merakit sendiri pc gaming anda - bagian pertama

Upload: xeptfreekeiour

Post on 13-Jul-2015

151 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Merakit Sendiri PC Gaming Anda - Bagian Pertama Bagian Pertama dari Empat: Memilih Komponen-komponen PC Gaming oleh rma Senang bermain game-game 3D terbaru pada Personal Computer (PC)? Suka mengutak-atik barang elektronik? Punya uang dan waktu luang lebih? Ingin memiliki PC baru untuk gaming namun masih awam dengan spesifikasi-spesifikasi perangkat keras dan istilah-istilah terkait PC gaming? Jika jawaban anda untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah ya, maka mari kita merakit sebuah PC gaming. Tulisan ini dikembangkan dari catatan saya saat dalam proses memilih komponen-komponen PC gaming dan merakitnya. Tulisan ini dapat dijadikan panduan awal untuk merakit sendiri PC gaming anda. Termasuk di dalamnya adalah panduan untuk memilih komponen-komponen PC gaming (Bagian Pertama), merakitnya menjadi PC gaming (Bagian Kedua), menguji hasil rakitan anda (Bagian Ketiga), dan menyesuaikan setting game anda agar nyaman dimainkan (Bagian Keempat). Tapi tunggu dulu. Anda mungkin bertanya, mengapa tidak membeli PC gaming built-up (siap pakai) saja? Lebih hemat waktu dan tidak beresiko, walau anggarannya lebih besar. Nah, nah. Saya akan jawab: bisa saja, terserah anda. Tapi untuk saya, merakit sendiri PC gaming memberikan kenikmatan tersendiri. Serupa dengan kesenangan saya bermain LEGO saat kanak-kanak, atau merakit model pesawat saat remaja. Resiko kerusakan oleh perakitan atau ketidak-kompatibelan dari pemilihan komponen, bisa kita minimalkan dengan pengetahuan yang sudah umum. Jika anda setuju dengan saya, mari kita lanjutkan. Oh, iya, sebelum saya lanjutkan, jika anda sudah berkeluarga seperti saya, pastikan bahwa pasangan anda mengetahui apa yang akan anda lakukan, termasuk juga waktu yang dialokasikan dan besar anggarannya. Untuk, ehm, menghindari protes-protes yang mungkin timbul di kemudian waktu akibat beralihnya perhatian anda dari dia, dan berkurangnya anggaran tahunan rumah tangga. Catatan: Penulis berusaha sedapat mungkin untuk menghindarkan kerusakan komponenkomponen elektronik milik pembaca dengan memberitahu bahaya yang mungkin timbul dan kerusakan yang dapat terjadi pada proses perakitan PC gaming. Penulis juga berusaha sedapat mungkin untuk menghindarkan pembaca dari memilih komponen-komponen PC gaming yang tidak kompatibel satu sama lain. Namun demikian, penulis tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau ketidak-kompatibelan yang mungkin terjadi. Jika anda ragu, mintalah bantuan kepada orang yang berpengalaman dalam merakit komputer.

Memilih Komponen-komponen PC Gaming Berikut ini daftar komponen-komponen yang anda perlukan beserta penjelasan mengenai fitur-fitur tiap-tiap komponen yang perlu anda cermati. Monitor Pada komponen inilah anda melihat jalannya permainan dan bereaksi sesuai apa yang anda

lihat. Pilihan monitor berpengaruh besar terhadap kenikmatan dan kenyamanan bermain game. Teknologi yang tersedia saat ini adalah Cathode Ray Tube (CRT) dan Liquid Cristal Display (LCD). Teknologi CRT sudah mulai digantikan oleh LCD. Monitor LCD memiliki keunggulan-keunggulan hemat energi dan tempat, dan tingkat radiasi elektromagnetik jauh lebih kecil dari monitor CRT sehingga tidak melelahkan mata pada pemakaian berjam-jam. Kekurangannya adalah relatif lebih mahal dibanding monitor CRT. Namun demikian, keunggulan-keunggulannya menutupi kekurangannya. Untuk proyek anda kali ini, saya menyarankan monitor LCD. Ukuran (diagonal) monitor LCD yang umum dan ekonomis (harga/inci relatif rendah, lihat Tabel 1) saat ini adalah 17 inci dan 19 inci, baik pada model 4:3 (normal) atau 16:10 (widescreen). Jika anda punya anggaran lebih dan merasa kurang nyaman dengan 17 atau 19 inci, tidak ada salahnya membeli monitor berukuran lebih besar. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk ukuran diagonal yang sama, model widescreen memiliki sisi horizontal lebih panjang, namun sisi vertikal lebih pendek dibandingkan model normal (4:3). Pilihannya tergantung pada game yang anda mainkan. Game-game terbaru sudah mendukung tampilan widescreen dan tampak bagus pada mode tersebut. Anda bisa mencari informasi (screenshot) tentang game favorit anda di website/forum terkait sebelum memutuskan pilihan anda. Tabel 1. Harga-harga Berbagai Ukuran Monitor LCD.

Fitur-fitur utama monitor LCD adalah resolusi layar, response time, tingkat kecerahan, dan jenis konektor. Resolusi layar maksimum ditentukan oleh diagonal dan model monitor. Pada jarak pandang sama, semakin tinggi resolusi layar anda, semakin halus (tidak terkotak-kotak) tampilan game anda. Namun kekuatan processor grafik (lihat sub-bagian Graphic Card pada tulisan ini) juga harus semakin tinggi untuk mengimbanginya. Walau demikian, anda punya pilihan untuk memakai resolusi lebih rendah dari resolusi maksimum jika diperlukan. Kasarnya tampilan resolusi rendah dapat dihaluskan dengan mengaktifkan mode Anti-Aliasing (AA) pada driver graphic card atau game anda. Namun demikian, mode ini menguras cukup banyak kekuatan graphic processor anda sehingga hanya digunakan jika penurunan frame rate per second (FPS) tampilan game anda masih dapat ditolerir. Bagian Menguji PC Rakitan Anda menjelaskan cara mengetahui penurunan FPS akibat pengaktifan mode AA. Response time menunjukkan waktu yang diperlukan oleh suatu titik pada layar untuk merubah warnanya, dinyatakan dalam ms (milisecond). Semakin rendah nilai ini semakin tampak halus tampilan adegan bergerak pada monitor. Nilai response time yang tinggi akan mengakibatkan

efek berbayang (ghosting) pada saat game memasuki adegan-agedan cepat. Untuk kenyamanan anda, pilihlah monitor dengan response time maksimal 8 ms. Tingkat kecerahan, sesuai namanya, mengindikasikan kecerahan warna-warna pada tampilan monitor, dinyatakan dalam cd/m2. Nilai kecerahan yang rendah akan mengesankan tampilan yang redup. Kebutuhan akan tingkat kecerahan bersifat subyektif, berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk menentukan kebutuhan anda, cobalah pergi ke toko elektronik yang memajang berbagai macam TV LCD. Pada jarak pandang yang akan anda gunakan untuk monitor LCD anda, perhatikan salah satu TV yang memiliki tingkat kecerahan sesuai kebutuhan anda, lalu tanyakan tingkat kecerahannya pada pegawai toko (atau melihat brosur untuk lebih yakin). Nilai kecerahan tersebut dapat anda jadikan panduan untuk memilih monitor LCD anda. Konektor yang umum pada LCD monitor saat ini adalah analog (D-sub) dan digital (DVI). Pada konektor digital, data ditransfer dari VGA card ke monitor tanpa mengalami konversi digital-toanalog. Pada konektor analog, data mengalami konversi digital-to-analog. Mengenai perbedaan kualitas keduanya, tampaknya tidak ada bukti bahwa konversi data menurunkan kualitas tampilan, terutama pada 17 dan 19 inci. Jika kita berbicara mengenai monitor dengan diagonal di atas 19 inci, mungkin koneksi digital lebih diinginkan untuk menjamin kecepatan transfer data yang memadai. Untuk proyek ini, saya menggunakan monitor Samsung SyncMaster 172X, LCD 17 inci model normal (non-widescreen). Monitor ini berasal dari PC gaming saya sebelumnya dan sudah tidak dijual lagi. Masalah yang mungkin timbul dari penggunaan monitor model lama adalah tidak ada dukungan driver terhadap Windows Vista. Mengenai hal ini, saya hanya berharap driver monitor generik dari Windows Vista dapat digunakan untuk monitor ini. Alasan untuk penggunaan model normal: game favorit saya (keluaran 2005) belum mendukung format widescreen. Dengan jumlah uang yang hampir sama, pada model normal saya mendapatkan sisi vertikal yang lebih panjang dibandingkan model widescreen. Dan pada game favorit saya (Falcon 4.0 Allied Force, jenis combat flight simulator), sisi vertikal yang panjang adalah penting untuk menampilkan instrumen-instrumen kokpit dengan lebih jelas. Lalu, anda mungkin bertanya: alasan memilih 17 inci? Nah, nah. Saya akan jawab: ini karena keterbatasan anggaran saya. Harap maklum, masih harus sering beli susu untuk ibu hamil. Jika anda penggemar game racing, maka model widescreen mungkin memberikan kenikmatan bermain lebih besar. Walau demikian harap diperhatikan bahwa panjang sisi vertikal menentukan jarak maksimal yang nyaman antara mata anda dan monitor. Pada tingkat kenyamanan yang sama, anda dapat memposisikan mata anda dari monitor LCD 17 inci lebih jauh pada model normal dibanding model widescreen. Jika anda ragu, pergilah ke toko elektronik favorit anda, lalu ujilah jarak pandang nyaman monitor pilihan anda sebelum membelinya. Graphic (VGA) Card Inilah komponen yang juga memiliki pengaruh besar dalam menentukan kenikmatan anda bermain PC game. Begitu banyaknya variasi yang tersedia di pasaran akan membuat kepala anda berdenyut-denyut saat menentukan pilihan. Jangan khawatir, paragraf-paragraf berikut ini akan menjelaskan hal-hal yang paling penting untuk kenyamanan bermain anda.

