badan perencanaan pembangunan...
TRANSCRIPT
EVALUASI INDEPENDENPROGRAM WSLIC-2 DAN
PAMSIMAS
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Jakarta, Juli 2007
PENDAHULUANLatar Belakang
• Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan program pengentasan kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
• Untuk meningkatkan keberhasilan implementasi program ini, maka Bappenas ingin mengetahui sejauhmana efektivitas dari proyek-proyek pemberdayaan masyarakat yang ada sekarang.
• Sehingga pengalaman dan pembelajaran baik dari sisi perencanaan hingga kelangsungan dari proyek-proyek tersebut dapat dijadikan masukan untuk implementasi Program PNPM
Lingkup Program Yang Dievaluasi
Water Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (WSLIC2) yang diimplementasikan oleh Departemen Kesehatan. PAMSIMAS (baru dalam tahap disain) yang diimplementasikan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
PENDAHULUAN ……………lanjutan
Alasan Pemilihan Program Yang Dievaluasi
a) Berhubungan langsung dengan pengembangan masyarakat, b) Target dan program tersebut sampai tingkat kecamatan dan
pedesaan, c) Dalam konteks anggaran pemerintah, program-program tersebut
merupakan program dengan anggaran terbesar
Tujuan Evaluasi
a) Melakukan penilaian efektifitas pelaksanaan dalam mencapai tujuan yang telah dicanangkan pada programnya masing-masing,
b) Mempelajari cara-cara untuk perbaikan program dan pelajaran-pelajaran praktis dalam pengembangan masyarakat yang lain dan program pengentasan kemiskinan.
c) Memberikan masukan yang bermanfaat dan informasi yang tepat bagi Pemerintah Indonesia untuk mengelola dan mengarahkan sumber daya masyarakat untuk program-program sejenis ke depan.
METODOLOGI STUDI EVALUASI
• Pendekatan Evaluasi
Ruang Lingkup Evaluasi
Pencapaian hasil Pemilihan sasaran daerah miskin Peningkatan kapasitas Aliran dana dan kebocoranKeberlanjutan programOrganisasi masyarakatKepuasan terhadap program
Berangkat dari tujuan dan ruang lingkup materi evaluasi (research question) yang ada, maka evaluasi ini lebih menitik beratkan pada pencapaian keberhasilan program dari kedua proyek air bersih dan sanitasi.
Lokasi Evaluasi
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa
1. Jawa Timur Lamongan Maduran Pangean
Sugio Sidobogem
2. Nusa Tenggara Barat
LombokTimur
Sikur Kembang Kuning
Aikmel Aikmel Utara
3. SumateraBarat
PesisirSelatan
Linggo Sari Baganti,Kanagarian Punggasan
Lagan GadangMudik
Sutera, KanagarianSurantih
Rawang
KONSEP PROGRAM WSLIC-2 dan PAMSIMAS Latar belakang dilaksanakannya program WSLIC-2 dan PAMSIMAS:• pemanfaatan air bersih oleh masyarakat masih rendah, • cakupan sanitasi dasar masih rendah, dan • penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan ISPA di masyarakat
masih tinggiTujuan WSLIC-2
meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas dan kualitas hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah melalui perubahan prilaku, pelayanan kesehatan berbasis lingkungan, penyediaan air bersih dan
sanitasi yang aman, cukup
Tujuan PAMSIMASmeningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban; meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan serta mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas (scaling up) dan pengarusutamaan (mainstreaming) model di daerah lain, dalam upaya mencapai target MDG
PEMILIHAN SASARAN DAERAH MISKIN Kriteria Program WSLIC-2:
indeks kemiskinan (bobot = 30), cakupan layanan air bersih (bobot = 30), cakupan layanan sanitasi (bobot = 10), jumlah penduduk desa (bobot = 10) dan kasus
penyakit diare (bobot = 20). Selain itu harus juga dipertimbangkan hal-hal berikut, yaitu adanya potensi sumber air, tidak adanya proyek sejenisnya serta
kesanggupan masyarakat untuk berkontribusi.
