bag-21-79-80-cek__20090130071832__20

32
21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

Upload: raemora-zaith-ithin

Post on 14-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

21

21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN 1. Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk

Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan memiliki wilayah daratan seluas 79.145 km2, atau kurang lebih 4,15% dari wilayah daratan Indonesia secara keseluruhan. Dibandingkan dengan Daerah-daerah Tingkat I lainnya di Sulawesi, Sulawesi Selatan merupakan Daerah Tingkat I yang terluas di Sulawesi. Berbentuk semenanjung yang memanjang dari utara ke selatan dengan pegunungan Latimojong di bagian utara dan pegunungan Lompobatang di bagian selatan. Kedua pegunungan itu dipisahkan oleh lembah-lembah dan dataran-dataran rendah yang re-latif subur. iklimnya tergolong tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 1.000 1.500 mm/tahun.

Jenis dan struktur tanah terdiri dari tanah vulkanis di bagian sela- tan dan sedimentasi serta alluvial di bagian tengah dan utara, dengan beberapa variasi. Keadaan tanah yang relatif subur dengan variasi tinggi-rendahnya permukaan tanah menyebabkan sebagian besar dari wilayah Sulawesi Selatan cocok untuk usaha-usaha pertanian, terutama pertanian pangan. Sejak beberapa tahun, Dati I Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu "lumbung pangan nasional".

Secara administratif, Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan terbagi ke dalam 23 Daerah Tingkat II (2 Kotamadya .dan 21 Kabupaten), 169 Kecamatan dan 1.170 Desa. Kabupaten yang terluas adalah Kabupaten Luwu dengan luas 26.026 km2 atau 32,8% .dari luas daerah seluruh-nya, sedang Kabupaten yang tersempit adalah Kabupaten Takalar dengan luas hanya.486 km2 atau kurang dari 1% luas Propinsi seluruhnya.

Pada tahun 1976, berdasarkan registrasi, jumlah penduduk adalah sebanyak 5.769.085 jiwa. Dibandingkan dengan jumlahnya pada ta-hun 1971, yaitu 5.179.911 jiwa, maka selama periode 1971 1976 telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak 434.677 jiwa, atau

rata-rata 2,18% per tahun. Tingkat pertambahan penduduk tertinggi terjadi di Kotamadya Ujung Pandang, yaitu sebesar 7,48% rata-rata per tahun. Kabupaten-kabupaten lain yang mengalami kenaikan pendu- duk yang relatip tinggi adalah Kabupaten-kabupaten Luwu dan Ma- jene, yaitu masing-masing 5,79% dan 4,06% rata-rata per tahun.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang terkecil dialami oleh Kabu- paten-kabupaten Tanah Toraja dan Soppeng, masing-masing dengan 0,48% dan 0,92% rata-rata per tahun. Di luar 2 Kotamadya yang ada, Kabupaten-kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Kabupaten Takalar (336 jiwa/km2) dan Kabupaten Jeneponto (283 jiwa/Km2), sedang Kabupaten-kabupaten yang paling jarang pendu- duknya adalah Kabupaten Mamuju (7 jiwa/km2) dan Kabupaten Luwu (17 jiwa/km2). Untuk Daerah Tingkat I secara keseluruhan, tingkat kepadatan rata-rata adalah sebanyak 73 jiwa/km2.

Menurut penelitian, kurang lebih 75% dari jumlah penduduk Sula- wesi Selatan hidup dan berusaha di sektor pertanian (pangan, perke- bunan, perikanan, kehutanan, dam peternakan). Selebihnya hidup dan bekerja di berbagai sektor lainnya, yaitu sektor-sektor perdagangan, jasa-jasa angkutan, perbankan, industri, pemerintahan, dan lain-lain.

Hampir seluruh bagian wilayah di Sulawesi Selatan dapat dicapai melalui jalan darat. Jaringan jalan utama antara lain adalah jalur jalan. dari Ujung Pandang ke pantai selatan melalui kota-kota Takalar, Je- neponto, sampai-dengan Bulukumba, dan ke utara melalui kota-kota Maros, Pangkajene, Pare-Pare, Polewali sampai dengan Majene.