Kinerja VGA card diukur dengan seberapa tinggi Frame per Second (FPS) yang dapat diberikannya pada game-game tertentu. Semakin tinggi FPS yang mampu diberikan, semakin tinggi tingkat kinerjanya. Tapi, apa itu FPS? Jika anda belum memahami konsep FPS, bayangkanlah sebuah obyek pada gambar diam dari sebuah film DVD saat anda mem-pause film tersebut. Gambar diam ini adalah 1 frame. Play kembali film tersebut, kemudian segera pause kembali dan perhatikan gambar diam berikutnya. Obyek gambar masih sama hanya sudah berubah posisinya. Kumpulan dari gambar diam ini, sebanyak 25-30 frame yang berurutan, akan menyusun adegan bergerak selama 1 detik pada film tersebut. Otak anda mempersepsikan obyek gambar bergerak akibat melihat 25-30 gambar diam per detik yang ditampilkan berurutan. Dikatakan bahwa film tersebut memiliki 25-30 FPS. Secara umum, mata manusia membutuhkan minimal 26-30 FPS untuk mempersepsikan obyek bergerak pada film atau game. Lebih rendah dari itu, maka adegan akan tampak patah-patah. Seperti pada saat memutar film DVD yang sudah rusak. Hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan pada mata dan mungkin membuat kepala anda pusing. Tidak seperti film DVD yang memiliki FPS tetap, FPS pada game berubah-ubah tergantung kompleksitas frame-frame adegan pada suatu waktu. Jika kita memainkan suatu game selama waktu tertentu, maka kita akan mendapatkan nilai-nilai berupa FPS minimum, FPS rata-rata, dan FPS maksimum. Pemilihan VGA card untuk PC gaming ditujukan untuk mendapatkan FPS minimum tidak kurang dari 30 FPS, untuk mendapatkan kenyamanan bermain sepanjang waktu. Kemampuan VGA card menghantarkan besaran FPS dipengaruhi terutama oleh kekuatan processor grafik dan lebar jalur data memory grafik yang dimilikinya. Kekuatan processor grafik ditentukan terutama oleh jumlah Stream Processor (SP) pada arsitektur NVIDIA, atau disebut Unified Shader (US) pada arsitektur milik ATI, dan besaran clock-nya. Lebar jalur data dipengaruhi oleh clock, antarmuka dan generasi memory grafik. Namun demikian, akibat sedikit perbedaan antara arsitektur NVIDIA (NV) dan ATI, bahkan perbedaan pada tiap-tiap generasi produk dari produsen yang sama, jumlah dan clock stream processor tidak dapat diandalkan untuk memprediksikan kemampuan VGA card. Ada indikator lain yang lebih sesuai untuk itu, yaitu pixel peak fillrate (dinyatakan dalam Gigapixel/s, GP/s), dan lebar jalur data maksimum (dinyatakan dalam Gigabyte/s, GB/s). Perhatikan Tabel 2 untuk perbandingan kinerja beberapa VGA card pada game Supreme Commander. Perbandingan seperti ini umumnya dilakukan dengan processor berkinerja tinggi, dan memory yang besar serta cepat sedemikian sehingga unjuk kerja VGA card tidak dibatasi oleh komponen-komponen tersebut. Tabel 2. Perbandingan kinerja beberapa VGA card.

Dari Tabel 2, kita dapat melihat bahwa walau memiliki 320 US pada clock 668MHz, ATI HD3850 belum mampu mengalahkan kinerja NV 8800GTS yang hanya memiliki 96 SP pada clock 500MHz. Jika kita perhatikan pixel peak fillrate keduanya, ATI HD3850 masih unggul tipis. Lalu mengapa kinerjanya lebih rendah dari NV 8800GTS? Perhatikan bahwa lebar jalur data maksimum (Max. B/W pada tabel, kependekan dari Maximum Bandwidth) NV 8800GTS masih lebih tinggi. Jadi, kombinasi pixel peak fillrate dan lebar jalur data maksimum yang memberikan indikasi kinerja VGA card. Namun demikian, ini hanya indikasi. Belum ada metode standar untuk mengukur pixel peak fillrate. Dengan membandingkan harga dan kinerja 3 VGA card pada tabel (NV 8800GTS 640MB tidak termasuk karena sudah tidak dijual di pasaran), kita dapat melihat bahwa NV 8600GT memiliki harga paling ekonomis dan mampu memberikan FPS di atas 30 pada game Battlefield 2142 dengan setting game resolusi 1024x768 32-bit, 4xAA (anti-aliasing), 8xAF (anisotropic filtering), dan maximum quality (lihat bagian Menguji PC Rakitan Anda untuk mengetahui arti setting-setting tersebut). Namun demikian, jika ingin memainkan game-game lebih baru dari Battlefield 2142 dan/atau pada resolusi lebih tinggi, anda mungkin harus menggunakan VGA card berkinerja lebih tinggi atau menurunkan kualitas tampilan game jika ingin menggunakan NV 8600GT. Sebagai contoh, NV 8600GTS yang mampu menampilkan 42.4 FPS pada game Battlefield 2142 dengan setting resolusi 1024x768 32-bit, 4xAA, maximum quality, hanya mampu memberikan sekitar 30 FPS pada game Crysis dengan setting resolusi 1024x768 32-bit, no AA, medium quality. Catatan: processor cukup cepat dan memory cukup banyak. Beberapa VGA card dengan harga yang serupa bisa memiliki perbedaan kinerja yang cukup jauh. Perhatikan kembali Tabel 2. ATI HD3850 memiliki harga hanya 3,4% lebih tinggi dari NV 8600GTS namun memberikan peningkatan kinerja 43% lebih tinggi pada resolusi 1024x768 untuk game Battlefield 2142. Jika anggaran anda sekitar 1,2 juta (per 15 Juli 2008), maka pertimbangan anda adalah ATI HD3850 atau NV 8800GS/9600GSO. Namun demikian, jika anda berniat membeli VGA card second-hand, NV 8600GTS akan menjadi pilihan yang bagus karena harganya bisa jadi turun mendekati NV 8600GT. Tentukan anggaran anda, lalu lakukan penelitian singkat pada beberapa VGA card yang masuk ke dalam anggaran tersebut sebelum menetapkan pilihan. Panduan secara umum untuk PC gaming, untuk anda yang mengutamakan tampilan grafik adalah, harga VGA card anda harus tidak lebih murah dari harga processor, minimal sama. Perhatikan juga bahwa beberapa VGA card dijual dengan clock SP/US dan memory lebih tinggi dari standar sehingga kinerjanya