No KRITERIA LOKASI Program PAMSIMAS
1 Adanya kontribusi masyarakat berupa:- Natura (material lokal, tenaga kerja, dan lain-lain) sebesar 16%- Dana tunai sebesar 4% dari total biaya proyek
2 Kesanggupan masyarakat untuk:- membiayai operasional dan pemeliharaan- membayar/mengumpulkan iuran
3 Indeks Kemiskinan yang tinggi di Desa/ Kelurahan
4 Desa/ Kelurahan yang terbatas akses terhadap air minum
5 Desa/ Kelurahan yang terbatas akses terhadap sarana sanitasi
6 Desa/ Kelurahan dengan prevalensi penyakit terkait air (diare) yang tinggi
7 Desa/ Kelurahan yang belum mendapatkan proyek sejenis (air minum & sanitasi) dalam 2 tahun terakhir
PENINGKATAN KAPASITAS SDM Kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building) masyarakatdan institusi dalam program WSLIC-2 dilaksanakan melaluipelatihan dan pemberdayaan.
Program pelatihan dirancang sesuai kebutuhan yangdiidentifikasi dan dianalisis dengan metode yang sistematis danpartisipatif yaitu Methodology for Participatory Assesment(MPA) dan dikombinasikan dengan teknik; observasi,wawancara, review dokumen yang berkaitan dengan tugas darikelompok sasaran, tujuan dan fase kegiatan (perencanaan,pelaksanaan dan pasca konstruksi).
Beberapa kebutuhan dan topik pelatihan yang diidentifikasisecara umum pada tingkat masyarakat yaitu:
a) Demand Responsive Approach/DRA dan pelatihan di tempat (in-situ);
b) Pelatihan pekerja di desa;c) Pelatihan Bidan Desa,d) Pelatihan Administrasi Keuangan,e) Pelatihan pengelolaan dan pemeliharaan sarana air bersih dan
sanitasi
ALiran Pendanaan
• Pinjaman Bank Dunia (IDA Credit) : USD 77.400.000
• Hibah (AusAID) : USD 6.500.000
• Pendamping (APBN dan APBD) : USD 12.200.000
• Kontribusi masyarakat : USD 10.600.000
• Total : USD 106.700.000
Perkiraan kebutuhan biaya : US$ 375 juta (100%)
Sumber dana Loan : US$ 137,5 juta (50%)
Sumber dana Pemerintah : US$ 137,46 juta (50%)
Berasal dari: Masyarakat : US$ 36,5 juta (13%)
Pemerintah Pusat : US$ 52,3 juta (18,9%)
Pemerintah Kab/Kota: US$ 48,9 juta (17,8%)
Program WSLIC-2
Program PAMSIMAS
ALiran PendanaanPermohonan
Pencairan DanaOleh TKM
Termin III (25%)Laporan kemajuan
fisik 75%
Termin II (50%)Saldo di rekening
<10%
Termin I (25%)SPPB
Verifikasi PMC
SPP-LS
Kas Daerah
Rekening TKM pada
bank/PT Pos
KPPN
1. SPM/2. SP2D
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Keterangan:SPPB: Surat Perjanjian Pemberian BantuanSPPLS:Surat Perintah Pembayaran LangsungTKM : Tim Kerja MasyarakatKPPN: Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraSPM: SuratPerintah MembayarSP2D: Surat Perintah Pencairan DanaPMC: Process Monitoring Consultan
Keberlanjutan Program
Faktor-faktor dalam Kesinambungan Sarana Air Bersih dan Sanitasi
Opsi organisasi yang dapat dipakai untuk program WSLIC-2 adalah;
Organisasi Masyarakat
Kelompok Pemakai Air; Tipe organisasi ini dapat dipakai untuk opsi sarana air bersih sumur gali dan pompa tangan dengan jumlah pengguna terdiri dari beberapa orang, pengurusnya terdiri dari Ketua dan pengumpul iuran. Pemeliharaan dapat dilakukan sendiri atau bergantian karena teknologinya sederhana, perempuan sebagai pengguna dapat memelihara yang sifatnya ringan Iuran digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan rutin.
Organisasi Pemakai Air; Tipe organisasi ini dapat dipakai untuk opsi sarana air bersih perpipaan dengan melayani banyak orang, sarananya merupakan milik masyarakat. Pengurusnya terdiri dari Ketua, adminitrasi keuangan dan unit Teknis. Perempuan sebagai pengguna dapat memelihara yang sifatnya ringan, pemeliharaan rutinda dan yang sulit dilakukan oleh unit teknis. Iuran digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan rutin.
