bagaimana struktur dan fungsi yang terganggu
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
Esty Risa Mubarani 04011181320033
ANALISIS MASALAH
Bagaimana struktur dan fungsi yang terganggu?(persarafan sesuai kasus)
Jawab: Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi atas 2
bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis (sebagai
artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan
bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus
dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian
posterior vertebra
antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial. Menurut Haldeman et al (2002),
Diskus intervertebralis baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan
yang tidak peka nyeri,dan yang merupakan bagian peka nyeri adalah:
Lig. Longitudinale anterior
Lig. Longitudinale posterior
Corpus vertebra dan periosteumnya
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum
Fasia dan otot
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).
Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang
sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot sakrospinalis,
abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring (Haldemanet al, 2002).
Esty Risa Mubarani 04011181320033
Syaraf sinuvertebral dianggap merupakan struktur utama syaraf sensoris yang
mempersyarafi struktur tulang belakang lumbal. Berasal dari syaraf spinal yang terbagi
menjadi divisi utama posterior dan anterior. Syaraf ini akan bergabung dengan cabang
simpatetis ramus communicans dan memasuki canalis spinalis melalui foramen
intervertebral, yang melekuk ke atas di sekitar dasar pedikel menuju garis tengah pada
ligamen longitudinal posterior. Syaraf sinuvertebral mempersyarafi ligamen longitudinal
posterior, lapisan superfisial annulus fibrosus, pembuluh darah rongga epidural, duramater
bagian anterior, tetapi tidak pada duramater bagian posterior (duramater posterior tidak
mengandung akhiran syaraf), selubung dural yang melingkupi akar syaraf spinal dan
periosteum vertebral bagian posterior).
Esty Risa Mubarani 04011181320033
Bagaimana penyebab dan mekanisme penurunan tinggi badan sebanyak 5cm?
Jawab: Kondisi tulang yang rapuh dan mudah patah pada osteoporosis dapat menyebabkan
fraktur kompresi. Fraktur kompresi banyak terjadi pada bagian depan tulang belakang yang
menyebabkan tulang belakang berbentuk baji dan mengakibatkan postur tubuh membungkuk
atau kifosis. Kifosis inilah yang menyebabkan penurunan tinggi badan pada seseorang.
Bagaimana penyebab dan mekanisme fraktur vertebra L3?
Jawab: Struktur tulang menjadi tidak kompak lagi apabila seseorang mengalami osteoporosis
karena adanya penurunan massa densitas tulang. Kondisi inilah yang menyebabkan
penurunan kekuatan tulang untuk menyangga berat badan sehingga gerakan sederhana seperti
bersin, mengangkat beban berat, dan terjatuh di kamar mandi pun dapat menyebabkan fraktur
kompresi. Fraktur kompresi ini merupakan kompresi aksial (vertikal) dimana nukleus
pulposus akan mematahkan lempeng vertebra dan menyebabkan fraktur vertikal vertebra,
dengan kekuatan yang lebih besar bahan diskus didorong masuk ke dalam corpus vertebra,
menyebabkan burst fracture. Karena unsur posterior tetap utuh, keadaan ini merupakan
cedera stabil. Fragmen tulang dapat terdorong ke kanalis spinalis dan inilah yang sering
membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan neurologis.
Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan radiologi?
Jawab: Interpretasi hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran vertebra L3 yang
berbentuk bikonkaf. Hal ini disebabkan oleh penurunan densitas tulang, dimana terjadi
penurunan jumlah trabekula dan lapisan-lapisan kasar.
Apa diagnosis banding pada kasus?
Jawab:
Esty Risa Mubarani 04011181320033
Osteoporosis tipe I
Osteomalacia
Homocystinuria/Homocysteinemia
Hyperparathyroidism
Imaging in Osteomalacia and Renal Osteodystrophy
Mastocytosis
Multiple Myeloma
Paget Disease
Scurvy
Sickle Cell Anemia
Bagaimana patofisiologi dan patogenesis pada kasus?