sedikit meningkat dibandingkan versi standar. Sebelum memilih VGA card, anda dapat melihat dulu kinerjanya pada game-game favorit berdasarkan pengujian yang hasilnya ditampilkan di internet (anandtech.com, xbitlabs.com, dll). Jika tidak bisa menemukan game favorit anda pada hasil pengujian, gunakan game sejenis (genre sama, contoh: action shooter, racing, dll) yang keluar pada tahun yang sama sebagai panduan. Jika tidak bisa menemukan VGA card pilihan anda pada hasil pengujian, gunakan VGA card dengan pixel peak fillrate dan lebar jalur data maksimum yang serupa (wikipedia.org) sebagai panduan. Fitur-fitur utama VGA card adalah jumlah memory grafik, dukungan terhadap DirectX 10.0, dan dukungan terhadap PCIe 2.0. Jika anda bermain pada resolusi rendah, 1280x1024 atau 1440x900, 256MB sudah cukup. Namun, resolusi lebih tinggi dari itu akan membutuhkan lebih banyak memory grafik untuk kinerja yang optimum. DirectX 10.0 yang keluar bersama Windows Vista menjanjikan efek visual lebih baik dari DirectX 9.0. Produk ATI mulai seri 3000 sudah mendukung DirectX 10.1 yang keluar bersama Windows Vista SP1, sementara produk NVIDIA mulai seri 8000 hingga GTX 200 walau sudah mendukung DirectX 10.0 namun belum mendukung DirectX 10.1. Beberapa game terbaru sudah mendukung DirectX 10.1 yang menjanjikan perbaikan kinerja dan tampilan visual. PCI Express (PCIe) 2.0 adalah format baru antarmuka kartu ekspansi komputer yang menggantikan format antarmuka PCIe 1.0/1.1, AGP, dan PCI. PCIe 2.0 memberikan lebar jalur data lebih besar dari format-format pendahulunya. Hampir semua VGA card seri terbaru sudah menggunakan format PCIe 2.0. Walau demikian, anda masih dapat menggunakan VGA card PCIe 2.0 pada motherboard yang hanya mendukung PCIe 1.0/1.1 (lihat sub-bagian Motherboard pada tulisan ini). Juga sebaliknya, anda dapat menggunakan VGA card PCIe 1.0/1.1 pada motherboard yang sudah mendukung PCIe 2.0. Sebuah hasil pengujian yang ditampilkan di internet menunjukkan bahwa belum ada perbedaan nyata pada kinerja antara pengunaan VGA card PCIe 2.0 pada motherboard berformat PCIe 1.0/1.1 dan pada motherboard berformat PCIe 2.0.

Karakteristik VGA card yang harus anda perhatikan adalah konsumsi daya, kebisingan kipas, panas, panjang, dan tebalnya. VGA card kelas high-end seperti NV 8800GTS mengkonsumsi daya listrik yang besar sehingga membutuhkan power supply kapasitas besar (lihat subbagian Power Supply Unit pada tulisan ini untuk memperkirakan kebutuhan daya listrik PC gaming anda). Beberapa VGA card memiliki tingkat kebisingan yang cukup mengganggu pada saat kipas mereka berputar pada kecepatan maksimum. Anda dapat mengetahui hal ini dengan melakukan penelitian melalui internet. Berputarnya kipas VGA card pada kecepatan maksimum adalah dikarenakan temperatur kerja processor grafik yang tinggi, yang mana dipengaruhi oleh clock processor grafik dan sirkulasi udara dalam casing (lihat sub-bagian Casing pada tulisan ini untuk mengetahui desain casing yang direkomendasikan oleh Intel untuk sirkulasi udara optimal). Ada beberapa VGA card dengan kipas standar yang putarannya tidak otomatis menyesuaikan

diri terhadap temperature processor grafik. Akibatnya kipas berputar 100% setiap saat dan mengeluarkan suara bising yang mengganggu. Contohnya 8800GS dengan kipas standar. Namun ada pula 8800GS dengan kipas non-standar seperti produksi Gigabyte. Beberapa VGA card memiliki panjang 10 inci (25,4 cm) atau lebih dan tebalnya menghabiskan 2 slot ekspansi motherboard. Ini terutama pada VGA card kelas high-end. Pastikan casing anda mampu dimuati VGA card yang dipilih (lihat sub-bagian Casing pada tulisan ini). Pada proyek kali ini, saya menggunakan Asus ATI HD4850 512MB PCIe 2.0. Sebetulnya saya berniat menggunakan Gigabyte NV8800GS 384MB atau Gecube HD3850 256MB, karena saya hanya akan bermain di resolusi 1024x768 dan berniat meng-upgrade-nya belakangan jika sudah tidak mampu memainkan game-game baru dengan setting medium quality. Namun kedua barang tersebut tidak saya temukan di toko langganan saya. Akibatnya, dengan terpaksa saya menaikkan anggaran saya untuk VGA card. Keuntungan dari membeli VGA card dengan kinerja lebih tinggi adalah anda tidak perlu meng-upgrade-nya dalam waktu dekat untuk mengikuti kebutuhan game-game yang akan datang. Sebagai catatan tambahan, hasil pengujian menggunakan game Devil May Cry 4 yang dipublikasikan di legionhardware.com menunjukkan bahwa belum ada perbedaan kualitas tampilan yang nyata antara DirectX 9.0 dan DirectX 10.0. Jika anda masih menggunakan graphic card DirectX 9.0 yang cukup cepat, anda bisa menunggu dan mengamati perkembangan lebih lanjut sebelum memutuskan meng-upgrade graphic card. Speaker Speaker memegang peranan penting dalam membantu menghadirkan suasana permainan. Tampilan tembak-tembakan yang apik pada game action shooter akan terasa hambar jika suara senjata dan ledakannya cempreng. Penilaian terhadap kinerja speaker bersifat subyektif. Namun demikian, kalau anggaran anda memungkinkan, pilihlah speaker aktif (butuh daya listrik sendiri) yang dilengkapi subwoofer. Saya sudah pernah memiliki speaker tanpa subwoofer dan dengan subwoofer. Perbedaan keduanya dalam memperdengarkan suara bass sangat kentara. Untuk proyek ini, saya menggunakan speaker aktif dengan konfigurasi 2 satelit dan 1 subwoofer (2.1), model P360R dari Sonic Gear. Speaker ini berasal dari PC gaming saya sebelumnya dan sudah tidak dijual lagi. Jika anda mempunyai anggaran lebih, anda bisa menggunakan speaker dengan konfigurasi 5 satelit dan 1 subwoofer (5.1). 3 satelit untuk di depan, dan 2 satelit tambahan untuk diletakkan di belakang anda. Pada sound card dan gamegame yang mendukung konfigurasi 5 satelit, arah suara dari depan dan belakang dapat dibedakan oleh pemain karena letak 2 satelit tambahan di belakangnya, menambah kenikmatan bermain. Sound Card Sound card berfungsi memproses data audio dan meneruskannya ke speaker untuk diperdengarkan. Speaker yang baik tidak akan banyak meningkatkan kenikmatan bermain tanpa sumber data suara yang berkualitas dari sound card. Banyak juga motherboard yang sudah dilengkapi onboard sound. Jika yakin dengan kualitas suara keluaran onboard sound, anda tidak perlu membeli sound card.