Kepuasan Terhadap Program
Rahasia BerjenjangTransparansi & PartisipatifProporsionalObjektif
Setiap keluhan termasuk Surat Kaleng akan mendapat perhatian dan ditanggapi, berdasarkan pengelompokan pokok permasalahan yang dilaporkan.
Untuk petugas publik atau TKM yang bermasalah, penangan yang dilakukan akan mengikuti peraturan/perundangan yang berlaku dan akan mendapat bantuan hukum melalui Pemerintah Daerah.
Penanganan terhadap Pengaduan
Desa
Pelayanan Air Bersih Pelayanan Sanitasi
Cakupan Sebelum
WSLIC-2 (%)
Cakupan Setelah
WSLIC-2 (%)
Peningkatan Cakupan (%)
Cakupan Sebelum
WSLIC-2 (%)
Cakupan Setelah
WSLIC-2 (%)
Peningkatan Cakupan (%)
Pangean 25,24 100,00 296,20 25,85 100,00 286,85
Sidobogem 21,00 100,00 376,19 37,00 87,60 136,76
KembangKuning
20,50 94,75 362,20 15,50 17,94 15,74
Aikmel Utara 10,38 72,19 595,47 12,47 13,10 5,05
Lagan AgamMudik
33,47 82,00 145,00 19,83 76,00 283,26
Rawang 35,56 93,00 161,53 21,83 44,40 103,39
HASIL DAN ANALISA EVALUASI PROGRAM
Hasil evaluasi independen terhadap program WSLIC2 ditinjau dari 7 (tujuh) titik berat pencapaian keberhasilan program, yaitu:
1. Pencapaian Hasil:a) Kesesuaian antara tujuan dan hasil proyek.b) Ketersediaan sarana air bersih dan sanitasic) Penurunan penyakit yang disebabkan oleh air dan sanitasi yang baikd) Peningkatan PHBSe) Kemudahan mencapai akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi
Gambaran Umum Implementasi Program WSLIC-2Wilayah Barat: Prop. Sumbar Wilayah Tengah:. Jatim Wilayah Timur: Prop. NTB
Kab. Pesisir Selatan Kab. Lamongan Kab. Lombok TimurDs. LGM Ds. Rawang Ds.
SidobogemDs.
PangeanDs. Kembang
KuningDs. Aikmel
UtaraKondisi Lokasi Dataran
10 m dplPantai5-20 dpl
Dataran40 m dpl
Dataran6 m dpl
Pegunungan800-830 m dpl
Pegunungan3.726 m dpl
Komposisi Kesejahte-raan
Kaya : 10%Sdang: 30%Miskin: 60%
Kaya : 7,5%Sdang: 14,6%Miskin: 77,9%
Kaya : 10,7%Sdang:39,7%Miskin:49,6%
Kaya:11,0%Sdang:46,%Miskin:43,%
Kaya : 6%Sedang : 17%Miskin : 77%
Kaya : 6%Sdang : 23%Miskin : 71%
Thn Dibangun 2002 2005 2004 2005 2002 2002
Sistem Air Bersih
Off sitePerpipaan
On siteSumur gali
Off sitePerpipaan
Off sitePerpipaan
Off sitePerpipaan
Off sitePerpipaan
Sumber Air Air Permukaan
Air Tanah Dangkal
Air Tanah Dalam
Air Permukaan
Mata Air Mata Air
Pengolahan Tanpa Tanpa Tanpa IPA Tanpa Tanpa
M/E Tanpa Tanpa Pompa Pompa Tanpa TanpaKeberlanjutan
Manfaat
Iuran
Berlanjut, berkembangBerlanjut
Berlanjut,
Tidak Ada
Berlanjut, berkembangBerlanjut
Berlanjut, berkembangBerlanjut
Berlanjut,
Kurang Lancar
Berlanjut,
Berlanjut
Jamban Yg dibangun WSLIC-2
Jamban Umum: 3 unit
JAGA: 100 unit JAGA : 51 unit JAGA: 109 unit
JAGA: 15 unitJamlah: 3 unitJamUm: 1 unit
JAGA: 13 unitJamlah: 2 unitJamUm: 1 unit
2) Pemilihan sasaran daerah miskin: Secara umum, desa sasaranWSLIC-2 sudah tepat, yaitua) mayoritas penduduknya miskin (berpenghasilan rendah),b) tingginya penyakit yang disebabkan oleh air (waterborne diseases)c) ada potensi air bersih yang mudah untuk dikembangkan,d) kesediaan masyarakat desa untuk berpartisipasi
3) Peningkatan kapasitas: Melalui beberapa pelatihan:a) Sistim manajemen keuangan SAB,b) Pelatihan teknik operasional dan pemeliharaan air bersih,c) Teknik penyuluhan kesehatan,d) Pola hidup sehat untuk masyarakat dan guru,e) Pelatihan dokter kecil (di Desa Rawang, Pesisir Selatan),f) Pelatihan SODIS (di Lombok Timur).
