bagi santri di pondok pesantren putri an-nur...

130
i IMPLEMENTASI TA’ZIR BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR KLEGO, CANDIREJO, TUNTANG, SEMARANG TAHUN 2017-2018 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh : AMIN MARYATUL QIFTIYAH NIM : 111-14-345 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: buiduong

Post on 22-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

i

IMPLEMENTASI TA’ZIR

BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI

AN-NUR KLEGO, CANDIREJO,

TUNTANG, SEMARANG

TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh :

AMIN MARYATUL QIFTIYAH

NIM : 111-14-345

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

ii

Page 3: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

iii

IMPLEMENTASI TA’ZIR

BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI

AN-NUR KLEGO, CANDIREJO,

TUNTANG, SEMARANG

TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh :

AMIN MARYATUL QIFTIYAH

NIM : 111-14-345

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

iv

Page 5: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

v

Page 6: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

vi

Page 7: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

vii

Page 8: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

viii

MOTTO

ة قَالَ ِمث َمل يَع فََمن ٨ ۥيََره اَشر ة َذرَّ قَالَ ِمث َمل يَع َوَمن ٧ ۥيََره ار َخي َذرَّ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia

akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan

sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Az-

zalzalah 7-8) (Depag RI. 2005).

Page 9: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

ix

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat

dalam

kupersembakan

karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam

hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa

merasakan hidup seperti saat ini.

Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku

berkarya.

Terimakasih

buat…

Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)

Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta adik, yang

selalu memberikan motivasi dan semangat di setiap hari.

Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. yang dengan ketelatenan dan

kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil

maksimal sebagaimana impian penulis.

Untuk semua keluarga PP AN-NUR KLEGO,CANDIRECO,

TUNTANG, SEMARANG yang telah

membantu tersusunnya skripsi ini.

Page 10: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,

sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam

dan selaku pembimbing akademik (PA) yang dengan sabar membimbing dan

mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.

4. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Segenap Dosen, Staff dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

kemudahan kepada penulis dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.

Page 11: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xi

6. Bapak Ali Munabah S.Pd.I selaku kepala Pondok Pesantren AN-NUR klego,

candireco, tuntang, semarang yang telah mengizinkan dan membantu penulis

dalam melakukan penelitian skripsi ini.

7. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda pujiono dan Ibunda Jumiati Ruwiyah

serta adikku Alim Miftakul Jannah, terima kasih sedalam-dalamnya penulis

ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti

mereka curahkan kepada penulis. Dan juga membantu dalam bentuk materi

untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

8. Terimakasih kepada para sahabat: teman asrama khususnya ainun, muta, dita,

rohmah, yatni, vita, fida, falicha, dian, aina, choir, ujik, fatma, nova, yang

tiada henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh

sahabat PAI yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu angkatan 2014.

Semoga tali silaturahhim diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.

Tentu masih banyak pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan

skripsi ini namun penulis tidak dapat menyebutkannya secara keseluruhan

penulis ucapkan banyak terima kasih. Jazakallah khairan katsiron.

Billahi taufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Page 12: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xii

ABSTRAK

Qiftiyah, Amin Maryatul . 2018. Implementasi Ta’zir bagi Santri Pondok

Pesantren AN-NUR Klego,Candirejo,Tuntang, Semarang . Skripsi. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M. Ag.

Kata kunci: Konsep,Ta’zir, Disiplin Santri Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren AN-NUR, Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang.

Merupakan suatu lembaga pendidikan non formal yang bertujuan untuk

pembentukan watak dan sikap. Sebagai sebuah proses, pendidikan memerlukan

kedisiplinan, sementara kedisiplinan itu sendiri merupakan suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana implementasi ta’zir

yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo,

Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018? Bagaimana dampak pemberian ta’zir

dalam penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur

Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018?Penelitian ini

menggunakan pendekatan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan

melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh

dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data.

Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: implementasi ta’zir yang dilakukan

oleh pengurus adalah menggunakan sistem secara bertahap, antara pengurus dan

pengasuh harus selalu mengadakan sosialisasi atau RAKER (rapat kerja)

mengenai kegiatan di pondok pesantren, serta penetapan ta’zir sesuai dengan

kategori ubudiyah dan non ubudiyah. Serta dampak dalam penerapan ta’zir

menghasilkan adanya kepatuhan, rasa kesadaran serta rasa tanggung jawab atas

perilaku yang telah diperbuat dalam melakukan pelanggaran.

Page 13: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO................................................................................. ii

JUDUL….................................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

DEKLARASI.............................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. vii

MOTTO...................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN...................................................................................... ix

KATA PENGANTAR................................................................................ x

ABSTRAKSI….......................................................................................... xii

DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN........................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Definisi Operasional .................................................................... 7

E. Peneliti terdahulu ......................................................................... 8

F. Metode Penelitian ........................................................................ 10

G. Teknik Analisis Data....................................................................15

Page 14: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ta’zir............................................................................. 19

B. Disiplin Santri................................................................ 29

C. Pondok Pesantren.......................................................... 35

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data Umum Pondok Pesantren An- Nur.

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren An- Nur ..................43

2. Sejarah Perkembanga........................................................ 43

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren........................................ 44

4. Struktur Organisasi............................................................ 45

5. Sarana Prasarana............................................................... 46

6. Sistem Pengajaran...............................................................47

7. Tata Tertib..........................................................................52

B. Temuan Data Penelitian

1. Implementasi Ta’zir bagi santri ....................................... 56

2. Dampak Positis bagi santri dalam penerapan ta’zir...........57

Page 15: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xv

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Implementasi Ta’zir Di Pondok Pesantren An-Nur Klego,

Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018..................... 60

B. Dampak positif Penerapan Ta’zir terhadap santri yang

diterapkan oleh Pengurus Pondok Pesantren An-Nu

Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018......... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 73

B. Saran......................................................................................... 75

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 16: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xvi

Daftar Bagan dan Tabel

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren An-Nur............................45

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren An-Nur..........................46

Tabel 3.2 Jadwal Madrasah Diniyah Pondok Pesantren An-Nur....................49

Page 17: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

xvii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Telah Meneliti

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Laporan SKK

Lampiran 6 : Pedoman Wawancara

Lampiran 7 : Transkip Wawancara

Lampiran 8 : Dokumentasi

Page 18: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam kehidupan

manusia dimasa yang akan datang, dan pendidikan itu harus mampu

menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang mampu melayani dirinya dan

orang lain serta dapat mengisi dan berperan aktif di berbagai sendi

kehidupan, untuk menyikapi perkembangan pada era globalisasi ini yang

semakin pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan

ulet, serta mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt.

Dalam mempersiapkan hal itu, maka dibutuhkan upaya pembentukan

mental-mental yang tangguh melalui pendidikan.

Pendidikan adalah proses pembentukan watak dan sikap. Sebagai

sebuah proses, pendidikan memerlukan kedisiplinan, sementara

kedisiplinan itu sendiri merupakan suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban

(Prijodarminto, 2009: 23). Pendidikan adalah proses pembentukan diri

manusia secara menyeluruh baik itu watak maupun sikap. Proses

pembentukan tersebut memerlukan kedisiplinan, mandiri dan moral yang

baik agar mampu menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang dengan

bijaksana. Pendidikan merupakan proses pembentukan diri manusia secara

menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi

Page 19: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

2

mengupayakan bagaimana agar menjadi manusia yang bermoral baik, serta

mampu menghadapi kehidupan dengan tetap bijaksana. Kebutuhan

manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dan

manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional

Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam

dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman

hidup masyarakat sehari-hari. Pondok pesantren merupakan salah satu

contoh pendidikan nonformal yang eksistensinya masih diakui masyarakat

Indonesia sampai saat ini. Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa arab,

“fundug” yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan pesantren berasal dari

kata santri yang diberi awalan pe- dan akhiran –an, yang berarti tempat

tinggal santri.

Haidar (2004: 27), pesantren berarti tempat orang berkumpul untuk

menimba ilmu agama Islam. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pondok pesantren adalah asrama atau tempat yang dijadikan tempat

tinggal santri atau orang yang akan menimba ilmu pengetahuan agama

Islam. Meskipun pada awalnya, nama pondok pesantren hanya dikenal di

pulau Jawa dan Madura, tetapi pondok pesantren diidentifikasikan oleh

para ahli dengan nama yang diberikan untuk lembaga pendidikan Islam

tradisional di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren sebagai sebuah

lembaga pendidikan Islam dalam proses berdirinya tidak terlepas dari

seorang sesepuh (kyai) dengan ilmu yang dimilikinya serta dengan

Page 20: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

3

keikhlasan dalam beramal, prilakunya sesuai dengan apa yang

disampaikan kepada masyarakat sebagai suri tauladan bagi para santri

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Maka berdirilah sebuah

lembaga kehidupan masyarakat yang mandiri dan ditunjang oleh sarana

dan prasarana untuk lancarnya kegiatan belajar mengajar.

Sebuah Pondok Pesantren pada dasarnya merupakan sebuah sarana

pendidikan Islam tradisional yang para santrinya tinggal dalam lingkungan

pondok bersama-sama dan belajar dibawah lindungan maha guru (kyai).

Asrama tersebut berada dalam lingkungan Pondok Pesantren dan khusus

bagi kyai disediakan tempat tinggal. Dalam lingkungan tersebut

disediakan tempat ibadah bersama (masjid) serta tempat ngaji yang disebut

Madrasah Pondok Pesantren dalam jangka panjang mampu berada dalam

lingkungannya dan kedudukannya relatif lebih kuat dari masyarakat

sekitarnya. Ini bisa dilihat dari kemampuan Pondok Pesantren untuk

menciptakan tanpa harus mengorbankan identitas dirinya. Menejemen

pendidikan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur dewasa ini

diperlukan tata tertib atau aturan-aturan yang mengikat pada pendidik dan

anak didik supaya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai

secara maksimal. Salah satunya adalah penerapan ta’zir (hukuman)

banyak dikritik para pendidik modern, Sebagai catatan dan tidak menutup

kemungkinan dengan digunakannya konsep atau pendekatan yang lain

tidak bisa, karena tidak semua anak didik dapat dididik hanya dengan cara

lemah lembut dan kasih sayang saja agar dia mematuhi peraturan-

Page 21: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

4

peraturan yang telah ditentukan atau ditetapkan. Sedangkan dalam

perkembangan dewasa ini hukuman fisik kadang tidak sejalan dengan

prinsip hukuman, sehingga dengan adanya hukuman dengan ancaman

kekerasan menjadikan anak takut, bahkan jika penerapannya tersebut

keluar dari batas-batas tertentu. Jadi pesantren An-Nur yaitu untuk

membantu serta mewujudkan harapan para orang tua agar anaknya mampu

berproses menjadi orang yang baik, dan penerapan hukuman ta’zir

menjadi bagian dalam pelaksanaan aturan-aturan tersebut untuk membawa

santri ke arah perbaikan dalam menjalankan semua kegiatan di pondok

pesantren dan pengarahan diri serta meningkatkan kesadaran atas diri

santri agar lebih baik nantinya. Pesantren mempunyai peranan penting

bagi pembentukan akhlak santrinya serta membentuk pribadi yang mampu

bersosialisasi dengan perkembangan yang ada dan tetap berpegang teguh

pada ajaran Islam.

Di lingkungan Pondok Pesantren kyai sangat dihormati dan

disegani, sehingga eksistensi Pondok Pesantren di masyarakat sebagai

lembaga pendidikan islam yang ideal dan disiplin dapat terlaksana. Setiap

peraturan di Pondok Pesantren dimaksudkan untuk menanamkan

kedisiplinan. Dalam menegakkan kedisiplinan ini, diperlukan keteladanan

dari kyai dan pengurus Pondok Pesantren. Peraturan yang telah disepakati

merupakan upaya menanamkan tanggung jawab dan pendidikan yang

islami, sehingga Pondok Pesantren sanggup tampil sebagai sebuah

lembaga pendidikan yang ideal dengan dilandasi adanya sistem penegasan.

Page 22: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

5

Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren

untuk mencapai keberhasilan dan meningkatkan kedisiplina mempunyai

bentuk dan corak yang berbeda-beda antara pondok yang satu dengan yang

lainnya, ini disebabkan karena kondisi pesantren yang berbeda, serta dari

kebijakan-kebijakan yang disepakati oleh para pengurus Pondok

Pesantren. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, perlu kiranya dikaji

secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan obyektif

dengan memakai pendekatan ilmiah.Untuk itu penulis mencoba mengkaji

persoalan diatas secara sistematis, dengan membuat skripsi yang berjudul

“IMPLEMENTASI TA’ZIR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR KLEGO,

CANDIREJO, TUNTANG, SEMARANG TAHUN 2017-2018”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya

adalah:

1. Bagaimana implementasi ta’zir yang dilakukan oleh pengurus

pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang

Tahun 2017-2018 ?

2. Apa Dampak dalam penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus

pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang

Tahun 2017-2018?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 23: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

6

Dari rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak di capai sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi ta’zir yang dilakukan

oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,

Semarang tahun 2017-2018 ?

b. Untuk mengetahui dampak dalam penerapan ta’zir yang dilakukan

oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,

Semarang tahun 2017-2018 ?

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat antara lain sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

a) Mampu memberi sumbangan pemikiran dalam dunia keilmuan

dan manfaat bagi para pembaca tentang penerapan ta’zir untuk

meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur

Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang .

b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

referensi bagi penelitian yang sejenis.

b. Manfaat Praktis

Page 24: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

7

a) Bagi Pondok Pesantren

Diharapkan dengan adanya ta’zir dapat menciptakan santri

yang disiplin dalam beribadah kepada Allah SWT dan taat

mengikuti peraturan yang berlaku.

b) Bagi Santri

Diharapkan para santri dengan adanya ta’zir dapat

meningkatkan disiplin dalam mengikuti kegiatan dan mentaati

peraturan yang berlaku di pondok pesantren.

c) Bagi IAIN Salatiga

Diharapkan dari laporan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai perbendaharaan referensi yang isinya perlu dikaji lebih

lanjut dalam meningkatkan disiplin santri di pondok pesantren.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan

pembaca dalam memahami judul skripsi ini penelitian merasa perlu untuk

menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. adapun

istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Takzir : ta’zir secara etimologi yaitu dari kata “azzara” yang berarti

menolak dan mencegah sedangkan secara terminologi ta’zir adalah

hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa yang

hukumanya belum ditetapkan, jadi ta’zir atau hukuman yang

dimaksud hukuman yang bersifat mendidik.

Page 25: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

8

2. Disiplin Santri : Disiplin yang berarti tata tertib, ketaatan kepada

peraturan yang berlaku sedangkan santri adalah orang yang sedang

dan pernah mengenyam pendidikan agama di pondok pesantren,

menggali informasi ilmu-ilmu agama dari Kyai-ulama (guru) selama

dia berada di asrama atau pondok pesantren.

E. Peneliti Terdahulu

1. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang

dilakukan oleh Izzatu Muhammad mahasiswa (2009, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta) yang berjudul “Hukuman Ta’zir di Pondok

Pesantren An Nur Ngrukem Sewon Bantul Yogyakarta Perspektif

Hukum Pidana Islam”. Penelitian ini menemukan kesimpulan sebagai

berikut:Disamping ta’zir sebagai sebuah hukuman, di P.P An-Nur,

hukuman ta’zir berfungsi sabagai cermin dalam kehidupan beragama.

Ta’zir secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu (1) ta’zir karena

melakukan jarimah hudud atau qishas tetapi syarat-syaratnya tidak

terpenuhi, (2) jarimah ta’zir yang telah disebutkan dalam nash tetapi

hukumannya belum ditetapkan, dan (3) jarimah ta’zir yang jenis

maupun sanksinya belum ditetapkan oleh syara’. Oleh karena itu,

semua pellanggaran yang mengandung unsur maksiat dan

mengganggu kepentingan serta ketertiban umum dapat dikenai

hukuman ta’zir. Dalam pelaksanaan atau penerapan ta’zir sangat

elastic, Dalam konteks ini pengasuh maupun pengurus pesantren

adalah imam bagi santrinya. Dengan demikian pelaksanaan hukuman

Page 26: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

9

ta’zir di Pondok Pesantren an-Nur tidak melenceng dari hukuman

pidana Islam karena keelastisannya dan atas dasar kemaslakhatan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Salim (2010, STAIN Salatiga)

yang berjudul “Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir

Terhadap Akhlak Studi Kasus Pondok Pesantren An Nida Kota

Salatiga”. Temuan hasil dari penelitian setalah data berhasil diuji, dan

hasilnya ada pengaruh positif antara tingkat penghayatan santri

tentang ta’zir terhadap akhlak santri Pondok Pesantren An Nida Kota

Salatiga Tahun 2009.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Noor Rohman (2013, UIN

Walisongo Semarang) yang berjudul “Model Pelaksanaa Ta’zir Pada

Santri Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Barat Mranggen

Demak” Penelitian ini menemukan kesimpulan sebagai berikut: Dari

pemberian ta’zir yang dilakukan di Pondok Pesantren Futuhiyyah

Suburan Barat Mranggen Demak ini setidaknya memuat

kebermaknaan yang bisa diambil oleh para santri, yakni; Sebagai

pembentukan akhlak yang mengarah pada akhlak al karimah para

santri, dan Sebagai pembentukan kesalahan sosial santri Pondok

Pesantren Futuhiyyah. Setelah santri tersebut mendapatkan ta’zir

karena pelanggarannya tersebut, santri akan berusaha untuk

memaksimalkan waktu dengan baik.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2011, UIN SUKA) yang

berjudul budaya santri menenai takzir pada pondok pesantern tebu

Page 27: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

10

ireng kabupaten jombang: temuan hasil penelitian adalah pada

otoritasnya santri mempunyai wewenang yang menentukan semua

aspek kehidupan di pondok pesantren yang berbeda.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muh Satya (2011, IAIN

SURAKARTA) yang berjudul “pola pembinaan santri mengenai ta’zir

dalam pondok pesantren” hasilnya penbinaan moral sebagai salah satu

pembinaan yang mempersiapkan seseorang agar dapat berfikir maka

didasari hukuman dan hadiah.