Serupa dengan speaker, penilaian kinerja sound card atau onboard sound bersifat subyektif. Saya tidak bisa mengatakan apakah sound card lebih baik dari onboard sound, sebab belum pernah membandingkan. Lagipula, ada beberapa model sound card di pasaran, mulai dari kelas entry-level hingga high-end, dan teknologi onboard sound selalu diperbarui dengan cepat. Jika anda ragu, tanyalah kepada seseorang yang sudah pernah membandingkannya. Pada proyek kali ini, saya menggunakan SoundBlaster Audigy Value. Alasan utama memilih sound card tersebut adalah harganya yang ekonomis dan sudah memiliki driver untuk Windows Vista (lihat sub-bagian Operating System). Jika pada pemilihan komponen-komponen lain saya menggunakan perbandingan kinerja dan fitur-fitur, maka pada komponen ini saya hanya bersandar pada nama besar SoundBlaster. Sound card ini masih menggunakan format antarmuka PCI, hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan motherboard. Sebetulnya, saya masih punya sound card dari PC gaming saya sebelumnya, SoundBlaster Live! Value. Namun model ini tidak memiliki driver untuk Windows Vista, karenanya dengan berat hati saya pensiunkan. Processor Processor berfungsi sebagai pengendali utama semua kegiatan pemrosesan data. Processor yang tidak mampu mengimbangi kinerja VGA card akan membatasi kinerja sistem PC gaming secara keseluruhan. VGA card akan sering menunggu data hasil olahan processor sehingga FPS yang diberikan tidak optimal. Teknologi processor yang tersedia saat ini adalah single core, dual core, dan quad core. Untuk menambah kerumitan pemilihan, tiap-tiap jenis processor tersebut tersedia dengan besar cache, clock core dan Front Serial Bus (FSB, atau HyperTransport, HT pada arsitektur AMD) yang berbeda-beda pula. Jangan khawatir, paragraf-paragraf berikut ini akan menjelaskan halhal yang paling penting untuk kinerja optimal PC gaming anda. Hingga Pentium 4 dan Athlon 64, processor desktop PC masih menggunakan 1 (single) core. Processor dual core muncul karena keterbatasan material penyusun processor untuk dipacu melewati 4GHz dengan pendinginan normal (heatsink dan kipas). Panas yang dihasilkan terlalu tinggi. Dan masih ada masalah lain untuk pergi melewati 4GHz: lebar jalur data memory yang tertinggal jauh. Akibatnya, Intel dan AMD mengambil rute lain. Mereka membuat processor dengan 2 (dual) dan 4 (quad) core untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kekuatan komputasi pada aplikasi-aplikasi modern, termasuk game. Game-game terbaru saat ini sudah dapat memanfaatkan teknologi dual cores dan bekerja bagus pada teknologi tersebut. Dibandingkan processor single core, processor dual cores memberikan peningkatan kinerja secara nyata, bahkan hingga 2 kali lipat lebih. Walau demikian, sedikit sekali game yang dapat memanfaatkan teknologi quad cores, untuk saat ini. Pemrograman game untuk memanfaatkan teknologi quad core membutuhkan teknik baru yang bahkan belum jelas apakah mungkin untuk dilakukan. Intel menjanjikan game Alan Wake produksi Remedy akan mampu memanfaatkan teknologi quad cores sepenuhnya. Pembuktiannya masih harus menunggu rilis game tersebut akhir tahun ini atau awal tahun depan. Perhatikan Tabel 3 untuk perbandingan kinerja beberapa jenis processor pada game Supreme

Commander. Perbandingan seperti ini umumnya dilakukan dengan VGA card atau VGA onboard berkinerja rendah-menengah pada setting default quality, dan memory yang besar serta cepat sedemikian sehingga unjuk kerja processor lebih menonjol dalam mempengaruhi FPS. Tabel 3. Perbandingan kinerja beberapa processor.

Processor single core tidak dimasukkan dalam perbandingan karena kinerjanya yang sangat rendah. Pentium 4 631 3,0GHz single core dikalahkan dengan telak oleh Pentium Dual-Core E2160 1,8GHz dalam memberikan besaran FPS pada game Supreme Commander sementara keduanya memiliki harga yang hampir sama. Lompatan kinerja ini diakibatkan oleh arsitektur E2160 yang lebih baik (lebih banyak instruksi yang dapat dilakukan per clock-nya) dan besar clock-nya (1,8GHz x 2 core). Processor dual cores Core 2 Duo (C2D) E4300 1,8GHz jauh meninggalkan Pentium Dual-Core E2160 1,8GHz dalam hal kinerja FPS pada game yang sama. Walau dipasarkan dengan nama yang berbeda, sebetulnya E2160 memiliki arsitektur yang sama persis dengan E4300. Yang membedakan keduanya hanya besar cachenya. Penambahan cache dari 1MB ke 2MB (512KB per core ke 1MB per core) memberikan peningkatan kinerja dari 16 FPS ke 24,1 FPS (50,6%). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran cache berpengaruh besar terhadap kinerja processor, setidaknya pada game Supreme Commander. Pertanyaannya adalah, apakah penambahan cache lebih lanjut akan meningkatkan kinerja lebih tinggi? Perhatikan kinerja C2D E6300 1,86GHz dan C2D E4300 1,8GHz. Sesuai namanya, keduanya memiliki arsitektur yang sama, Core 2. Namun dibedakan oleh besar cache dan clock FSB-nya. Clock core keduanya berbeda sedikit. Jika kita mengabaikan perbedaan clock yang kecil tersebut dan mengganggap bahwa perubahan kinerja dari 24,1 FPS ke 25,7 FPS (6,6%) adalah akibat penambahan cache dari 2MB ke 4MB, maka penambahan ini tidak efektif karena peningkatan kinerjanya jauh lebih kecil dari 1MB ke 2MB. Hal ini dibuktikan lebih lanjut oleh perbandingan kinerja E8200 2,66GHz dan E6750 2,66GHz. Dengan penambahan cache dari 4MB ke 6MB, peningkatan kinerja yang didapat hanya 1,1% (46,6 FPS ke 47,1 FPS), bahkan

pada clock core dan FSB yang lebih tinggi dari E6300/E4300. Perhatikan kinerja E6750 dan E6700. Keduanya memiliki clock FSB yang berbeda. Namun demikian, kinerja keduanya hanya berselisih kecil, 4% (44,8 FPS ke 46,6 FPS). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan clock FSB tidak banyak meningkatkan kinerja. Perhatikan Tabel 4 untuk peningkatan kinerja berdasarkan penambahan clock core processor. Tabel 4. Peningkatan kinerja processor berdasarkan penambahan core clock.

Dari Tabel 4 kita dapat melihat bahwa peningkatan kinerja processor berdasarkan penambahan besar clock core akan semakin berkurang pada saat mendekati 3,0GHz. Penambahan clock core dari E6300 ke E6600 (1,86GHz ke 2,4GHz, 29%) memberikan peningkatan kinerja hampir 2 kali lipat penambahan clock core-nya (25,7 FPS ke 40,2 FPS, 56,4%). Dari E6600 ke E8200 1,6 kali lipat (10,8% clock core untuk 17,2% FPS). Namun dari E8200 ke E8400 tidak sampai 1 kali lipat. Hasil studi yang dipublikasikan di tomshardware.com menunjukkan bahwa di atas 3,2GHZ, tidak ada peningkatan kinerja yang berarti. Sampai sejauh ini, dengan menggunakan game Supreme Commander sebagai alat ukur, kita sudah memiliki panduan untuk memilih processor dual cores berarsitektur Core 2. Cache minimum 2MB (seri E4x00). Clock core tidak boleh kurang dari 2,0GHz, sebab di bawah itu, FPS yang didapat lebih rendah dari 30. Namun clock core juga tidak perlu lebih tinggi dari 3,0GHz, setidaknya untuk sementara ini. Jika anda memiliki anggaran 1,2 juta rupiah untuk processor, anda dapat memilih E4600 2,4GHz 2MB dari Intel atau Athlon 64 X2 6000+ (3,0GHZ 2MB) dari AMD. Keduanya memiliki kinerja yang berdekatan. Perhatikan bahwa untuk memberikan kinerja yang berdekatan, produk dual cores AMD memerlukan clock core yang lebih tinggi. Pada anggaran sebesar ini, anda dapat berharap bahwa processor anda dapat bertahan beberapa tahun ke depan untuk memainkan game-game yang lebih baru. Jika anda memiliki anggaran di bawah 1 juta rupiah, anda dapat memilih Athlon 64 X2 4600+. Jika anda memiliki anggaran 2 juta rupiah, anda sudah akan mempertimbangkan processor quad cores. Perhatikan bahwa Core 2 Quad (C2Q) Q6600 yang memiliki clock core dan cache sama dengan E6600 namun jumlah core 2 kali lipat, memiliki kinerja hanya 22,9% lebih tinggi (49,4 FPS berbanding 40,2 FPS) pada game Supreme Commander. Walau demikian, pada rendering obyek 3D dengan aplikasi 3D Studio Max, Q6600 hanya membutuhkan waktu hampir 0,5 kali lipat dari E6600 (47 s berbanding 86 s). Ini menunjukkan bahwa aplikasi rendering 3D sudah dapat memanfaatkan teknologi quad cores dengan baik, sementara pada aplikasi game belum.