Pelatihan mampu meningkatkan kapasitas SDM dalam bentukmeningkatnya:
• ketrampilan teknis pembangunan sarana air bersih bagi TKM.• kemampuan teknis operasi dan pemeliharaan sarana air bersih bagi TKM.• kemampuan pengelolaan prasarana air bersih bagi TKM• perilaku hidup sehat di masyarakat
4) Efektifitas Biaya, Struktur Pendanaan dan Aliran Dana:Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana air bersih dan sanitasiserta pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kapasitas masyarakatsudah cukup sepadan.
5) Keberlanjutan Program: Secara umum di desa yang dikunjungitelah mencapai kondisi keberlanjutan program saranaair bersih dan sanitasi, dengan dasar pertimbangan:a) Sarana air bersih dan sanitasi di enam desa tetap berfungsi (variasi
tahun proyek 2002, 2004 dan 2005) dan memenuhi tingkatkepuasan banyak pengguna.
b) Cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi telah mencapai lebih dari80% masyarakat sasaran program.
c) masyarakat telah memikirkan cara dan tindakan untuk menjagakesinambungan program WSLIC-2.
PENDORONG KEBERLANJUTAN = RASA MEMILIKI TERHADAP
PROGRAM
6) Organisasi masyarakat: Di setiap lokasi evaluasi telah terbentuk organisasi O&P sarana air bersih dan sanitasi, bertanggung jawab terhadap operasional sarana air bersih yang ada di desa..
Pengelola sarana membentuk HIPPAMS (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum dan Sanitasi) di tiap desa di Kab Lamongan.
HIPPAMS membentuk wadah Asosiasi HIPPAMS “Banyu Urip”.Asosiasi ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme anggota dalam pengelolaan sarana air minum dan sanitasi pedesaan, melalui koordinasi, konsultasi, pemberdayaan dan saling tukar pengalaman dalam rangka peningkatan dan penyetaraan kinerja anggota
7) Kepuasan Terhadap Program: Secara umum stakeholder di kabupaten sampai desa baik perangkat desa, pengelola sarana maupun masyarakat penerima manfaat air bersih dan sanitasi merasa puas terhadap Program WSSLIC-2 di desa mereka.
Puas terhadap program WSLIC-2, karena:Pencapaian hasil yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.Memberikan manfaat bagi masyarakat pengguna di perdesaan misalnya:o kemudahan mendapatkan air, o mengenal perilaku hidup bersih dan sehat, o BAB pada tempat-tempat tertentu (WC), o efisiensi waktu dalam pengambilan air
o Masyarakat merasa memiliki kegiatan yang dilaksanakan dalam program WSLIC-2.
KESIMPULANa. Secara umum program WSLIC-2 telah mencapai tujuan yang dicanangkanb. Program WSLIC-2, mampu memberikan kemudahan kepada sebagian besar
masyarakat miskin yang dikunjungi dalam mengakses air bersih dan sanitasi.c. Keberhasilan dalam pendidikan PHBS telah mampu mendorong masyarakat
untuk melakukan pengadaan JAGA secara swadaya, meskipun kegiatanjamban bergulir relatif tersendat
d. Sasaran program WSLIC-2 sudah tepat: mayoritas penduduknya miskin,tingginya penyakit yang disebabkan oleh air, ada potensi air bersih yangmudah dikembangkan, kesediaan masyarakat desa untuk berpartisipasi.