Di samping itu terdapat pula jaringan jalan yang menghubungkan pantai barat dan pantai timur, antara lain dari Ujung Pandang Sinjai, Maras Watampone, dan dari Pare-Pare Enrekang Palopo, atau melalui Sidenreng, Anabanua terus menyusur pantai timur ke Palopo. Dari Palopo dapat diteruskan melalui jalan darat sampai ke Wotu, yang dari sini dapat diteruskan lagi, sampai ke perbatasan dengan Sulawesi Tengah. Seluruh panjang jalan Negara yang ada ada- lah kurang lebih 596 km, sedangkan jalan Pimping dan Kabupaten/ Kotamadya masing-masing adalah 1.687 km dan 63.136 km.

Pelabuhan udara Hasannuddin yang terletak kurang lebih 22 km dari kota Ujung Pandang adalah pelabuhan udara utama yang sudah dapat didarati oleh pesawat sejenis DC-9 (penuh).Selain itu terdapat pula beberapa pelabuhan udara perintis antara lain di Malili dan Soroako dan Masamba di Kabupaten Luwu, Karam di Kabupaten Mamuju, serta Bahomatewe di Kabupaten Polmas.

Kecuali pelabuhan laut Ujung Pandang, yang menjadi pelabuhan laut utama, baik untuk Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan maupun un- tuk Indonesia bagian Timur pada umumnya, terdapat pula beberapa pelabuhan laut lainnya yang lebih kecil antara lain Pare-Pare di pantai barat yang mempunyai hubungan teratur dengan Kalimantan Timur, Bantaeng di pantai selatan yang selain sebagai pelabuhan umum berfungsi juga sebagai pelabuhan ferry yang menghubungkan Bantaeng dengan Pulau Salayar, dan pelabuhan Bajoe di pantai timur yang mem punyai hubungan ferry dengan Kolaka di Sulawesi Tenggara. Di samping sistim RLS, sistim angkutan yang sangat efektif di dalam melayani kegiatan perdagangan dan arus penumpang adalah armada pela- yaran rakyat.

Di samping hasil-hasil pertanian, yang di dalamnya termasuk pertanian pangan (beras, jagung, dan palawija lainnya), perkebunan (ke- lapa, kopi, lada, pala, kapok, cengkeh, karet, coklat, rosella, sorghum), perikanan (laut dan darat), peternakan (sapi, kerbau, kambing/domba, unggas), dan kehutanan (kayu, rotan, damar), Daerah Tingkat I Sula-wesi Selatan juga menghasilkan barang-barang hasil industri dan pertambangan. Di antaranya yang cukup menonjol adalah semen (Tona- sa), nikkel (Malili), kertas (Gowa), gula (Bone, Takalar), sutera alam (Sopeng, Sidrap, Enrekang), dan berbagai macam basil kerajinan/ industri rakyat.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama Repelita III

Di bidang pertanian pangan, produksi akan ditingkatkan melalui usaha-usaha intensifikasi dan ektensifikasi. Intensifikasi meliputi tanaman tanaman padi, palawija, dan sayuran. Ini akan, ditunjang dengan pembangunan dan pembinaan Kebun Benih Sentral (KBS),Balai-balai Benih, Brigade Proteksi, Unit Pengamatan Hama dan Penyakit, dan Balai-balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Peningkatan tanaman pangan melalui ekstensifikasi juga akan dilakukan antara lain dengan, jalan pencetakan sawah baru clan pembinaan pertanian daerah transmigrasi.

Di bidang peternakan akan dikembangkan usaha peternakan rakyat dengan cara Panca Usaha Ternak melalui sistem kredit dan gaduh Usaha ini akan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan pengamanan ter- nak, pembinaan makanan ternak, inseminasi buatan, penyuluhan dan penyediaan kredit. Usaha perluasan areal (ekstensifikasi) akan lebih dikembangkan dengan jalan mendorong usaha peternakan ranch me- lalui bimbingan dan penyediaan kredit kepada pihak swasta. Jenis ternak yang akan dikembangkan adalah sapi, kerbau, kambing dan unggas.

