badan penelitian dan pengembangan industri kementerian...
TRANSCRIPT
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian
2016
Disampaikan oleh:
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016
Jakarta, 16 -17 Februari 2016
O U T L I N E
Pendahuluan I
2
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri II
Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019
III
Global Competitiveness
World Economic Forum
(The Global Competitiveness Report,
2015-2016)
3
Productivity
APO
Productivity Database (2015)
5
Kemudahan Memulai Bisnis
Doing Business (2014)
7 Peringkat Peringkat
Posisi Indonesia di ASEAN
Peringkat
4
No Negara Harga USD per
MMBTU
1 Indonesia 9,0
2 Vietnam 7,5
3 Filipina 5,43
4 Singapura 4-5
5 Malaysia 4,47
Harga Gas Industri
Harga gas untuk keperluan industri di
Indonesia, relatif lebih mahal jika
dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN
lainnya.
296
296
226
220
197
113
80
78
39
0 50 100 150 200 250 300
USD
Sumber: The 23rd Survey of Investment Related Costs in Asia and Oceania, Jetro (2013)
Upah Minimum Pekerja
Upah minimum pekerja di Indonesia
merupakan yang tertinggi ke-3
di ASEAN
Sumber: www.tradingeconomics.com (2015)
No. Negara Interest Rate
(%)
Reference
Date
1 Singapore 0.21 Oct-15
2 Cambodia 1.42 Ags-15
3 Thailand 1.50 Ags-15
4 Malaysia 3.25 Jul-15
5 Philippines 4.00 Ags-15
6 Laos 4.50 Sep-15
7 Brunei 5.50 Sep-15
8 Vietnam 6.50 Sep-15
9 Indonesia 7.50 Nov-15
10 Myanmar 10.00 Sep-15
Myanmar menerapkan interest rate tertinggi di
kawasan ASEAN
Untuk kawasan ASEAN, interest rate di Indonesia
merupakan tertinggi ke-2 (berada di peringkat ke-9
dalam hal daya tarik bagi dunia bisnis)
Interest Rate yang Berlaku
5
Perbandingan Harga Gas Industri, Interest Rate dan Upah Minimum Pekerja antara Indonesia dengan Negara-Negara di ASEAN
Perbandingan Harmonisasi Standar dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia
No. Sektor Regulasi Teknis di
Indonesia
Regulasi Teknis di
ASEAN
1 Peralatan listrik
dan elektronika
15 standar 133 standar IEC
2 Produk karet 3 standar 46 standar ISO
3 Pangan olahan 9 standar -
4 Komponen
otomotif
11 standar 19 regulasi UNECE
5 Produk kayu - 34 standar ISO
6 Bahan bangunan 23 standar -
6
Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
di tingkat ASEAN
Tahun 2012 2013 2014
2015
(per November)
Jumlah (Juta US$) 1.267,8 1.157,0 931,3 678,3
Penurunan (%) 8,74 19,51 27,16
7
1.267.842.966
1.157.011.528
931.249.299
678.328.263
0
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
1.400.000.000
2012 2013 2014 2015 (perNovember)
Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN
Nilai impor produk SNI wajibdi ASEAN
Dengan menurunnya impor maka produk dalam negeri akan menguasai pasar dalam negeri yang akan mendorong peningkatan daya saing
No. Negara Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Cambodia - -
13
39
28
26
43
53
75
67
2 China
173.327
210.501
245.161
289.838
314.604
391.177
526.412
652.777
825.136
928.177
3 Indonesia
4.304
4.612
5.134
5.133
4.518
5.630
5.830
6.752
7.450
8.023
4 Japan
427.078
408.674
396.291
391.002
348.596
344.598
342.610
342.796
328.436
325.989
5 Malaysia
6.286
4.800
2.372
5.303
5.737
6.383
6.452
6.940
7.205
7.620
6 Republic of Korea
160.921
166.189
172.469
170.632
163.523
170.101
178.924
188.915
204.589
210.292
7 Singapore
8.605
9.163
9.951
9.692
8.736
9.773