e. Di setiap lokasi evaluasi telah terbentuk organisasi O&P sarana air bersih dansanitasi:
a. Lamongan disebut HPPAMS,b. Lombok Timur disebut HIPPAMc. Pesisir Selatan disebut Badan Pengelola Sarana Air Bersih.
f. Kegiatan pelatihan telah dapat meningkatnya keterampilan danpengetahuan TKM di bidang; teknis pembangunan sarana air bersih,teknis operasi dan pemeliharaan sarana air bersih, pengelolaanprasarana air bersih, perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
KESIMPULAN ……………….. lanjutan
g. Berdasarkan pencapaian hasil kegiatan dan manfaat yang dirasakanoleh masyarakat, maka biaya yang dikeluarkan sudah cukup sepadan.
h. Dana untuk program WSLIC-2 telah dimanfaatkan sesuai dengantujuan yang direncanakan. Karena penggunaan dan pemanfaatandana dimonitor secara ketat oleh masyarakat sehingga penyimpanganterhadap pemanfaatan dana program WSLIC-2 tidak terjadi.
i. Jumlah plafon biaya konstruksi untuk setiap lokasi sama, padahal jeniskonstruksinya berbeda yaitu sumur gali, perpipaan gravitasi, danperpipaan pemompaan. Padahal jenis teknologi yang dipakai berbedadan tentunya membutuhkan biaya yang berbeda pula.
j. Dorongan menjaga kesinambungan sarana karena munculnya rasamemiliki terhadap program WSLIC-2.
1) Manajemen:Jadwal keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan kadang dapat menyebabkan keterlambatan pencairan termin.
2) Administrasi Proyek. Administrasi keuangan pelaksanaan proyek WSLIC-2di tingkat desa seyogyanya lebih disederhanakan dan disesuaikan dengan SDM di pedesaan
3) Operasional dan Pemeliharaan Sarana Air Bersih.
a) Perlu dikembangkan kepemilikan bak penampungan air (reservoir) karena memberikan manfaat antara lain: i. mengurangi tekanan air sehingga instrumentasi dan asesories pipa menjadi lebih awet (meteran air, kran dll); ii. bila sewaktu-waktu listrik mati dan pompa tidak berjalan masih ada cadangan air yang ada di penampungan. iii. sebagai tempat cadangan air pada saat kegiatan pemeliharaan/perbaikan sarana air bersih (pencucian reservoir, perbaikan pompa dan lain-lain).
b) Pedoman praktis untuk pemeliharaan sarana air bersih yang masuk sambungan rumah perlu dibuat, sehingga disamping menjaga ketahanan peralatan air bersih juga akan meringankan beban tugas tenaga teknis.
PEMBELAJARAN
4) Konservasi air dan Pelestarian Lingkungan.a) Agar sumber air terus tersedia di dalam tanah, perlu dilakukan konservasi vegetasi di
sekitar sumber air dengan jenis tanaman yang dapat menyimpan air.b) Perlu ditambahunsur Dinas Kehutanan dalam TKK supaya ada koordinasi dan
implementasi guna mejaga kelestarian daerah tangkapan air yang digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih.
5) Pengembangan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi.a) Pengembangan cakupan pelayanan air bersih ke desa tetangga oleh desa SIdobogem,
Pangean dan Lagam Gadang Mudik disebabkan debit air yang cukup, topografi yang mendukung dan organisasi pengelola yang siap untuk melaksanakan hal tersebut.
b) Ada aturan yang menarik di desa Lagan Gadang Mudik tentang PHBS yaitu; para guru menugaskan murid-muridnya untuk mencatat, siapa saja temannya yang masih suka BAB di sembarang tempat seperti di sungai, kebun, atau sawah untuk menciptakan budaya pada anak-anak.
6) Plafon bantuan dana setiap desa/lokasi WSLIC-2.a) Jumlah plafon setiap desa dalam satu kabupaten sama, padahal kebutuhan setiap
desa/lokasi berbeda sesuai dengan karakteristik kondisi masing-masing. Pendekatan penganggaran seperti ini masih semangat top down.
b) Tranparansi plafon anggaran dalam proyek WSLIC-2 sangat baik, terutama plafon anggaran untuk desa, hampir seluruh masyarakat desa mengetahui berapa besaran anggaran untuk desanya, dan dapat melihatnya dalam RKM yang mereka susun, pemanfaatan dana tersebut.