Di bidang perikanan akan terus ditingkatkan pembinaannya. Untuk itu antara lain akan dilakukan pengadaan dan penyempurnaan pra- sarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yang memenuhi syarat serta mempunyai potensi untuk berkembang. Di tempat-tempat pendaratan ikan akan dilakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan, bimbingan, dan latihan ketrampilan. Di isamping itu untuk pembinaan dan pengem-bangan budidaya air payau (tambak) akan dibangun Balai Benih Udang, tambak-tambak demonstrasi, dan normalisasi saluran-saluran tambak yang ada. Budidaya air tawar akan dikembangkan antara lain dengan membangun Balai Benih Ikan dan kolam-kolam demonstrasi.

Peningkatan basil perkebunan rakyat akan dilakukan antara lain melalui usaha-usaha peremajaan kelapa di beberapa daerah sentra produksi, pengembangan tanaman kapas, antara lain di Jeneponto dan sekitarnya, pengembangan tanaman tabu di Takalar dan sekitarnya, dan pengembangan tanaman cengkeh.

Di bidang kehutanan antara lain akan dilakukan kegiatan-kegiatan pengawasan hutan, inventarisasi dan pengukuhan hutan, pengembang- an sutera alam, treboisasi dan penghijauan di DAS-DAS Saddang, Jeneberang dan Bilawalanae, dan daerah-daerah kritis lainnya, serta perlindungan dan pengawetan alam, antara lain di daerah Mandar.

TABEL 21 1LUAS W1LAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT ISULAWESI SELATAN, 1971 DAN 1976

No.Daerah Tingkat IILuas

Wilayah

(Km2)JumlahKeca-

matanJumlahP e n d u d u k

Desa19711976Pertumbuhan Kepadatan

rata-rata

per tahunper Km2th. 1976

1.Kodya Ujung Pandang231162 434.168 622.6937,4827.191,8

2.Kodya Pare-Pare113312 72.471 78.9811,74700,2

3.Kab. Memuju11.603627 69.668 78.1961,136,7

4.Kab. Luwu26.02616144 326.062 432.0175,7916,6

5.Kab. Majene1.932420 78.925 96.3214,0649,9

6.Kab. Polmas9.985883 313.559 354.7662,5035,5

7.Kab: Tana Toraja3.251965 308.054 315.5660,4897,1

8,Kab. Pinrang2.508744 258.214 273.2281,14108,9

9.Kab: Enrekang1.835528 121.140 130.5051,5071,1

10.Kab Sidrap

. Sidra2.339732 181.588 192.2671,1582,2

11.Kab. Wajo2.2781051 322.225 357.9502,13157,1

12.Kab. Soppeng1.500534 230.625 241.4060,92160,9

13.Kab: Barru1.554524 132.718 139.189 0,9689,6

14.Kab. Pangkep1.161970 205.169 237.5412,97204,6

15.Kab. Bone4.55621205 596.943 637.7201,33139,9

16.Kab. Maros1.081441 197.424 208.2871,08192,7

17.Kab. Gowa2.047849 305.616 331.2241,62161,8

18.Kab. Sinjai1.052.538 149.396 162.4151,69154,4

19.Kab. Bulukumba1.280743 260.841 283.8321,70221,7

20.Kab. BantaEng554315 89.607 105.9893,42191,3

21.Kab..Jeneponto790528 200.605 223.5052,19282,9

22.Kab. Takalar486635 152.553 163.1261,35335,9

23.Kab. Selayar1.191J520 92.342 102.3612,0885,9

DAERAH TINGKAT I 79.1451691.1705.179.9115.769.0852,1872,9

Untuk menunjang usaha peningkatan produksi, terutama pangan, akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi Sad- dang, irigasi Tabo-Tabo, irigasi Jeneberang, irigasi Luwu, irigasi Pamukulu, irigasi Kelara, dan irigasi sedang kecil, sederhana dan tersier yang tersebar. Di samping itu akan dilanjutkan studi mengenai kemungkinan pembangunan irigasi Lengkeme sebagai salah satu pro- yek dalam rangka pengembangan daerah Sulawesi Selatan bagian Tengah. Dalam usaha penanggulangan bencana banjir akan dilaksanakan kegiatan perbaikan dan pengamanan sungai.

