandaerah.

    6. Meningkatnya kepuasan kepala daerah dan satuan kerjaperangkat daerah terhadap hasil kerja auditor inspektorat.

  • Fondasi dan Pilar Utama Keberhasilan

    Inspektorat Daerah

    1. Pengendalian pekerjaan audit di lingkungan Inspektorat

    2. Pengelolaan dan pengembangan staf audit Inspektorat2. Pengelolaan dan pengembangan staf audit Inspektorat

    3. Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) danPerencanaan Audit Jangka Panjang fungsi pengawasanInspektorat.

    4. Pelaksanaan Quality Assurance fungsi pengawasan Inspektorat.

  • Transformasi Peran dan Fungsi Pengawasan

    Inspektorat Daerah

    1. Pemantapan status dan kedudukan organisasi fungsipengawasan inspektorat yang mampu memberikan nilaitambah bagi pelaksanaan seluruh kegiatan dan programtambah bagi pelaksanaan seluruh kegiatan dan programpemerintah daerah.

    2. Penyusunan perencanaan pekerjaan audit yang efektif, baikuntuk perencanaan penugasan audit, program kerjapengawasan tahunan, maupun perencanaan audit jangkapanjang yang mengacu pada pola rencana strategis danrencana kerja seluruh satuan kerja perangkat daerah.

  • 3. Peningkatan kemampuan teknis dan profesionalisme paraauditor di lingkungan inspektorat daerah, yaitu agar peranaktifnya sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan SatuanKerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat ditingkatkan dandiwujudkan dengan berhasil.diwujudkan dengan berhasil.

    4. Penyempurnaan kebijakan, sistem, prosedur, dan polapendekatan audit dan fungsi pengawasan yang sesuaidengan kebutuhan pemerintah daerah saat ini danmendatang untuk penyelenggaraan pemerintahan daerahyang berhasil.

  • 5. Peningkatan hubungan dan koordinasi pekerjaan audit danfungsi pengawasan dengan auditor eksternal (misal: BPK)dan Perguruan Tinggi terutama berkaitan dengan peraninspektorat daerah untuk mereviu laporan keuangan daerahdan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah, sertadan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah, sertauntuk meningkatkan pengetahuan berbagai fungsi yang adadi pemerintahan daerah.

    6. Peningkatan komunikasi dan koordinasi tindak lanjut hasilpengawasan dengan para auditi di seluruh jajaran satuankerja perangkat daerah.

  • 7. Sosialisasi dan promosi mengenai arti penting dan arahstrategi dari inspektorat daerah sebagai mitra kerjapemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah yang berhasil.

    8. Penciptaan iklim kerja yang konstruktif di lingkungan fungsipengawasan inspektorat daerah dan budaya kerja yangmendukung tata kelola pemerintahan daerah yang baik.

  • Hal Hal Yang Harus Diperhatikan

    Inspektorat Dalam Melaksanakan Tugas

    1. Para auditor atau pejabat pengawas di lingkungan inspektoratharus meninggalkan paradigma lama untuk menuju paradigmabaru sebagai auditor internal di lingkungan pemerintah daerah.baru sebagai auditor internal di lingkungan pemerintah daerah.

    2. Dalam pelaksanaan pekerjaan penugasan di lapangan, paraauditor inspektorat harus lebih mengutamakan kepentinganpemerintah daerah dalam pencapaian kegiatan dan progamyang sudah dicanangkan daripada sekadar pencapaian targetpekerjaan penugasan audit yang sudah dijadwalkan di dalamProgram Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

  • 3. Harus diperoleh komitmen yang tegas dan kontinyu daripimpinan atau kepala daerah serta seluruh jajaran satuan kerjaperangkat daerah, yaitu mengenai status, kedudukan, fungsidan peran inspektorat di lingkungan pemerintah daerah, bahwaunit kerja inspektorat merupakan bagian dari strukturunit kerja inspektorat merupakan bagian dari strukturorganisasi di pemerintahan daerah yang tidak dapat dipisahkan.Jangan sampai ada kesan unit kerja inspektorat hanya sekadarmelengkapi struktur organisasi di pemerintahan daerah.

  • 4. Setiap pejabat pengawas atau auditor inspektorat harus selalu menunjukkan nilai etika, integritas, dan komitmennya sebagai auditor profesional.

    5. Auditor inspektorat juga harus mampu bersikap independen 5. Auditor inspektorat juga harus mampu bersikap independen dan obyektif di dalam melaksanakan tugasnya, serta selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap tindakan yang dilakukannya.

  • 6. Setiap perangkat daerah harus terbuka dengan masukan dariinspektorat dan bersedia untuk menindaklanjuti temuan dalamrangka untuk perbaikan kegiatan dan program di masa datang.

    7. Kepala inspektorat harus selalu siap untuk memberikan para7. Kepala inspektorat harus selalu siap untuk memberikan parastaf terbaiknya untuk dipromosikan atau kembali bergabung diberbagai aktivitas operasional kegiatan atau program padasatuan kerja perangkat daerah.

  • Kegiatan Pemeriksaan/Audit

    Inspektur Daerah

    1. Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadapkelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barangdaerah, dan urusan pemerintahan.daerah, dan urusan pemerintahan.

    2. Pemeriksaan dana dekonsentrasi.

    3. Pemeriksaan tugas pembantuan.

    4. Pemeriksanaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luarnegeri.

  • Terima Kasih

    Beberapa Istilah Penting Dalam Definisi Internal Audit