bagian pertama
DESCRIPTION
Kompetensi dasar. Bab 1: Konsep Dasar Pengukuran dan Penilaian. Bab 2: Prinsip Dasar Pengukuran dan Penilaian. Bagian Pertama. Bab 3: Jenis Penilaian. Menguasai konsep-konsep dasar tentang pengukuran dan penilaian. Indikator:. 1.1 Menjelaskan tujuan dan fungsi penilaian - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
Bagian PertamaBagian
Pertama
Bab 1: Konsep Dasar Pengukuran dan Penilaian
Bab 2: Prinsip Dasar Pengukuran dan Penilaian
Bab 3: Jenis PenilaianKompetensi dasar
1. Menguasai konsep-konsep dasar tentang pengukuran dan penilaian
Indikator:
1.1 Menjelaskan tujuan dan fungsi penilaian1.2 Menjelaskan pentingnya penilaian dalam proses pembelajaran1.3 Menjelaskan perbedaan antara pengukuran dan penilaian 1.4 Menjelaskan perbedaan antara skor dan nilai
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri
A. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Kegiatan pengukuran merupakan kegiatan menentukan kuantitas atas suatu objek dan membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran tertentu,
ContohPada saat kita berkendaraan dengan menggunakan sepeda motor, terkadang mata kita melihat speedometer Pada saat kita ke pasar hendak membeli sayur atau buah, kita memilih sayur atau buah yang baik “menurut ukuran kita”.
Tugas: Carilah contoh lain dari PENGUKURAN
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003): Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut
Guilford (1982) mendefinisikan pengukuran sebagai proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.
Pengukuran
Hasil dari pengukuran adalah SKOR
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
A. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Penilaian merupakan kegiatan menentukan kualitas atas suatu objek untuk mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran tertentu, misalnya baik buruk.
Penilaian
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional, 2003)
Sementara penilaian menurut Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian (2004) berpendapat bahwa penilaian merupakan istilah umum yang mencakup semua metoda yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
KembaliKembali
Materi:
Tugas: Carilah contoh lain dari PENILAIAN
PenilaianContoh:Membandingkan harga yang lebih murah,
Laju kendaraan yang terlalu cepat, memilih sayur atau buah yang baik Hasil dari penilaian adalah Nilai
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
A. Pengukuran, Penilaian, dan EvaluasiEvaluasi
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, mengartikan evaluasi sebagai kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
Stufflebeam & Shinkfield mengartikan evaluasi sebagai penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek
Norman E. Gronlund (1976, dalam Ngalim Purwanto, 2001) sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai peserta didik
Wrightstone dan kawan-kawan (1956, dalam Ngalim Purwanto, 2001) mendefinisikan evaluasi pendidikan sebagai penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Aspek-aspek Evaluasi
1. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis.
2. Kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi
3. Kegiatan evaluasi tidak lepas dari tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Tugas: Apa perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi?
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
TUJUAN PENILAIANTUJUAN PENILAIAN
• Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentuMenilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu
• Menentukan kebutuhan pembelajaranMenentukan kebutuhan pembelajaran
• Membantu dan mendorong peserta didikMembantu dan mendorong peserta didik
• Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baikMembantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
• Meningkatkan kualitas pendidikanMeningkatkan kualitas pendidikan
• Menentukan strategi pembelajaranMenentukan strategi pembelajaran
• Akuntabilitas lembagaAkuntabilitas lembaga
Materi:
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
Fungsi Penilaian
Materi:
5. Penilaian berfungsi selektif
6. Penilaian berfungsi diagnostik
7. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
8. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Suharsimi
Menurut Ngalim Purwanto, fungsi penilaian dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri.
1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan
2. Untuk mengetahui keberhasilan program pembelajaran
3. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling
4. Untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah
Ngalim Purwanto
9. Memilih dan membantu peserta didik
10. Keperluan penelitian
11. Mengetahui sifat-sifat peserta didik
Masidjo
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Tugasa. Jelaskan tujuan pengukuran dan penilaian dengan menggunakan kata-kata sendiri!b. Jelaskan arti penting dari pengukuran dan penilaian yang dilakukan oleh guru!c. Jelaskan perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi!
12. Sebagai grading
13. Sebagai alat seleksi
14. Sebagai bimbingan
15. Sebagai alat diagnosis
16. Sebagai alat prediksi
Departemen Pendidikan Nasional
Fungsi Penilaian
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Apabila ditinjau dari skala pengukuran, skor dapat dibedakan menjadi dua yaitu skor yang berskala diskret dan kontinum.