Sementara itu, dalam rangka mengusahakan agar harga pangan tetap terjangkau oleh daya beli rakyat, pada musim panen di mana harga berkecenderungan turun di bawah harga dasar, akan dilaksa- nakan pembelian .bahan pangan, sedang di musim paceklik di mana harga berkecenderungan meningkat melebihi harga batas tertinggi, akan dilakukan penjualan bahan pangan di pasaran umum.

Untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan akan ditingkatkan usaha-usaha penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui peningkatan kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga). Di samping itu, akan ditingkatkan pula usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A dan pencegah- an serta penanggulangan penyakit gondok endemik.

Selanjutnya, para petani dan rumah tangga yang mempunyai pekarangan luas akan didorong untuk memanfaatkan pekarangannya untuk menghasilkan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk kepentingan keluarga mereka.

Di bidang industri, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan antara lain meliputi peningkatan bimbingan dan penyuluhan terhadap industri sedang dan besar dengan pengarahan dan peningkatan kemampuan berproduksi dan pasaran, perluasan usaha dan investasi baru, sambil mengusahakan pencegahan pencemaran lingkungan.

Untuk menampung perkembangan industri yang semakin me- ningkat akan dilanjutkan pembangunan Kawasan Industri di Ujung Pandang. Selanjutnya, dengan masih tersedianya bahan baku batu

kapur dan tanah liat, akan terus dijajagi kemungkinan pembangunan pabrik semen Tonasa III oleh pihak swasta dengan kapasitas 500.000 ton/tahun. Demikian pula akan dilanjutkan penelitian kelayakan pembangunan galangan kapal untuk menampung kebutuhan daerah Indonesia Timur.

Untuk peningkatan pengembangan industri kecil dan pedesaan akan dibangun Pusat Pengembangan Industri Kecil (PPIK) di Ujung Pandang. Di samping itu akan ditingkatkan Pusat Pelayanan dan Pusat Promosi Industri Tekstil di Sengkang, Unit Percontohan Pegaraman, Unit Percontohan Galangan Kapal Rakyat, peningkatan pelayanan pada industri pengolahan sabut kelapa, industri pengolahan kemiri dan pandai besi yang keseluruhannya berlokasi di Ujung Pandang, pengolahan sekam padi, pegaraman rakyat di Jeneponto, minyak atsiri di Bulukumba, anyaman rotan dan bambu di Bone, penyamakan kulit di Gowa, dan pembakaran kapur di Bone dan Maros. Akan dikembangkan pula jenis-jenis industri ukiran kayu di Tanah Toraja, pengolahan logam di Ujung Pandang, dan industri sutera alam di Soppeng, Sidrap, Enrekang, dan Wajo.

Untuk menunjang kegiatan industri yang semakin meningkat akan ditingkatkan kemampuan Balai Pusat Kimia di Ujung Pandang.

Di bidang pertambangan, akan dilakukan penelitian lanjutan terhadap mineral-mineral yang terdapat di kabupaten-kabupaten Luwu, Tanah Toraja, dan Polewali Mamasa. Di samping itu akan, dilanjut-kan kegiatan pemetaan geologi untuk seluruh daerah.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik, akan di-bangun pusat-pusat listrik tenaga diesel (PLTD) sebanyak 3 unit masing-masing dengan 12 MW di Ujung Pandang, dan melanjutkan penelitian teknis pembangunan pusat listrik tenaga air (PLTA) Saddang I dan II masing-masing dengan kapasitas 31 MW. Juga akan dilakukan penelitian kelayakan potensi tenaga air yang belum dimanfaatkan di Sungai Larona.