Untuk sementara ini, hingga janji Intel terbukti pada game Alan Wake untuk pemanfaatan penuh teknologi quad cores, processor yang sesuai untuk gaming adalah dual cores. Dengan anggaran yang sama, anda bisa mendapatkan E8400 3,0GHz dan mendapatkan kinerja lebih tinggi dari Q6600. Untuk proyek ini, saya menggunakan Intel Core 2 Quad Q6600 2,4GHz. Alasan saya adalah, sementara ini 2,4GHz sudah memadai untuk game-game terbaru. Jika kebutuhan komputasi game-game meningkat di masa mendatang, saya bisa meng-overclock Q6600 ke 3,0GHz (setara E8400). Bahkan kinerja Q6600 dengan E8400 hanya terpaut 3,8% (51,3 FPS berbanding 49,4 FPS) saja pada game Supreme Commander. Dan jika janji Intel terbukti pada game Alan Wake, saya mungkin tidak harus meng-overclock Q6600 dan telah berada di jalur yang benar (quad cores). Memory Teknologi memory yang banyak dipakai dan masih tersedia saat ini adalah SDRAM DDR2. Yang terbaru dan lebih cepat namun masih mahal adalah SDRAM DDR3 (bedakan dengan memory grafik yang sudah sampai generasi DDR4/DDR5). Memory berfungsi menyimpan data sementara yang diambil dari harddisk, sebelum diolah oleh processor, dan juga menyimpan data sementara hasil olah processor, sebelum disimpan secara permanen di harddisk. Kinerja processor akan dipengaruhi oleh seberapa cepat data yang akan diolah disediakan oleh dan disimpan pada memory. Fitur utama memory adalah kecepatan dan kapasitasnya. Kecepatan memory dipengaruhi oleh clock bus dan generasi DDR-nya. DDR2 memiliki clock bus 400MHz (PC 3200), 533MHz (PC 4200), 667MHz (PC 5300), 800MHz (PC 6400), dan 1066MHz (PC 8500). DDR3 memiliki clock bus mulai 800MHz (PC 6400). Karena kerumitan manufakturnya, untuk kapasitas yang sama per kepingnya, DDR3 masih jauh lebih mahal dari DDR2. Untuk game-game 3D saat ini, kapasitas total memory yang direkomendasikan adalah 2GB. Anda dapat menggunakan 1 keping memory 2GB, 2 keping memory 1GB, atau 4 keping memory 512MB. Dengan konfigurasi berbeda tersebut, harga total dan kinerja yang diberikan bisa berbeda. Pemilihannya tergantung pada jumlah slot memory di motherboard, apakah motherboard tersebut mendukung dual channel memory, dan bagaimana rencana upgrade anda di masa mendatang. Menurut teori, 2 keping memory 1GB pada dual channel memory akan memberikan kinerja lebih baik dari 1 keping memory 2GB. Namun demikian, menurut hasil studi yang dipublikasikan di tomshardware.com, keuntungan menggunakan dual channel memory pada game sama sekali tidak signifikan. Pilihannya ada pada anda. Yang perlu diperhatikan pada penggunaan dual channel memory adalah 2 keping memory harus identik (produsen dan clock bus yang sama). Jika ingin menggunakan 4 keping memory, maka 2 keping harus identik, dan 2 keping sisanya juga identik, namun tidak harus identik antara 2 keping yang pertama dan 2 keping sisanya. Pada proyek kali ini, saya menggunakan Visipro DDR2 PC 5300 667MHz 2x1GB dari PC gaming sebelumnya, ditambah Visipro DDR2 PC 5300 667MHz 2x512MB baru. Pemilihan memory

dalam konfigurasi 4 keping adalah disengaja agar kemampuan dual channel memory pada motherboard dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Kapasitas total 3GB dipilih untuk mengantisipasi kebutuhan gaming di masa mendatang. Untuk sementara ini, sebetulnya 2GB sudah memadai. Sebagai catatan tambahan, pengujian di kemudian hari (lihat bagian Menguji PC Rakitan Anda) menunjukkan bahwa kecepatan 667MHz ini walau memadai, masih tertinggal dari komponen-komponen lain. Pengujian dengan Vista Experience Index menunjukkan skor terendah pada memory. Jika anda menggunakan processor dengan clock FSB 1066MHz atau lebih tinggi, dan memiliki anggaran lebih, pilihlah memory dengan clock bus lebih tinggi dari 667MHz. Motherboard Motherboard merupakan papan sirkuit elektronik utama tempat kita meletakkan berbagai macam komponen. Setelah VGA card, processor, dan memory, tibalah saatnya kita memilih motherboard. Fitur-fitur utama motherboard adalah dukungan terhadap processor, besar clock FSB (atau HyperTransport pada processor AMD) maksimum, jumlah dan jenis slot memory, dual channel memory, besar clock bus memory maksimum, SATA, PCIe 1.0/2.0, overclocking, dan ukuran. Dukungan terhadap hal-hal tersebut dipengaruhi oleh chipset yang digunakan pada motherboard. Pemilihan motherboard terutama ditentukan oleh processor yang anda gunakan. Intel Core 2 memiliki dudukan (soket) yang berbeda dengan AMD Athlon/Phenom. Dudukan processor Intel Core 2 pada motherboard dikenal sebagai LGA775. Namun demikian, tidak semua motherboard dengan dudukan LGA775 dapat dipasangi semua processor Intel Core 2. Processor-processor terbaru seri E8x00 atau Q9x00 yang menggunakan teknik fabrikasi 45 nm membutuhkan chipset yang lebih baru pula. Jika anda ragu, carilah informasi mengenai processor yang didukung motherboard pilihan anda di website produsen terkait. Dudukan processor AMD Athlon/Phenom dikenal sebagai AM2/AM2+. Arsitektur AM2 versi awal belum mendukung DDR2, walau revisi berikutnya sudah memberi dukungan terhadap DDR2. Processor AMD yang didesain untuk AM2+ masih dapat digunakan pada AM2, namun tidak sebaliknya, dan hanya bekerja pada mode HyperTransport 2.0. Jika anda ragu, carilah informasi mengenai processor yang didukung motherboard pilihan anda di website produsen terkait. Besar clock FSB maksimum yang didukung motherboard anda paling tidak harus sama dengan besar clock FSB processor anda. Jika lebih tinggi, lebih baik. Itu artinya anda dapat mengupgrade/overclock processor di masa mendatang. Sebagai contoh, jika saya menggunakan E4600 (FSB 800MHz) pada motherboard yang mendukung FSB 1066MHz dan 1333MHz saat ini, maka saya dapat mengupgrade processor saya ke seri E6x00 dan E8x00 nantinya. Atau saya dapat meng-overclock E4600 ke FSB 1066MHz. Jumlah slot memory pada motherboard yang umum adalah 2 atau 4. Jika anda hanya menggunakan memory seperlunya saat ini dan akan menambah kapasitas total belakangan dengan motherboard yang sama, 4 slot adalah pilihan yang baik. Anda dapat menggunakan 2 slot saat ini, dan menggunakan 2 slot sisanya kemudian.