Jawab: Tulang terdiri atas sel dan matriks. Terdapat dua sel yang penting pada pembentukan
tulang yaitu osteoclas dan osteoblas. Osteoblas berperan pada pembentukan tulang dan
sebaliknya osteoklas pada proses resorpsi tulang. Matriks ekstra seluler terdiri atas dua
komponen, yaitu anorganik sekitar 30-40% dan matrik inorganik yaitu garam mineral sekitar
60-70 %. Matrik inorganik yang terpenting adalah kolagen tipe 1 ( 90%), sedangakan
komponen anorganik terutama terdiri atas kalsium dan fosfat, disampinh magnesium, sitrat,
khlorid dan karbonat.
Dalam pembentukan massa tulang tersebut tulang akan mengalami perubahan selama
kehidupan melalui tiga fase: Fase pertumbuhan, fase konsolodasi dan fase involusi. Pada fase
pertumbuhan sebanyak 90% dari massa tulang dan akan berakhir pada saat eepifisi tertutup.
Sedangkan pada tahap konsolidasi yang terjadi usia 10-15 tahun. Pada saat ini massa tulang
bertambah dan mencapai puncak ( peak bone mass ) pada pertengahan umur tiga puluhan.
Serta terdapat dugaan bahwa pada fase involusi massa tulang berkrang ( bone Loss )
sebanyak 35-50 tahun. Secara garis besar patofisiologi osteoporosis berawal dari adanya
massa
puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang. Massa puncak tulang
yang rendah ini diduga berkaitan dengan faktor genetic, sedangkan faktor yang menyebabkan
penurunan massa tulang adalah proses ketuaan, menopause, faktor lain seperi obat obatan
atau aktifitas fisik yang kurang serta faktor genetik.
Esty Risa Mubarani 04011181320033
Osteoporosis pada wanita diduga berhubungan dengan penurunan hormon estrogen
pasca menopause. Normalnya, estrogen berperan dalam merangsang osteoblast mengeluarkan
OPG yang berperan dalam aktivasi preosteoblast menjadi osteoblast. Estrogen juga
menurunkan sitokin pro-inflamasi sekitar osteoblast untuk mengoptimalkan kerjanya
sehingga sehingga formasi tulang berlangsung dengan baik. Penurunan sitokin pro-inflamasi
ini juga menghambat resorpsi tulang yang berlebihan oleh osteoclast.
Apabila kadar estrogen tubuh seseorang menurun, terutama pasca menopause, OPG
akan menurun dan sitokin pro-inflamasi meningkat. Sel T menyebabkan peningkatan
rekrutmen, diferensiasi, dan lifespan osteoclast melalui IL-6, IL-1, dan TNF alfa. Penurunan
estrogen juga menyebabkan osteoblast meningkatkan pelepasan RANKL untuk berikatan
dengan reseptornya (RANK) sehingga terjadi peningkatan maturasi osteoclast dan resorpsi
tulang. Imbalans antara formasi dan resorpsi tulang ini menyebabkan tulang menjadi rapuh
dan mudah patah karena densitas mineralnya yang berkurang.
Bagaimana KIE pada kasus?
Jawab:
Anjurkan pasien untuk melalukan aktivitas fisik yang teratur.
Jaga asupan kalsium 100-1500 mg/hari, melalui makanan seharai-hari ataupun
euplemen
Esty Risa Mubarani 04011181320033
Hindari merokok dan minum alcohol
Diagnosis dini dan terapi yang tepat terhadap efisisensi testosterone pada laki laki dan
menopause pada wanita
Kendalikan berbagai penyakit dan obat-obatan yang dapat menimbulkan osteoporosis
Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan pasien terjatuh
Hindari defisiensi vit. D, terutama orng-orang yang kurang terpajan sinar matahari.
Hindari peningkatan eksresi kalsium lewat ginjal dengan membatasi asupan natrium 3
gram/hari untuk meningkatkan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal.
Pada pasien yang memerlukan glukokortikoid dosis tinggi dan jangka panjang
usahakan pemberian glukortikoid pada dosis serendah mungkin
Pada pasien AR sangat penting mengatasi aktivitas penyakitnya