F. Dari kelima penelitian di atas terdapat kesamaan pada penelitian yaitu

sama pada aspek hukuman. dengan adanya persamaan dapat disimpulkan

bahwa belum ada yang meneliti tentang bagaimana penerapan ta’zir untuk

meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego,

Candirejo, Tuntang, Semarang .

G. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena

merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan

yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat

diperoleh secara optimal.

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan

suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Page 28: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

11

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Moleong, 2009: 90)

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama

pengambil data. Peneliti merupakan perencana, pelaksana

pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti

menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat

penelitian disini tepat karena peneliti menjadi segalanya dalam proses

penelitian. Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai

penjelasan alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengumpulkan data

dan atau informasi (Leo, 2013: 97).

3. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Nur Jl

Kh. Ahmad Nur Rt 03 Rw 09, Klego-Candirejo Kec.Tuntang Kab.

Semarang.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang akan

terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus

penelitian yaitu mengenai implementasi ta’zir untuk meningkatkan

Page 29: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

12

kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo,

Tuntang, Semarang .

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil

observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap

responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada

penelitian ini yang dijadikan subjek adalah pengurus.

Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang

diambil yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga

data asli atau data baru. Sumber baru diperoleh dengan cara

observasi dan mewawancarai pengasuh, pengurus, santri di pondok

pesantren mengenai konsep ta’zir untuk meningkatkan

kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo,

Tuntang, Semarang .

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.

Page 30: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

13

Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data

sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen

pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. data tersebut berguna

untuk melengkapi data primer.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Wawancara (Interview)

Metode wawancara (interview) dikenal pula dengan istilah

Wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topic tertentu (Sugiyono, 2014: 317). Sedangkan menurut Asmani

(2011: 122) metode wawancara (interview) merupakan proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informasi

atau orang yang diwawancarai.

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan

adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis

wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka

dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan

secara berurutan (Moleong, 2009: 187).Interview atau wawancara

dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

penerapan ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok

pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang.

Page 31: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

14

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).

Metode observasi juga dapat diartikan sebagai suatu

pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang

diselidiki (Hadi, 2003: 136). Sedangkan observasi sendiri dibagi

menjadi tiga yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi

terus terang dan tersamar, yaitu peneliti dalam pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang

melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak

awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat

peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal

ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data

yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu

observasi dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus

penelitian belum jelas, observasi tidak dipersiapkan secara

sitemastis tentang apa yang akan diobservasi.

Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus

terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang

Page 32: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

15

penerapan ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok

pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2002: 234).

H. Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain. sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Metode analis data yang

penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang

terbentuk uraian kemudian penulis tafsirkan untuk mendapatkan

makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode ini tidaklah

dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan tetapi

hanya mendapatkan kejelasan atau dari penelaah obyek penelitian.

2. Pengecekan Keabsahan Data.

Pengecekan keabsahan data yang peneliti gunakan adalah

triangulasi. Triangulasi setara dengan “cek dan ricek” yaitu

pemeriksaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber,

metode dan waktu. Data yang akurat lebih banyak didapat dari data

Page 33: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

16

sumber, informan dapat memberikan data dengan sebanyak-

banyaknya tanpa harus dibatasi. Jadi data triangulasi yang peneliti

gunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu mencari

sumber-sumber lain di samping sumber yang telah didapatkan. Untuk

mengetahui keteladanan guru, peneliti bisa melakukan wawancara

dengan banyak guru, banyak siswa, kepala sekolah, bahkan penjaga

sekolah. Prinsipnya lebih banyak sumber, lebih baik (Putra & Santi

Lisnawati, 2013: 34).

3. Tahap-tahap Penelitian

Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari

mengamati dan ikut sebagai partisipan dala lapangan. Penulis harus

mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan

tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk

mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan

pengamatan, setelah data-data sudah terkumpul kemudian

dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang

dilakukan.

Tahap ketiga selanjutnya pengecekkan dan memeriksa

keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data

yang dilakukan pada subyek dan informasi. Jika dapat ketidak

sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

Page 34: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

17

Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini

hendaknya dijelaskan pada rancangan penulisan walupun tidak

dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus

diperkirakan secara tepat karena akan menjadi pegangan dalam

menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap-tahap penulisan yang

akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan

penulisan kepada pengasuh. pondok pesantren an-nur klego,

candirejo, tuntang, semarang. Setelah melewati proses tadi barulah

penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara

dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi

sebagaimana yang telah direncanakan.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya

sebagai berikut: Bagian muka yang berisi tentang: Halaman Judul, nota

pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bagian Isi yang terdiri dari:

Bagian Pertama yaitu pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang

Latar Belakang, Fokus Penelitian , Tujuan Dan Manfaat Penelitian,

Definisi Operasional, Peneliti Terdahulu, Metode Penelitian Dan

Sistematika Penulisan Skripsi. Bagian kedua yaitu landasan teori, yang

Page 35: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

18

berisi tentang definisi konsep takzir, kedisiplinan santri, dan mengenai

pengertian pondok pesantren. Bagian ketiga yaitu paparan data dan

temuan peneliti, merupakan gambaran umum tentang gambaran di pondok

pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang yang meliputi

Sejarah Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,

Semarang.Visi, Misi dan Tujuan, Stuktur Organisasi Pondok Pesantren

An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang program kegiatan serta

sarana-prasarana Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,

Semarang keadaan guru (ustadz), pengurus, pengasuh dan santri serta

temuan data penelitian. Bagian keempat yaitu analis, kemudian dalam bab

IV membahas mengenai analisis data yang meliputi : konsep dalam

penerapan takzir dalam meningkatkan kedisiplinan santri pada santri

pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang tahun

2017-2018. Bagian kelima yaitu akan diuraikan mengenai kesimpulan dan

saran. Sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-

lampiran yang mendukung isi dari skripsi, daftar riwayat pendidikan

penulis, kemudian daftar pustaka

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 36: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

19

A. Ta’zir

1. Pengertian Ta’zir

Dasar diterapkannya ta’zir terdapat dalam firman Allah SWT

diantaranya

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya)

untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka

(dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya

hamba-hambaNya (QS. Fushilat: 46).

Ayat diatas Allah memberi pelajaran kepada manusia

bahwa setiap manusia akan mendapat balasan dari setiap

perbuatannya. Baik atau buruk yang diterima sesuai pada perbuatan

yang telah dilakukan.

Dalam kamus fiqih, Secara bahasa kata “ta`zir” merupakan

bentuk masdar dari kata “`azzara” yang berarti menolak (Mujib,

1994:384). ta’zir secara etimologi yaitu dari kata “azzara” yang

berarti menolak dan mencegah sedangkan secara terminologi ta’zir

adalah hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa yang

hukumanya belum ditetapkan, jadi ta’zir atau hukuman yang

dimaksud merupakan hukuman yang bersifat mendidik. Jadi istilah

ta’zir biasanya dipakai dalam lingkup pondok pesantren, akan

tetapi pada dasarnya ta’zir berarti juga hukuman.

Page 37: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

20

Menurut Purwanto (2000:186), hukuman adalah

penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh

seseorang (guru, orang tua, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu

pelanggaran, jadi hukuman adalah suatu perbuatan dimana kita

secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain,

baik dari segi kejasmanian maupun segi kerohanian. Menurut

Kartono (2001:261), hukuman adalah perbuatan yang secara

intensional diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir

batin, diarahkan untuk menggugah hati nurani dan penyadaran si

penderita akan kesalahannya. Jadi, hukuman adalah suatu tindakan

yang diberikan secara sengaja oleh seseorang (guru, orang tua,

ustadz dan lainnya) kepada (siswa, anak, santri, dan lainnya)

dengan tujuan menyadarkan diri dari kesalahan, mendidik agar

baik dari segi kejasmanian maupun segi kerohanian.

Sementara ta’zir menurut masyarakat dipahami sebagai

hukuman. Hukuman yang dimaksud merupakan hukuman yang

bersifat mendidik, karena itu hukuman tersebut harus mengandung

unsur-unsur pendidikan. Dalam hal ini tentu berbeda antara

hukuman dari Allah kepada hambanya dan hukuman khusus yang

dikeluarkan negara kepada rakyatnya dengan hukuman yang

diterapkan orang tua dalam keluarga dan para pendidik dalam

dunia pendidikan. (Ulwan, 2003: 311).

Page 38: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

21

Sedangkan ta’zir dalam istilah psikologi adalah cara yang

digunakan pada waktu keadaan yang merugikan atau pengalaman

yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang yang

dengan sengaja menjatuhkan orang lain. Secara umum disepakati

bahwa hukuman adalah ketidaknyamanan (suasana tidak

menyenangkan) dan perlakuan yang buruk atau jelek.

2. Jenis Ta’zir di Pondok Pesantren

Hukuman (ta’zir) secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2

yaitu hukuman fisik dan non fisik. Namun demikian, hukuman dalam

bentuk apapun tujuannya lebih mengarah kepada psikis atau agar santri

menyadari kesalahan yang telah diperbuat bukan karena rasa sakit

yang ditimbulkan oleh hukuman. Menurut Mamiq (2012:46), pada

dasarnya hukuman itu ada dua yaitu: hukuman langsung dan hukuman

tidak langsung. Hukuman langsung ini merupakan tindakan yang

langsung diberikan kepada santri setelah memunculkan perilaku

negative, sedangkan hukuman tidak langsung merupakan hukuman

yang tidak secara langsung diarahkan sebagai bentuk hukuman kepada

santri, tetapi lebih bersifat sindiran, bahan renungan, dan sumber

pelajaran bagi santri.

Menurut Purwanto (2000:189), Hukuman dibedakan menjadi

dua macam

Page 39: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

22

1) Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan

maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman ini

bermaksud agar mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran

sehingga hal itu dilakukannya sebelum pelanggaran itu dilakukan.

2) Hukuman represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena

adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi,

hukuman ini dilakukan setelah terjadi pelanggran atau kesalahan.

Bentuk hukuman dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Hukuman Isyarat

Hukuman ini cukup dilakukan dengan cara pandangan

mata,gerakan anggota badan dan sebagainya. Setiap santri

memiliki pembawaan dan latar belakang yang berbeda, maka

dari itu sebaiknya jika memberikan hukuman disesuaikan dengan

karakter masing-masing anak.Sebagian anak ada yang cukup

dengan diberi isyarat sebagai tanda kalau dia salah, misalnya

dengan kedipan mata.

2) Hukuman Perkataan

Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan teguran,

perhatian dan ancaman.Hukuman dapat diberikan dengan nasehat

yang jelas dan tegas kepada santri yang melanggar peraturan

pondok pesantren.

3) Hukuman Perbuatan

Page 40: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

23

Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan tugas

kepada santri yang melakukan pelanggaran, misalnya bersih-

bersih lingkungan pondok, hafalan dan lainnya.

4) Hukuman Badan

Hukuman ini diberikan dengan cara menyakiti badan

santri, baik dengan alat maupun tidak. Hukuman ini terpaksa

dilakukan karena jika menghukum dengan cara yang lembut

tidak mampu menyadarkan anak yang melakukan kesalahan.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk ta’zir di pondok pesantren adalah yang pertama hukuman

berupa isyarat yaitu hukuman yang diberikan kepada santri

dengan menggunakan isyarat anggota tubuh, hukuman ini

termasuk dalam tingkat hukuman paling ringan dan hukuman

langsung. Yang kedua yaitu hukuman melalui perkataan yaitu

hukuman yang diberika kepada santri dalam bentuk ucapan baik

itu nasehat, teguran, ancaman dan termasuk hukuman langsung.

Yang ketiga hukuman perbuatan yaitu hukuman yang diberikan

kepada santri dalam bentuk tugas seperti tugas menghafal surat

pendek, membersihkan halaman pondok pesantren. Yang

keempat hukuman badan yaitu hukuman yang diberikan kepada

santri dengan cara menyakiti badan atau anggota tubuh santri,

hukuman ini termasuk hukuman yang paling berat dan terpaksa

Page 41: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

24

dilakukan karena dangan cara hukuman yang lain tidak dapat

menghentikan pelanggaran yang dilakukan santri

Beberapa uraian tentang pengertian ta’zir di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa ta’zir merupakan hukuman yang

bersifat memberikan pengajaran terhadap perbuatan seseorang.

Pelaksanaan hukuman ta’zir ini diserahkan kepada orang yang

mempunyai kekuasaan yang akan menjatuhkan hukuman. Dalam

hal ini, orang yang mempunyai kekuasaan (guru, ustadz, orang

tua, kyai) memiliki kebebasan untuk menetapkan hukuman ta’zir

kepada pelanggar aturanpondok pesantren. Pemberian ta’zir ini

adalah untuk mengatur kehidupan secara tertib dan

mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

3. Tujuan Ta’zir di Pondok Pesantren

Praktik ta’zir atau hukuman sebenarnya sudah lama dikenal,

dan hukuman akan terus mengalami perubahan karena adanya

pergantian zaman dan peralihan dari satu generasi ke generasi lain,

ditambah dengan kegiatan dan kebutuhan manusia yang semakin

kompleks. Tujuan kita menghukum adalah hendak mencegah dan

menjerakan agar tidak mengulangi kesalahan. Hukuman itu ada

tingkatannya, mulai dengan cara yang halus dan ringan, sampai

dengan cara yang keras dan berat. Menurut Abdullah Nashih Ulwan

bahwa: “Sanksi ini bertahap mulai dari peringatan keras, dipukul,

dipenjarakan dan seterusnya. Sanksi ini bertahap sesuai dengan

Page 42: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

25

perbedaan usia, budaya dan kedudukan seseorang”. Diantaranya ada

yang cukup dengan nasehat, ada yang jera dengan dipukul dan

sebagainya sesuai individu masing-masing.

Menurut Mamiq (2012:48), hukuman akan positif sifatnya,

apabila pelaksanaannya berlangsung bijak dan mengandung tujuan

sebagai berikut :

1) Untuk memperbaiki individu santri yang bersangkutan agar

menyadari kekeliruannya, dan tidak akan mengulanginya lagi.

2) Melindungi santri agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku

yang menyimpang, buruk, dan tercela.

3) Sekaligus juga melindungi santri lain dari perbuatan salah (nakal,

jahat, asusila, kriminal, abnormal, dan lain-lain).

Jadi salah satunya kedisiplinan yang dipandang berperan dalam

kesuksesan individu. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat

tercapai peningkatan kehidupan manusia kearah yang sempurna.

(Ermia 2016:5).

4. Prosedure Memberikan Ta’zir di Pondok Pesantren

Menurut Mamiq (2012:48), prosedur standar memberikan ta’zir

antara lain:

1) Jenis hukuman yang diberikan harus disepakai diawal antara

pengurus dengan santri.

Page 43: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

26

2) Jenis hukuman yang diberikan harus jelas sehingga santri dapat

memahami dengan baik konsekuensi kesalahan yang ia lakukan.

3) Hukuman harus dapat diukur sejauh mana efektivitasnya dan

keberhasilannya dalam mengubah perilaku anak.

4) Hukuman harus disampaikan dengan cara yang menyenangkan,

tidak disampaikan dengan cara menakutkan, apalagi memunculkan

trauma berkepanjangan.

5) Hukuman tidak berlaku jika ada stimulus diluar control. Misalnya

santri melakukan kesalahan yang ia tidak diketahui karena

sebelumnya belum disepakati sebelumnya.

6) Hukuman segera diberikan jika perilaku yang tidak diinginkan

muncul. Sedangkan Menurut Arief (2002:131), mengaplikasikan

ta’zir antara lain:

1) Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih, dan

sayang.

2) Harus didasarkan kepada alasan “keharusan”.

3) Harus menimbulkan kesan di hati anak.

4) Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada santri.

5) Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur

pemberian hukuman adalah hukuman harus disepakati oleh pegurus

dan santri, pemberian hukuman harus jelas agar santri memahami

hukuman yang akan diterima jika melanggar peraturan, hukuman

Page 44: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

27

disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan, hukuman harus

segera diberikan jika ada santri yang melanggar peraturan, hukuman

tetap harus bermakna edukasi dan dalam jalinan cinta kasih, hukuman

harus menimbulkan keinsyafan di hati santri agar tidak mengulangi

pelanggaran peraturan pondok pesantren.

5. Dampak Pemberian Ta’zir di Pondok Pesantren

Menurut Mamiq (2012:41) dampak dari menghukum anak ada

4 yaitu:

1) Reaksi emosi negatif bagi santri yang dihukum, ia akan memiliki

rasa benci pada orang yang memberikan hukuman kepadanya,

apalagi jika hukuman itu diberikan dengan kekerasan, kebencian

santri pada pengurus bisa berlangsung lama.

2) Menyelesaikan masalah dengan tidak tepat karena hukuman

dengan kekerasan justru akan menambah masalah.

3) Kecanduan menghukum (negatif). Jika pengurus terlanjur

manggunakan cara-cara menghukum seperti itu, akan ada

kecenderungan untuk mengulang kembali cara tersebut, apalagi

jika mendapat penguatan dari lingkungan.

4) Dampak peniruan perilaku pada santri sehingga apa yang

didapatkan santri pada usia remaja akan cenderung terbawa ketika

menjadi dewasa kelak. Menurut Arief (2002:133), dampak dari

menghukum anak antara lain:

Page 45: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

28

1) Akan membangkitkan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya

diri.

2) Santri akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta akan

menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).

3) Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dampak

pemberian ta’zir adalah menimbulkan rasa benci, malas dan takut

santri terhadap pengurus pondok pesantren jika hukuman tidak sesuai

dengan pelanggaran yang dilakukan, menyebabkan santri berdusta

atau beralasan karena takut dihukum, kecanduan dihukum karena

hukuman yang sudah biasa.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

diterapkannya ta’zir di pondok pesantren adalah untuk mewujudkan

dan membiasakan santri bertanggung jawab atas perilaku yang telah

dilakukan, untuk memperbaiki diri santri agar menyadari perilaku

salah tersebut dan tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, untuk

memberi pelajaran santri agar santri tidak melanggar peraturan

pondok pesantren dan untuk membimbing serta meningkatkan

kedisiplinan santri agar taat dan patuh mengikuti tata tertib pondok

pesantren serta melindungi santri dari perbuatan yang salah.