Jenis slot memory motherboard yang banyak dipakai saat ini adalah DDR2. Beberapa motherboard baru sudah menyediakan slot DDR3 atau kombinasi DDR3 dan DDR2. Untuk sementara ini, dengan kapasitas yang sama, memory jenis DDR3 masih jauh lebih mahal dibanding DDR2, dan karenanya masih jarang digunakan. Motherboard dengan chipset yang sesuai akan menyediakan mode dual channel memory. Menurut teori, mode dual channel akan meningkatkan bandwidth memory. Namun demikian, menurut hasil studi yang dipublikasikan di tomshardware.com, keuntungan menggunakan dual channel memory pada game sama sekali tidak signifikan. Pilihannya ada pada anda. Besar clock bus maksimum yang didukung motherboard anda paling tidak harus sama dengan besar clock bus memory anda. Jika lebih tinggi, lebih baik. Itu artinya anda dapat mengupgrade memory di masa mendatang. Sebagai contoh, jika saya menggunakan DDR2 667MHz pada motherboard yang mendukung DDR2 800MHz dan DDR2 1066MHz saat ini, maka saya dapat mengupgrade memory saya ke clock bus lebih tinggi nantinya. Hampir semua motherboard yang tersedia saat ini sudah mendukung antarmuka SATA untuk harddisk/DVD-RW. Namun demikian pastikan hal ini dengan memeriksa spesifikasi motherboard pilihan anda di website/forum produsen terkait. Beberapa motherboard yang tersedia di pasaran masih menggunakan PCIe 1.0 x16 dan belum menyediakan PCIe 2.0 untuk graphic card. Namun demikian, graphic card PCIe 2.0 kompatibel dengan PCIe 1.0 x16, dan juga sebaliknya. Sebuah hasil pengujian yang ditampilkan di internet menunjukkan bahwa belum ada perbedaan nyata pada kinerja antara pengunaan VGA card PCIe 2.0 pada motherboard berformat PCIe 1.0/1.1 x16 dan pada motherboard berformat PCIe 2.0. Jika anda berniat menggunakan VGA card yang tebalnya menghabiskan 2 slot ekspansi, konsekuensinya adalah 1 slot terdekat PCIe 1.0/1.1/2.0 tersebut tidak bisa digunakan. Perhatikan hal ini jika anda membutuhkan slot PCI untuk sound card. Namun demikian beberapa motherboard menjauhkan slot PCI dari PCIe 1.0/1.1/2.0, sehingga tidak ada masalah. Produsen-produsen motherboard terkemuka memberikan fasilitas overclocking pada menu BIOS mereka. Namun fasilitas ini tidak diberikan pada semua motherboard karena penyalahgunaannya bisa merusak motherboard, processor, dan/atau memory anda. Anda bisa mencari informasi mengenai dukungan motherboard pilihan anda terhadap overclocking pada website/forum produsen terkait di internet. Motherboard untuk PC gaming saat ini tersedia dalam ukuran ATX (12 x 9.6) atau micro-ATX (9.6 x 9.6). Ukuran ATX memberikan lebih banyak slot ekspansi kartu tambahan. Hal ini berguna jika anda juga menggunakan PC untuk kegiatan lain yang membutuhkan slot untuk komponen-komponen tambahan, misalnya audio/video decoding/encoding, TV tuner, modem internal, dll. Ukuran micro-ATX memiliki slot ekpansi kartu tambahan lebih sedikit. Namun demikian, motherboard ATX membutuhkan casing yang berukuran lebih besar dibanding micro-ATX. Untuk proyek ini, saya menggunakan Abit Fatal1ty F-I90HD dari PC gaming saya sebelumnya. Alasan utama pemilihan motherboard ini adalah karena dukungan terhadap Intel Core 2 Quad, dukungan terhadap FSB 1333MHz (melalui update BIOS, lihat bagian Merakit PC Gaming

Anda untuk panduan meng-update BIOS), 4 slot memory dual channel pada clock bus maksimum 800MHz, SATA-II, 1 slot PCIe 1.0 x16 untuk graphic card, 1 slot PCI untuk sound card, fitur overclocking-nya yang user friendly, dan ukuran micro-ATX. Saya menyukai ukuran casing PC mini-tower yang lebih kecil sehingga motherboard ukuran micro-ATX menjadi pilihan. Harddisk dan DVD-RW Drive Harddisk merupakan media tempat kita menyimpan file-file instalasi operating system, program-program, dan tentunya game-game. DVD-RW drive merupakan alat baca dan tulis media DVD-ROM game, program, film atau DVD-RW untuk backup. Harddisk maupun DVD-RW tersedia dalam model internal (untuk dipasang di dalam casing) atau eksternal (untuk disambungkan dari luar casing, mudah dicopot dan dibawa bepergian). Fitur-fitur utama harddisk adalah kapasitas, kecepatan putar disk, cache, konektor data dan jalur tegangan listrik. Fitur-fitur utama DVD-RW drive adalah konektor data dan jalur tegangan listrik. Jika PC anda hanya digunakan untuk gaming, maka harddisk berkapasitas 80-160GB sudah memadai. Agar kecepatan baca/tulis bisa mengimbangi kebutuhan game, pilihlah harddisk dengan kecepatan putar minimal 7200 rpm (rotation per minute). Besar cache yang optimum bergantung pada kapasitas harddisk. Bila dibandingkan beberapa tahun lalu, harga DVD-RW drive sudah sangat terjangkau saat ini. Sebagian besar sudah memiliki kecepatan baca/tulis yang memadai untuk berbagai jenis DVD. Konektor data yang sudah banyak dipakai dan masih tersedia saat ini adalah PATA (parallel ATA). Namun jika memungkinkan, pilihlah harddisk dan DVD-RW drive dengan konektor SATA (serial ATA). Kabel data SATA jauh lebih ramping dari PATA dan memungkinkan aliran udara yang lebih baik di dalam casing. Hal ini penting untuk pendinginan yang optimal terhadap komponen-komponen di dalam casing. Pada harddisk dan DVD-RW dengan konektor data PATA, maka konektor suplai daya listriknya adalah molex 4-pin. 2 pin untuk tegangan 5 V, 2 pin untuk tegangan 12 V. Pada harddisk dan DVD-RW dengan konektor data SATA, konektor suplai daya listriknya adalah SATA power. Jumlah pin SATA power lebih banyak karena tambahan jalur tegangan 3.3 V. Jika power supply unit (PSU) anda memiliki dua konektor SATA power, maka anda dapat menggunakannya untuk harddisk dan DVD-RW drive. Namun jika PSU anda hanya memiliki satu atau bahkan tidak memiliki konektor SATA power, maka anda harus menggunakan adaptor/konverter molex 4-pin ke SATA power (tersedia di toko-toko komputer). Kekurangan dari penggunaan adaptor ini adalah tidak tersedianya jalur tegangan 3.3 V. Perhatikan label pada harddisk/DVD-RW drive anda. Jika tertera pada label bahwa komponen tersebut hanya menggunakan jalur tegangan 5 V dan 12 V (masih umum bahkan pada harddisk/DVD-RW drive berkonektor SATA power), maka tidak akan ada masalah terkait penggunaan adaptor tersebut. Namun jika komponen-komponen tersebut menyatakan pengunaan jalur tegangan 3.3 V, jangan gunakan adaptor ini, gantilah PSU anda dengan yang menyediakan cukup konektor SATA power.

Pada proyek kali ini, saya menggunakan Seagate Barracuda 7200 rpm, 160GB, cache 2MB, SATA-II, dan Asus DVD-RW SATA. Keduanya menggunakan jalur tegangan 5 V dan 12 V. Casing (Chassis) Casing merupakan wadah yang menyediakan tempat bagi, sekaligus melindungi, komponenkomponen PC gaming. Secara umum tersusun dari rangka dan penutup baja, serta dilengkapi lubang-lubang ventilasi. Sebagian besar casing PC dijual dengan disertai power supply unit (PSU, lihat sub-bagian Power Supply Unit). Fitur-fitur utama casing PC adalah kecukupan lubang ventilasi, kipas yang disertakan, kapasitas daya listrik PSU yang disertakan, dan ukuran. Tiap-tiap komponen PC gaming memiliki batas maksimum temperatur kerja. Kecukupan lubang ventilasi penting untuk menyediakan udara segar dari luar casing bagi komponenkomponen di dalamnya dan menjaga temperatur kerja di bawah batas maksimum. Perhatikan Gambar 1 untuk desain ventilasi casing yang direkomendasikan Intel pada casing middletower (motherboard ATX) dan mini-tower (motherboard micro-ATX). Gambar ini diambil dari dokumen berjudul Thermally Advantaged Chassis Design Guide Rev. 2.0 (TAC 2.0), di intel.com.

Gambar 1. Ventilasi pada casing PC.