Di samping itu akan dibangun pusat-pusat listrik tenaga diesel (PLTD) yang tersebar letaknya beserta transmisi dan distribusinya dengan kapasitas 23,4 MW.

Dalam rangka kelistrikan desa, maka di daerah Luwu akan di- bangun pusat-pusat pembangkit listrik untuk dapat masuk ke desa- desa di daerah tersebut.

Di bidang pembangunan jalan akan ditekankan pelaksanaannya kepada peningkatan jalan, penunjangan jalan dan penggantian jem- batan. Peningkatan jalan akan meliputi sekitar 1.500 km antara lain antara Palopo Malili, Palopo Tarumpakae, Mamuju Pinrang, Polewali Mamasa , Ujung Lamuru Palatae Bajo, dan Tane- tepakae Fokalala. Penunjangan jalan akan meliputi sekitar 500 km antara lain antara Takalar Jeneponto. dan Jeneponto Banta-Eng. Penggantian jembatan akan dilaksanakan sekitar 1.500 m.Sementara itu, pelabuhan udara Hasanuddin di Ujung Pandang akan ditingkatkan untuk mampu menampung pesawat sejenis DC-10 terbatas. Demikian pula akan dilanjutkan peningkatan angkutan penyeberangan antara Bajoe Kolaka, dan Bulukumba Selayar, berupa pembangunan dermaga dan terminal serta fasilitas lainnya.Di bidang pariwisata, akan dilanjutkan pengembangan obyek-obyek pariwisata .di Tanah Toraja dan beberapa daerah sekitarnya.

Di bidang Pos dan Giro akan dibangun 40 buah kantor pos pembantu di 40 buah lokasi dan 1 buah kantor giro daerah pos di Ujung Pandang. Juga akan diadakan penambahan fasilitas pos.

Di bidang perhubungan laut, akan dilanjutkan rehabilitasi fasilitas pelabuhan beserta peningkatan keselamatan pelayaran pelabuhan Ujung Pandang dan Paotere.

Dalam bidang perdagangan, akan ditingkatkan pembinaan peng- usaha-pengusaha golongan ekonomi lemah dan lembaga-lembaga pemasaran yang ada dengan memberikan penyuluhan, motivasi, serta ketrampilan kewiraswastaan.

PeMbinaan kegiatan ekspor akan dilakukan dengan tindak lanjut kegiatan pekan komoditi yang telah dilaksanakan, antara lain untuk makanan ternak di Pare-Pare, penggarapan komoditi melalui penyu- luhan kepada perusahaan-perusahaan atau produsen-produsen yang antara lain menghasilkan atau mengekspor kapuk randu rakyat,

ternak, minyak atsiri, rempah-rempah, tepung ikan, barang-barang kulit, barang-barang kayu, barang-barang kerajinan, tapioka, cassia fistula, makanan kaleng dan olahan, ukir-ukiran, kerajinan kulit kerang, kerajinan perak dan sutera alam. Berkaitan dengan usaha- usaha ini, akan dikembangkan pusat-pusat perdagangan lokal dan regional yang berfungsi sebagai pusat-pusat pengadaan/pengumpulan dan distribusi barang.

Pembangunan koperasi di daerah ini akan ditingkatkan sehingga pada akhir Repelita III diharapkan di semua kecamatan (169 keca- matan) telah dibentuk KUD yang kegiatannya meliputi bidang pertanian pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, kerajinan rakyat, industri kecil, penyaluran pupuk .dan obat-obatan, jasa alat-alat per- tanian dan alat-alat pengolah hasil pertanian, jasa angkutan, jasa listrik pedesaan serta perkreditan. Diharapkan bahwa sebagian besar KUD-KUD tersebut nanti telah memiliki manajer dan badan peme- riksa yang berkemampuan, organisasi yang mantap serta keanggotaan yang aktif.