Page 46: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

29

B. Kedisiplinan Santri

a. Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple”

(artinya: murid) yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela

mengikuti seorang pemimpin. Dalam hal ini, orang tua dan guru

merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari

mereka cara hidup sehingga mampu mencapai kebahagiaan yang

diharapkan, bahkan para ahli mengatakan bahwa dengan disiplin

berbagai kebutuhan dengan sendirinya dapat dipenuhi jika seseorang

telah membiasakan diri melakukan kegiatan dengan terencana, maka

ia akan mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan sendirinya ia

tinggal berlatih mematuhi rencana itu sendiri, seperti ketaatan atau

kepatuhan pada peraturan, tata tertib, dan disiplin juga berarti

rentetan peraturan atau latihan yang terencana dianggap perlu dan

penting untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Suharsimi Arikunto, disiplin mengandung

pengertian kepatuhan manusia dalam mengikuti peraturan atau tata

tertib, karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya,

Secara teoritis, kedisiplinan dibagi menjadi dua macam, pertama;

kedisiplinan yang ditegakkan berdasarkan kesadaran sendiri.Kedua;

kedisiplinan yang ditegakkan berdasarkan perintah atau ketentuan

yang ditentukan dari luar diri (Ma’arif, 2003: 129), untuk itu suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

Page 47: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

30

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban, jadi konsep kedisiplinan yang

pertama pada dasarnya berhubungan erat dengan motivasi tindakan

etis berdasarkan kesadaran yang timbul dari nurani

sendiri.Sedangkan konsep kedua mempunyai korelasi dengan

motivasi tindakan etis berdasarkan tuntutan (yang mengandung

imbalan dan atau sanksi) yang datang dari luar diri.

a. Bentuk-bentuk disiplin

1. Disiplin dalam belajar

Proses pembelajaran di pesantren pada umumnya

terjadi sepanjang waktu setiap harinya, dari pagi dini hari

hingga tengah malam, tergantung materi yang diajarkan.

Aktifitas keseharian di pesantren biasanya dimulai menjelang

subuh dengan persiapan untuk berjamaah shalat subuh

bersama-sama. Kemudian dilanjutkan mengaji selesai shalat

subuh sampai malam sesuai dengan kelas atau tingkatannya

masing-masing. Pendidikan semacam ini berpengaruh besar

dalam kehidupan para santri (Bawani, 2004 : 99). Para santri

biasanya mengadakan muthalaah terhadap materi yang

diajarkan ustadz atau kyai, baik sebelum atau sesudah proses

pembelajaran atau pengajian. Cara belajar semacam ini

membantu pencapaian pemahaman para santri. Sementara ada

pendapat yang mengatakan bahwa cara belajar yang efisien

Page 48: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

31

dan mendukung kedisiplinan belajar adalah dengan cara

belajar sungguh-sungguh selama-lamanya empat jam sehari

dengan teratur.

2. Disiplin dalam mentaati peraturan

Di lembaga pendidikan pesantren, disiplin sangat

ditekankan. Kemudian untuk menjamin kelancaran dan

ketertiban proses pendidikan, lembaga pondok pesantren

biasanya menyusun tata tertib yang berisi peraturan yang harus

ditaati oleh seluruh santri. Di samping mentaati peraturan

pondok pesantren, santri juga harus memahami dan mentaati

pola-pola kebudayaan pondok pesantren yang berlaku.

Untuk memahami budaya atau peraturan yang tidak

tertulis, para santri bisa melihat dari keteladanan yang

diberikan oleh para ustadz dan kyai, untuk kemudian teladan

yang baik itu akan selalu dilaksanakan dan selalu berusaha

untuk tidak melanggarnya. Adapun pada pondok pesantren

yang menjalankan disiplin secara permissive dan lebih banyak

memberikan kebebasan pun terdapat norma-norma yang harus

dipahami dan ditaati oleh semua pihak, misalnya seorang santri

tidak boleh bercakap-cakap atau mondar-mandir di dalam

kelas karena dapat mengganggu jalannya pelajaran (Nasution,

2007 : 68)

Page 49: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

32

3. Disiplin dalam beribadah

Pada dasarnya beribadah kepada Alllas SWT

merupakan kewajiban mutlak bagi manusia. Hal ini

sebagaimana firman Allah:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak

menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (QS.

Adz Dzariyat : 56-57)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa yang paling

utama harus dilakukan jin dan manusia adalah menyembah

Allah, menghamba kepada-Nya. Beribadah itu, menurut

pemikiran Muhammad Quthb sebagaimana dikutip oleh

Mahfud Junaedi, tidak terbatas hanya pada berbagai cara

peribadatan yang telah ditentukan, melainkan mempunyai

makna yang lebih menyeluruh dan luas sekali, meliputi

seluruh aktifitas dan bidang kehidupan, dan mencakup

seluruh perbuatan, rasa, dan karsa (Junaedi, 2010 : 100).

Page 50: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

33

Meskipun setiap aktifitas manusia bisa maksudkan

untuk beribadah, namun dalam tulisan ini hanya akan

dibahas tentang ibadah shalat, Karena disamping shalat

merupakan pokok pangkal ibadah, juga amalan pertama

yang akan diperhitungkan di hari kiamat. Shalat merupakan

perbuatan seseorang yang beriman dalam situasi

menghadapkan wajahnya kepada sang Khaliq. Maka

manakala shalat itu dilakukan secara tekun dan terus

menerus akan menjadi alat pendidikan rohani manusia yang

efektif, memperbaharui dan memelihara jiwa, serta

memupuk pertumbuhan kesadaran. Demikian juga, dengan

melaksanakan shalat dengan penuh rasa kekhusukan akan

menjaga dari berbagai hal yang keji dan mungkar. Kalau

ditinjau dari segi disiplin, ibadah shalat merupakan

pendidikan positif yang menjadikan manusia dan

masyarakat hidup secara teratur. Sehubungan dengan hal ini

lah beribadah shalat sangat ditekankan di pesantren,

disamping ibadah-ibadah yang lain. Karena itu, wajar jika

santri di pondok pesantren diwajibkan untuk selalu

mengikuti shalat berjamaah dan tepat waktu.

b. Prinsip disiplin.

Dalam konteks ini, ada dua prinsip yang menjadi dasar

pendorong kedisiplinan, yaitu: 1) Sikap taqwa, yakni menjaga

Page 51: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

34

diri dari perbuatan-perbuatan yang mempunyai konsekuensi yang

membahayakan atau memburuk. 2)Sikap istiqomah, yakni

sikap lurus, jujur serta konsisten dalam membela dan

melaksanakan suatu pendirian yang dipandang.

c. Tujuan disiplinan

Setiap manusia mempunyai tujuan tertentu dalam

melaksanakan sikap dan perbuatannya. Sedangkan tujuan dari

disiplin menurut adalah:

1) Pemerintahan atas diri.

2) Menaklukkan kuasa kemauan.

3) Perbaiki kebiasaana-kebiasaan.

4) Hancurkan benteng syetan.

5) Ajar menghormati orang tua dan ilahi.

6) Penurutan atas dasar prinsip, bukan paksaan.

Disiplin mempunyai tujuan yaitu mengembangkan suatu

keteraturan dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu

sasaran tertentu yang sekaligus membatasi cakrawalanya.

C. Santri

Pengertian santri adalah peserta atau murid yang tinggal dalam

pesantren untuk mempelajari kitab klasik. Menurut Wahid (2000: 130),

santri adalah orang yang sedang dan pernah mengenyam pendidikan

agama di pondok pesantren, menggali informasi ilmu-ilmu agama dari

Page 52: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

35

Kyai-ulama (guru, teladan, uswah) selama dia berada di asrama atau

pondok pesantren.

Beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa santri adalah

sekelompok orang atau peserta didik yang sedang mengenyam pendidikan

di pondok pesantren untuk menggali informasi ilmu-ilmu agama dari kyai

selama tinggal di pondok pesantren.

Pendapat mengenai pengertian kedisiplinan dan pengertian santri

dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan santri adalah kemampuan untuk

membiasakan perilaku serta kegiatan santri atau orang yang tinggal di

asrama (pondok pesantren) mengenai segala yang ada di pondok pesantren

misalnya tata tertib pondok pesantren, peraturan pondok pesantren,

kegiatan yang berlangsung di pondok pesantren, dan cara mengajar ustadz

dan ustadzah dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari awal.

D. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut Nizar (2013:85), berasal dari bahasa Arab “funduq”

yang berarti hotel atau asrama, sedangkan pesantren berasal dari kata

santri yang mendapat awalan pe-dan akhiran –an yang berarti “tempat

tinggal para santri”. Terkadang juga di anggap sebagai gabungan kata

sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga

kata pesantren “tempat pendidikan manusia baik”.

Page 53: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

36

Menurut Nizar (2013:85), mengatakan pesantren merupakan

lembaga pendidikan Islam tradisional yang tumbuh dan berkembang

di tengah-tengah masyarakat Muslim dan ikut terlibat langsung dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan telah memberikan

kontribusi yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan

di Indonesia.

Nizar menafsirkan pesantren atau pondok adalah lembaga yang

dapat dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem

pendidikan. Pondok merupakan tempat penampungan sederhana bagi

para pelajar yang jauh asalnya.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pondok

pesantren adalah suatu lembaga pendidikan islam non formal yang

memiliki ciri kekhasan tersendiri yaitu dengan pembelajaran

tradisional dan berbeda bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan

lainnya. Pondok pesantren ikut terlibat langsung dalam upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mendidik manusia agar

berakhlak dan bermoral baik.

2. Unsur-unsur Pondok Pesantren

Nizar (2013:85), menyatakan, Adapun cir-ciri khas pondok

pesantren yang sekaligus menunjukkan unsur pondok pesantren yaitu:

1) Pondok

Istilah pondok diartikan juga dengan asrama. Pondok sebagai

tempat tinggal bersama antara kiai dengan para santri.Pondok secara

Page 54: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

37

luas yaitu rumah untuk sementara waktu, tempat tinggal beberapa

keluarga, madrasah atau asrama. Sebuah pesantren mesti memiliki

asrama tempat tinggal santri dan kyai. Di tempat tersebut selalu terjadi

komunikasi antara santri dan kyai.

Di pondok seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan-

peraturan yang diadakan, ada kegiatan pada waktu tertentu yang mesti

dilaksanakan oleh santri. Ada waktu belajar, shalat, makan, tidur,

istirahat, dan sebagainya, bahkan ada juga waktu untuk ronda dan jaga

malam.

Ada beberapa alasan pokok sebab pentingnya pondok dalam

satu pesantren, yaitu: pertama, banyaknya santri-santri yang

berdatangan dari daerah yang jauh untuk menuntut ilmu kepada

seorang kyai yang sudah termashur keahliannya. Kedua, pesantren-

pesantren tersebut terletak di desa-desa di mana tidak tersedia

perumahan untuk menampung santri yang berdatangan dari luar

daerah. Ketiga, ada sikap timbal balik antara kyai dan santri, dimana

para santri menganggap kyai adalah seolah-olah orang tuanya sendiri.

Pondok bukan saja menjadi elemen yang paling penting dalam sebuah

pesantren tetapi juga merupakan penopang utama bagi pesantren

untuk dapat terus berkembang (Dhofier, 2003: 48).

2) Masjid

Masjid diartikan secara harfiah adalah tempat sujud karena

ditempat ini setidak-tidaknya seoarang muslim lima kali sehari

Page 55: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

38

semalam melaksanakan shalat. Fungsi masjid tidak saja untuk shalat,

tetapi juga mempunyai fungsi lain seperti pendidikan dan lain

sebagainya. Di zaman Rasulullah masjid berfungsi sebagai tempat

ibadah dan urusan-urusan sosial kemasyarakatan serta pendidikan.

Suatu pesantren mutlak mesti memiliki masjid, sebab di situlah

akan dilangsungkan proses pendidikan dalam bentuk komunikasi

belajar mengajar antara kyai dan santri. Masjid sebagai pusat

pendidikan Islam telah berlangsung sejak masa Rasulullah,

dilanjudkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Dinasti Bani Umaiyah,

Abbasiyah, Fathimiyah, dan dinasti-dinasti lain.sabgaimana yang

dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofir bahwa keberadaan kaum

muslimin dimanapun mereka akan selalu menggunakan masjid

sebagai tempat pertemuan, pusat pendidikan, aktifitas administrasi dan

kultur.Tradisi itu tetap dipegang oleh para kyai pemimpin pesantren

untuk menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan. Kendatipun pada

saat sekarang pesantren telah memiliki lokal belajar yang banyak

untuk tempat berlangsungnya peoses belajar mengajar, namun masjid

tetap difungsikan sebagai tempat belajar.

3) Pengajian Kitab Kuning

Materi pelajaran di pesantren hampir semuanya berupa buku-

buku berbahasa arab yang dikenal dengan kitab kuning, karena pada

umumnya kitab-kitab itu dicetak dengan memakai kertas yang

berwarna kuning. Selain istilah kitab kuning, sejumlah pihak juga

Page 56: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

39

menyebutkan kitab klasik, kitab gundul (Suharto, 2011:120).Sistem

pendidikan pesantren lebih berorientasi pada pelajaran kitab-kitab

klasik dari kurikulumnya. Hal ini yang membedakannya dengan

lembaga pendidikan lainnya sehingga pengajaran kitab-kitab klasik ini

telah menjadi karakteristik yang merupakan cirri khas dari proses

pembelajaran di pesantren. Secara keseluruhan kitab-kitab klasik yang

diajarkan di pesantren dapat digolongkan menjadi delapan kelompok

yaitu nahwu (syintak), dan sorof, morfologi, fiqih, ushul fiqih, hadist,

tauhid, tasawuf dan etika dan cabang-cabang lain.

Menurut Nizar (2013: 176, kitab-kitab Islam Klasik yang lebih

populer dengan sebutan “kitab kuning”. Kitab-kitab ini ditulis oleh

ulama-ulama Islam pada zaman pertengahan. Kepintaran dan

kemahiran seorang santri diukur dari kemempuannya membaca, serta

mensyarahkan (menjelaskan) isi kitab-kitab tresebut. Untuk tahu

membaca sebuah kitab dengan benar, seorang santri dituntut untuk

mahir dalam ilmu-ilmu bantu, seperti nahu, syaraf, balaghah, ma’ani,

bayan dan lain sebagainya.

4) Santri

Santri adalah siswa atau peserta didik yang haus akan ilmu

pengetahuan yang dimilikioleh kyai yang memimpin sebuah pesantren

(Dhofir, 2011:23). Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri

ini dapat digolongkan kepada dua kelompok:

Page 57: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

40

a) Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat

yang jauh yang tidak memungkinkan dia untuk pulang ke

rumahnya, maka dia mondok (tinggal) di pesantren.

b) Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar

yang memungkinkan mereka pulang ke tempat kediaman masing-

masing.

Di dunia pesantren biasa saja dilakukan seorang santri pindah

dari satu pesantren ke pesantren lain, setelah seorang santri merasa

sudah cukup lama di satu pesantren, maka dia pindah ke pesantren

lainnya. Biasanya kepindahan itu untuk menambah dan mendalami

suatu ilmu yang menjadi keahlian dari seorang kyai yang didatangi

itu. Pada pesantren yang masih tergolong tradisional, lamanya

santri bermukim di tempat itu bukan ditentukan oleh ukuran tahun

atau kelas, tetapi diukur darikitab yang dibaca. Seperti yang

diungkapkan terdahulu bahwa kitab-kitab itu ada yang bersifat

dasar, menengah dan kitab-kitab besar. Kitab-kitab itu, juga

semakin tinggi semakin sulit memahami isinya, oleh karena itu

dituntut penguasaan kitab-kitab dasar dan menengah sebelum

memasuki kitab-kitab besar (Galba, 2000: 53).

5) Kyai

Unsur kyai senantiasa tidak dapat dipisahkan dari eksistensi

pesantren karena awalnya keberadaan pesantren muncul dari peran

seorang kyai yang berjuang mengamalkan ilmu yang

Page 58: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

41

dimilikinya.Sebagai salah satu unsure yang dominan dalam kehidupan

sebuah pesantren kyai mengatur irama perkembangan dan

kelangsungan kahidupan suatu pesantren dengan keahlian, kedalaman

ilmu, kharismatik dan keterampilannya.( Yasmadi, 2005:62). Menurut

Hasbullah (1996;49), kyai adalah tokoh sentral dalam satu pesantren,

maju mundurnya satu pesantren ditentukan oleh wibawa dan karisma

sang kyai.

Adapun dalam pengajarannya diberikan dalam bentuk:

a) Bandongan

Bandongan artinya belajar secara kelompok yang

diikuti oleh seluruh santri. Dalam metode ini sang guru atau

kyai atau ustadzah membacakan dan menjelaskan isi kitab,

sementara santri mendengarkan, dan memberi makna serta

memahaminya.

b) Sorogan

Sorogan, artinya belajar secara individual dimana

seorang santri berhadapan langsung dengan seorang guru,

terjadi interaksi saling mengenal diantara keduany. Metode

sorogan berbeda dengan metode bandongan, sorogan adalah

sistem yang menempatkan murid atau santri melakukan

pembacaan kitab kuning sesuai dengan tata cara dan tata

bahasa yang berlaku.

Page 59: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

42

c) Halaqoh

Halaqoh, artinya diskusi untuk memahami isi kitab,

bukan untuk mempertanyakan kemungkinan benar salahnya

apa-apa yang diajarkan oleh kitab (Hasbullah 2003;52).

d) Hafalan

Hafalan (tahfidz) sebagai sebuah metode pengajaran,

hafalan pada umumnya diterapkan pada mata pelajaran yang

bersifat nadhom (syair) bukan natsar (prosa). Metode ini

pada umumnyaterbatas pada ilmu kaidah bahasa Arab seperti

Imriti, Al-Fiyah Ibnu Malik dan lain sebagainya.