Casing pada Gambar 1 memiliki lubang ventilasi yang besar di salah satu sisi sampingnya, dan lubang-lubang ventilasi kecil di sebelah bawah sisi depan. Lubang-lubang ventilasi tersebut merupakan tempat udara dingin masuk. Lubang-lubang ventilasi tempat udara panas keluar ada pada sisi belakang casing. Kipas casing biasanya diletakkan di bagian belakang. Kipas ini berfungsi mengarahkan udara dingin dari luar ke dalam casing sekaligus mengeluarkan udara panas. Tergantung pada desain casing, kipas yang disertakan bisa memiliki ukuran 8 cm, 9 cm, atau 12 cm. Dokumen TAC 2.0 menyarankan minimal 1 kipas berukuran 9 cm di bagian belakang casing untuk pendinginan memadai. Kipas standar yang disertakan pada casing umumnya mengeluarkan suara yang mengganggu. Anda dapat mengganti kipas standar tersebut dengan kipas yang didesain dengan suara lebih halus. Umumnya casing dijual dengan disertai PSU. Namun biasanya PSU ini memiliki kapasitas daya listrik yang terbatas. Periksalah kapasitas daya listriknya (lihat sub-bagian Power Supply Unit untuk perhitungan kebutuhan daya listrik). Jika tidak mencukupi untuk keperluan anda, ganti dengan yang lebih sesuai. Casing dengan ukuran middle-tower dapat dimuati motherboard ATX maupun micro-ATX, dan VGA card berukuran besar (10-11 inci). Ukuran mini-tower hanya mampu dimuati motherboard micro-ATX, dan VGA card berukuran kecil (9-10 inci). Namun demikian, mini-tower lebih ramping dan memiliki nilai estetika lebih baik. Untuk proyek ini, saya menggunakan casing mini-tower Asus TM-250 dari PC gaming saya sebelumnya. Alasan utama pemilihan produk ini karena sudah mengikuti kaidah TAC 2.0. Bahkan casing ini memiliki lubang ventilasi yang besar di sisi depan. Walau demikian, kipas yang disertakan hanya berukuran 8 cm dan berisik. Saya menggantinya dengan Thermal Take Silent Cat II 9 cm yang bersuara lebih halus. Alasan lainnya, casing ini memiliki desain ramping

(mini-tower) yang enak dipandang mata. Power Supply Unit (PSU) Merupakan komponen yang berfungsi mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC). Arus searah inilah yang dipakai oleh komponen-komponen PC gaming. Fitur-fitur utama PSU adalah kapasitas daya listrik maksimum (dinyatakan dalam watt) untuk jalur tegangan 12 V dan untuk total semua jalur tegangan (12 V dan 5 V/3.3V), konektor tegangan yang disediakan, dan ukuran. Anda tidak ingin menggunakan PSU yang kapasitas daya listriknya tidak mencukupi untuk PC gaming anda. Processor atau graphic card anda bisa menolak untuk bekerja. Lalu, bagaimana cara menghitung kebutuhan PC gaming anda? Cobalah kunjungi alamat berikut http://www.extreme.outervision.com/psucalculatorlite.jsp Isi data-data yang sesuai (termasuk jika anda berniat meng-overclock processor atau meng-upgrade graphic card anda), dan anda akan mendapatkan perkiraan kebutuhan daya listrik PSU. Namun, ini merupakan kebutuhan daya listrik total pada semua jalur tegangan. Kita tidak tahu, dari nilai total ini, berapa yang diambil dari jalur tegangan 12 V, dan dari 5 V/3.3 V. Untuk amannya, anggaplah bahwa kebutuhan tersebut diambil semua dari jalur tegangan 12 V. Dengan demikian, carilah PSU dengan kapasitas daya listrik pada jalur tegangan 12 V minimum sama dengan kebutuhan total. Jika PSU yang disertakan pada casing anda sudah memadai, maka bisa anda gunakan. Jika tidak, jangan ragu-ragu untuk menggantinya. Kapasitas daya listrik PSU yang kurang memadai dapat mengakibatkan PC hang, restart atau shut down di tengah permainan. PSU tersedia dalam berbagai ukuran. Ukurlah dudukan PSU pada casing anda, dan pilihlah PSU yang sesuai. Dokumen TAC 2.0 menyarankan PSU dengan kipas yang mengambil udara dari dalam casing dan membuangnya keluar, bukan sebaliknya. Tampaknya semua PSU didesain seperti ini, jadi tidak ada masalah mengenai hal ini. Pada proyek kali ini, saya menggunakan PSU FSP SAGA+ 400W (revisi: sebelumnya tertulis Silverstone Strider ST400). PSU tersebut memiliki kapasitas daya listrik 348 watt untuk jalur tegangan 12 V, 180 watt untuk jalur tegangan 5 V/3.3 V, dan 400 watt untuk total keseluruhan (12 V, dan 5 V/3.3 V). Menurut perhitungan dari website tersebut di atas, konfigurasi PC gaming saya membutuhkan 348 watt total, dari jalur tegangan 12 V, dan 5 V/3.3 V. Dengan demikian, kapasitas PSU pilihan saya yang memiliki 348 watt hanya pada jalur tegangan 12 V sudah memadai. Operating System Pilihan yang tersedia pada PC gaming adalah Windows XP atau Vista. Terkait dengan keperluan gaming, perbedaan keduanya terutama terhadap dukungan DirectX. DirectX terbaru, versi 10 dan 10.1, hanya dapat berjalan di Vista. Jika anda sudah memiliki Windows XP saat ini dan menggunakan graphic card mainstream yang belum tentu bagus unjuk kerjanya pada DirectX 10, dan masih meragukan keuntungan

ganti ke Windows Vista, anda bisa menunggu Windows 7 yang ditargetkan keluar 2010 (sekali lagi, hanya target). Jika anda sedang mempertimbangkan membeli sistem operasi baru, maka Windows Vista adalah pilihan yang aman. Saat ini Vista sudah dilengkapi Service Pack 1 yang memperbaiki kekurangan-kekurangan Vista rilis awal dan menyediakan DirectX 10.1. DirectX 11 yang dijadwalkan keluar 2009 pun dikatakan akan dapat digunakan pada Windows Vista dan graphic card DirectX 10/10.1. Namun demikian, sebelum menggunakan Windows Vista, pastikan dulu bahwa komponenkomponen dan perangkat lunak yang anda gunakan saat ini dan masih akan digunakan nanti, sudah didukung atau kompatibel dengan Vista. Anda bisa memeriksanya pada website produsen terkait. Windows Vista tersedia dalam beberapa versi dan jenis lisensi. Versi Home Basic dengan lisensi Original Equipment Manufacturing (OEM) adalah yang paling murah. Namun demikian, Home Basic tidak memberikan antarmuka Aero (tidak penting untuk PC gaming) dan tidak mendukung DVD movie playback (kecuali dengan perangkat lunak pihak ketiga). Versi Home Premium memberikan antarmuka Aero dan dukungan DVD movie playback. Kekurangan versi OEM adalah Vista anda hanya dapat digunakan pada motherboard yang sama saat anda meng-aktivasinya (lihat bagian Merakit PC Gaming Anda untuk penjelasan dan cara aktivasi Vista). Penggantian motherboard (walau model sama persis) akan mengakibatkan Vista meminta aktivasi ulang dan menolak teraktivasi pada motherboard yang berbeda. Jika anda tidak ada rencana mengganti motherboard hingga versi Windows berikutnya keluar, lisensi OEM tidak akan menimbulkan masalah. Jika anda berniat mengganti motherboard dalam waktu dekat, gunakan lisensi Full Product Package (FPP) yang sedikit lebih mahal. Jika motherboard rusak dan harus diganti, sementara Windows Vista sudah teraktivasi, anda bisa menghubungi customer support Microsoft Indonesia untuk mendapatkan license key baru. Untuk proyek ini, saya menggunakan Windows Vista Home Basic lisensi OEM dengan alasan dukungan terhadap DirectX 10 dan 11, dan tidak ada rencana mengganti motherboard hingga Windows 7 keluar. Dan juga, semua komponen-komponen dan perangkat lunak yang saya gunakan sudah kompatibel dengan Vista, terkecuali SoundBlaster Live! Value yang kemudian saya pensiunkan dengan hormat dan digantikan oleh SoundBlaster Audigy Value. Sebagai catatan tambahan, hasil pengujian menggunakan game Devil May Cry 4 yang dipublikasikan di legionhardware.com menunjukkan bahwa belum ada perbedaan kualitas tampilan yang nyata antara DirectX 9.0 dan DirectX 10.0. Jika anda masih menggunakan Windows XP, anda bisa menunggu dan mengamati perkembangan lebih lanjut sebelum memutuskan meng-upgrade sistem operasi. Perangkat Lunak Tambahan Tidak jarang PC gaming juga digunakan untuk menjelajah internet, bertukar file-file, berbelanja online, men-download dan menginstall program-program dari internet. Untuk keamanan anda, pertimbangkan juga penggunaan produk internet security (umumnya disertai anti-virus), terutama jika anda bertransaksi kartu kredit lewat internet (untuk pembelian tiket,