Sementara itu dalam rangka pembinaan terhadap para pengusaha golongan ekonomi lemah, akan dilaksanakan program Pengembangan Pengusaha Kecil yang dibantu oleh Bank Indonesia, antara lain de- ngan mengembangkan Proyek Manajemen Unit, yang mengusahakan pengembangan potensi pengusaha-pengusaha kecil melalui program KIK dan KMKP.

Di bidang agama, akan .ditingkatkan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan dan rehabilitasi 693 tempat ibadah berbagai agama, pembangunan sekitar 101 Balai Nikah, dan sejumlah Balai Sidang Agama, serta pembangunan/perluasan 23 Kantor Agama Kabupaten/Kotamadya. Selain itu, akan dibangun atau diperluas se- kitar 17 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) serta perbaikan kembali sejumlah Madrasah Ibtidaiyah Swasta, di samping pembangunan/ rehabilitasi sekitar 8 Madrasah Tsanawiyah, 9 Madrasah Aliyah, dan 5 Pendidikan Guru Agama.

Penerangan dan bimbingan hidup beragama khususnya untuk masyarakat transmigran, masyarakat suku terasing, dan berbagai masya

rakat khusus lainnya akan terus ditingkatkan. Dalam pada itu, IAIN Alaudin akan terus dikembangkan sesuai dengan Tridharma Pendi- dikan Tinggi.

Dalam bidang pendidikan, antara lain akan dibangun sekitar 1.100 gedung SD baru, di samping perbaikan kembali gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang memerlukannya. Bersamaan dengan itu, daya tampung SLTP akan terus diperluas, antara lain melalui pembangunan sekitar 24 SMP baru, di samping penambahan lebih dari 310 ruang kelas baru pada SMP yang ada. Untuk menampung para lulusan SLTP yang semakin meningkat, akan dibangun pula 6 gedung SMA baru, di samping penambahan lebih dari 70 ruang kelas baru. Khusus untuk pendidikan teknologi dan kejuruan, akan dikembangkan 6 buah berbagai STM, 15 SMEA, dan sejumlah sekolah lainnya, di samping 4 buah SPG.

Sementara itu, Universitas Hasanuddin akan terus dikembangkan antara lain dalam bidang-bidang teknologi, manajemen, pertanian, kesehatan, dan ilmu-ilmu sosial, di samping terus melanjutkan pembangunan kampus baru. Demikian pula akan ditingkatkan produktivi- tas IKIP dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan seko- lah lanjutan terutama untuk Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur, dan pendidikan dan latihan ketrampilan sejumlah lebih kurang 3.975 orang transmigran pembina.

Dalam rangka pengembangan kebudayaan, antara lain akan disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan museum di Ujung Pandang, merintis pemugaran kompleks kepurbakalaan di Ujung Pandang dan sekitarnya, dan melaksanakan pemugaran kompleks-kompleks kepurbakalaan seperti Kraton Goa, untuk dijadikan mu- seum dan pusat kebudayaan setempat, kompleks mesjid kuno di Kotangka, Makam Raja di Tallo. dan : Jera Lompo, bangunan pra se- jarah di Maros, dan Rumah Adat, Bola Seba di Bone.

Selain itu akan digali dan dibina lebih lanjut bentuk-bentuk teater rakyat yang hampir punah serta akan diadakan perekaman terhadap sastra lisan daerah. Musik tradisional akan direkam lebih lanjut untuk

dikembangkan. Demikian pula halnya dengan berbagai bentuk seni rupa seperti berbagai ragam hias berupa motif-motif seni daerah. Dalam rangka pengenalan dan pengembangan bahasa daerah, akan dilakukan atau dilanjutkan penelitian-penelitian terhadap struktur bahasa-bahasa Makasar dan Bugis, sastra Makasar dan Bugis beserta dialek-dialeknya, dan penelitian penyajian bahasa Indonesia di seko- lah-sekolah umum.