Adanya pesantren itu hidup dari rakyat, dan untuk

masyarakat, Sehingga tujuan pendidikan dan pesantren

merupakan jalan yang searah dan mempunyai tujuan yang

sama. Karena pesantren merupakan bagian dari lembaga

pendidikan.

Page 60: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

43

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nur

1. Sejarah Perkembangan

Pondok Pesantren An-Nur yang terletak di Dsn. Klego Rt 03/

Rw 09, Ds. Candirejo, Kec. Tuntang, Kabupaten Semarang yang

didirikan oleh K. H. Mawahib Makmun pada tahun 1987. Yang dilatar

belakangi karena kondisi masyarakat sekitar Desa Candirejo yang pada

saat itu masih kurang dalam hal ilmu agama. Sebenarnya pertama kali

berdirinya PP An-Nur ini bermula dari seorang tokoh masyarakat yaitu

K. H. Ahmad Nur yang berperan penting dalam penyebaran Agama di

Desa Candirejo ini. Beliau mengadakan sebuah perkumpulan yang

didalamnya mempelajari ilmu Agama. Perkumpulan itu dilaksanakan

di sebuah gubug yang bertepat di sebelah timur PP An-Nur saat ini dan

hanya beberapa orang saja yang belajar agama di tempat itu.

Berjalannya waktu sampai pada saatnya K. H. Ahmad Nur meninggal

dunia. Kemudian K. H. Mawahib Makmun meneruskan Perkumpulan

itu dan untuk mengingat jasa-jasa beliau K. H. Mawahib Makmun dan

warga sekitar sepakat untuk mengingat jasa beliau mereka menjadikan

nama Nur itu sebagai sebuah nama Jalan Desa Candirejo, sebuah

Masjid yang berada di dekat sebuah tempat perkumpulan tersebut dan

juga dijadikan sebuah nama Pondok Pesantren yang dulunya itu

hanyalah sebuah perkumpulan. Yang kemudian dilanjutkan oleh K. H.

Page 61: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

44

Mawahib Makmun. Namun pada tahun 2016, Kyai Mawahib

meninggal dunia dan pengasuhan pondok pesantren An Nur ini di

lanjutkan oleh putra Beliau yaitu Gus Ali Munabah. Kini banyak

mahasiswa IAIN Salatiga yang nyantri di pondok pesantren An- Nur.

Dari jumlah 5 santri pada awal tahun 2009, dan kini jumlahnya

menjadi 105 santri putra dan putri. Pondok Pesantren An- Nur masih

memegang teguh kesalafiyahan dan berkonsep pada kedewasaan dan

kesadaraan pada masyarakat, serta kegiatan pesantren.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren

Yang dijadikan Visi dan Misi di dalam Pondok Pesantren An-

Nur diambil dari 11 ngendikane poro sesepuh Pondok Pesantren An-

Nur yang terdiri dari:

a. Sopo Weruh Ing Pamuji Persasat Sugih Pager wesi

b. Ketentremaning Batin Kuwi Gumantung Ing Roso Nerimo

c. Seng Rumongso Biso Ojo Rumongso Biso

d. Bondo Kuwi Mung Titipan

e. Pangkat Kuwi Mung Sampiran

f. Nyowo Kuwi Mung Gaduhan

g. Narimo Ing Pandum Titipan Ilallhi

h. Ajining Diri Gumantung Kedaling Lathi

i. Ajining Rogo Gumantung Ing Busono

j. Tumindak Kang Jujur Cinondro Budi Kang Luhur

k. Alang-Alang Dudu Aling-Aling Marganing kautamaan

Page 62: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

45

2. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan pengelolaan pesantren secara teknis,

dibentuk kepengurusan yang keanggotaan diambil dari para santri

pondok pesantren putri sendiri yang terdapat dalam bagan sebagai

berikut:

Bagan 3.1

PENGURUS PONDOK PESANTREN AN-NUR

MASA KHIDMAT 2017/2018

PENGASUH

Gus Ali Munabah,S.Pd.I

PEMBIMBING

Afifatus dan Ana Wahibatul

PENASEHAT

Ibu Nyai Hj.Mutiah

KETUA : Sri Mulyani

S

SEKRETARIS

Falicha dan Ulia

SIE.

KEAMANAN

Anis Masruroh

Esti Makrufah

WAKIL KETUA : Desi Ratnasari

Desi Ratnasari

S

BENDAHARA

Suci dan Aliful Aina

SIE. KEBERSIHAN

Laila Ulfa

Ainunnajah Ully E.

Shofiatun A’yuni

SIE. KEGIATAN

Hidayatul Choir

Nur Awaliyah

Widhi Astuti

Page 63: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

46

4. Sarana Prasarana

Sarana prasarana ini sangat penting untuk mewujudkan tujuan

pendidikan, yang berfungsi untuk memperlancar proses belajar

mengajar di pesantren. Dengan bertambahnya jumlah santri, maka

peningkatan sarana prasarana menjadi kebutuhan yang sangat penting.

Diantara sarana prasarana yang ada di pondok pesantren putri An-Nur

adalah sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo,

Tuntang, Semarang.

Tahun 2017-2018

NO Nama Barang Jumlah Keterangan

1 Gedung 1 2 Lantai

2 Kamar 14

3 Kantor Pengurus 1

4 Puskestren 1

5 Gedung Madrasah 1 2 Lantai

6 Perpustakaan 1

7 Dapur 1

8 Kamar Mandi 10

9 Almari Kantor 1

Page 64: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

47

10 Almari Perpustakaan 1

11 Meja 2

12 Buku Induk 1

12 Alat Musik 1

13 Kipas angin 1

14 Dispenser 1

15 Mobil Pesantren 1

16 Masjid 1

17 Mading 1

18 Papan tulis 6

( sumber buku laporan kepengurusan Pondok Pesantren An-Nur ,2017-2018)

B. Sistem Pengajaran

Adapun dalam pengajaran di pondok pesantren An-Nur diberikan

dalam bentuk:

1. Bandongan

Bandongan artinya belajar secara kelompok yang diikuti oleh

seluruh santri(Hasbullah1996:51). Dalam metode ini sang guru atau

kyai atau ustadzah membacakan dan menjelaskan isi kitab, sementara

santri mendengarkan, dan memberi makna serta memahaminya.

2. Sorogan

Sorogan, artinya belajar secara individual dimana seorang santri

berhadapan langsung dengan seorang guru, terjadi interaksi saling

Page 65: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

48

mengenal diantara keduanya(Hasbullah 1996:50). Metode sorogan

berbeda dengan metode bandongan, sorogan adalah sistem yang

menempatkan murid atau santri melakukan pembacaan kitab kuning

sesuai dengan tata cara dan tata bahasa yang berlaku.

3. Halaqoh

Halaqoh artinya diskusi untuk memahami isi kitab, bukan untuk

mempertanyakan kemungkinan benar salahnya apa-apa yang diajarkan

oleh kitab (Hasbullah 1996:52).

4. Hafalan

Hafalan (tahfidz) sebagai sebuah metode pengajaran, hafalan

pada umumnya diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat nadhom

(syair) bukan natsar (prosa). Metode ini pada kegiatan belajar santri

An-Nur dibawah bimbingan pengawasan seorang kyai atau ustadz,

biasanya digunakan ketika belajar tajwid, hadits dan nahwu.

C. Kegiatan secara Umum yang Wajib Diikuti oleh Santri

Semua santri baik putra maupun putri diwajibkan mengikuti

kegiatan yang telah ditentukan oleh pondok pesantren. kegitan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Shalat berjama’ah

Santri yang sedang berada di pesantren diwajibkan mengikuti

shalat berjama’ah yang dilaksanakan di pondok pesantren.

Page 66: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

49

2. Mengaji Al-Qur’an

Kegiatan mengaji Al-Qur’an yang wajib diikuti oleh para santri

putri dilaksanakan dua kali setiap harinya, yakni pengajian Al-Qur’an

di pagi hari dan sore hari yang dibimbing oleh Bu Afif atussaniyah,

dibantu dengan para asatidz yang dulunya alumni pesantren ini.

3. Mengikuti madrasah pesantren

Di samping mengikuti pengajian yang ada di pesantren, semua

santri pesantren diwajibkan mengikuti program pendidikan madrasah

diniyah yang diadakan oleh pondok pesantren. Kegiatan tersebut

terjadwal dalam tebel berikut :

Tabel 3.2

Jadwal Madrasah Diniyah

Pondok Pesantren An-Nur Klego, candirejo,

Tuntang, Semarang.

Tahun 2017-2018

Kelas wusto 1

No Hari Pelajaran Nama Asatid

1 Senin Aqidatul Awam Gus Ali Munabah

2 Selasa Al- Qur’an Pak Alaik

3 Rabu Nahwu Pak Slamet Darmono

Page 67: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

50

4 Kamis Safinatun Najah Bu Masnuatul Fadhilah

5 Jum’at Diba’an -

6 Sabtu Shorof Pak Slamet Darmono

7 Minggu Khitobah -

Tabel 3.3

Kelas wusto 2:

No Hari Pelajaran Nama Asatid

1 Senin Shorof Pak M. Taufik

2 Selasa Nahwu Pak M. Taufik

3 Rabu Fathul Qorib Pak Ahmad Nugroho

4 Kamis Al-Qur’an Pak Alaik

5 Jum’at Diba’an -

6 Sabtu Jawahirul Kalamiyah Bu Afifatus Tsaniyah

7 Minggu Khitobah -

Tabel 3.4

KELAS I,II,III,IV

HARI Kelas I A ULA Kelas II B

ULA

Kelas II

ULA

Kelas III

ULA

Kelas IV

ULA

SENIN B. ARAB AL-QUR’AN B.ARAB TARIH AKHLAQ

Sulastri Dani W Ana

wahibatul

Nur

Hidayat

Afifatus

Tsaniyah

SELAS

A

HAFALAN

DO’A

KHOT FIQIH FIQIH TAUHID

Yuliyono Masykur F Tarmizan Amin H Mahasin

Page 68: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

51

RABU KHOT FASHALATA

N

ALALA AKHLA

Q

B.ARAB

Masykur F Nur Hadi Nur

Kholis

Masjudi Afifatus

Tsaniyah

KAMIS FASHALATA

N

B.ARAB TARIH

WALI

AQIDAH AL-

QUR’AN

Nur Hadi Afifatus

Tsaniyah

Masjudi Ana

wahibatul

Dani W

JUM’AT - - - AL-

QUR’AN

TARIH

- - - Dani W Nur

Hidayat

SABTU AL-QUR’AN HAFALAN

DO’A

AL-

QUR’AN

B. ARAB FIQIH

Khambali Yuliyono Dani W Slamet D Tarmizan

( sumber buku laporan kepengurusan Pondok Pesantren An-Nur

Tahun 2017-2018)

Keterangan:

Adapun kegiatan selain jadwal diatas diantaranya:

a. Sorogan Al- Qur’an dilakukan pada malam hari habis maghrib

b. Setiap Shubuh mengaji Durrotun Nasihin dan Fathul Qorib

c. Setiap selasa dan rabu sore bandungan Kitab Ushfuriyah

d. Setiap Sabtu dan minggu sore khusus santri Putri bandungan

kitab Uquddilijain

e. Pada hari minggu pagi ziarah ke makam dan selesai ziarah

bandungan kitab Qurrotul Uyun serta Daqoidul Akhbar khusus

santri putri.

Page 69: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

52

D. Tata Tertib

Sebagai lembaga pendidikan, Pondok pesantren An-Nur

menerapkan peraturan – peraturan pondok pesantren yang wajib ditaati

oleh para santri. Peraturan ini berfungsi untuk melatih kemandirian dan

rasa tanggung jawab santri atas apa yang telah dilakukan.

Adapun tata tertib pondok pesantren An-Nur adalah sebagai

berikut :

a. Semua santri mengikuti jama’ah sholat 5 waktu, terutama sholat

Magrib, Isya’ dan Subuh.

b. Semua santri mengikuti kegiatan Ponpes dan Madin sesuai jadwal.

c. Semua santri mengikuti kegiatan mengaji selesai sholat subuh dan

sorogan.

d. Semua santri tidak boleh mandi pada waktu Magrib dan Subuh.

e. Semua santri bersalaman dengan Ustadz dan Ustadzah saat

bertemu.

f. Semua santri tidak boleh keluar Ponpes ketika menjelang magrib

(jam 17:30).

g. Semua santri tidak boleh keluar Ponpes lebih dari jam 9 malam ,

kecuali ada kegiatan yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan dan

melampirkan surat bukti.

h. Samua santri tidak boleh membuat kagaduhan di lingkungan

pondok melebihi jam 10 malam.

Page 70: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

53

i. Semua santri dilarang mengikuti kegiatan diluar Ponpes, tanpa

seizin pengasuh dan pengurus.

j. Semua santri diperbolehkan izin pulang 1 bulan sekali dengan izin

pengurus yang diutamakan dan dilanjut izin pengasuh.

k. Semua santri diperbolehkan izin pulang maksimal 3 hari 2 malam

di rumah dalam satu bulan.

l. Bagi santri yang pulang telat ke Ponpes membayar uang sebesar

Rp. 10 .000 per harinya. Jika melebihi batas, maka santri harus

menerima konsekuennya.

m. Bagi semua Santri yang tidak izin pulang atau kabur, tanpa

sepengetahuan pengasuh dan pengurus, maka dikenakan denda

sebesar Rp. 15.000.

n. Semua santri harus menjaga kebersihan lingkungan pondok.

o. Semua santri tidak boleh menimbun piring dan barang-barang lain

disekitar kamar.

p. Semua santri putri (santriwati) memakai baju baju yang menutupi

aurat, tidak ketat dan tidak transparan, ketika mengikuti kegiatan di

Ponpes.

q. Semua santri putri (santriwati) wajib memakai jilbab, serta tidak

diperkenankan memakai celana ketat dilingkungan Ponpes.

r. Semua santri mengikuti kegiatan Ziarah kubur setiap hari minggu.

s. Semua santri tidak diperkenankan menyalakan motor disekitar

ndalem.

Page 71: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

54

t. Semua bentuk perizinan lewat lurah pondok, seksi keamanan dan

pengasuh tanpa terkecuali.

u. Semua perizinan harus disertakan bukti (dokumentasi/surat)

E. Ketentuan Pemberian Ta’zir di Pondok Pesantren Putri An-Nur

Adapun ketentuan pemberian ta’zir dan jenis pelanggaran yang

diterapkan di pondok pesantren An-Nur putri adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Jenis Pelanggaran Dan Sanksi/ta’zir

Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang.

Tahun 2017-2018

NO Pelanggaran Sanksi/ta’zir

1 Tidak mengaji 1x = menulis lafadz istighfar

500x

2x = menulis lafadz istighfar

1000x

Pelanggaran selanjutnya

bertambah 500 x

2 Tidak sholat berjamaah (

subuh, maqhrib, isya’)

1x : menulis lafadz surat Al-

Fatihah 100 x

2x : menulis lafadz surat Al-

fatihah 1000 x

Pelanggaran selanjutnya

bertambah 250x

3 Tidak mengikuti tahlilan Membaca yasin dan ar-rohman

4 Tidak ikut diba’an Menbaca diba’an di depan

masjid setelah selesai kegiatan

Page 72: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

55

5 Tidak membawa kitab al

berjanji (saat kegiatan)

Meminta izin kepada seksi

kegiatan

6 Tidak mengikuti mujahadah Membaca yasin di depan

masjid

7 Tidak mengikuti ziarah kubur Membaca yasin di depan

ndalem

8 Tidak mengikuti khitobah Hafalan nadzoman (sesuai

dengan kelasnya)

9 Tidak melaksanakan ro’an

(kerja bakti)

Denda Rp.3000

10 Tidak melaksanakan piket Denda Rp.3000

11 Pulang tanpa keterangan Membayar denda Rp.15.000

12 Pulang melebihi waktu yang

ditentukan (3 hari 2 malam)

Membayar denda Rp. 5000

perhari

13 Keluar dari pondok setelah

jam 10 malam

Menemui bagian keamanan

untuk dipertanggung jawabkan

14 Berboncengan selain mahrom Berdiri di depan ndalem 2 jam

(memakai plat sesuai dengan

kesalahan yang dilakukan)

15 Mengikuti kegiatan organisasi

tanpa izin

menulis lafadz istighfar 500x

15 Melakukan kesalahan

berulang-ulang

Masuk pasal 1,2,3

( sumber buku laporan kepengurusan Pondok Pesantren An-Nur tahun 2017-

2018)

Page 73: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

56

F. Temuan Penelitian

1. Implementasi ta’zir yang diterapkan oleh pengurus di pondok

pesantren An-Nur putri.

Implementasi ta’zir yang dilakukan di pondok pesantren tersebut

yang pertama hukuman harus disepakati oleh jajaran pengurus, santri

serta pengasuh dan yang kedua bemberian ta’zir kepada santri yang

telah melanggar harus jelas sehingga santri dapat memahami dengan

baik konsekuansi kesalahan yang ia lakukan. Dan yang ketiga

pemberian ta’zir sesuai dengan kadar atas kesalahanya dan yang

keempat pemberian ta’zir harus didasari dengan jalinan rasa kasih dan

sayang sehingga terwujudnya suatu kelembagaan yang diinginkan

kedepannya nanti.

Seperti yang telah dituturkan oleh Ibu Afif (25/10/2017: 20.20-20.33).