Skor dan Skala
Skala
Diskret
Kontinum
Nominal
Ordinal
Interval
Rasio
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Skor dan Skala…...1. Skala NominalSkor yang berskala diskrit adalah skor yang bersifat kategorial. Yang termasuk dalam skor diskrit adalah skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari suatu subjek. Misalnya jenis kelamin, jenis kelamin peserta didik hanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki (diberi skor 1, misalnya) dan perempuan (diberi skor 2, misalnya). Angka 1 dan 2 berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa. Dengan kata lain skor 1 dan 2 dalam hal ini hanya sebagai cara untuk mengelompokkan subjek ke dalam kelompok yang berbeda atau hanya untuk menghitung berapa banyak jumlah di setiap kategori. Skala nominal memiliki ciri-ciri: 1) setiap data hanya diwakili oleh satu kategori saja. Individu yang termasuk dalam kelompok yang berjenis kelamin laki-laki tidak dapat masuk dalam kelompok yang berjenis kelamin perempuan. 2) setiap data dianggap setara, baik kelompok yang berjenis kelamin laki-laki maupun yang berjenis kelamin perempuan memiliki derajat yang setara.
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
1. Skala ordinalSkala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel ke dalam kelompok tetapi juga melakukan ranking terhadap kategori. Sebagai contoh guru ingin mengetahui tingkat pentingnya kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik:
No Keterangan Peringkat
1 Kegiatan ekstrakurikuler mengembangkan kepribadian
2 Kegiatan ekstrakurikuler menambah wawasan pengetahuan
3 Kegiatan ekstrakurikuler menumbuhkan kemandirian
4 Kegiatan ekstrakurikuler menumbuhkan rasa percaya diri
Skor yang berskala ordinal ini tidak mengindikasikan nilai absolut tentang perbedaan di antara ranking-ranking. Data berskala ordinal dapat digambarkan sebagai berikut:
1 2 876543
Skor dan Skala…...
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Skor dan Skala…...3. Skala Interval
Skala interval memungkinkan kita menentukan operasi aritmatis tertentu atas skor yang ada. Dengan demikian skor berjenis skala interval memungkinkan guru untuk menghitung rata-rata dan standar deviasi. Skor dengan skala interval ini tidak hanya mengelompokkan individu-individu berdasarkan kategori-kategori dan menetapkan urutan dari kelompok-kelompo tetapi juga mengukur nilai absolut dari perbedaan-perbedaan dalam preferensi-preferensi di antara individu-individu.
1 2- 3 -2 - 1 0 543
Skala interval memiliki jarak yang sama tetapi tidak memiliki nilai no (0) mutlak/absulut. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai nol derajat celcius (00 C), nilai nol tersebut memiliki nilai. Data-data berskala interval dapat diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan instrumen sikap dengan skala likert. Data yang berskala interval dapat diubah menjadi data yang berskala ordinal (peringkat). Data berskala inverval dapat digambarkan sebagai berikut:
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Skor dan Skala…..4. Skala Rasio
Data berskala rasio adalah data yang memiliki jarak yang sama dan mempunyai nilai nol (0) mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang dan volume. Berat 0 kg berarti tidak memiliki berat, panjang 0 cm berarti tidak mempunyai panjang demikian juga untuk volume. Data berskala rasio ini dapat diubah menjadi data yang berskala interval maupun ordinal. Data berskala rasio ini juga dapat dijumlahkan, dikalikan, dibagikan dan dikurangkan. Dengan kata lain operasi aljabar dapat dilakukan pada data berskala ini. Data rasio merupakan data yang memiliki “kedudukan” yang paling tinggi diantara data-data yang lain. Data ini juga merupakan data yang paling teliti. Data berskala rasio dapat digambarkan sebagai berikut
5 6 1 2 3 4 987
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
Latihan:Termasuk dalam skala apa data-data berikut:a Suku bangsa asal peserta didikb Tinggi badan peserta didikc Skor dalam ujian akuntansi, 45, 50, 60, 75, 87d Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran akuntansie Tingkat pendidikan orang tua peserta didikf Tingkat kepuasan gurug Tingkat kesejahteraan guruh Keberhasilan peserta didik dalam ujiani Umur peserta didikj Pekerjaan orang tua peserta didik
Widanarto
Evaluasi PembelajaranMateri:
Hubungan antara SKL,MATERI DAN PENILAIAN
KOMPETENSI
SKL Menggambarkan
kompetensi yang ingin dicapai.
Materi pembelajaran untuk
mencapai kompetensi
Bentuk soal harus sesuai dengan kompetensi
yang dituntut pada SKL
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran
Daftar Pustaka
1. Ngalim Purwanto, 2001, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cetakan kesepuluh, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
2. Departemen Pendidikan Nasional (2003), Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Penilaian Kelas, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
3. Masidjo, 1995, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, -Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
4. Arikunto, Suharsimi, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Cetakan kedua, - Jakarta: Bumi Aksara
5. Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, 2004, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Atas, Edisi Revisi.
Widanarto
Evaluasi Pembelajaran