Di bidang kesehatan, akan dibangun sekitar 21 buah Puskesmas dan 216 buah Puskesmas Pembantu di daerah non transmigrasi, dan di 5 daerah tranmigrasi di Kabupaten-kabupaten Mamuju dan Luwu, di samping peningkatan, perataan serta perluasan jangkauan pela- yanan kesehatan kepada masyarakat melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan peningkatan Balai Pengobatan dan BKIA yang diintegrasikan ke dalam Puskesmas Pembantu. Juga akan dikembangkan peran serta masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan dan perbaikan gizi melalui PKMD dan UPGK. Di samping itu, akan ditingkatkan pencakupan sekolah-sekolah yang melaksanakan UKS, meliputi Se- kolah Dasar dan Sekolah Menengah, baik swasta maupun pemerintah.Untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, akan dibangun 4 buah RSU Kabupaten dan peningkatan pelayanan Rumah Sakit yang ada dengan jalan peningkatan peralatan medis dan non medis, laborato- rium serta sarana penunjang lainnya dan penempatan 7 orang dokter ahli di RSU. Selain, itu, akan dikembangkan sebuah unit pelayanan darurat gawat di Rumah Sakit yang telah ada, peningkatan Rumah Sakit Umum di Ujung Pandang sehingga lebih berfungsi sebagai Ru- mah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Regional dan peningkatan Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang.

Untuk melindungi masyarakat, akan dilakukan peningkatan peng-awasan terhadap obat, makanan dan minuman, kosmetika, alat kesehatan, obat tradisional, narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya dengan meningkatkan laboratorium pemeriksaan, melakukan pemeriksaan setempat, melakukan pengendalian dan lain-lain. Demi- kian pula akan ditingkatkan usaha-usaha pencegahan pemberantasan penyakit menular seperti kholera, malaria, dan penggalakan immu- nisasi.

Dalam rangka kesejahteraan sosial, akan dilakukan pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing di Kabupaten-kabupaten Banta-Eng, Polewali Mamasa, Barru dan Tana Toraja, dan melanjutkan pem- bangunan Panti Karya Taruna di Kabupaten Maros dan melanjutkan pembangunan Panti Rehabilitasi Penderita Cacat di Ujung Pandang.

Di bidang perumahan rakyat antara lain akan dilakukan pemba- ngunan rumah-rumah sederhana/rumah inti di Ujung Pandang, perin- tisan pemugaran perumahan desa di 4 kabupaten, perbaikan kam- pung (KIK) di Ujung Pandang, dan peningkatan serta penyempur- naan sistem pembuangan sampah dan pembangunan. penyaluran air hujan (drainage) di Ujung Pandang.

Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan kepada penye- lesaian kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita I seperti di kota- kota Ujung Pandang, Watampone, Majene, Jeneponto, Palopo, dan Pare-Pare, di samping akan diusahakan pelaksanaan program air ber- sih di 3 kota lainnya.

Sementara itu di bidang keluarga berencana selama Repelita III diharapkan akan dapat dicapai sasaran keluarga berencana sejumlah hampir 395.000 peserta baru dan sejumlah 190.000 peserta lestari. Untuk mencapai sasaran tersebut antara lain dilaksanakan kegiatan- kegiatan :

a. Meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi sampai ke pede- saan.

b. Meningkatkan pelayanan kontrasepsi sampai ke pedesaan.

c. Meningkatkan sarana pelayanan kontrasepsi (klinik) meliputi se- luruh daerah Kecamatan.

d. Meningkatkan ketrampilan petugas-petugas Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Dengan makin meluasnya jangkauan program Kependudukan dan

Keluarga Berencana dalam Repelita III perwakilan BKKBN akan di- buka di Seluruh Daerah Tingkat II sebagai pusat pengembangan ope- rasional, peningkatan kordinator Program Kependudukan dan

Keluarga Berencana di tingkat Kecamatan serta peningkatan sarana penunjang.

328

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan program akan dikembangkan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).

Untuk menampung para transmigran dari Jawa, akan dilakukan penelitian/penjajagan terhadap kemungkinan beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan sebagai Daerah penempatan transmigrasi baru, termasuk daerah Mamuju.