9.794
9.685
9.722
10.312
8 Thailand
6.340
6.261
6.818
6.741
5.857
1.937
3.924
6.746
7.404
7.930
9 Viet Nam
1.947
2.166
2.860
3.199
2.890
3.582
3.560
3.805
3.995
4.447
Sumber: WIPO statistics database
8
Pendaftaran Paten Dunia
235 288 284 386 415 508 533 601 663 702
4.069 4.324 4.850 4.747
4.103
5.122 5.297 6.151
6.787 7.321
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PATEN DALAM NEGERI PATEN LUAR NEGERI
Sumber : Ditjen KI & WIPO
9
Permohonan Paten
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
JENIS
PATEN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN
industri
355
866
437
1.014
358
1.195
440
1.314
411
1.470
371
1.359
non-
industri
60
3.237
71
4.108
175
4.102
161
4.837
252
5.317
331
5.962
TOTAL
415
4.103
508
5.122
533
5.297
601
6.151
663
6.787
702
7.321
Data Permohonan Paten INDUSTRI vs NON-INDUSTRI
Pendaftaran paten dari pelaku usaha dalam negeri + 10 %, dan hanya + 50 %-nya terkait dengan sektor industri.
Sumber : Ditjen KI & WIPO
10
Karakteristik Impor Sektor Industri Berdasarkan Bahan Baku dan Penolong pada Tahun 2015
• Impor bahan baku dan penolong 9 kelompok komoditi mencapai USD 69,01 miliar atau 63,37
persen terhadap total impor produk industri.
• Industri kimia dasar memiliki kontribusi terbesar yaitu USD 15,95 miliar atau 14,64 persen dari
total impor industri dan yang kedua adalah industri logam (ferro dan non ferro) sebesar USD
14,40 miliar (13,22 persen) dan diikuti oleh industri mesin dan alat-alat listrik sebesar USD 8,89
miliar (8,17 persen)
Kelompok Nilai Impor 2015 (USD Juta) Porsi
INDUSTRI KIMIA DASAR 15.945,99 14,64%
INDUSTRI LOGAM (FERRO DAN NON FERRO) 14.397,41 13,22%
INDUSTRI MESIN DAN ALAT-ALAT LISTRIK 8.893,17 8,17%
INDUSTRI ELEKTRONIKA 6.514,49 5,98%
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL 6.373,56 5,85%
INDUSTRI BARANG KIMIA LAINNYA, PLASTIK, PENGOLAHAN KARET DAN PRODUK FARMASI
5.688,34 5,22%
INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN PAKAN TERNAK 5.445,26 5,00%
INDUSTRI OTOMOTIF 3.129,41 2,87%
INDUSTRI PULP DAN KERTAS 2.626,88 2,41%
Total 9 Kelompok 69.014,51 63,37%
Sumber : BPS, diolah Kemenperin 11
• Jaminan mutu
• K3L
STANDAR
• Peningkatan mutu produk dan Produktivitas
• Substitusi impor
• Diversifikasi produk
TEKNOLOGI
•Meningkatkan nilai tambah
•Paten
R & D • Mendorong investasi baru,
• Peningkatan produktivitas
• Penguatan struktur industri
• Penerapan teknologi, industri hijau, dan standardisasi serta R & D
INSENTIF
• Peneraparan prinsip-prinsip industri hijau - 4 R (reuse, reduce, recycle & recover)
• Konservasi energi dan lingkungan
INDUSTRI HIJAU
13
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Teknologi
• Pengembangan inovasi dan penerapan teknologi dalam peningkatan nilai tambah dan pemanfaatan sumber daya alam lokal (misal: Komposisi Lilin Batik Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya, Kampas Rem Kereta Api, Tinta Gambir, dll)
• Pencapaian paten hingga Tahun 2015 di bidang teknologi industri sebanyak 79 paten (antara lain: Proses Pembuatan Garam NaCl Dengan Media Isolator Pada Meja Kristalisasi, elektroda las bawah air, kertas pembungkus baja, Komposisi Kanvas Rem Kendaraan Bermotor Dari Pulp, dll)
• Dalam proses pengembangan:
Zat warna alam (untuk aplikasi tekstil, pangan, kertas);
Pengembangan baterai lithium;
Pengembangan magnet permanen berbasis logam tanah jarang (rare earth element);