barang, dan lain-lain). Keyboard/Mouse Tidak perlu banyak penjelasan untuk komponen ini. Hanya saja, jika anda memainkan game jenis action shooter, mouse yang presisi (resolusi tinggi) akan sangat membantu. Mouse jenis optik sudah cukup memadai. Bisa juga memilih mouse jenis laser, namun harganya relatif mahal. Beberapa produsen mengeluarkan keyboard yang dikhususkan untuk gaming. Tersedia tombol-tombol shortcut yang bisa diprogram pada keyboard tersebut, contohnya Logitech G15. Shortcut-shortcut tersebut akan membantu anda pada game-game yang membutuhkan input cepat dari keyboard, seperti pada action shooter. Pada proyek kali ini, saya menggunakan keyboard/mouse optik wireless keluaran Logitech dari PC gaming saya sebelumnya. Modem (Jika Diinginkan) Saat ini, sudah jarang PC yang tidak terhubung ke internet. Dalam hal ini, modem berfungsi mengkonversi data yang dikirim dari dan diterima PC sehingga data tersebut bisa ditransmisikan melalui jalur telepon, baik telepon kabel maupun GSM/CDMA. Untuk proyek ini, saya menggunakan modem pada handphone Sony Ericsson W880i 3G (juga dipakai sehari-hari untuk komunikasi) dan menggunakan jaringan 3G Indosat, untuk koneksi ke internet. Jika anda memilih sistem operasi Windows Vista (lihat sub-bagian Operating System pada tulisan ini), pastikan bahwa driver modem pada handphone anda sudah tersedia untuk Windows Vista. Gamepad/Joystick/Throttle/Wheel/Pedal (Jika Diinginkan) Bergantung pada game yang anda mainkan dan kesukaan anda, komponen tambahan berupa gamepad, joystick, wheel/pedal, dapat menambah kenikmatan bermain. Jika anda penggemar game action adventure seperti Resident Evil, maka sebuah gamepad akan membantu anda mengendalikan Chris Redfield/Jill Valentine lebih nyaman. Jika anda penggemar game jet fighter simulation, maka joystick/throttle akan membantu anda mengendalikan pesawat dengan lebih cepat dan akurat. Jika anda penggemar game racing, maka wheel/pedal akan membantu anda mengendalikan mobil dengan lebih presisi. Dan saya adalah penggemar semua jenis game tersebut di atas. Untuk proyek ini, saya menggunakan gamepad XBox 360 Wireless Controller (digunakan bersama Microsoft Wireless Gaming Receiver for Windows), joystick CH Products Fighterstick USB, throttle CH Products Pro Throttle USB, dan wheel/pedal Logitech Momo Racing Force Feedback. Meja (Jika Belum Ada) Merupakan tempat anda meletakkan monitor, speaker satelit, keyboard, mouse dan joystick/wheel (bila ada, lihat sub-bagian terkait). Meja komputer yang tersedia di pasaran saat ini umumnya tersedia untuk keperluan kantor atau rumah, namun bukan gaming. Ini terlihat dari terbatasnya luas area yang tersedia untuk meletakkan joystick/throttle/wheel. Setelah beberapa tahun bermain game dengan meja seadanya, kesulitan meletakkan joystick/wheel, tangan pegal-pegal akibat posisi meja yang kurang ergonomis, dan posisi kaki

yang terbatas, saya akhirnya memutuskan untuk mendesain meja saya sendiri. Pada proyek kali ini, saya meminta tukang kayu langganan saya untuk memotong multipleks berukuran 80 cm x 90 cm dan mengecatnya. Penyangga utama meja berupa silinder baja, dan penyangga pendukung berupa besi siku, saya beli di Ace Hardware. Desain meja komputer saya tampak pada Gambar 2. Desain ini nyaman digunakan karena anda dapat menyesuaikan tinggi meja sesuai postur anda dengan memilih tinggi penyangga yang sesuai. Ruang lapang di bawah meja menyediakan tempat untuk subwoofer dan pedal. Meja ini juga nyaman dipakai bekerja (menulis artikel ini dengan Word) karena ukurannya yang panjang memungkinkan siku saya bersandar di atasnya. Perhatikan Gambar 3 setelah meja ini diisi komponen-komponen PC gaming.

Gambar 2. Meja komputer.

Gambar 3. Meja komputer terisi komponen-komponen PC gaming.

Jika ruangan PC gaming anda tidak ber-AC, letakkan PC di dekat jendela terbuka. Dengan demikian udara panas yang dikeluarkan casing dapat dikeluarkan dari ruangan, bukan berputar-putar di dalam. Uninterruptible Power Supply (Jika Diinginkan) Uninterruptible Power Supply (UPS) berfungsi menyediakan daya listrik sementara pada saat PLN offline tiba-tiba. Bergantung pada kapasitasnya, UPS akan memberikan daya listrik cadangan 5-10 menit sehingga anda dapat me-save game (atau pekerjaan) yang sedang berlangsung sebelum mematikan PC dan menunggu PLN kembali online. UPS umumnya sudah dilengkapi dengan voltage regulator. Fitur-fitur utama UPS adalah kapasitas, rentang toleransi tegangan dan frekuensi. Kapasitas yang memadai untuk PC gaming adalah 525-650 VA (315-390 watt). Jika PC gaming anda membutuhkan daya listrik lebih besar (konfigurasi SLI), pilihlah UPS dengan kapasitas 8001200 VA (480-720 watt). Untuk beban yang sama, kapasitas lebih besar akan memberikan cadangan daya listrik lebih lama. UPS memiliki rentang toleransi tegangan yang lebar, namun rentang toleransi frekuensi yang sempit. Jika anda tinggal di daerah dengan suplai tegangan dan frekuensi normal, UPS dengan rentang tegangan dan frekuensi 160-280 V, 47-53 Hz sudah memadai. Pada proyek kali ini, saya menggunakan Prolink Pro650P 650 VA. Alasan penggunaan model ini karena mau bekerja pada input frekuensi 45 Hz. Suplai listrik di daerah saya sangat jelek dan frekuensinya terkadang turun hingga 46 Hz. UPS dengan input frekuensi minimal 47 Hz akan menolak bekerja pada kondisi tersebut.

Lakukan Riset Anda Sendiri Sejauh ini kita sudah mendiskusikan komponen-komponen PC gaming. Anda mungkin protes, kok banyak sekali komponen-komponennya? Nah, nah. Saya akan jawab: lebih asik bermain LEGO dengan komponen-komponen yang banyak kan? Setelah membaca uraian di atas, tentunya anda sudah mempunyai gambaran bahkan mungkin rencana kasar mengenai konfigurasi PC gaming anda. Dengan begitu banyaknya

kombinasi komponen-komponen pada suatu anggaran yang sama, dan berbeda-bedanya prioritas untuk setiap perakit PC gaming, adalah sulit untuk merekomendasikan suatu kombinasi yang sesuai untuk semua orang. Tentukanlah anggaran anda sendiri, kemudian lakukanlah riset melalui internet dengan menggunakan tulisan ini sebagai panduan. Terkadang sulit mencari beberapa komponen-komponen pilihan anda di pasaran. Saran saya, lihatlah terlebih dahulu merek dan model yang tersedia di beberapa toko online, kemudian sesuaikan rencana anda dengan ketersediaan barang. Beberapa produsen graphic card memberikan bonus game pada produk mereka, yang memberikan nilai tambah. Jika anggaran anda benar-benar terbatas, gunakan processor dan graphic card secukupnya sementara ini (Athlon 64 X2 4600+, NV 8600GT baru, atau NV 8600GTS second-hand) dan bermain pada setting low/medium quality. Anda bisa meng-upgrade kedua komponen tersebut kemudian. Namun, luangkan waktu lebih banyak untuk pemilihan motherboard anda. Pilihlah motherboard yang memberikan jalur upgrade processor dan graphic card di masa mendatang. Anda juga bisa menggunakan onboard sound yang biasanya tersedia pada motherboard. Tulisan berikutnya, atau Bagian Kedua dari 4 tulisan akan memberikan panduan mengenai perakitan PC gaming.