Di bidang hukum, akan dilakukan antara lain pembangunan, rehabilitasi, dan perluasan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sebanyak 24 buah di samping pembangunan 30 buah tempat sidang di berbagai kota kecil, pembangunan gedung Kejaksanaan Negeri sebanyak 28 buah, pembangunan dan rehabilitasi gedung Lembaga Pema-syarakatan sebanyak 16 buah, dan penyelesaian pembangunan 3 buah gedung Lembaga Pemasyarakatan, pembangunan 1 buah gedung Bim-bingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA), serta pena-taran bagi panitera sebanyak 35 orang.

Sementara itu, akan ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Hasanudin antara lain dalam pembangunan yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat.

Dalam usaha meluaskan penerangan kepada masyarakat, akan di- tingkatkan kemampuan siaran stasiun RRI Ujung Pandang dengan 50 KW, di samping peningkatan peralatan studio TVRI Ujung Pandang dan pembangunan stasiun pemancar TVRI di Majene dan Palopo.

Sementara itu, operasi penerangan untuk lebih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di pelbagai bidang akan ditingkatkan. Ini antara lain akan. dilakukan dengan membangun PUSPENMAS- PUSPENMAS di Kabupaten-kabupaten yang belum memilikinya dan penyebaran televisi umum ke desa-desa secara bertahap sesuai dengan jangkauan pemancar TVRI.

Penyelenggaraan Koran Masuk Desa (KMD) dengan mengikut serta- kan secara aktif pets daerah setempat akan terus diusahakan.

Dalam rangka pembangunan Daerah, desa dan kota, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan untuk :

1. Penunjangan jalan propinsi sepanjang kurang lebih 4.300 km.2. Eksploitasi, dan pemeliharaan pengairan kurang lebih 214.000 Ha, yang antara lain meliputi pemeliharaan bangunan, saluran pemba-wa, saluran pembuang, tanggul banjir dan jalan inspeksi.

3. Perbaikan jaringan irigasi lama, seperti irigasi Jeneberang, Patico Palaka, Ploi Bili, Maloso, Kunyi, Bulu Cenrana, Solobone, Bayangbayang, Aparan I dan II. .

4. Menunjang proyek sektoral, meningkatkan kesejahteraan penduduk daerah miskin, pembangunan/perbaikan prasarana perhubungan untuk membuka daerah terisolir, proyek yang menunjang pem bangunan desa dan kota (ibukota Propinsi), serta proyek-poryek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur Pemerintah.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk peme-liharaan, penunjangan, peningkatan dan pembangunan baru jalan-jalan kabupaten. Di samping itu, bantuan ini juga diarahkan peng-gunaannya untuk pembuatan/perbaikan irigasi sedang kecil, peng-galian saluran tersier, dan lain-lain proyek yang dianggap sangat berguna bagi kepentingan mum seperti pembuatan saluran-saluran air (riool), pasar, terminal bus, dan lain lain.

Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk melengkapi dan me-_

ningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam rangka meningkat- kan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuaikan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.

Dalam rangka pengembangan kota, akan dilakukan usaha penyu-sunan kota, antara lain untuk kota-kota. Sengkang dan Palopo. Guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan program reboisasi dan penghijauan. Pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah- daerah aliran sungai (DAS), seperti DAS Sadang, Bila Walana dan Jeneberang/Klara.

Sementara itu akan diusahakan peningkatan pengamanan daerah aliran sungai dalam rangka pencegahan banjir serta memelihara debit air untuk pengairan, penanggulangan pencemaran di daerah perkota- an dan daerah padat industri, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan bakau untuk pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah pe- sisir, dan pencegahan pengrusakan sumber-sumber alam di daerah-daerah pemukiman transmigrasi.

Di samping kegiatan-kegiatan pembangunan seperti tersebut di atas, dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah, akan secara terus menerus diusahakan penyempurnaan aparatur Pemerintah di daerah, termasuk penertiban dan penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan daerah._

317

318

319

320

322

323

324

325

326

327

329

330

331

PAGE