Pembuatan kotak panel listrik berbasis komposit
14
• Sertifikasi ecolabel, GMP, HACCP, SMMSNI, ISO
• Pengujian Limbah & Lingk. • Inspeksi GMP, HACCP & ISO
Layanan jasa teknis dibidang pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi dalam rangka menjamin kesesuaian standar dan mutu produk
•Pelatihan ISO, HACCP, GMP •Pelatihan manajemen dan
desain
Layanan jasa teknis dibidang pelatihan dan konsultasi melalui traning/diklat teknis dan technical assistance
Sektor Industri
Daya Saing
Layanan
Teknologi
15
•Penelitian tentang derivatisasi minyak atsiri, kelapa & turunan CPO •Penelitian pengembangan teknologi proses aneka produk
Layanan jasa teknis dibidang penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan mutu produk
•Pembuatan peralatan proses produksi aram, biomassa, coklat •Pembangkit Listrik Mikro Hidro, Turbin •dan lain-lain
Layanan jasa teknis dibidang rancang bangun dan perekaya-saan industri melalui pengem-bangan desain dan prototype
•Pemberian konsultasi teknis penerapan Cleaner Production Technology •Pengoperasian IPAL
Layanan jasa teknis dibidang konsultasi baik teknis maupun manajemen terkait penanggu-langan pencemaran industri
Contoh layanan
Peran Balai Besar dan Baristand Industri dalam mengembangkan Teknologi Industri
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong
No. Balai Besar Hasil Litbang Pengguna
1 Balai Besar
Bahan dan
Barang Teknik
(B4T)
• Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC)
sebagai Extender di Industri Cat
• Pembuatan Insulated Rail Joint dari Bahan
Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
• Pemanfaatan kopolimer lateks alam styrene
dalam pembuatan polymer modified concrete
abstrak
• PT. Sigma Utama
• PT. KAI
• PT. Rel-ion
Sterilization Service
2 Balai Besar Tekstil
(BBT)
• Pembuatan kain door trim, produk kedap suara
dan komposit untuk tekstil otomotif
• PT. Astra Internasional
Tbk
3 Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
• Pemanfaatan Limbah Padat IPAL Coating
untuk Bahan Bangunan Cat Tembok Emulsi
dan Plamir Tembok
• Kertas Kemas Baja
• PT. Surya Pamenang
• Primkokas PT. KS
4 Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
• Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Laja Gowah
(Alpinia Malaccensis) sebagai Sumber Bahan
Kimia ADI
• PT. Sumber Multi
Atsiri-Cianjur
5 Balai Besar Kulit
Karet Plastik
(BBKKP)
• Pemanfaatan limbah shaving industri
penyamakan kulit untuk pembuatan batako
dan paving block
• PT. Invedco Bangun
Utama Jakarta
16
Balai Besar Hasil Litbang Pengguna
Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) - Bandung
• Kertas Kemas Baja • Primkokas PT. Krakatau Steel
• Kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi antara BBPK dengan PT Krakatau Steel untuk memanfaatkan potensi bahan lokal dalam rangka mengurangi kebutuhan impor kertas kemas baja
• Telah mendapatkan paten ID 0 017 490
17
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
• Rel KA di Indonesia terbuat dari baja sehingga mudah teraliri listrik liar (petir) dan dapat mengganggu
sistem elektronik persinyalan (track circuit/sirkit sepur). Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi
risiko itu, PT KAI perlu menggunakan produk IRJ sebagai penyambung antar rel KA yang bersifat isolator
listrik dan mampu menahan beban statik dan dinamik.