“Untuk metode yang kami terapkan disini mengunakan sistem

secara bertahab dalam menangani santri, yaitu semua santri akan

dipantau oleh penanggung jawab masing-masing kamar, jadi satu

kamar mempunyai petugas untuk mengabsen temannya dari semua

kegiatan yang dilaksanakan disini , dari kegiatan sholat jama’ah,

mengaji, piket masak, piket kebersihan dan kegiatan rutinan itu nanti

semua ada absen sendiri-sendiri semua pelanggaran yang di langgar

bagi mereka, dan bagi yang melanggar mereka akan ditindaklanjuti

seminggu setelah pelanggaran di lakukan meraka akan menerima

hukuman sesuai dengan kadar ta’zir yang sudah di tetapkan, namun

ada juga santri yang selalu acuh tak acuh istilahnya continue. terus

menerus melakukan pelanggaran. la itu biasanya yang sudah, bahkan

sering terjadi seketika pengurus tidak mampu menganinya,,mereka

menyerahkan kepada kita, istilahnya diserahkan ke pihak selanjutnya”

Untuk metode pelaksanaan atau pemberian ta’zir kepada santri

yang telah melanggar akan di tindak lanjuti secepat mungkin dari

Page 74: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

57

pihak yang bersangkutan, atau seminggu setelah melanggar dan

hukuman juga harus diukur sejauhmana efektifitas dan keberhasilanya

untuk mengubah perilaku santri. Seperti yang disampaikan oleh mbak

esti selaku pengurus di pondok pesantren An-Nur putri (22/11/2017:

15.00-15.16) di kamar pengurus:

“Metode pelaksanaan bagi santri yang melanggar akan di tindak

lanjuti oleh bidang kegiatan masing-masing, metode yang pengurus

jalankan ada dua yang pertama jika mereka melanggar dalam bidang

ubudiyah akan ditindak lanjuti seminggu setelahnya dan yang kedua

jika mereka melanggar pelanggaran non ubudiyah mereka akan

disidang oleh bidang keamanan terlebih dahulu sebelum terkena

ta’ziran, mereka dipanggil untuk ditanya sesuai dengan pelanggaran

yang mereka langgar, sampai santri Dalam kurun waktu kurang lebih

satu minggu. Karena program dari awal sebelum dijankan adanya

ta’zir dari pihak kepengurusan, pengasuh maupun pihak santri sendiri

kita sudah mengadakan sosialisasi bersama, dan jenis hukumanyapun

diberikan harus jelas sehingga santri dapat memahami dengan

konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan dan bahkan ketika

ada santri baru mereka dari awal sudah diberitahu untuk tata tertib dan

semua kegiatan-kegiatan yang nantinya akan mereka wajib dijankan

pada santri disini”

2. Dampak positif bagi santri dalam penerapan ta’zir di pondok

pesantren An-Nur, Klego, Candirejo, Tuntang Semarang.

Setelah penerapan ta’zir diperlakukan banyak sekali perubahan

dalam kegiatan belajar mengajar, mentaati peraturan, serta disiplin

dalam kegiatan beridahan kepada Allah SWT. dan membentuk

perilaku santri sesuai dengan kodratnya sebagai santri. Seperti yang

telah dituturkan oleh Ibu Afif (25/10/2017: 20.20-20.33).

“Harapan saya sebagai penasehat untuk disiplin banyak sekali

perubahanya setelah diadakan ta’zir semisal disiplin waktu, disiplin

belajar, disiplin dalam hal kegiatan yang menyangkut tata tertib

pondok itu harapan saya sebagai pengasuh disini, seketika santri sudah

waktunya sholat pengurus tidak harus memerintahkan sebagaimana

Page 75: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

58

mestinya, namun mereka bisa jalan dengan sendirinya dengan tertib,

ketika sudah waktunya madrasah ataupun kegiatan malam sudah mulai

berjalan maka ketika bel berbunyi mereka langsung pada lari dan lebih

mempunyai kesadaran sendiri-sendiri dan langsung masuk dikelasnya

masing-masing tanpa pengurus manggil per kelas masing-masing,

biasanya begitu sebelum diadakanya penegasan ta’zir disini mbak, jadi

dengan sendirinya mereka mempunyai kepekaan terhadap aturan yang

ada, dan juga masalah perpulangan mereka dengan tertib masuk

pondok sesuai kesepakan dari awal, bahkan dalam kegiatan non

ubudiyah pun meraka lebih giat dalam menjalankan tugasnya”

Dalam perubahan kedisiplinan santri, seiring dengan berjalanya

suatu penegasan ta’zir yang dilakukan oleh seksi keamanan

khususnya, mereka berharap semua santri disiplin dalam hal apapun,

serta kinerja kepengurusan menghasilkan suatu tujuan yang

diinginkan. Seperti yang disampaikan oleh mbak esti selaku pengurus

di pondok pesantren An-Nur putri (22/11/2017: 15.00-15.16) di kamar

pengurus:

“Untuk disiplin banyak sekali perubahanya setelah diadakan

ta’zir semisal sudah waktunya sholat pengurus tidak harus mengoyak-

oyak mereka bisa jalan dengan sendirinya, selanjutnya ketika sudah

waktunya madrasah ketika bel berbunyi mereka langsung pada lari

dan lebih antusias langsung masuk dikelasnya masing-masing tanpa

pengurus manggil per kelas masing-masing jadi dengan sendirinya

mereka mempunyai kepekaan terhadap aturan yang ada, dan juga

masalah perpulangan mereka dengan tertib masuk pondok sesuai

kesepakan dari awal, bahkan dalam kegiatan non ubudiyah pun

meraka lebih giat dalam menjalankan tugasnya”

Dampak perubahan kedisiplinan yang begitu kelihatan yaitu

pada kegiatan secara umum pondok pesantren dan kegiatan yang harus

wajib diikuti oleh semua santri dan sampai masalah perpulangan santri

sudah bisa dikatakan tertib dalam mentaati peraturan, maka penegasan

ta’zir itu sangat penting bagi santri untuk meningkatkan ketertiban

Page 76: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

59

secara umum. Jawaban yang hampir sama dengan pendapat santri

satu, (22/11/2017: 10.22-10.33) di kamar santri.

“Perubahannya banyak sekali, yang pertama saya lebih tertib

dalam menjalankan semua kegiatan yang telah ditentukan, yang kedua

saya lebih berhati-hati dalam berbuat sesuatu yang menyebabakan

suatu pelanggaran yang masuk ketetapan ta’zir di pondok . Dan yang

ketiga saya baru sadar bahwa hidup tertib itu lebih tenang

dibandingkan kalau kita melanggar sesuatu”

Dan juga jawaban lain yang hampir sama dari santri mengenai

peningkatan ataupun perubahan kedisiplinan setelah penegasan ta’zir

dilakukan. (22/11/2017: 10.22-10.33) di kamar santri.

“Menurut saya kegiatan berjalan 90% setelah adanya peraturan

baru yaitu penegasan ta’zir, semua santri rata-rata mempunyai

berubahan sendiri-sendiri, dan masih juga ada santri yang melanggar

namun tidak begitu banyak seperti dulu,dan bedanya sekarang dengan

sebelum adanya ta’ziran sangat begitu banyak. yang kelihatan adalah

dari kegiatan, sholat berjamaah, mengaji sorogan, masalah kepulangan

serta piket harian karena juga terdorong dari tindakan kepengurusan

yang sekarang semakin tegas”.

Page 77: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

60

BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

C. Implementasi Ta’zir Di Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo,

Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018.

Implementasi Ta’zir itu sejalan dengan tujuan utama didirikannya

pondok pesantren yaitu untuk membantu serta mewujudkan harapan para

orang tua agar anaknya mampu berproses menjadi orang yang baik,

pesantren menyiapkan serangkaian aturan-aturan yang berupa norma-

norma kehidupan yang islami. Penerapan hukuman ta’zir menjadi bagian

dalam pelaksanaan aturan-aturan tersebut untuk membawa santri ke arah

perbaikan dalam menjalankan semua kegiatan di pondok pesantren dan

pengarahan diri serta meningkatkan kesadaran atas diri santri agar lebih

baik nantinya. Sehingga santri yang melakukan pelanggaran terhadap

norma-norma yang ada akan mendapatkan sanksi berupa ta’zir oleh

pengurus maupun pengasuh. Dengan demikian dipahami bahwasanya

ta’zir berfungsi sebagai motifasi pada diri santri. Santri akan selalu

berupaya menghindari perbuatan yang membawa mereka pada kesalahan

dan selalu mengadakan intropeksi pada diri santri sehingga akan timbul

rasa sadar akan konsekuensi dari segala aktifitas yang dilakukan. Seperti

yang dituturkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren (25/10/2017: 20.20-

20.33) di ruang tamu:

Page 78: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

61

“Tujuan diadakan penerapan ta’zir di pondok pesantren An-Nur

yaitu pertama untuk mendisiplinkan santri, dalam hal kegiatan maupun

mentaati peraturan yang ada, dimana latar belakang pola kehidupan

santri rata-rata dari kalangan mahasiswa. dan dari gejolak semua

kegiatan disini santri pada umumnya harus ada penegasan dari semua

jenis kegiatan, mereka belum bisa menyesuaikan dengan kondisi dan

situasi. Dan yang kedua dengan adanya ta’zir pengasuh bermaksud

agar santri mempunyai koreksi pada diri mereka agar bisa melatih

tanggung jawab mereka sebagai santri. Yang ketiga dengan adanya

ta’zir pengasuh bermaksud agar santri melatih kesadaran serta melatih

kedewasaan agar mereka bisa hidup disiplin .”

Di pondok pesantren An-Nur putri dikenal ada beberapa bentuk

atau jenis ta’zir yang di terapkan, yaitu:

1. Hukuman yang berupa denda bagi santri yang terlambat kembali ke

pondok pesantren setelah kepulangan dari rumah, atau santri yang

pulang tanpa keterangan yang jelasdan tidak melaksanakan piket

harian ataupun kerja bakti bersama (roan).

2. Hukuman yang berupa peningkatan kapasitas seperti menulis

lafadz istiqhfar, surat Al- Fatihah serta membaca surat yasin dan

Ar-rohman, serta menghafal bait nadhoman.

3. Hukuman yang bersifat fisik seperti menyapu, mengepel lantai

rumah kyai, mengepel masjid serta lingkup pondok tersebut.

4. Hukuman verbal seperti menegur, meminta santri membuat surat

pernyataan dan membacakannya di depan masjid atau dihalaman

pondok pesantren.

Peryataan tersebut seperti yang telah disampaikan oleh

mbak esti selaku pengurus di pondok pesantren An-Nur putri tersebut

(22/11/2017: 15.00-15.16) di kamar pengurus:

Page 79: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

62

“Jenis ta’zir terdiri dari hukuman denda (uang) yang harus

mereka tebus. sesuai dengan kategori pelanggaran dengan jenis

ubudiyah dan non ubudiyah semisal masalah perpulangan, piket

rutinan pondok, roan bersama dan lain-lain dan hukuman badan (fisik)

ataupun tindakan misalnya bersih-bersih lingkungan pondok, ndalem

bu nyai, lingkungan pondok pesantren, serta hafalan nadhoman dan

surat-surat pendek”

Jadi menurut peneliti dari keterangan tersebut, dipahami bahwa

ternyata ta’zir dapat memberikan dorongan bagi santri untuk

senantiasa tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa

pengaruh kurang baik bagi dirinya misalnya bolos ngaji, keluar pergi

pondok seenaknya, tidak melaksanakan piket kebersihan dan

bertingkah laku yang tidak sesuai dengan norma islam serta budaya

tata tertib dilingkungan pondok pesantren tersebut.

Untuk pelaksanaan hukuman pada umumnya, dilakukan akibat

adanya perbuatan yang melanggar suatu peraturan. Hukuman tersebut

dimaksudkan untuk membuat jera atau menghukum orang yang

melakukannya. Namun tidak demikian hukuman di pondok pesantren

An-Nur putri melainkan, hukuman dimaksudkan sebagai upaya

mendidik santri, seperti layaknya seorang kyai mendidik atau

mengajar santrinya. Oleh karena itu hukuman di pondok pesantren

lebih disebut dengan istilah ta’zir serta, penerapan ta’zir di pondok

pesantren An-Nur putri bertujuan untuk melatih kedisiplinan santri

dengan menetapkan sebuah aturan yang diiringi dengan ta’zir sebagai

pengingatnya. Ta’zir mempunyai peran untuk mengatur tingkah laku

santri dan mendidiknya menjadi lebih baik, sama pentingnya dengan

Page 80: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

63

peraturan atau tata tertib itu sendiri. Apabila santri melakukan

kesalahan dan pesantren tidak menerapkan ta’zir, maka santri akan

cenderung berperilaku kurang baik, tanpa aturan serta kegiatan belajar-

mengajar di pondok pesantren kurang terkendali karena tidak ada

yang mengendalikannya.

Untuk menjamin terlaksananya tujuan pendidikan kedisiplinan

santri yang telah direncanakan tersebut, pondok pesantren An-Nur

putri memiliki konsep tersendiri dalam meningkatkan disiplin tersebut.

Salah satu cara perencanaan tersebut adalah melewati pengasuhan

santri dan kepengurusan pondok pesantren menetapkan sebuah

peraturan atau penegasan (ta’zir). Bahwasanya sebuah penegasan

peraturan di pondok tersebut merupan usaha yang dilakukan oleh

pengasuh disebuah pondok pesantren tersebut untuk memelihara

perilaku santri agar tidak menyimpang dan dapat mendorong mereka

untuk berperilaku sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang berlaku

di pondok tersebut, karena untuk menciptakan suasana belajar

mengajar di pesantren yang tertib,penerapan disiplin belajar santri

menjadi menu wajib yang harus wajib diperhatikan oleh para pengasuh

dan pengajar santri agar terciptanya alumni-alumni yang memiliki

kepribadian unggul.

Menurut (munir, 2004:29) penerapan hukuman bagi pendidik

diperlukan kaidah-kaidah teoretis dan praktis secara langsung yaitu

dengan :

Page 81: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

64

1) Jangan langsung menjatuhkan hukuman, kerena kuhuman yang

terlalu cepat dijatuhkan akan menyembunyikan kesalahan,

bukan meluruskan.

2) Jangan menghukum tanpa menyebutkan alasanya.

3) Jangan terlalu sulit dalam mengadili murid, sebab murid akan

memilih berbohong agar terhindar dari hukuman.

4) Jangan mengeluarkan murid dari kelas atau lembaga pendidikan,

sebab terkadang murid menjadi tidak terkontrol pendidikannya.

5) Jangan berteriak dan mencari agar anda tidak kelihatan

kepribadian yang lemah.

6) Jangan menjatuhkan hukuman badan, kecuali jika tidak ada

pilihan.

7) Jika hendak menghukum, jangan menggunakan tongkat, jangan

memukul wajah, dan jangan menyetil telinga.

8) Jangan menghukum atas kesalahan-kesalahan kecil.

9) Jangan sekali-kali mengancam murid, kecuali dalam keadaan

darurat.

Hukuman juga mengandung unsur-unsur pendidikan dengan

cara mengaplikasikan ta’zir antara lain: 1) Pemberian hukuman harus

tetap dalam jalinan cinta, kasih, dan sayang. 2)Harus didasarkan

kepada alasan “keharusan”. 3) Harus menimbulkan kesan di hati anak.

4) Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada santri. 5)

Page 82: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

65

Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan (Arief,

2002:131).

Seperti yang dituturkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren

(25/10/2017: 20.20-20.33) di ruang tamu:

“Untuk jenis hukuman sesuai pelanggaran yang mereka lakukan,

jenis peribadahan yaitu ubudiyah, kita hukum sesuai dengan yang

dilanggar, namun ketika mereka melanggar pelanggaran yang masuk

kategori non ubudiyah mereka juga menerima hukuman yang

setimpal”

Dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian hukuman adalah

hukuman harus disepakati oleh pegurus dan santri, pemberian

hukuman harus jelas agar santri memahami hukuman yang akan

diterima jika melanggar peraturan, hukuman disesuaikan dengan

pelanggaran yang dilakukan, sesuai kesepakatan yang telah tertera.

Karena disamping mendisiplinkan santri dalam hal kegiatan tujuan

ta’zir juga bisa menjadi koreksi bagi dirinya sendiri, serta

menumbuhkan kesadaran dan kedewasaan pada diri santri serta

melatih tanggung jawab atas perilaku yang diperbuat.

Adapun sistem penerapan ta’zir di pondok pesantren An-Nur

putri mempunyai khas tersendiri :

1. Pemberian ta’zir menggunakan sistem secara bertahab.

Menurut pendapat peneliti, hasil wawancara dari informan,

bahwa penegasan pemberian ta’zir dijalankan dari tahun ke tahun

semakin meningkat dan semakin dipertegas lagi sesuai pola

Page 83: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

66

kehidupan santri serta semakin meningkatnya jumlah santri pada

pondok pesantren itu.

2. Pelaksanaan hukuman pada dasarnya akan ditindak lanjuti bagian

keamanan.

Pemberian ta’zir bagi santri yang melanggar akan

ditindaklanjuti seminggu setelahnya, dengan tujuan mereka(santri)

bisa mngeroreksi dirinya agar tidak mengulangi lagi dan tidak

menjadi virus bagi santri yang lain.

3. Antara pengurus dan pengasuh harus selalu mengadakan sosialisasi

atau RAKER (rapat kerja) mengenai kegiatan dan ketertiban di

pondok pesantren.

4. Semua penerapan ta’zir harus dilakukan secara contineu.

pada dasarnya sistem penegasan ta’zir diperlakukan dari

semua kegiatan yang ada di pondok pesantren putri, yang menjadi

dasar keberhasilan atau tidaknya dalam penerapan ta’zir untuk

meningkatkan disiplin santri, semua tergantung pengurus dan santri

dalam mengaplikasikannya.

5. Semua kegiatan santri mempunyai absen tertulis sendiri-sendiri.

Semua kegiatan baik madrasah malam, jama’ah sholat,

ngaji sorogan dan kegiatan rutinan akan di absen tertulis sesuai

koordinasi masing-masing kelas ataupun dari keamanan sendiri.

Page 84: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

67

6. Pemberian ta’zir sesuai kadar pelanggran yang dilanggar santri.

Untuk pemberian ta’zir di pondok pesantren An-Nur putri

sesuai dengan pelanggaran santri, dalam kategori pelanggaran

yang bersifat ubudiyah (perbuatan yang bersangkutan dengan

perintah-perintah Allah) , dan non ubudiyah (perbuatan yang

bersangkutan dengan dunia). dengan tujuan untuk membawa santri

ke arah perbaikan dalam menjalankan semua kegiatan di pondok

pesantren dan pengarahan diri serta meningkatkan kesadaran atas

diri santri agar lebih baik nantinya.