PEMBELAJARAN…. Lanjutan
7) Organisasi Pengelola Sarana Air Bersih. Belum ada legalitas formal untuk organisasi pengelola sarana air bersih. Untuk pengembangan kegiatan organisasi di masa datang perlu dikuatkan dalam bentuk Peraturan Desa dan berlanjut ke BUMD dengan SK Notaris.
8) Keberlanjutan Program: Untuk menjaga keberlanjutan program, hal-hal yang telah dan/atau harus dilakukan adalah:
a) Pembentukan Asosiasi HIPPAMS di Kabupaten Lamongan. Asosiasi merupakan wadah yang perlu dipertimbangkan untuk kemudahan dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam kemudahan untuk mendapatkan sparepart dan kerjasama lain yang saling menguntungkan. Asosiasi juga difungsikan untuk mempermudah anggotanya bila mengalami masalah berkaitan dengan instalasi air bersih yang dikelola.
b) Seleksi Terhadap Tim Kerja Masyarakat dan Pengelola Air Bersih dan Sanitasi. Pemilihan dilakukan secara demoktis untuk menghindari terjadinya masalah kelembagaan dan harus disusun kriteria calon sesuai dengan jenis pekerjaan sebelum dilakukan seleksi terhadap anggota TKM.
c) Pelatihan penguatan kelembagan pengelola air bersih merupakan komponen keberlanjutan program yang sangat penting yang harus dilakukan.
PEMBELAJARAN…. Lanjutan
d) Pemilihan Jenis Teknologi. Untuk mendukung keberlangsungan program, maka pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan kemampuan dan sumberdaya yang ada dilokasi. Pemilihan tekologi yang tidak tepat dan mahal akan dapat berpengaruh pada ketergantungan dan ketidakmandirian.
e) Pemilihan Jenis Pipa. Pada pemasangan pipa-pipa yang terpampang diluar seharusnya menggunakan jenis pipa logam. Jika menggunakan pipa PVC akan mudah rusak karena terkena sinar matahari. Pipa PVC cocok untuk yang ditanam dalam tanah.
9) Kerjasama Antar Desa. Pelajaran menarik terdapat jaringan air bersih yang melintasi batas administrasi wilayah desa (seperti kasus Desa Sidobogem) dalam pengoperasiannya belum dilengkapi dokumen/kesepakatan tertulis antar desa. Padahal untuk menghindari konflik antar pengguna di kedua desa berkaitan dengan kebutuhan air dimasa yang akan datang diperlukan adanya dokumen tertulis kesepakatan kerjasama antar desa. Kesepakatan kerjasama bisa diperbarui secara berkala sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi.
PEMBELAJARAN…. Lanjutan
A. Jumlah plafon biaya setiap desa sebaiknya disesuaikan dengan teknologi dan sistem yang akan digunakan. Untuk itu, perencanaan alokasi biaya harus sudah di tingkat kabupaten dan harus berdasarkan pada hasil MPA PHAST. Khusus untuk sistem perpipaan dan pemompaan, sebaiknya jumlah plafonnya ditambah agar dalam implementasinya tidak terlalu membebani masyarakat .
B. Untuk kemudahan pengelola dalam melakukan O&P sarana air bersih pasca konstruksi, sebaiknya dibuatkan pedoman operasi dan pemeliharaan untuk semua jenis teknologi (non perpipaan, perpipaan gravitasi dan perpipaan pemompaan).
REKOMENDASI
C. Untuk peningkatan kemampuan teknis Badan Penglola/HIPPAMS dalam menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaat sarana air bersih yang sudah dibangun, diperlukan adanya pelatihan untuk para Pengelola SABS pasca proyek.
D. Untuk melihat pengaruh program WSLIC-2 terhadap perubahan PHBS serta perbaikan kesehatan masyarakat, diperlukan adanya evaluasi khusus tentang PHBS.
E. Dengan proses yang dikembangkan selama ini oleh proyek WSLIC-2, masyarakat merasa dapat mengelola sendiri kegiatan proyek-proyek sejenis yang datang ke desa. Ini pentingnya melibatkan masyarakat sejak awal perencanaan hingga pengelolaan. Di samping itu sarana yang terbangun dapat dijaga dengan baik, bahkan di beberapa tempat dapat dikembangkan.
REKOMENDASI