• IRJ dapat diproduksi oleh IKM di dalam negeri karena teknologinya sederhana sehingga dapat
mengurangi komponen impor untuk menghemat devisa negara
Balai Hasil Litbang Pengguna
Balai Besar Bahan
dan Barang Teknik
(B4T) - Bandung
Pembuatan Insulated Rail Joint (IRJ) dari
Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
PT Kereta Api Indonesia
(KAI)
PLAT PENYAMBUNG PENYEKAT
LISTRIK (INSULATED RAIL JOINT)
KOTAK KABEL PENGHUBUNG
CATUDAYA (JUNCTION BOX)
18
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong (Skala Laboratorium)
No Balai Besar Contoh Hasil Litbang
1 Balai Besar Kulit Karet Plastik
(BBKKP)
• Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler
untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor
2 Balai Besar Bahan dan Barang
Teknik (B4T)
• Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik
3 Balai Besar Industri Hasil
Perkebunan (BBIHP)
• Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao
• Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari
Lemak Kakao
4 Balai Besar Keramik (BBK) • Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbasis Nanoalumina dan Nano Silika
untuk Keramik Struktural
5 Balai Besar Industri Agro (BBIA) • Pengembangan pembuatan starter untuk industri modified cassava-flour
6 Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI)
• Penerapan Teknologi Purifikasi Gas Methan (CH4) dari Proses Biogas
Pengolahan Air Limbah di Industri sebagai Sumber Energi Alternatif
7 Balai Besar Tekstil (BBT) • Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil
otomotif
8 Baristand Industri Palembang • Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal
Radiator
• Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi
SBR dan NR
9 Baristand Industri Samarinda • Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan
19
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Efisiensi Teknologi Produksi
No. Balai Besar Hasil Litbang Penguna
1 Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
• Kertas Sembahyang (Joss Paper)
Ramah Lingkungan
• Pengolahan Air Limbah dengan Proses
Upflow Anaerobic Sludge Blanket
(UASB) dan Suspended Carrier Biofilm
(SCB)
• PT. San Fu Indonesia
• PT. Kertas Padalarang
2 Balai Besar
Teknologi
Pencegahan
Pencemaran
Industri (BBTPPI)
• Teknologi Elektro-flotasi untuk
Mengolah Limbah Cair Industri
• Laboratorium BLH Kota
Semarang
• Laboratorium Balai POM
Jawa tengah
• Laboratorium BLH Propinsi
Jawa Tengah
3 Balai Besar
Industri Agro
(BBIA)
• Teknologi minyak kelapa dengan Hot Oil
Immersion Drying/HOID atau Fry Dry
Technology.
• PT. Sac Nusantara
4 Balai Besar Keramik
(BBK)
• Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan
Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan
TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui
Kemitraan dengan Industri Terkait
5 Balai Besar Logam
dan Mesin (BBLM)
• Pembuatan komponen tapak rantai Untuk
kendaraan tempur tank scorpion Dalam
rangka Meningkatkan kemandirian
HANKAMNAS
• PT. Karya Deli Steelindo
20
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
No Balai Besar Contoh Hasil Litbang
1 Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
• Rekayasa Alat untuk mengolah Limbah Plastik menjadi Sumber Energi
dengan Metode Pyrolisis
2 Balai Besar Logam Mesin
(BBLM)
• Pengembangan Proses Biodiesel dengan Teknologi Kavitasi
• Pembuatan Rotary Packer
• Pengembangan matras progressive dies untuk pembuatan ring komponen
otomotif
• Pembuatan mould untuk komponen plastik otomotif.