7. Hukuman bersifat fisik yang diterapkan di pondok pesantren An-

Nur putri diantaranya adalah membersihkan aula putri,

membersihkan halaman pondok pesantren, mengepel lantai rumah

kyai atau pondok, dan lain-lain. Meskipun berupa hukuman fisik,

namun tetap diupayakan tidak membahayakan kondisi fisik para

santri.

8. hukuman non fisik berupa hukuman yang dimaksudkan untuk

mengupayakan pengembangan santri secara intelektual dan

spiritual. Hukuman non fisik tersebut bisa berupa menulis bait

nadhom sesuai tingkatannya (bisa nadhom jurumiyah imrithi,

maqsud), menulis istiqfar dan lafazd al-fatihah serta menulis surat

pernyataan dan membacakannya di depan pondok pesantren

dengan disertakan semua santri putra-putri.

Page 85: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

68

Seperti informasi yang telah disampaikan oleh T selaku

pengurus di pondok pesantren An-Nur putri tersebut (22/11/2017:

15.00-15.16) di kamar pengurus:

“Metode pelaksanaan bagi santri yang melanggar akan di

tindak lanjuti oleh bidang kegiatan masing-masing, metode yang

pengurus jalankan ada dua yang pertama jika mereka melanggar dalam

bidang ubudiyah akan ditindak lanjuti seminggu setelahnya dan yang

kedua jika mereka melanggar pelanggaran non ubudiyah mereka akan

disidang oleh bidang keamanan terlebih dahulu sebelum terkena

ta’ziran, mereka dipanggil untuk ditanya sesuai dengan pelanggaran

yang mereka langgar, sampai santri Dalam kurun waktu kurang lebih

satu minggu. Karena program dari awal sebelum dijankan adanya

ta’zir dari pihak kepengurusan, pengasuh maupun pihak santri sendiri

kita sudah mengadakan sosialisasi bersama, dan jenis hukumanyapun

diberikan harus jelas sehingga santri dapat memahami dengan

konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan dan bahkan ketika

ada santri baru mereka dari awal sudah diberitahu untuk tata tertib dan

semua kegiatan-kegiatan yang nantinya akan mereka wajib dijalankan

pada santri disini”

D. Dampak positif Penerapan Ta’zir terhadap santri yang diterapkan

oleh Pengurus Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,

Semarang Tahun 2017-2018

Setelah penerapan ta’zir di pondok pesantren An-Nur dijalankan,

banyak sekali dampak perubahan sikap disiplin santri yang menjadikan

santri terlatih dan terkontrol atas perilakunya, sehingga santri dapat

mengembangkan sikap pengendalian dirinya dan pengarahan sikap

perilaku santri yang lebih terarah.

Menurut peneliti santri yang dipandang disiplin pada tata tertib

pondok pesantren menurut pengasuh dan pengurus adalah berperilaku

sesuai dengan prosedur penerapan ta’zir yang berlaku di pondok

Page 86: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

69

pesantren, melaksanakan dan menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh

peraturan pondok pesantren. Berdasarkan keputusan dari lembaga

tersebut. Kedisiplin itu terlihat pada keseharian santri, yaitu pada sikap

yang menunjukkan tidak membuat hal-hal penyimpangan pada batas

kewajaran di pondok pesantren, terlihat juga pada semua aktivitas di

pondok pesantren dimana pada diri santri begitu antusias dan semangat

mengikuti semua kegiatan pondok, misal tertib sholat berja’ah, tertib kerja

bakti pondok, tertib dalam perpulangan kegiatan lura dan tidak pernah

dibicarakan kasus oleh pengurus karena kesalayahan yang mereka buat,

selalu tertib keluar masuk pondok pada jam-jam yang telah ditentukan,

serta tidak terlambat datang ke pondok pesantren saat liburan tiba.

Menurut peneliti santri yang dikategorikan tidak disiplin, adalah santri

yang melakukan perbuatan-perbuatan yang berlawanan atau kebalikan dari

apa yang dilakukan oleh santri yang disiplin, yaitu mereka yang selalu

melanggar peraturan, bahkan bisa disebutkan sering tidak mematuhi tata

tertib yang sudah tertera di pondok tersebut, seperti melanggar peraturan

yang telah ditetapkan, jarang sholat berjaah, selalu bolos dalam kegiatan

malam, semisal kegiatan madrasah, latihan khitobah, dhiba’an, tahlilan,

serta diskusi umum. Jadi drajat kualitas disiplin santri pondok pesantren

An-Nur ada yang sudah terbiasa disilpin , dan ada juga yang belum

terbiasa disiplin terhadap tata tertib di pondok pesantren karena latar

belakang santri yang umumnya dari kalangan mahasiswa, serta perbedaan

dari daerah asal maupun yang lainya.

Page 87: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

70

Kedisiplinan pada diri santri tidak bisa datang dengan sendirinya,

namun berasal dari faktor yang mempengaruhinya. Seperti lingkungan

teman, tempat daerah asal sebelumnya, faktor keluarga, serta niat santri

yang berbeda-beda untuk berusaha disiplin terhadap tata tertib yang telah

berlaku. Seperti yang dituturkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren

(25/10/2017: 20.20-20.33) di ruang tamu:

“Dampak dari para santri terhadap ta’zir yang telah di terapkan

oleh pengurus pondok pesantren an-nur menghasilkan berbagai macam

perubahan dan dalam mencapai strategi yang di gunakan dalam mencapai

ketertiban dan meningkatkan disiplin santri, pertama saya meminta

bantuan kepada pengurus satu dengan yang lainya, agar selalu ada

konfirmasi dan mendukung satu sama lain, kedua setiap kamar untuk

ditegaskan mempunyai pemimpin dalam mengkondisikan, mengatur,

mengajak serta memberi contoh yang baik kepada anggota

kamarnya,ketiga dalam menangani permasalahan sekiranya pihak

pengurus tidak bisa menyelesaikan sendiri maka , dari pihak pengurus

menyerahkan ke pihak ke 3 yaitu pengasuh”

Pendapat juga setara dengan jawaban informan bahwasanya

pengorganisasian kepengurusan harus sama-sama saling mendukung serta

membutuhkan kepemimpinan yang bijaksana, Peryataan tersebut seperti

yang telah disampaikan oleh T selaku pengurus di pondok pesantren An-

Nur putri tersebut (22/11/2017: 15.00-15.16) di kamar pengurus:

“Untuk faktor yang lain yaitu yang pertama pengasuh dan

pengurus lainya harus ada konfirmasi dan mendukung satu sama lain, yang

kedua setiap komplek semisal komlek atas dan bawah itu sudah ada

penanggung jawab dari pengurus sendiri-sendiri, bahkan setiap kamar ada

penanggung jawab masing-masing, serta setiap 2 minggu sekali kita dari

pengurus mengadakan sosialisali dengan penanggung jawab kamar (ketua

kamar) masing-masing. Yang ketiga dalam mengatasi suatu masalah tidak

mempunyai titik temu, maka kami serahkan ke pihak ketiga”

Page 88: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

71

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, dari pendapat

responden dapat saya analisis bahwa disiplin adalah sikap mental yang

dengan penuh kesadaran dan keinsyafan untuk memenuhi tertib, baik yang

tertulis maupun tidak dan baik, yang didapati dari latihan atau pembiasaan.

Dampak yang timbul dari penerapan ta’zir bagi santri yaitu:

1. Adanya rasa kepatuhan, yaitu segala perbuatannya harus sesuai

dengan tata tertib yang berlaku baik waktu, tempat maupun keadaan.

2. Adanya rasa kesadaran, yaitu bukan didasarkan atas paksaan dari luar,

melainkan atas kesadaran dari diri sendiri dengan mengetahui arti

dari pentingnya peraturan tersebut.

3. Adanya rasa tanggung jawab, yaitu sikap menerima sanksi bila telah

melakukan pelanggaran.

Pendapat peneliti dari hasil wawancara tersebut, untuk proses

pelaksanaan penerapan ta’zir didalamnya masih ada kendala-kendala

dalam menjalankannya, kendala ini bisa menjadikan sebuah tata tertib dan

kegitan santri tidak bisa berjalan dengan baik, dan juga akan

menghasilkan dampak bagi santri yaitu antara lain :

1. Reaksi emosi negatif bagi santri yang dihukum, ia akan memiliki rasa

benci pada orang yang memberikan hukuman kepadanya, apalagi jika

hukuman itu diberikan dengan kekerasan, kebencian santri pada

pengurus bisa berlangsung lama.

Page 89: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

72

2. Menyelesaikan masalah dengan tidak tepat karena hukuman dengan

kekerasan justru akan menambah masalah.

3. Kecanduan menghukum (negatif). Jika pengurus terlanjur

manggunakan cara-cara menghukum seperti itu, akan ada

kecenderungan untuk mengulang kembali cara tersebut, apalagi jika

mendapat penguatan dari lingkungan.

4. Dampak peniruan perilaku pada santri sehingga apa yang didapatkan

santri pada usia remaja akan cenderung terbawa ketika menjadi

dewasa kelak. Menurut Arief (2002:133), dampak dari menghukum

anak antara lain:

5. Akan membangkitkan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya diri.

6. Santri akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta akan

menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).

Dan juga setara dari informasi yang peneliti dapatkan dari

Pengasuh Pondok Pesantren (25/10/2017: 20.20-20.33) di ruang

tamu:

“Menjelaskan bahwasanya pertama dari pihak pengasuh,

seketika pengurus sendiri tidak bisa mengyelesaikan masalah,

khususnya dalam hal ta’ziran, kedua namanya juga banyak orang itu

ada yang mudah ada yang sudah diatur dalam melaksanakan kegiatan

disini. ketiga dalam mencapai tujuan kedisiplinan yang kita harus

selalu on time untuk memantau dari semua pengurus khususnya

bidang kegiatan dan keamanan soalnya mereka yang berperan aktif

dalam mengatasi tata tertib dan semua kegiatan di pondok pesantren

khususnya putri”

Page 90: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

73

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai

dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian

yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai

kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu :

1. Implementasi ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren

An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018

adalah:

a. Penerapan ta’zir menggunakan sistem secara bertahab.

b. Pelaksanaan hukuman pada dasarnya akan ditindak lanjuti pada

seksi keamanan.

c. Antara pengurus dan pengasuh harus selalu mengadakan

sosialisasi atau RAKER (rapat kerja) mengenai kegiatan di

pondok pesantren.

d. Semua penegasan ta’zir harus dilakukan secara continue.

e. Semua kegiatan santri mempunyai absen tertulis sendiri-sendiri.

f. Pemberian ta’zir sesuai kadar pelanggran yang dilanggar santri.

g. Hukuman bersifat fisik yang diterapkan di pondok pesantren

An-Nur putei diantaranya adalah membersihkan aula,

membersihkan got(jalan air , mengepel lantai rumah kyai atau

Page 91: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

74

pondok, dan lain-lain. Meskipun berupa hukuman fisik, namun

tetap diupayakan tidak membahayakan kondisi fisik para santri.

h. hukuman non fisik berupa hukuman yang dimaksudkan untuk

mengupayakan pengembangan santri secara intelektual dan

spiritual. Hukuman non fisik tersebut bisa berupa menulis bait

nadhom sesuai tingkatannya (bisa nadhom jurumiyah imrithi,

maqsud), menulis istighfar dan lafazd al-fatihah serta menulis

surat pernyataan dan membacakannya di depan pondok

pesantren dengan disertakan semua santri putra-putri.

2. Dampak positif dalam penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus

pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang

Tahun 2017-2018?

a. Adanya rasa kepatuhan, yaitu segala perbuatannya harus sesuai

dengan tata tertib yang berlaku baik waktu, tempat maupun

keadaan.

b. Adanya rasa kesadaran, yaitu bukan didasarkan atas paksaan dari

luar, melainkan atas kesadaran dari diri sendiri dengan mengetahui

arti dari pentingnya peraturan tersebut.

c. Adanya rasa tanggung jawab, yaitu sikap menerima sanksi bila

telah melakukan pelanggaran.

Page 92: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

75

B. SARAN

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini

yaitu mengenai implementasi ta’zir dalam meningkatkan disiplin santri di

pondok pesantren putri An-Nur, maka peneliti hendak menyampaikan

saran sebagai berikut:

1. Untuk pengasuh dan pnegurus pondok pesantren

a. Hendaknya para para pengasuh dan penasehat lebih tegas dan ketat

lagi dalam pemberian ta’zir agar merubah kesadaran pada diri

santri.

b. Hendaknya pengurus harus memberikan pemahaman dan

pengertian mengenai kadar pemberian ta’zir.

c. Hendaknya pengasuh dan pengurus selain menerapkan ta’zir

kepada santri dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan santri,

perlu juga mengingat pentingnya penanaman rasa tanggung jawab

terhadap perbuatan yang telah dilakukan.

2. Untuk para santri

a. Hendaknya para santri sadar bahwa tinggal di pondok pesantren itu

tidak seperti tinggal dirumah sendiri, tentunya dalam sebuah

lembaga pasti terdapat beberapa peraturan yang wajib ditaati.

b. Para santri harus sadar bahwa mereka diberikan hukuman atau

ta’zir itu bukan untuk merendahkan, akan tetapi mereka di mereka

bisa bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat sendiri

dengan tujuan agar mereka lebih baik untuk kedepanya.

Page 93: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid. 1999. Pesantren Masa Depan (Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren). Bandung: Pusataka Hidayah.

Ahmadi, Abu. 1998. Didaktik Metodik. Semarang: Toha Putra.

Al-munir, mahmud samir.2004. guru teladan dibawah bimbingan Allah.Jakarta:

PT Gema Insani

Armai Arief. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta

Selatan: Ciputat Pers.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian

Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.

Bahri Ghazali. 1996. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti.

Depag R.I 2005 . Al-Qur’an dan Terjemah Anggota IKAPI : CV. J-ART.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Remaja Rosda

Karya.

Hadi, Sutresno. 1995. Metodologi Research Untuk Penulis Paper, Skripsi, Thesis,

Dan Desertasi. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.

Halim dkk. 2008. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.

Hasbullah. 2000. Kapita Selekta. Jakarta: Rajawali Press.

Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Junaedi Mahfud 2010 Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan,

Semarang: Rasail Media Grouphlm.

Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta:

Erlangga.

Mamiq Ngalim Purwanto. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

PT Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 94: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

77

Muhammad Abdul Mujib. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Paramita.Soegeng Prijodarminto.1993.Disiplin Kiat Menuju Sukses.Jakarta:

Pradaya

Putra Nusa & Lisnawati Santi. 2013. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama

Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Bnadung.

Samsul Nizar. 2013. Sejarah Sosial Dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam

Di Nusantara. Jakarta: kencana

Sugiyono. 2010. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Babun. 2011. Dari Pesantren Untuk Umat. Surabaya: Imtiyas.

Ulwan, Abdullah Nasih. 1999. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka

Amani.

Widayanti, Ermia . 2006. JURNAL IAIN SALATIGA, penelitian sosial keagamaan.

Yasmadi. 2005. Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish Madjid Terhadap

Pendidikan Islam Tradisional). Jakarta: Quantum Teaching.

Zamakhsyari Dhofir. 2011. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES

Zarnuji, Al-. Ta‟lim al Muta‟allim. Semarang: Toha Putra, tt.

Page 95: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 96: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Amin Maryatul Qiftiyah

2. NIM : 111-14-345

3. TTL : Boyolali, 03 Januari 1996

4. Usia : 22 Tahun

5. Agama : Islam

6. Alamat : Dusun Geneng Sari, RT/RW 11/03, Desa Kalimati,

Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.

7. Nama Orang Tua

Ayah : Pujiono.

Ibu : Jumiati Ruwiyah

8. Riwayat Pendidikan

a. SDN 1 Kalimati, Juwangi, Boyolali Tahun 2001-2007

b. SMP N 2 Juwangi, Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2010

c. SMK Muhammadiyah 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun 201-

2014

Page 97: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

80

Page 98: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

81

Page 99: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

82

Page 100: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

83

Page 101: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

84

Page 102: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

85

Page 103: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

86

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

A. Pedoman observasi

1. Sejarah pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang.

2. Struktur organisasi kepengurusan pondok pesantren an-nur klego,

candirejo, tuntang, semarang.

3. Visi dan misi pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang,

semarang

4. Sarana-prasarana pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang,

semarang

5. Sistem pengajaran pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang,

semarang.

6. Tata tertib pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang.

7. Kegiatan secara umum yang wajib di ikuti pondok pesantren an-nur

klego, candirejo, tuntang, semarang.

8. Jadwal pembelajaran pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang,

semarang.

9. Ketentuan pemberian Ta’zir di Pondok Pesantren Putri an-nur klego,

candirejo, tuntang, semarang.

10. Aktifitas penerapan ta’zir di pondok pesantren an-nur klego, candirejo,

tuntang, semarang.

11. Aktifitas Santri dan pembinaan di pondok pesantren.

Page 104: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

87

B. Pengumpulan data harus disesuaikan dengan rumusan masalah:

1. Bagaimana prosedur penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus

pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang tahun 2017-

2018 ?

2. Apa faktor Penghambat dan Pendukung dalam penerapan ta’zir yang

dilakukan oleh pengurus pondok pesantren an-nur klego, candirejo,

tuntang, semarang tahun 2017-2018 ?

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.idmail:[email protected]

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur

1. Apa tujuan pengurus disini mengadakan program penegasan ta’zir?

2. Sudah berjalan berapa tahun penerapan ta’zir ini dilakukan?

3. Mungkinkah dengan adanya penegasan ta’zir para santri disini

menjalankan gegiatan dengan tertib serta disiplin yang maksimal?

4. Bagaimana tanggapan para santri mengenai penerapan ta’zir

disini?

5. Bagaimana metode pelaksanaan ta’zir dilakukan?

6. Apakah bentuk-bentuk ta’zir disini bu?

7. Adakah problem yang dialami, sebagai penasehat sendiri dalam

penerapan ta’zir disini buk?

8. Dari berbagai prolem itu apakah ada tips lain untuk penerapan

ta’zir?

Page 105: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

88

9. Jenis pelanggaran yang seperti apa yang biasa santri melanggar?

10. Kepada siapa saja ta’zir itu diterapkan?

11. Apa dampak mereka setelah terkena ta’zir?

12. Apakah ada faktor pendukung dalam penerapan ta’zir disini ?

13. Kedisiplinan yang bagaimana ketika penerapan ta’zir sudah

diperlakukan?

14. Apakah hasilnya selalu 100% dari semua kegiatan yang

dijalankan?

B. Pengurus Pondok Pesantren An-Nur.

1. Apa tujuan pengurus disini mengadakan program penegasan ta’zir?

2. Mungkinkah dengan adanya penegasan ta’zir para santri disini

menjalankan gegiatan dengan tertib serta disiplin waktu?

3. Bagaimana tanggapan para santri mengenai penerapan ta’zir

disini?

4. Bagaimana metode pelaksanaan ta’zir dilakukan?

5. Apakah jenis-jenis ta’zir disini mbak?

6. Adakah problem yang dialami pengurus sendiri dalam penerapan

ta’zir disini mbak?

7. Dari berbagai prolem itu apakah ada tips lain untuk penerapan

ta’zir?

8. Jenis pelanggaran yang seperti apa yang biasa santri melanggar?

9. Kepada siapa saja ta’zir itu diterapkan?

10. Apa dampak mereka setelah terkena ta’zir?

Page 106: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

89

11. Apa saja yang menyebabkan santri melanggar peraturan disini?

12. Apakah ada faktor pendukung dalam penerapan ta’zir disini mbak?

13. Apakah hasilnya selalu mencapai 100% dalam meninggkatkan

disiplin santri?

14. Disiplin yang bagaimana ketika penerapan ta’zir sudah

diperlakukan.

C. Santri 1

1. Bagaimana tanggapan mbak choir mengenai sebuah peraturan

ataupun tata tertib disini?

2. Apakah anda setuju dengan adanya penegasan ta’zir disini mbak

choir?

3. Apakah semua kegitan disini sudah kamu jalankan dengan lancar

sesuai dengan peraturan yang ada mbak?

4. Apa penyebab kamu melanggar tata tertib disini?

5. Apakah ada faktor terberat sehingga kamu melanggar peraturan

yang ada disini?

6. Apakah ada keluhan dalam menyikapi ataupun mematuhi

penegasan ta’zir disini mbak choir?

7. Apa yang membuat kamu agar semangat dalam menjalankan

semua kegiatan disini mbak?

8. Mungkinkah dengan adanya ta’zir kamu bisa menjalankan

kegiatan dengan tertib?

Page 107: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

90

D. Santri dua

1. Bagaimana tanggapan mbak ela sendiri mengenai penerapan ta’zir

disini?

2. Apakah mbak ela setuju dengan penerapan ta’zir disini?

3. Apakah semua kegitan-kegiatan disini sudah kamu jalankan

dengan tertib mbak ela?

4. Apakah mbak ela setuju dengan metode penerapan ta’zir disini?

5. Apa yang membuat kamu agar semangat dalam menjalankan

semua kegiatan disini mbak ela?

6. Mungkinkah dengan adanya ta’zir kamu bisa menjalankan

kegiatan dengan tertib mbak ela?

7. Perubahan yang seperti apa pada diri mbak ela, setelah adanya

ta’zir diterapkan mbak?

8. Menurut mbak ela sendiri sebagai santri apakah dengan adanya

penerapan ta’zir disini hasilnya selalu mencapai 100% dari semua

kegiatan yang mbak ela ketahui?

Page 108: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

91

Transkip wawancara dengan pengasuh

Kode informan : H

Jabatan : Pengasuh

Hari/tanggal : Sabtu , 25 November 2017

Tempat : Ndalem bu nyai

Waktu : Pukul 20:20-20:33 WIB

P Assalamu’alaikum wr . Wb

H Walaikumsalam wr. Wb

P Maaf bu afif, saya mengganggu waktu istirahat malam Bu afif, saya

mahasiswi dari IAIN Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi

dari bu afif berkaitan dengan judul skripsi yang saya angkat tentang

konsep penerapan ta’zir dalam meningkatkan disiplin santri pondok

pesantren an-nur putri disini.

H Ya, silahkan

P Apa tujuan pengurus disini mengadakan program penegasan ta’zir?

H Ya.......tujuanya di adakan penegasan ta’zir yaitu yang pertama untuk

mendisiplinkan santri dalam hal kegiatan maupun mentaati peraturan

yang ada, dimana latar belakang pola kehidupan santri disinikan rata-

rata dari kalangan mahasiswa dan dari gejolak semua kegiatan disini

santri pada umumnya harus ada penegasan dari semua jenis kegiatan,

mereka belum bisa menyesuaikan dengan kondisi semua kegiatan yang

mereka jalani, Dan yang kedua dengan adanya ta’zir pengasuh

bermaksud agar santri mempunyai koreksi pada diri mereka agar bisa

melatih tanggung jawab mereka sebagai santri. Yang ketiga dengan

adanya ta’zir pengasuh bermaksud agar santri melatih kesadaran serta

melatih kedewasaan agar mereka bisa hidup disiplin .

Page 109: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

92

P Mungkinkah dengan adanya penegasan ta’zir para santri disini

menjalankan gegiatan dengan tertib serta disiplin yang maksimal?

H Kalau dikatan masalah hasil maksimal dalam penegasan ta’zir di

pondok sini belum secara keseluruhan santri bisa menjalankan semua

kegiatan dengan disiplin mungkin 80-90 % dalam kisaranya dari semua

santri yang bisa dikatakan disiplin, tapi saya sebagai pengasuh

mempunyai impian untuk menuja jalan yang diharapkan nantinya untuk

itu dengan harapan kenapa ada penegasan ta’zir, karena tujuan saya agar

santri bisa menerapkan pola pikir kehidupan di pondok yang sebenarnya

dan sebagaimana mestinya mereka menduduki sebagai santri disini.

P Mulai tahun berapa penerapan ta’zir ini di terapkan bu?

H Sebenarnya dari dulu sudah ada istilah penerapan diadakanya ta’zir ,

namun untuk di pertegas lagi karena untuk mendisiplinkan santri ya

sekitar 3 tahun sudah berjalan sampai saat ini.

P Bagaimana tanggapan para santri mengenai penerapan ta’zir disini?

H Tanggapan mereka dari yang saya lihat setelah ta’ziran itu di tegaskan

mungkin sebagian bisa menerima, dan kemungkinan sebagian juga

belum bisa menerima soalnya itu kembali ke pribdi masing-masing,

kadang santri sadar dengan sendirinya, dan ada juga kesadaran santri

juga harus di tekan dan tegaskan dengan ta’ziran tersebut, soalnya

namanya orang banyak itu ya....ono seng manut, ono seng ora.

P Bagaimana metode pelaksanaan ta’zir dilakukan?

H Untuk metode yang kami terapkan disini mengunakan sistem secara

bertahab dalam menangani santri, yaitu semua santri akan dipantau oleh

penanggung jawab masing-masing kamar, jadi satu kamar mempunyai

petugas istilahnya mengabsen dari semua kegiatan yang dilaksanakan

disini , dari kegiatan sholat jama’ah, mengaji, piket masak, piket

kebersihan dan kegiatan rutinan itu nanti semua ada absen sendiri-

sendiri semua pelanggaran yang di langgar bagi mereka, dan bagi yang

melanggar mereka akan ditindaklanjuti seminggu setelah pelanggaran di

Page 110: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

93

lakukan meraka akan menerima hukuman sesuai dengan kadar ta’zir

yang sudah di tetapkan, namun ada juga santri yang selalu apa

namanya.....emmmbbb..... istilahnya continue....terus menerus

melakukan pelanggaran .....la itu biasanya yang sudah, bahkan sering

terjadi seketika pengurus tidak mampu menganinya,,mereka

menyerahkan kepada kita, istilahnya diserahkan ke pihak selanjutnya.

P Apakah jenis-jenis ta’zir disini bu?

H Untuk jenisnya kami menggunakan sesuai pelanggaran yang mereka

lakukan, untuk jenis peribadahan yaitu ubudiyah, kita hukum sesuai

dengan yang dilanggar, namun ketika mereka melanggar pelanggaran

yang masuk kategori non ubudiyah mereka juga menerima hukuman

yang setimpal, semisal di hukum perbuatan, ataupun denda, karena

dengan kadar ta’zir yang yang telah disepakati dari awal.

P Adakah problem yang dialami bu afif sebagai penasehat sendiri dalam

penerapan ta’zir disini buk?

H Kalau problemnya Ya... pastilah ada ya mbak namanya menjalankan

suatu itu pasti ada cela-cela tersendiri.

P Bagaimana bu Afif.... ?

H Yang pertama kalau yang kelihatan dari pihak pengasuh seketika

pengurus sendiri tidak bisa mengyelesaikan masalah khususnya dalam

hal ta’ziran mereka diserahkan ke kami, untuk yang kedua namanya

juga banyak orang itu ada yang mudah ada yang sudah diatur dalam

melaksanakan kegiatan disini. Terus yang ketiga dalam mencapai tujuan

kedisiplinan yang kita capai saya harus selalu on time untuk memantau

dari semua pengurus khususnya bidang kegiatan dan keamanan soalnya

mereka yang berperan aktif dalam mengatasi tata tertib dan semua

kegiatan di pondok pesantren khususnya putri sini.

P Dari berbagai prolem itu apakah ada tips lain untuk penerapan ta’zir?

H Untuk tips khusus mungkin dari pengasuh sendiri kita harus selalu

mengasih semangat khususnya kepada santri, karena santri sebagai

Page 111: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

94

obyek pertama dalam diperlakukanya ta’zir.

P Jenis pelanggaran yang seperti apa yang biasa santri melanggar?

H Kebanyakan santri yang saya ketahui mereka melanggar itu pada

kegiatan ubudiyah semisal ngak ikut jamaah ataupun ngaji, misalnya

ngaji sorogan, setoran hafalan dan diskusi umum semisal ada batsaul

masail, tapi kalau non ubudiyah paling banyak santri melanggar itu

masalah kepulangan ke rumah baik izin resmi ataupun tidak resmi

istilahnya (kabur) karena dari kalangan santri kan mahasiswa, jadi

dimana-mana mahasiswa itu maunya bebas. Beda dari santri umumnya

pelajar misalnya.

P Kepada siapa saja ta’zir itu diterapkan?

H Ya.... Semua yang tinggal diasrama sini baik itu santri maupun pengurus

ataupun santri kalong, jadi dari santri mukim maupun non mukim semua

mempunyai aturan dan tanggung jawab yang sama.

P Apa dampak mereka setelah terkena ta’zir?

H Dari yang saya lihat biasanya santri yang kena ta’zir akan sedikit jera

istilahnya meraka semakin kesini semakin ketakutan gitu, karena apa ,

mereka yang selalu melanggar peraturan yang ada mereka lama-

kelamaan akan menghadap pengasuh secara langsung dalam menerima

imbalan yang mereka terima.

P Apakah ada faktor pendukung dalam penerapan ta’zir disini bu?

H Untuk faktor pendukung istilahnya untuk mencapai strategi yang saya

gunakan dalam mencapai ketertipan santri dalam meningkatkan disiplin

sanri yang pertama saya meminta bantuan kepada pengurus satu dengan

yang lainya agar selalu ada konfirmasi dan mendukung satu sama lain,

yang kedua setiap kamar untuk ditegaskan mempunyai pemimpin untuk

mengkondisikan, mengatur, mengajak serta memberi contoh yang baik

kepada anggota kamarnya, Yang ketiga dalam menangani permasalahan

sekiranya pihak pengurus tidak bisa menyelesaikan sendiri maka , dari

pihak pengurus menyerahkan ke pihak ke 3 yaitu pengasuh.

Page 112: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

95

P Disiplin yang bagaimana ketika penerapan ta’zir sudah diperlakukan?

H Harapan saya sebagai penasehat untuk disiplin banyak sekali

perubahanya setelah diadakan ta’zir semisal disiplin waktu, disiplin

belajar, disiplin dalam hal kegiatan yang menyangkut tata tertib pondok

itu harapan saya sebagai pengasuh disini, seketika santri sudah

waktunya sholat pengurus tidak harus mengoyak-oyak mereka bisa jalan

dengan sendirinya misalnya begitukan...., terus sudah waktunya

madrasah ataupun kegiatan malam sudah mulai berjalan maka ketika bel

berbunyi mereka langsung pada lari dan lebih mempunyai kesadaran

sendiri-sendiri dan langsung masuk dikelasnya masing-masing tanpa

pengurus manggil per kelas masing-masing, biasanya begitu sebelum

diadakanya penegasan ta’zir disini mbak, jadi dengan sendirinya mereka

mempunyai kepekaan terhadap aturan yang ada, dan juga masalah

perpulangan mereka dengan tertib masuk pondok sesuai kesepakan dari

awal, bahkan dalam kegiatan non ubudiyah pun meraka lebih giat dalam

menjalankan tugasnya .

P Terimakasih bu afif atas informasi dan waktunya? Assalamualaikum..

H Iya sama-sama, waalaikumsalam

Page 113: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

96

Transkip wawancara dengan pengurus

Kode informan : T

Jabatan : Pengurus

Hari/tanggal : Selasa, 21 November 2017

Tempat : Di Kamar Pengurus Pondok Pesantren Putri

Waktu : Pukul 10:20-10:35 WIB

P Assalamu’alaikum wr . Wb

T Walaikumsalam wr. Wb

P Maaf mbak esti, saya mengganggu waktu istirahat mbak esti, saya

mahasiswi dari IAIN Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi

dari mbak esti berkaitan dengan judul skripsi saya tentang konsep

penerapan ta’zir dalam meningkatkan disiplin santri pondok pesantren

an-nur putri disini, sebelumnya kenapa saya meminta informasi dari

mbak esti karena mbak esti sebagai salah satu seksi kegiatan di pondok

putri disini.

T Ya, silahkan

P Apa tujuan pengurus disini mengadakan program penegasan ta’zir?

T Pertama, sebelum penerapan ta’zir di sahkan kami selaku kepengurusan

mengadakan rapat dengan pengasuh mengenai pola kegiatan disini, dari

hasil rapat memutuskan bahwa segera mungkin sebuah lembaga harus

mempunyai tindakkan yang jelas mengenai perkembangan kegiatan

disini yaitu dengan diadakanya penegasan ta’zir karena dengan adanya

ta’zir pengurus bermaksud untuk menghentikan tingkah laku yang salah

agar tidak diulangi lagi namun pada kenyataannya santri tetap saja

masih mengulangi dan melanggar peraturan pondok pesantren yang

telah ditetapkan. Yang kedua dengan adanya ta’zir pengurus bermaksud

agar santri mempunyai koreksi bagi dirinya sendiri, akan tetapi santri

tidak merasakan hal tersebut bahkan sebuah tata tertib bagi mereka

Page 114: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

97

adalah sebuah peraturan yang hal biasa dan mereka tidak jera bila

ditegur oleh pengurus pondok pesantren maka muncullah pemikiran

bagi kepengurusan tersebut untuk menindak lanjuti permasalahan ini.

Yang ketiga dengan adanya ta’zir pengurus bermaksud agar santri

terbiasa disiplin dan belajar bertanggung jawab atas perilaku yang telah

diperbuat, namun rasa tanggung jawab pada diri santri belum ada karena

jika santri telah melakukan kesalahan santri tidak sadar diri

menyerahkan diri kepada seksi keamanan tetapi seksi keamanan harus

memanggilnya terlebih dahulu kemudian santri baru mengakuinya. Dari

pernyataan inilah suatu kepengurusan pondok dan khususnya pengasuh

untuk menegaskan serta membuat penegasan penerapan ta’zir segera

dijalankan agar santri membiasakan hidup dengan disiplin sesuai

peraturan yang ada serta menumbuhkan kesadaran pada diri santri.

P Mungkinkah dengan adanya penegasan ta’zir para santri disini

menjalankan gegiatan dengan tertib serta disiplin waktu?

T Insyaallah, memang dari awal para santri sebagian kelihatan pada

mengeluh mereka pada keberatan dengan adanya penegasan ta’zir,karna

mungkin pada diri santri sudah ada yang perpengalaman mondok dan

sebagian belum pernah mondok sama sekali, mungkin mereka yang

belum punya pengalaman awal mula hidup pada kondisi yang serba

tertib dan serba antri untuk hidup bersama mereka agak drop, tapi

mereka yang sudah punya pengalaman hidup di asrama ataupun

dipondok mereka sudah memaklumi,tapi dengan berjalanya waktu akan

mengikuti tradisi sesuai kondisi yang ada, dan nantinya mereka akan

memaklumi dengan kondisi yang ada.

P Bagaimana tanggapan para santri mengenai penerapan ta’zir disini?

T Tanggapan mereka mungkin ada yang keberatan, dan sebagian ada yang

setuju, tetapi namanya sebuah lembaga pasti disitulah ada peraturan

maka maau tidak mau ya.... harus mematuhi peraturan yang ditegaskan

di sebuah lembaga disini.

Page 115: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

98

P Bagaimana metode pelaksanaan ta’zir dilakukan?

T Metode pelaksanaan bagi santri yang melanggar akan di tindak lanjuti

oleh bidang kegiatan masing-masing, metode yang pengurus jalankan

ada dua yang pertama jika mereka melanggar dalam bidang ubudiyah

akan ditindak lanjuti seminggu setelahnya dan yang kedua jika mereka

melanggar pelanggaran non ubudiyah mereka akan disidang oleh bidang

keamanan terlebih dahulu sebelum terkena ta’ziran, mereka dipanggil

untuk ditanya sesuai dengan pelanggaran yang mereka langgar, sampai

santri Dalam kurun waktu kurang lebih satu minggu. Karena program

dari awal sebelum dijankan adanya ta’zir dari pihak kepengurusan,

pengasuh maupun pihak santri sendiri kita sudah mengadakan sosialisasi

bersama, dan jenis hukumanyapun diberikan harus jelas sehingga santri

dapat memahami dengan konsekuensi dari kesalahan yang mereka

lakukan dan bahkan ketika ada santri baru mereka dari awal sudah

diberitahu untuk tata tertib dan semua kegiatan-kegiatan yang nantinya

akan mereka wajib dijankan pada santri disini.