3 Balai Besar Industri Agro
(BBIA)
• Penerapan Teknologi Reverse Osmosis (RO) pada Pengolahan Buah-
buahan (Ekstraksi Suhu Dingin)
4 Balai Besar Pulp dan
Kertas (BBPK)
• Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses
Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper)
• Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan
Enzim dan Bahan Lainnya
5 Balai Besar Kulit Karet
Plastik (BBKKP)
• Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI
• Perekayasaan peralatan cetakan souvenir plastik sistem injection molding
dengan sistem CNC
6 Balai Besar Keramik
(BBK)
• Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi
Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan
Industri Terkait
7 Balai Besar Teknologi
Pencegahan
Pencemaran Industri
(BBTPPI)
• Pemanfaatan Bakteri Halofilik untuk Pemurnian NaCl Guna Menerapkan
Green Industry di Industri Pemakai Garam Rakyat.
• Penerapan Teknologi Nanofiltrasi dalam Proses Eliminasi Sulphur Dioksida
(SO2) pada Flue Gas di Industri Kertas
Efisiensi Teknologi Produksi (Skala Laboratorium)
21
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Standardisasi
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di bidang industri, sampai saat ini ada 102 SNI wajib dengan 308 nomor HS
Ditjen. Industri Agro (IA) 8 Dit. Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan 5
Dit. Industri Minuman dan Tembakau 3
Ditjen. Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) 49 Dit. Industri Kimia Dasar 12
Dit. Industri Kimia Hilir 28
Dit. Industri Tekstil dan Aneka 9
Ditjen. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) 45 Dit. Industri Material Dasar Logam 27
Dit. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 4
Dit. Industri Alat Transportasi Darat 4
Dit. Industri Elektronika dan Telematika 10
Jumlah 102
SNI Wajib per Direktorat Jenderal Industri
22
Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
23
Kegiatan Keterangan
Penyusunan
Kebijakan
• Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau
• SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik;
Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan
• SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau
Penyusunan
Pedoman
• Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik
• Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan
• Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous metal
• Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen
• Pedoman MRV Industri Semen
• Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen
• Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia
Pelatihan • Pelatihan Industri Hijau: 39 orang
• Pelatihan ISO 9001: 25 orang
• Pelatihan ISO 14001: 10 orang
• Pelatihan ISO 17065: 8 orang
• Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang
• Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang
• Pelatihan National Expert Pumping System Optimization, Heat Pump System Optimization: 45 orang
Penghargaan • Penghargaan Industri Hijau untuk 358 perusahaan
Jumlah Penerima Fasilitas Industri
Jenis Fasilitas
Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas Industri
Total 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tax Holiday
- - - - - - - 2 - 1 3 6
Tax Allowance
- - 52 5 10 6 5 1 2 7 16 104
BMDTP - - - 20 66 75 95 70 70 75 94 565
OVNI 16 - - - - - - 32 - 15 1 64
Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)
Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam, farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.
Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar, minuman, plastik, sorbitol, telematika, pupuk, alat tulis, telekomunikasi.
Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang ditetapkan menjadi OVNI sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 64 perusahaan dengan rincian 49 perusahaan industri dan 15 perusahaan kawasan industri.
Tax Holiday
Tax Allowance
BMDTP
OVNI
24
Permasalahan
25
1. Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan dan komersialisasi hasil litbang
2. Masih banyaknya kebijakan yang bersifat cross-cutting dengan kementerian dan lembaga negara terkait
3. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur industri hijau membutuhkan alokasi dana yang besar
4. Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal
5. Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan aktivitas pengembangan R & D
6. Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian
7. Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor yang terbatas
Rencana Kerja Prioritas
1. Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Teknologi Industri
2. Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain: a. Regulasi Standar Industri Hijau b. Regulasi SNI, ST dan PTC c. Regulasi Fiskal dan Non Fiskal d. Regulasi Audit Teknologi, Turn Key Project dan Penjaminan Resiko
3. Peningkatan Infrastruktur a. Sarana dan Prasarana Litbang b. Laboratorium Uji
4. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain: Peneliti, Perekayasa, Auditor.
5. Peningkatan jasa layanan teknis
27