P Apakah jenis-jenis ta’zir disini mbak?

T Jenis ta’zir disini ada hukuman denda(uang) yang harus mereka bayar

sesuai pelanggaran non ubudiyah semisal masalah perpulangan, piket

rutinan pondok, roan bersama dan lain-lain dan hukuman badan ataupun

tindakan misalnya bersih-bersih lingkungan pondok, ndalem bu nyai,

lingkungan pondok, serta hafalan.

P Adakah problem yang dialami pengurus sendiri dalam penerapan ta’zir

disini mbak?

T Kalau problemnya yang jelas pasti ada.

P Bagaimana mbak problemnya bisa dijelaskan?

T Yang pertama dari pengurus sendiri kita harus tahan banting ketika ada

omongan dari belakang, dan yang kedua saya ataupun pengurus yang

lain harus bisa menjadi contoh kepada bawahanya karna menjadi

pemimpin itu tidak gampang banyak cobaan yang harus saya terjang.

Page 116: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

99

Terus Problem yang ketiga kebanyakan santri disinikan dari kalangan

mahasiswa jadi sebagian santri khususnya yang aktivis mereka banyak

izinnya, banyak libur ngajinya jadi disinilah faktor kecemburuan yang

sering muncul dari kalangan santri disini.

P Dari berbagai prolem itu apakah ada tips lain untuk penerapan ta’zir?

T Untuk tips khusus mungkin dari pengurus sendiri saya serta rekan-rekan

pengurus lainya setiap kegiatan mungkin kita bisa mengawali istilahnya

kita ajak-ajak dulu untuk mengawali karna kita pengurus itu sebagai

contoh bawahannya.

P Jenis pelanggaran yang seperti apa yang biasa santri melanggar?

T Kebanyakan santri melanggar itu pada kegiatan ubudiyah semisal ngak

ikut jamaah ataupun ngaji, misalnya ngaji sorogan, setoran hafalan dan

diskusi umum semisal ada batsaul masail, tapi kalau non ubudiyah

paling banyak santri melanggar itu masalah kepulangan ke rumah baik

izin resmi ataupun tidak resmi istilahnya (kabur)

P Kepada siapa saja ta’zir itu diterapkan?

T Ya,,,, semua yang tingal disini baik santri ataupun pengurus kita ngak

membedakan, baik itu banyak kegiatan ataupun ngak kita semua wajib

mentaati peraturan karna kebanyakan santri disini dari kalangan

mahasiswa, baik itu mahasiswa lama maupun mahasiswa baru serta dari

kalangan santri sekolah menengah atas.

P Apa dampak mereka setelah terkena ta’zir?

T Biasanya santri yang kena ta’zir akan sedikit jera sehingga dia lebih

disiplin dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan dan mereka

mempunyai usaha agar tidak mengulangi kesalahan yang telah mereka

perbuat.

P Apa saja yang menyebabkan santri melanggar peraturan disini?

T Penyebab yang pertama itu dari faktor teman, ketika melihat temanya di

ta’zir kok tidak jera na itu nanti akan menjadi racun buat temen-temen

disekelilingnya apalagi mereka bestfrend.yang kedua pada diri santri

Page 117: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

100

belum memunculkan jati diri mereka, mungkin dari mereka ada yang

sudah berpengalaman mondok ada juga yang belum pernah sama sekali.

P Apakah ada faktor pendukung dalam penerapan ta’zir disini mbak?

T Untuk faktor pendukung yang pertama saya dan pengurus lainya harus

selalu ada konfirmasi dan mendukung satu sama lain, yang kedua setiap

komplek semisal komlek atas dan bawah itu sudah ada penanggung

jawab dari pengurus sendiri-sendiri, bahkan setiap kamarpun kita kasih

penanggung jawab masing-masing, serta setiap 2 minggu sekali kita dari

pengurus mengadakan sosialisali dengan penanggung jawab kamar

(ketua kamar) masing-masing. Yang ketiga dalam menangani

permasalahan khususnya dalam permasalahan ta’zir seketika itu dalam

lingkup pengurus sulit untuk di pecahkan dan tidak ada titik temu dalam

menangani permasalahan itu kita serahkan ke pihak pengasuh nanti kita

sosialisi agar mempunyai keputusan yang tepat. Itulah jalan ketika suatu

kepengurusan mengambil jalan dalam menangani suatu permasalahan.

P Apakah hasilnya selalu mencapai 100% dalam meninggkatkan disiplin

santri.

T Sebelum adanya penegasan ta’zir banyak sekali keluhan-keluhan

pengurus khususnya seksi kegiatan mereka sangat kualahan dalam

menggani santri yang melanggar peraturan. Jadi sebelum adanya

penegasan ta’zir santri yang disiplin dari kegiatan ,jamaah, mengaji,

masalah kepulangan ke pondok, telat masuk pondok hanya 50 persen

santri yang tertib dalam mentaati peraturan yang berlaku. Namun

sesudah adanya penerapan ta’zir santri lebih tertib dan lebih semangat

dalam menjalankan kegiatan yang awalnya itu sebuah paksaan lama-

kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan, dan hasilnyapun 85-90 %

santri lebih disiplin dibandingkan sebelum adanya penerapan ta’zir ini.

P Disiplin yang bagaimana ketika penerapan ta’zir sudah diperlakukan?

T Untuk disiplin banyak sekali perubahanya setelah diadakan ta’zir

semisal sudah waktunya sholat pengurus tidak harus mengoyak-oyak

Page 118: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

101

mereka bisa jalan dengan sendirinya, terus sudah waktunya madrasah

ketika bel berbunyi mereka langsung pada lari dan lebih antusias

langsung masuk dikelasnya masing-masing tanpa pengurus manggil per

kelas masing-masing jadi dengan sendirinya mereka mempunyai

kepekaan terhadap aturan yang ada, dan juga masalah perpulangan

mereka dengan tertib masuk pondok sesuai kesepakan dari awal, bahkan

dalam kegiatan non ubudiyah pun meraka lebih giat dalam menjalankan

tugasnya .

P Terimakasih mbak esti atas informasi dan waktunya?

Assalamualaikum..

T Iya sama-sama, waalaikumsalam

Transkip wawancara dengan santri

Kode informan : S1

Jabatan : Santri Satu

Hari/tanggal : Rabu, 22 november 2017

Tempat : di kamar santri

Waktu : Pukul 15-00 -15-16 WIB

P Assalamu’alaikum wr . Wb

S1 Waalaikumsalam wr. Wb

P Maaf mbak choir, saya mengganggu waktu istirahat mbak choir, saya

mahasiswi dari IAIN Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi

dari mbak choir berkaitan dengan judul skripsi yang saya angkat

mengenai konsep penerapan ta’zir dalam meningkatkan disiplin santri

pondok pesantren an-nur putri disini.

S1 Ya, silahkan

P Bagaimana tanggapan mbak choir mengenai sebuah peraturan ataupun

Page 119: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

102

tata tertib disini?

S1 Untuk tanggapan saya sendiri mengenai peraturan yang ada disini

cukup bagus tapi itu pendapat saya ngak tau santri yang lain mempunyai

anggapan yang seperti apa, karena menurut saya dengan adanya

peraturan dan tata tertib disini saya sebagia santri lebih mudah dalam

memahami semua kegiatan baik yang itu wajib ataupun tidak wajib,

maksutnya lebih terarah begitu mbak.

P Apakah anda setuju dengan adanya penegasan ta’zir disini mbak choir?

S1 Saya sangat setuju, karena dengan adanya ta’zir semua kegiatan disini

bisa berjalan dengan lancar, dan tidak ada faktor kecemburuan ketika

ada yang melanggar mereka akan kena konsekuensinya dan sekaligus

menambah kedisiplinan dari berbagai kegiatan disini.

P Apakah semua kegitan disini sudah kamu jalankan dengan lancar sesuai

dengan peraturan yang ada mbak?

S1 Insyaallah belum 100% , namun ketika saya melanggar saya juga bisa

menerima konsekuensi yang ada. Jadi belum bisa dikatankan dengan

tertib untuk kegiatan yang saya kerjakan. Karna banyak faktor yang

sering muncul ketika saya sedang malas dan bad mood, ketika saya lagi

banyak masalah juga bisa berpengaruh dalam menjalankan kegiatan

dipondok, jadi kegiatan pondok begitu sangat barat jika keadaan tidak

mendukung.

P Apa penyebab kamu melanggar tata tertib disini?

S1 Penyebab utama yaitu ketika saya banyak tugas, dan yang ke dua yaitu

faktor malas. Yang ketiga karena saya sering kecapek’an saya telat

bangun subuh dan pada akhirnya saya tidak mengikuti jama’ah ataupun

kegiatan setelah jama’ah shubuh.

P Apakah ada faktor terberat sehingga kamu melanggar peraturan yang

ada disini?

S1 Kemungkinan ada yaitu faktor dari teman kadang teman bisa saja

membuat kita berpengaruh dalam melanggar tata tertib yang ada. Dan

Page 120: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

103

faktor lain yaitu dari pihak pengurus saja kadang masing melanggar

peraturan yang sudah mereka sepakati tapi mereka tidak di ta’zir

sebagai mana mestinya dengan kadar ta’zir yang ada, itulah faktor yang

membuat saya kadang melanggar peraturan disini.

P Apakah ada keluhan dalam menyikapi ataupun mematuhi penegasan

ta’zir disini mbak choir?

S1 Kadang saya masih mengeluh dengan adanya ta’zir disini yaitu

khususnya hukuman yang bisa di bayar dengan uang, namun dengan

penegasan seperti ini dalam diri saya tambah lebih berhati-hati untuk

tidak melanggar kesalahan yang nantinya di hukum dengan denda uang.

P Apa yang membuat kamu agar semangat dalam menjalankan semua

kegiatan disini mbak?

S1 Pertama saya ingat karena ada ta’ziran tapi dengan berjalanya waktu

saya sadar bahwa saya disini mempunyai kewajiaban dan ada aturan

yang harus saya patuhi, untuk itu saya bisa koreksi diri bahwa tujuan

kita disini mencari ilmu, maka mau tidk mau kita harus mematuhi

peraturan yang sudah ditentukan.

P Mungkinkah dengan adanya ta’zir kamu bisa menjalankan kegiatan

dengan tertib.

S1 Mungkin karena kita jera, dengan ta’ziran sehingga kita terdorong untuk

menjalankan kegiatan dengan tertib.

P Perubahan yang seperti apa pada diri mbak choir, setelah adanya ta’zir

diterapkan mbak?

S1 Perubahannya banyak sekali, yang pertama saya lebih tertib dalam

menjalankan semua kegiatan yang telah ditentukan, yang kedua saya

lebih berhati-hati dalam berbuat sesuatu yang menyebabakan suatu

pelanggaran yang masuk ketetapan ta’zir di pondok . Dan yang ketiga

saya baru sadar bahwa hidup tertib itu lebih tenang dibandingkan kalau

kita melanggar sesuatu.

P Terimakasih mbak choir waktu yang telah diberikan serta

Page 121: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

104

informasinya....assalamualaikum.

S1 Sama-sama mbak ... waalaikumsalam.

Transkip wawancara dengan santri

Kode informan : S2

Jabatan : Santri Dua

Hari/tanggal : Rabu, 22 november 2017

Tempat : di kamar santri

Waktu : Pukul 10.22-10.33 WIB

P Assalamu’alaikum wr . Wb

S2 Waalaikumsalam wr. Wb

P Maaf mbak ela, saya mengganggu waktu istirahat mbak ela? saya

mahasiswi dari IAIN Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi

dari mbak ela berkaitan dengan judul skripsi yang saya angkat

mengenai konsep penerapan ta’zir dalam meningkatkan disiplin santri

pondok pesantren an-nur putri disini.

S2 Iya... ngak papa mbak amin.

P Terimakasih mbak untuk kelonggaran waktu yang diberikan saya akan

menanyakan sedikit informasi dari mbak ela mengenai penegasan

ta’ziran yang diterapkan di pondok sini.

S2 Iya....gimana mbak.

P Bagaimana tanggapan mbak ela sendiri mengenai penerapan ta’zir

disini?

S2 Pendapat saya dari penerapan ta’zir disini sangat baik sekali karena apa

dengan ta’ziran saya dan santri lain bisa lebih tertib ketika kegiatan di

beri peraturan.

P Apakah mbak ela setuju dengan penerapan ta’zir disini?

Page 122: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

105

S2 Saya sangat setuju sekali.

P Apakah semua kegitan-kegiatan disini sudah kamu jalankan dengan

tertib mbak ela?

S2 Belum sepenuhnya mbak....sebab saya kadang sangat lelah dari

banyaknya tugas kuliah yang begitu menumpuk dan apalagi ketika

waktu uas tiba, kegiatan pondok saya nomor duakan mbak. Tapi disisi

lain saya juga punya usaha untuk selalu tertib dalam menjalankan semua

kegiatan disini karena terdorong oleh ta’ziran.

P Apakah mbak ela setuju dengan metode penerapan ta’zir disini?

S2 Saya sangat setuju,,,

P Bisa dijelaskan mbak ela alasanya apa?

S2 Yang pertama dengan adanya ta’ziran santri menjadi tambah disiplin

dalam menjalankan sebuah kegiatan. Yang kedua hilangnya faktor

kecemburuan dari kalangan santri maupun kepengurusan karena kadang

santri yang saya ketahui tidak 100% menjalankan kegiatan dengan

tertib, namun sebaliknya ada juga santri yang begitu tertib dalam

menjalankan semua kegitan disini, maka disinilah saya menyetujui

penerapan ta’zir itu. Serta metode ta’zir pum sesuai dengan pelanggaran

yang diperbuatnya, masuk dalam kategori ubudiyah dan non ubudiyah,

semisal melanggar jama’ah hukumanya menulis istigfar dan ketika telat

pulang kepondok ataupun masalah kepulangan hukumanya dengan

hukuman badan ataupun denda yaitu uang begitu mbak.

P Apa yang membuat kamu agar semangat dalam menjalankan semua

kegiatan disini mbak ela?

S2 Yang pertama pastilah karena ada ta’ziran, yang kedua karena itu

sebuah keputusan yang wajib kita jalani jadi saya semangat untuk

menjalankan sebuah peraturan yang ada.

P Mungkinkah dengan adanya ta’zir kamu bisa menjalankan kegiatan

dengan tertib mbak ela?

S2 Bisa jadi, karena dengan adanya suatu penegasan dapat menimbulkan

Page 123: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

106

ketakutan bagi diri saya sendiri, memang dari awal saya agak keberatan

dalam menjalankan semua kegiatan disini karena saya juga baru

pertama kali mondok di pondok pesantren maka awalnya saya belum

terbiasa, tapi lama-kelamaan menjadi sebuah kebiasaan bagi saya

sendiri.

P Perubahan yang seperti apa pada diri mbak ela, setelah adanya ta’zir

diterapkan mbak?

S2 Dengan adanya ta’zir saya semakin mengerti apa itu sebuah kewajiban,

disisi lain dalam diri saya lebih sadar bahwa dimana suatu lembaga pasti

disitulah pasti ada tata tertib yang wajib kita patuhi, dengan adanya

ta’zir saya lebih tertib dalam menjalankan semua kegiatan disini, dan

saya lebih giat lagi dalam menjalankan semua kegiatan semenjak

adanya ta’ziran, dan tertib waktu saat kepulang kerumah maupun

kegiatan umum lainya yang menyangkut kegiatan kampus.

P Menurut mbak ela sendiri sebagai santri apakah dengan adanya

penerapan ta’zir disini hasilnya selalu mencapai 100% dari semua

kegiatan yang mbak ela ketahui?

S2 Menurut saya kegiatan berjalan 90% setelah adanya peraturan baru yaitu

penegasan ta’zir, semua santri rata-rata mempunyai berubahan sendiri-

sendiri, dan masih juga ada santri yang melanggar namun tidak begitu

banyak seperti dulu,dan bedanya sekarang dengan sebelum adanya

ta’ziran sangat begitu banyak yang kelihatan adalah dari kegiatan,

sholat berjamaah, mengaji sorogan, masalah kepulangan serta piket

harian karena juga terdorong dari tindakan kepengurusan yang sekarang

semakin tegas.

P Oke... terimakasih mbak ela atas informasi dan waktunya

assalamualaikum...

S2 Sama-sama mbak amin ....waalaikumsalam.

Page 124: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

107

Wawancara dengan Penasehat (Ibu Afiftus Tsaniyah, S.Pd.)

Wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren An-Nur

Page 125: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

108

wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren An-Nur

wawancara dengan Santri Pondok Pesantren An-Nur

Page 126: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

109

wawancara dengan Santri Pondok Pesantren An-Nur

Bentuk Takziran dalam bentuk non fisik (menulis lafadz)

Page 127: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

110

Ta’zir yang dilakukan setiap malam jum’at di Pondok Pesantren An-

Nur.

Misi Pondok Pesantren An-Nur

Page 128: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

111

Struktur Organisasi kepengurusan Pondok Pesantren An-Nur Putra

Struktur Organisasi kepengurusan Pondok Pesantren An-Nur Putri

Page 129: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

112

Kegiatan rutinan tahlilan setiap minggu pagi di makam andong

Kegiatan rutin tahlilan setiap malam jum’at PP An-Nur Putra-Putri

Page 130: BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4095/1/skripsi.pdf · Sistem penegasan (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk mencapai

113

Kegiatan rutin bahtsul masail setiap malam Rabu PP An-Nur Putra-

Putri

Kegiatan rutin bersih-bersih bersama setiap hari minggu PP An-Nur

Putra-Putri